- Data proporsi
- Cohort
Rumus besar sampel sebagai berikut :
1-P2
di mana n = besar sampel minimum
P2 Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
2 = harga varians di populasi
di mana n = besar sampel minimum
1-2 = perkiraan selisih nilai mean di populasi 1 dengan populasi 2
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
P1 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 1
b. Data proporsi
- Case-control
- Cross sectional Rumus besar sampel adalah :
Pada penelitian eksperimental, belum banyak rumus yang dikembangkan untuk menentukan besar random sampling pada data kontinyu untuk penelitian observasional (estimasi).
sampel yang dibutuhkan. Untuk menentukan besar sampel (replikasi) yang dibutuhkan digunakan
rumus berikut :
1. Untuk rancangan acak lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat
n = besar sampel minimum
digunakan rumus : Z1-a/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada a(derajat kepercayaan)
tertentu
(t-1) (r-1) 15 s2 (tho) = harga varians di populasi (ada distribusi statistika) (disebut juga
simpangan baku atau standar deviasi)
di mana t = banyak kelompok perlakuan d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
r = jumlah replikasi
2. Penelitian dengan 1 populasi yang finit, Simple random sampling atau sistematik
2. Di samping rumus di atas dan untuk rancangan eksperimen lain yang membutuhkan
random sampling pada data kontinyu penelitian observasional (estimasi).
perhitungan besar sampel, dapat digunakan rumus besar sampel seperti pada penelitian
Tho = jumlah kelompok dalam populasi
observasional baik untuk satu sampel maupun lebih dari 1 sampel, baik untuk data proporsi
maupun data kontinyu.
Pada penelitian eksperimen, untuk mengantisipasi hilangnya unit eksperimen, dilakukan koreksi
N = besar populasi
dengan 1/(1-f), di mana f adalah proporsi unit eksperimen yang hilang atau mengundurkan diri
atau drop out. 3. Penelitian dengan 1 populasi data yang infinit, Simple random sampling atau
systematic random sampling pada data proporsi penelitian observasional (estimasi).
10. Penelitian dengan 1 populasi data yang proporsi untuk penelitian eksperimental (uji
hipotesis).
faktor koreksi : 1/(1-f)
14. Penelitian dengan 2 populasi data proporsi penelitian observasional model case
control (estimasi).
n = besar sampel minimum
Z1-a/2 = nilai distribusi normal baku (table Z) pada a tertentu
Z1-b = nilai distribusi normal baku (table Z) pada b tertentu
P0 = proporsi di populasi
Pa = perkiraan proporsi di populasi
Pa-P0 = perkiraan selisih proporsi yg diteliti dengan proporsi di populasi
15. Penelitian dengan 2 populasi data kontinyu penelitian eksperimental (uji hipotesis).
16. Penelitian dengan 2 populasi data proporsional penelitian cross sectional (uji
hipotesis).
dugaan dengan nilai sesungguhnya dari
populasi.
Atau bisa juga menggunakan rumus
17. Penelitian dengan 2 populasi data proporsional penelitian cohort (uji hipotesis).
22. Penelitian eksperimental dengan populasi lebih dari 2 dan jenis data kontinyu
a. Untuk penelitian dengan rancangan acak lengkap (RAL) digunakan rumus
faktor koreksi rasio kasus : kontrol (r + 1)/(2.r) (r – 1) (t – 1) ≥ 15
19. Jenis penelitian korelasi b. Sedangkan untuk penelitian dengan rancangan acak blok (RAB) digunakan
rumus
r (t – 1) ≥ 15
dengan kriteria r = jumlah ulangan dan t = jumlah perlakuan
20. Penelitian eksperimental dengan 2 populasi data kontinyu Contoh : Bila dilakukan penelitian eksperimental dengan menggunakan pola RAL 4
2 t2/2 s2 perlakuan maka
r = (r – 1)(4 – 1) ≥ 15
d2
(r – 1)(3) ≥ 15
2
dengan kriteria s = varians penelitian 3r ≥ 18
t2/2 = nilat t yg diperoleh di tabel t Student pd taraf
dan derajat kebebasan (db) yang sesuai dengan r = 6, Bila jumlah ulangan 6 maka besar sampel adalah 4 x 6 = 24 unit
s2
d = adalah besaran penyimpangan antara nilai