Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA

PERCOBAAN BIOAVAIBILITAS OBAT ANTARA TABLET LEPAS LAMBAT

DAN TABLET BIASA

Nama : ADI SAPUTRO

NIM : 418003

Tanggal Praktikum : Selasa, 20 Oktober 2020

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN TELOGOREJO SEMARANG

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

2020/2021
PERCOBAAN BIOAVAIBILITAS OBAT ANTARA TABLET LEPAS LAMBAT

DAN TABLET BIASA

I. Tujuan
Mengetahui perbedaan ketersediaan hayati (bioavailabilitas) antara sediaan tablet
lepas lambat dengan tablet biasa.

II. Landasan Teori

Istilah ekivalensi atau kesetaraan digunakan dalam perbandingan suatu produk


obat dengan produk obat lainnya. Ada beberapa istilah ekivalensi menurut
Malinowski (2000).

a. Ekivalensi kimia.

Jika dua atau lebih bentuk sediaan mengandung obat seperti yang tertera pada etiket.
b. Ekivalensi klinik.
Jika obat yang sama dalam dua atau lebih bentuk sediaan memberikan efek in vivo
yang identik, yang dapat dilihat dari respon farmakologi atau kontrol terhadap gejala
atau penyakit.
c. Ekivalensi terapeutik.
Ekivalensi terapeutik berarti bahwa dua merk obat diharapkan menghasilkan efek
klinik yang sama.

d. Bioekivalensi.

Jika obat dalam dua atau lebih bentuk sediaan yang sejenis mencapai sirkulasi
sistemik dengan jumlah dan kecepatan yang relatif sama.
e. Ekivalensi farmasetik.
Jika dua produk obat mengandung zat aktif yang sama dalam bentuk sediaan dan
kekuatan yang sama.

Studi bioavailabilitas digunakan untuk menunjukkan efek sifat fisika kimia


komponen obat dan bentuk sediaan terhadap farmakokinetika obat. Studi
bioekivalensi digunakan untuk membandingkan bioavailabilitas obat dengan zat aktif
yang sama dari berbagai produk obat. Apabila produk obat tersebut bioekivalen maka
efikasi dan profil keamanan produk-produk obat tersebut dapat dianggap sama dan
dapat digantikan satu dengan yang lain (Shargel, Wu-Pong, and Yu, 2005).

Sistem pelepasan terkendali memungkinkan obat tetap berada dalam kadar


terapi dalam jangka panjang sehingga masalah under dose dan overdose bisa diatasi.
Sediaan sustained atau sediaan lepas lambat merupakan bagian dari bentuk controlled
relese. Sediaan lepas lambat merupakan sediaan yang menyebabkan obat lepas ke
dalam tubuh dalam waktu yang lama. Penghantaran obat kereseptor atau tempat
bekerjanya obat sering terhambat dengan adanya efek samping obat ataupun karena
pelepasan obat tidak sesuai pada target kerjanya. Untuk itu obat dibuat dalam bentuk
controlled relese atau sediaan lepas lambat terkendali.

Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) merupakan persentase dan kecepatan zat


aktif dalam suatu produk obat yang mencapai/tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam
bentuk utuh/aktif setelah pemberian produk obat tersebut. Bioavailabilitas dapat
diukur dari kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin
(Anonim, 2004b). Terdapat dua macam bioavailabilitas, yaitu bioavailabilitas absolut
dan bioavailabilitas relatif. Bioavailabilitas absolut merupakan perbandingan
bioavailabilitas obat yang diberikan secara ekstravaskular terhadap bioavailabilitas
obat yang diberikan secara intravaskular, sedangkan bioavailabilitas relatif
merupakan perbandingan bioavailabilitas produk obat terhadap pembanding (selain
intravaskular) (Anonim, 2004b).

Sediaan lepas lambat terkendali mengatur pelepasan obat didalam tunuh yang
dimaksudkan untuk mengaktikan obat pada reseptornya. Pemberian obat dengan
sistem pelepasan terkendali juga untuk menjamin kerja farmakologis yang homogen,
mengurangi efek samping obat yang merugikan serta mampu membuat lebih rendah
biaya harian pasien karena lebih sedikit dosis yang harus digunakan.Sistem pelepasan
terkendali tidak bisa diterapkan pada semua jenis obat karena hanya obat-obat
tertentu dan dengan karakteristik tertentu yang memungkinkan dibuat menjadi
sediaan dengan sistem pelepasan terkendali. Diantaranya dengan waktu paruh
eliminasi yang pendek, obat yang memiliki dosis terapi kecil dan untuk obat dengan
jendela terapi yang sempit.

Vitamin C merupakan obat alami dengan beberapa efek yang diinginkan.


Vitamin C juga sebagai obat antioksidan kuat dalam dermatologi yang dapat
digunakan secara topikal untuk mengobati dan mencegah perubahan kulit terkait
dengan warna gelap area mata (Sarkar, 2016). Asam L-askorbat adalah bentuk kimia
aktif dari vitamin C. Di alam, vitamin C yang ditemukan adalah asam L-askorbat dan
asam D-askorbat. Namun hanya asam L-askorbat yang aktif secara biologis sehingga
digunakan dalam dalam praktik medis. Penyerapan vitamin C dalam usus dibatasi
oleh mekanisme transpor aktif. Oleh karena itu, jumlah vitamin C yang diserap
sedikit meskipun sediaan oral yang tinggi. Selain itu bioavailabilitas vitamin C di
kulit tidak memadai ketika diberikan secara oral. Sehingga penggunaan asam L-
askorbat topikal disukai dalam praktik dermatologi (Farris, 2009; Talakoub, 2009).

III. Alat dan Bahan


Alat Bahan

Gelas Bekker Sampel urin dari probandus yang telah minum:


 Vitamin C (Tablet Vitamin C biasa)
 Vitalong C (Talet Vitamin C lepas lambat)
Tabung Rx Aquadest

Pipet Volume Vitamin C serbuk

IV. Cara Kerja


Membuat larutan stok vitamin C 1000 ppm, Membuat seri konsentrasi larutan
1. Membuat
vitamin CKurva
10, 20,Baku Vitamin
30, 40, dan 50C

Mengukur absorbansi Membuat persamaan regresi linear


larutan stok pada λ konsentrasi (x) Vs Absorbansi (y)
265nm

2. Menyampling urine dan pengukuran kadar vitamin C

Probandus minum vitamin Menampung tiap kali mengeluarkan urin dan


C satu kali dosis (catat mencatat waktu serta mengukur volume urin yang
waktunya ) dan berpuasa keluar (urin ditempatkan pada wadah yang berbeda,
semalaman dengan hanya dilabeli waktu. memipet urin sebanyak 10 ml dan
diperbolehkan minum, air dimasukkan dalam tabung reaksi, mengukur
putih yang cukup. absorbansi pada λ 265 nm dari volume

Anda mungkin juga menyukai