Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FORMULASI

FORMULASI EMULSI ORAL MINYAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) DENGAN


BAHAN PENGENTAL

Nama :

1. Wachidatul azizah 20.01.4.021.1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GANESHA HUSADA


2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Syukur amhamdulliah sanantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesasaikan makalah ini
guna memenuhi tugas untuk mata kuliah formulasi, dengan judul “FORMULASI EMULSI
ORAL MINYAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) DENGAN BAHAN PENGENTAL”

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan
saran yang membangun sanantiasa saya harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Kediri, 18 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………….……1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan .................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………...3
2.1 Definisi Formulasi Emulsi...................................................................3
2.2 Proses pembuatan emulsi minyak jintan hitam menggunakan formula
dengan bahan pengental Na. CMC………………………………….3
BAB 3 METODE PENELITIAN....................................................................4
3.1 Alat dan Bahan....................................................................................4
3.2 Prosedur Kerja....................................................................................4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………5
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................6

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Arab, jintan hitam dikenal sebagai habbatus sauda (biji yang menyenangkan)
atau habbatul baraka, artinya biji yang membawa berkah. Bagi kaum muslim, jintan
hitam merupakan anugerah Allah. Anjuran Nabi Muhammad SAW untuk memanfaatkan
jintan hitam tercatat dalam sebuah hadis. “Tetaplah berobat dengan Habbatus sauda
karena sesungguhnya ia bisa mengobati semua penyakit, kecuali kematian”.
Prof. G Reitmuller, Direktur Institut Immunologi dari Universitas Munich
mengakui minyak jintan hitam dapat dijadikan obat untuk penyakit yang menyerang
kekebalan tubuh seperti kanker dan AIDS. Minyak jintan mempunyai rasa yang kurang
menyenangkan, dan pengolahan lebih lanjut untuk menutupi rasa yang kurang
menyenangkan tersebut, salah satunya adalah dengan membuat emulsi minyak jintan
hitam. Emulsi yang digunakan dalam bidang farmasi adalah suatu sediaan yang
mengandung dua cairan yang tidak saling bercampur, dimana salah satu cairan
terdispersi secara seragam sebagai globul-globul kedalam cairan lainnya.
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur,
biasanya mengandung air dan minyak, dimana cairan yang saat terdispersi menjadi butir-
butir kecil dalam cairan yang lain.
Selain emulgator, bahan yang digunakan untuk menstabilkan emulsi adalah bahan
pengental. Bahan pengental yang biasa digunakan dalam pembuatan emulsi oral adalah
Na. CMC, gum arab, gum xanthan dan lain-lain. pemilihan bahan pengental ini
didasarkan pada keamanannya jika digunakan dalam sediaan oral.

iv
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian formulasi emulsi?
2. Bagaimana proses pembuatan emulsi minyak jintan hitam menggunakan formula
dengan bahan pengental Na. CMC?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi formulasi emulsi
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan emulsi minyak jintan hitam
menggunakan formula dengan bahan pengental Na. CMC

v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Formulasi Emulsi
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak
tercampur, biasanya mengandung air dan minyak, dimana cairan yang saat terdispersi
menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika dengan
kandungan paling sedikit dua fase cair yang tidak dapat bercampur, satu
diantaranya didispersikan sebagai globula dalam fase cair lain. Ketidakstabilan
kedua fase ini dapat dikendalikan menggunakan suatu zat pengemulsi/emulsifier
atau emulgator. Terdapat beberapa jenis emulsi, mulai dari yang sederhana hingga
kompleks (Pawlik et al., 2013). Sistem emulsi minyak dalam air (M/A) atau oil in
water (O/W) adalah sistem emulsi dengan minyak sebagai fase terdispersi dan air
sebagai fase pendispersi. Emulsi tersebut dapat ditemukan dalam beberapa bahan
pangan yaitu mayonnaise, susu, krim dan adonan roti. Berkebalikan dengan M/A,
emulsi air dalam minyak (A/M) atau water in oil (W/O) adalah emulsi dengan air
sebagai fase terdispersi dan minyak sebagai fase pendispersi. Jenis emulsi ini dapat
ditemukan dalam produk margarin dan mentega (Winarno, 1997).
Emulsi rangkap (duplex emulsion) merupakan jenis emulsi yang lebih
kompleks dibandingkan emulsi W/O dan O/W. Emulsi rangkap merupakan emulsi
yang tersusun oleh mikrostruktur kompleks dimana droplet yang terdispersi
mengandung droplet dengan ukuran lebih kecil di bagian dalamnya. Metode
emulsifikasi ini digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, pangan dan
pemisahan kimiawi. Jenis emulsi ini terdiri dari emulsi ganda (double emulsion)
dan emulsi berkelipatan (multiple emulsion) (Aserin, 2008).
2.2 Pembuatan Emulsi minyak jintan hitam
Formula dengan bahan pengental Na. CMC
Dipisahkan antara fase minyak dan fase air. Dimasukkan 40 gram sukrosa dalam
38,8 ml air dan dipanaskan hingga larut. Setelah itu dimasukkan Na. CMC dengan
sebanyak 8 gram dan diaduk hingga mengental. Kemudian dimasukkan tween 80 dan
metil paraben (bahan A). pada saat yang bersamaan, dipanaskan span 80, minyak
jintan hitam, alfa tokoferol dan propil paraben dalam gelas kimia pada suhu 70ºC
(bahan B). setelah itu bahan B dimasukkan kedalam bahan A sambil diaduk dengan
mikser, sampai terbentuk emulsi yang sempurna. Setelah itu ditambahkan pasta
pandan dan diaduk Kembali dengan mikser sampai dingin. Selama pengadukan
dingan mikser, dilakukan metode pengadukan intermittent shaking (pengadukan
berselang).

vi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Lemari es, mantel pemanas, mikser, mikroskop foto, neraca, viscometer Brookfield,
volmeter dan thermometer. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu minyak
jintan hitam (Nigella sativa), aquadest, alfa tokoferol, gum arab, gum xanthan, metil
paraben, propil paraben, Na. CMC, pasta pandan, span 80, sukrosa dan tween 80.
3.2 Prosedur Kerja
Dilakukan penelitian dengan menggunakan bahan-bahan sebagai berikut : minyak
jintan hitam (Nigella sativa) sebagai bahan aktif, aquadest sebagai pelarut, alfa tokoferol
sebagai antioksidan, metil paraben dan propil paraben sebagai pengawet, tween 80 dan
span 80 sebagai emulgator, Na CMC, gum arab dan gum xanthan sebagai bahan
pengental, pasta pandan sebagai pewarna dan pengaroma, dan sukrosa sebagai pemanis.

vii
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Minyak jintan hitam dapat dijadikan obat untuk penyakit yang menyerang
kekebalan tubuh seperti kanker dan AIDS. Minyak jintan mempunyai rasa yang kurang
menyenangkan, dan pengolahan lebih lanjut untuk menutupi rasa yang kurang
menyenangkan tersebut, salah satunya adalah dengan membuat emulsi minyak jintan
hitam. Emulsi yang digunakan dalam bidang farmasi adalah suatu sediaan yang
mengandung dua cairan yang tidak saling bercampur, dimana salah satu cairan
terdispersi secara seragam sebagai globul-globul kedalam cairan lainnya.
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur,
biasanya mengandung air dan minyak, dimana cairan yang saat terdispersi menjadi butir-
butir kecil dalam cairan yang lain. Selain emulgator, bahan yang digunakan untuk
menstabilkan emulsi adalah bahan pengental. Bahan pengental yang biasa digunakan
dalam pembuatan emulsi oral adalah Na. CMC, gum arab, gum xanthan dan lain-lain.
pemilihan bahan pengental ini didasarkan pada keamanannya jika digunakan dalam
sediaan oral.

viii
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac.id/56563/3/Bab_II.pdf
Admin., 2007, Penelitian Para Ahli Kedikteran terhadap Habbatus Sauda (Bag 1) (online)
(http://www.habbats.com) diakses tanggal 02 Desember 2009.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.

ix

Anda mungkin juga menyukai