Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEDIAAN CAIR

( SIRUP DAN EMULSI )

DOSEN PEMBIMBING

Niken Feladita, M.Sc., Apt

DISUSUN OLEH :

1. Meta Alfani 18500008


2. Monica Cintiya A. 18500021
3. M. Dzaki Aulia 18500022
4. M. Hafidz Abdillah 18500023
5. M. Sahrul 18500024
6. Mupi Falsianingrum 18500025
7. Nadia Akila 18500027
8. Natasa Tesalonica 18500028
9. Pariyah 18500029
10. Rahmalia Intan S. 18500030

UNIVERSITAS MALAHAYATI
FAKULTAS KEDOKTERAN
D3 AKAFARMA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala kemampuan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “SEDIAAN
CAIR ( SIRUP DAN EMULSI )“ pada mata kuliah Pengantar Sediaan Farmasi . kehidupan
yang layak dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap
masyarakat , mereka selalu berusaha mencarinya dan tak jarang menggunakan cara-cara yang
tidak semestinya dan bisa berakibat buruk. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat dan karunianya serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan
nabi besar Muhamad SAW atas petunjuk dan risallahnya, yang telah membawa zaman
kegelapan kezaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-
pihak yang telah membantu saya memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini .

Saya dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
lebih baik lagi demikian yang dapat saya sampaikan , semoga melalui makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua .

Bandar Lampung, 18 april 2019

Tim penyusun
DARTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………i


Daftar Isi…………………………………………………………………………..……..ii
BAB 1 PENDAHULUAAN …………………………………………………….….……1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….……….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….…...1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….……..…2
2.1 Pengertian sediaan cair……………………………………………………….….2
2.1.1 Pengertian sirup……………………………………………………………2
2.2 Jenis-jenis sirup………………………………………………………………….2
2.2.1 Keutungan dan kerugian sirup…………………………………..…….….3
2.2.2 Cara penyimpanan sirup…………………………………………...….…..3
2.2.3 Contoh sediaan sirup yang ada di pasaran………………………....…..3
2.3 Pengertian emulsi…………………………………………………………..…….4
2.3.1Tipe-tipe emulsi……………………………………………………...……..5
2.3.2 Bahan emulgator…………………………………………………………...5
2.3.3 Tujuan pemakaian emulsi………………………………………………..5
2.4 Cara pembuatan emulsi…………………………………………………………..6
2.4.1 Keutungan dan kerugian sediaan emulsi……………………………..…...6

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..…..…8


KESIMPULAN………………………………………………………………...………...8
SARAN…………………………………………………………………………………....8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….....9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak mengalami kesulitan menelan sediaan obat sehingga dalam mempermudah anak
dalam menelan obat, bentuk sediaan obat padat tersebut diracik dalam bentuk serbuk
terbagi (puyer) atau mencampurkan serbuk kedalam sediaan sirup.

Dan emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil sehingga dibutuhkan zat
pengelmusi dan (emolgator) untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi
dengan pendispersinya tidak pecah atau keduanya tidak terpisah. Dari hal tersebut maka
sangat penting mempelajari tentang sediaan cair sirup dan emulsi karena kita dapat lebih
mengetahui zat pengelmusi apa saja yang cocok untuk menstabilkan pemulsi selain itu
juga dapat diketahui faktor yang menentukan stabilnya pemulsi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian emulsi dan sirup,
2. Komponen emulsi
3. Tujuan pemakaian emulsi dan sirup
4. Kelebihan dan kekurangan pemakaian sirup dan emulsi
 
BAB II

2.1 PENGERTIAN SEDIAAN CAIR


Sediaan cair adalah sediaan bahan obat yang mengandung obat terlarut atau tercampur
dengan bahan pelarutnya bahan pembawa seperti, air, alkohol dll.

Pengertian sirup
Sirup dalam farmakope indonesia edisi III sirup adalah sediaan cair berupa larutan
yang mengandung sakarosa kecuali dinyatakan lain.
Komponen sirup
1. Zat aktif : zat aktif adalah zat utama/zat yang berkhasiat dalam sediaan
2. Larut : larut adalah cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa
disebut sebagai zat pembawa . contoh larut adalah air,gliserol, etanol dll
3. Manis : manis merupakan zat tambahan dalam suatu sirup, manis
ditambahkan dalam suatu sediaan untuk memberikan rasa manis ada sirup.
4. Zat penstabil : dimaksudkan untuk menjaga agar sirup dalam keadaan
stabil.
5. Warna : adalah zat tambahan untuk sediaan sirup atau biasa disebut
corigen coloris penambahan warna jika di perlukan bertujuan agar sediaan
menjadi lebih menarik dan tidak berwarna pucat.
6. Rasa : penambahan rasa ini hanya jika diperlukan, ditambahkan jika
sediaan sirup yang akan di berikan kurang enak atau terlalu pahit.
7. Pengental : penambahan pengental kedalam sediaan sirup hanya jika
perlukan saja.

2.2 JENIS JENIS SIRUP


Ada 3 macam yaitu:
1. Sirup simpex
Mengandung 65% gula dalam air
2. Sirup obat
Mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan.
3. Sirup wangi
Mengandung wangi atau zat pewangi lainnya, tidak mengandung obat contoh : sir
thyamin
2.2.1 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SIRUP
Keuntungan sirup
 Sesuai untuk pasien yang susah menelan obat dengan sediaan padat seperti
tablet dan dalam bentuk serbuk terbagi (puyer) contohnya: anak-anak, lanjut
usia, dan parkinson.
 Dapat menarik keinginan pasien untuk minum obat, karena rasanya yang
enak dan baunya yang sedap. Sehingga anak-anak tidak takut untuk minum
obat.
 Sesuai untuk bahan obat yang bersifat higroskopis.
 Merupakan campuran homogen.
 Dosis dapat diubah-ubah pembuatannya.
 Mempunyai rasa manis.
 Obat lebih mudah diabsorpsi dalam tubuh.

Kerugian sirup
 Tidak semua obat bentuk sediaan sirup ada di pasaran.
 Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, ada umumnya campuran atau
kombinasi beberaa zat berkhasiat.
 Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak.
 Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil.

2.2.2 CARA PENYIMPANAN SEDIAAN SIRUP


 Sebaiknya di simpan di tempat sejuk.
 Tidak terkena sinar matahari langsung
 Tutup rapat penutup ada botol sirup

2.2.3 CONTOH SEDIAAN SIRUP YANG ADA DI PASARAN


 Actived plus DM 120 ml.
 Sanmol drop
 Ersylan sirup 120 ml
 Citocetin sirup 60 ml
 Benacol syrup DLL.
2.3 PENGERTIAN EMULSI

Menurut FI edisi IV, emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk tetesan kecil. Emulsi dapat
distabilkan dengan penambahan bahan pengelmulsi atau emulgator yang mencegah
koalsensi. Dalam kata lain emulsi adalah sediaan cair yang mengandung bahan obat
yang terdispersi dalam cairan yang distabilkan dengan zat pengemulsi.

Berdasarkan sumber bahan dasarnya, sediaan emulsi dibagi menjadi 2 macam yaitu,

a. Emulsi vera atau emulsi alam.


b. Emulsi spuria atau emulsi buatan.

KOMPONEN EMULSI

Komponen emulsi terdiri atas:

a. Komponen dasar

Merupakan pembentuk emulsi yang terdiri atas

 Fase dispersi. Yaitu zat cair yang terbagi bagi atau fase yang terdispersi
menjadi butiran kecil kedalam zat lain cair lain.
 Fase kontinue, yaitu zat cair atau medium dispersi yang berfungsi sebagai
bahan dasar/pendukung dari emulsi .
 Emulgator yaitu bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi

b. Komponen tambahan

penambahan bahan tambahan pada sediaan emulsi berfungsi sebagai:

 Corrigen Saporis, coloris, dan odoris. Misalnya sirup,warna,


 Perservativ atau pengawet, misalnya metil propil paraben, asam benzoat ,
asam sorbat, fenol,dll
 Anti oksidan . misalnya asam askorbat , asam sitrat,asam gallat.
2.3.1 TIPE EMULSI

Emulsi dibedakan menjadi 2 tipe :

 emulsi tipe o/w (oil in water) atau m/a (minyak dalam air). merupakan emulsi
yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air. Karena fase luar bersifat
kontinue, emulsi ini bisa diencerkan ataupun ditambah air.
 emulsi tipe w/o (water in oil) atau a/m (air dalam minyak) merupakan emulsi yang
mempunyai fase dalam air dan fase luar minyak. Karena fase luar bersifat
kontinue, emulsi tipe ini bisa diencerkan atau ditambahkan minyak.

2.3.2 BAHAN EMULGATOR

Contoh bahan emulgator

1. Bahan emulgator alam dari tumbuhan


 Pulvis gummi arabicum (gom arab/gom akasia)
 Tragacantha (tragakan)
 Chondrus
 Agar agar
 Emulgator lain
2. Bahan emulgator dari alam dari hewan
 Magnesium aluminium silikat/veegum
 Bentonit

2.3.3 TUJUAN PEMAKAIAN EMULSI

a. Untuk pemakaian dalam secara oral


b. Umumnya tujuan pemakaian ini untuk tipe o/w
c. Untuk pemakain luar ada kulit
2.4 CARA EMBUATAN EMULSI

Emulsi dapat dibuat dengan beberapa cara tergantung dari sifat komponen dan alat
yang digunakan. Dalam skala kecil, sediaan emulsi dapat dibuat dengan 3 metode

1. Metode Gom Kering atau Metode Kontinental


2. Metode Gom Basah atau Metode Inggris
3. Metode botol atau Metode Botol Forbes

KESTABILAN EMULSI

Emulsi dapat mngalami ketidakstabilan berupa:

a. Craming, merupakan terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan. Satu lapisan


mengandung fase dispersi lebih banyak dari pada lapisan yang lain.

Craming adalah proses yang bersifat reversibel, artinya bila sediaan tersebut
dikocok perlahan lahan, emulsi akan terdispersi homogen kmbali.

b. Koalesen dan cracking (breaking) merupakan pecahnya sediaan emulsi karena


artikel sudah rusak dan butir minyak akan mengalami kerusakan. Cracing
bersifat irreversibel, artinya dengan penggojokan kembali tidak dapat
homogen kembali.
c. Invresi merupakan berubahnya tipe w/o menjadi o/w secara tiba tiba atau
sebaliknya dan sifatnya irrevesibel

2.4.1 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN EMULSI

Keuntungan sediaan emulsi

 Dapat membentuk sediaan yang homogen dan brsatu


 Emulsi dapat menutupi rasa yang tidak enak
 Mudah ditelan
 Efek terapi dapat diperpanjang

Kekurangan sediaan emulsi

 Sediaan kurang praktis

 Stabilitas rendah
 Takaran dosis kurang teliti
 Tidak tahan lama
 Emulsi kadang kadang sulit dibuat dan membutuhkan teknik pemrosesan
khusus.
emulsi dibedakan menjadi 3 :

 Oral

 Umumnya emulsi tipe o/w karena rasa dan bau minyak yang tidak enak dapat
tertutupi.minyak bila dalam jumlah kecil dan terbagi dalam tetesan-tetesan
kecil lebih mudah dicerna. Contoh sediaan emulsi yang di pasarkan Laxadin
emulsi, Scot’s emulsion, Minyak ikan

 Topikal

 Umumnya emulsi tipe o/w atau w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat
zatnya atau jenis efek terapi yang dikehendaki, sediaan yang penggunaannya
di kulit dengan tujuan menghasilkan efek lokal. Contoh sediaan emulsi yang
dipasarkan Aclonac emulsi gel, Hotin dcl emulsi gel

BAB III
PENUTUP
 
3.1 KESIMPULAN
Sediaan cair adalah sediaan bahan obat yang mengandung obat terlarut atau tercampur
dengan bahan pelarutnya bahan pembawa seperti, air, alkohol dll. Dan mulsi adalah sdiaan
cair yang mngandung bahan obat yang trdisrsi dalam cairan yang distabilkan dngan zat
ngmulsi. Sdangkan siru adalah sdiaan cair brua larutan yang mngandung sakarosa kcuali
dinyatakan lain.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam pembuatan sirup dan emulsi harus memperhatikan dosis bahan dan
mutu obat , terutama zat tambahan atau emulgator dalam pembuatan emulsi. Dan dalam
pembuatan sirup harus lebih memperhatikan zat warna,pemanis atau zat tambahan lainnya.

Daftar Pustaka
Buku ilmu resep untuk smk farmasi vol 2

http://docplayer.info/41166783emulsi-farmasi-pharm-dr-joshita-djajadisastra-ms-phd.html

http://www.academia.edu/7613639/laporan_emulsi

http://www.scribd.com/document/2679349/laporan-Emulsi

http://apotekdiankafarma.wordpress.com/2016/08/26/macam-bentuk-sediaan-obat/

http://duniafarmasiku.wordpress.com/2014/04/13/sirup-2/

Anda mungkin juga menyukai