Kesimpulan-Groundsill

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Pengertian groundsill

Ambang atau drempel (groundsill) yang dibangun menyilang sungai untuk menjaga agar dasar sungai
tidak turun terlalu berlebihan. Groundsill adalah tumpukan batu-batu besar agar tidak dapat dibawa
oleh arus air sungai pada saat banjir. Gunanya untuk membuat kemiringan dasar sungai menjadi
kecil sehingga kecepatan air menjadi kecil dan kedalaman air menjadi besar. Dengan kata lain
mencegah gerusan dasar sungai dengan cara lebih melandaikan kemiringan dasarnya guna
mengurangi gaya tarik alirannya.

Jenis groundsill

- Groundsill datar (bed gindle work)


Berfungsi untuk lebih melandaikan kemiringan sungai.
- Groundsill pelimpah (head work)
Berfungsi untuk mencegah penurunan dasar sungai.

Desain groundsill

ambang dengan elevasi mercu yang terlalu tinggi akan menimbulkan berbagai masalah, antara lain
dasar sungai di sebelah hulu ambang akan naik dan air sungai dengan terjunannya yang tinggi akan
mengganggu stabilitas dasar sungai di sebelah hilir ambang tersebut.

tetapi dengan ambang yang terlalu rendah, pengamanan alur dan tebing sungai terhadap gerusan
arus sungai mungkin tidak efektif, terutama di saat-saat terjadi banjir.

tinggi ambang haruslah ditetapkan berdasarkan hasil studi dan penelitian yang seksama yerhadap
resim sungai pada calon lokasi ambang, agar ambang tersebut dapat berfungsi secara optimal.

Lantai lindung dan konsolidasi dasar sungai pada ambang

Lantai lindung ambang biasanya dikombinasikan dengan konsolidasi dasar sungai guna melindungi
tubuh ambang terhadap gerusan atau gejala piping. Karenanya lantai lindung dan konsolidasi dasar
sungai dibuat dengan panjang yang mencukupi, agara secara maksimal dapat meredam energi yang
terkandung dalam aliran air sungai sekaligus mengurangi kecepatan arus sungai di sebelah hilir
ambang.

Konstruksi kontak tubuh ambang dengan tebing sungai

Konstruksi kontak tubuh ambang dengan tebing sungai merupakan bagian pekerjaan yang sangat
penting, demikian pula kontak antara tebing sungai dengan dengan bagian-bagian ambang lainnya
seperti lantai lindung dan konsolidasi dasar sungai.
Sayap pengarah arus

Apabila ambang dibangun pada sungai, biasanya aliran turbulen terjadi di sebelah hilir
ambang yang disebabkan loncatan hidrolis, mengakibatkan mudah terjadinya gerusan setempat.
Dalam keadaan demikian diperlukan adanya sayap pengarah arus, baik di sebelah hulu maupun
sebelah hilir ambang dan bersamaan dengan itu dasar bantaran serta dasar alur sungai diperkuat
dengan hamparan pelindung yang konstruksinya fleksibel.

Perlindungan bantaran

Apabila pada sungai-sungai dengan penampang ganda, tetapi ambang harus dibangun pada
alurnya saja, maka harus diadakan perlindungan untuk dasar bantaran yang mencakup sampai
dengan ujung hulu dan ujung hilir sayap pengarah arus. Akan tetapi untuk ambang pada sungai yang
bantarannhya sangat lebar, supaya biayanya lebih murah, perkuatan diadakan disekitar bagian atas
sayap pengarah arus dan di sekitar kaki tanggul. Perkuatan dasar bantaran diadakan dengan
konstruksi bronjong guling, hamparan blok beton dan lain-lain.

Metode pelaksanaan

1. Tahap persiapan
a. Pengukuran, untuk mengetahui dan memperkiraan volume pekerjaan, apakah sesuai
dengan volume rencana awal perencanaan.
b. Pembuatan shop drawing yang di lengkapi back up data di ajukan kepada direksi teknis.
c. Mobilsasi peralatan, meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang di
perlukan di lapangan.
d. Pembuatan / pemeliharaan jalan masuk :
- Untuk kelancaran mendatangkan bahan material maupun alat berat.
- Apabila jalan masuk tersebut rusak akibat lalu lalang alat berat akan di perbaiki.
- Di lakukan terus menerus sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
e. Pembuatan foto dan laporan pelaksanaan.
f. Kebersihan, keluasan lapangan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

2. Pekerjaan tanah

a. Galian tanah berpasir ini akan dilakukan untuk merapikan tanah asli guna meletakkan
batu.
b. Galian dilakukan pada daerah rencana groundsill.
c. Galian baru dilaksanakan setelah dilakukan pengukuran memanjang dan melintang
sehingga didapatkan titik-titik elevasi dasar yang akurat. Setelah selesai pengerjaan
galian segera dilakukan pengukuran kembali untuk mendapatkan volume galian yang
diratakan.
d. Selama pekerjaan galian berlangsung, koordinasi dengan direksi selalu dilakukan agar
tidak terjadi kekeliruan dalam menentukan titik-titik elevasi dan pemasangan patok yang
berjarak antara 25 meter hingga 50 meter.
e. Bekas tanah galian pada lokasi groundsill ditempatkan pada sisi galian untuk
membendung air masuk ke dalam galian.

3. Pekerjaan pasangan batu (groundsill)


a. Lokasi pengambilan material (batu) dari lokasi pekerjaan sepanjang masih memenuhi
persyaratan atau pada tempat lain yang disetujui direksi.
b. Batu tersebut harus tahan terhadap cuaca (udara, air, panas dan dingin, getaran,
tekanan). Pada konstruksi utama groundsill ini digunakan batu dengan ukuran 250 –
1000 Kg.
c. Batu dengan berat 250 – 1000 kg merupakan batu primer yang dipasang dengan
menggunakan excavator. Batu ini dipasang setelah pekerjaan galian tanah untuk pondasi
kemudian disusun rapi hingga mencapai elevasi yang telah ditentukan.

Kegiatan penambangan pasir di sungai.


Maraknya aktifitas penambangan pasir oleh masyarakat pasca musibah gempa dan tsunami tanggal
24 Desember 2004 disepanjang daerah aliran sungai (DAS) Sungai Kr. Aceh terutama di kawasan
Indrapuri telah menyebabkan terganggu fungsi sungai ini ditandai dengan turunnya elevasi dasar
sungai. Hal ini dapat membahayakan jembatan yang melintasi sungai tersebut. Gerusan air
menyebabkan terancamnya stabilitas abutment jembatan.

Kegagalan konstruksi groundsill.


Kegagalan konstruksi goundsill dapat menyebabkan terjadinya gerusan pada bagian pilar jembatan.

Anda mungkin juga menyukai