Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TERAPAN

PEMBUATAN BALSEM

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Handayani (NIM : 170408016)


Eminari Simatupang (NIM : 170408009)
Maulidya Husnul Khatimah (NIM : 170408018)
Sandro Freddy Lumban Tobing (NIM : 170408014)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2020
I. Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prinsip dan cara kerja

pembuatan balsem.

II. Dasar Teori

Balsam adalah salah satu dari berbagai zat bergetah aromatik yang digunakan

untuk penyembuhan dan menenangkan, diterapkan secara eksternal sebagai obat atau

mengurangi iritasi. Manfaat balsam bagi masyarakat telah dikenal cukup lama,

diantaranya ialah untuk mengobati masuk angin,nyeri perut atau mulas, baik pada

orang dewasa maupun anak-anak dan bayi. Pada umumnya penanganan yang pertama

dilakukan adalah dengan cara memborehkan minyak kayu putih, minyak urut atau

balsam obat gosok pada bagian yang sakit. Pengertian atau definisi balsam obat gosok

adalah suatu produk yang mirip dengan salep, bentuknya lembek, mudah dioleskan dan

mengandung bahan aktif, digunakan sebagai obat luar yang berfungsi untuk

melindungi atau melemaskan kulit dan menghilangkan rasa sakit atau nyeri (Arif,

2006).

Balsem merupakan produk kimia sederhana yang banyak dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari digunakan sebagai obat gosok untuk menghangatkan bagian

tubuh tertentudan sebagai obat penyembuh rasa gatal, apabila diperhatiakn dari zat

pembentukannya, balsam tersusun dari banyak campuran terutama minyak. Minyak

adalah lemak yang berupa cairan pada suhu kamar, umumnya berasal dari
perubahan dari banyak mengundang asam lemak tak jenuh (memiliki ikatan rangkap pada

strukturnya).

Minyak biasanya diperoleh dari hasil ekstraksi dan tambahan seperti misalnya

minyak cengkeh diperoleh dari hasil destilasi pucuk kelimbung methae Piperatae

mengandung kurang lebih dari 50% menthol.

Semua minyak yang digunakan pada pembuatan balsam berfungsi untuk

memberikan aroma dan rasa hangat. Lilin berfungsi sebagai bahan pemadat/pengental

bersama vaselin dan kamfer sebagai pengawet.

Adapun pengaroma yang dinginkan/digunakan dalam pembuatan balsam salah

satunya yaitu aroma oleum anisi.

Salah satu cara membuat minyak lavender dengan metode infus, sebagai berikut :

Bahan yang akan diolah dimasukkan ke dalam sebuah bejana dan ditambahkan

dengan air. Alirkan uap air yang berasal dari bejana lain. Cara ini dapat digunakan untuk

bahan bakal dalam jumlah besar terutama bahan bakal yang mempunyai kadar minyak

atsiri yang rendah.

Dari kedua cara diatas pada bejana penampungan akan terdapat dua lapisan yaitu

air dan minyak atsiri. Letak iyak atsiri dan air yang tergantung pada berat bejananya. Jika

Bj minyak atsiri lebih besar dari Bj air maka minyak atsiri berada dibawah dan sebaliknya.

Kedua lapisan ini dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan sisa air dapat dikeringkan

dengan menggunakan zat-zat pegering, contohnya Na2SO4 exicatus.

Pengeringan sisa air ini perlu dilakukan sebab dengan adanya sisa air tersebut

minyak atsiri cepat rusak atau menjadi tengik. Ila lapisan minyak atsiri dan air sukar

dipisahkan dapat ditambahkan NaCl jenuh untuk menarik airnya.


Alasan Penambahan Bahan

a. Vaselin Putih

Vaselin kuning digunaka untuk formulasi farmasi. Penggunaan topical dan kosmetik

sebagai dasar salep dengan sifat emolien. Vaselin juga banyak digunakan pada cream

dan lotion selian itu dapat pula digunakan untuk menyerap eksudat luka.

b. Lilin Kuning

Lilin kuning digunakan dalma produk makanan kosmetik dan permen, kegunaan

utamanya yaitu sebagai formulasi farmasi. Penggunaan topical untuk mengeraskan

formulasi salep dan cream pada konsentrasi 5-20%. Lilin kuning digunakan dalam emulis

karna air akan menyatu. Pada minyak pada emulsi atau bertindak sebagai emulsifier

sebagai polisim lilin kuning dapat bereaksi dalam zat aktif untuk melepaskan diri saat

pertukaran ion terjadi dalam tubuh karena sifat yang dapat mengembalikan pelepasan zat

aktif dalam sediaan dalam pemakaian lilin kuning hapir disetiap sediaan salut enteric.

c. Minyak Permint

Minyak permen memiliki aroma yang khas yang memiliki efek hangat yang dapat

menambah efektifitas sediaan sebagai salep untuk massage dan couthr iriten.

d. Minyak Gandapura
Gandapura dalam produk makanan tidak boleh digunakan berlebihan karena bersifat

toksit. Persyaratan yang dianjurkan 0.04% atau untuk campur permen sekitar 0.2-0.5

mg/100mg. produk-produk obat gosok, terutama untuk pegal-pegal dan rematik yang

menggunakan bahan ini bisa digunakan sebagai insektisida atau insek, roppellent, metode

ekstraksi, minyak ini berpengaruh terhadap rasa, aroma, kenampakan dan komposisi

kimia dari produk berbeda dengan hasil yang menggunakan pelarut organik.
e. Menthol

Mentol secara luas digunakan dalam produk farmasi, permen, dan sebagai zat tambahan

pewangi dalam produk perlengkapan mandi memeberikan sensasi dingin, sebagai zat

tambaahn pemberi rasa mint, mentol secara alami juga memberikan sensasi dingin yang

meneyegarkan untuk sediaan topical. Tidak seperti mentol yang memberikan efek dan

fungsi yang sama, hanya saja memberikan efek samping yang panas. Digunakan dalam

bentuk cairan dan di semprotkan ke media padat . digunakan untuk menambah

kekencangan kulit dan juga mewangi-wangian.

f. Kanfer

Paling banyak digunakan pada daerah topical yaitu untuk menghilangkan rasa sakit dan

mengurangi gatal pada kulit. Secara topical kamfer berfungsi sebagai untuk

meningkatkan aliran darah, menghilangkan rasa sakit dan mengurangi gatal pada kulit.

Penggunaan secara topical juga dapat mengobati penyakit saluran pernafasan dan untuk

penyakit gejala penyakit jantung dan mengobati luka bakar ringan

III. Alat dan Bahan:

a. Alat yang digunakan

 Pipet

 Gelas ukur

 Batang pengaduk

 Botol balsem

 Hot plate

 Gelas kimia
b. Bahan yang digunakan

 Vaselin kuning 100 gram

 Lilin kuning 10 gram

 M . permint 10 ml

 M . Gandapura 10 ml

 M. Cengkeh 10 ml

 Menthol 10 gram

 Kanfer 5 gram

IV. Prosedur kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang vaselin sebanyak 100 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia

3. Ditimbang lilin kuning sebanyak 10 gram , lalu di campurkan ke dalam

gelas kimia berisi vaselin lalu dipanaskan hingga mencair.

4. Dimasukan minyak permint, minyak gandapura, dan minyak cengkeh ke

dalam campuran vaselin dan lilin kuning yang telah dicairkan.

5. Setelah dicampur dengan sempurna dimasukan mentol dan kanfer

6. Semua bahan dicampurkan sampai sempurna, kemudian dimasukan

kedalam wadah penyimpanan balsem lalu di dinginkan sampai membeku.

V. Pembahasan

Salah satu produk berbasis minyak atsiri yang dibuat pada praktikum kali ini

adalah balsam. Balsam merupakan produk aromatik yang bersifat sebagai obat luar

atau salep yang dioleskan di kulit tubuh. Pembuatan balsam pada umumnya adalah

proses pencampuran bahan-bahan dasar seperti vaseline dan lilin kuning. Vaselin

digunakan sebagai basis salep dalam pembuatan balsam. Lilin kuning merupakan
bahan tambahan untuk menghasilkan tekstur yang lebih keras sehingga memiliki

bentuk yang stabil serta tidak encer. Praktikum ini menggunakan bahan berupa

vaselin, lilin kuning, menthol, minyak gandapura, minyak cengkeh, kanfer.

Penambahan minyak atisri ini digunakan sebagai bahan aktif dalam balsam untuk

memberikan efek setelah dioleskan dan aroma.

Prinsip pembuatan balsam adalah pencampuran seluruh bahan aktif sehingga

sekali dioleskan langsung terasa khasiatnya. Bahan aktif yang terkandung dalam

balsam harus tercampur seluruhnya. Proses pencampuran bahan dilakukan dengan

proses pemanasan. Apabila proses pencampuran tidak berjalan dengan baik, maka

akan dihasilkan balsem yang berbintik-bintik atau berbutir-butir.

VI. Kesimpulan

Balsem merupakan senyawa organik yang dibuat dalam sediaan seperti salep

yang digunakan unuk mencegah, mengobati dan meringankan suatu penyakit

dengan prinsip pembuatannya menggunakan dasar salep yaitu vaselin dan juga

ditambahkan kamfer dan mentol serta bahan pengaroma aromatik seperti mentae

piperitae oil, minyak gandapura dan minyak anisi.

VII. Saran

Praktikum sudah dilakukan dengan cukup baik, kedepannya bisa

ditambah produk-produk yang dapat dihasilkan dari pengolahan minyak atsiri

yang lain sehingga keterampilan mahasiswa tentang produk minyak atsiri

semakin baik
DAFTAR PUSTAKA

American Pharmaceutical Association. 2006.“ Handbook of Pharmaceutical


Excipients, 6th edition”. London : The Pharmaceutical Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979.“ Farmakope Indonesia Edisi III”.


Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995.“ Farmakope Indonesia Edisi IV”.


Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Anda mungkin juga menyukai