Integral Riemann
Integral Riemann
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
Desember 2014
1
1 Pendahuluan
1.1 Partisi
Misalkan f : I → R terbatas dan P := {x0 , x1 , ......, xn } partisi dari I pada
selang [a, b] suatu himpunan berhingga {a = x0 , x1 , ......, xn = b}.
Sedemikian hingga
.
Jika P adalah partisi seperti yang tampak pada gambar di atas, maka
definisi jumlah Riemann pada fungsi f : I → R
n
X
S(f ; P ) = f (t1 )(x1 − xi−1 )
i=1
Definisi 1.1. Diberikan interval tertutup [a, b], partisi Q disebut penghalus
(refinement) partisi P pada [a, b] jika P ⊆ Q.
Untuk suatu interval [a, b] tak berhingga banyak partisi yang dapat dibuat.
Koleksi semua partisi pada interval [a, b] dinotasikan dengan P [a, b].
2
Contoh 1.1. Diberikan interval I = [0, 1]. Berikut ini adalah beberapa
partisi pada I.
1 1 1 1 2 3 1 2 3 4 5
P1 = 0, , 1 , P2 = 0, , , 1 , P3 = 0, , , , 1 , P4 = 0, , , , , , 1
4 3 2 4 4 4 6 6 6 6 6
,
1 2 3 4 5 6 7 1 1 3 2 5 3 7
P5 = 0, , , , , , , , 1 = 0, , , , , , , , 1
8 8 8 8 8 8 8 8 4 8 4 8 4 8
Dapat dihitung bahwa kP1 k = 43 , kP2 k = 12 , kP3 k = 14
P5 merupakan penghalus dari P3 sebab P3 ⊆ P5 tetapi P5 bukan penghalus
P2 maupun P4 sebab P2 6⊂ P5 dan P4 6⊂ P5 . Partisi P3 ,P4 dan P5 di sebut
partisi seragam
Teorema 1.1. Untuk setiap bilangan real δ > 0 terdapat partisi P pada [a, b]
sehingga
kP k < δ
Bukti :
Diberikan interval tertutup [a, b]. Karena a < b , maka berdasarkan sifat
urutan bilangan real diperoleh b − a > 0. Oleh karenanya sembarang δ > 0
dan berdasarkan sifat archimedes, terdapat bilangan asli n sehingga
b−a
<δ
n
Jadi pada interval [a, b] dapat dibuat partisi P = {a = x0 , x1 , x2 ......, xn = b; ξ1 , ξ2 , ...., ξn }
demikian sehingga kP k < δ.
.
Sehingga Jumlah Integral Riemann atas dari f dengan partisi P adalah
n
X
L(f, P ) = mk (xk − xk−1 )
k=1
3
Sedangkan jumlah Integral Riemann bawah adalah
n
X
U (f, P ) = Mk (xk − xk−1 )
k=1
maka
L(P ; f ) ≤ S(P ; f ) ≤ U (P ; f )
4
2 Pembahasan
2.1 Integral Riemann Atas dan Integral Riemann bawah
Rb Rb
sup L(P, f ) dinyatakan dengan f (x)dx atau f dinamakan Integral Rie-
P ∈ρ[a,b] − −
a a
mann bawah fungsi f pada selang [a, b].
− −
Rb Rb
inf L(P, f ) dinyatakan dengan f (x)dx atau f dinamakan Integral Rie-
P ∈ρ[a,b] a a
mann atas fungsi f pada selang [a, b].
Fungsi f dikatakan terintegral Riemann pada selang [a, b], jika
−
Zb Zb
f (x)dx = f (x)dx
− a
a
Dalam hal fungsi f terintegral Riemann pada selang [a, b], Integral Rie-
mann atas (yang sama dengan Integral Riemann bawah) dinamakan Integral
Riemann fungsi f pada [a, b], dan dinyatakan dengan notasi
Zb Zb
f (x)dx atau f
a a
n n
X X k−1 1 1 1
L(f, P ) = mk (xk − xk−1 ) = . = 1−
k=1 k=1
n n 2 n
n n
X X k 1 1 1
U (f, P ) = Mk (xk − xk−1 ) = . = 1+
k=1 k=1
n n 2 n
Karena {Pn : n ∈ N } ⊆ {P : P ∈ P [a, b]}, maka
1 1
= sup L(Pn , f ) ≤ sup L(P, f ) ≤ inf U (P, f ) ≤ inf U (Pn , f ) =
2 N ∈N P ∈ρ[a,b] 2
5
1
R1 1
R−
Sehingga f (x)dx = 2
f (x)dx.
− 0
0
Ini berarti fungsi f (x) = x, 0 ≤ x ≤ 1 terintegral Riemann pada [0,1] dan
R1
f (x)dx = 21 .
0
Definisi 2.1. Diberikan Interval tertutup [a, b], fungsi bernilai real f : [a, b] →
R dikatakan terintegral Riemann jika terdapat bilangan Real A sehingga un-
tuk setiap bilangan real ε > 0 terdapat bilangan δ > 0 dengan sifat P =
{a = x0 , x1 , x2 ......, xn = b; ξ1, ξ2 , ...., ξn } partisi pada [a, b] dengan kP k < δberlaku :
n
(P ) P f (ξi )(xi − xi−1 ) − A < ε atau |S(P ; f ) − A| < ε.
i=1
Bilangan real A pada definisi diatas disebut nilai Integral Riemann fungsi
f pada interval [a, b] dan ditulis
Zb
A = (R) f (x)dx
a
lim S(P ; f ) = A
|p|→0
6
n
P
f (t1 )(x1 − xi−1 ) Dimana ti titik sembarang pada subselang tertutup (xi − xi−1 ) , i =
i=1
1, 2, ..., n.
|S(P, f ) − A| < ε
Rb
Contoh 2.3. Jika f dimana f (x) = x pada interval [a, b] maka hitung nilai
a
integralnya dan apakah terdapat limit dalam integral tersebut.
Penyelesaian:
f ∈ C [a, b] dan f terintegral Riemann pada [a, b]. misal P adalah partisi
pada [a, b]. pilih ξi = 21 (xi−1 , xi ), i = 1, 2, ...., n kemudian
n n
X X 1
S(P, f ; ξ) f (ξi )∆xi = (xi + xi−1 )(xi − xi−1 )
i=1 i=1
2
n
1X 2 1 1
= (xi − x2i ) = (x2n − x20 ) = (b2 − a2 )
2 i=1 2 2
Zb
f (x)dx = A
a
7
Bukti :
Rb
Dengan menggunakan teorema sebelumnya yakniS(P ; f ) − f (x)dx < ε.
a
Sedang sebelumnya telah didefinisikan bahwa Integral Riemann dapat pula
dinyatakan sebagai limit dengan lim S(P, f ) = A maka
|P |→0
Zb Zb
A − f (x)dx < ε sehingga f (x)dx = A
a a
.
8
R1
Contoh 2.4. Buktikan bahwa f (x)dx ada, dimana
0
sin x
x
, x 6= 0
f (x) =
1, x = 0
Penyelesaian :
sin x
adalah kontinu untuk x 6= 0 dan lim sinx x = 1 = f (0) Sehingga f adalah
x x→0
kontinu pada [0,1] dan f terintegral Riemann pada [0,1].
R1
Sehingga f (x)dx ada.
0
Teorema 2.3. Jika f monoton pada [a, b], maka f terintegralkan pada [a, b].
Bukti :
Asumsikan f naik pada [a, b] untuk tiap n ∈ N tinjau partisi P := {x0 , x1 , ......, xn }
dengan xk = a + k. b−a
δ
, k = 0, 1, ....., n. Karena f naik pada [xk−1 , xk ] maka
f (xk ) = Mk dan f (xk − 1) = mk .
Dalam hal ini kita peroleh suatu deret teleskopis
n n
X b−aX
(Mk − mk )(xk −xk−1 ) = [f (xk ) − f (xk−1 )]
k=1
n k=1
b−a
= [f (b) − f (a)]
n
9
Bukti :
Misalkan f terintegralkan pada [a, b]. Ambil ε > 0 sebarang. Dari definisi
supremum terdapat suatu partisi P1 dari [a, b] sehingga
ε
L(f ) − < L(P1 , f )
2
Dari definisi infimum terdapat pula suatu partisi P2 dari [a, b] sehingga
ε
U (P2 , f ) < U (f ) −
2
Sekarang misalkan Pε = P1 ∪ P2 , maka Pε merupakan perhalusan P1 dan P2 .
Akibatnya
ε ε
L(f ) − < L(P1 , f ) ≤ L(Pε , f ) ≤ U (Pε , f ) ≤ U (Pε , f ) < U (f ) +
2 2
Namun L(f ) = U (f ) sehingga kita peroleh
Sebaliknya misalkan untuk setiap ε > 0 terdapat suatu partisi Pε dari [a, b]
sedemikian hingga U (Pε , f )−L(Pε , f ) < ε. Maka, untuk setiap ε > 0 berlaku
Dari sini disimpulkan bahwa U (f ) = L(f ) atau f terintegralkan pada [a, b].
Bukti :
Diketahui f ∈ R[a, b]
Adib : A1 = A2
Diberikan sembarang bilangan ε > 0. Misalkan A1 dan A2 keduanya nilai
integral Riemann fungsi f .
A1 nilai integral fungsi f pada [a, b], maka terdapat bilangan ε1 > 0 sehingga
10
untuk setiap partisi P = {a = x0 , x1 , x2 ......, xn = b; ξ1 , ξ2 , ...., ξn } pada [a, b]
dengan sifat kP1 k < δ1 berlaku
ε
|S(P1 ; f ) − A1 | <
2
A2 nilai integral fungsi f pada [a, b], maka terdapat bilangan ε2 > 0 sehingga
untuk setiap partisi P = {a = x0 , x1 , x2 ......, xn = b; ξ1 , ξ2 , ...., ξn } pada [a, b]
dengan sifat kP2 k < δ2 berlaku
ε
|S(P2 ; f ) − A2 | <
2
Dipilih δ = min{δ1 , δ2 }, akibatnya jika P sembarang partisi pada [a, b] dengan
sifat kP k < δ berlaku kP k < δ1 dan kP k < δ2 . Akibatnya
ε
|S(P ; f ) − A1 | <
2
Dan
ε
|S(P ; f ) − A2 | <
2
Lebih lanjut
Teorema berikut ini menyatakan bahwa koleksi semua fungsi yang terin-
tegral Riemann, yaitu R[a, b] adalah ruang linier.
Teorema 2.6. Jika f, g ∈ R[a, b] dan a sembarang bilangan real, maka
Rb Rb Rb
1. (f + g) ∈ R[a, b] dan (R) (f + g)(x)dx =(R) f (x)dx + (R) g(x)dx
a a a
Rb Rb
2. αf ∈ R[a, b] dan (R) αf (x)dx = α(R) f (x)dx
a a
11
Bukti :
Rb Rb
Terbukti (f + g) ∈ R[a, b] dan (R) (f + g)(x)dx =(R) f (x)dx +
a a
Rb
(R) g(x)dx.
a
12
dengan sifat kP k < δ berlaku
|S(P ; f ) − A| < ε
Rb Rb
Terbukti αf ∈ R[a, b] dan (R) αf (x)dx = α(R) f (x)dx
a a
Bukti :
Sifat keterbatasan: Jika m ≤ f (x) ≤ M pada [a, b] maka
Zb
m(b − a) ≤ f (x)dx ≤ M (b − a)
a
13
Sehingga L(P, f ) ≤ S(P, f ) ≤ U (P, f ) dan karena S(P ; f ) = A dan A sendiri
Rb
adalah f (x)dx sesuai dengan teorema sebelumnya dan berdasar teorema
a
Rb
dasar kalkulus yaitu f (x)dx = F (b) − F (a) maka untuk sifat keterbatasan
a
berlaku
Zb
m(b − a) ≤ f (x)dx ≤ M (b − a)
a
Teorema 2.8. Jika f ∈ R[a, b] dan f ∈ R[c, b] mengan a < b < c maka
f ∈ R[a, b]. Lebih lanjut
Zb Zc Zb
(R) f (x)dx =(R) f (x)dx + (R) f (x)dx
a a c
Bukti :
Rc Rb
f ∈ R[a, b] dan f ∈ R[c, b], misalkan (R) f (x)dx =A1 dan (R) f (x)dx =A2 .
a c
Rb
Diberikan sembarang bilangan ε > 0, maka terdapat A = (R) f (x)dx dan
a
δ1 > 0 sehingga untuk setiap partisi P1 pada [a, c] dengan sifat kP1 k < δ1
berlaku
n
X ε
(P1 ) f (ξi )(xi − xi−1 ) − (A1 ) <
4
i=1
14
Karena δ = min{δ1 , δ2 } dan kP k < δ, maka berlaku pula kP1 k < δ1 dan
kP2 k < δ2 sehingga
n
X
(P ) (f )(ξi )(xi − xi−1 ) − (A1 + A2 )
i=1
Pn Pn
= (P1 ) f (ξi )(xi − xi−1 ) + (P2 ) f (ξi )(xi − xi−1 ) − (A1 + A2 )
i=1 i=1
Pn P n
= (P1 ) f (ξi )(xi − xi−1 ) − A1 + (P2 ) f (ξi )(xi − xi−1 ) − A2
i=1 i=1
Pn Pn
≤ (P1 ) f (ξi )(xi − xi−1 ) − A1 + (P2 ) f (ξi )(xi − xi−1 ) − A2
i=1 i=1
ε ε
< 4
+ 4
<ε
Xn Xn ε
(P ) f (ξ )(x − x ) − A + (P ) f (ξ )(x − x ) − A 2 <
ε1 i i i−1 1 ε2 i i i−1
2
i=1 i=1
15
Maka
n
X
(P ) (f )(ξ )(x − x ) − (A + A )
i i i−1 1 2
i=1
n n n
P P P
= (P ) (f )(ξi )(xi − xi−1 ) − (Pε ) f (ξi )(xi − xi−1 ) + (Pε ) f (ξi )(xi − xi−1 ) − (A1 + A2 )
i=1 i=1 i=1
Pn Pn Pn
≤ (P ) (f )(ξi )(xi − xi−1 ) − (Pε ) f (ξi )(xi − xi−1 )+(Pε ) f (ξi )(xi − xi−1 ) − (A1 + A2 )
i=1 i=1 i=1
< 2ε − 2ε = ε
Dengan demikian terbukti Jika f ∈ R[a, b] dan
Zb Zc Zb
(R) f (x)dx =(R) f (x)dx + (R) f (x)dx
a a c
16
References
[1] Yan Ishak, Venn. Wattimanela,H.J dan Talakua,M.W S. 2012. Beberapa
Teorema Kekonvergenan Pada Integral Rieman. Jurnal Barekeng, Vol.
6 No. 1 Hal. 13 18.
17