Anda di halaman 1dari 2

Alur diagnosis Hasil Pengobatan/Evaluasi

TB dan TB RO
di Indonesia HASIL
DEFINISI
Sumber: Permenkes 67 tahun PENGOBATAN
2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis
Pasien TB paru dengan hasil
pemeriksaan bakteriologis positif
pada awal pengobatan yang hasil
Sembuh
pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan menjadi negatif dan pada
salah satu pemeriksaan sebelumnya.

Pasien TB yang telah menyelesaikan


pengobatan secara lengkap dimana
pada salah satu pemeriksaan
Pengobatan
sebelum akhir pengobatan hasilnya
lengkap
negatif namun tanpa ada bukti hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan.
Mulai Pengobatan TB RO; Lakukan
pemeriksaan Biakan dan Uji Pasien yang hasil pemeriksaan
Kepekaan OAT Lini 1 dan Lini 2 dahaknya tetap positif atau
kembali menjadi positif pada bulan
kelima atau lebih selama masa
Gagal
pengobatan; atau kapan saja dalam
masa pengobatan diperoleh hasil
laboratorium yang menunjukkan
adanya resistensi OAT

Pasien TB yang meninggal oleh


Meninggal sebab apapun sebelum memulai atau
sedang dalam pengobatan.
Dosis Paduan OAT KDT Kategori 1 (2(HRZE)/4(HR))

Rekomendasi OAT TB Dewasa Lini 1 Putus Pasien TB yang tidak memulai


Tahap Intensif Setiap Tahap Lanjutan berobat pengobatannya atau yang
hari RHZE Setiap hari RH
DOSIS REKOMENDASI
Berat (150/75/400/275) (150/75)
(loss to
follow up)
pengobatannya terputus terus
menerus selama 2 bulan atau lebih

OBAT HARIAN 3 kali per Minggu Badan


selama 56 hari selama 16 minggu Pasien TB yang tidak diketahui hasil
Dosis (mg/ Maksimum Dosis (mg/ Maksimum
kg BB) (mg) kg BB) (mg) akhir pengobatannya.
30 – 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet Termasuk dalam kriteria ini adalah
Isoniazid (H) 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900
Tidak ”pasien pindah (transfer out)”
Rifampisin (R) 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600 38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet dievaluasi ke kabupaten/kota lain dimana
Pirazinamid (Z) 25 (20-30) 35 (30-40) hasil akhir pengobatannya tidak
55 – 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet
Etambutol (E) 15 (15-20) 30 (25-35) diketahui oleh kabupaten/kota yang
Streptomisin (S) 15 (12-18) 15 (12-18) ≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet ditinggalkan.
Definisi operasional untuk istilah dalam aplikasi WIFI TB Anak dengan • Batuk ≥ 2 minggu Gejala-gejala tersebut
Alur diagnosis satu atau lebih
• Demam ≥ 2 minggu
• BB turun atau tidak naik
menetap walau sudah
diberikan terapi yang
Orang dengan gejala batuk berdahak (bercampur darah,
batuk darah) selama ≥ 2 minggu disertai gejala sesak napas,
TB pada Anak gejala TB
dalam 2 bulan sebelumnya
• Malaise ≥ 2 minggu adekuat
Terduga TB
badan lemas, nafsu dan BB menurun, malaise, berkeringat
Sumber: Juknis dan Manajemen
malam tanpa aktivitas fisik, demam lebih dari 1 bulan.
Tatalaksana TB Anak, Pemeriksaan mikroskopis/tes cepat dahak
Kemenkes 2016
Terduga TB yang didiagnosis sebagai pasien TB melalui
Pasien TB
konfirmasi bakteriologis atau klinis.
Positif Negatif Tidak Diperiksa
Pasien TB Pasien TB dikonfirmasi dari pemeriksaan mikroskopis
terkonfirmasi langsung, TCM atau biakan sputum/jaringan hasilnya
bakteriologis positif.
Ada akses foto rontgen Tidak ada akses foto rontgen
Pasien TB Pasien ditetapkan TB melalui klinis dengan/tanpa radiologis toraks dan uji tuberkulin toraks dan uji tuberkulin
terdiagnosis atau sistem skoring pada anak karena tidak memenuhi
secara klinis kriteria diagnosis bakteriologis.
Tanggal Sistem Skoring
Tanggal terduga TB datang ke fasyankes melakukan
penetapan
pemeriksaan kesehatan.
terduga
Tanggal Skor ≥ 6 Skor < 6
Tanggal saat pasien TB mulai menelan OAT pertama
mulai
kalinya.
pengobatan
Pasien TB yang belum pernah mendapatkan pengobatan Uji tuberkulin Uji tuberkulin
Kriteria (+) dan/atau (-) dan tidak
TB sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun
pasien baru
kurang dari 1 bulan (< 28 dosis). ada kontak ada kontak
TB paru TB paru Tidak ada / tidak
Kriteria Pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh/pengobatan Ada kontak
jelas kontak
pasien lengkap dan saat ini didiagnosis TB secara bakteriologis TB paru
kambuh atau klinis.
TB paru

Lokasi
anatomi
penyakit
TB yang terjadi di parenkim paru atau TB milier. TB anak
paru klinis Observasi gejala selama 2 minggu,
bila persisten → rujuk untuk evaluasi
Lokasi
TB yang terjadi pada organ selain paru, misalnya pleura,
anatomi
KGB, abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak
penyakit
ekstra paru
dan tulang Sistim Skoring pada TB Anak
Bila hasil pemeriksaan mikroskopis BTA masih positif PARAMETER 0 1 2 3 SKOR
Hasil setelah: Laporan
pemeriksaan
kontrol
• Bulan-2/3 (tahap awal)  tidak konversi
• Bulan-5  gagal
Terapi OAT Kontak TB Tidak Jelas -
keluarga,
BTA (-)/
BTA (+)
positif BTA tidak
• Bulan-6/8 (tahap lanjutan)  gagal jelas/
tidak tahu
Hasil Positif (≥10
pemeriksaan Bila hasil pemeriksaan mikroskopis BTA tetap negatif saat mm
kontrol kontrol hingga akhir pengobatan Rekomendasi OAT TB pada Anak Uji Tuberkulin
Negatif (-) - atau ≥5 mm
(Mantoux)
negative pada Imuno
kompromais)
Terduga TB yang datang ke DPM/klinik kemudian Dosis harian
Nama Dosis Maksimal Klinis gizi
pemeriksaan dan penegakan diagnosisnya dirujuk/ (mg/kg BB/ Efek Samping
Obat (mg/hari) buruk
hari) BB/TB<90%
Terduga dilakukan di fasyankes lain. Berat badan/ atau BB/
- atau BB/ -
dirujuk Catatan: dirujuk karena kurang lengkapnya fasilitas Keadaan Gizi TB<70%
Hepatitis, neuritis perifer, U<80%
diagnostik yang dimiliki DPM/klinik, kesepakatan jejaring Isoniazid (H) 10 (7-15) 300 atau BB/
hipersensitivitis U<60%
atau sebab lainnya.
Demam yang
Terduga yang Gastrointestinal, reaksi kulit, tidak diketahui - ≥2 minggu - -
Terduga TB yang pemeriksaan dan/atau penegakan hepatitis, trombositopenia,
ditangani Rifampisin (R) 15 (10-20) 600 penyebabnya
diagnosisnya dilakukan di DPM/klinik secara mandiri. peningkatan enzim hati, cairan tubuh
sendiri
berwarna oranye kemerahan Batuk Kronik - ≥3 minggu - -
Pasien TB yang penegakan diagnosisnya dilakukan di
Pembesaran Kelenjar ≥1 cm, lebih
Pasien DPM/klinik, namun pasien dirujuk ke fasyankes lain untuk Toksisitas hepar, artralgia, limfekolli, aksila, - dari 1 KGB, - -
dirujuk memulai pengobatannya atau dirujuk ke fasyankes lain atas Pirazinamid (Z) 35 (30-40) -
gastrointestinal inguinal tidak nyeri
alasan apapun setelah diobati sebelumnya oleh DPM/klinik.
Pembengkakan tulang/
Ada
Pasien yang Pasien TB yang didiagnosis secara mandiri atau dari Neuritis optik, ketajaman mata sendi panggul, lutut, - - -
Pembengkakan
ditangani fasyankes lain dan pasien tersebut memulai pengobatan Etambutol (E) 20 (15-25) - berkurang, buta warna merah hijau, falang
hipersensitivitas, gastrointestinal
sendiri untuk pertama kalinya di DPM/Klinik. SKOR TOTAL

Anda mungkin juga menyukai