Anda di halaman 1dari 44

KARAKTERISASI NILAI KALORI BATUBARA BERDASARKAN PENGUKURAN

NILAI KAPASITANSI

CHARACTERISATION OF COAL CALORY VALUE BASED ON CAPACITANCE


VALUE MEASUREMENT

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi S1
Teknik Fisika Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Bandung

Oleh

Sella Pratiwi ZS

1108130048

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2018

UNIVERSITAS TELKOM No. Dokumen


Jl. Telekomunikasi No.1 Ters. Buah Batu Bandung 40257 No. Revisi
Berlaku Efektif

FORMULIR LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS


NAMA : SELLA PRATIWI ZS

NIM : 1108130048

ALAMAT : Jl. HMO Bafadal No.81 RT.12 Kel.Cempaka Putih Kec.Jelutung Kota Jambi

No. Tlp/HP : 081345304699


EMAIL : sellapratiwi1911@gmail.com

Menyatakan bahwa Tugas Akhir II ini merupakan karya orisinil dari saya sendiri, dengan
judul :

KARAKTERISASI NILAI KALORI BATUBARA BERDASARKAN PENGUKURAN


NILAI KAPASITANSI

CHARACTERIZATION OF COAL CALORY VALUE BASED ON CAPACITANCE


VALUE MEASUREMENT

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sansi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap kejujuran akademik atau etika keilmuan
dalam karya ini, atau ditemukan bukti menunjukkan ketidakaslian karya ini.

Bandung, 26 juli 2018

Sella Pratiwi ZS

ii
UNIVERSITAS TELKOM No. Dokumen
Jl. Telekomunikasi No.1 Ters. Buah Batu Bandung 40257 No. Revisi

FORMULIR LEMBAR PERSETUJUAN Berlaku Efektif

LEMBAR PENGESAHAN

KARAKTERISASI NILAI KALORI BATUBARA BERDASARKAN PENGUKURAN


NILAI KAPASITANSI

CHARACTERIZATION OF COAL CALORY VALUE BASED ON CAPACITANCE


VALUE MEASUREMENT

TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
SELLA PRATIWI ZS
1108130048

Bandung, 26 Juli 2018

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Dudi Darmawan, S.Si., M.T. Ahmad Qurthobi, S.T., M.T.


NIP. 99740049-1 NIP. 14851265-1

iii
ABSTRAK
Indonesia termasuk 10 negara penghasil batubara terbesar didunia. Batubara memiliki banyak
kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai kalori batubara merupakan salah satu parameter yang
penting. Pada pengujian ini dilakukan pengukuran nilai kalori batubara terhadap kapasitansi. Untuk
mengetahui nilai kapasitansi pada batubara menggunakan penguat inverting. Batubara yang
digunakan sebanyak tiga belas sampel. Pengukuran ini dilakukan dengan tujuan mencari nilai
tegangan keluaran dari semua sampel, kemudian hasil tegangan output akan di konversi menjadi nilai
kapasitansi dengan memasukkan sensor kapasitif kedalam rangkaian penguat inverting. Sensor
kapasitif dirancang denngan menggunakan kapasitor plat sejajar. Prinsip sensor kapasitif adalah
menyimpan muatan listrik dan dipengaruhi oleh jarak(d) antar plat dan luas penampang. Dalam
penelitian ini diterapkan sensor kapasitif untuk menentukan nilai kapsitansi dari objek batubara yang
memiliki nilai kalori yang berbeda-beda. Frekuensi optimum yang digunakan adalah 500 Hz dan
amplitudo optimum 4 Vp-p. kapasitansi yang paling tinggi terjadi pada sampel 1867 dengan nilai
sebesar 3.21158E-09 dan terendah pada sampel 1930 dengan nilai sebesar 3.14651E-09 .
Kata kunci : penguat inverting, sensor kapasitif

iv
ABSTRACT
Indonesia is among the top 10 coal producing countries in the world. Coal has many uses in everyday
life. Calorific value of coal is one of the important parameters. In this test, the measurement of coal
calorific value on the capacitance is measured. To know the value of capacitance in coal using
inverting amplifier. Coal used as many as thirteen samples. This measurement is done in order to find
the output voltage value of all samples, then the output voltage will be converted to capacitance value
by inserting capacitive sensor into inverting amplifier circuit. Capacitive sensors are designed by
using parallel plate capacitors. The principle of the capacitive sensor is to store the electrical charge
and is influenced by the distance (d) between the plate and the cross-sectional area. In this research,
capacitive sensor is applied to determine the value of capsitansi from coal object having different
calorific value. The optimum frequency used is 500 Hz and the optimum amplitude is 4 Vp-p. the
highest capacitance occurred in the 1867 sample with a value of 3.21158E-09 and the lowest in the
1930 sample with a value of 3.14651E-09.
Keywords:inverting amplifier, capacitive sensor

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, sungguh suatu kenikmatan tersendiri dapat menyelesaikan Tugas


Akhir ini. Beragam hal sudah dilalui dan melalui pengerjaan Tugas Akhir ini mengajarkan
banyak hal, mulai dari kesabaran, keilkhlasan, semangat mencari tahu, serta kehilangan.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis sangat ingin mengucapkan rasa terima
kasih kepada:

1. Allah Subhanahu Wa Ta`ala. Segala puji dan syukur peneliti haturkan kehadirat
Allah SWT karena atas berkat, rahmat, hidayah, dan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini diwaktu yang tepat.
2. Bapak M.Zainuddin (alm) dan Ibu Siska Nopita. Orang tua yang selalu memberi
dukungan dan mendoakan penulis untuk selesai tepat waktu. Terimakasih ibu sudah
menjadi orang tua tunggal yang selalu mengajarkan bahwa kesabaran dalam menuntut
ilmu sangat penting. Dan semata-mata untuk ibadah dan mencari keberkahan.
Terimakasih untuk alm ayah yang selalu menjadi sosok panutan bagi penulis.
3. Bapak Djunaidi sosok pahlawan yang luar biasa. Terimakasih sudah menjadi paman
yang selalu membimbing dan memberikan penulis Pendidikan hingga saat ini.
terimakasih telah menggantikan sosok ayah bagi penulis.
4. Herdyansyah ZS, S.E kakak kandung yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi serta doa setiap saat pada penulis. Sehinngga penulis selalu penuh semangat
untuk menyelesaikan kuliah ini.
5. Rachel Putri Kahendra Adek kandung yang selalu memberikan semangat dan doa
setiap saat pada penulis serta menjadi motifasi bagi penulis agar menjadi teladan dan
baik dalam segala hal.
6. Bapak Dr. Mamat Rokhmat, S.Si., M.T selaku Kaprodi Teknik Fisika yang telah
banyak memberikan kemudahan dalam menyelesaikan pendidikan.
7. Bapak Dr. Dudi Darmawan, S.Si., M.T selaku pembimbing I yang selalu
mengajarkan banyak hal baik Tugas Akhir maupun inspirasi dalam kehidupan.
Semoga menjadi keberkahan dan Allah membalas amal kebaikan Bapak, Aamiin.
8. Bapak Ahmad Qurthobi S.T.,M.T selaku pembimbing II yang selalu memberikan
masukan dan saran terbaik dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Terimakasih atas
segalanya Pak, semoga ilmu yang Bapak berikan menjadi keberkahan dan Allah SWT
senantiasa membalas amal kebaikan Bapak, Aamiiin.
9. Ibu Hertiana Bethaningtyas Dyah. M.T telah menjadi dosen wali yang sanagt
peduli, tempat curhat, dan terbaik dalam segala hal. Semoga Allah senantiasa
membalas semua kebaikan Ibu, Aaamiin.
10. Dosen S1 Teknik Fisika, Bapak Suwandi, Bapak Suprayogi, Bapak Reza, Bapak
Abrar, Bapak Mamat, Bapak Ramdlan, Bapak Saladin, Bapak Ery, Bapak Tri,
Bapak Asep, Bapak Indra, Ibu Puri, Ibu Memo, dan seluruh staff pengajar, dosen
LB dan staff administrasi FTE. Terimakasih atas ilmu dan pengajaran yang telah
diberikan selama kurang lebih empat tahun. Semoga ilmu yang
11. Eriyan Putra Pratama yang selalu setia dengan sabar membantu dan mengantar
penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. semoga kebaikannya menjadi saksi di
akhirat dan selalu dimudahkan dalam segala hal.
12. Paras Novinda terimakasih sudah menjadi partner yang sangat setia dan selalu
memberikan motivasi bagi penulis. Semoga diberi kemudahan untuk segala hal.
13. Fira Fauziah, Fani Putri, Fariqoh dan Agung selalu membantu penulis disaat
penulis kesusahan, mengajarkan arti pertemanan dan selalu membuat penulis rindu.
14. Indah, Dinda, Alif, Ria, Dodok , Nurul dan Laras Dimas, Yudda, Dico, Tomi,
Arfihan, dan Joehady. Sahabat kecil yang selalu membuat penulis rindu dan
semangat untuk segera menyelesaikan kuliah ini.
15. Penghuni Lababoratorium Sistem Dinamik dan Kontrol.Terimakasih telah menjadi
bagian cerita dalam perjalanan hidup penulis.
16. Keluarga Teknik Fisika 1 2013, yang tidak dapat penulis sebut satu persatu namanya,
terimakasih telah menjadi keluarga selama menjalani perkuliahan di Teknik Fisika,
senang dapat mengenal dan berjuang bersama. Semoga kita selalu sukses di jalan yang
dipilih masing – masing, Aamiin. See you on Top!

Penulis menyadari masih banyak lagi nama – nama yang telah berjasa mengisi dan
berkontribusi pada karya penulis yang belum dapat peneliti cantumkan. Semoga Alla SWT
membalas budi baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini. Aaamiiin yaa Robbal`Alamiin.
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................iii

ABSTRAK...................................................................................................................iv

ABSTRACT..................................................................................................................v

KATA PENGANTAR...............................................................................................vii

DAFTAR ISI...............................................................................................................ix

BAB 1...........................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................2
1.4 Batasan Masalah...............................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.......................................................................................3
BAB 2...........................................................................................................................4

DASAR TEORI...........................................................................................................4

2.1 Batubara............................................................................................................4
2.1.1 Materi Pembentuk Batubara...................................................................4
2.1.2 Jenis-jenis Batubara.................................................................................5
2.2 Nilai Kalori............................................................................................................7

2.2.1 Bomb Calorimeter....................................................................................8


2.3 Pengukuran Kapasitansi......................................................................................9

2.3.1 Kapasitansi Kapasitor Plat Sejajar.........................................................9


2.3.2 Penguat Inverting...................................................................................11
BAB 3.........................................................................................................................13

METODE PENELITIAN.........................................................................................13

3.1 Diagram Penelitian.........................................................................................13


3.2 Diagram Alir Penelitian.................................................................................14
3.3 Sampel Penelitian...........................................................................................14
3.4 Perancangan Sistem Pengukuran..................................................................15
3.4.1 Perancangan Sensor Kapasitif...............................................................15
3.4.2 Perancangan Penguat Inverting.............................................................16
3.5 Langkah Pengujian Parameter Elektrik.......................................................16
3.5.1 Pengujian kapasitansi batubara............................................................16
3.6 Indikator Ketercapaian..................................................................................17
BAB 4.........................................................................................................................18

HASIL DAN ANALISIS...........................................................................................18

4.1 Karakterisasi Akuisisi Data................................................................................18


4.1.1 Karakterisasi Variasi Frekuensi terhadap Tegangan Keluaran...................18
4.1.2 Karakterisasi Variasi Kapasitor Murni terhadap Tegangan Keluaran.......23
4.2 Katakterisasi Nilai Kalori Batubara terhadap Nilai Kapasitansi....................24
BAB V........................................................................................................................26

SIMPULAN...............................................................................................................26

5.1 Kesimpulan..........................................................................................................26
5.2 Saran....................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................27

LAMPIRAN...............................................................................................................29

Lampiran 1 Data Pengukuran Kapasitor terhadap Tegangan.............................29


Lampiran 2 Data Pengukuran Frekuensi terhadap Tegangan..............................29
Lampiran 3 Data Pengukuran kapasitansi terhadap sampel batubara................32
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Batubara Jenis Antrasit.......................................................................5


Gambar 2. 2 Batubara Jenis Bitumen.......................................................................6
Gambar 2. 3 Batubara Jenis Sub- Bitumen..............................................................6
Gambar 2. 4 Batubara Jenis Lignit...........................................................................6
Gambar 2. 5 Batubara Jenis Gambut.......................................................................7
Gambar 2. 6 Kapasitor plat sejajar.........................................................................10
Gambar 2. 7 Penguat Inverting..............................................................................11
Y

Gambar 3. 1 Diagram penelitian............................................................................13


Gambar 3. 2 Diagram alir penelitian......................................................................14
Gambar 3. 3 Sensor kapasitif.................................................................................15
Gambar 3. 4 Inverting Amplifier...........................................................................16
Gambar 4. 1 variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan kapasitor 1
nF...........................................................................................................................18
Gambar 4. 2 variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan kapasitor 5
nF...........................................................................................................................19
Gambar 4. 3 variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan kapasitor
10 nF......................................................................................................................19
Gambar 4. 4 variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan kapasitor
22 nF......................................................................................................................20
Gambar 4. 5 variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan kapasitor
47 nF......................................................................................................................20
Gambar 4. 6 variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan kapasitor
56 nF......................................................................................................................21
Gambar 4. 7 variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan kapasitor
68 nF......................................................................................................................21
Gambar 4. 8 variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan kapasitor
82 nF......................................................................................................................22
Gambar 4. 9 variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan kapasitor
100 nF....................................................................................................................22
Gambar 4. 11 Grafik kapasitor terhadap tegangan keluaran..................................23
Gambar 4. 12 Grafik nilai kalori batubara terhadap nilai kapasitansi...................25
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Klasifikasi Batubara berdasarkan kalori.................................................8


Y

Tabel 4. 1 Nilai kalori batubara.............................................................................24


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia termasuk 10 negara penghasil batubara di dunia dengan jumlah
produksi sekitar 281,7 juta ton, jumlah konsumsi sekitar 60,8 juta ton, dan jumlah
cadangan sekitar 28.017 juta ton. Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil
yang terbentuk sekitar 370 juta tahun yang lalu. Dalam kehidupan sehari-hari
batubara merupakan salah satu bahan yang sering ditemui, dan mempunyai
bermacam-macam jenis. Salah satu contohnya adalah sebagai pembangkit listrik
tenaga batubara, untuk menghasilkan listrik yang handal dan minim biaya.
Batubara yang digunakan biasanya berjenis lignit dan bituminous. Bahan bakar
fosil pertama ini di hancurkan dan dibakar untuk memanaskan air, air yang
dipanaskan kemudian berubah menjadi uap yang digunakan untuk memutar turbin
hingga menghasilkan listrik[1].

Secara umum sulit untuk membedakan batubara secara signifikan, maka


diperlukan beberapa alat untuk mengukur nilai-nilai yang terkandung didalam
batubara tersebut. batubara memiliki nilai kalori, kadar air, kadar abu, dan kadar
sulfur yang berbeda-beda. Nilai kalori adalah panas yang dihasilkan oleh
batubara. Nilai kalori juga merupakan parameter yang sangat penting, karena
salah satu karakteristik untuk suatu bahan bakar adalah nilai kalori yang
merupakan banyaknya energi atau jumlah energi per kg dari hasil pembakaran.
Umumnya para pengguna batubara menentukan batubara berdasarkan nilai
kalorinya, sehingga harga batubara dipasaran sangat ditentukan oleh nilai
kalorinya.

Sebelumnya telah di lakukan penelitian tentang “analisis batubara dalam


penentuan kualitas batubara untuk pembakaran bahan baku semen PT indocemen
tunggal prakarsa tbk. Palimanan-cirebon” oleh rendi permaldi, Linda pulungan,
Dan solihin pada tahun 2015. Kekurangan pada penelitian ini, untuk pencarian
nilai kalori masih melakukan proses pembakaran menggunakan bomb calorimeter.
Bomb calorimeter adalah alat untuk mengukur nilai kalori dengan proses
pembakaran sempurna, sampel dibakar menggunakan api listrik dari kawat logam
yang terpasang didalam tabung[2].

Dengan adanya proses pembakaran akan merusak objek yang akan diukur
dan memakan waktu yang cukup lama. Maka selain dengan cara membakar
diperlukan cara lain untuk mengidentifikasi jenis batubara seperti
membandingkan nilai kapasitansi yang ada pada batubara untuk mendapatkan
nilai kalori. Metode Non-destructive Testing (NDT) diharapkan dapat digunakan
untuk menentukan jenis objek berdasarkan nilai kapasitansinya. Non-destructive
Testing didefinisikan sebagai metode untuk mengidentifikasi sifat fisis dan
mekanis bahan tanpa menimbulkan kerusakan yang dapat mengubah kemampuan
pemanfaatan akhir dari bahan tersebut [3].

Dari semua jenis batubara yang ada di Indonesia sangat jarang sekali
mengukur nilai kalori tanpa dibakar. Padahal dengan cara mengukur nilai
kapasitansi dengan menggunakan kapasitor plat sejajar, maka bisa menjadi
patokan untuk mengukur nilai kalori yang ada pada batubara. Nilai kapasitansi
yang didapat akan dijadikan plot untuk mengetahui nilai kalori yang ada di
batubara tersebut, sehingga tidak merusak objek yang akan dikur. Oleh karena itu
dilalukan penelitian ini sebagai tugas akhir. Harapannya agar lebih mudah untuk
mengetahui nilai kalori batubara yang ada tanpa merusak objek dengan
membandingkan nilai kapasitansi dan nilai kalori.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan dihadapi dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana menggunakan pengukuran nilai kapasitansi untuk menentukan


nilai kalori dari sebuah sampel batubara?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan nilai kapasitansi
dari beberapa jenis sample batubara dan mendapatkan nilai kalori dengan
menggunakan nilai kapasitansi

1.4 Batasan Masalah


Penelitian ini dibatasi oleh objek-objek berikut:

1. Dalam pengujian ini batubara yang digunakan adalah bitumen dan sub-
bitumen dalam bentuk bubuk dan berjenis gross.
2. Dalam pengujian ini menggunakan metode elektrik.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah, batasan


masalah, dan sistematika penulisan

BAB 2 Landasan Teori

Menjelaskan tentang dasar-dasar teori yang mendukung dan melandasi


pembuatan Tugas Akhr ini.

BAB 3 Metode Penelitian

Menjelaskan metode yang digunakan untuk pembuatan Tugas Akhir ini.


BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Batubara
Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Batubara bisa terbakar,
terbentuk dari endapan, batuan organik yang terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen. Batubara biasa di gunakan sebagai sumber pembangkit listrik di hampr
40% di dunia. Selain sebagai sumber pembangkit listrik batubara juga di gunakan
sebagai bahan bakar utama untuk menjalankan sebuah industry kertas dan semen,
batu bara yang ada didalam tanah juga bisa menghasilkan gas. Batubara juga
banyak digunakan sebagai sumber energi oleh beberapa negara maju yang tidak
memiliki sumber minyak, maka batu bara yang menjadi alternatif energi paling
murah dan mudah di temukan. Akan tetapi batubara memiliki kekurangan yaitu
mencemari lingkungan. Indonesia juga termasuk salah satu produsen dan eksportir
batubara terbesar di dunia, terutama berada di pulau Kalimantan dan pulau
Sumatra[4].

2.1.1 Materi Pembentuk Batubara


Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis
tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah
sebagai berikut :

a. Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal.


Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini.

b. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari
alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
c. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama
pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara.
Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan
tumbuh di iklim hangat.
d. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur
Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal
pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti
gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian
seperti di Australia, India dan Afrika.
e. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan
modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga,
kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang
dapat terawetkan[5].

2.1.2 Jenis-jenis Batubara


Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan,
panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit,
bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.

a. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, batubara ini biasanya berwarna
hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur
Karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%. Terlihat pada gambar 2.1
dibawah

Gambar 2. Batubara Jenis Antrasit


b. Bitumen mengandung 68 - 86% unsur Karbon (C) dan berkadar air 8-10%
dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Indonesia,
tersebar di pulau sumatera, kalimantan dan sulawesi. Terlihat pada gambar
2.2 dibawah
Gambar 2. Batubara Jenis Bitumen
c. Sub-bitumen mengandung sedikit Karbon dan banyak air, dan oleh
karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan
dengan bituminous. Terlihat pada gambar 2.3 dibawah

Gambar 2. Batubara Jenis Sub- Bitumen


d. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang
mengandung air 35-75% dari beratnya. Terlihat pada gambar 2.4 dibawah

Gambar 2. Batubara Jenis Lignit


e. Gambut, batubara ini biasanya berpori dan memiliki kadar air di atas 75%
serta nilai kalori yang paling rendah[6]. Terlihat pada gambar 2.5 dibawah
Gambar 2. Batubara Jenis Gambut

2.2 Nilai Kalori


Kalor adalah suatu bentuk energi dapat diterima oleh suatu benda yang
dapat menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor
berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas.
Sedangkan kalor merupakan suatu kuantitas dari jumlah panas yang diserap
maupun yang dilepaskan oleh suatu benda.
Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli
kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 - 1794). Kalor
memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kalori sama dengan jumlah
panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius. Nilai
kalori ini dibagi menjadi 2, yaitu: Gross Calorific Value, Hg Net Calorific Value.
Yang dimaksud dengan gross calorivic value adalah nilai kalori total, dan nilai ini
adalah nilai yang diperoleh dari hasil analisis. Di dalam nilai tersebut, terkandung
pula nilai kalor laten (panas tersembunyi) dari uap air yang terbentuk akibat
pembakaran kandungan air dan hidrogen dalam batubara[7].
Tabel 2. Klasifikasi Batubara berdasarkan kalori

Kualitas
NO Kelas KCal/Kg
1 Rendah <4000
2 Sedang 4000 – 5800
3 Tinggi 5800 – 7800
4 Sangat Tinggi >7800

Jika dilihat dari kalori yang terkandung di dalamnya, klasifikasi batubara


dapat dilihat pada tabel berikut:

2.2.1 Bomb Calorimeter


Bomb calorimeter adalah salah satu alat yang dipakai untuk mengukur
nilai kalor kotor pada volume konstan, sedangkan nilai kalor yang lain selanjutnya
akan dapat dihitung jika komposisi bahan bakar telah diketahui. Metode
penentuan nilai kalor batubara menggunakan bomb calorimeter dilakukan dengan
membakar sejumlah kecil sampel batubara dalam oksigen didalam sebuah cawan
yang ditempatkan dalam bejana kalorimeter. Selanjutnya bejana beserta isinya
ditempatkan didalam bejana berongga yang lebih besar dimana di dalam rongga
dinding bejana diisi dengan air untuk membentuk jacket, hal ini bertujuan untuk
memperkecil transfer panas antara bejana kalorimeter dengan lingkungan.
Kemudian sampel batu bara tersebut dibakar dengan bantuan pemantik listrik, dan
panas yang dilepaskan dari proses pembakaran sampel tersebut kemudian diukur
dengan cara mengukur temperatur air dalam kalorimeter sebelum dan naiknya
suhu dikalikan dengan panas jenis air.
Kata gross (kotor) pada penilaian kalor batubara mengandung pengertian
bahwa panas laten penguapan dari air yang terdapat dalam batu bara ditambah
panas laten dari air yang terbentuk selama pembakaran boiler. Kata net (bersih)
menandakan bahwa panas laten untuk membentuk uap air tidak diperhitungkan
dalam harga nilai kalor karena panas laten ini terbuang dalam bentuk uap air.
Secara aktual panas laten dari uap air ini tidak bisa diperoleh kembali dalam
kondisi operasi boiler, sehingga pabrik-pabrik pembuat boiler harus menyatakan
harga efisiensi boiler berdasarkan nilai kalor bersih (net calorofic value), dan
efisiensi ini sekitar 4% lebih tinggi harga efisiensi yang dihitung berdasarkan nilai
kalor kotor (grosscalorofic value).Hal ini harus diperhitungkan bila akan
membandingkan harga efisiensi boiler yang satu dengan boiler yang lain.
Proses pembakaran batu bara dalam sebuah bomb calorimeter berbeda
dengan proses pembakaran batu bara dalam boiler. Proses pembakaran
dalam bomb calorimeter berlangsung pada volume konstan sedang proses
pembakaran pada boiler berlangsung pada tekanan konstan. Bila proses
pembakaran berlangsung pada tekanan konstan, maka gas hasil pembakaran harus
bebas memuai sehingga melakukan kerja (work), dengan demikian nilai kalor
kotor pada tekanan konstan akan lebih tinggi dari pada nilai kalor yang diperoleh
dari bomb calorimeter bila panas ekivalen dengan kerja (work) diperhitungkan.
Selain itu ada beberapa rumus yang dipakai untuk menghitung nilai kalor bahan
bakar, tetapi untuk hal ini perlu dilakukan analisa dengan metode ultimate.

2.3 Pengukuran Kapasitansi


2.3.1 Kapasitansi Kapasitor Plat Sejajar
Kapasitansi atau kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang
disimpan (atau dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan.
Bentuk paling umum dari piranti penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor
dua pelat tembaga.

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan


melepas muatan listrik. Saat pertama kali dihubungkan dengan sumber listrik,
kapasitor akan mengisi dengan muatan listrik peristiwa inilah yang disebut proses
charging. Pada saat pengisian kapasitor dihentikan dari rangkaian, kapasitor dapat
berubah menjadi sumber listrik dengan cara melepas muatan listrik kepada
rangkaian peristiwa ini disebut discharging.

Kapasitor terbuat dari dua buah keping logam yang dipisahkan oleh bahan
dielektrik. Akibat dari adanya aliran listrik yang merupakan aliran elektron, atom
penyusun dielektrik menjadi tidak seimbang dan akhirnya menimbukan muatan
listrik. Sehingga setiap bahan dielektrik memiliki nilai permitivitas masing-
masing dan akhirnya mempengaruhi nilai kapasitansi.
Besarmya muatan yang tersimpan dalam kapasitor tergantung pada daya
tampung muatan kapasitor tersebut. Setiap kapasitor memiliki daya tampung
muatan yang berbeda-beda. Oleh karena itu ada suatu besaran yang menentukan
perbedaan muatan maksimum yang bisa disimpan dalam suatu kapasitor, yakni
kapasitansi [8].

Kapasitor sangat penting dalam kelistrikan karena mempunyai sifat dapat


menyimpan muatan listrik, dapat menahan arus searah, dan dapat melewakkan
arus bolak balik [9].

Kapasitansi dari kapasitor yang dimuati dapat dinyatakan dengan persamaan


sebagai berikut :

Q
C=
V
Dimana:

C : Kapasitansi kapasitor dalam satuan F


Q : Muatan yang diisikan pada plat +Q dan –Q dalam satuan C
V : Tegangan yang diberikan dalam satuan V

Gambar 2. Kapasitor plat sejajar


Kapasitansi dari suatu kapasitor adalah kemampuan dari kapasitor untuk
menyimpan muatan pada kedua plat. Kapasitansi dari kapasitor bergantung pada
bahan dielktrik yang digunakan, luas dari kedua plat (A), dan jarak antara kedua
plat (d).
Kapasitansi kapasitor berbanding lurus dengan luas plat (A) dan
berbanding terbalik dengan jarak antara kedua plat (d) atau dapat ditulis dengan
persamaan :

ε0 A
∁=
d
Dimana :

F
ε : Permitivitas bahan dalam satuan
m
A: Luas plat dalam satuan m 2
d: Jarak antara kedua plat dalam satuan m

2.3.2 Penguat Inverting


Pengukuran permitivitas terlebih dahulu dilakukan dengan cara mengukur
kapasitansi. Pengukuran kapasitansi dilakukan dengan cara menghubungkan
sensor kapasitif dengan penguat. Penguat yang digunakan yaitu penguat inverting.
Penguat inverting merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk
memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan [10]. Penguat inverting
berarti suatu penguat yang keluarannya selalu berlawanan fasa dengan
masukannya. Op-amp yang berfungsi sebagai penguat inverting terlihat pada
gambar 2.7 dibwah ini

Gambar 2. Penguat Inverting


Penguat inverting ini menggunakan OP07. Input tegangan bernilai negatif
sehingga keluarannya positif. Dan rumus yang digunakan adalah
Vo Rf
(s)=−( + R f Cs ( s ))
Vi R

Dimana:
Vo = Tegangan Output (V)
Vi = Tegangan Input (V)
R f = Resistor feedback (Ω)
R = Resistansi (Ω)
Cs = Sensor Kapasitor (F)
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Penelitian


Secara umum terdapat beberapa proses pada sistem penelitian ini. Proses
sistem dimulai dari pemberian input, proses, dan hasil atau output. Lebih
lengkapnya akan terlihat seperti pada Gambar 3.1 berikut ini :

Gambar 3. Diagram penelitian


3.2 Diagram Alir Penelitian
Proses perancangan sistem akan dimulai dari desain alatukur kapasitansi,
perancangan sistem akuisisi data , pengujian sampel, dan analisis data. Lebih
lengkapnya terlihat seperti pada Gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3. Diagram alir penelitian

3.3 Sampel Penelitian


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa sampel
batubara. Jenis batubara yang digunakan dalam bentuk serbuk atau sudah di
haluskan. Batubara yang digunakan sudah diketahui nilai kalorinya. Ukuran
sampel yang akan diuji untuk pengukuran kapasitansi berbentuk persegi yaitu
lebar 4,5 cm, tinggi 0,2 cm dan jarak 2,3 cm dengan massa 4gr dan akan
dimasukkan ke sensor yang berukuran lebar 5 cm, tinggi 0,8 cm dan jarak 3 cm.
3.4 Perancangan Sistem Pengukuran
3.4.1 Perancangan Sensor Kapasitif
Sensor kapasitif menggunakan prinsip kapasitif yang dirancang dengan
bentuk kapasitor plat sejajar (gambar 2.7), adapun dimensi sensor yang dirancang
adalah dengan menggunakan dua plat tembaga yang disusun sejajar dengan lebar
5 cm, tinggi 0,8 cm dan jarak 3 cm. Masing-masing plat tembaga dirancang
menepel pada bingkai objek batubara dengan dimensi yang sama dengan objek
batubara.

Gambar 3. Sensor kapasitif


Pada penelitian ini menggunakan akrilik untuk melapisi bagian luar plat
tembaga yang digunakan sebagai tempat atau bagian luar dari sensor kapasitif.
Posisi plat ini kemudian diletakan di sisi objek kayu yang bagian atas kedua plat
tembaga diberi kabel atau probe yang nantinya terhubung ke alat pengukuran.
3.4.2 Perancangan Penguat Inverting
Penguat inverting digunakan untuk mengukur nilai sensor kapasitif. Dalam
sistem ini digunakan rangkaian inverting dengan jumlah penguatan yang dapat
disesuaikan dengan frekuensi yang digunakan.

Gambar 3. Inverting Amplifier


Penguat inverting akan disambungkan ke sensor kapasitif dengan menggunakan
resistor acuan yaitu menggunakan resistor 4,7 kilo ohm dan menggunakan
sensor kapasitor yang telah dibuat sebelumnya yaitu menggunakan 2 plat
tembaga. Penguat juga menggunakan OP07. Penguat akan disambungkan ke
sensor kapasitif dan akan dialiri tegangan AC sebesar 4 Vp-p melalui kaki op-amp
(-) dan keluarannya akan bernilai (+) dengan frekuensi 500 Hz.

3.5 Langkah Pengujian Parameter Elektrik


3.5.1 Pengujian kapasitansi batubara
Pengujian dilakukan dengan tujuan mengetahui nilai kapasitansi sampel.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengukur nilai kapasitansi yaitu :

1. Membuat sensor kapasitif menggunakan 2 plat tembaga dengan ketebalan


0,03 cm dengan ukuran lebar 5 cm, tinggi 0,8 cm dan jarak 3 cm. PCB
akan ditempelkan pada acrilyc agar plat tembaga tidak bergeser. Plat
tembaga akan diberikan dua kabel penghubung, yang akan tersambung ke
penguat, multimeter, catu daya dan function generator.
2. Membuat penguat inverting. Penguat ini dirangkai menggunakan 1 resistor
acuan yaitu 4,7 kilo ohm dan menggunakan OP 07.

3. Penguat disambungkan ke kapasitor plat sejajar. Dan mengukur tegangan


keluaran di kaki OP 07.

4. Melakukan perhitungan kapasitansi dari hasil pengukuran sensor kapasitif.


Perhitungan ini dilakukan sebelum objek disisipkan pada sensor kapasitif.

5. Menyiapkan sampel uji berupa 13 sampel batubara. Sebelumnya sampel


sudah diketahui nilai kalorinya.

6. Sampel batubara sisisipkan pada kedua plat tembaga dan sensor kapasitif
diberi tegangan. Diilihat nilai tegangan output.

7. Menghitung nilai kapasitansi dari pengukuran sensor kapasitansi yang


sudah dipisahkan oleh sampel. Dihitung menggunakan rumus kapasitansi.

8. Setelah mendapatkan nilai kapasitansi, maka akan di buat plot berupa nilai
kapasitansi terhadap nilai kalori batubara.

9. Menganalisis hasil yang didapat dengan membandingkan plot nilai kalori


terhadap nilai kapasitansi.

3.6 Indikator Ketercapaian


Indikator ketercapaian dalam penelitian ini yaitu mendapatkan parameter
elektrik berupa nilai kapasitansi dari 13 sampel batubara yang sudah diketahui
nilaikalori yang terkandung didalamnya dengan menggunakan metode Non-
Destructive Testing. Hasil dari data-data tersebut diolah dan data-data tersebut
dibuat berbentuk plot.
BAB 4

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Karakterisasi Akuisisi Data


Dalam karakterisasi akuisisi data menggunakan beberapa parameter untuk
pengujian ini sebagai berikut.

4.1.1 Karakterisasi Variasi Frekuensi terhadap Tegangan Keluaran

f(Vo) dengan kapasitor 1 nF


tegangan keluaran (V)

0.04
0.03
0.02
0.01
0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
frekuensi (Hz)

karkterisasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah tegangan keluaran AC yang


dihasilkan oleh sensor kapasitif sudah memberikan respon yang baik. karakterisasi
ini menggunakan sepuluh variasi frekuensi yang berbeda dengan tegangan input 4
Vp-p dan menggunakan 9 kapasitor murni sebesar yaitu 1nF, 5 nF, 10 nF, 22 nF,
47 nF, 56 nF, 68 nF, 82 nF, 100 nF. variasi frekuensi yang digunakan yaitu 100
Hz, 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz, 500 Hz, 600 Hz, 700 Hz, 800 Hz, 900 Hz, dan 1
KHz. Hasil tegangan keluarandibaca dengan menggunakan multimeter. Berikut
adalah frekuensi terhadap tegangan keluaran terlihat pada grafik dibawah.

Gambar 4. variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan


kapasitor 1 nF

Pada gambar 4.1 menunjukkan grafik persamaan linear pada variasi frekuensi
terhadap tegangan keluaran yang dibaca dengan menggunakan multimeter.
Tegangan keluaran didapat dengan menggunakan rangkaian penguat inverting
yang diberikan tegangan masukkan sebesar 5 volt dan menggunkan kapasitor
murni 1 nF.
f(Vo) dengan kapasitor 5 nF

tegangan keluaran (V)


0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
frekuensi (Hz)

Gambar 4. variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan


kapasitor 5 nF

Pada gambar 4.2 variasi frekuensi dilakukan dengan menggunakan kapasitor


murni 5 nF, dengan tegangan masukan 5 volt, dan amplitude Vp-p. grafik yang
dapat berbentuk linear. Nilai tegangan keluaran dibaca dengan menggunakan
multimeter.

f(Vo) dengan kapasitor 10 nF


0.45
tegangan keluaran (V)

0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
frekuensi (Hz)

Gambar 4. variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan


kapasitor 10 nF

Sedangkan pada gambar 4.3 menggunakan kapasitor murni 10 nF. Nilai tertinggi
pada variasi frekuensi terhadap nilai tegangan keluaran adalah pada frekuensi ke
1000 Hz dengan nilai kapasitansi sebesar 0,408 V.
f(Vo) dengan kapasitor 22 nF
1

tegangan keluaran (V) 0.8


0.6
0.4
0.2
0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

frekuensi (Hz)

Gambar 4. variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan


kapasitor 22 nF

Pada gambar 4.4 variasi frekuensi menggunakan ramgkaian inverting. Kapasitor


yang digunakan adalah 22 nF, grafik yang di dapat adalah grafik linear.

f(Vo) dengan kapasitor 47 nF


2
tegangan keluaran (V)

1.6
1.2
0.8
0.4
0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
frekuensi (Hz)

Gambar 4. variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan


kapasitor 47 nF

Pada gambar 4.5 variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dan menggunakan
kapasitor 47 nF. Nilai terendah yang diproleh yaitu 0,182 V dan nilai tertinggi
yaitu 1.795 V.
f(Vo) dengan kapasitor 56 nF
2.5
tegangan keluaran (V)
2

1.5

0.5

0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
frekuensi (Hz)

Gambar 4. variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan


kapasitor 56 nF

Pada gambar 4.6 dapat dilihat semakin besar nilai frekuensi maka semakin tinggi
pula nilai tegangan keluar yang dibaca oleh multimeter. Pada variasi frekuensi ini
menggunakan kapasitor 56 nF.

f(Vo) dengan kapasitor 68 nF


3
trgangan keluaran (V)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
frekuensi (Hz)

Gambar 4. variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan


kapasitor 68 nF

Pada gambar 4.7 nilai tegangan keluaran yang di peroleh linear hanya saja pada
pada frekuensi 200 mengalami kenaikan yang sedikit. Variasi frekuensi ini
dilakukan dengan menggunakan kapasitor 68 nF.
f(Vo) dengan kapasitor 82 nF
4
tegangan keluaran (V)
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
frekuensi (Hz)

Gambar 4. variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan


kapasitor 82 nF

Sedangkan pada gambar 4.8 nilai tegangan keluaran pada frekuensi 900 Hz
mengalami sedikit kenaikan. Kapasitor yang digunakan adalah 82 nF dan
diberikan tegangan masukan sebesar 5 Volt. Sehingga grafik yang di dapat linear.

f(Vo) dengan kapasitor 100 nF


4.5
tegangan keluaran (V)

4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
frekuensi (Hz)

Gambar 4. variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran dengan menggunakan


kapasitor 100 nF

Pada gambar 4.9 variasi frekuensi terhadap tegangan keluaran menggunakan


kapasitor 100 nF, dengan rangkaian inverting yang diberikan tegangan masukkan
sebesar 5 Volt dan ampitudo 4 Vp-p. Grafik yang didapat linear, dengan
membaca tegangan keluaran pada multimeter.

Berdasarkan hasil pengukuran tegangan keluaran terhadap frekuensi mengalami


perubahan. Semakin besar nilai frekuensi dan kapasitansi maka semakin besar
pula tegangan keluaran. Mulai dari frekuensi 100 Hz, 200 Hz, 300Hz, 400 Hz,
500 Hz, 600 Hz, 700 Hz, 800 Hz, 900 Hz, dan 1000 Hz mengalami kenaikan.
pada karakterisasi ini digunakan frekuensi 500 Hz, karena jika nilai frekuensi
yang dipakai terlalu kecil maka nilai tegangan keluaran yang dihasilkan akan
kecil. Maka sebaliknya jika menggunakan frekuensi terlalu tinggi akan berbahaya
untuk Op-amp yang digunakan.

4.1.2 Karakterisasi Variasi Kapasitor Murni terhadap Tegangan Keluaran


Karkterisasi variasi kapasitor murni ini dilakukan agar mengetahui nilai tegangan
keluaran yang digunakan pada rangkaian inverting sudah mendeteksi nilai dengan
dengan baik. Pada karakterisasi ini menggukan Sembilan nikai kapasitor keramik
murni yaitu 1 nF, 5 nF, 10 nF, 22 nF, 47 nF, 56 nF, 68 nF, 82 nF, dan 100 nF.
Nilai tegangan keliaran dibaca menggukan multimeter, tegangan yang dibaca oleh
multimeter berupa tegangan AC. Terlihat pada grafik dibawah.

C(Vo)
2.500
f(x) = 0.28 x − 0.48
2.000 R² = 0.97
Tegangan (Vo)

1.500

1.000

0.500

0.000
0.000E+00 2.000E+00 4.000E+00 6.000E+00 8.000E+00 1.000E+01 1.200E+01
kapasitor

Gambar 4. Grafik kapasitor terhadap tegangan keluaran


Terlihat pada gambar 4.2 semakin besar nilai kapasitor murni yang digunakan
maka semakin tinggi pula nilai tegangan keluaran yang terbaca pada multimeter
sehingga grafik yang dihasilkan yaitu linier. sehingga dapat dikatakan rangkaian
penguat inverting dapat mendeteksi nilai dengan baik.
4.2 Katakterisasi Nilai Kalori Batubara terhadap Nilai Kapasitansi
Sebelum melakukan karakterisasi menggunakan sensor kapasitif dengan objek
batubara, dilakukan pengukuran dengan menggunakan kapasitor yang sudah
diketahui nilainya, yaitu menggunakan kapasitor keramik dengan nilai 5 nF.
Pengujian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah rangkaian
sudah dapat mendeteksi tegangan keluaran dari kapasitor. Pengujian ini
menggunakan tiga belas sampel batubara yang sudah diketahui nilai kalori yang
terkandung didalamnya. Berikut nilai kalori yang terkandung didalam 13 sampel
batubara terlihat pada tabel 4.1

Tabel 4. Nilai kalori batubara

Nilai Kalori
No Sampel Kkal/gr
1 1935 6.171
2 1930 4.482
3 1934 5.762
4 1876 5.113
5 1932 5.186
6 1867 5.885
7 1936 3.003
8 1879 5.467
9 1933 5.785
10 2044 5.017
11 1875 5.397
12 1874 4.575
13 1877 4.34

Dari tabel 4.1 terlihat nilai kalori yang terkandung didalam tiga belas sampel
batubara yang dijadikan objek. Setelah rangkaian sudah mendeteksi dengan baik,
lalu kapasitor murni akan diganti dengan sensor kapasitif yang memiliki nilai
sebesar 2 nF. Setelah sensor kapasitif dipasang pada rangkaian dan objek batubara
dimasukkan pada sensor kapasitif. Rangkaian diberikan tegangan masukkan
sebesar 5 volt, dengan amplitude sebesar 4 Vp-p, dan frekuensi sebesar 500 Hz,
tegangan keluaran yang dihasilkan akan dibaca menggunakan multimeter. Hasil
tegangan keluaran di konversi menjadi nilai kapasitasi. Terlihat pada gambar 4.3
dibawah
K(Vo)
0

0
nilai kapasitansi

0
3 4.34 4.48 4.58 5.02 5.11 5.19 5.4 5.47 5.76 5.79 5.89 6.17
sampel batubara (kcal/kg)

Gambar 4. Grafik nilai kalori batubara terhadap nilai kapasitansi

Pada gambar 4.3 telihat hasil keluaran tegangan yang dihasilkan oleh nilai kalori
terhadap kapasitansi memiliki nilai maksimum pada sampel 1867 dengan nilai
3.21558E-09 dan minimum pada sampel 1930 dengan nilai sebesar 3.14651E-09.

BAB V

SIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah
sebagai berikut.

1. variasi frekuensi terhadap nilai tegangan output pada saat tagangan AC


mengalami grafik linier. sehingga pada percobaan ini digunakan frekuensi
500 Hz.
2. Nilai kapsitansi yang didapat dari percobaan dengan menggnakan tiga
belas sampel batubara diperoleh nilai tertinggi pada sampel 1867 dengan
nilai sebesar 3.21558E-09 dan nilai terendah pada sampel 1930 dengan
nilai sebesar 3.14651E-09.

5.2 Saran
Adapun saran untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperbaiki kekurangan
dan dapat mengembangkan apa yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.

1. mengadakan studi untuk membuat grounding yang baik pada sensor


kapasitif.
2. Melakukan pengujian sensor kapasitif dengan menggunakan lebih banyak
sampel batubara.
3. Mengembangkan pengujian untuk mencari nilai kalori batubara lebih teliti
lagi.

DAFTAR PUSTAKA
[1] “4 Jenis dan 9 Penggunaan Batubara untuk Industri”, (online),
https://www.amazine.co/39172/4-jenis-dan-9-penggunaan-batubara-untuk-
industri/, diakses 15 agustus 2017
[2] Permadi,Rendi. 2015. Analisis Batubara Dalam Penentuan Kualitas
Batubara Untuk Pembakaran Bahan Baku Semen Di P.T. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. Palimanan-Cirebon. Tugas Akhir. Jurusan S1 Teknik
Pertambangan. Universitas Islam Bandung.

[3] Ross, R.J. 1992. Nondestructive Testing of Wood. Dalam Prosiding:


Nondestructive Evaluation of Civil Structures and Materials. Mei 1992.
University Colorado Boulder, Colorado. USA.

[4] ”Batu bara”, (online), https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara , diakses 1


september 2017

[5] Wahyudiono,B.T. 2002, Pengaruh Posisi Statigrafi Terhadap Mutu Batubara


Formasi Warukin Sebagai Energi Panas Kontak Langsung, Thesis,
Yogyakarta : Pascasarjana, Universitas Gajah Mada.

[6] Sukandarrumidi. 2006. Batubara Dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

[7] “pengertian definisi kalor dan teori kalor umum dasar kuantitas jumlah panas
pendidikan ilmu sains fisika via internet gratis”, (online),
http://organisasi.org/pengertian_definisi_kalor_dan_teori_kalor_umum_dasar_kua
ntitas_j umlah_panas_pendidikan_ilmu_sains_fisika, diakses tanggal 3 september
2017

[8] Darmawan, Dudi. 2010. Bertanya Fisika Seri Listrik Magnet. Bandung.
Indonesia.

[9] P, Bisman. Rancangan Kapasitansi Meter Digital. Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara.

[10] Elektronika Dasar,“Pengertian Penguat Inverting,” 2012. (Online),


http://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-penguat-membalik-inverting-
amplifier/. diakses 20 september 2017

[11] Djuandi, Feri, “Pengenalan Arduino,” 2011. (Online) www.tokobuku.com.


Diakses 25 september 2017
[12] “Cara Mengukur Kapasitor dengan Multimeter”, (online),
http://teknikelektronika.com/cara-mengukur-kapasitor-dengan-multimeter/ ,
diakses 1 oktober 2017

LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Pengukuran Kapasitor terhadap Tegangan
Kapasitor (nF) Tegangan Output (V)

1.000E-09 0.020

5.000E-09 0.105

1.000E-08 0.207

2.200E-08 0.438
4.700E-08 0.955

5.600E-08 1.193

6.800E-08 1.404

8.200E-08 1.687

1.000E-07 2.215

Lampiran 2 Data Pengukuran Frekuensi terhadap Tegangan

Kapasitor frekuensi Tegangan Output


(nF) (Hz) (V)
100 0.005
200 0.008
300 0.011
400 0.015
500 0.019
1.000E-09
600 0.023
700 0.026
800 0.03
900 0.033
1000 0.037
100 0.02
200 0.04
300 0.061
400 0.081
500 0.101
5.000E-09
600 0.121
700 0.142
800 0.162
900 0.182
1000 0.201
1.000E-08 100 0.041
200 0.082
300 0.123
400 0.165
500 0.205
600 0.247
700 0.287
800 0.327
900 0.367
1000 0.408
100 0.088
200 0.178
300 0.267
400 0.356
500 0.444
2.200E-08
600 0.532
700 0.62
800 0.707
900 0.794
1000 0.879
100 0.182
200 0.364
300 0.547
400 0.728
500 0.908
4.700E-08
600 1.088
700 1.266
800 1.445
900 1.62
1000 1.795
100 0.238
200 0.477
300 0.715
400 0.952
500 1.189
5.600E-08
600 1.424
700 1.658
800 1.889
900 2.119
1000 2.347
100 0.28
200 0.651
300 0.841
400 1.119
500 1.397
6.800E-08
600 1.673
700 1.947
800 2.218
900 2.487
1000 2.752
100 0.352
200 0.703
300 1.052
400 1.4
500 1.746
8.200E-08
600 2.089
700 2.429
800 2.766
900 3.094
1000 3.384
100 0.448
200 0.897
300 1.342
400 1.786
1.000E-07 500 2.225
600 2.66
700 3.088
800 3.46
900 3.759
1000 3.968

Lampiran 3 Data Pengukuran kapasitansi terhadap sampel batubara


batubar nilai
no a kalori uji 1 uji 2 uji 3 uji 4 uji 5 rata-rata kapasitansi
1 1936 3.003 48.4 47.1 47.2 47.6 48.1 0.0476 3.18834E-09
2 1877 4.34 47 47.1 47.1 47.1 47.2 0.0471 3.1651E-09
3 1930 4.482 46.3 47 46.9 46.8 46.8 0.0467 3.14651E-09
4 1874 4.575 46.7 46.8 47.4 46.9 47.1 0.0469 3.1558E-09
5 2044 5.017 47.3 47.5 47 47.2 47.1 0.0472 3.16975E-09
6 1876 5.113 47.2 48.2 47 47.5 47.9 0.0475 3.18369E-09
7 1932 5.186 47.3 47.1 47.1 47.2 47.3 0.0472 3.16975E-09
8 1875 5.397 46.5 46.8 47.2 46.9 47.1 0.0469 3.1558E-09
9 1879 5.467 47.4 47.2 47 47.1 47.2 0.0471 3.1651E-09
1
0 1934 5.762 46.2 47.3 46.8 46.5 47.1 0.0467 3.14651E-09
1
1 1933 5.785 47.7 47 46.8 47.3 47.5 0.0472 3.16975E-09
1
2 1867 5.885 49.2 47.4 47.3 48.5 48.2 0.0481 3.21158E-09
1
3 1935 6.171 47.4 47 47 47.2 47 0.0471 3.1651E-09

Anda mungkin juga menyukai