NIM : 2224180045
Kelas : 5A
Efektor ialah alat penghisap tanggapan biologis. Berikut ini adalah berbagai macam
penerimaan rangsang dan reseptornya pada hewan.
Eksoreseptor >> didekat permukaan tubuh dan berfungsi peneruskan perubahan yang
berasal dari lingkungan luar
Enteroreseptor >> didalam tubuh yang berfungsi meneruskan perubahan didalam tubuh
2. Jelaskan bagaimana reseptor dan efektor pada hewan!
Jawaban :
Reseptor
Pada umumnya, reseptor bekerja secara khusus. Artinya, reseptor tertentu
hanya akan menerima rangsang jenis tertentu. Jadi dalam satu individu hewan,
dapat ditemukan berbagai macam reseptor. Dalam sistem saraf, reseptor biasanya
berhubungan dengan saraf sensorik, reseptor bertugas sebagai transduser
(pengubah energi), yaitu mengubah energi dari suatu bentuk tertentu menjadi
bentuk energi yang lain. Pada saat sampai di reseptor, semua energi dalam bentuk
apapun akan segera diubah menjadi energi listrik, yang selanjutnya akan
membawa kepada perubahan elektrokimia sehingga timbul potensial aksi.
Proses timbulnya sensasi dimulai dari reseptor sensoris. Respons yang
diberikan reseptor sensoris merupakan balasan untuk adanya stimulus,
rangsangan yang mampu mengaktivasi reseptor sensori tertentu. Sebuah reseptor
sensoris hanya menanggapi dengan lemah atau tidak sama sekali menanggapi
stimulus lain yang tidak sesuai dengannya. Karakteristik dari reseptor sensoris ini
disebut sebagai selectivity. Selain itu, reseptor sensoris memproduksi dua macam
potensial membran dalam menanggapi sebuah stimulus, yaitu potensial generator
dan potensial aksi.
Efektor
Efektor berhubungan erat dengan saraf motorik. Efektor merupakan alat
penghasil tanggapanTanggapan yang dihasilkan oleh efektor sangat bervariasi,
mulai dari tanggapan yang dapat dilihat secara jelas menggunakan mata
(misalnya gerak tubuh yang dihasilkan oleh jaringan otot dengan kemampuan
kontraksinya) sampai tanggapan yang tidak terlihat mata (misalnya sekresi
hormon oleh organ endokrin dan perubaha beberapa aspek metabolisme akibat
adanya hormon).
Contohnya pada beberapa jenis hewan mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan tanggapan berupa perubahan warna kulit, misalnya cumi-cumi,
gurita, bunglon, katak, dan ular. Perubahan warna dapat terjadi karena hewan
mempunyai kromatofor pada kulitnya. Kromatofor adalah sel yang mengandung
pigmen. Di bawah kendali endokrin, kramatofor dapat mengubah penyebaran
pigmen pada sel pigmen (terkumpul atau tersebar) dalam ukuran menit atau detik.
Mekanisme perubahan warna yang terjadi pada setiap spesies hewan tidak
sama. Pada cumi-cumi dan gurita, kromatofor terkait oleh sel otot sehingga
aktivitas kontraksi-relaksasi otot akan mengubah penyebaran pigmen. Jika otot
berkontraksi, kromatofor pada cumi-cumi dan oktopus meluas dan pigmen
tersebar. Akibatnya, kulit tampak lebih gelap. Sebaliknya, pada saat otot
berelaksasi, kromatofor mengerut dan pigmen didalamnya terkumpul sehingga
kulit tampak berwarna lebih terang. Jadi, perubahan warna kulit pada cumi-cumi
dan oktopus tergantung pada aktivitas otot, sedangkan kontraksi otot
dikendalikan oleh saraf. Cara kerja kromatofor tersebut berbeda dengan cara
kerja kromotofor amfibi. Pada amfibi, kromotofor bekerja dengan penyebaran
dan pengumpulan pigmen secara sederhana, atau kadang-kadang dikendalikan
oleh hormon (bukan oleh saraf).