Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Demografi

Demografi secara etimology (kebahasaan) berasal bahasa Latien, kata ‘demograhie’ terdiri


dari dua kata yaitu  demos dan graphien, demos artinya penduduk dan graphien berarti catatan,
bahasan tentang sesuatu. Secara etimology  makna demografi adalah catatan atau bahasan
mengenai penduduk suatu daerah pada waktu tertentu.
Demografi adalah studi ilmiah tentang penduduk, terutama tentang fertilitas, mortalitas,
dan natalitas. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi
penduduk, dan karakter demografis lainnya, serta bagaimana faktor-faktor ini berubah dari waktu
ke waktu (Haupt, dan Kane, 1991).[1]
Ada juga yang berpendapat bahwa demografi adalah studi tentang interaksi tingkat
perkembangan dari 3 komponen (kelahiran, kematian dan migrasi) dan studi tentang dampak dari
perubahan komposisi dan perkembangan dari penduduk (Hawthorn, 1970). Demografi juga
merupakan ilmu statistik dan matematika yang mempelajari ukuran, komposisi dan persebaran
penduduk serta perubahannya pada suatu kurun waktu melalui proses fertilitas, mortalitas,
perkawinan, migrasi serta perubahan penduduk (Boque: 1969).
Berikut ini pengertian demografi menurut beberapa ahli:[2]
-          Menurut Multilingual Demographic Dictionary, demografi adalah ilmu yang
mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi
penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).

-          Menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959), demografi mempelajari jumlah,


persebaran, territorial, dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab
perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial
(migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).
Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan
proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi jumlah persebaran dan komposisi
penduduk. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah karena disebabkan oleh proses demografi
yakni kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan juga adanya migrasi penduduk.

II.           Pengertian Kependudukan
Kependudukan  adalah  hal  ihwal  yang  berkaitan  dengan  jumlah,  struktur, umur,  jenis 
kelamin,  agama,  kelahiran,  perkawinan,  kehamilan,  kematian, persebaran, mobilitas  dan 
kualitas  serta  ketahanannya  yang  menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7683604393440477940" \l
"_ftn3" \o "" [3]
Pakar kependudukan memberikan definisi kependudukan antara lain Ananta (1993:22)
yaitu: Kependudukan, studi kependudukan  mempelajari variabel-variabel demografi, juga
memperhatikan hubungan (asosiasi) antara perubahan penduduk dengan berbagai variabel sosial,
ekonomi, politik, biologi, genetika, geografi, lingkungan dan lain sebagainya.
Definisi kependudukan menurut Ananta tersebut menunjukkan setidaknya terdapat dua
variabel yang terkait dengan kependudukan yaitu yang pertama, variabel demografi
yaitu mortalitas (mortality), fertilitas (fertility) dan migrasi (migration) yang saling
mempengaruhi terhadap jumlah,  komposisi, persebaran penduduk. Yang kedua, variabel non
demografi yang dimaksud misalnya pendidikan, pendapatan penduduk, pekerjaan, kesehatan,
dan lain-lain.
Jadi, kependudukan sebagai studi (Population studies) memberikan informasi yang lebih
komperhensif  mengenai sebab-akibat dan solusi pemecahan masalah dari munculnya fenomena
demografi.
Kependudukan sebagai sebuah multidisiplin  ilmu (studies) yang memfokuskan pada
berbagai persoalan kehidupan manusia menunjukkan space kependudukan yang sangat luas.
Keluasan studi kependudukan memungkinkan untuk memberikan penjelasan fenomena sosial,
budaya, ekonomi, ketahanan, lingkungan fisik yang dihadapi oleh penduduk baik dalam wilayah
pedesaan pertanian, pesisir maupun perkotaan.

III.        Kajian Demografi
Setelah diketahui apa pengertian dari demografi, maka perlu diketahui kajian dalam
demografi meliputi tentang apa saja. Demografi menekankan pada kajian-kajian sebagai berikut:
1.             Besar atau jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk dalam suatu wilayah
2.             Perubahan-perubahan dari jumlah penduduk, komposisi dan distribusinya.
3.             Komponen-komponen dari perubahan tersebut
4.             Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan komponen-komponen tersebut
5.             Konsekuensi dari perubahan baik jumlah, komposisi ataupun distribusi dalam komponen-
komponen tersebut

Kemudian, jika dibedah lebih dalam inti telaah dari demografi adalah : [4]
1.             Kajian kependudukan secara statistika dan matematika menyangkut perubahan penduduk,
besar/jumlah, komposisi dan distribusi penduduk melalui 5 komponen demografi yakni
fertillitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial (Bogue, 1976).
2.             Barcley (1981) lebih menekankan pada kajian tentang perilaku penduduk secara keseluruhan
buan pada perorangan dengan fokus kajian pada Statistika dan Matematika (Pure Demografi).
3.             Houser and Duncan, lebih menitikberatkan pada dampak yang ditimbulkan oleh perubahan-
perubahan penduduk (akses dari persebaran dan komposisi).

IV.        Kajian Kependudukan
Studi kependudukan membutuhkan disiplin ilmu lain seperti: Sosiologi, Psikologi, Sosial-
Ekonomi, Ekonomi, dan Geografi. Studi kependudukan  sebagai studi antar bidang
memungkinkan untuk dapat beperan memecahkan persoalan pembangunan yang menyangkut
penduduk sebagai subjek sekaligus sebagai objek pembangunan.
Misalnya seperti dalam hal memerlukan disiplin ilmu Ekonomi, masalah-masalah kasus
bunuh diri (kematian) yang terjadi di masyarakat dapat dikaji dari sisi Ekonomi. Pelaku bunuh
diri tersebut melakukan tindakan tersebut bisa di latarbelakangi karena masalah ekonomi
keluarganya yang berada pada garis kemiskinan sehingga ia sudah merasa pasrah dan putus asa
terhadap hidupnya.
Kemudian dalam hal memerlukan disiplin ilmu Geografi, masalah kepadatan penduduk di
suatu daerah menyebabkan kurangnya lahan kosong untuk tempat tinggal. Sehingga masyarakat
membangun tempat tinggal di wilayah yang tidak semestinya untuk dijadikan sebagai tempat
tinggal. Misalnya di bantaran sungai, di sepanjang pinggiran rel kereta api, di bawah jalan laying
(fly over), dan lain-lain.

V.           Persamaan dan Perbedaan Demografi dengan Kependudukan


Persamaan demografi dengan kependudukan adalah:
1.             Sama-sama mempelajari tentang kependudukan.
2.             Sama-sama mempelajari penduduk sebagai suatu kumpulan (agregates ataucollection), bukan
mempelajari  penduduk sebagai individu.

Perbedaan antara analisis demografi dan studi kependudukan umpanya telah dilakukan
oleh Hauser yang menyatakan bahwa:[5]
1.             Analisis demografi merupakan analisis statistik terhadap jumlah, distribusi, dan komposisi
penduduk, serta komponen-komponen variasinya dan perubahan.  Jadi analisis demografi lebih
bersifat matematis.
2.             Studi kependudukan mempersoalkan hubungan antara variabel demografi dan variabel dari
sistem lain.

VI.        Contoh Kasus
Berdasarkan Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2012 adalah sebanyak
237. 641. 326 jiwa, yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak
118. 320. 256 jiwa (49,79 persen) dan di daerah pedesaan sebanyak 119 321 070 jiwa (50,21 persen).
Penyebaran penduduk menurut pulau-pulau besar adalah: [6]
1.             Pulau Sumatera yang luasnya 25,2 persen dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh 21,3 persen
penduduk,
2.             Jawa yang luasnya 6,8 persen dihuni oleh 57,5 persen penduduk,
3.             Kalimantan yang luasnya 28,5 persen dihuni oleh 5,8 persen penduduk,
4.             Sulawesi yang luasnya 9,9 persen dihuni oleh 7,3 persen penduduk,
5.             Maluku yang luasnya 4,1 persen dihu\ni oleh 1,1 persen penduduk, dan
6.             Papua yang luasnya 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk.

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pulau Jawa adalah pulau yang luasnya 6,8
persen dari luas seluruh wilayah Indonesia. Pulau Jawa dihuni oleh 57,5 persen penduduk. Hal tersebut
menunjukkan bahwa di Pulau Jawa terdapat kepadatan penduduk. Karena ibu kota terdapat di Pulau
Jawa, penduduk Indonesia sebagian besar melakukan perpindahan tempat tinggal menuju ke Pulau
Jawa.
Dampak yang di timbulkan dari ketidakmerataan penduduk diatas antara lain:
  Pengangguran, tidak seimbangnya lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja.
  Kriminalisasi di kota besar, dengan banyaknya pengangguran maka mengakibatkan penyimpangan-
penyimpangan sosial di kalangan massyarakat.
  Berkurangnya daerah resapan air di kota besar, karena padatnya wilayah oleh pemukiman penduduk.
  Dan masih banyak yang lainnya.
Permasalahan Demografi Kependudukan
Di Indonesia
NOV 11

Posted by Karida

Kelebihan penduduk, khususnya di Indonesia harus menjadi permasalahan serius yang harus di
tangani sedini mungkin.

PENDAHULUAN
Menurut data yang didapat dari Bank Dunia (The World Bank), mengenai jumlah penduduk di
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 1960 jumlah penduduk di
Indonesia mencapai angka 88,6927 juta, dan tercatat juga pada tahun 2012 jumlah penduduk di
Indonesia mencapai 246,8642 juta penduduk. Terdapat sebanyak 36 % kenaikan yang terjadi, dan
sebagian besar peningkatan jumlah penduduk terdapat di tanah jawa.

Berbagai macam program yang telah dijalankan oleh pemerintahan Indonesia, diantaranya adalah
program KB (Keluarga Berencana). Tapi, untuk mengatasi permasalahan pendudukan di Indonesia
bukan hanya dengan menggunakan program KB, yang hanya bisa menekan jumlah penduduk dan
pertumbuhan.
Melonjaknya tingkat kependudukan di Indonesia bukan disebabkan hanya pada jumlah penduduk
dan pertumbuhannya saja. Tapi banyak juga dari berbagai faktor, diantaranya adalah faktor
persebaran dan kepadatan, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan.

Banyak para ahli berpendapat bahwa, akibat dari tidak meratanya penyebaran penduduk,
kesehatan, pendidikan, dan pendapatan yang akan menyebabkan melonjaknya jumlah penduduk.
Faktor budaya juga termasuk dalam penyebab melonjaknya tingkat penduduk di Indonesia. Masih
banyaknya masyarakat yang berfikiran bahwa “banyak anak, banyak rezeki”. Pada kenyataanya,
semakin banyak keluarga maka akan meningkatkan kebutuhan akan hidup yang layak. Sehingga,
tingkat kemiskinan di Indonesia akan terus melonjak dari tahun ke tahun.

Untuk mengatasi segala penyebabnya, pemerintah sudah melakukan program-program yang telah
dibuat. Namun pengimplementasian yang kurang baik, menyebabkan program-program tersebut
tidak berjalan sesuai dengan harapan.

RUMUSAN MASALAH
1. Kebijakan kependudukan pemerintah sudah berjalan efektif dan efisien belum ?
2. Bagaimana untuk mengatasi kondisi demografi di Indonesia ?
3. Bagaimana cara menekan pertambahan penduduk ?
4. Bagaimana cara untuk meningkatkan kesejahteraan yang semakin menurun ?

PEMBAHASAN
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk tersebesar ke-4 di seluruh dunia. Apalagi
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Ini membuat pemerataan penduduk di
Indonesia menjadi masalah yang sulit terselesaikan, apalagi ditambah dengan lapangan kerja
disetiap daerah berbeda-beda. Seperti halnya dengan semut, akan ramai apabila ada sebuah gula
disuatu tempat. Begitu juga dengan manusia, melonjaknya jumlah penduduk disebabkan tidak
meratanya pembagian lapangan pekerjaan untuk menyambung kehidupan.

Dari pengulasan di atas cukuplah yang menjadi permasalahan di Indonesia adalah permasalahan
demografi. Tapi, permasalahan demografis ini disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor
demografi yang dialami oleh Indonesia diantaranya adalah:

1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)


Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke
empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah
Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2012 mencapai angka 246.846.200. Dari
tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1960-2012,
jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Bahkan di prediksi jumlah pendudukan di
Indonesia pada tahun 2013 akan mencapai 250 juta penduduk.
Grafik peningkatan jumlah penduduk di Indonesia

Dari grafik tingkat kependudukan di Indonesia dari tahun 1960 sampai tahun 2012 diatas, terdapat
peningkatan penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut menyebabkan
berbagai masalah, diantaranya SDA dan pekerjaan, yang hal tersebut menyebabkan berbagai
masalah seperti pendidikan dan kesehatan yang buruk.

Penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya akan menjadi masalah
yang diakibatkan oleh bertambahnya jumlah penduduk. Adanya tekanan penduduk terhadap daya
dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat
tinggal dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait
dengan permasalah lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air,
pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius
demi keseimbangan alam.

Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam
penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk bekerja dan
mencari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah
penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari
pekerjaan dari pada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu
pengangguran dan kemiskinan. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan
tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat
menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.

Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan aspek
lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga
kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh
karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan
besarnya jumlah penduduk Indonesia.
2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya.
Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya laju pertumbuhan
penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.

Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan ini
tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin
banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana,
fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju
pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah muncul program KB dan kini ditangani oleh
BKKBN.

Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai
masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun,
kejahatan, lapangan pekerjaan, dan lain-lain. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju
pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus didukung
oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia perkawinan,
transmigrasi, dan sebagainya. Sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan
menurun.

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata


Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas
wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey
penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak
merata.

Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di tanah Jawa. Hampir
lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat
pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu
wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada
permasalahan pemerataan pembangunan.

Kalau tadi dijelaskan, keadaan manusia seperti halnya semut yang akan berkumpul di daerah yang
terdapat gula, maka untuk manusi faktor-faktor yang menyebabkan mereka migrasi diantaranya
adalah:

-          Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat
dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.

-          Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak
disenangi sebagai tempat tinggal
-          Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat
tinggal di daerah datar

-          Sumber air

-          Perhubangan atau transportasi

-          Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.

Solusi
Untuk mencapai pemerataan dan keseimbangan dalam penyebaran penduduk maka salah satu
jalan dalam mengatasi masalah kependudukan ialah dengan mengadakan transmigrasi.
Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam wilayah
Indonesia umumnya orang-orang yang mengikuti program transmigrasi berasal dari Jawa, Madura,
dan Bali, mereka biasanya ditempatkan di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, dan
di bagian Nusantara yang masih jarang penduduk.

Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan memilki jumlah
penduduk yang relatif sedikit menjadi salah satu tempat tujuan transmigrasi. Wilayah ini
mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan pertanian, dengan lahan yang masih
luas dan tanah yang subur terbuka peluang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi para
transmigran.

Pemerataan penduduk melalui transmigrasi dianggap penting mengingat kekayaan alam yang
merupakan modal pokok dalam pembangunan nasional, yang masih terpendam dalam bumi
Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Pembangunan di bidang transmigrasi sangat
erat hubungannya dengan pembangunan daerah, baik di daerah asal maupun daerah penerima.
Dari berbagai studi telah didapatkan keterangan tentang keadaan para transmigran umum ketika
di daerah asal. Transmigrasi umum di Kalimantan Selatan misalnya, 61% tidak memiliki tanah
ketika di daerah asal (Hardjosoenarto dalam Friedrich, 1980:94). Transmigrasi adalah perpindahan
tempat, suatu gerakan yang mempunyai motivasi, dengan berbagai factor yang
melatarbelakanginya, (Suyitno, 1980:116).

Selain solusi diatas, ada juga solusi lain yang bisa dilakukan pemerintahan,  diantaranya adalah:

-          Melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam
suatu keluarga secara umum, sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran.

-          Menunda masa perkawinan, untuk mendapatkan kelurga yang ideal untuk bisa memiliki
anak.
-          Penambahan dan menciptaan lapangan kerja, untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

-          Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan.

-          Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi.

-          Meningkatkan produksi dan pencarian sumber daya alam untuk kebutuhan masyarakat di
seluruh Indonesia

Opini
Siapa yang tidak mengenal novelis thriller terkenal Dan Brown. Penulis yang terkenal setelah
menulis sebuah novel berjudul The Davinci Code, Angel and Demon yang kedua novel tersebut
sampai di buat sebuah film. Walaupun masih banyak lagi novel yang ditulis oleh Dan Brown. Pada
tahun 2013 ini, Dan Brown menerbitkan lagi sebuah novel yang berjudul Inferno.

Didalam kisah novel tersebut, Dan Brown menceritakan seorang ahli genetika membuat sebuah
wabah penyakit untuk menekan Over Population (pelonjakan pendudukan) yang terjadi di dunia.
Tokoh yang diberi nama Bertrand Zobrist tersebut, berfikir bahwa tingkat pertumbuhan penduduk
di dunia yang tidak bisa dibendung tersebut bisa memunahkan manusia dimuka bumi ini, karena
kerusakan lingkungan, semakin berkurangnya sumber daya alam dan sebagainya. Zobrist
menganalogikan dengan hewan semut yang dimasukan kedalam sebuah aquarium yang penuh
dengan makanan untuk bisa menghidupi hewan tersebut, tapi apabila tingkat pertumbuhan dari
semut tersebut tidak bisa dibendung, sehingga menyebabkan sumber makanan di dalam aquarium
itu akan berangsur-angsur habis, sehingga kepunahan semut-pun hanya tinggal menghitung waktu.

Sungguh mengerikan apabila permasalahan over population itu harus diselesaikan dengan cara
Zobrist di novel Inferno tersebut. Harus menciptakan wabah penyakit yang bisa mengurangi
populasi manusia dengan cepat ? tentu kita tidak ingin hal tersebut terjadi.

Kita kembali ke dunia nyata, dan meninggalkan dunia fantasi yang diciptakan oleh novelis pintar
Dan Brown. Tentu, dengan berbagai macam solusi yang saya ulas diatas, permasalahan
pendudukan akan bisa sedikit demi sedikit bisa teratasi—khususnya di Indonesia. Dengan catatan,
pemerintah harus dengan serius dan sungguh-sungguh menjalankan segala macam program
tersebut. Sehingga tidak menciptakan Bertrand Zobrist di dunia nyata ini.!

======

tulisan ini di kumpulkan sebagai tugas makalah untuk mata kuliah kewarganegaraan…!

Anda mungkin juga menyukai