Anda di halaman 1dari 361

ALQURAN ALHAKIM

TERJEMAH
&
TAFSIR REFORMASI
JILID I
Surat 1 (Al-Faatihah)
s/d.
Surat 6 (Al-an`am)
Ahmad Hariadi

Penerbit

YAYASAN KEBANGKITAN KAUM MUSLIMIN


ISBN: 978-979-19130-4-1

Judul:
Alquran Alhakim
Terjemah dan Tafsir Reformasi
Jilid 1 (surat 1 s/d. surat 6)

Penulis:
Ahmad Hariadi

Editor:
Tim Penerbit Yayasan Kebangkitan Kaum Muslimin

Perwajahan Isi:
Tim Penerbit Yayasan Kebangkitan Kaum Muslimin

Pewajah Sampul:
Tim Penerbit Yayasan Kebangkitan Kaum Muslimin

Cetakan:
Pertama, September 2020

Penerbit

YAYASAN KEBANGKITAN KAUM MUSLIMIN


iii

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA NO.7 TAHUN 1987


Psal 44

(1)
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan atau memberi ijin untuk itu, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan / atau denda
paling banyak Rp. 100.000.000,-
(seratus juta rupiah)

(2)
Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran hak cipta sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun,
dan / atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah).
iv
v

Prakata Penerbit

Yayasan Kebangkitan Kaum Muslimin memanjatkan puji dan


syukur kepada Allah swt. karena sesuai dengan Anggaran Dasarnya
Pasal 3 dan 4, dapat menerbitkan ke sekian kali sebuah Kitab berjudul
"TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI" yang ditulis oleh Bapak Ahmad
Hariadi.
Dalam Anggaran Dasar YAYASAN Pasal 3-nya disebutkan
tentang tujuan YAYASAN, yakni "turut membantu program Pemerintah
dalam mencerdaskan dan meningkatkan kualitas hidup Bangsa,
khususnya Kaum Muslimin yang merupakan mayoritas penduduk
Negeri tercinta ini. Kalau Kaum Muslimin dalam beragama cerdas
intelektualnya, cerdas emosionalnya, dan cerdas spiritualnya, maka
Negeri ini akan segera aman damai dan sejahtera, baik lahir maupun
batin.
Dan dalam Pasal 4-nya disebutkan, "Untuk mencapai tujuan
tersebut, YAYASAN ini akan melakukan berbagai usaha yang di
antaranya, membikin/menerbitkan dan menyebarluaskan kepada
masyarakat buku-buku yang isinya tentang ilmu keagamaan yang
berhubungan dengan tiga kecerdasan tersebut.
Berdasarkan dua Pasal itu, maka YAYASAN ini merasa perlu
sekali untuk dapat menerbitkan Kitab TERJEMAH & TAFSIR
REFORMASI tersebut. Hal ini dilakukan karena isinya sangat baik dan
efektif sekali untuk dijadikan solusi terhadap permasalahan
masyarakat dunia yang cukup komplek, terutama permasalahan
masyarakat di Negeri tercinta ini.
Mudah-mudahan keterangan dan penjelasan yang
dibentangkan dalam Kitab "TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI"
tersebut, untuk tahap pertama dapat dijadikan bahan kajian dan riset
oleh para ulama dan cendekiawan Muslim, terutama yang ada di
Negeri ini.
Dan kemudian, dapat memberikan andil/saham yang sangat
besar dalam mencerdaskan Kaum Muslimin di dalam beragama,
sehingga mereka secara bertahap akhirnya akan dapat menjadi
“Pewaris bumi/berkuasa di dunia” yang disegani dan dihormati oleh
vi

umat lain di mana-mana dengan Visi dan Misinya yang “Rohmatan lil
`aalamiiin”.
Demikianlah harapan penerbit, mudah-mudahan pemaparan
yang bermanfaat yang ada dalam Kitab tersebut dapat menjadi “
A`maal Jaariyah” dan “Al-Baaqiyaat ASh-Shoolihaat” bagi penulisnya,
Amin!

Wassalam, Garut 19 Muharam 1442 H


07 September 2020 M

YAYASAN KEBANGKITAN KAUM


MUSLIMIN
vii

Pengantar Penulis

Selama puluhan tahun mempelajari Alquran ada puluhan


wahyunya yang selalu menjadi perhatian penulis. Wahyu berupa ayat-
ayat Alquran ini tak henti-hentinya membuat penulis berpikir dan
berpikir, di antaranya adalah:
1. Orang-orang yang beriman sejati itu pasti lebih unggul daripada
umat lain “(3: 139).
2. Orang-orang yang akidah dan perilakunya sesuai dengan petunjuk
wahyu Alquran, pasti tidak akan dapat diubek-ubek, diperdaya,
dipecah-belah, dan dikalahkan oleh orang-orang yang menyimpang
dari petunjuk wahyu Alquran (5:105).
3. Orang-orang yang beriman sejati tidak akan mungkin dapat
dikalahkan oleh orang-orang yang kufur kepada wahyu Ilahi (4:141).
4. Problem sebesar apa pun yang ada pada orang-orang yang benar-
benar bertakwa, pasti ada jalan keluarnya (65:2).
5. Orang-orang yang beriman yang benar-benar tabah menghadapi
cobaan dan gigih dalam perjuangan, pasti akan dapat mengalahkan
musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak daripadanya (8:65-66).
6. Orang-orang beriman yang benar-benar memperjuangkan aturan
atau syariat Allah, pasti akan ditolong oleh-Nya dengan berbagai
pertolongan gaib (47:7 dan 3:123-125).
7. Orang-orang yang benar-benar beriman dan beramal saleh, pasti
mereka akan dapat menjadi penguasa atau khalifah di bumi (24:55).
8. Dll.
Janji Allah dalam ayat-ayat tersebut telah sempurna di masa
Rasulullah, di masa para sahabat, dan masa-masa sesudahnya sekitar
tiga generasi.Akan tetapi setelah penulis melihat kondisi umat Islam
selama ini yang faktanya tidak sesuai dengan janji ayat-ayat tersebut,
maka penulis menyimpulkan bahwa umat Islamlah secara kolektif yang
salah, bukan ayatnya yang salah, karena ia adalah wahyu Allah, Tuhan
semesta alam. Lantas penulis mencoba melakukan penelusuran untuk
mencari penyebabnya. Upaya puluhan tahun menggunakan kacamata
Alquran ini tentu dibarengi dengan doa agar diberi petunjuk oleh-Nya.
Termasuk doa penulis pada waktu thawaf ka`bah yang merupakan
simbol dari pada Alquran itu sendiri. Akhirnya sampailah penulis
kepada penyebab objektif dari masalah yang dihadapi umat Islam
kini.
viii

Pada pertengahan tahun 2001 penemuan-penemuan tersebut


mulai penulis dokumentasikan dalam sebuah buku berjudul "100 Lebih
Pemahaman Kaum Muslimin Perlu Direformasi." Buku ini merupakan
pengantar dari tafsir 30 juz yang berjudul "YASSARNAL-QUR'AN" yang
juga ditulis oleh penulis (terbit awal tahun 2006).
Alquran berpuluh-puluh kali memerintahkan agar orang-orang
yang beriman senantiasa berpikir. Maka penulis pun terus berpikir
dengan berpedoman wahyu Alquran. Hasil akhirnya tertuang dalam
kitab "TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI" ini, yang merupakan
penyempurnaan dari buku dan kitab penulis sebelumnya. Kenapa
disebut "TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI?" Jawabannya, silakan
membacanya dengan saksama! Di sini penulis merasa perlu mengutip
kata-kata Soekarno muda, manusia jenius yang ketika itu berusia 39
tahun. Dalam bukunya "Di Bawah Bendera Revolusi" yang terbit
kemudian, pada Bab "ME-"MUDA"-KAN PENGERTIAN ISLAM" Ir.
Soekarno mengatakan: “Marilah kita, kalau kita tidak mau mendurhakai
Zaman, marilah kita mengangkat rasionalisme itu menjadi kita punya
bintang petunjuk di dalam mengartikan Islam. Kita tidak akan rugi, kita
akan untung. Sebab Allah sendiri di dalam Qur'an berulang-ulang
memerintahkan kita berbuat demikian itu. 'Apa sebab kamu tidak
berfikir, .... apa sebab kamu tidak menimbang, .... apa sebab tidak
kamu renungkan,' itu adalah peringatan-peringatan Allah yang sering
kita jumpai. Maka dengan Rasionalisme itu, tuan akan melihat akan
berobahlah outlook kita sama sekali. Akan berobahlah pengertian-
pengertian kita yang fundamentil, akan berobahlah pengertian-
pengertian kita yang detail. Akan berobahlah, misalnya, kita punya
pengertian tentang qadar, tentang Adam dan Hawa, tentang berbapak
dan tidaknya Nabi Isa, tentang mati syahid, tentang Mahdi dan Dadjdjal,
tentang amal dan ibadah, tentang siasah, tentang haram dan makruh,
tentang seribu-satu hal yang lain-lain."
Dapat penulis tambahkan "tentang seribu-satu hal yang lain-
lain" ini, seperti tentang pahala, tentang dosa, tentang hari akhir, tentang
hari kiamat, tentang yaumul-mahsyar, tentang timbangan amal, tentang
surga, tentang neraka, tentang musyrik, tentang diampuni dan tidak
diampuninya dosa, tentang sabar, tentang shalawat, tentang salat itu
tujuan ataukah alat, dan masih banyak lagi tentang-tentang yang
lainnya. Itulah perkataan Soekarno muda, si kutu buku berotak jenius,
ketika beliau masih murni-murninya berpikir. Tidak ada unsur
ix

kepentingan pribadi, kepentingan politik, dan lain-lain.


Pada waktu penulis membaca pernyataan Putra Sang Fajar
ini penulis tertegun. Batin pun berkata, "Luar biasa ... luar biasa ... luar
biasa," karena penulis puluhan tahun menggeluti Alquran dan
mengalami proses perkembangan pemikiran yang mirip seperti itu.
Hal ini dapat dibuktikan dalam buku-buku dan kitab penulis
sebelumnya, di antaranya berjudul "100 Lebih Pemahaman Kaum
Muslimin Perlu Direformasi" dan kitab Tafsir "YASSARNAL-QUR'AN"
yang dilanjutkan dan disempurnakan dalam kitab "TERJEMAH
&TAFSIR REFORMASI" ini.
Sejak tahun 2014 sampai dengan mewabahnya pandemi
Covid-19 awal tahun 2020 ini, penulis (Ahmad Hariadi) bersama
dengan Dr. Gatut S. Adisoma dan Ibrahim Fadhil Azhar sedang
mengerjakan penerjemahan Alquran di Sawangan, Depok, Jawa
Barat. Selama sekitar enam tahun berdiskusi dan bertatap muka, kami
bertiga baru mencapai separuh dari Alquran (Surat 19 - Maryam)
dengan perkiraan akan selesai akhir tahun 2025. Selama
penerjemahan, penulis mendapatkan pengalaman yang sangat
berharga, terutama dari segi kosakata, diksi, dan berbagai tafsir yang
ada pada Kitab-Kitab Tafsir berbahasa Inggris yang dijadikan
tambahan referensi oleh kedua rekan penulis tersebut. Karena terhalang
oleh berbagai hal, utamanya pandemi Covid-19, dan untuk
mempercepat waktu selesainya penerjemahan, kami bertiga harus
mengubah dan menyesuaikan cara kerja kami. Maka penulis pun
menyelesaikan dahulu draft penerjemahan sisanya, sampai dengan
Surat 114, untuk kemudian penulis emailkan kepada mereka berdua
agar diteliti dan dibuat catatan serta komentar. Ini semua nantinya akan
dibahas serta dimusyawarahkan bertiga apabila sudah dapat
berkumpul kembali.““Dari proses penerjemahan bertiga itu penulis
merasa sangat terbantu, baik dalam menerjemahkan sisanya maupun
dalam menerjemahkan dan menafsirkan Alquran seperti yang ada
dalam "TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI" ini. Kehadiran Kitab
"TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI" yang ada di hadapan para
pembaca ini, sebenarnya pernah dijanjikan oleh penulis 17 tahun yang
lalu. Hal ini dapat dilihat dalam Kitab penulis berjudul "YASSARNAL-
QUR'AN" halaman xiii di Bab PENDAHULUAN. Metode yang
digunakan dalam kedua terjemahan tersebut berbeda. "YASSARNAL-
QUR'AN" adalah terjemahan secara harfiah disertai Nahwu-Sorof,
x

sedangkan "TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI" ini adalah


terjemahan bebas sesuai maksud dan makna ayat. Oleh karena itu,
dalam kitab "TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI" ini akan banyak
ditemukan kata-kata di antara tanda kurung, yang teks aslinya dalam
bahasa Arab tidak ada di ayat ini namun kita dapati di ayat lain. Inilah
keunikan ayat-ayat Alquran yang memang satu sama lain saling
menjelaskan sesuai topiknya. Di samping itu, ada pula kata-kata dalam
tanda kurung yang merupakan tambahan dari penulis sendiri. Hal ini
penulis lakukan untuk lebih menjelaskan konteks dari kata atau kalimat
sebelumnya. Penulis merasa perlu menyinggung hal ini agar tidak
disalahpahami. Ini pun suatu upaya agar terjemahan Alquran tidak
dijadikan sasaran fitnah terutama oleh pihak-pihak tertentu yang
mencari-cari kesalahan atau kontradiksi di dalamnya. Dalam
"TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI" ini akan banyak ditemukan pula
suatu kata dalam ayat yang ejaan dan lafalnya sama, namun diartikan
berbeda-beda sesuai susunan kalimat dan konteksnya, yang dalam
tata bahasa Indonesia disebut "kata homonim". Dalam terjemahan ini
akan banyak ditemukan juga suatu "kata atau kalimat" yang diartikan
dengan "makna majas", namun oleh mufassir lain diartikan secara
harfiah atau leteral. Dalam hal ini, masing-masingnya dituntut
mengemukakan argumentasinya, dan argumentasi yang berdasarkan
Alquran dan akal sehatlah yang harus diambil. Di samping itu, pilihan
kata atau diksi yang dipakai oleh para mufassir itu sendiri dalam
mengartikan kata-kata dalam ayat-ayat Alquran juga sering berbeda-
beda. Hal ini tidaklah mengherankan, karena memang satu kata dalam
Alquran dapat memiliki banyak arti. Para mufassir itu pun dari waktu
ke waktu akan berbeda-beda tingkatan dalam penguasaan
perbendaharaan kata dan pilihan kata yang digunakannya. Hal ini
tentunya tergantung pada tingkat kecerdasan intelektual, emosional,
dan spiritual dari para mufassir itu sendiri. Banyak pula para mufassir
yang berbeda-beda dalam mengartikan "mudhof-mudhof ilaih" atau
kata majemuk, baik yang terdiri dari dua kata maupun tiga kata. Hal
ini terjadi karena berbeda-bedanya mereka dalam menyisipkan kata-
kata yang memungkinkan untuk diletakkan di antara kedua kata
majemuk itu. Memang benar bahwa menurut ilmu nahwu (gramatika
Arab), kata yang dapat disisipkan di antara dua kata majemuk itu ada
banyak, di antaranya: "dari, di dalam, dalam, milik, kepunyaan, dan
terhadap." Bahkan tak kalah sering para mufassir berbeda-beda
xi

dalam mengartikan kata benda yang di depannya ditambahkan huruf


"alif" dan "lam" - yang berfungsi menjadikan "isim nakiroh" (kata benda
yang bersifat umum) menjadi "isim makrifat" (kata benda tertentu).
Belum lagi berbeda-bedanya mereka dalam mengartikan kalimat
dalam Alquran dengan memakai hadis-hadis dan "asbabun nuzul."
Seperti kita ketahui keduanya ini kebanyakan baru dibukukan sekitar
tiga abad setelah Rasulullah saw wafat.
Sebenarnya masih banyak lagi penyebab timbulnya perbedaan-
perbedaan itu, namun hal-hal yang disebutkan di atas penulis anggap
sudah mencukupi. Dan perbedaan itu adalah suatu keniscayaan (lihat
antara lain ayat-ayat 10:99, 11:118, ...). Masing-masing pihak haruslah
berlapang dada, saling menghargai, saling mau mendengar dengan
saksama pendapat dan argumen pihak lain. Setelah itu mereka harus
mau saling mengambil pendapat dan tafsir yang lebih baik (lihat 39:18).
Akhirnya, penulis cukupkan sekian pengantar ini. Kepada teman-teman
yang ikut andil dalam pekerjaan ini, baik moril maupun materil sehingga
kitab "TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI" Jilid I ini dapat diterbitkan,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Mudah-
mudahan budi baik ini dibalas oleh Allah Yang Maha Mengetahui isi
hati seseorang dengan balasan yang sebaik-baiknya. Amin! Kepada
para pembaca yang budiman, penulis mengharapkan dengan
kerendahan hati agar sudilah kiranya mau memberikan saran, kritikan,
dan perbaikan jika ada kesalahan di sana-sini.
Penulis menyadari bahwa yang namanya manusia siapa pun
orangnya pasti tak luput dari kesalahan. Tentunya kritik dan saran
perbaikan tersebut dilakukan dengan semangat "Silih Asah, Silih Asih,
Silih Asuh". Sekian, mudah-mudahan bermanfaat dunia akhirat. Amin!

Wassalam, Garut 19 Muharam 1442 H


07 September 2020 M

Penulis: Ahmad Hariadi. Wassalam


Alamat: Kp. Rancamaya, Ds. Sukabakti, Kec, Tarogong Penulis
Kidul, Jawa Barat.
Hp. : 087743758636.
Email:ahmadhariadi1951@yahoo.com
Blog: ahmadhariadi1951@blogspot.com.
(Ahmad Hariadi)
xii
xiii

Biografi dan Pengembaraan Penulis

AHMAD HARIADI

Ahmad Hariadi, penulis Kitab “TERJEMAH & TAFSIR


REFORMASI” ini lahir pada hari Jumat bakda magrib, malam takbiran,
1 syawal 1372 H. bertepatan dengan tanggal 2 Januari 1952 di Pare,
Kediri, Jawa Timur (ternyata setelah ditelusuri di Google, yang benar
tanggalnya 6 Juli, tahun 1951 M. bertepatan dengan 1 Syawal, tahun
1370 H.).
Setelah menamatkan SD dan SMP Muhammadiyah, penulis
melanjutkan pendidikan ke SMEA. Pada tahun kedua penulis yang
bersaudara 20 orang itu keluar dan memutuskan untuk mengembara
ke mana kaki melangkah dalam rangka mencari dan mempelajari ilmu-
ilmu agama.
Selama lima tahun (1967 s/d 1972) penulis tekun mempelajari
ilmu-ilmu agama, terutama ilmu Nahwu Shorof dari pesantren ke
pesantren (lebih dari 12 pesantren). Untuk lebih mempercepat dalam
memperdalam ilmu-ilmu agama, penulis banyak berguru langsung
kepada alim ulama (lebih dari 20 ulama), baik alim ulama dari Nahdlatul
Ulama/NU, Muhammadiyah, Persatuan Islam/Persis, Islam Jamaah/
LDII, maupun kepada guru-guru Tarikat.
Dari antara sekian banyak pesantren yang pernah dimasuki oleh
penulis:
1. Pesantren LDII di Pusatnya, Burengan, Kediri, Jawa Timur.
2. Pesantren NU di Pusatnya, Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
3. Pesantren Persis di Pusatnya, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
4. Pesantren Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah di Jl. Suronatan
Notoprajan, Yogyakarta yang diasuh oleh KH. Umar Afandi.
Dan dari antara sekian banyak alim ulama yang penulis pernah
belajar langsung kepadanya secara pribadi:
1. Bapak Mas`udi dan Su`udi di Pusat LDII Burengan, Kediri, di
samping kepada H. Nurhasan Al-ubaidah Lubis selaku pendiri Islam
Jamaah (di tempat tersebut, penulis mempelajari atau mengaji
Alquran hadis secara “Manquul”).
xiv

2. Bapak KH. Sidik Abbas di Jombang, Jawa Timur, beliau ini adalah
ulama Muhammadiyah yang dahulunya ulama NU (di tempat beliau
ini, penulis belajar Qiro’at/membaca Alquran berdasarkan ilmu
Riwayah dan Diroyah, di samping menerjemahkan Alquran kata
demi kata dan tafsirnya yang disertai ilmu Nahwu Sorof di sana-
sini).
3. Kiai Adlan di Pesantren Cukir, Tebu Ireng, Jombang (di tempat ini
khusus memperdalam ilmu Qiro’at/bacaan Alquran berdasarkan ilmu
Riwayah dan Diroyah).
4. Ustazd Manshur, putra pendiri ideologi Persis, A. Hasan (di tempat
ini mempelajari ilmu Nahwu Sorof dengan memakai kitab “Alfiyah
bin Malik,” di samping mempelajari sendiri buku-bukunya A. Hasan,
terutama bukunya yang berjudul "Kitaabuttashriif 3 jilid" dan buku
“Soal-Jawab, 4 jilid”).
5. Bapak KH. Mukhtar Mukti di Ploso, Jombang (di tempat ini
mempelajari “Torikoh Siddiqiyyah”).
6. Bapak KH. Majid Ilyas di Plampitan, Peneleh, Surabaya (di tempat
ini selain mengikuti pengajian-pengajiannya di setiap pagi hari,
penulis sering berdialog langsung dengannya dalam masalah-
masalah yang pelik termasuk masalah ajaran Ahmadiyah).
7. Bapak HAMKA di Kebayoran Baru, Jakarta, dekat Mesjid Al-Azhaar
(dengan beliau ini penulis berdialog langsung tentang tiga masalah
penting ajaran Ahmadiyah selama tiga hari di rumahnya. Dan
dengan perantaraan rekomendasi Bapak Hamka-lah, penulis dapat
berjumpa dengan Bpk Muhammad Natsir, Pendiri Partai Masyumi
di kediamannya Jl. Cokroaminoto, Menteng, Jakarta. Dan dari
beliau inilah penulis memperoleh buku "Verslag Debat", hasil
perdebatan tentang 'tiga masalah penting ajaran Ahmadiyah' antara
A. Hassan Persis dengan dua mubalig Ahmadiyah, yaitu Rahmat
Ali HAOT dari India dan Abu Bakar Ayub HA dari Padang tahun
1933 di Gang Kenari, Batavia ... dst ... dst).
Beberapa minggu setelah itu, penulis memutuskan untuk baiat
masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah di Bandung pada bulan
Desember 1973 M. Dan satu tahun delapan bulan kemudian, penulis
diangkat menjadi mubalig Ahmadiyah pada bulan agustus 1975 M.
dengan tugas di Medan, Sumut ... dst ... dst.
Dan pada waktu menjadi mubalig Ahmadiyah di Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, penulis pernah diberi tugas oleh Pusat
xv

Ahmadiyah untuk mengoreksi terjemahan yang ada di dalam tafsir


Alquran yang diterbitkan oleh Ahmadiyah Pusat Jakarta. Dan hobi
penulis pada waktu menjadi mubalig Ahmadiyah adalah “mendatangi
alim ulama untuk diajak berdialog tentang ajaran-ajaran Ahmadiyah”
(ada sekitar 200 alim ulama yang pernah didatangi oleh penulis
selama kurang lebih sepuluh tahun, baik yang ada di Jawa maupun di
luar Jawa). Di samping itu, penulis pada tahun 1979 pernah berkunjung
ke Pusat Ahmadiyah Dunia, baik yang ada di kota Qodian, India
maupun yang ada di kota Robwah, Pakistan. Di kota Robwah inilah,
Khalifah Ahmadiyah bertempat tinggal. Dan pada waktu itulah penulis
terbengong-bengong melihat gaya Khalifah Ahmadiyah yang dibuat-
buat yang seakan-akan dia itu punya hubungan khusus dengan Allah
swt. di samping melihat kehidupan Khalifah beserta keluarganya
dengan kehidupan yang serba mewah dan serba dikeramatkan oleh
para pengikutnya … dst ... dst (panjang ceritanya).
Kemudian pada waktu penulis bertugas mubalig Ahmadiyah
di NTB, ada peristiwa yang mengerikan karena penulis kalah
mubahalah/perang doa dengan H. Irfan, ulama di Lombok Timur,
sampai-sampai leher penulis nyaris dipotong di depan orang ramai
oleh ulama tersebut 1983 M. Dan dari peristiwa itu, mulailah penulis
ragu-ragu, sampai mencapai klimaksnya, yang akhir bin akhirnya
penulis memutuskan untuk keluar dari Ahmadiyah, yakni pada tanggal
3 April 1986 di Malaysia dan Singapura. Hal tersebut dapat dilihat
dalam buku penulis yang berjudul “Mengapa Saya Keluar Dari
Ahmadiyah Qadiani", yang walaupun penulis sekarang ini sudah tidak
ada di dalam buku itu. Namun itu semua adalah merupakan bagian
dari masa lalu penulis, yang dari padanya ada berbagai pengalaman
penting yang dapat diambil pelajaran oleh penulis di kemudian hari.
Selanjutnya, penulis melanjutkan pengembaraan ke Bandar Seri
Begawan-Brunei Darussalam, ke kota Kina Balu, Malaysia Timur, ke
Kuala Lumpur, Malaysia Barat, dan ke Singapura. Dan kemudian, tak
lama setelah itu, penulis bergabung dengan “Jamaah Darul Arqom”,
Malaysia, dan dipercaya untuk mengajar ilmu Nahwu Sorof di Jamaah
tersebut selama hampir dua tahun. Dan selama di Darul Arqom itulah,
penulis dapat mengetahui secara langsung dan paham serta
menghayati tentang apa itu “Tahlil dan Tawasul kepada roh wali-wali,”
dan apa itu isi dari kitab “Maulid Barzanji dan Daibaai,” dan tak
ketinggalan tentang “Aurod Muhammadiyah (wiridnya Muhammad bin
xvi

Abdullah AS-Suhaimi)”. Yang mana hal tersebut diamalkan secara


ramai-ramai oleh Jamaah Darul Arqom setiap malam Jumat dan malam
Senin, termasuk penulis sendiri walaupun tidak dengan sepenuh hati,
padahal penulis sendiri sudah berusaha semerdeka dan semaksimal
mungkin agar di dalam menjalankan amalan-amalan itu dapat benar-
benar dengan sepenuh hati. Hal itu dilakukan oleh penulis dalam
rangka untuk mencari pengalaman dan penghayatan batin terhadap
sesuatu ajaran yang diamalkan, sehingga bisa merasakan dan
menghayati melalui qolbu. Di samping itu penulis pun bergaul langsung
dengan tokoh-tokoh Darul Arqom, lebih-lebih lagi dengan pendirinya,
Ustaz Ashaari Muhammad (yang oleh orang-orang Darul Arqom
dianggap sebagai waliyyullah), bahkan sering pergi berkeliling
bersamanya, baik ke luar negeri maupun di dalam negeri Malaysia itu
sendiri ... dst ... dst.
Kemudian setelahnya itu, berdasarkan permintaan dari Pusat
Rabitah Alam Islami yang ada di Mekah Mukarromah, maka penulis
pun diangkat menjadi “Dai Rabitah Alam Islami” pada bulan september
1988 M. sampai tahun 2019 M. Selama menjadi Dai Rabitah Alam
Islami, penulis dapat kesempatan banyak untuk berkenalan dengan
orang-orang Arab, baik yang ada di Rabitah Alam Islami itu sendiri
maupun yang ada di “Atase Agama Kedutaan Saudi Arabia,” dan yang
ada di “Lembaga Bahasa Arab dan Ilmu-ilmu Islam,” yang lembaga
mana juga di bawah naungan Kedutaan Saudi Arabia. Dan hampir
selama 4 tahun, penulis sering sekali mengunjungi Perpustakan yang
dimiliki oleh Lembaga Bahasa Arab tersebut. Perpustakaan mana
adalah perpustakaan terbesar di seluruh Indonesia yang berisi,
terutama sekali kitab-kitab Arab dalam berbagai bidang ilmu
keislaman. Yang dari membacanya selama kurang lebih empat tahun
itu, penulis dapat pelajaran-pelajaran yang sangat penting, yang di
kemudian hari semuanya itu sangat berfaedah dan membantu penulis
di dalam menyusun Kitab "TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI” ini.
Dan di samping itu lagi, atas dasar rekomendasi dari bapak
Muhammad Natsir tersebut (waktu itu beliau menjadi Ketua Dewan
Dakwah Islamiyah yang berkantor di Jl. Kramat Raya Jakarta) yang
diberikan kepada bapak KH. Dalari Umar selaku Ketua Korps
Muballigh Jakarta, maka penulis pun akhirnya dapat memberikan
khotbah Jumat yang dikoordinir oleh Korps tersebut. Sehingga selama
lebih dari sepuluh tahun yang dimulai dari tahun 1988, penulis dapat
xvii

memberikan khotbah Jumat sebanyak kurang lebih 400 kali dari masjid
ke masjid, dari kantor ke kantor, dan dari perguruan tinggi ke
perguruan tinggi yang ada di Jakarta. Dari pengalaman ini, penulis
pun dapat pelajaran yang sangat berharga di waktu itu dan di kemudian
hari, karena di samping khotbah-khotbah Jumat, dialog-dialog dengan
sebagian para jamaah pun diadakan sesudah salat Jumat. Yang dari
itu semua, penulis dapat mengetahui secara langsung tentang pola
pikir yang berbeda-beda dari masing-masing mereka di dalam
memahami ajaran Islam, ada yang lunak, ada yang keras, ada yang
rasional, ada yang tidak rasional, dan ada juga yang taklid terhadap
kitab-kitab ulama tertentu dengan cara yang membabi buta dan lain-
lain.
Dan di sela-sela selama lebih dari sepuluh tahun tersebut,
penulis pun melakukan pengembaraan dengan memasuki secara
langsung ke dalam tubuh “Jamaah Tabligh” yang berpusat di masjid
Kebun Jeruk, Jakarta Pusat, dan di masjid Muttaqin, Ancol, Jakarta,
(masjid yang terakhir ini kepunyaan seorang dokter spesialis paru-
paru yang bernama dokter Nur). Dan kemudian, penulis beserta dokter
Nur tersebut mengamalkan Khuruuj fii sabiilillah selama 40 hari ke
pulau Batam … dst ... dst. Sehingga dengan pengalaman ini pun di
kemudian hari ada manfaatnya yang besar sekali bagi penulis, terutama
dalam masalah-masalah hadis-hadis palsu yang membenci dunia yang
ada dalam kitab "Fadlooilul-A’maal" yang biasa dijadikan rujukan
dalam pengajian-pengajiannya dan diamalkan oleh Jamaah Tabligh
tersebut. Sehingga pada waktu itu, penulis berpikir “alangkah baiknya
kalau mereka-mereka itu menomorsatukan Alquran untuk dipelajari
dan dikaji, sehingga mereka akan dengan mudah dapat mendeteksi
mana hadis-hadis yang palsu dan mana hadits-hadits yang benar-
benar sabda Rasulullah saw.”
Dan di sela-sela waktu tersebut (antara tahun 1998-1999),
penulis juga mengunjungi “Jamaah Salamullah” yang ada di Jl. Mahoni
30, Kemayoran, Jakarta. Di tempat tersebut, penulis menyaksikan
langsung berkali-kali, lebih dari sepuluh kali tentang keadaan seorang
wanita yang bernama Lia Aminudin, pendiri Jamaah tersebut tatkala
ia sedang menggigil, kejel-kejel disapa oleh wujud yang konon adalah
malaikat Jibril. Dan dalam keadaan setengah sadar inilah para
muridnya yang perempuan memegang erat-erat tangan dan kakinya,
dan ada salah seorang yang mengetik di laptop setiap perkataan yang
xviii

keluar dari mulutnya, karena dianggapnya sebagai wahyu. Karena


penulis ingin tahu lebih dalam “apa benar yang datang kepadanya itu
adalah malaikat Jibril atau wujud lain,” maka penulis pun sering tidur
lebih dari sepuluh kali di tempat bekas Lia Aminudin disapa oleh wujud
itu di sebuah kamar yang berukuran kecil (dengan maksud siapa tahu,
penulis juga dapat kedatangan wujud itu, ternyata hasilnya nihil dan
nihil ... dst ...dst).
Di samping itu, karena wanita tersebut juga mengaku dirinya
adalah Imam Mahdi dan putranya yang bernama Ahmad Mukti akan
menjadi Isa Al Masih di kemudian hari, maka dalam hal ini pun penulis
selalu berbincang-bincang dengan anaknya itu untuk membicarakan
hal tersebut. Pengalaman ini pun dapat memberikan pelajaran yang
sangat berharga bagi penulis, terutama:
1.Tentang suara-suara hati nurani seseorang yang mengajak
kepadanya untuk berbuat kebaikan, yang suara tersebut berasal
dari Ruh yang ditiupkan oleh Allah kepada setiap orang.
2. Tentang bisikan-bisikan hawa nafsu setan yang ada pada diri setiap
orang, yang mengajak kepadanya untuk melakukan keburukan,
termasuk untuk berimajinasi dan berhalusinasi ingin menjadi orang
hebat, terkenal, dan terhormat secara instan, tanpa melalui proses
perjuangan, sehingga muncullah pada seseorang tersebut bisikan-
bisikan atau suara-suara, yang suara tersebut disangkanya suara
Tuhan atau malaikat, ataupun suara wujud gaib, dll, padahal yang
sebenarnya adalah tuhan atau malaikat ataupun wujud gaib hasil
dari imajinasi dan halusinya semata. Hal inilah yang sering terjadi
pada diri seseorang, jika orang tersebut niat awalnya sudah tidak
benar, menyimpang dari petunjuk Tuhan.
Adapun perkembangan dari keyakinan Lia Aminudin setelah
tahun 2000 s/d. sekarang (tahun 2020 M.), penulis kurang
mengetahuinya, karena setelah tahun itu penulis tidak pernah
mendatanginya lagi. Cuma dengan perantaraan media, penulis
mengetahui bahwa akhir-akhir ini Lia Aminudin sudah mengaku
sebagai “penjelmaan Jibril”, dan orang keduanya yakni saudara
Abdurrahman mengaku bahwa dia sebagai “penjelmaan dari Nabi
Muhammad” Dan Jamaahnya dari “Jamaah Salamullah” berubah
menjadi “Jamaah Lia Eden” (wallohu a’lam).
Dan perlu ditambahkan di sini bahwa di sela-sela waktu sepuluh
tahun lebih itu, penulis pun sering bergaul mesra/akrab dengan
xix

mubalig-mubalig Dewan Dakwah Islamiyyah yang ada di Jl. Keramat


Raya, Jakarta, dan mubalig-mubalig Muhammadiyah yang ada di
Menteng, Jakarta, dan juga mubalig-mubalig dan kiai-kiai dari NU,
seperti Kiai Syukron Ma’mun (pimpinan pesantren di Kebayoran
Baru), Kiai Nur Muhammad SQ (pimpinan pesantren Siddiqiyyah di
Kebon Jeruk, Jakarta).
Di samping itu lagi, hampir setiap hari Jumat pagi, penulis
berkumpul di Kantor Korps Muballigg Jakarta (KMJ) yang ada di Jl.
Hasyim Asy`ari, Jakarta untuk persiapan memberikan khotbah Jumat.
Pergaulan mesra dengan mereka-mereka itu pun menjadi pengalaman
khusus bagi penulis, baik di waktu itu ataupun di kemudian hari.
Dan akhir bin akhirnya, penulis pada bulan Juli 1997 M.
melanjutkan pengembaraan untuk yang kedua kalinya ke Pusat Rabitah
Alam Islami di Mekah Al Mukarromah. Kunjungan penulis pertama tahun
1989 M, di musim Haji waktu peristiwa di terowongan Mina yang
merenggut nyawa ratusan orang itu. Dalam kunjungan tersebut, penulis
dapat bergaul langsung dengan sebagian ulama-ulama Rabitah Alam
Islami yang ada di Pusat Makkah, terutama dengan Al-amiinul-`aam/
Ketua Pusat Rabitah Alam Islami internasional, Dr Nasheef.
Dan lebih istimewa lagi pada saat musim haji itu, penulis dapat
bertemu, berbincang-bincang langsung, dan makan bersama dengan
Mufti Kerajaan Saudi, Abdul Aziz bin Baz. Dan beliau inilah yang
sebelumnya pernah memberi penulis hadiah yang sangat berarti
dengan dititipkan kepada Mudir/Direktur Mulhaqdini/Atase Agama
Kedutaan Saudi di Malaysia, Abdurrahman Alghonam, (waktu itu
penulis masih mengajar di Darul Arqam Malaysia, menjelang pulang
ke Indonesia tahun 1987 yang tahun berikutnya penulis diangkat
menjadi "dai Rabitah Alam Islami").
Pengalaman-pengalaman di dalam menjalankan Ibadah Haji
di Kota Suci tersebut, juga tidak ketinggalan dapat memberikan
pelajaran-pelajaran yang sangat penting terhadap penulis di waktu itu
dan di kemudian hari, terutama tentang berjubelnya Jemaah Haji,
khususnya pada waktu thowaf dan lempar jumroh dalam waktu yang
sama, yakni 3 hari di bulan Dzul-hijjah, (penulis pada waktu itu berpikir
dan tertegun sejenak, bukankah ada ayat yang menegaskan “alhajju
asyhurumma`luumaat …?”), dan tentang pakaian Ihram yang hanya
terdiri dari dua helai kain tanpa berjahit, sehingga banyak yang tidak
pakai celana dalam, sampai-sampai sering terlihat aurat yang tidak
xx

disadari oleh yang bersangkutan, (bukankah ada ayat yang


mengatakan “yuriidulloohu bi kumul-yusro wa laa yuriidu bi kumul
`usro?”) ... dst ... dst.
Dan setelah kunjungan yang kedua tahun 1997, penulis
melanjutkan pengembaraan ke London, Inggris. Di tempat tersebut
pada tanggal 13 Agustus 1997 M, penulis berusaha dengan keras
untuk dapat bertemu dengan pimpinan tertinggi Ahmadiyah Dunia,
Tahir Ahmad di Pusat Ahmadiyah, 16 Gressenhall road, London SW
18 SQL untuk membicarakan hal-hal penting yang berhubungan
dengan masalah yang menyangkut Mubahalah/Perang Doa antara
penulis dan Khalifah Ahmadiyah yang keempat itu , (jalan ceritanya
dapat dibaca dalam buku penulis berjudul "Mengapa Saya Keluar dari
Ahmadiyah Qadiani" di sub judul yang keempat, yakni "Oleh-Oleh
Penulis dari Kunjungannya ke Pusat Ahmadiyah di London").
Dan selama di London, penulis tinggal di 35 Stockwell Green,
London SW9, 9HZU, UK. Ketapatan di tempat tersebut, para
simpatisan Penguasa Taliban Afganistan dari Pakistan sedang mau
mengadakan tabligh akbar keliling ke masjid-masjid yang ada di kota-
kota besar Inggris. Sehingga pada waktu itu, penulis bergaul langsung
dengan mereka, bahkan oleh mereka penulis diajak ikut serta
mengunjungi masjid-masjid tersebut, yang walaupun pada waktu itu
penulis tidak pakai jenggot. Dan di samping itu, penulis pun
menyempatkan diri mengunjungi pusat Jamaah Tabligh yang ada di
London. Yang di dalam pusat itu setiap malam diadakan bayan/
pengajian dalam tiga bahasa, yakni bahasa Urdu di bangunan tingkat
yang pertama, bahasa Inggris di bangunan tingkat yang kedua, dan
bahasa Arab di bangunan tingkat yang ketiga ... dst ... dst.
Pengalaman-pengalaman selama di Inggris ini pun juga banyak
memberikan pelajaran sangat penting terhadap penulis di waktu itu
dan di kemudian hari, terutama akidah orang-orang Taliban dan
simpatisannya yang kaku dan sempit dalam memahami ajaran Islam
yang sebenarnya bersifat universal dan rahmatan lil-alamin itu.
Dari hasil pengalaman-pengalaman yang cukup panjang dan
penuh berliku-liku seperti tersebut di atas, maka pada awal tahun 2006,
penulis dapat menerbitkan sebuah buku yang berjudul “100 LEBIH
PEMAHAMAN KAUM MUSLIMIN PERLU DIREFORMASI”. Yang buku
ini menjadi “Buku Pengantar” dari kitab Terjemah dan Tafsir Alquran
xxi

yang berjudul “YASSARNAL-QUR'AN”, lengkap 30 juz yang juga ditulis


oleh penulis.
Melalui buku tersebut, penulis hendak berusaha untuk
menyimpulkan pemahaman-pemahaman keagamaan yang pernah
dilihat, dialami, dan dirasakan oleh penulis, dengan kesimpulan
"pemahaman keagamaan yang cukup sederhana, sesuai dengan fakta
yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari. Karena memang
ajaran agama itu sendiri adalah 'mengatur manusia dalam kehidupan
sehari-hari' di dunia ini, agar mereka dapat mempunyai akhlak yang
mulia, yang dengan perantaraannya, mereka akan dapat hidup
bahagia, damai, dan sejahtera, baik di dunia ini maupun sesudah
kematian nanti (surat 2 ayat 201 - 202).”
Dan setelahnya itu, ada pengalaman penting penulis yang
berhubungan dengan ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Pada hari
selasa bakda salat Isya, tanggal 15 Agustus 2006, penulis dengan
diantar oleh Bapak Gatut (Vice President Technical Affairs di P.T.
Freeport) dan Bapak Gunawan Sumodiningrat (Guru Besar Fakultas
Ekonomi Universitas Gadjah Mada) dapat bertemu dengan Bapak
Ary Ginanjar Agustian di ESQ Leadership Center Jl. Ciputat Raya No.
1B, Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Dalam pertemuan tersebut telah dihadiahkan kepada Bapak
Ary Ginanjar Agustian kitab Terjemah dan Tafsir Alquran beserta buku
Pengantarnya yang ditulis oleh penulis. Dalam pertemuan yang
memakan waktu sekitar dua jam itu, telah dibicarakan berbagai hal,
yang di antaranya tentang “Visi dan Misi ESQ” dan juga tentang “Visi
dan Misi yang terkandung dalam buku dan kitab penulis”. Dan pada
waktu itu agar penulis dapat mengetahui lebih dalam tentang Visi dan
Misi ESQ, maka Bapak Ary Ginanjar Agustian meminta kepada penulis
agar dapat ikut Training ESQ yang akan diadakan tanggal 18 agustus
s/d. 21 agustus 2006 di hotel Grand Melia, Kuningan, Jakarta. Akhirnya
dengan senang hati, penulis pun ikut Training ESQ ke-50 (Angkatan
Emas) yang langsung dipimpin oleh Bapak Ary Ginanjar Agustian. Dan
pada hari-hari berikutnya, penulis memperdalam lebih jauh tentang
Visi dan Misi ESQ dengan menyisihkan waktu khusus untuk membaca
buku-buku ESQ, termasuk buku penting ESQ yang ditulis sendiri oleh
Bapak Ary Ginanjar Agustian yang berjudul “ESQ Emotional Spiritual
Quotient The ESQ Way 165 (EDISI INDONESIA, 436 Halaman)”.
xxii

Dan antara tahun 2005 sampai tahun 2013 M, ada pengalaman


yang sangat berharga bagi penulis, yakni: tahun 2005, penulis
kedatangan Habib Rizieq beserta rombongan di kantor penulis, Kp.
Rancamaya, Ds. Sukabakti, Tarogong Kidul, Garut, Jabar.
Pembicaraan saat itu sekitar ajaran Ahmadiyah, terutama mengenai
isi kitab Mirza Ghulam Ahmad yang berjudul "Tazkiroh Wahyu
Muqoddas", yang di dalamnya konon berisi wahyu-wahyu suci pendiri
Jamaat Ahmadiyah. Pada saat itu penulis juga sampaikan secara
sepintas kepada Habib Rizieq tentang isi kitab "Terjemah & Tafsir
penulis berjudul "YASSARNAL-QUR'AN", 30 Juz, yang siap untuk
diterbitkan. Pembicaraan dengannya memakan waktu sekitar satu jam.
Beberapa bulan kemudian, penulis sering diundang oleh jamaah yang
sehaluan dengan Habib Rizieq ke berbagai kota besar untuk
berceramah tentang isi buku penulis berjudul "Mengapa Saya Keluar
dari Ahmadiyah Qadiani", yang di dalamnya berisi tiga sub judul, yakni
a. Mubahalah/Perang Doa Melawan Khalifah Qadiani
b. Seruan untuk Mencampakkan Diinunnaas (Ahmadiyah)
c. Oleh-Oleh Penulis dari Kunjungannya ke Pusat Ahmadiyah di
London
Di akhir setiap ceramah, selalu penulis katakan kepada jamaah
yang hadir bahwa, penulis sekarang ini sebenarnya sudah tidak ada
dalam buku itu, namun semua pengalaman yang ada di dalamnya
dan juga pengalaman sebelum masuk Ahmadiyah itu harus dijalani
oleh penulis. Karena memang di situ ada banyak pelajaran penting
yang bisa dipetik, sehingga penulis dapat mempunyai pemahaman
keagamaan seperti yang ada dalam buku "100 Lebih Pemahaman
Kaum Muslimin Perlu Direformasi" ini. Dan memang setiap ceramah
mengenai pengalaman tersebut, penulis selalu membawa buku itu
untuk ditunjukkan kepada jamaah bahwa, penulis di saat ini berada
dalam buku tersebut.
Begitulah setiap penulis memberikan ceramah mengenai hal
tersebut, termasuk ceramah-ceramah bersama-sama ustadz Abu
Bakar Ba'asyir di berbagai kota Sumatera Barat tahun 2008 atas
undangan Bpk Dr. H. Irfianda Abidin seorang pengusaha kota Padang,
sekaligus Ketua Majlis Mujahidin Sumatra Barat, dan juga Ketua Majlis
Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau (MTKAAM).
Pada bulan Januari tahun 2010, dalam rangka untuk menjalin
silaturahmi, penulis pernah berkunjung sampai bermalam di rumah
xxiii

beliau dalam komplek Pesantren Almukmin, Ngruki, Kab. Sukoharjo,


Jawa tengah.
Pada saat itu selain berdiskusi dengannya tentang kondisi umat
Islam yang terpecah-belah serta memprihatinkan selama ini dan
solusinya, penulis juga diminta untuk memberikan ceramah di depan
para santri.
Dan pada akhir bulan Agustus 2010, penulis menyempatkan
diri menjenguk beliau ketika ditahan di Mabes Polri. Di saat itu, penulis
berikan kepada beliau buku penulis berjudul "100 Lebih Pemahaman
Kaum Muslimin Perlu Direformasi" dengan harapan sesudah dibaca
dengan saksama olehnya, penulis akan datang lagi untuk
mendiskusikan isinya, dan beliau pun menyanggupinya.
Dan sebelum itu, yakni tahun 2009, penulis menyempatkan diri
menjenguk Habib Rizieq dan saudara Munarman ketika ditahan di
Polda Metro Jaya karena kasus kerusuhan Monas 1Juni 2008.
Dalam berbagai ayat Alquran ditegaskan bahwa, perbedaan
pendapat dan pemahaman tidak boleh menyebabkan saling mencela
dan bermusuhan, namun justru harus mempererat silaturahmi dan
persaudaraan antar sesama, terutama bagi para ustadz dan ulama.
Karena dengan perantaraannya, seseorang akan dapat saling bertukar
pikiran dengan semangat kekeluargaan, sehingga satu sama lain
dapat saling menambah pengetahuan serta wawasan dan saling
mengoreksi. Prinsip inilah yang wajib penulis pegang, dan juga wajib
dipegang oleh para ustadz dan ulama dari kelompok manapun!
Dan pada pertengahan bulan Mei tahun 2009, atas undangan
Dewan Perancang dan Panitia Persiapan Muzakarah Ulama Dunia,
penulis bergabung ke dalam DP3MUD tersebut yang diketuai oleh
ustadz Muhammad Bardan Kindarto, yang Kantor Pusatnya berada
di Komplek Yayasan Pendidikan dan Dakwah Amanat Kesejahteraan
Umat Islam (AKUIS), KM 14, Ds. Sukajadi, Kec. Talang Kelapa, Kab.
Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan.
Dewan Muzakarah Ulama tersebut merancang pertemuan
ulama seluruh dunia untuk membicarakan perlunya adanya "Jamaah
Islamiah" demi tegaknya hukum Allah di muka bumi. Walaupun pada
waktu itu ada banyak pemahaman ayat Alquran, yang oleh penulis
dianggap keliru, namun demi menjaga hubungan persaudaraan,
penulis tidak bersikap frontal, sedikit demi sedikit penulis sampaikan
secara halus isi buku "100 Lebih Pemahaman Kaum Muslimin Perlu
Direformasi" kepada para Pimpinan, termasuk Ketuanya. Bahkan
xxiv

penulis punya kesempatan banyak menyampaikan hal tersebut kepada


Ketua Panitia DP3MUD, Ustadz Arbani Al-Semuntuli, yakni pada waktu
kunjungan penulis bersama beliau ke Malaysia, Singapura, dan
Thailand. Kunjungan kami itu pada bulan Juni 2009 itu dalam rangka
mengundang ulama-ulama serumpun Melayu yang ada di tiga negara
tersebut untuk menghadiri Muzakarah Ulama di Pusat DP3 MUD,
Banyuasin, Palembang.
Dalam berbagai pertemuan dengan ulama yang mau diundang,
penulis punya kesempatan banyak untuk menyampaikan sari pati isi
buku "100 Lebih Pemahaman Kaum Muslimin Perlu Direformasi".
Alhamdulillah sambutannya cukup memuaskan ... dst. ... dst.
Akhirnya Muzakarah Ulama Tingkat Dunia dapat dilaksanakan
pada tgl 4 - 8 Desember 2016, sedangkan pendiri DP3MUD, Ustadz
Muhammad Bardan itu sendiri wafat 27 hari sebelum itu.
Penulis pada waktu tidak hadir, tapi berdasarkan laporan Media
Masa, yang hadir pada Muzakarah Ulama Dunia itu sekitar 120 orang
dengan perincian: satu orang ulama dari Libanon, satu ulama dari
Kamboja dan Timur Leste, dua ulama dari Malaysia, dan sisanya dari
dalam negeri, termasuk tiga ulama dari Aceh. Walaupun jumlah yang
hadir tidak sesuai dengan harapan Panitia, namun kita patut acungkan
jempol kepada mereka karena semangatnya yang luar biasa.
Dan pada 16 September tahun 2013, penulis menyempatkan
diri menghadiri Silaturahmi Nasional Majlis Tafsir Alquran (MTA) di
Istora Senayan untuk menghadiahkan karya penulis Terjemah & Tafsir
"YASSARNAL-QUR'AN" kepada Ustadz Drs. Ahmad Sukino, yang
merupakan pimpinan tertinggi MTA, selaku pengganti pendirinya,
Ustadz Abdullah Thufal yang wafat tahun 1992 M.
Alhamdulillah kitab Terjemah & Tafsir tersebut bisa langsung
penulis berikan kepada beliau beserta buku Pengantar Tafsir berjudul
"100 Lebih Pemahaman Kaum Muslimin Perlu Direformasi". Beliau
terima dengan senang hati dan nantinya bersedia mendiskusikan isinya
sebagaimana yang penulis harapkan.
Pada awal tahun 2014, penulis menyempatkan diri berkunjung
ke Pusat MTA di Solo, alhamdulillah bisa berjumpa dengan beliau di
kantornya sekitar satu jam, namun tidak terjadi diskusi, karena beliau
menyatakan setuju dengan isi buku Pengantar Tafsir tersebut. Penulis
waktu itu agak sedikit kecewa, karena tidak bisa saling bertukar pikiran
dan menambah wawasan serta tidak bisa saling mengoreksi ...dst.
xxv

Dari semua pengembaraan yang penuh pengalaman yang


berharga itu, penulis mengambil kesimpulan bahwa “di dalam setiap
kelompok itu pasti ada hal-hal yang baik yang dapat diambil, karena
memang hal yang baik itu terbit dari hati nurani yang jujur. Dan juga
ada hal-hal yang buruk yang berasal dari hawa nafsu yang harus dijauhi,
seperti merasa benar sendiri, tidak mau mendengar pendapat orang
lain, menuduh sesat orang yang tidak sepaham dengannya, debat kusir,
suka memberi komentar terhadap sesuatu yang dia sendiri tidak
paham, suka mengomentari pendapat orang lain yang dia sendiri
belum pernah klarifikasi dan mempelajari argumen yang bersangkutan,
dan sifat tercela lainnya.
Dan sangat disesalkan seseorang, terutama para ustadz dan
ulama yang seperti "Katak dalam Tempurung", tidak mau tahu tentang
berbagai pendapat dan ajaran yang ada dalam berbagai kelompok;
mereka itu tidak menyadari di luar tempurung mereka itu ada puluhan,
bahkan ratusan tempurung. Akhirnya orang tersebut tidak dapat
mengetahui pendapat dan ajaran yang baik atau yang lebih baik
daripada pendapatnya.
Dan berbahagialah bagi para ustadz dan ulama yang dalam
rangka menuntut ilmu selalu ingin tahu tentang pendapat dan ajaran
yang ada dalam berbagai kelompok. Karena dengan perantaraannya,
para ustadz dan ulama tersebut akhirnya akan dapat mengambil dan
mengikuti pendapat orang lain yang lebih baik, disamping itu mereka
pun dapat mengoreksi kesalahan pendapat orang lain tersebut. Hal
penting ini termasuk "menuntut ilmu itu dari buaian sampai ke liang
lahat". Dan itu merupakan kewajiban qoth`i, terutama bagi seseorang
yang sudah diberi gelar oleh pengikutnya sebagai ustadz dan ulama.
Jika tidak mau menambah ilmu dan wawasan dengan cara tersebut,
maka ustadz dan ulama itu dalam menuntut ilmu bukan sampai ke
liang lahat, namun berhenti tatkala dia sudah merasa hebat dan
menjadi dai kondang.
Di samping pengembaraan di dalam internal agama Islam
tersebut, penulis juga melakukan pengembaraan spiritual ke dalam
agama lain seperti Kristen, Hindu, dan Buddha. Pada akhir tahun 2019,
penulis bersilaturahmi kepada Bhikku Soekimo di Vihara Sunter,
Jakarta Utara sebanyak 3 kali dan juga kepada Bhikku Dhammasubho
di Vihara Pondok Labu, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan tersebut,
penulis menanyakan tentang "Reinkanasi", dan juga menanyakan
xxvi

tentang "kemungkinan ketidak aslian ajaran agama Buddha


sepeninggal pendirinya sekitar 2500 tahun yang lalu". Karena penulis
berkeyakinan bahwa, ajaran agama manapun sepeninggal pendirinya
berabad-abad, pasti akan mengalami beberapa perubahan dari ajaran
aslinya." Hal ini dirasakan penulis terjadi pada ajaran agama Islam,
yang di antara penyebabnya karena adanya hadis-hadis palsu dalam
berbagai Kitab hadis, yang diyakini sebagai ajaran pendirinya, Nabi
Muhammad saw. Padahal yang sebenarnya semua itu bukan ajaran
beliau, cuma diatasnamakan secara tidak benar yang tidak disadari
oleh para pengikutnya. Selanjutnya penulis menanyakan kepada kedua
Bhikku itu, "Hal yang seperti itu dalam agama Buddha, apa nama Kitab-
Nya?" ... dst. ... dst. Dari kedua Bhikku yang penuh ramah itu, penulis
dihadiahi kitab/buku-buku:
1. Kitab SUTTA-NIPATA, Kitab Suci Agama Buddha, diterjemahkan
dari bahasa Pali oleh H. Saddatissa.
2. Kitab Panduan TIPITAKA, Kitab Suci Agama Buddha, disusun oleh
U KO LAY, Mantan Vice-Chancellor Mandalay University.
3. Buku KAMUS BAHASA PALI (Bahasa Pali, Inggris, Indonesia), oleh
Gimin Edi Susanto, BA (Hons).
4. Buku Melihat Kehidupan ke Dalam, oleh Bhikkhu Sri Pannyavaro.
5. Buku Khotbah Tentang SALLEKHA SUTTA, oleh MAHASI
SAYADAW.
6. Buku PARITTA SUCI, diterbitkan oleh Yayasan Sangha Theravada
Indonesia.
7. Buku SELINTAS TENTANG SULAWESI Dan AGAMA BUDDHA,
oleh Bhikkhu Dhammasubho.
8. Buku Bersahabat dengan Kehidupan, oleh Bhikkhu Sri Pannyavaro.
9. Buku PUSTAKA DHAMMAPADA PALI-INDONESIA, diterbitkan
oleh Sangha Theravada Indonesia.
Di sela-sela menyelesaikan kitab "TERJEMAH & TAFSIR
REFORMASI", penulis menyempatkan diri membaca buku-buku
tersebut.
Dan ternyata banyak ajaran agama Buddha, yang sesuai
dengan ajaran wahyu Alquran di antaranya:
1. Menggunakan akal sehat; berpikir secara benar agar kalbu atau
batin menjadi bersih (tazkiyatunnafs).
2. Berakhlak mulia atau bermoral (al-akhlakulkarimah).
xxvii

3. Dalam bertindak selalu bijaksana (bilhikmah wal


mauidhotilhasanah).
4. Tidak terpancing emosi atau terpedaya oleh cacimakian atau
kebencian orang lain (laa yajrimannakum syana'aanu qoumin `alaa
allaa ta`diluu).
5. Membalas kejahatan dengan kebaikan (idfa` billatii hiya ahsan).
6. Tidak mencaci-maki agama lain (laa yaskhor qoumun min qoumin).
7. Mencaci-maki agama lain, berarti merugikan agamanya sendiri
(nomor 7 ini paling terkesan dalam benak penulis).
8. Dll.
Dan dengan diterbitkannya kitab berjudul “TERJEMAH &
TAFSIR REFORMASI" yang ada di hadapan saudara-saudara ini,
penulis berusaha keras untuk mengajak bangsa Indonesia, terutama
para ustadz, ulama, dan cendekiawan Muslim agar senantiasa
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai profesi masing-masing
dengan cara seperti yang barusan disebutkan, sehingga bangsa yang
sumber daya alamnya melimpah ini, dapat beramal salih,
menghasilkan berbagai penemuan dalam berbagai bidang, dan karya-
karya nyata yang dapat mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa
yang besar yang beradab, dan berkemajuan, yang disegani, dihormati,
diminati, dan menjadi tumpuan harapan bagi bangsa lain!
Mudah-mudahan penerjemahan dan penafsiran yang ada
dalam Kitab "Terjemah &Tafsir Reformasi" ini, yang tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan di era yang serba modern ini, dapat
dipahami dengan baik oleh kaum Muslimin, terutama yang ada di
Negeri tercinta ini. Karena pemahaman yang benar terhadap suatu
ajaran agama, pasti akan melahirkan pola pikir dan akidah yang benar,
dan akidah atau keimanan yang benar, pasti akan melahirkan amal
salih atau karya-karya nyata yang bermanfaat bagi kemanusiaan, (surat
14 ayat 24 - 25, surat 48 ayat 29, dll.). Dan pada akhirnya, bangsa ini
aman, damai, dan sejahtera lahir batin; di dunia hasanah, dan di akhirat
pun hasanah; surga dunia dan surga akhirat, (Surat 2 ayat 201 - 202).
Amin!
Selamat membaca! Masukan dan kritikan yang berharga,
sangat diharapkan! Dan penulis mohon bantuan doa dari para
pembaca agar Kitab "TERJEMAH & TAFSIR REFORMASI" ini dapat
bermanfaat bagi bangsa ini. Dan akhirnya Kitab tersebut dapat
menjadi “Amal Jariah” atau “Albaqiyat Ash-sholihat” bagi penulis. Amin!
xxviii
xxix

Teks Alquran

Teks Alquran yang digunakan dalam Terjemahan Alquran ini adalah


“Mushhaf Al-Qur`aanil Kariim, 30 juz milik Lajnah Pentashih Mushaf
Alquran Depag RI yang diterbitkan oleh “Penerbit P.T. Karya Toha Putra,
Jl. Kauman 16, Semarang, Jawa Tengah”. Yang Mushhaf Alquran mana
telah ditashih/dianggap benar oleh “Lajnah/Lembaga Pentashih
Mushhaf Alquran Departemen Agama Republik Indonesia”, dengan
tanda Tashih No: P.III/TL. 02.1/259/1999, dengan Code: YL-I/U-05/X/
99. Tetapi di samping itu masih ada hal-hal di sana-sini yang oleh
penulis dianggap kurang dan keliru yang perlu sedikit dibetulkan.
Tentang kekurangan dan kekeliruan yang tentunya tidak disengaja itu,
ada pada teks Alqurannya, seperti yang ada dalam surat 6 ayat 153,
yakni baris Kasroh yang ada pada kata tidak ada/ketinggalan.
Begitu juga dalam surat 44 ayat 33, baris Kasroh yang ada pada kata
juga tidak ada/ketinggalan. Di samping itu dalam surat 11 ayat
100, kata yang mestinya (pakai huruf ) ditulis dengan
(pakai huruf ). Dan di samping itu juga dalam surat 22 ayat 72 ada
tanda yang huruf nya diberi titik tiga.
Dan selain dari yang tersebut, ada kekeliruan yang ada pada
“Judul Surat”. Seperti dalam judul Surat 13 dan Surat 55, di situ
disebutkan padahal semestinya adalah . Dan dalam
judul Surat 113 dan Surat 114, di situ disebutkan padahal
semestinya adalah .
Dan dalam judul Surat 22, Surat 28, Surat 38, Surat 47 dan
Surat 55, di situ ditulis kata padahal semestinya adalah
(kata ini asalnya adalah , setelah dii`lal dalam posisi rofa’
menjadi ).
Dan dalam judul Surat 23 ditulis kata , dan dalam
Surat 64 ditulis kata , padahal keduanya semestinya
ditulis dengan (dalam posisi rofa’ keduanya dimabnikan
dengan fathah).
Dan lagi dalam judul Surat 94, Surat 95, Surat 98, Surat 99,
dan Surat 102, di situ disebutkan kata padahal semestinya adalah
atau (untuk hal tersebut dapat dilihat dalam contoh kata
xxx

dalam Surat 27 ayat 81, dan kata dalam Surat 22 ayat 54, dan
Surat 30 ayat 53! )
Dan dalam Terjemahan Alquran ini, teks Arab Alqurannya sudah
disesuaikan dengan perbaikan-perbaikan yang tersebut (harap
menjadi maklum).
Dan kemudian teks ayat-ayat Alqurannya ditaruh di sebelah kanan,
dan terjemahan bahasa Indonesianya ditaruh di sebelah kiri. Dan
terjemahannya itu di setiap akhir halaman akan selalu dipaskan dengan
kata-kata Arab yang diterjemahkan yang ada di akhir halaman itu juga.
Penjelasan Tanda-tanda Baca Waqof/Berhenti dan Washol/
Tidak Berhenti yang Sudah Disederhanakan Berdasarkan Yang
Ada Dalam “Mushaf Standar Utsmani Indonesia”:
1. Tanda = Harus berhenti di tempat yang diberi tanda.
2. Tanda = Tidak boleh berhenti, kecuali tanda itu ada di akhir
ayat.
3. Tanda = Berhenti dan tidak berhenti sama-sama dibolehkan.
4. Tanda = Boleh berhenti, tetapi tidak berhenti lebih utama.
5. Tanda = Boleh tidak berhenti, tetapi berhenti lebih utama.
6. Tanda = Berhenti sejenak waktu membaca dengan tidak
boleh bernafas.
7. Tanda = Boleh berhenti di salah satu tempat yang diberi
tanda, tetapi tidak boleh berhenti pada keduanya.
8. Tanda
yang ada pada
kata = pada waktu membaca -nya, bibir bawah dinaikkan
ke atas, karena kata yang ada pada Surat 12
ayat 11 itu asalnya
Dan selanjutnya tanda Titik, tanda Koma, dan tanda-tanda baca
lainnya yang ada dalam terjemahan bahasa Indonesianya yang ada
dalam Terjema-hanAlquran ini, tidak selalunya mengikuti tanda-tanda
baca yang ada dalam teks Alqurannya. Hal ini biasa terjadi karena
berbeda-bedanya pemahaman terhadap sesuatu kalimat dalam ayat
Alquran. Sebagai contohnya dalam surat 12 ayat 24, pada kalimat:

Tanda-tanda baca dalam kalimat ayat Alquran ini berbeda-beda, yakni


dalam Mushaf Alquran Standar Utsmani Indonesia, di atas kata
xxxi

diberi tanda baca huruf , dan di atas kata diberi tanda huruf ,
dan lagi di atas kata diberi tanda huruf . Sedangkan di dalam
Mushaf Alquran Standar Utsmani yang bukan Indonesia seperti yang
ada dalam Terjemah Alquran Departemen Agama cetakan Saudi
Arabia, di mana di atas kata diberi tanda huruf , dan di atas
kata tidak diberi tanda, dan lagi di atas kata diberi tanda huruf
. Dan dalam Terjemahan Depag tersebut setelah terjemahan kata
ditaruh tanda baca Koma, dan setelah terjemahan kata ditaruh
tanda baca Titik. Padahal tanda baca itu menunjukkan “tidak diberi
tanda Koma adalah lebih baik”, sedangkan tanda baca itu
menunjukkan “antara diberi tanda Koma dan tidak diberi tanda Koma
adalah sama saja”. Sedangkan dalam Terjemahan Alquran ini, sesudah
terjemahan kata diberi tanda Titik, dan sesudah terjemahan kata
diberi tanda Titik juga. Perbedaan tanda-tanda baca tersebut
terjadi karena berbeda-bedanya pemahaman dari orang-orang yang
memberi tanda baca di dalam memahami kalimat dalam sebuah ayat,
baik dalam teks Alqurannya ataupun dalam terjemahannya.
Untuk lebih jelasnya hal tersebut, dapat dilihat dalam kitab
Terjemah/Tafsir penulis “YASSARNAL-QUR’AN”pada kalimat yang
berhubungan dengan Nabi Yusuf dalam surat 12 ayat 24 dan
keterangannya No. 459.
xxxii
xxxiii

DAFTAR ISI

No. Hlm.
1. UNDANG-UNDANG HAK CIPTA ... ... ... ... iii
2. Prakata Penerbit ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . v
3. Pengantar Penulis ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... vii
4. Biografi dan Pengembaraan Penulis ... ... ... xiii
5. Teks Alquran ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... xxix
6. Daftar Isi ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. xxxiii
7. Terjemah dan Tafsir Reformasi (Surat 1 s/d.
Surat 6) ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 1 s/d. 223
8. Catatan Akhir Surat 1 s/d. Surat 6 ... ... ... ... 226
9. Daftar Buku/Kitab Bacaan ... ... ... ... ... ... ... 309
10. Diantara Buku-Buku Penulis yang Telah
Terbit ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 315

*******
TERJEMAH DAN TAFSIR
REFORMASI
SURAT 1
S/D.
SURAT 6
SURAT 1, AL-FAATIHAH 1 Juz 1
= PEMBUKA

1. SURAT AL-FAATIHAH = PEMBUKA


Turun di Mekah: 7 ayat

Ayat-Ayat Puitis Sebagai Pembuka Alquran

1. Dengan perantaraan¹ nama Allah Yang


Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

2. (maka) pujian yang hakiki² itu adalah milik


Allah, Pemelihara seluruh alam/alam
semesta,

3. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang³,

4. Yang berkuasa4a untuk (menentukan) hari


pembalasan4b.

5. Hanya kepada Engkau kami menghamba5


dan hanya kepada Engkau kami minta
pertolongan.

6. Tunjukilah kami kepada tuntunan wahyu6a


yang permanen6b.

7. Yakni, tuntunan orang-orang yang telah


Engkau beri nikmat 7 , bukan tuntunan
orang-orang yang dimurkai, dan bukan
pula tuntunan orang-orang yang
menyimpang (dari tuntunan wahyu).
SURAT 2, AL-BAQOROH 2 Juz 1
= SAPI BETINA

2. SURAT AL-BAQOROH = SAPI BETINA


Turun di Madinah: 286 ayat (ayat 281 turun di Mina, waktu Haji
Wada’)

Dengan perantaraan nama Allah Yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang

1. Alif Laam Miim¹

2. Ketetapan-Nya² itu tiada akan ada keraguan


di dalamnya sebagai petunjuk bagi orang-
orang yang bertakwa³/menyadari (nya).

3. (Mereka) adalah orang-orang yang mau


beriman4 kepada hal gaib, mau mendirikan
salat 5 (dengan mengamalkan maknanya
dalam kehidupan), dan mau mengorbankan
sebagian rezeki yang Kami berikan
kepadanya (untuk kepentingan umum).

4. Dan yang mau beriman kepada wahyu yang


diturunkan kepada engkau/Muhammad dan
kepada wahyu yang diturunkan sebelum
engkau, dan mereka meyakini adanya
kehidupan akhirat.

5. Mereka itu orang-orang yang berpijak di


atas petunjuk Tuhannya dan mereka itulah
orang-orang yang akan memperoleh
kemenangan (baik di dunia ini maupun
sesudah kematian nanti).

6. Sesungguhnya orang-orang yang telah kufur,


sama saja bagi mereka, apakah engkau
peringatkan mereka ataupun tidak engkau
peringatkan, mereka akan tetap tidak akan
mau beriman.
SURAT 2, AL-BAQOROH 3 Juz 1
= SAPI BETINA

7. (Oleh karena itu), Allah menutup hati


dan pendengaran mereka, sedangkan di
dalam mata hati mereka ada sesuatu
yang menutupi, dan mereka akan
memperoleh siksaan yang sangat berat.

8. Dari antara manusia ada orang yang


mengatakan, “Kami telah beriman
kepada Allah dan hari akhir, padahal
yang sebenarnya mereka bukanlah
orang-orang yang beriman.

9. Mereka selalu menipu Allah dan orang-


orang yang telah beriman. Padahal yang
sebenarnya mereka itu tiada menipu,
melainkan kepada dirinya sendiri.
Namun mereka tidak mau sadar.

10. Di dalam hati mereka ada penyakit,


sebagai akibatnya Allah menambah
penyakitnya. Dan mereka akan
memperoleh siksaan yang pedih
disebabkan apa-apa yang mereka
dustakan.

11. Dan apabila dikatakan kepada mereka,


“Janganlah kamu merusak tatanan
masyarakat di sebuah negeri.” Mereka
menjawab, “Sesungguhnya kami
hanyalah orang-orang yang melakukan
perbaikan.”

12. Ketahuilah sesungguhnya mereka itu


adalah orang-orang yang merusak
tatanan kehidupan, namun mereka
nggak sadar-sadar.

13. Dan apabila dikatakan kepada mereka,


“Berimanlah kamu sebagaimana
manusia lain beriman.” Mereka
menjawab, “Apakah kami akan beriman
seperti orang-orang yang dungu?”
Ketahuilah sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang dungu, akan tetapi
mereka tidak mau tahu.
SURAT 2, AL-BAQOROH 4 Juz 1
= SAPI BETINA

14. Dan apabila mereka berjumpa orang-orang


yang telah beriman, mereka mengatakan,
“Kami telah beriman.” Namun apabila
mereka kembali kepada setan-setan/
gerombolannya, mereka berkata,
“Sesungguhnya kami bersamamu,
sesungguhnya kami hanyalah mempermain
olokkan mereka.”

15. (akibatnya) Allah mempermain olokkan


mereka dan membikin berlarut-larut dalam
pelampauan batas/ketagutannya, yang
akhirnya mereka bingung sendiri.

16. Mereka itulah orang-orang yang membeli


kesesatan sebagai pengganti petunjuk.
Akhirnya perdagangan mereka tiada pernah
beruntung dan mereka tidak akan pernah
mendapatkan petunjuk.

17. Perumpamaan mereka itu seperti orang


yang menyalakan api, maka tatkala api itu
menerangi apa-apa yang di sekitarnya,
Allah melenyapkan cahaya itu, lantas Allah
meninggalkan mereka di dalam keadaan
gelap gulita, yang akhirnya mereka tidak
dapat melihat.

18. (Mereka) itu orang-orang yang tuli, bisu,


dan buta. Akhirnya mereka tidak dapat
kembali (ke petunjuk jalan).

19. Atau seperti orang-orang yang ditimpa


hujan lebat dari langit dalam keadaan
gelap gulita disertai guruh dan kilat. Mereka
memasukkan jarinya ke dalam telinganya
karena takut disambar petir. Padahal Allah
meliput keadaan orang-orang yang kufur
itu.

20. Nyaris petir menyambar penglihatan


mereka. Setiap kali cahaya kilat
meneranginya, mereka maju berjalan, dan
apabila kegelapan menerpannya, mereka
berhenti diam. Kalau Allah menghendaki,
niscaya Dia lenyapkan pendengaran dan
penglihatan mereka.
SURAT 2, AL-BAQOROH 5 Juz 1
= SAPI BETINA

Sesungguhnya Allah Maha Penentu atas


segala sesuatunya.

21. Wahai manusia! Menghambalah kepada


Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu supaya kamu
dapat bertakwa/menyadari aturan-Nya.

22. Dia-lah yang telah menjadikan bumi sebagai


hamparan, dan langit sebagai atap
bangunan. Dan Dia telah menurunkan air
dari langit, lalu dengan perantaraannya, Dia
keluarkan berbagai tanaman berbuah
sebagai rezeki bagimu. Oleh karena itu
janganlah kamu menjadikan padanan/
sekutu bagi-Nya, sedangkan kamu
mengetahuinya.

23. Dan jika kamu ragu tentang wahyu yang telah


Kami turunkan kepada hamba Kami, maka
silahkan mendatangkan satu surat/satu bab
saja yang semisal dengannya dan silahkan
panggil berbagai saksi dari antaramu selain
Allah jika kamu orang-orang yang benar-
benar6 (dapat melakukannya).

24. Jika ternyata kamu tidak dapat melakukannya


dan sekali-kali kamu pasti tidak akan dapat
melakukannya, maka sadarilah akan adanya
neraka (api penderitaan), yang bahan
bakarnya terdiri dari manusia yang kufur
serta hatinya keras membantu. Neraka (api
penderitaan) itu telah diperhitungkan/
dipersiapkan untuk orang-orang yang kufur
(terhadap wahyu Alquran).

25. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-


orang yang telah beriman dan mengerjakan
berbagai kebaikan, bahwa sesungguhnya
mereka akan memperoleh berbagai surga
(taman kebahagiaan) yang mengalir sungai-
sungai di sekitarnya. Setiap kali mereka
dikaruniai rezeki buah-buahan, berkatalah
mereka, “Rezeki ini duhulunya pernah
dikaruniakan kepada kami!” Dan mereka
itu deberi rezeki
SURAT 2, AL-BAQOROH 6 Juz 1
= SAPI BETINA

yang saling menyerupai. Dan mereka


akan memperoleh pasangan-pasangan
yang dibersihkan (dari dosa), dan
mereka kekal di dalamnya.

26. Sesungguhnya Allah tiada segan


membuat contoh seekor nyamuk dan
apa-apa yang lebih besar daripadanya.
Adapun orang-orang yang telah
beriman mengetahui bahwa
sesungguhnya hal itu adalah
kebenaran dari Tuhan mereka.
Sedangkan orang-orang yang telah
kufur malah mengatakan, “Apa yang
diinginkan Allah dengan percontohan
ini?” Dia akan menyesatkan banyak
orang dengan perantaraan
percontohan itu, dan dengan
perantaraan itu pula Dia akan
memberikan petunjuk kepada banyak
orang. Dan Dia tidak akan pernah
menyesatkan, kecuali kepada orang-
orang yang durhaka.

27. (Mereka itu) adalah orang-orang yang


mengacak-acak perjanjian7 dari Allah
sesudah diteguhkannya, memutuskan
hubungan antara sesama yang
diperintahkan Allah untuk selalu
dijaga, dan merusak tatanan
masyarakat di sebuah negeri. Mereka
itulah orang-orang yang sebenarnya
merugi.

28. Bagaimana kamu dapat mengufuri


Allah, padahal dahulunya kamu
adalah benda-benda yang tidak
bernyawa, lalu Dia menghidupkanmu,
kemudian mematikanmu, kemudian
menghidupkanmu kembali. Akhirnya
hanya kepada-Nya kamu akan
dikembalikan (untuk dimintai
pertanggungjawaban dari perbuatan
kufurmu).
SURAT 2, AL-BAQOROH 7 Juz 1
= SAPI BETINA

29. Dia-lah yang menciptakan semua apa-apa


yang ada di bumi untuk manfaat kamu 8,
kemudian Dia mengarahkan perhatian-Nya
ke ruang angkasa, lantas Dia
menyempurnakannya menjadi tujuh lapisan
langit. Dan Dia Maha Mengetahui atas
segala sesuatu.

30. Dan ( ingatlah dahulu kala waktu di alam


ruh) ketika Tuhanmu mengatakan kepada
para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan
menjadikan khalifah/penguasa di bumi.”
Mereka protes, “Apakah Engkau akan
menjadikan seseorang manusia di bumi
yang akan bikin kerusakan padanya dan
akan menumpahkan darah, sedangkan kami
selalu bertasbih dengan memuji serta
mengkuduskan nama-Mu (selalu melakukan
perintah-Mu)?” Dia menjawab,
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa
yang kamu tidak mengetahuinya.”

31. Setalah itu, Dia mengajarkan berbagai


macam ilmu pengetahuan kepada adam9
(manusia secara umum). Lantas Dia
sodorkan berbagai macam ilmu
pengetahuan manusia itu kepada para
malaikat, sembari berkata, “Cobalah
ceritakan berbagai macam ilmu
pengetahuan mereka itu kepada-Ku jika
kamu benar dalam protesmu!

32. Mereka/malaikat berkata, “Maha Suci


Engkau (dari pengetahuan yang tidak
benar), kami tidak akan punya
pengetahuan sama sekali, kecuali yang
Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya
Engkau-lah Yang Maha Mengetahui lagi
Yang Maha Menghakimi/Memutuskan.”

33. Dia berfirman, “Wahai adam/manusia!


Cobalah ceritakan berbagai ilmu
pengetahuan itu kepada para malaikat.”
Tatkala manusia itu menceritakannya
kepada mereka, maka Dia-pun bertanya
kepada mereka, “Bukankah Aku pernah
mengatakan kepadamu,
SURAT 2, AL-BAQOROH 8 Juz 1
= SAPI BETINA

bahwa sesungguhnya Aku-lah yang


paling mengetahui hal-hal gaib yang ada
di seluruh langit dan bumi dan yang
paling mengetahui apa-apa yang kamu
nyatakan dan apa-apa yang kamu telah
sembunyikan.

34. Dan juga ingatlah ketika Kami berkata


kepada para malaikat, “Patuhilah (niat
baik) adam/manusia, lantas para
malaikat mematuhi niat baiknya, namun
iblis tidak mau mematuhinya serta
merasa dirinya besar (sombong) dan dia
menjadi golongan yang mengufuri
perintah Tuhan-Nya.”

35. Dan Kami mengatakan, “Wahai adam/


manusia! Tenanglah kamu dan
pasanganmu dalam surga (taman
kebahagiaan), dan dari padanya
silahkan kamu berdua makan dengan
leluasa sebagaimana yang kamu
kehendaki, cuma janganlah kamu
mendekati pohon larangan ini, nantinya
kamu bisa menjadi orang-orang yang
zalim.”

36. Setelah itu, iblis menggelincirjatuhkan


keduanya dari kebahagiaan surga,
akhirnya ia pun dapat mengeluarkan
keduanya dari keberadaannya semula.
Setelahnya itu, Kami katakan, “Turunlah
kamu (dari kebahagiaan itu), sebagian
kamu akan menjadi musuh terhadap
sebagian yang lain (jika mengikuti hawa
nafsu iblis), dan di bumi ini kamu masih
ada tempat menetap dan masih ada
kesempatan untuk membekali diri
sampai jangka waktu tertentu.

37. Lalu adam/manusia yang sudah mau


menerima pesan-pesan Tuhan-Nya,
pastilah Dia menerima tobatnya.
Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat
lagi Maha Penyayang.
SURAT 2, AL-BAQOROH 9 Juz 1
= SAPI BETINA

38. Kami katakan (terhadap manusia yang


mengikuti hawa nafsu iblis yang ada dalam
dirinya), “Turunlah kamu dari surga (taman
kebahagiaan)! Jika nanti petunjuk-Ku sampai
kepadamu, maka siapa pun di antara kamu
yang mau mengikuti petunjuk-Ku, niscaya
kekhawatiran tidak akan menghinggapi
mereka dan mereka tidak akan bersedih hati.”

39. Namun orang-orang yang telah mengufuri


dan mendustakan tanda-tanda kekuasaan
Kami, niscaya merekalah orang-orang yang
akan berada dalam neraka (api penderitaan),
mereka kekal10 di dalamnya (selama masa
hukumannya belum habis).

40. Wahai Bani Israel! Ingatlah nikmat-Ku yang


pernah Aku anugerahkan kepadamu, dan
tunaikan perjanjian dari-Ku, niscaya akan
akan Aku tunaikan janji-Ku kepadamu. Dan
hanya kepada-Ku, hendaklah kamu takut.

41. Dan berimanlah kepada wahyu Alquran


yang Aku telah turunkan, yang mendukung
kebenaran wahyu yang ada padamu, dan
janganlah kamu menjadi orang pertama
yang mengufurinya. Dan janganlah kamu
memperjualbelikan ayat-ayat-Ku sebagai
sesuatu yang murah harganya, dan hanya
kepada ketetapan-Ku, hendaklah kamu
menyadarinya.

42. Dan janganlah kamu mencampuradukkan


kebenaran dengan kebatilan dan janganlah
kamu menyembunyikan kebenaran itu,
sedangkan kamu mengetahuinya.

43. Dan dirikanlah salat¹¹ (dengan mengamalkan


maknanya dalam kehidupan) dan
tunaikanlah zakat (agar hartamu bisa bersih
dari hak orang yang sangat membutuhkan
dan hatimu bisa bersih dari sifat kikir dan
ego). Dan rukuklah/persiapkanlah untuk
patuh bersama-sama orang-orang yang
rukuk/ siap mematuhi aturan-aturan-Nya.
SURAT 2, AL-BAQOROH 10 Juz 1
= SAPI BETINA

44. Apakah kamu akan memerintahkan orang


lain untuk melakukan kebajikan, setelah itu
kamu melupakan dirimu sendiri (untuk
melakukannya), sedangkan kamu membaca
Alkitab, apakah kamu tidak mau
menggunakan akalmu?

45. Dan mintalah pertolongan kepada Allah


dengan sabar¹² (selalu tabah dalam
menghadapi cobaan serta gigih dalam
perjuangan) dan dengan salat (dengan
mengamalkan maknanya dalam kehidupan).
Dan sesungguhnya hal itu amatlah berat,
kecuali bagi orang-orang yang tunduk
hatinya/khusyuk.

46. Mereka itulah orang-orang yang


berprasangka baik, bahwa sesungguhnya
mereka akan dapat berjumpa Tuhannya
(bukan perjumpaan secara fisik) dan
sesungguhnya mereka akan dapat kembali
kepada-Nya (dalam keadaan damai).

47. Wahai Bani Israel! Ingatlah nikmat-Ku yang


talah Aku anugerahkan kepadamu dan
sesungguhnya Aku pernah menjadikan kamu
unggul di atas bangsa-bangsa lain.

48. Dan sadarilah hari-hari tragis yang apabila


terjadi, maka tidak ada seorang pun yang
akan bisa membalas budi terhadap sese-
orang yang lain sedikit pun, dan syafaat/
pertolongannya tidak akan diterima, dan pra
peradilannya tidak akan dianggap, akhirnya
mereka tidak bisa ditolong.

49. Dan ingatlah ketika Kami menyelamatkan


kamu dari rejim Firaun, mereka menimpakan
seburuk-buruk siksaan kepadamu, yakni
mereka membunuhi anak-anak lelakimu dan
membiarkan hidup perempuan-perempuan
mu (dalam arti majas, yakni bersifat
otoriter, membungkammatikan suara-suara
kritis dan menumbuhsuburkan sifat-sifat
membebek/asal bapak senang,dll.). Yang
demikian itu adalah ujian yang sangat berat
dari Tuhanmu.
SURAT 2, AL-BAQOROH 11 Juz 1
= SAPI BETINA

50. Selanjutnya ingatlah ketika Kami


menyibakkan air lautan untuk
kepentingan kamu, lantas Kami
menyelamatkanmu, dan Kami
menenggelamkan rejim Firaun yang kamu
melihatnya sendiri.

51. Dan ingatlah ketika Kami mengadakan


perjanjian dengan Musa dalam waktu
empat puluh malam, kemudian sesudah
itu kamu menjadikan anak sapi tertentu
sebagai pusat pemujaan. Yang mana
kamu di saat itu sedang menzalimi
dirimu.

52. Kemudian Kami memaafkanmu sesudah


pertobatan itu, supaya kamu mau
bersyukur (menghargai nikmat Kami).

53. Dan lagi ingatlah ketika Kami


memberikan kepada Musa sebuah
ketetapan dan kemampuan yang dapat
memilah-milah (mana yang benar dan
mana yang salah) agar supaya kamu
dapat terbimbing (dalam perjuangan).

54. Dan ingatlah pula ketika Musa berkata


kepada kaumnya, “Wahai kaumku!
Sesungguhnya kamu telah menzalimi
dirimu disebabkan kamu menjadikan
anak sapi tertentu sebagai pusat
pemujaan. Oleh karena itu, bertobatlah
kepada Tuhan yang telah
membebaskanmu (dari perbudakan
Firaun), lantas bunuhlah hawa nafsumu.
Itulah pilihan terbaik bagimu menurut
Tuhanmu. Setelah itu baru Dia mau
menerima tobatmu. Sesungguhnya Dia
Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang.”

55. Dan lagi ingatlah ketika kamu


mengatakan, “Wahai Musa, sekali-kali
kami tidak akan mau percaya kepadamu
sampai kami melihat Allah secara jelas.”
Lalu petir menyambarmu, yang mana
kamu sendiri melihatnya.
SURAT 2, AL-BAQOROH 12 Juz 1
= SAPI BETINA

56. Kemudian Kami membangkitkan jiwamu


setelah kematiannya, supaya kamu mau
bersyukur.

57. Setelah itu, Kami pun menaungimu dengan


awan (dalam perjalanan di padang gurun)
dan menurunkan Manna serta Salwa
kepadamu, sembari Kami katakan,
“Makanlah apa-apa yang baik yang Kami
telah rezekikan kepadamu! Walhasil,
bukan mereka yang telah menzalimi Kami,
namun merekalah yang menzalimi dirinya
sendiri.”

58. Dan ingatlah ketika Kami mengatakan


kepada Bani Israel, “Masukilah negeri ini,
lalu makanlah di sana sewaktu kamu
menghendaki dengan leluasa. Dan
Masukilah pintunya dengan selalu patuh
(pada aturan-aturan Kami) sembari
katakan, “permisi,” niscaya Kami akan
mengampuni/menghapus berbagai
kesalahanmu dan nantinya Kami akan
menambah petunjuk kepada orang-orang
yang mengindahkan aturan-aturan Kami.

59. Lantas orang-orang yang zalim mengubah


pesan yang tidak dipesankan kepada
mereka. Setelah itu Kami turunkan
pagebluk/wabah penyakit dari langit
kepada orang-orang yang zalim
disebabkan kedurhakaannya.

60. Dan ingatlah ketika Musa meminta air


minum untuk kaumnya. Lalu Kami
berfirman kepadanya, “Pukulan batu itu
dengan tongkatmu,” lantas memancarlah
dua belas mata air. Setiap suku pasti
mengetahui tempat minumnya masing-
masing. Dikatakan, “Makan minumlah
rezeki Allah itu dan janganlah berkeliaran
di daerah ini dengan melakukan
kerusakan.”

61. Dan ingatlah ketika kamu mengatakan,


“Wahai Musa, kami sekali-kali tidak akan
tahan lagi dengan yang satu jenis makanan
SURAT 2, AL-BAQOROH 13 Juz 1
= SAPI BETINA

yang itu-itu saja. Oleh karena itu,


berdoalah kepada Tuhanmu untuk kami,
agar Dia mengeluarkan tetanaman dari
tanah ini untuk kami, seperti sayur-
sayuran mentimun, bawang putih,
kacang-kacangan, serta bawang merah.”
Berkatalah Musa, “Apakah kamu memita
sesuatu yang lebih rendah manfaatnya
sebagai ganti sesuatu yang lebih baik.
Pergilah ke kota sana, maka kamu akan
mendapatkan apa-apa yang kamu minta.”
Setalah itu, mereka ditimpa kehinaan
dan kemiskinan, dan mereka
mendapatkan kemurkaan Allah kembali.
Yang demikian itu karena sesungguhnya
mereka dahulu telah mengufuri tanda-
tanda kekuasaan Allah serta membunuh
nabi-nabi tanpa dasar sekalipun. Hal
demikian itu disebabkan mereka telah
mendurhakai dan memusuhi (para nabi-
Nya).

62. Sesungguhnya orang-orang yang telah


beriman, orang-orang Yahudi, orang-
orang Nasrani, dan orang-orang Shabiin,
siapa saja yang telah beriman¹³ kepada
Allah dan hari akhir14 serta mengerjakan
kebaikan, maka mereka akan
memperoleh pahala (akibat baik) dari
Tuhan mereka, dan mereka tidak akan
merasa khawatir, dan tidak pula mereka
akan bersedih hati.

63. Dan ingatlah ketika Kami memegang janji


kamu dan Kami meninggikan bukit itu
(sebagai saksi) atas janjimu. (Karena
itu), pegang teguhlah apa-apa yang telah
Kami janjikan kepadamu dan ingatlah isi
perjanjian yang ada di dalamnya, supaya
kamu bertakwa/menyadarinya.

64. Kemudian sesudah itu kamu berpaling.


Kalaulah sekiranya tidak ada karunia
Allah dan rahmat-Nya kepadamu,
pastilah kamu termasuk orang-orang
yang merugi.
SURAT 2, AL-BAQOROH 14 Juz 1
= SAPI BETINA

65. Dan sungguh kamu benar-benar telah


mengetahui orang-orang yang melakukan
pelanggaran dari antara kamu pada hari
Sabat, lalu Kami katakan kepada mereka,
“Jadilah kamu kera-kera yang
membelalak15”

66. Lalu Kami jadikan peristiwa itu sebagai


peringatan yang berharga bagi suatu
generasi di masa itu dan bagi generasi yang
di belakangnya, serta menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang mau bertakwa/mau
menjadarinya.

67. Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada


kaumnya, “Allah memerintahkan kamu agar
menyembelih seekor sapi betina.” Mereka
bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan
(keyakinan) kami sebagai sasaran
ledekaMn?” Dia /Musa menjawab, “Aku
berlindung kepada Allah dari perihal orang-
orang yang bodoh.”

68. Mereka berkata, “Mohonlah kepada


Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan
kepada kami tentang sapi betina itu.” Dia/
Musa menjawab, “Dia berfirman, bahwa
sapi betina itu tidak tua dan tidak muda,
pertengahan di antara itu. Karena itu,
lakukanlah apa-apa yang diperintahkan
kepadamu.”

69. Mereka berkata, “Mohonlah kepada


Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan
kepada kami apa warnanya.” Dia/Musa
menjawab, “Dia berfirman, bahwa ia
adalah sapi betina yang kuning emas
warnanya, yang menyenangkan orang-
orang yang memandangnya.”

70. Mereka berkata, “Mohonlah kepada


Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan
kepada kami tentang perihal itu,
sesungguhnya sapi jantan pun sama saja
bagi kami, dan sesungguhnya kami
SURAT 2, AL-BAQOROH 15 Juz 1
= SAPI BETINA

pastilah mau menerima petunjuk itu jika Allah


menghendaki.”

71. Dia/Musa menjawab, “Dia berfirman,


sesungguhnya ia itu adalah sapi betina yang
belum pernah dijinakkan untuk membajak
tanah dan mengairi tanaman ladang lagi
spesial tanpa noda.” Mereka berkata,
“Sekarang barulah engkau menyampaikan
keterangan yang sebenarnya.” Lalu mereka
menyembelihnya, dan hampir saja mereka
tidak mau melaksanakannya.

72. Dan ingatlah ketika kamu membunuh


seseorang16 (yang menyampaikan kebenaran,
terutama nabi-nabi), karena penolakanmu
terhadapnya. Sedangkan Allah-lah yang
membongkar apa-apa yang kamu
sembunyikan.

73. Lalu Kami berfirman, “Perbandingkanlah


seseorang yang kamu bunuh itu dengan
sebagian orang-orang jahat (yang mati)!”
Seperti itulah Allah akan menghidupkan
(nama harumnya orang-orang yang mati
(karena menyampaikan kebenaran).
Sedangkan Dia selalu memperlihatkan
kepadamu tanda-tanda kekuasaan-Nya,
supaya kamu mau menggunakan akal/mau
mengerti.

74. Kemudian hatimu menjadi keras seperti batu


sesudah itu, bahkan lebih keras lagi.
Sedangkan dari bebatuan itu pastilah ada
suatu lapisan yang dari padanya mengalirlah
sungai-sungai. Dan ada pula suatu lapisan
yang dari pada retakannya dapat muncul
mata air yang menyembur. Dan sesungguhnya
dari bebatuan (berskala dunia), pastilah ada
lempengan yang bergeser runtuh karena takut
kepada Allah. Dan Allah tidak akan lengah
tentang apa-apa yang kamu kerjakan.

75. Lalu apakah kamu banyak mengharap bahwa


mereka akan percaya kepadamu, padahal
pastilah dari pada mereka ada segolongan
yang mendengar firman Allah,
SURAT 2, AL-BAQOROH 16 Juz 1
= SAPI BETINA

lalu mereka mengubahnya sesudah mereka


mengakalinya, sedangkan mereka
mengetahui (kelicikannya)?

76. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-


orang yang telah beriman, mereka berkata,
“Kami telah beriman.” Sedangkan apabila
sebagian mereka kembali kepada sebagian
yang lain, mereka bertanya, “Apakah kamu
ceritakan kepada mereka apa-apa yang telah
Allah bukakan (rahasianya) kepadamu,
sehingga dengan perantaraannya, mereka
dapat menghujah kamu di hadapan
Tuhanmu? Sesudah itu, tidakkah kamu mau
menggunakan akal/ mau mengerti?”

77. Selanjutnya, apakah mereka tidak tahu


bahwa Allah mengetahui apa-apa yang
mereka sembunyikan dan apa-apa yang
mereka nyatakan dengan terus terang?

78. Dan dari antara mereka ada golongan yang


bukan Ahli Kitab (golongan ummi), mereka
tidak tahu isi Kitab, kecuali hanya perkiraan
dan mereka hanya menduga-duga.

79. Maka celakalah orang-orang yang menulis


kitab dengan tangan mereka, kemudian
berkata, “Ini semua dari Allah.” Yang dengan
perantaraannya, mereka dapat
memperjualbelikan dengan harga murah.
Pada akhirnya celakalah mereka karena
tulisan tangannya, dan celakalah mereka
karena apa-apa yang mereka usahakan.

80. Dan mereka berkata, “ Neraka (api


penderitaan) tidak akan pernah dapat
mengenai kami, kecuali hanya beberapa hari
yang bisa dihitung.” Katakanlah, “Sudahkah
kamu mendapat janji dari sisi Allah (tentang
itu), lalu Allah tidak akan pernah mengingkari
janji-Nya, ataukah kamu mengatakan atas
nama Allah tentang sesuatu yang tidak kamu
ketahui?”
SURAT 2, AL-BAQOROH 17 Juz 1
= SAPI BETINA

81. Sudah pastilah, siapa pun yang berbuat


jahat, sedangkan kejahatannya telah
meliputinya, maka merekalah orang-orang
yang akan berada dalam neraka (api
penderitaan), mereka kekal17 di dalamnya
(selama masa hukumannya belum habis).

82. Sedangkan orang-orang yang telah beriman


dan mengerjakan berbagai kebaikan,
merekalah orang-orang yang akan berada
dalam surga (taman kebahagiaan), mereka
kekal18 di dalamnya (tanpa ada batasnya).

83. Dan ingatlah ketika Kami pegang janji Bani


Israil, yakni “kamu tidak akan menghamba
selain Allah, dan akan selalu berbuat baik
kepada kedua orang tua, kerabat terdekat,
anak-anak yatim, dan orang-orang miskin.
Dan bertuturkatalah kepada manusia
dengan cara yang baik, dirikanlah salat19
(dengan mengamalkan maknanya dalam
kehidupan), dan tunaikanlah zakat (agar
hartamu bisa bersih dari hak orang yang
sangat membutuhkan dan hatimu bisa
bersih dari sifat kikir20 dan ego). Kemudian
kamu berpaling (dari janji), kecuali
sebagian kecil dari kamu, dan kamu
memang suka berpaling (dari perintah
Kami).

84. Dan ingatlah ketika Kami pegang janji kamu,


yakni “kamu tidak akan menumpahkan
darah dari antaramu dan tidak akan
mengusir sesamamu dari kampung
halamanmu” Kemudian kamu telah berikrar
dan bersaksi (tentang hal itu).

85. Kemudian kamu (Bani Israil) saling


membunuh sesamamu, dan mengusir
segolongan dari kamu dari kampung
halamannya. Kamu saling menampakkan
perbuatan kejam terhadap golongan lain
dengan melakukan perbuatan dosa dan
permusuhan. Dan jika mereka datang
kepadamu sebagai tawanan,
SURAT 2, AL-BAQOROH 18 Juz 1
= SAPI BETINA

kamu minta tebusan kepada mereka,


padahal mengusir mereka pun kamu
dilarang. Lantas apakah kamu beriman
kepada sebagian isi Kitab (Taurat) dan
mengufuri bagian yang lain? Maka tidak
ada balasan (yang pantas) bagi orang yang
berbuat demikian dari antara kamu selain
kenistaan dalam kehidupan duniawi. Dan
pada hari kiamat/hari pembalasan,
mereka akan dijebloskan ke dalam
siksaan yang paling dahsyat. Dan Allah
tidak akan lengah tentang perbuatan jahat
apa pun yang kamu kerjakan.

86. Mereka itulah orang-orang yang


memperjualbelikan kehidupan duniawi
dengan kehidupan ukhrawi. Maka tidak
akan diringankan siksaannya dan mereka
tidak akan ditolong.

87. Dan sungguh Kami telah benar-benar


memberikan Kitab/Taurat kepada Musa,
dan Kami susulkan rasul-rasul sesudah
nya, dan Kami telah berikan kepada Isa
putra Maryam bukti-bukti kerasulannya
serta Kami perkuat dia dengan ruh/
kekuatan dari Yang Maha Kudus. Apakah
setiap kali datang kepadamu seorang rasul
(dengan membawa) ajaran wahyu yang
tidak kamu inginkan, lalu kamu
menyombongkan diri, bahkan sebagian
kamu dustakan dan sebagian lagi kamu
berusaha membunuhnya?

88. Mereka pun menjawab, “Hati kami


tertutup(nggak bisa terima).” Di balik itu,
Allah telah melaknat mereka karena
kekufurannya, akhirnya sedikit sekali apa-
apa yang mereka mau memercayainya.

89. Dan tatkala telah sampai kepada mereka


suatu ketetapan dari sisi Allah yang
membenarkan apa-apa yang ada pada
mereka, sedangkan sebelumnya mereka
memohon dibukakan pintu kemenangan
SURAT 2, AL-BAQOROH 19 Juz 1
= SAPI BETINA

atas orang-orang yang kufur, namun


tatkala telah sampai kepada mereka apa-
apa yang telah mereka kenal, mereka
mengufurinya. Akhirnya laknat Allah
menimpa orang-orang yang kufur itu.

90. Amatlah buruk perbuatan yang dengan


perantaraannya, mereka telah
memperjualbelikan dirinya dengan
mengufuri apa-apa yang Allah telah
turunkan disebabkan pembangkangan
karena Allah sedang menurunkan karunia-
Nya kepada siapa yang layak Dia kehendaki
dari antara hamba-hamba-Nya. Karena
itulah mereka menanggung kemurkaan demi
kemurkaan. Dan orang-orang yang kufur itu
akan memperoleh siksaan yang
menghinakannya.

91. Dan apabila dikatakan kepada mereka,


“Berimanlah kepada wahyu-wahyu yang
Allah telah turunkan” mereka menjawab,
“Kami beriman kepada wahyu yang
diturunkan kepada kami.” Sedangkan
mereka mengufuri kepada wahyu yang ada
di belakangnya, padahal wahyu-wahyu
(Alquran) itu adalah wahyu yang
sebenarnya, yang membenarkan wahyu-
wahyu yang ada pada mereka. Katakanlah,
“Lalu kenapa kamu dahulu berusaha
membunuh nabi-nabi Allah jika kamu
orang-orang yang beriman?”

92. Padahal sungguh Musa dahulu telah benar-


benar datang kepadamu dengan bukti-bukti
kerasulannya, kemudian sesudah dia pergi
sejenak, kamu pun menjadikan anak sapi
(sebagai sesuatu yang keramat), sedangkan
kamu itu orang-orang yang zalim.

93. Dan ingatlah ketika Kami memegang janji


kamu dan Kami meninggikan bukit itu
(sebagai saksi atas janjimu). (Kami
perintahkan), “Pegang teguhlah apa-apa
yang telah Kami janjikan kepadamu dan
dengarkanlah!” Mereka menjawab, “Kami
mendengarkan, setelah itu kami melanggar.”
SURAT 2, AL-BAQOROH 20 Juz 1
= SAPI BETINA

Sedangkan hati mereka sudah dirasuki oleh


pengeramatan anak sapi itu karena
kekufuran mereka (kepada Kami).
Katakanlah, “Amatlah buruk keyakinan yang
didorong oleh kepercayaan lamamu itu jika
kamu orang-orang yang mau beriman.”

94. Katakanlah, “Jika kebahagian negeri akhirat


dari sisi Allah hanya dikhususkan untukmu,
bukan untuk orang lain, maka berharaplah
untuk segera mati jika kamu orang-orang
yang benar (dalam pengakuanmu).”

95. Namun mereka tidak akan mengharapkan


kematian itu sama sekali, karena perbuatan
dosa yang telah dilakukan tangan-tangan
mereka. Sedangkan Allah Maha Mengetahui
orang-orang zalim.

96. Dan sungguh engkau akan dapati mereka


sebagai manusia yang paling rakus
terhadap kehidupan, begitu juga sebagian
orang-orang musyrik. Ada salah seorang
dari mereka yang mengharapkan ingin
diberi umur seribu tahun, padahal kalau toh
diberi umur panjang, dia tidak akan dapat
menjauh dari siksaan. Dan Allah Maha
Melihat apa pun yang mereka kerjakan.

97. Katakanlah, “Siapa saja yang memusuhi


Jibril, maka sesungguhnya dialah yang telah
menurunkan wahyu ke dalam hati
sanubarimu dengan izin Allah, yang
membenarkan wahyu sebelumnya, dan
sebagai petunjuk serta kabar gembira bagi
orang-orang mau mengimaninya.”

98. Siapa saja yang memusuhi Allah, malaikat-


malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril, dan
Mikail, maka sesungguhnya Allah akan
membalas (permusuhan) orang-orang yang
kufur itu.

99. Dan sungguh Kami telah menurunkan ayat-


ayat yang begitu terang kepadamu, dan tidak
akan ada yang mengufurinya, kecuali orang-
orang yang fasik.
SURAT 2, AL-BAQOROH 21 Juz 1
= SAPI BETINA

100. Lalu apa sebab setiap kali mereka berjanji²¹, ada


saja golongan dari antara mereka yang
mencampakkannya? Sesungguhnya sebagian
besar mereka tidak akan mau beriman.

101. Dan tatkala datang kepada mereka seorang rasul


dari Allah yang membenarkan wahyu yang ada
pada mereka, selalu ada saja golongan dari
antara orang-orang yang diberi Kitab yang
mencampakkan Kitab Allah itu ke belakang
punggungnya, seakan-akan mereka tidak
mengetahuinya.

102. Dan mereka mengikuti apa-apa yang dibacakan/


diajarkan oleh para setan²²/para pemimpinnya
untuk melawan kerajaan Sulaiman. Bukannya
Sulaiman yang kufur, namun para pemimpin
itulah yang kafur, mereka mengajarkan sihir²³/
kepalsuan kepada manusia dan mengajarkan
(dengan memalsukan) ajaran yang diturunkan
kepada dua malaikat24/dua orang mulia di negeri
Babil, yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya
selalu mewanti-wanti sebelum mengajarkan
ajarannya kepada seseorang (dengan
mengatakan), “Sesungguhnya kami hanyalah
batu ujian25 . Oleh karena itu, janganlah kamu
mengufuri kebenaran.” Lalu mereka pun
mempelajari ajaran yang berasal dari keduanya
(namun ajaran itu sudah dipalsukannya), yang
ajaran palsu mana dapat memisahkan antara
seseorang dengan pasangannya. Padahal
dengan perantaraannya, mereka tidak akan
dapat mendatangkan mudarat kepada
seseorang, kecuali dengan izin26 Allah. Akhirnya
mereka pun mempelajari suatu ajaran yang
dapat menimbulkan mudarat dan tidak memberi
manfaat kepada mereka. Dan sungguh mereka
pasti tahu, bahwa siapa pun yang
memperjualbelikan ajaran palsu itu, niscaya dia
tidak akan memperoleh keuntungan/
kebahagiaan di akhirat27 (di kemudian hari dan
di hari kemudian). Dan sungguh amatlah buruk
ajaran palsu itu yang dengan perantaraannya,
mereka menjual dirinya, kalau seandainya
mereka memang mau tahu hal itu.
SURAT 2, AL-BAQOROH 22 Juz 1
= SAPI BETINA

103. Sedangkan kalau mereka mau mengimani


dan bertakwa/menyadari (wahyu Ilahi),
tentu ganjaran dari Allah-lah pilihan
terbaik (baginya) sekiranya mereka mau
tahu.

104. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Janganlah kamu katakan, “roo’inaa/
gembalakanlah kami28“, tetapi katakanlah,
“undhurnaa/perhatikanlah kami 29“ dan
dengarkanlah (wahyu). Sedangkan orang-
orang yang mengufurinya akan
memperoleh siksaan yang pedih.

105. Orang-orang yang mengufuri (wahyu) dari


Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak
pernah berharap, bahwa kamu akan diberi
suatu kebaikan dari Tuhanmu. Padahal
Allah akan memberikan rahmat-Nya
secara khusus kepada siapa pun yang
layak Dia kehendaki. Dan Allah-lah
Pemilik karunia yang agung.

106. Ayat (wahyu) mana pun yang Kami


hilangkan atau Kami bikin lupa akan ia
(dari ingatan manusia), niscaya Kami
akan datangkan (wahyu lain) yang lebih
baik daripadanya atau yang semisalnya.
Tidakkah kamu tahu, bahwa sesungguhnya
Allah itu Maha Penentu atas segala
sesuatu?

107. Tidakkah kamu tahu, bahwa Allah-lah


pemilik kerajaan langit dan bumi? Dan
tidak ada bagimu seorang pelindung pun
dan penolong selain Allah.

108. Ataukah kamu mau cerewet kepada


Rasulmu seperti halnya Musa dicerewetin
oleh (Bani Israil) dahulu? Siapa saja yang
menjadikan kekufuran sebagai ganti dari
keimanan, maka dia benar-benar telah
menyimpang dari jalan yang lurus.
SURAT 2, AL-BAQOROH 23 Juz 1
= SAPI BETINA

109. Banyak dari antara Ahli Kitab yang


berharap, kalau mereka itu mampu hendak
mengembalikan kamu menjadi orang-orang
yang selalu mengufuri (wahyu yang turun)
sesudah kamu mengimaninya, karena
kedengkian hati mereka sesudah nyata
kebenaran wahyu itu baginya. Oleh karena
itu, hendaklah kamu memaklumi mereka
dan berlapang dada, sampai Allah
mendatangkan amar putusan-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Penentu atas
segala sesuatu.

110. Selanjutnya dirikanlah salat (dengan


mengamalkan maknanya dalam
kehidupan) dan tunaikanlah zakat (agar
hartamu bisa bersih dari hak orang yang
sangat membutuhkan dan hatimu bisa
bersih dari sifat kikir dan ego). Dan
kebaikan apa pun yang kamu kerjakan
untuk dirimu, niscaya kamu akan
mendapatkan balasannya dari sisi Allah.
Sesungguhnya Allah itu Maha Melihat apa
pun yang kamu kerjakan.

111. Dan (sebagian 30a”) mereka (Ahli Kitab),


masing-masingnya berkata, “Tidak akan
masuk surga (taman kebahagiaan) kecuali
orang-orang Yahudi atau orang-orang
Nasrani.” Itu hanyalah angan-angan
mereka belaka. Katakanlah, “Tunjukkan
bukti nyata kebenaran ucapanmu jika kamu
orang-orang yang benar!”

112. Yang sebenarnya: Siapa pun yang berserah


diri sepenuhnya kepada aturan Allah, dan
dia berbuat baik, maka dia akan
memperoleh pahalanya (akibat baiknya)
dari sisi Tuhannya, sedangkan mereka
tidak akan merasa takut dan bersedih hati.

113. Dan (sebagian 30b”) orang-orang Yahudi


berkata, “Orang-orang Nasrani itu tidak
ada apa-apanya.” Sedangkan (sebagian)
orang-orang Nasrani pun berkata, “Orang-
orang Yahudi itu tidak ada apa-apanya.”
Padahal mereka membaca Alkitab.
SURAT 2, AL-BAQOROH 24 Juz 1
= SAPI BETINA

Seperti itulah contoh perkataan orang-


orang yang tidak menyadari akan
(kesalahan) ucapannya. Maka Allah pun
akan meghakimi mereka pada hari kiamat/
hari pembalasan tentang apa-apa yang
mereka perselisihkan.

114. Dan siapakah yang lebih zalim daripada


orang yang mencegah di dalam masjid-
masjid Allah untuk disebut nama-Nya
semata, dan dia berusaha untuk
mengosongkannya? Mereka itu tidak layak
memasukinya, kecuali dengan perasaan
khawatir. Mereka akan memperoleh
kenistaan di dunia dan di akhirat pun akan
memperoleh siksaan yang berat.

115. Dan hanya milik Allah-lah timur dan barat.


Ke mana pun kamu menghadap, maka di
sanalah wajah/perhatian Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha
Mengetahui.

116. Dan mereka berkata, “Allah memungut anak


(sebagai sekutu-Nya)” Maha Suci Dia!
Karena hanya milik-Nyalah apa pun yang
ada di seluruh langit dan bumi. Semuanya
tunduk kepada ketentuan-Nya.

117. Dia-lah Penggagas seluruh langit dan bumi.


Apabila Dia telah menetapkan sesuatu,
maka Dia hanya berkata kepadanya,
“Jadilah engkau!” Maka jadilah ia.

118. Sedangkan orang-orang yang tidak


berpengetahuan berkata, “ Kalau sekiranya
Allah tidak berbicara dengan kita atau
datang kepada kita tanda kekuasaan-Nya,
(tentulah kita tidak akan mau beriman
kepada-Nya).” Persis seperti itulah
perkataan orang-orang yang tidak
berpengetahuan sebelum mereka. Hati
mereka serupa. Sesungguhnya telah Kami
terangkan tanda-tanda kekuasaan Kami
bagi kaum yang mau meyakininya.
SURAT 2, AL-BAQOROH 25 Juz 1
= SAPI BETINA

119. Sesungguhnya Kami telah mengutusmu


dengan yang sebenarnya, sebagai pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan. Dan
engkau tidak akan dimintai pertanggung
jawaban tentang orang-orang yang akan
berada dalam neraka Jahim (api penderitaan
yang selalu menyala).

120. Sedangkan (sebagian 30c ”) orang-orang


Yahudi dan Nasrani tidak akan rela
kepadamu sampai kamu mau mengikuti
agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk yang
sebenarnya.” Dan jika kamu mengikuti hawa
nafsu mereka sesudah ilmu kebenaran
sampai kepadamu, maka tidak akan ada
seorang pun yang dapat melindungi dan
menolongmu dari siksaan Allah.

121. Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, yang


mana mereka mau membacanya dengan
seksama, tentulah mereka itu mau beriman
kepadanya. Dan siapa saja yang masih tetap
mengufurinya, maka mereka itulah orang-
orang yang akan merugi.

122. Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang


dulu pernah Aku berikan kepadamu dan Aku
telah melebihkan kamu atas bangsa-bangsa
yang lain (pada zaman itu, terutama pada
zaman Nabi Sulaiman).

123. Dan waspadailah hari pembalasan, di mana


tidak seorang pun dapat membalas budi
orang lain sedikit pun, tidak akan diterima
pra peradilan, pertolongan apa pun tidak
berguna baginya, dan mereka tidak akan
bisa ditolong lagi.

124. Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya


dengan beberapa perintah, lalu dia
melaksanakannya dengan sempurna. Dia
pun berfirman, “Sesungguhnya Aku akan
menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi
manusia.”
SURAT 2, AL-BAQOROH 26 Juz 1
= SAPI BETINA

Dia/Ibrahim berkata, “Mudah-mudahan dari


anak cucuku juga!” Dia berfirman, “Janji-Ku
itu tidak berlaku bagi anak cucumu yang zalim
(tidak mau menjalankan perintah-Ku).”

125. Dan ingatlah ketika Kami menjadikan rumah


ibadah itu sebagai tempat berkumpulnya
manusia dan sebagai tempat yang aman. Oleh
karena itu, jadikanlah maqom/tingkat
kesetiaan dan kepasrahan Ibrahim (terhadap
Tuhannya) sebagai tempat salat (tempat
berpijak dalam menjalani kehidupan). Dan
Kami telah janjikan kepada Ibrahim dan
Ismail, agar kamu berdua membersihkan
rumah-Ku (dari unsur kemusyrikan) untuk
kepentingan orang-orang yang mau tawaf,
orang-orang yang mau iktikaf, orang-orang
yang mau rukuk/bersiap untuk patuh, dan
orang-orang yang mau sujud/mau patuh.”

126. Dan ingatlah ketika Ibrahim berdoa, “Wahai


Tuhanku! Jadikanlah ini negeri sebagai negeri
yang aman sejahtera, dan anugerahilah
penduduknya dengan berbagai macam buah-
buahan, yaitu kepada orang-orang yang telah
beriman kepada Allah dan hari kemudian/
konsekuensi di kemudian hari dan di hari
kemudian.” Dia berfirman, “Kepada orang
yang kafur pun akan Aku beri kesenangan yang
bersifat sementara, kemudian akan Aku
gelandang dia kepada siksaan neraka (api
penderitaan). Dan itulah seburuk-buruk
tempat kepindahan³¹.”

127.Dan ingatlah ketika Ibrahim mengangkat


kembali dasar-dasar akidah rumah itu (yang
sudah rusak) bersama Ismail, (seraya
berdoa), “Ya Tuhan kami! Terimalah
perjuangan kami. Sesungguhnya Engkau-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.

128. Ya Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua


sebagai orang yang berserah diri kepada-Mu,
dan juga jadikanlah anak cucu kami sebagai
umat yang berserah diri kepada-Mu,
SURAT 2, AL-BAQOROH 27 Juz 1
= SAPI BETINA

dan perlihatkanlah kepada kami cara-cara


ibadah kami (yang benar), dan terimalah
tobat kami. Sesungguhnya Engkau-lah Yang
Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

129. Ya Tuhan kami! utuslah di tengah mereka


seorang rasul dari antara mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu
dan mengajarkan kepadanya ketetapan dan
kebijakan (yang berasal dari-Mu), dan
menyucikan hati mereka. Sesungguhnya
Engkau-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”

130. Sedangkan siapa saja yang membenci ajaran


Ibrahim, hanyalah orang yang membikin
dungu terhadap dirinya sendiri. Dan
sesungguhnya Kami telah memilih dia/
Ibrahim di dunia ini. Dan sesungguhnya dia
di akhirat, pastilah termasuk orang-orang
saleh.

131. Ingatlah ketika Tuhan berfirman kepada dia/


Ibrahim, “Berserahdirilah!” Dia menjawab,
“Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh
alam.”

132. Dan Ibrahim mewasiatkan perintah itu


kepada anak-anaknya, demikian juga Yakub.
“Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah
telah memilih agama (pesan penting) itu
untukmu. Oleh karena itu, janganlah kamu
sekali-kali mati, kecuali kamu dalam
keadaan berserah diri/islam (kepada-Nya).”

133. Apakah kamu pernah menjadi saksi ketika


kematian Yakub sudah dekat, yakni ketika
dia berkata kepada anak-anaknya, “Kepada
siapakah kamu akan menghamba
sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami
akan menghamba kepada Tuhanmu dan
Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail,
dan Ishak, yakni Tuhan Yang Maha Esa dan
hanya kepada-Nya, kami akan berserah diri.”
SURAT 2, AL-BAQOROH 28 Juz 1
= SAPI BETINA

134. Itulah umat yang telah berlalu. Mereka


telah memperoleh balasan dari apa-apa
yang telah mereka usahakan, dan kamu pun
akan memperoleh balasan dari apa-apa
yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak
akan dimintai pertanggungjawaban
tentang apa-apa yang dahulu mereka
kerjakan.

135. Dan mereka berkata, “Jadilah kamu


(penganut agama) Yahudi atau Nasrani,
niscaya kamu akan mendapat petunjuk.”
Katakanlah, “Bukan begitu! (Kami akan
mengikuti) agama Ibrahim, sebagai orang
yang sangat setia (kepada Allah), dan dia
bukan termasuk golongan orang-orang
yang musyrik.”

136. Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah


dan kepada wahyu yang diturunkan kepada
kami, dan kepada wahyu yang diturunkan
kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan
anak cucu rohaninya³², dan kepada wahyu
yang diberikan kepada Musa, Isa, dan
kepada wahyu yang diberikan kepada nabi-
nabi dari Tuhannya. Kami tidak akan
membeda-bedakan seorang pun dari
antara mereka, dan hanya kepada-Nya
Kami berserah diri.”

137. Jika mereka pun mau beriman sebagaimana


yang kamu telah mengimaninya, maka
mereka telah benar-benar mendapat
petunjuk. Namun jika mereka berpaling,
maka sesungguhnya mereka akan selalu
berada dalam permusuhan, maka Allah
akan mencukupimu dalam menghadapi
mereka. Dan Dia Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.

138. (Kami akan mencelup hati kami) dengan


celupan dari Allah.” Siapakah yang lebih
baik celupannya dibanding dengan
celupkan dari Allah? Dan hanya kepada-
Nya kami akan menghamba.
SURAT 2, AL-BAQOROH 29 Juz 1
= SAPI BETINA

139. Katakanlah, “Apakah kamu hendak


mengajukan hujah kepada kami tentang
kuasa Allah, padahal Dia adalah Tuhan
kami dan Tuhan kamu. Dan kami akan
memperoleh balasan dari amalan kami,
dan kamu pun akan memperoleh balasan
dari amalan kamu, dan hanya kepada-Nya
kami akan bertulus ikhlas.

140. Ataukah kamu tetap mengatakan, bahwa


sesungguhnya Ibrahim, Ismail, Ishak,
Yakub, dan anak cucu rohaninya adalah
penganut agama Yahudi atau Nasrani?
Katakanlah, “Kamukah yang lebih tahu
atau Allah, dan siapakah yang lebih zalim
daripada orang yang menyembunyikan
kesaksiannya di hadapan Allah?” Allah
tidak akan pernah lengah tentang apa-apa
yang kamu kerjakan.

141. Itulah umat yang telah berlalu. Mereka


telah memperoleh balasan dari apa-apa
yang telah mereka usahakan dan kamu pun
akan memperoleh balasan dari apa-apa
yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak
akan dimintai pertanggungjawaban
tentang apa-apa yang dahulu mereka
kerjakan.
SURAT 2, AL-BAQOROH 30 Juz 2
= SAPI BETINA

142. Orang-orang yang dungu dari antara


manusia akan berkata, “Apakah yang
menyebabkan mereka memalingkan diri
dari kiblat yang dahulu mereka berpijak
padanya?” Katakanlah, “Hanya milik
Allah-lah timur dan barat. Dia akan
memberikan petunjuk kepada siapa
saja yang layak Dia kehendaki ke arah
tuntunan yang permanen.”

143. Seperti itulah nantinya, Kami


menjadikan kamu sebagai umat yang
tengah-tengah (tidak ekstrem) agar
kamu dapat menjadi saksi atas
(keimanan) manusia dan agar Rasul
menjadi saksi atas (keimanan) kamu.
Dan Kami tidak menjadikan kiblat yang
dahulu kamu berpijak padanya,
melainkan agar Kami mengetahui
siapa-siapa saja yang mengikuti Rasul
dan siapa-siapa saja yang berbalik
kepada pijakan lamanya. Dan
sesungguhnya (pemindahan kiblat yang
baru) itu tentulah sangat berat sekali,
kecuali bagi orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak
akan menyia-nyiakan keimananmu.
Sesungguhnya Allah tentulah Maha
Pebelas kasih lagi Maha Penyayang
kepada manusia.

144. Kami melihat wajahmu sering


menengadah ke langit (minta arahan
Kami), lalu Kami pun memberikan
arahan kepadmu ke kiblat yang kamu
senangi. Oleh karena itu, arahkanlah
perhatianmu ke arah Masjidilharam.
Dan di mana saja kamu berada,
arahkanlah perhatianmu ke arah itu.
Dan sesungguhnya orang-orang yang
diberi K itab pasti mengetahui
sesungguhnya hal itu adalah
kebenaran yang berasal dari Tuhan
mereka. Dan Allah tidak akan pernah
lengah tentang apa pun yang mereka
kerjakan.
SURAT 2, AL-BAQOROH 31 Juz 2
= SAPI BETINA

145. Dan jika kamu mendatangkan tiap-tiap


tanda (kebenaran wahyu Alquran)
kepada orang-orang yang diberi Kitab,
mereka tidak akan mau mengikuti
kiblatmu, dan kamu pun tidak akan
mengikuti kiblat mereka. Sedangkan
sebagian dari mereka sendiri tidak mau
mengikuti kiblat (cara hidup) sebagian
yang lain. Dan jika kamu mengikuti hawa
nafsu mereka setelah datang
pengetahuan yang benar kepadamu,
tentulah engkau termasuk orang-orang
zalim.

146. Orang-orang yang telah Kami beri Kitab,


mereka mengenal fakta kebeneran
(wahyu) itu seperti mereka mengenal
anak-anak mereka sendiri. Dan
sesungguhnya sebagian mereka pasti
menyembunyikan kebenaran itu, padahal
mereka mengetahuinya.

147. Kebenaran itu berasal dari Tuhanmu,


maka janganlah sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang bimbang.

148. Dan setiap orang mempunyai bidang


masing-masing, yang mana dia selalu
mengarahkan perhatiannya ke situ. Oleh
karena itu, berlomba-lombalah kamu
melakukan berbagai kebaikan. Di mana
pun kamu berada, Allah pasti akan
mengumpulkan kamu semuanya (untuk
dimintai pertanggungjawaban).
Sesungguhnya Allah Maha Penentu
segala sesuatunya.

149. Dan dari mana pun kamu keluar, maka


arahkanlah perhatianmu ke arah
Masjidilharam! Sesungguhnya ia adalah
kebenaran yang berasal dari Tuhanmu.
Sedangkan Allah tidak akan pernah
lengah tentang apa pun yang kamu
kerjakan.
SURAT 2, AL-BAQOROH 32 Juz 2
= SAPI BETINA

150. Dan dari mana pun kamu keluar, maka


arahkanlah perhatianmu ke arah
Masjidilharam. Dan di mana pun kamu
berada, maka arahkanlah perhatianmu ke
arah itu, agar tidak ada alasan bagi
manusia (untuk dapat menolak
kebenarannya), kecuali orang-orang yang
zalim dari antara mereka. Oleh karena itu,
janganlah kamu takut kepada mereka, dan
takutlah kepada-Ku. Selanjutnya agar Aku
sempurnakan nikmat-Ku kepadamu, dan
supaya kamu pun dapat memperoleh
petunjuk.

151. Seperti itulah Kami telah mengutus


kepadamu seorang Rasul dari antara
kamu yang membacakan ayat-ayat Kami,
menyuci kekotoran pikiran kamu, dan
mengajarkan kepadamu Kitab dan hikmah
kebijaksanaan, serta mengajarkan apa-
apa yang belum kamu ketahui.

152. Oleh karena itu, ingatlah aturan-Ku,


niscaya Aku pun akan ingat akan
kebutuhanmu. Dan bersyukurlah/
hargailah akan nikmat-Ku, dan janganlah
kamu mengufuri nikmat-Ku itu.

153. Wahai orang-orang yang beriman!


Mintalah pertolongan kepada Allah
dengan sabar (tabah dalam menghadapi
cobaan serta gigih dalam perjuangan)
dan dengan salat (dengan mengamalkan
maknanya dalam kehidupan).
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar33 (tabah dalam menghadapi
cobaan serta gigih dalam perjuangan).

154. Dan janganlah kamu mengatakan orang-


orang yang terbunuh di jalan Allah itu
sebagai orang-orang yang mati. Namun
mereka itu hidup (di sisi Allah), akan
tetapi kamu tidak menyadari hal itu.
SURAT 2, AL-BAQOROH 33 Juz 2
= SAPI BETINA

155. Dan Kami pasti akan menguji kamu


dengan sesuatu cobaan, baik berbentuk
kekhawatiran, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, ataupun buah-buahan. Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada
orang-orang yang sabar (tabah dalam
menghadapi cobaan serta gigih dalam
perjuangan).

156. Merekalah orang-orang yang apabila


musibah menimpanya, mereka berkata
“Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji`uun/
Sesungguhnya kami milik Allah dan
kepada-Nya-lah kami pasti akan kembali.”

157. Mereka itulah yang berhak memperoleh


bermacam-macam bantuan dan rahmat
dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-
orang yang selalu berada di atas petunjuk-
Nya.

158. Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah


sebagian syi‘ar/lambang yang berasal
dari Allah. Maka siapa saja yang
beribadah haji ke Bait/Ka`bah itu atau
berumrah, maka tidak ada kesalahan
baginya untuk mengerjakan thawaf/sa`i
pada keduanya (ka`bah dan shafa-
marwah). Dan siapa saja yang
mengerjakan kebajikan secara sukarela,
maka sesungguhnya Allah Maha
Menghargai lagi Maha Mengetahuinya.

159. Sesungguhnya orang-orang yang


menyembunyikan apa-apa yang telah
Kami berikan, yakni berupa rezeki dan
petunjuk Kami yang begitu nyata, setelah
Kami jelaskan kepada manusia dalam
Kitab (agar mereka mau berkorban), maka
mereka itu akan dikutuk oleh Allah, begitu
juga masyarakat banyak pun akan
mengutuknya.
SURAT 2, AL-BAQOROH 34 Juz 2
= SAPI BETINA

160. Lain halnya, kalau mereka mau


bertobat dan mengadakan perbaikan
(perangai bakhilnya) dan mau
transparan (tentang hartanya), mereka
itulah yang akan Aku terima tobatnya
dan Akulah Yang Maha Penerima
tobat, Maha Penyayang.

161. Sesungguhnya orang-orang yang kufur


dan mati dalam keadaan yang sangat
kufur (banyak melakukan tindakan
kufur/kejahatan), maka kutukan Allah
pantas menimpa mereka, begitu pula
kutukan malaikat dan kutukan
manusia seluruhnya ...

162. ... sebagai orang yang kekal di dalam


laknat itu, tidak akan diringankan
siksaannya, dan mereka tidak akan
diperhatikan.

163. Sedangkan Tuhan kamu adalah Tuhan


Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain
Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.

164. Sesungguhnya pada penciptaan langit


dan bumi, pergantian malam dan
siang, kapal yang berjalan di laut
dengan muatan barang-barang yang
bermanfaat bagi manusia, apa-apa
yang diturunkan Allah dari langit
berupa air, lalu dengan itu
dihidupkan-Nya bumi setelah mati/
kering, ditebarkan-Nya bermacam-
macam makhluk yang bergerak, dan
perkisaran berbagai macam angin
serta awan yang dikendalikan di
antara langit dan bumi, semuanya itu
tentulah merupakan tanda-tanda
(kekuasaan-Nya) bagi orang-orang
yang mau menggunaka akal/mau
mengerti.
SURAT 2, AL-BAQOROH 35 Juz 2
= SAPI BETINA

165. Dan masih ada saja dari antara


manusia yang menjadikan selain Allah
sebagai tuhan-tuhan tandingan, yang
mana mereka mencintainya seperti
mencintai Allah. Sedangkan orang-
orang yang telah beriman sangat besar
cintanya kepada Allah. Dan kalau
sekiranya orang-orang yang zalim itu
dapat melihat saat-saat mereka
dihadang oleh siksaan, (tentulah
mereka menyadari) bahwa
sesungguhnya semua kekuatan itu
adalah milik Allah dan sesungguhnya
Allah sangatlah berat siksaan-Nya.

166. Ingatlah ketika mereka sama-sama


melihat siksaan itu (sedang
menghadangnya), maka orang-orang
yang diikuti berlepas tangan dari
orang-orang yang mengikuti (tidak mau
bertanggung jawab), dan segala
hubungannya dengan mereka benar-
benar terputus.

167. Dan berkatalah orang-orang yang


mengikuti, “Kalau sekiranya kami
mendapatkan giliran/kesempatan,
maka kami pun akan berlepas tangan
dari mereka, sebagaimana mereka
berlepas tangan dari kami.” Seperti
itulah, Allah memperlihatkan kepada
mereka amal perbuatan masing-
masing yang menimbulkan berbagai
penyesalan. Dan masing-masingnya
tidak akan dapat keluar dari neraka
(api penderitaan) itu (selama masa
hukumannya belum habis).

168. Wahai manusia! Makanlah makanan


yang halal lagi baik (bagi kesehatanmu)
yang ada di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti keinginan hawa nafsu setan
(sampai melampaui batas).
Sesungguhnya hawa nafsu setan itu
musuh bagi (kesehatan) kamu.
SURAT 2, AL-BAQOROH 36 Juz 2
= SAPI BETINA

169. Sesungguhnya hawa nafsu setan itu


hanya menyuruh kamu agar memakan
makanan yang buruk dan makanan yang
keji, dan mengatakan atas nama Allah
apa-apa yang kamu tidak mengetahui
(dengan pasti).

170. Dan apabila dikatakan kepada mereka,


“Ikutilah apa-apa yang telah Allah
turunkan!” Mereka menjawab, “Tidak!
Kami hanya mau mengikuti apa-apa yang
kami dapati/warisi dari nenek moyang
kami34.” Apakah mereka terus-menerus
(akan mengikuti nenek moyang mereka)
kalau seandainya nenek moyangnya itu
ternyata tidak mengerti sesuatu masalah,
dan tidak memperoleh petunjuk (dalam
hal itu)?

171. Dan perumpamaan (orang yang


berdakwah) kepada orang-orang yang
kufur seperti itu adalah seperti seorang
(penggembala) yang memanggil-manggil
(binatang gembalaannya) yang tidak bisa
mendengarkan (dengan baik) selain suara
seruan dan panggilan belaka. Orang-
orang yang kufur itu tuli, bisu, dan buta,
karena mereka itu tidak mau
menggunakan akalnya/tidak mau
mengerti.

172. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Makanlah yang baik-baik dari berbagai
makanan yang Kami berikan kepada kamu
dan bersyukurlah/hargailah nikmat Allah
itu jika kamu hanya menghamba kepada-
Nya.

173. Sesungguhnya yang Dia haramkan atasmu


hanyalah bangkai, darah, daging babi,
dan apa pun makanan yang ditahlilkan/
dipersembahkan kepada tuhan selain
Allah. Tetapi siapa saja yang dipaksa
(oleh keadaan), bukan karena
keinginannya,
SURAT 2, AL-BAQOROH 37 Juz 2
= SAPI BETINA

dan tidak juga melampaui batas, maka


tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.

174. Sesungguhnya orang-orang yang


menyembunyikan ketetapan haram yang
telah diturunkan oleh Allah itu, dan
mereka memperjualbelikannya dengan
harga yang sangat murah, maka yang
mereka makan dari hasil jualannya
hanyalah makanan api yang masuk ke
dalam perutnya, dan Allah tidak akan
menganggap mereka pada hari kiamat/
hari pembalasan dan tidak akan
membersihkan (nama) mereka.
Akhirnya mereka pun akan tetap
memperoleh siksaan yang sangat pedih.

175. Mereka itulah yang membeli/memilih


kesesatan dari pada petunjuk dan
memilih siksaan dari pada ampunan.
Maka alangkah gigihnya mereka dalam
menempuh jalan menuju neraka (api
penderitaan).

176. Yang demikian itu karena Allah telah


menurunkan ketetapan-Nya dengan
yang sebenarnya. Dan sesungguhnya
orang-orang yang masih saja
menyelisihi tentang ketetapan-Nya itu,
pastilah mereka akan makin jauh dalam
penyimpangannya.

177. Kebajikan itu bukanlah hanya


menghadapkan wajahmu ke arah timur
dan ke arah barat, akan tetapi
kebajikan itu ialah orang yang telah
beriman kepada Allah, hari akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-
nabi, dan memberikan harta karena
kecintaannya kepada kerabat terdekat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin,
SURAT 2, AL-BAQOROH 38 Juz 2
= SAPI BETINA

anak-anak yang dalam perjalanan


(menuntut ilmu), orang-orang yang sangat
membutuhkan, dan orang-orang yang
terjerat berbagai belenggu, dan dia
mendirikan salat35 (dengan mengamalkan
maknanya dalam kehidupan), menunaikan
zakat (agar hartanya bisa bersih dari hak
orang yang sangat membutuhkan dan
hatinya bisa bersih dari sifat kikir dan ego),
menepati janji apabila berjanji, selalu
sabar/tabah dalam situasi sulit dan
bahaya, dan pada masa-masa genting.
Mereka itulah orang-orang yang benar
(keimanannya), dan mereka itulah orang-
orang yang bertakwa/selalu sadar akan
aturan-Nya.

178. Wahai orang-orang yang beriman! Hukum


Qisos telah ditetapkan atas kamu dalam
perkara pembunuhan; orang merdeka
dengan orang merdeka, hamba sahaya
dengan hamba sahaya, perempuan dengan
perempuan. Namun siapa saja yang
memperoleh sesuatu maaf dari saudara/
walinya, hendaklah dia mengikutinya
dengan cara yang baik/wajar dan
membayar diyat/ganti rugi kepadanya
dengan menjalin hubungan baik. Yang
demikian itu adalah keringanan dan rahmat
dari Tuhanmu. Siapa saja yang melampaui
batas setelah itu, maka ia akan memperoleh
siksaan yang sangat pedih.

179. Dan dalam hukum Qishas itu ada sesuatu


kehidupan bagimu, wahai orang-orang
yang berakal sehat, supaya kamu bertakwa/
menyadari ketetapan-Nya.

180. Ditetapkan atas kamu apabila maut hendak


menjemput seseorang dari antara kamu
jika dia meninggalkan harta kekayaan,
yakni berwasiat untuk diberikan kepada
kedua orang tua dan kerabat terdekat
dengan cara yang baik/wajar, sebagai
kewajiban bagi orang-orang yang
bertakwa/menyadari ketetapan-Nya.
SURAT 2, AL-BAQOROH 39 Juz 2
= SAPI BETINA

181. Siapa saja yang berani mengubah wasiat


itu setelah mendengarnya, maka
sesungguhnya dosanya hanya bagi
orang yang mengubahnya.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.

182. Namun siapa saja yang khawatir bahwa


pemberi wasiat berlaku tidak wajar atau
berbuat kekeliruan (dalam berwasiat),
lantas dari antara mereka
memperbaikinya, maka si pemberi
wasiat tidak berdosa. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.

183. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Ditetapkan atas kamu puasa
sebagaimana puasa itu juga ditetapkan
atas orang-orang sebelum kamu, supaya
kamu bisa meningkatkan ketakwaan/
kesadaran.

184. Yaitu dalam beberapa hari yang bisa


dihitung. Namun siapa saja dari antara
kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu
tidak kuat berpuasa), maka dia wajib
menjalankannya pada hari-hari yang
lain. Dan bagi orang-orang yang sangat
berat menjalankannya, maka wajib
membayar fidyah; memberi makan satu
orang miskin. Namun siapa saja dengan
sukarela berbuat kebaikan lebih dari
itu, maka itu lebih baik baginya, dan
puasamu itu adalah pilihan terbaik
bagimu jika kamu mau tahu
(manfaatnya).

185. Bulan Ramadan adalah bulan yang di


dalamnya diturunkan ayat-ayat Alquran,
sebagai petunjuk bagi manusia dan
sebagai penjelasan dari petunjuk itu
serta penjelasan yang memisahkan
antara yang benar dan yang salah. Oleh
karena itu, siapa saja dari antara kamu
yang ada di bulan itu, maka berpuasalah.
SURAT 2, AL-BAQOROH 40 Juz 2
= SAPI BETINA

Dan siapa saja yang sakit atau sedang


dalam perjalanan, maka perhitungan
nya, wajib menggantinnya pada hari-
hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu dan tidak
menghendaki kesukaran. Oleh karena
itu, hendaklah kamu menyempurnakan
perhitungannya dan mengagungkan
Allah karena petunjuk-Nya, selanjutnya
supaya kamu dapat bersyukur/
menghargainya.

186. Dan apabila hamba-hamba-Ku


bertanya kepadamu tentang Aku, maka
sesungguhnya Aku sangatlah dekat;
Aku kabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila dia menyeru kepada-
Ku. Oleh karena itu, hendaklah mereka
mematuhi aturan-Ku dan menaruh
kepercayaan kepada-Ku, supaya
mereka memperoleh pengarahan (dari-
Ku).

187. Dibolehkan bagimu pada malam bulan


puasa menggauli istrimu. Mereka
adalah pakaian bagimu dan kamu
adalah pakaian bagi mereka
(mempunyai hak asasi yang sama).
Allah mengetahui bahwa kamu dahulu
mengkhianati sesamamu, lalu Dia
menerima tobatmu dan memaafkan
kamu. Maka sekarang campurilah
mereka dan carilah apa yang telah
ditetapkan Allah bagimu. Makan dan
minumlah hingga jelas bagimu antara
benang putih dan benang hitam, yaitu
sampai fajar. Kemudian sempurnakan
lah puasa sampai malam. Di samping
itu, janganlah kamu campuri mereka
ketika kamu sedang beriktikaf dalam
masjid. Itulah batasan-batasan dari
Allah, maka janganlah kamu
melanggarnya. Seperti itulah, Allah
menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada
manusia, supaya mereka bertakwa/
menyadari batasan-Nya.
SURAT 2, AL-BAQOROH 41 Juz 2
= SAPI BETINA

188. Dan janganlah kamu makan harta


sesasamu dengan jalan yang batil/salah,
dan janganlah kamu menyodorkan suap
kepada para penegak hukum untuk itu
dengan niat agar kamu dapat mengambil
sebagian harta orang lain dengan jalan
yang curang, padahal kamu mengetahui
(kalau hal itu salah).

189. Mereka bertanya kepadamu tentang


kalender bulan (komariah). Katakanlah,
“Ia adalah penunjuk waktu bagi manusia
dan ibadah haji.” Dan bukanlah sesuatu
yang bijak kalau kamu memasuki rumah-
rumah (ayat-ayat Alquran) hanya
berdasarkan dahirnya, akan tetapi
sesuatu yang bijak itu adalah orang-orang
yang bertakwa/menyadari (makna di balik
itu). Oleh karena itu, masukilah rumah-
rumah (ayat-ayat Alquran) itu
berdasarkan bab-babnya, dan
bertakwalah/sadarilah aturan Allah
supaya kamu memperoleh kemenangan/
kejayaan.

190. Dan perangilah di jalan Allah orang-orang


yang memerangi kamu, namun jangan
melampaui batas (batas-batas
kemanusiaan). Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui
batas (dalam peperangan).

191. Dan bunuhlah mereka yang memerangi


kamu di mana kamu dapati mereka, dan
usirlah mereka dari mana mereka telah
mengusir kamu. Dan fitnah (yang
menyebabkan peperangan) itu lebih kejam
daripada pembunuhan itu sendiri. Dan
janganlah kamu serang mereka di sekitar
Masjidilharam/ka‘bah, sampai mereka
menyerang kamu di tempat itu. Lalu jika
mereka menyerang kamu, maka seranglah
mereka. Seperti itulah balasan bagi orang-
orang yang mengufuri (aturan perang).
SURAT 2, AL-BAQOROH 42 Juz 2
= SAPI BETINA

192. Namun jika mereka berhenti/menyerah


(dengan kerelaan hati), maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.

193. Dan seranglah mereka (yang masih


menyerang kamu) sampai tidak ada lagi
fitnah itu, sedangkan yang ada hanyalah
tata aturan Allah. Jika mereka menyerah
juga (dengan kerelaan hati), maka tidak
ada (lagi) permusuhan, kecuali terhadap
orang-orang yang masih juga berbuat
zalim.

194. (Serangan) di bulan suci (dibalas) di


bulan suci itu, dan (serangan) di bulan-
bulan suci ada balasan yang setimpal.
Oleh sebab itu siapa saja menyerang
kamu dengan melanggar aturan, maka
seranglah dia setimpal dengan
serangannya terhadapmu. Dan
Bertakwalah/sadarilah aturan Allah dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
itu beserta orang-orang yang bertakwa/
menyadari aturan-Nya.

195. Dan berkorbanlah di jalan Allah, dan


janganlah kamu mencampakkan diri ke
dalam kebinasaan karena perbutanmu,
dan berbuat baiklah selalu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik.

196. Dan sempurnakanlah ibadah haji dan


ibadah umrah karena Allah. Namun jika
kamu terhalang (oleh sesuatu), maka
(carilah) alhadyu/hadiah hewan korban
yang mudah didapat, dan jangan kamu
mencukur rambut kepalamu, sebelum
hadiah hewan korban itu sampai ke
pengurusnya. Oleh karena itu, siapa saja
dari antara kamu yang sakit atau ada
gangguan di kepalanya (lalu dia tidak
bercukur), maka sebagai gantinya, yaitu
berpuasa, bersedekah atau berkorban
SURAT 2, AL-BAQOROH 43 Juz 2
= SAPI BETINA

(dengan cara lain). Lantas apabila kamu


dalam keadaan aman (tidak sakit dan tidak
ada gangguan yang lain), maka siapa saja
yang menggabungkan ibadah umrah ke
ibadah haji/haji Tamattu‘ (atau sebaliknya/
haji qiroon), maka dia (wajib memberikan)
alhadyu/hadiah binatang korban yang
mudah didapat. Namun siapa saja (dari
antara kamu) tidak mampu mendapatkannya,
maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam
masa haji (sebelum pulang) dan tujuh hari
setelah kamu kembali. Jumlah seluruhnya itu
sepuluh hari. Aturan itu berlaku bagi orang
yang keluarganya tidak tinggal di sekitar
Masjidilharam/Ka‘bah. Dan bertakwalah/
sadarilah aturan Allah dan ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah itu sangat keras
hukuman-Nya (bagi para pelanggarnya).

197. Waktu haji itu adalah beberapa bulan yang


telah diinformasikan (oleh wahyu Alquran,
yakni 4 bulan suci 36 ). Siapa saja yang
mengerjakan ibadah haji dalam bulan-bulan
itu, maka janganlah dia melakukan rofats37/
menggauli isterinya, melakukan kafasikan,
dan bertengkar dalam waktu haji. Dan
kebaikan apa pun yang kamu lakukan,
niscaya Allah mengetahuinya. Dan
berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-
baik bekal adalah ketakwaan/kesadaran akan
aturan-Ku. Sekali lagi bertakwalah/sadarilah
aturan-Ku wahai orang-orang yang mau
menggunakan akal sehat!

198. Bukanlah suatu kesalahan bagimu untuk


mencari sesuatu karunia dari Tuhanmu. Oleh
karena itu, apabila kamu pergi berbondong-
bondong dari ‘arofaat/ tempat-tempat yang
dikenal suci, maka ingatlah selalu akan
(aturan) Allah dalam Masyarilharam (tempat
yang menjadi lambang kesucian). Sekali lagi
ingatlah selalu akan (aturan)-Nya
sebagaimana Dia telah memberi petunjuk
kepadamu. Sedangkan keadaan kamu
sebelumnya benar-benar termasuk orang-
orang yang menyimpang (dari petunjuk).
SURAT 2, AL-BAQOROH 44 Juz 2
= SAPI BETINA

199. Kemudian pergilah kamu berbondong-


bondong dari tempat orang banyak pergi dan
mohonlah ampunan kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.

200. Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah-


ibadahmu, maka ingatlah aturan Allah
sebagaimana kamu ingat akan bapak-
bapakmu, bahkan lebih dari itu. Lantas dari
antara orang banyak itu ada yang sikapnya
mengatakan, “Ya Tuhan kami, berikanlah
kepada kami kebahagiaan di dunia saja.”
Sedangkan di akhirat dia tidak memperoleh
kebahagiaan apa pun.

201. Dan dari sebagian yang lain ada yang


sikapnya mengatakan, “Ya Tuhan kami!
Berikanlah kepada kami kebaikan/
kebahagiaan di dunia ini dan kebahagiaan
di akhirat nanti dan sadarkanlah kami akan
adanya siksaan neraka (bagi orang-orang
yang kufiur).”

202. Mereka itulah yang akan memperoleh


kebahagiaan disebabkan berbagai kebaikan
yang telah mereka usahakan. Dan Allah Maha
Cepat memperhitungkan (usaha baik mereka).

203. Dan ingatlah aturan Allah di hari-hari


tertentu itu. Oleh karena itu, siapa saja yang
segera (pulang) setelah dua hari, maka tidak
ada dosa baginya. Dan siapa saja yang
mengundurkan (kepulangannya), maka tidak
ada dosa juga baginya. Hal ini berlaku bagi
orang yang bertakwa/menyadari aturan-Nya.
Sekali lagi bertakwalah/sadarilah aturan
Allah, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya
kamu akan dihimpun kepada-Nya (untuk
dimintai pertanggungjawaban).

204. Dan dari antara orang banyak itu ada juga


orang yang kata-katanya mempesona kamu
dalam kehidupan duniawi. Padahal (di saat
itu) dia sedang mempertontonkan kepada
Allah apa-apa yang ada dalam hatinya,
SURAT 2, AL-BAQOROH 45 Juz 2
= SAPI BETINA

yang pada hakikatnya dia itu amat tajam


lidahnya dalam penentangannya (terhadap
aturan Allah).

205. Dan apabila dia berpaling (dari aturan-


Nya), dia berusaha untuk berbuat kerusakan
di bumi dan membikin binasa ladang-
ladang sumber daya alam serta turunannya.
Sedangkan Allah tidak menyukai kerusakan
itu.

206. Dan apabila dikatakan kepada mereka,


“Bertakwalah/sadarilah aturan Allah,”
maka kesombongan mereka mendorongnya
untuk berbuat dosa. Maka cukuplah baginya
(diayun/diombang-ambingkan) dalam
neraka Jahanam (api penderitaan yang
berkobar-kobar). Dan itulah seburuk-buruk
ayunan api38.

207. Dan dari antara manusia ada orang yang


mempertaruhkan jiwanya untuk mencari
berbagai keridaan Allah. Dan Allah-lah Yang
Maha Pebelas kasih kepada hamba-hamba-
Nya.

208. Wahai orang-orang yang beriman!


Masuklah ke dalam kedamaian secara total,
dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah
yang disuarakan hawa nafsu setan.
Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu.

209. Namun jika kamu masih juga tergelincir


(karena godaannya) setelah peringatan yang
begitu jelas sampai kepadamu, maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (dalam
menjatuhkan hukuman).

210. Mereka itu hanya tinggal menunggu


kepungan awan hitam yang akan
didatangkan Allah bersama malaikat
kepada mereka, sedangkan amar putusan
perkara mereka sudah dijatuhkan. Dan
segala amar putusan perkara apa pun akan
dikembalikan kepada Allah belaka.
SURAT 2, AL-BAQOROH 46 Juz 2
= SAPI BETINA

211. Tanyakanlah kepada Bani Israil,


berapa banyak bukti nyata (nikmat
kejayaan) yang telah Kami berikan
kepada mereka. Siapa saja yang
merubah nikmat Allah setelah nikmat
itu datang kepada mereka, maka
sesungguhnya Allah sangat dahsyat
hukuman-Nya.

212. Kehidupan duniawi dinampakkan


terasa indah dalam pandangan orang-
orang yang kufur itu (sehingga mereka
terlena), yang mana mereka malah
mengolok-olok orang-orang yang telah
beriman. Padahal orang-orang yang
bertakwa/menyadari aturan Allah itu
akan menguasai mereka pada hari
kiamat/hari pembalasan (di dunia
ini). Dan Allah akan memberi rezeki
kepada siapa saja yang layak Dia
kehendaki tanpa perhitungan.

213. Manusia itu (dahulunya) satu


kelompok. Lalu Allah membangkitkan
nabi-nabi, sebagai pembawa kabar
gembira dan pemberi peringatan. Dan
Dia turunkan Kitab kepada nabi-nabi
itu dengan yang sebenarnya untuk
memberikan keputusan di antara
mereka tentang berbagai perkara yang
mereka perselisihkan. Dan yang
berselisih hanyalah orang-orang yang
telah diberi Kitab, setelah bukti-bukti
keputusan yang benar sampai kepada
mereka, karena kedengkian di antara
mereka. Lantas Allah memberi
petunjuk kepada mereka yang beriman
tentang kebenaran dari pada berbagai
perkara yang mereka perselisihkan.
Allah memberi petunjuk kepada siapa
saja yang layak Dia kehendaki ke arah
tuntunan yang permanen.
SURAT 2, AL-BAQOROH 47 Juz 2
= SAPI BETINA

214. Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan


masuk surga (taman kebahagiaan), padahal
belum datang kepadamu cobaan seperti
yang dialami orang-orang yang sudah
berlalu sebelum kamu. Mereka ditimpa
kesusahan, penderitaan, dan jiwanya
diguncang (dengan berbagai cobaan),
sehingga Rasul dan orang-orang yang telah
beriman bersamanya berkata, “Kapankah
datangnya pertolongan Allah; bukankah
pertolongan Allah itu memang sudah sangat
dekat?”

215. Mereka bertanya kepadamu tentang apa-


apa yang wajib mereka korbankan.
Katakanlah, “Apa saja yang kamu
korbankan, hendaknya diperuntukkan bagi
kedua orang tua, kerabat terdekat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, dan orang
yang dalam perjalanan (dalam rangka
menuntut ilmu)” Dan kebaikan apa pun
yang kamu lakukan, maka sesungguhnya
Allah Maha Mengetahuinya

216. Telah ditetapkan atas kamu memerangi


orang-orang yang memerangi kamu 39 .
Sedangkan peperangan itu sendiri
sebenarnya kamu benci. Boleh jadi
kebencian kamu terhadap sesuatu itu pada
akhirnya berakibat baik bagimu, dan boleh
jadi kesukaanmu terhadap sesuatu itu pada
akhirnya berakibat buruk bagimu. Allah
mengetahui hal itu, sedang kamu tidak
mengetahuinya.

217. Mereka bertanya kepadamu tentang


berperang pada bulan suci. Katakanlah,
“Berperang dalam bulan suci itu adalah
kesalahan besar. Namun menghalangi
manusia dari jalan Allah, mengufuri
ketetapan-Nya itu, menghalangi manusia
dari mengunjungi Masjidilharam/Ka`bah,
dan mengusir pengunjungnya dari
kunjungan itu adalah lebih besar
kesalahannya dalam pandangan Allah.
SURAT 2, AL-BAQOROH 48 Juz 2
= SAPI BETINA

Sedangkan fitnah yang menimbulkan


peperangan itu lebih kejam daripada
pembunuhan itu sendiri. Mereka tidak
henti-hentinya memerangi kamu
sampai mereka mampu memurtadkan
kamu dari agamamu. Siapa saja yang
murtad dari antara kamu dari
agamanya, lalu dia mati dalam
keadaan kufur, maka usaha-usaha
jahatnya pasti sia-sia, baik di dunia
ataupun di akhirat, dan mereka akan
berada dalam neraka (api
penderitaan), mereka kekal 40 di
dalamnya (selama masa hukumannya
belum habis).

218. Sesungguhnya orang-orang yang telah


beriman, dan orang-orang yang
berhijrah dan berjihad/berjuang di
jalan Allah, mereka itulah orang-orang
yang mengharapkan rahmat Allah. Dan
Allah akan selalu mengampuni mereka
serta menyayanginya.

219. Mereka bertanya kepadamu tentang


minuman keras dan judi. Katakanlah,
“Pada keduanya terdapat kerugian
yang sangat besar dan beberapa
manfaat bagi manusia. Namun
kerugiaannya lebih besar daripada
manfaatnya.” Dan mereka (yang lain)
bertanya kepadamu tentang apa-apa
yang akan mereka korbankan.
Katakanlah, “Memberi maaf (kepada
mereka yang meminta maaf). Seperti
itulah, Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepadamu supaya kamu mau
memikirkannya ...

220. ... sedini mungkin dan di masa-masa


yang akan datang. Mereka
menanyakan kepadamu tentang anak-
anak yatim. Katakanlah, “Perbaikilah
masa depan mereka! Itulah yang
terbaik.”
SURAT 2, AL-BAQOROH 49 Juz 2
= SAPI BETINA

Dan jika kamu mengasuh mereka, maka


mereka itu adalah saudara-saudaramu.
Sedangkan Allah mengetahui orang yang
mau merusak (masa depan mereka) dan
orang yang mau memperbaiki (masa
depannya). Padahal kalau Allah
menghendaki, tentu saja Dia bisa
mendatangkan kesulitan kepadamu.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana (dalam mengambil
tindakan).

221. Dan janganlah kamu nikahi perempuan-


perempuan musyrik (penyembah/
penghamba hawa nafsu setan), sehingga
mereka mau beriman (dengan yang
sebenarnya). Karena sesungguhnya
seseorang hamba perempuan yang
beriman (perempuan baik-baik) itu lebih
baik daripada perempuan musyrik
(penghamba hawa nafsu setan)
walaupun ia mempesonamu. Dan
janganlah kamu nikahkan putri-putrimu
dengan laki-laki musyrik (penyembah/
penghamba hawa nafsu setan), sehingga
laki-laki itu mau beriman (dengan yang
sebenarnya). Karena sesungguhnya
seseorang hamba laki-laki yang beriman
(laki-laki baik-baik) itu lebih baik
daripada laki-laki musyrik walaupun dia
mempesonamu. Mereka itu mengajak ke
neraka (api penderitaan), sedangkan
Allah mengajak ke surga (taman
kebahagiaan) dan pengampunan
berdasarkan restu-Nya. Dan Dia
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
manusia supaya mereka ingat selalu.

222. Dan mereka menanyakan kepadamu


tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah
sesuatu gangguan (sesuatu yang tidak
kondusif).” Karena itu jauhilah istrimu
pada waktu haid, dan jangan kamu dekat-
dekat dengan mereka, sampai mereka
benar-benar bersih (dari haid).
SURAT 2, AL-BAQOROH 50 Juz 2
= SAPI BETINA

Lalu apabila mereka sudah bersih, maka


gaulilah mereka sebagaimana yang
diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang mau bertobat (kembali hidup
bersih) dan menyukai orang-orang yang
berkehidupan bersih.

223. Isteri-isterimu adalah ladang bagimu,


maka datangilah ladangmu itu dalam
waktu yang layak kamu kehendaki. Dan
dahuluilah (dengan hal-hal yang baik)
dari dirimu. Bertakwalah/sadarilah
aturan Allah dan ketahuilah bahwa kamu
nanti akan menemui-Nya (untuk
mempertanggungjawabkan
perbuatanmu). Dan sampaikanlah kabar
gembira kepada orang yang mau percaya
(kepada aturan-Ku).

224. Dan janganlah kamu sering-sering


bersumpah atas nama Allah, bahwa kamu
akan melakukan kebaikan (ini dan itu
kepada isterimu). Selanjutnya
bertakwalah/sadarilah kewajibamu dan
adakanlah kedamaian di antara manusia.
Sedangkan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.

225. Allah tidak akan menghukum kamu karena


sumpahmu yang main-main, namun Dia
akan menghukum kamu karena niat jahat
yang tersembunyi dalam hatimu.
Sedangkan Allah Maha Pengampun (bagi
yang mau bertobat) lagi Maha Penyantun
(akan selalu menyantuninya).

226. Kepada orang-orang yang sumpah-


sumpah tidak akan menggauli isterinya,
mereka harus menunggu empat bulan
(untuk mengambil keputusan cerai atau
tidak). Kemudian jika mereka kembali
kepada isterinya, maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun (bagi yang mau
bertobat) lagi Maha Penyayang
(menyayangkan sumpah itu).
SURAT 2, AL-BAQOROH 51 Juz 2
= SAPI BETINA

227. Lantas jika mereka memutuskan cerai,


maka sesungguhnya Allah Maha
Mendengar (isi hati mereka) lagi Maha
Mengetahui (apa-apa yang hendak
dilakukannya).

228. Sedangkan para istri yang diceraikan,


mereka (wajib) menahan dirinya (untuk
tidak nikah dengan laki-laki lain) dalam
waktu tiga kali haid. Tidak boleh bagi
mereka menyembunyikan apa-apa yang
diciptakan Allah dalam rahimnya jika
mereka percaya kepada aturan Allah dan
konsekuensinya di kemudian hari. Dan
para suami merekalah yang lebih layak
untuk kembali kepadanya dalam (masa-
masa) itu jika mereka ingin mau
melakukan perbaikan. Dan begitu juga
para isteri lebih layak untuk melakukan
hal yang sama dengan cara yang baik.
Namun para suami mempunyai satu
kewajiban lebih kepada mereka.
Sedangkan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana (dalam memberikan solusi).

229. Perceraian (yang masih bisa rujuk) itu dua


kali. Setelah itu (ambil keputusan) mau
mempertahankan dengan baik-baik, atau
mau berpisah dengan baik-baik. Tidak
boleh bagi kamu mengambil kembali
pemberian apa pun yang telah kamu
berikan kepada mereka, kecuali keduanya
(suami istri) khawatir tidak akan mampu
lagi melaksanakan dengan teguh aturan
Allah (dalam berumah tangga). Jika kamu
(wali hakim) khawatir bahwa keduanya
tidak akan mampu lagi melaksanakan
dengan teguh aturan Allah, maka keduanya
tidak ada kesalahan (untuk menyepakati)
tentang pemberian itu untuk dikembalikan
sang isteri (kepada suami) agar dirinya
bebas (dari ikatan perkawinan dengan
nya). Itulah aturan Allah, maka janganlah
kamu melampaui batas aturan-Nya. Siapa
saja yang melampaui batas aturan Allah,
maka mereka itulah yang zalim.
SURAT 2, AL-BAQOROH 52 Juz 2
= SAPI BETINA

230. Lantas jika dia menceraikannya lagi, maka


sesudahnya, perempuan itu tidak boleh
dinikahinya sebelum ia menikah dengan
suami yang lain. Kemudian jika suami
yang lain itu menceraikannya, maka tidak
ada kesalahan bagi keduanya (suami
pertama dan bekas istri) untuk menikah
kembali jika keduanya berkeyakinan akan
dapat melaksanakan dengan teguh aturan
Allah (dalam berumah tangga). Itulah
aturan Allah yang Dia terangkan kepada
orang-orang yang mau mengetahuinya.

231. Dan apabila kamu menceraikan istri-


istrimu, lalu sampai batas waktu idahnya,
maka pertahankanlah mereka dengan cara
baik-baik, atau pisahlah mereka dengan
cara baik-baik (pula). Dan janganlah kamu
mempertahankan mereka dengan maksud
jahat agar bisa berbuat sewenang-wenang
kepadanya. Siapa saja yang berbuat
demikian, maka dia telah menzalimi
dirinya sendiri. Dan janganlah kamu
mempermainkan aturan Allah, Ingatlah
nikmat Allah kepada kamu, dan ingatlah
ketetapan serta cara-cara yang penuh
bijak yang Allah turunkan kepadamu, yang
dengan itu Dia mengajarimu. Dan
bertakwalah/sadarilah aturan Allah, dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatunya.

232. Dan apabila kamu menceraikan istri-


istrimu, lalu sampai batas waktu idahnya,
maka jangan kamu halangi mereka mau
menikah dengan calon pasangannya,
apabila sudah saling menyenangi di
antara mereka dengan cara baik-baik.
Itulah ajaran yang diajarkan kepada
orang-orang yang telah beriman kepada
Allah dan hari akhir dari antara kamu.
Itulah ajaran yang paling efektif dapat
menyuci dan membersihkan hatimu. Dan
Allah-lah yang mengetahui (segala
sesuatunya), sedangkan kamu tidak
mengetahuinya.
SURAT 2, AL-BAQOROH 53 Juz 2
= SAPI BETINA

233. Dan para ibu hendaklah menyusui anak-


anaknya selama dua tahun secara
sempurna bagi yang ingin
menamatkannya. Dan kewajiban ayah
menanggung nafkah dan pakaian mereka
dengan cara yang wajar. Seseorang tidak
dibebani lebih, melainkan sesuai menurut
kemampuannya. Janganlah seorang ibu
dan ayah dibikin susah karena
(permintaan lebih) dari anaknya. Ahli
waris pun seperti itu. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun
karena beberapa sebab) berdasarkan
sama-sama senang serta rundingan
antara keduanya, maka tidak ada
kesalahan atas keduanya (untuk
melakukan itu). Dan jika kamu ingin minta
perempuan lain menyusui anakmu, maka
tidak ada kesalahan atasmu apabila kamu
memberikan imbalan jasa secara wajar.
Dan bertakwalah/sadarilah aturan Allah
dan ketahuilah bahwa sesungguhnya
Allah Maha Melihat apa pun yang sedang
kamu kerjakan.

234. Dan orang-orang yang mati dari antara


kamu serta meninggalkan para isteri,
hendaklah para isteri itu menunggu empat
bulan sepuluh hari (masa idahnya).
Kemudian apabila telah sampai masa
idahnya, maka tidak ada kesalahan atas
kamu (yang mau menikahinya untuk
memenuhi) apa-apa yang dilakukan/
diminta oleh diri mereka secara wajar. Dan
Allah Maha Jeli terhadap apa pun yang
kamu kerjakan.

235. Dan tidak ada kesalahan atasmu


mengajukan pinangan terhadap
perempuan-perempuan itu atau kamu
sembunyikan pinanganmu dalam hati
(untuk mengetahui kesedian yang
bersangkutan untuk dipinang). Allah
mengetahui bahwa sesungguhnya kamu
SURAT 2, AL-BAQOROH 54 Juz 2
= SAPI BETINA

ingat terus kepadanya. Di balik itu


janganlah kamu membuat perjanjian
(untuk menikah) dengan mereka secara
siri (sembunyi-sembunyi). Lain halnya
kalau kamu harus mengatakan dengan
perkataan yang diketahui (oleh
kelurganya). Dan janganlah kamu
menetapkan akad nikah, sampai habis
ketetapan masa idahnya. Ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah mengetahui
apa pun niat yang ada dalam hatimu, maka
waspadailah terhadap niat itu. Dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
Maha Pengampun (bagi yang mau
bertobat) lagi Maha Penyantun.

236. Tidak ada kesalahan atasmu jika kamu


menceraikan istri-istri kamu yang belum
kamu sentuh/gauli atau belum kamu bayar
penuh maharnya. Dan hendaklah kamu
beri bekal kepada mereka; bagi yang
mampu menurut kemampuannya dan bagi
yang tidak mampu menurut ala kadarnya,
yaitu pemberian bekal secara wajar,
sebagai kewajiban bagi orang-orang yang
mau berbuat kebaikan.

237. Dan jika kamu menceraikan mereka


sebelum kamu sentuh/gauli, padahal kamu
sudah membayar penuh maharnya, maka
seperdua dari mahar yang telah kamu
bayarkan itu (bisa kamu ambil), kecuali
jika mereka isteri-isteri itu atau wali akad
nikahnya merelakan (semuanya untuk
kamu ambil). Dan kalau kamu yang
merelakan (semuanya untuk dimiliki
mereka), maka itu lebih baik menurut
ukuran ketakwaan/kesadaranmu. Dan
janganlah kamu melupakan kelebihan
rezekimu di antara kamu. Sesungguhnya
Allah itu Maha Melihat kebaikan apa pun
yang kamu kerjakan.
SURAT 2, AL-BAQOROH 55 Juz 2
= SAPI BETINA

238. Peliharalah selalu salat-salat 41 itu


(dengan mengamalkan maknanya
dalam kehidupan), terutama salat
Wushtoo (di tengah-tengah
kesibukanmu), dan bangkitkan
(semangatmu untuk itu) dengan
tunduk hati/mematuhi aturan Allah.

239. Jika kamu khawatir (tidak dapat


melakukannya), maka dengan
berjalan kaki42 atau berkendaraan pun
(boleh kamu lakukan). Kemudian
apabila kamu telah aman (tidak
khawatir lagi), maka ingatlah aturan
Allah sebagaimana Dia telah
mengajarkan kepadamu sesuatu
aturan yang dahulunya kamu tidak
mengetahuinya.

240. Dan orang-orang yang akan mati/


wafat dari antara kamu dan
meninggalkan istri-istri, hendaklah
berpesan kepada istri-istrinya akan
diberi bekal sampai satu tahun selain
(hak waris) yang harus dikeluarkan
untuknya. Namun jika mereka keluar
(dari hal itu dengan kemauan sendiri),
maka tidak ada kesalahan atasmu
tentang perbuatan yang diri mereka
lakukan dengan baik-baik. Sedangkan
Allah itu Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana (dalam membikin aturan).

241. Dan bagi perempuan-perempuan yang


diceraikan hendaklah diberi bekal
secara wajar, sebagai suatu kewajiban
bagi orang-orang yang bertakwa/
sadar akan aturan-Nya.

242. Seperti itulah Allah menerangkan


kepadamu ayat-ayat-Nya supaya
kamu mau menggunakan akal/mau
mengerti.
SURAT 2, AL-BAQOROH 56 Juz 2
= SAPI BETINA

243. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang


yang keluar dari kampung halamannya
karena takut mati, sedangkan jumlah
mereka ribuan? Lalu Allah berfirman
kepada mereka, “Matilah sudah semangat
kamu!” Kemudian (setelah mereka sadar),
Allah menghidupkan semangatnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Pemilik
karunia kepada manusia, akan tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur/
menghargainya.

244. Dan berperanglah kamu di jalan Allah


(orang-orang yang memerangi kamu43), dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
(perjuanganmu).

245. Siapa saja yang menanam saham di jalan


Allah dengan saham yang baik, maka Allah
akan melipatgandakan saham itu untuknya
dengan pelipatgandaan yang sangat
banyak. Sedangkan Allah-lah yang
menahan dan melapangkan (rezeki
seseorang). Dan hanya kepada-Nya, kamu
akan dikembalikan (untuk dimintai
pertanggungjawaban).

246. Tidakkah kamu perhatikan para pemuka


Bani Israil sesudah Musa (sekitar 4 abad
sesudahnya), ketika mereka berkata
kepada seorang nabi mereka,
“Bangkitkanlah seorang raja untuk kami,
niscaya kami berperang di jalan Allah.”
Nabi mereka menjawab, “Benarkah?
Jangan-jangan jika ditetapkan atasmu
berperang, kamu tidak akan mau
berperang?” Mereka menjawab, “Mengapa
kami tidak akan berperang di jalan Allah,
padahal kami telah diusir dari kampung
halaman kami dan (terpisah dari) anak-
anak kami?” Namun tatkala perang itu
ditetapkan atas mereka, mereka berpaling,
kecuali sedikit sekali dari antara mereka.
Sedangkan Allah Maha Mengetahui orang-
orang yang zalim.
SURAT 2, AL-BAQOROH 57 Juz 2
= SAPI BETINA

247. Dan Nabi mereka pun berkata kepada


mereka/para pemuka Bani Israel,
“Sesungguhnya Allah telah mengangkat
Thalut menjadi rajamu.” Mereka
menjawab, “Bagaimana dia akan
menjadi raja untuk kami, padahal
kamilah yang lebih berhak atas kerajaan
itu daripadanya, sedangkan dia itu
tidak diberi harta kekayaan yang
banyak?” Dia/Nabi itu menjawab,
“Sesungguhnya Allah telah memilih dia
menjadi rajamu, dan telah menambah
wawasan ilmu kepadanya serta
kekuatan fisik.” Dan Allah-lah yang
memberikan kerajaan-Nya kepada siapa
saja yang layak Dia kehendaki.
Sedangkan Allah itu Maha
Memperluaskan (ilmu-Nya) lagi Maha
Mengetahui (siapa saja yang layak
menjadi raja).

248. Dan nabi mereka berkata kepada


mereka/para pemuka Bani Israil,
“Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah
datangnya Tabut (pusaka Musa yang
asli) kepadamu, yang di dalamnya
terdapat ketenangan/kedamaian dari
Tuhanmu dan sisa peninggalan pengikut
Musa dan Harun (yang berinduk kepada
pusaka Musa yang asli), yang dibawa
oleh malaikat. Sesungguhnya dalam hal
itu tentu ada suatu tanda (kekuasaan-
Nya) bagimu jika kamu orang-orang
yang mau memercayainya.

249. Maka tatkala Thalut menyeleksi bala


tentaranya, dia berkata, “Allah akan
menguji kamu dengan sebuah sungai.
Oleh karena itu, siapa saja meminum
sebagian airnya, maka dia bukanlah
pengikutku. Sedangkan siapa saja yang
tidak menelannya, maka dia adalah
pengikutku, kecuali mendulit dengan
jari tangannya (untuk mencicipi).” Lalu
mereka meminumnya,
SURAT 2, AL-BAQOROH 58 Juz 2
= SAPI BETINA

kecuali sebagian kecil dari antara


mereka. Maka tatkala dia/Thalut dan
orang-orang yang beriman bersamanya
menyeberangi sungai itu, mereka
berkata, “Kami tidak kuat lagi pada hari
ini melawan Jalut dan bala tentaranya.”
Berkatalah mereka yang meyakini bahwa
mereka pasti akan menemui pertolongan
Allah, “Berapa banyak sudah kelompok
yang kecil dapat mengalahkan kelompok
yang besar dengan izin Allah. Sedangkan
Allah selalu beserta orang-orang yang
sabar (tabah dalam menghadapi cobaan
serta gigih dalam perjuangan).”

250. Dan tatkala mereka bangkit melawan


Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, “Ya
Tuhan kami! Limpahkanlah ketabahan
serta kegigihan kepada kami, dan
kokohkanlah langkah perjuangan kami,
dan tolonglah kami menghadapi kaum
yang kufur itu.”

251. Lantas mereka pun dapat


mengalahkannya dengan izin Allah,
sedangkan Dawudlah yang dapat
membunuh Jalut. Kemudian Allah
memberikan kekuasaan dan hikmah
kebijaksanaan kepada dia/Dawud, dan
mengajarkan kepadanya apa-apa yang
layak Dia kehendaki. Dan kalaulah Allah
tidak mencegah keganasan sebagian
manusia kepada sebagian yang lain,
niscaya rusaklah bumi ini. Akan tetapi
Allah mempunyai karunia yang selalu
dilimpahkan kepada bangsa-bangsa
tertentu.

252. Itulah tanda-tanda kekuasaan Allah,


yang Kami bacakan kepadamu dengan
sebenarnya. Dan sesungguhnya engkau/
Muhammad adalah benar-benar
termasuk golongan para rasul.
SURAT 2, AL-BAQOROH 59 Juz 3
= SAPI BETINA

253. Rasul-rasul itu Kami beri kelebihan


antara yang satu dengan yang lain
(sesuai zamannya). Masing-
masingnya, Allah bercakap-cakap
dengannya, serta Dia tinggikan dengan
beberapa derajat/kelebihan. Dan
kepada Isa putra Maryam pun, Kami
beri beberapa tanda bukti
kerasulannya dan Kami pun bantu dia
dengan kekuatan dari Yang Maha Ku-
dus 44 . Dan kalau sekiranya Allah
menghendaki, tentulah tidak akan
saling serang orang-orang yang ada
sesudah para nabi itu, yakni sesudah
beberapa bukti-bukti kerasulannya
sampai kepada mereka. Akan tetapi
mereka berselisih (tentang
kerasulannya itu), lalu dari antara
mereka ada orang yang beriman
kepadanya dan ada pula orang yang
mengufurinya. Kalau Allah
menghendaki, tiadalah mereka saling
serang. Akan tetapi Allah berbuat lain
sesuai keinginan-Nya.

254. Wahai orang-orang yang beriman!


Korbankanlah sebagian dari rezeki
yang telah Kami berikan kepadamu
(untuk kepentingan umum) sebelum
datangnya suatu hari (hari
pembalasan, baik di dunia ini ataupun
di akhirat nanti), di mana tidak ada
lagi jual beli (hukum), tidak ada lagi
persahabatan (yang dapat
meringankan hukuman) dan tidak ada
lagi syafaat/pertolongan (yang dapat
membebaskan hukuman). Sedangkan
orang-orang yang mengufuri (terhadap
aturan Kami) itulah orang-orang yang
menzalimi dirinya sendiri.

255. Allah itu tidak ada Tuhan selain Dia


Yang Maha Hidup, Yang Maha Berdiri
Sendiri/Independen, mengantuk pun
tidak apalagi tidur.
SURAT 2, AL-BAQOROH 60 Juz 3
= SAPI BETINA

Hanya milik-Nya-lah apa saja yang ada


di seluruh langit dan apa saja yang ada
di bumi. Tidak ada yang dapat memberi
syafaat/pertolongan yang berasal dari
sisi-Nya, kecuali dengan izin/restu-Nya.
Dia mengetahui apa saja yang ada di
hadapan mereka dan apa saja yang ada
di belakang mereka. Dan mereka tidak
akan dapat menjangka sesuatu
pengetahuan yang dimiliki-Nya, kecuali
suatu pengetahuan yang Dia kehendaki.
Kursi/Kedaulatan-Nya meliputi seluruh
langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa
berat memelihara keduanya. Sedangkan
Dia itu Maha Tinggi lagi Maha Agung.

256. Tidak boleh ada penyebaran kebencian45


(pemaksaan) dalam menyampaikan
ajaran agama, karena sesungguhnya
telah jelas perbedaan antara ajaran yang
benar dengan ajaran yang salah. Siapa
saja yang mengufuri tagut46a (pemimpin
yang melampaui batas/melanggar aturan
Tuhan) dan beriman kepada Allah, maka
sungguh dia benar-benar telah berpegang
teguh pada tali yang sangat kuat yang
tidak akan pernah putus. Sedangkan Al-
lah itu Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.

257. Allah-lah pemimpinnya orang-orang


yang telah beriman, yang mengeluarkan
mereka dari berbagai kegelapan kepada
cahaya yang terang. Sedangkan orang-
orang yang telah kufur, pemimpinnya
adalah tagut 46b (pemimpin yang
melampaui batas/yang melanggar aturan
Tuhan), yang mengeluarkan mereka dari
cahaya yang terang kepada berbagai
kegelapan. Mereka itulah orang-orang
yang akan berada di dalam neraka (api
penderitaan), mereka kekal47 di dalamnya
(selama masa hukumannya belum habis).
SURAT 2, AL-BAQOROH 61 Juz 3
= SAPI BETINA

258. Tidakkah kamu memperhatikan orang


yang menghujat/melecehkan Ibrahim
mengenai kekuasaan Tuhannya, karena
Allah telah memberi kerajaan kepada
si penghujat, yakni ketika Ibrahim
berkata kepadanya “Tuhankulah yang
berkuasa menghidupkan (seseorang
ataupun suatu bangsa, sehingga
memperoleh kekuasaan) dan berkuasa
mematikan (seseorang ataupun suatu
bangsa, sehinggga kekuasaannya bisa
runtuh ." Si penghujat berkata, “Aku pun
berkuasa menghidupkan dan
mematikan (seperti itu).” Ibrahim
berkata, “Sesungguhnya Allah berkuasa
menerbitkan matahari dari timur, maka
terbitkanlah ia dari barat.” Maka
penguasa yang kufur itu pucat
kebingungan. Sedangkan Allah tidak
akan memberi petunjuk kepada orang-
orang zalim.

259. Atau lagi seperti permisalan seorang


yang melewati suatu negeri (negeri Bani
Israil) yang telah runtuh, hingga tak
nampak lagi kemegahannya (terjadi
setelah diserbu oleh tentara
Nebokatnesar48 dari Babilon tahun 586
SM atau sekitar 4 abad setelah Nabi
Dawud), dia pun berkata, “Mungkinkah
Allah akan menghidupkan
(kejayaannya) kembali negeri ini
setelah keruntuhannya?” Lalu Allah
mematikan dia/orang itu selama
seratus tahun, kemudian
membangkitkannya kembali (peristiwa
dalam sebuah penglihatan rohani). Dan
Dia/Allah bertanya, “Berapa lama
engkau tinggal (di sini)?” Dia/orang itu
menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari
atau setengah hari.” Dia berfirman,
“Tidak! Engkau telah tinggal seratus
tahun. Lihatlah makanan dan
minumanmu yang belum berubah,
begitu pula keledaimu (yakni sebuah
SURAT 2, AL-BAQOROH 62 Juz 3
= SAPI BETINA

permisalan/simbol, bahwa keruntuhan


Bani Israel akan memakan waktu sekitar
satu abad, lalu mulai bangkit lagi setelah
mereka menyadari akan kesalahannya
selama itu). Demikian itu agar Kami jadikan
(penglihatan rohani) engkau sebagai tanda
kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah
tulang belulang (permisalan keruntuhan
Bani Israil) bagaimana Kami menyusunnya
kembali, kemudian Kami membalutnya
dengan daging (permisalan awal-awal
kejayaannya kembali 49).” Maka tatkala
telah jelas baginya (tentang takwil
penglihatan rohaninya), dia pun berkata,
“Saya mengetahui bahwa sesungguhnya
Allah-lah Yang Maha Penentu atas segala
sesuatunya.”

260. Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata, “Ya


Tuhanku! Perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang
yang mati.” Allah berfirman, “Belum
percayakah engkau (kepada kekuasaan-
Ku)?” Dia/Ibrahim menjawab, “Aku percaya,
agar hatiku lebih tenang lagi.” Dia
berfirman, “Kalau begitu ambillah empat
ekor burung, lalu jinakkan empat burung
itu sampai mau tunduk padamu, kemudian
taruhlah masing-masingnya di atas gunung
(tempat tinggi), kemudian panggillah,
niscaya keempat burung itu akan terbang
mendatangimu.” Dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah itu Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana (dalam memberikan
aturan, agar manusia mau tunduk kepada-
Nya).

261. Perumpamaan orang-orang yang


mengorbankan hartanya di jalan Allah
seperti sebutir biji yang menumbuhkan
tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada
seratus biji. Sedangkan Allah akan
melipatgandakan harta bagi siapa saja
yang layak Dia kehendaki. Sedangkan Al-
lah Maha Meluaskan (rezeki-Nya) lagi
Maha Mengetahui (Siapa saja yang mau
berkorban).
SURAT 2, AL-BAQOROH 63 Juz 3
= SAPI BETINA

262. Orang yang mengorbankan hartanya di


jalan Allah, kemudian tidak
mengiringinya dengan memamer-
mamerkan pengorbanan itu dan
mengungkit-ungkitnya kembali, niscaya
mereka akan memperoleh pahala
(akibat baik) dari sisi Tuhannya, dan
mereka tidak akan merasa khawatir, dan
tidak akan bersedih hati.

263. Perkataan yang baik dan pemberian


maaf lebih baik daripada sedekah yang
diiringi dengan mengungkit-ungkitnya
kembali. Sedangkan Allah itu Maha Kaya
lagi Maha Penyantun/Menyantuni.

264. Wahai orang-orang yang beriman!


Janganlah kamu merusak sedekah/
pengorbananmu dengan memamer-
mamerkannya dan mengungkit-
ungkitnya kembali, seperti orang yang
mengorbankan hartanya karena ria
(pamer) kepada manusia, sedangkan dia
tidak beriman kepada Allah dan hari
akhir. Perumpamaan pengorbanan itu
seperti batu yang licin yang di atasnya
ada debu, lalu batu itu hanya ditimpa
hujan gerimis, maka tinggallah batu licin
itu tanpa bekas. Mereka tidak
memperoleh apa-apa dari hasil
usahanya. Sedangkan Allah tidak akan
memberi petunjuk kepada kaum yang
mengufuri (nikmat-Nya).

265. Sedangkan perumpamaan orang yang


mengorbankan hartanya untuk mencari
keridaan Allah dan untuk memperteguh
hubungan sesamanya, seperti sebuah
taman/kebun yang terletak di dataran
tinggi yang disiram oleh hujan gerimis,
maka kebun itu menghasilkan buah-
buahan dua kali lipat. Jika hujan gerimis
tidak menyiraminya, maka air embun
pun (mencukupinya). Sedangkan Allah
Maha Melihat apa-apa yang kamu
kerjakan.
SURAT 2, AL-BAQOROH 64 Juz 3
= SAPI BETINA

266. Apakah salah seorang dari antara kamu


mengharapkan untuk memiliki kebun
kurma dan anggur yang mengalir di
sekitarnya sungai-sungai, di sana dia
memiliki segala macam buah-buahan,
kemudian datanglah masa tuanya,
sedangkan dia memiliki keturunan yang
sangat lemah. Lalu kebun itu ditiup
angin kencang yang mengandung api,
sehingga terbakar. Seperti itulah, Allah
menerangkan tanda-tanda kekuasaan-
Nya kepadamu supaya kamu mau
memikirkannya.

267. Wahai orang-orang yang beriman!


Korbankanlah sebagian yang baik-baik
dari hasil usahamu dan sebagian dari
apa pun yang Kami keluarkan dari bumi
untukmu. Janganlah kamu pilih yang
buruk-buruk untuk kamu korbankan,
padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya, melainkan dengan
memicingkan mata (tidak butuh)
terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.

268. Hawa nafsu setan menjanjikan


(menakut-nakuti) kamu akan jatuh fa-
kir/muskin dan selalu menyuruh kamu
berbuat kekejian, sedangkan Allah
menjanjikan ampunan dan karunia-Nya
kepadamu. Sedangkan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui
(orang-orang yang benar-benar mau
berkorban).

269. Dia akan memberikan hikmah


kebijaksanaan kepada siapa saja yang
layak Dia kehendaki. Siapa saja yang
diberi hikmah kebijaksanaan, maka
benar-benar dia telah diberi kebaikan
yang sangat banyak. Dan tidak ada yang
dapat mengambil pelajaran dari hal itu,
kecuali orang-orang yang berakal sehat.
SURAT 2, AL-BAQOROH 65 Juz 3
= SAPI BETINA

270. Dan pengorbanan apa pun yang kamu


korbankan atau nazar apa pun yang kamu
nazarkan, maka sesungguhnya Allah pasti
mengetahuinya. Dan apakah ada orang-
orang yang bisa menolong terhadap or-
ang-orang yang zalim (tidak mau
berkorban)?

271. Jika kamu menampakkan sedekah-


sedekahmu (agar orang lain menyontoh),
maka itu baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya (agar terhindar dari
sifat riya) dan memberikannya kepada
orang-orang fakir, maka itu pilihan
terbaik bagimu, lalu Allah pun akan
menghapus sebagian kesalahan-
kesalahanmu. Dan Allah Maha Jeli
terhadap apa pun yang kamu kerjakan.

272. Bukanlah kewajibanmu untuk memberi


petunjuk kepada mereka, akan tetapi Al-
lah-lah yang memberi petunjuk kepada
siapa saja yang layak Dia kehendaki. Apa
pun kebaikan yang kamu korbankan, maka
(dampak baiknya) untuk dirimu juga. Dan
apa pun yang akan kamu korbankan,
hanyalah karena mencari keridaan Allah.
Dan apa pun kebaikan yang kamu
korbankan, niscaya kamu akan diberi
balasan secara penuh dan kamu tidak
akan dizalimi (hak-hakmu).

273. (Apa pun kebaikan yang kamu korbankan),


maka orang-orang fakir pun mempunyai
hak, yang mana mereka terkepung (oleh
berbagai kesulitan) di jalan Allah, mereka
tidak mampu lagi berusaha di bumi, or-
ang yang tidak tahu menyangka bahwa
mereka adalah orang-orang kaya karena
mereka dapat menjaga diri dari hal-hal
yang tidak baik. Engkau mengenali mereka
dari ciri-cirinya, yakni mereka tidak mau
meminta kepada orang lain secara terus
terang. Apa pun kebaikan yang kamu
korbankan, maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahuinya.
SURAT 2, AL-BAQOROH 66 Juz 3
= SAPI BETINA

274. Orang-orang yang mengorbankan


hartanya malam dan siang (secara)
sembunyi-sembunyi maupun terang-
terangan, maka mereka akan memperoleh
pahala (akibat baik) dari sisi Tuhannya,
dan mereka tidak akan merasa khawatir
dan tidak akan bersedih hati.

275. Orang-orang yang memakan riba, mereka


tidak akan dapat berdiri tegak (dalam
hidupnya), melainkan seperti berdirinya
orang yang kerasukan setan. Yang
demikian itu karena mereka berkata,
bahwa jual beli itu sama dengan riba.
Padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Oleh karena
itu, siapa saja yang peringatan Tuhan
telah sampai kepadanya, lalu dia
berhenti, maka apa-apa yang telah
diperolehnya dahulu ya sudahlah, dan
urusannya (terserah) kepada Allah.
Sedangkan siapa saja yang mengulangi
(makan riba), maka merekalah orang-or-
ang yang akan berada dalam neraka (api
penderitaan), mereka kekal50 di dalamnya
(selama masa hukumannya belum
habis).

276. Allah hendak menghapus riba dan


menyuburkan pemberian sedekah. Allah
tidak menyukai setiap orang yang sangat
kufur dan bergelimang dosa.

277. Sesungguhnya orang-orang yang telah


beriman serta mengerjakan berbagai
kebaikan dan mendirikan salat51 (dengan
mengamalkan maknanya dalam
kehidupan) dan menunaikan zakat (agar
hartanya bisa bersih dari hak orang yang
sangat membutuhkan dan hatinya bisa
bersih dari sifat kikir dan ego), maka
mereka akan memperoleh pahala (akibat
baik) dari sisi Tuhannya, dan mereka
tidak akan merasa khawatir dan tidak
akan bersedih hati.
SURAT 2, AL-BAQOROH 67 Juz 3
= SAPI BETINA

278. Wahai orang-orang yang beriman!


Bertakwalah/sadarilah aturan Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum diambil)
jika kamu benar-benar orang-orang yang
beriman.

279. Kemudian jika kamu tidak


melaksanakannya, maka bukalah pintu
perlawanan dari Allah dan Rasul-Nya
(terhadapmu). Dan jika kamu bertobat,
maka kamu hanya memperoleh pokok
hartamu. Kamu tidak berbuat zalim
(merugikan orang lain) dan kamu pun tidak
dizalimi (dirugikan).

280. Dan jika (orang yang berutang padamu)


terus menerus dalam kesulitan, maka
berilah tenggang waktu sampai dia
memperoleh kemudahan. Dan jika kamu
menyedekahkannya, itulah pilihan terbaik
bagimu jika kamu mau mengetahui
(pahala/dampak positifnya di kemudian
hari).

281. Dan sadarilah pada suatu hari nanti, kamu


sekalian akan dikembalikan kepada Allah
(untuk dimintai pertanggungjawaban).
Kemudian setiap orang akan diberi balasan
sesuai dengan perbuatan yang telah
dilakukannya, sedangkan mereka tidak
akan dizalimi (dirampas hak-haknya).

282. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila


kamu mengadakan perjanjian utang
piutang untuk jangka waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu mencatatnya.
Dan hendaklah seorang pencatat dari
antara kamu mencatatnya dengan jujur.
Janganlah pencatat enggan untuk
mencatatnya seperti yang Allah telah
ajarkan kepadanya. Oleh karena itu,
hendaklah dia mencatatnya. Dan
hendaklah orang yang berutang itu
mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa/
menyadari aturan Allah,
SURAT 2, AL-BAQOROH 68 Juz 3
= SAPI BETINA

Tuhannya, dan janganlah dia


mengurangi sedikit pun dari
perjanjian itu. Jika yang berutang itu
orang yang kurang cerdas atau lemah,
atau tidak mampu mendiktekan
sendiri, maka hendaklah walinya
mendiktekannya dengan jujur. Dan
mintalah kesaksian pada dua orang
saksi laki-laki dari antara kamu. Jika
tidak ada dua orang saksi laki-laki,
maka (dibolehkan) seorang saksi laki-
laki dan dua orang saksi perempuan
dari antara para saksi yang kamu
setujui, agar jika seorang saksi
perempuan tidak benar
kesaksiaannya, maka seorang saksi
perempuan yang lain bisa
memperingatkannya. Dan janganlah
saksi-saksi itu enggan untuk datang
apabila dipanggil. Dan janganlah
kamu bosan-bosan mencatatnya,
baik jumlahnya kecil maupun besar
sesuai jangka waktunya. Yang
demikian itu lebih kuat di sisi Allah,
dan lebih dapat meneguhkan
kesaksian, dan dari waktu sedini
mungkin kamu tidak akan merasa
ragu. Lain halnya jika hal itu
merupakan jual beli tunai yang
terjadi antara kamu (berdua), maka
tidak ada kesalahan bagi kamu jika
kamu tidak mencatatnya. Dan
bikinlah bukti kesaksian pembelian
(dengan kwitansi) apabila terjadi
transaksi jual beli, dan janganlah
yang bikin kwitansi disuruh
berbohong, begitu juga saksinya. Jika
kamu melakukannya, maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu
kedurhakaan karena (tipu-tipu)
kamu. Dan bertakwalah/sadarilah
aturan Allah, padahal Allah
mengajarkan aturan itu kepadamu,
sedangkan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatunya.
SURAT 2, AL-BAQOROH 69 Juz 3
= SAPI BETINA

283. Dan jika kamu dalam perjalanan,


sedangkan kamu tidak mendapatkan
seorang pencatat, maka hendaklah ada
barang jaminan yang bisa dipegang (oleh
pemberi utang). Namun jika sebagian
kamu memercayai sebagian yang lain,
maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (utangnya), dan
hendaklah dia bertakwa/menyadari
aturan Allah, Tuhannya. Dan janganlah
kamu menyembunyikan utang yang sudah
jelas itu. Dan siapa saja yang
menyembunyikannya, maka
sesungguhnya hatinyalah yang akan
menanggung beban dosa. Sedangkan Al-
lah Maha Mengetahui apa pun yang akan
kamu kerjakan.

284. Hanya kepunyaan Allah-lah apa pun


yang ada di seluruh langit dan apa pun
yang ada di bumi. Dan jika kamu
nyatakan apa-apa yang ada di dalam
hatimu atau kamu menyembunyikannya,
niscaya Allah akan tetap
memperhitungkan perbuatanmu. Dia
akan mengampuni/menghapus dosa or-
ang yang layak Dia kehendaki dan
memberikan balasan siksaan kepada
orang yang layak Dia kehendaki.
Sedangkan Allah Maha Penentu segala
sesuatunya.

285. Telah beriman Rasul itu kepada apa pun


wahyu yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian juga orang-orang
yang beriman. Masing-masingnya telah
beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-
rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak
akan membeda-bedakan seorang pun
dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka
berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ya
Tuhan kami! Curahkanlah ampunan-Mu
kepada kami, dan hanya kepada-Mu,
tempat kepindahkan kami."
SURAT 2, AL-BAQOROH 70 Juz 3
= SAPI BETINA

286. Allah tidak akan membebani seseorang


(untuk beramal saleh), melainkan sesuai
dengan kelapangannya (kapasitasnya).
Dia akan memperoleh pahala/dampak
positif dari kebaikan yang dikerjakannya
dan dia akan memperoleh balasan
siksaan dari kejahatan yang
diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya
Tuhan kami! Janganlah Engkau
mengambil tindakan hukum kepada kami
jika kami lupa atau kami melakukan
kesalahan. Ya Tuhan kami! Janganlah
Engkau bebani kami dengan beban berat
sebagaimana beban berat itu Engkau
bebankan (sebagai cobaan) kepada or-
ang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami!
Janganlah Engkau bebankan kepada
kami cobaan apa pun yang kami tidak
kuat menanggungnya, lalu maafkanlah
kesalahan kami, dan ampunilah/
hapuslah dosa kami, serta kasihanilah
kami. Engkaulah pelindung kami, oleh
karena itu, tolonglah kami dalam
menghadapi orang-orang yang kufur.”
SURAT 3, AALI `IMROON 71 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

3. SURAT AALI `IMROON = KELUARGA IMRAN


Turun di Madinah: 200 ayat

Dengan perantaraan nama Allah Yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang.

1. Alif Laam Miim52.

2. Allah itu tidak ada Tuhan selain Dia, Yang


Maha Hidup lagi Yang Maha Berdiri
Sendiri/Independen.

3. Dia-lah yang menurunkan ketetapan-


Nya 53 kepadamu/Muhammad dengan
yang sebenarnya, membenarkan apa-apa
yang ada pada sebelumnya, dan Dia telah
menurunkan Taurat dan Injil ...

4. ... yang sebelumnya menjadi petunjuk


bagi manusia, dan Dia telah menurunkan
Alfurqan (ketetapan-Nya yang berfungsi
memisahkan yang salah dan yang benar).
Sesungguhnya orang-orang yang telah
kufur terhadap ayat-ayat Allah, mereka
akan memperoleh balasan siksaan yang
sangat berat. Sedangkan Allah itu Maha
Perkasa lagi yang berhak menentukan
hukuman.

5. Sesungguhnya bagi Allah tidak ada


sesuatu apa pun yang tersembunyi, baik
yang ada bumi maupun yang ada di
langit.
SURAT 3, AALI `IMROON 72 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

6. Dia-lah yang membentuk kamu dalam


rahim sebagaimana yang Dia kehendaki.
Tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana (dalam
membentuk ciptaan-Nya).

7. Dia-lah yang menurunkan ketetapan-


Nya54 kepadamu, yang dari padanya ada
ayat-ayat yang muhkamat (tegas
maknanya) yang merupakan prinsip
utama dari ketetapan-Nya. Dan yang
lainnya adalah ayat-ayat mutasyabihat
(ayat-ayat yang penuh makna, termasuk
ayat-ayat majas). Adapun orang-orang
yang di dalam hatinya ada penyakit,
mereka pun ikut-ikutan menafsirinya
untuk menimbulkan fitnah (keresahan)
dan mencari-cari takwilnya (dengan
cara yang mengada-ada). Padahal tidak
ada yang dapat mengetahui takwilnya
secara pasti, kecuali Allah55a. Dan orang-
orang yang ilmunya mendalam, mereka
berkata, “Kami beriman kepada ayat-
ayat yang mutasyabihat itu, semuanya
berasal dari sisi Tuhan kami.” Padahal
tidak akan ada seorang pun yang dapat
mengambil pelajaran (dari ayat-ayat
yang mutasyaabihat), kecuali orang-or-
ang yang berakal sehat55b.

8. (Mereka pun berdoa), “Ya Tuhan kami!


Janganlah Engkau membikin hati kami
menyimpang setelah Engkau berikan
petunjuk kepada kami, dan anugerahilah
kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya
Engkau-lah Penganugerah yang sejati.”

9. ”Ya Tuhan kami, Engkau-lah yang akan


mengumpulkan manusia (untuk dimintai
pertanggungjawaban) pada hari yang
tidak ada keraguan padanya (hari
pembalasan).” Sesungguhnya Allah tidak
akan menyalahi janji-Nya.
SURAT 3, AALI `IMROON 73 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

10. Sesungguhnya orang-orang yang telah


kufur, harta dan anak buah mereka sama
sekali tidak akan dapat menolongnya
sedikit pun dari (hukuman) Allah.
Sedangkan merekalah bahan bakar
neraka (api penderitaan).

11. (Nasib mereka) seperti nasib rezim Firaun


dan orang-orang yang sebelum mereka.
Mereka mendustakan tanda-tanda
kekuasaan Kami, maka Allah pun
menghukum mereka disebabkan dosa-
dosanya (akibat buruk perbuatannya).
Sedangkan Allah sangat dahsyat
hukuman-Nya.

12. Katakanlah kepada orang-orang yang


telah kufur, “Kamu tentu akan dikalahkan
dan digiring ke neraka Jahanam (api
penderitaan yang berkobar-kobar). Dan
itulah seburuk-buruk ayunan api.”

13. Benar-benar telah ada tanda (kekuasaan-


Nya) bagi kamu pada dua golongan yang
bertemu (dalam peperangan). Satu
golongan berperang di jalan Allah dan
yang lain golongan orang-orang yang
kufur. Mereka melihat dengan pandangan
matanya seolah-olah golongan yang ada
di jalan Allah dua kali lipat mereka.
Sedangkan Allah memberikan bantuan
dengan pertolongan-Nya bagi golongan
yang layak Dia kehendaki. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang
berpandangan (jauh ke depan).

14. Kepada manusia telah ditampakkan


terasa indah: keinginan untuk mencintai
perempuan, anak-anak, harta benda
simpanan, baik dalam bentuk emas,
perak, kuda pilihan, hewan ternak maupun
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
duniawi. Sedangkan di sisi Allah-lah ada
tempat kepulangan 56 yang terindah
(kesenangan spiritual).
SURAT 3, AALI `IMROON 74 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

15. Katakanlah, “Maukah aku kabarkan


kepadamu akan sesuatu yang lebih baik dari
kesenangan hidup duniawi?” Bagi orang-or-
ang yang bertakwa/sadar akan aturan
Tuhan, mereka akan memperoleh dari sisi
Tuhannya berbagai surga (taman-taman
kebahagiaan) yang mengalir di sekitarnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya,
dan memperoleh pasangan-pasangan yang
dibersihkan (dari noda), serta memperoleh
keridaan Allah. Sedangkan Allah itu Maha
Melihat hamba-hamba-Nya.

16. (Merekalah) orang-orang yang berdoa, “Ya


Tuhan kami! Sesungguhnya kami telah benar-
benar beriman, maka ampunilah (hapuslah)
dosa-dosa kami (akibat buruk perbuatan
kami) dan sadarkanlah kami akan adanya
siksaan neraka (bagi orang-orang mengufuri
aturan-Mu).”

17. (Mereka itulah) orang-orang yang sabar


(tabah dalam menghadapi cobaan serta
gigih dalam perjuangan), orang-orang yang
benar (keimanannya), orang yang tunduk
hatinya (terhadap aturan-Nya), orang-orang
yang mengorbankan hartanya (di jalan-Nya),
dan orang-orang yang memohon ampunan
(kepada-Nya) pada waktu sahur.

18. Allah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan


kecuali Dia, demikian pula para malaikat dan
orang-orang yang berilmu yang menegakkan
kejujuran; tidak ada Tuhan kecuali Dia, Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (dalam
menjalankan kekuasaan-Nya).

19. Sesungguhnya inti agama di sisi Allah adalah


islam/berserah diri (terhadap aturan-Nya).
Orang-orang yang telah diberi Kitab tidak
akan berselisih (pro dan kontra), kecuali
setelah ilmu yang benar datang kepada
mereka, karena di antara mereka ada orang-
orang yang membandel. Sedangkan siapa
saja yang kufur terhadap tanda-tanda
kekuasaan Allah, maka sesungguhnya Allah
sangat cepat perhitungan-Nya.
SURAT 3, AALI `IMROON 75 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

20. Lantas jika mereka membantahmu, maka


katakanlah, “Aku serahkan diriku kepada
Allah, demikian juga siapa saja yang
mengikutiku.” Dan katakanlah kepada or-
ang-orang yang telah diberi Kitab dan
kepada orang-orang yang ummi (bukan Ahli
Kitab), ”Sudahkah kamu berserah diri
terhadap-Nya?” Kemudian jika mereka mau
berserah diri, maka mereka benar-benar
telah mendapat petunjuk, namun jika
mereka berpaling, maka sesungguhnya
kewajibanmu hanyalah menyampaikan
(seruan). Sedangkan Allah Maha Melihat
(isi hati) hamba-hamba-Nya.

21. Sesungguhnya orang-orang yang mengufuri


tanda-tanda kekuasaan Allah dan
berusaha membunuh nabi-nabi tanpa
alasan yang dapat dibenarkan, serta
berusaha membunuh orang-orang yang
menyuruh manusia berlaku jujur, maka
sampaikanlah kabar gembira, bahwa
mereka akan memperoleh balasan siksaan
yang sangat pedih.

22. Mereka itulah orang-orang yang sia-sia


berbagai usahanya, baik di dunia ini
ataupun di akhirat nanti, dan mereka tidak
akan memperoleh orang-orang yang dapat
menolongnya (dari siksaan Allah)..

23. Tidakkah engkau perhatikan orang-orang


yang bernasib (jelek) yang telah disebutkan
dalam sebuah Kitab? Mereka itu diajak
kepada Kitab Allah agar perkara di antara
mereka diputuskan oleh-Nya. Kemudian
sebagian dari mereka berpaling dan
berpaling (berpaling secara terus-
menerus).

24. Hal itu disebabkan karena mereka berkata,


“Neraka (api penderitaan) tidak akan
mengenai kami, kecuali hanya beberapa
hari yang bisa dihitung .” Mereka tertipu
oleh berbagai keyakinan yang mereka ada-
adakan sendiri dalam soal agama.
SURAT 3, AALI `IMROON 76 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

25. Bagaimana apabila nanti mereka Kami


kumpulkan pada hari pembalasan yang
tidak diragukan terjadinya. Sedangkan
(pada hari itu) setiap orang diberi
balasan secara sempurna sesuai dengan
perbuatan yang telah diusahakannya,
dan mereka tidak akan dizalimi (hak-
haknya)?

26. Katakanlah, “Ya Allah, Yang memiliki


kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan
kepada siapa pun yang layak Engkau
kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan
dari siapa pun yang layak Engkau
kehendaki; Engkau muliakan siapa pun
yang layak Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan siapa pun yang layak Engkau
kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebaikan. Sesungguhnya Engkau-lah Yang
Maha Menentukan segala sesuatunya.

27. Engkau-lah yang memasukkan malam ke


dalam siang dan Engkau-lah yang
memasukkan siang ke dalam malam. Dan
Engkau-lah yang mengeluarkan sesuatu
yang hidup dari sesuatu yang mati, dan
Engkau-lah yang mengeluarkan sesuatu
yang mati dari sesuatu yang hidup. Dan
Engkau-lah yang memberikan rezeki
kepada siapa pun yang layak Engkau
kehendaki tanpa perhitungan.”

28. Janganlah orang-orang yang beriman


menjadikan orang-orang yang mengufuri
(aturan Allah) sebagai pelindungnya,
dengan meninggalkan orang-orang yang
beriman. Sedangkan siapa saja berbuat
demikian, niscaya dia tidak akan
memperoleh jaminan keamanan dari Al-
lah, kecuali karena kesadaran untuk
menyiasati mereka dengan siasat yang
jitu. Sedangkan Allah dengan sendiri-Nya
selalu membikin kamu waspada. Dan
hanya kepada Allah tempat
kepindahanmu.
SURAT 3, AALI `IMROON 77 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

29. Katakanlah, “Jika kamu sembunyikan apa


pun yang ada dalam hatimu atau kamu
nyatakan, niscaya Allah mengetahuinya.”
Sedangkan Dia mengetahui apa pun yang
ada di langit dan apa pun yang ada di
bumi. Dan Allah-lah Yang Maha
Menentukan segala sesuatunya.

30. Pada suatu hari nanti setiap orang akan


mendapatkan balasan atas kebaikan
yang telah dikerjakannya secara
berhadapan, begitu juga balasan atas
kejahatan yang telah dia kerjakan. Or-
ang yang berbuat jahat berharap kalau
sekiranya bisa biarlah ada jarak yang
jauh antara dia dengan berbagai
kejahatannya. Sedangkan Allah dengan
sendiri-Nya akan selalu memkin kamu
waspada. Dan Allah itu Maha Pebelas
Kasih terhadap hamba-hamba-Nya.

31. Katakanlah, “Jika kamu mencintai Allah,


maka ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni
(menghapus) dosa-dosamu (akibat buruk
perbuatanmu)” Sedangkan Allah itu
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

32. Katakanlah, “Taatilah Allah dan Rasul-


Nya 57 ! Jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai or-
ang-orang yang mengufuri (perintah-
Nya)."

33. Sesungguhnya Allah telah memilih Adam,


Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga
Imran dari umatnya masing-masing.

34. (Begitu juga Dia memilih) suatu


keturunan dari sebagian yang satu
dengan sebagian yang lain. Sedangkan
Allah itu Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
SURAT 3, AALI `IMROON 78 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

35. Ingatlah ketika istri Imran berkata, “Ya


Tuhanku! Sesungguhnya janin yang ada
dalam kandunganku aku nazarkan
kepada-Mu, agar kelak menjadi seorang
rohaniwan (orang yang terbebas dari
kesibukan duniawi), maka terimalah
nazar dariku. Sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Mendengar (doa seseorang)
lagi Maha Mengetahui (isi hatinya).”

36. Maka tatkala ia melahirkannya, ia pun


berkata, “Ya Tuhanku! Aku telah
melahirkan seorang anak perempuan.”
Padahal Allah-lah Yang Paling
Mengetahui tentang anak yang ia
lahirkan itu. (Ia pun berkata lagi),
"Sedangkan anak laki-laki itu tidak
seperti anak perempuan. Dan aku
menamainya Maryam, dan aku mohon
agar Engkau melindungi ia dan
keturunannya dari hawa nafsu setan
yang dikutuk.”

37. Lalu Tuhannya menerima permintaannya


dengan penerimaan yang baik, kemudian
anak itu dikembangtumbuhkan oleh-Nya
dengan pertumbuhan yang baik dan
menyerahkan pengasuhannya kepada
Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk
menemuinya di mihrab (ruangan
khusus), dia dapati suatu rezeki di
sisinya. Dia pun berkata, “Wahai
Maryam! Dari manakah rezeki ini engkau
peroleh?” Ia/Maryam menjawab, “Itu
dari sisi Allah.” Sesungguhnya Allah
memberi rezeki kepada siapa saja yang
layak Dia kehendaki tanpa perhitungan.

38. Di sanalah Zakaria berdoa kepada


Tuhannya. Dia pun berkata, “Ya Tuhanku!
berilah aku keturunan yang baik dari
sisi-Mu, sesungguhnya Engkau-lah Yang
Maha Mendengar doa.”
SURAT 3, AALI `IMROON 79 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

39. Lantas malaikat memanggilnya, ketika dia


berdiri melaksanakan salat di mihrab,
“Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar
gembira kepadamu dengan (akan lahirnya)
Yahya, sebagai bukti kebenaran dari firman
Allah itu, akan menjadi pemimpin, perintis
kebenaran, dan sebagai seorang nabi dari
antara orang-orang yang saleh.”

40. Dia/Zakaria berkata, “Ya Tuhanku! Bagaimana


aku bisa mendapat anak, sedangkan aku
sudah tua dan istriku pun mandul?” Dia
berfirman, “Demikianlah, Allah akan
melakukan apa saja yang layak Dia
kehendaki.”

41. Dia/Zakaria berkata, “Ya Tuhanku! Berilah aku


sesuatu tanda.” Dia berfirman, “Tanda bagimu
yaitu bahwa engkau tidak akan berbicara
dengan manusia selama tiga hari, kecuali
melalui rumus/kode. Dan ingatlah Tuhanmu
banyak-banyak, dan bertasbihlah/
beraktifitaslah (dengan memuji kebaikan
Tuhanmu) pada waktu petang dan pagi hari.”

42. Dan ingatlah ketika malaikat berkata, “Wahai


Maryam! Sesungguhnya Allah telah
menjernihkan dan membersihkan
(pikiran)mu dan menjernihkan (hati)mu
melebihi para perempuan yang ada di
berbagai bangsa.

43. Wahai Maryam! Tundukkanlah hatimu dan


sujudlah (patuhlah) serta rukuklah (bersiap-
siaplah untuk selalu patuh) terhadap
Tuhanmu bersama orang-orang yang rukuk.”

44. Itulah sebagian dari kabar-kabar gaib yang


Kami wahyukan kepadamu, padahal engkau
tidak bersama mereka ketika mereka
melemparkan pena (menyampaikan
kesediannya) masing-masing; siapakah dari
antara mereka yang layak mengasuh Maryam.
Dan engkau pun tidak bersama mereka ketika
mereka sama-sama bermusyawarah.
SURAT 3, AALI `IMROON 80 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

45. Ingatlah ketika malaikat berkata, “Wahai


Maryam! Sesungguhnya Allah
menyampaikan kabar gembira kepadamu
dengan sebuah kalimat-Nya (yaitu akan
lahirnya seorang putra), namanya Al-
Masih Isa putra Maryam, seorang
terkemuka di dunia dan di akhirat, dan
termasuk orang-orang yang didekatkan
(sangat dekat kepada-Nya).

46. Dan dia pun (pandai) berbincang-


bincang (berdialog) dengan manusia
sewaktu dalam buaian ( majas dalam
arti relatif muda) dan pada usia dewasa
sampai lanjut, dan dia termasuk orang-
orang yang saleh.”

47. Ia/Maryam berkata, “Ya Tuhanku!


Bagaimana mungkin aku akan
mempunyai seorang anak, padahal
belum ada seorang pun laki-laki yang
menyentuhku?” Dia berfirman, “Seperti
itulah (yang akan terjadi); Allah
menciptakan apa saja yang layak Dia
kehendaki. Apabila Dia menetapkan
sesuatu perkara, maka Dia hanya
berkata kepadanya, 'Jadilah engkau'
Maka jadilah ia."

48. Dan Dia/Allah akan mengajarkan


kepadanya ketetapan-Nya, hikmah
kebijaksanaan, Taurat, dan Injil.

49. Dan (dia )sebagai Rasul kepada Bani


Israil, (dia pun berkata), “Aku telah
mendatangkan kepada kamu sesuatu
tanda dari Tuhanmu, yakni aku
membentuk (sesuatu) dari tanah seperti
keadaan burung-burung, lalu aku
meniupnya, maka sesuatu itu menjadi
burung-burung dengan izin Allah (sebagai
simbol para hawariyyun, sahabat setia
Isa). Dan aku dapat membebaskan orang
yang buta (dari kebutaan mata hatinya)
dan orang yang berpenyakit kusta (dari
sakit kronis yang ada dalam hatinya).
SURAT 3, AALI `IMROON 81 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

Dan aku dapat menghidupkan orang-orang


yang mati (jiwanya) dengan izin Allah, dan
aku akan beritahukan kepadamu apa-apa
yang hendak kamu makan dan apa-apa yang
perlu kamu simpan di rumahmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat suatu tanda (kebenaran
kerasulanku) bagimu, jika kamu memang
orang-orang yang mau beriman (kepadaku).

50. Dan (aku) sebagai seorang yang


membenarkan Taurat yang datang
sebelumku, dan aku akan menghalalkan
bagi kamu sebagian dari yang telah
diharamkan kepadamu. Dan aku telah
mendatangkan kepadamu sesuatu tanda
dari Tuhanmu. Oleh karena itu,
bertakwalah/sadarilah aturan Allah dan
taatlah kepadaku.

51. Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan


Tuhanmu. Oleh karena itu, menghambalah
kepada-Nya! Inilah tuntunan yang
permanen.”

52. Maka tatkala Isa merasakan akan adanya


penolakan dari antara mereka (Bani Israil),
dia pun berkata, “Siapakah yang akan
menjadi penolongku dalam menyampaikan
pesan Allah?” Para Hawariyyun (sahabat
setianya) menjawab, “Kamilah penolongmu
dalam menyampaikan pesan Allah itu; Kami
benar-benar beriman kepada Allah, dan
saksikanlah olehmu, bahwa sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang bertekad
berserah diri (kapada-Nya).

53. (Mereka pun bikin pernyataan di hadapan


Tuhannya), "Ya Tuhan kami! Kami benar-
benar beriman kepada apa-apa yang Engkau
turunkan, dan kami benar-benar akan
mengikuti Utusan-Mu. Oleh karena itu,
catatlah kami bersama orang-orang yang
sedang memberikan kesaksian.”
SURAT 3, AALI `IMROON 82 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

54. Dan mereka (orang-orang yang


menolak Isa) membuat tipu daya,
maka Allah pun membalas tipu daya
mereka. Dan Allah-lah sebaik-baik
pembalas tipu daya.

55. Ingatlah ketika Allah berfirman,


“Wahai Isa! Sesungguhnya Aku-lah
yang akan mewafatkanmu (secara
wajar) dan meninggikan derajatmu di
sisi-Ku, serta akan membersihkanmu
dari tuduhan orang-orang yang telah
mengufuri/menolakmu, dan akan
menjadikan orang-orang yang
mengikutimu di atas orang-orang yang
telah kufur (terhadapmu) pada hari
kiamat58/hari pembalasan. Kemudian
hanya kepada-Ku tempat kembalinya
perkara kamu, lalu Aku akan beri
keputusan di antara kamu tentang
perkara yang kamu (hai orang-orang
Yahudi) perselisihkan.

56. Maka adapun orang-orang yang telah


mengufuri (aturan-Ku), niscaya akan
Aku beri balasan siksa kepada mereka
dengan siksaan yang sangat keras di
dunia dan di akhirat, sedang mereka
tidak akan memperoleh orang-orang
yang dapat menolongnya.

57. Dan adapun orang-orang yang telah


beriman dan melakukan berbagai
kebaikan, maka Dia akan memberikan
pahala (akibat baik) secara penuh
kepada mereka. Sedangkan Allah tidak
akan menyukai orang-orang yang
menzalimi (orang lain).

58. Itulah (ketetapan Kami) yang Kami


bacakan kepadamu, sebagaii tanda-
tanda (kekuasaan Kami) dan sebagai
peringatan yang diputuskan dengan
tegas.
SURAT 3, AALI `IMROON 83 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

59. Sesungguhnya perumpamaan Isa


menurut Allah adalah seperti
adam 59a (manusia secara umum;
tidak ada yang istimewa). Dia pun
menciptakan Isa dari tanah 59b
(seperti manusia lain), kemudian
Dia berkata kepada sesuatu yang
ingin diciptakan-Nya, “Jadilah
engkau!” Maka jadilah ia59c (yang
tentunya melalui proses
penciptaan).

60. Kenyataan itu berasal dari Tuhanmu,


karena itu janganlah engkau
termasuk orang-orang yang bimbang
(terhadap kenyataan itu).

61. Oleh karena itu, siapa saja yang


masih terus membantahmu dalam
soal penciptaan Isa itu, setelah
engkau (sampaikan kepada mereka)
ilmu dari-Nya yaang telah sampai
kepadamu, maka katakanlah kepada
mereka, “Marilah kita panggil anak
buah kami dan anak buah kamu,
baik yang laki-laki maupun yang
perempuan, begitu pula pengikut
setia kami dan pengikut setia kamu,
kemudian marilah kita melakukan
doa mubahalah (dengan penuh
hikmat) agar kutukan Allah
ditimpakan kepada orang-orang
yang dusta (dalam keyakinannya).”

62. Sesungguhnya kejadian ini adalah


kisah nyata, padahal tidak ada
Tuhan yang hakiki selain Allah.
Sedangkan sesungguhnya Allah itu
Maha Perkasa lagi Yang Maha
menghakimi.

63. Namun jika mereka tetap berpaling,


maka sesungguhnya Allah Maha
Tahu orang-orang yang merusak
(prinsip keesaan Tuhan).
SURAT 3, AALI `IMROON 84 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

64. Katakanlah, “Wahai Ahli Kitab!


Marilah kita kembali kepada suatu
"kalimat/firman yang sama yang ada
di antara kami dan kamu 60", yakni
bahwa kita tidak akan menghamba
kecuali hanya kepada Allah dan kita
tidak akan mempersekutukan sesuatu
apa pun dengan-Nya, dan sebagian
dari kita pun tidak akan menjadikan
sebagaian yang lain (terutama para
tokoh agama) menjadi tuhan-tuhan
selain Allah. Jika mereka berpaling,
maka katakanlah kepadanya,
“Saksikanlah bahwa sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada-Nya).”

65. Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu


selalu mencari-cari hujah (untuk
kepentingan golonganmu) tentang
Ibrahim, sedangkan Taurat dan Injil
diturunkan setelah dia/Ibrahim?
Apakah kamu memang tidak mau
berpikir?

66. Begitulah kondisi kamu! Kamu itu


selalu mencari-cari hujah (untuk
kepentingan golongamu) tentang apa-
apa yang kamu tidak punya
pengetahuan terhadapnya, lalu kenapa
kamu masih terus-menerus mencari-
cari hujah (untuk kepentingan
golongamu) tentang apa-apa yang
kamu tidak punya pengetahuan
terhadapnya? Allah mengetahui
(hakikat sesuatu), sedangkan kamu
tidak mengetahuinya.

67. Ibrahim itu bukanlah golongan orang-


orang Yahudi dan bukan pula golongan
orang-orang Nasrani, akan tetapi dia
adalah seorang yang sangat setia
(kepada Tuhannya), selalu berserah
diri (kepada-Nya), dan dia bukanlah
golongan orang-orang yang musyrik.
SURAT 3, AALI `IMROON 85 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

68. Sesungguhnya manusia yang paling


dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang
yang mengikuti ajarannya, dan Nabi ini,
serta orang-orang yang telah beriman.
Sedangkan Allah adalah pelindung or-
ang-orang yang mau beriman.

69. Segolongan Ahli Kitab telah berharap


kalau bisa mereka itu akan menyesatkan
kamu. Padahal mereka tidak akan bisa
menyesatkan, kecuali kepada diri
mereka sendiri, namun mereka tidak
menyadarinya.

70. Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu


mengufuri tanda-tanda kekuasaan Al-
lah, padahal kamu sendiri menyaksikan
(kenyataannya)?

71. Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu


mengaburkan ajaran yang benar dengan
ajaran yang salah, sedangkan kamu
menyembunyikan ajaran yang benar itu,
padahal kamu mengetahui (tindakan itu
salah).

72. Dan ada segolongan dari Ahli Kitab yang


berkata (kepada sesamanya), “Percayai
saja ajaran yang diturunkan kepada or-
ang-orang yang telah beriman pada
awal siang (sementara) dan pada
akhirnya kufurilah ajaran itu (sebagai
tipu daya), supaya orang-orang yang
telah beriman itu mau kembali (untuk
tidak percaya lagi).

73. Akhirnya janganlah kamu percaya lagi,


kecuali kepada orang yang mengikuti
agamamu.” Katakanlah, “Sesungguhnya
petunjuk (yang harus diikuti itu)
hanyalah petunjuk yang berasal dari Al-
lah. Karena seseorang (dari golongan
apa pun) bisa saja diberi petunjuk (oleh-
Nya) seperti petunjuk yang pernah
diberikan kepada kamu (melalui nabi-
nabimu),
SURAT 3, AALI `IMROON 86 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

lalu dari sisi Tuhanmu mereka pun


dapat menyanggah hujahmu (yang
mengatakan bahwa seorang nabi itu
nggak mungkin datang dari luar Yahudi).”
Katakanlah, “Sesungguhnya karunia
kenabian itu ada di tangan Allah, Dia
akan memberikannya kepada siapa saja
yang layak Dia kehendaki. Sedangkan
Allah itu Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha Mengetahui (siapa-siapa saja
yang layak diberi karunia-Nya).”

74. Dia akan memberikan rahmat-Nya


secara khusus kepada siapa saja yang
layak Dia kehendaki. Dan Allah-lah
pemilik karunia yang agung.

75. Dan dari antara Ahli Kitab ada orang


yang jika engkau memberi kepercayaan
kepadanya (untuk mengurusi)
perbendaharaan harta, niscaya dia
akan melaksanakan tugasnya (dengan
baik) di hadapanmu. Namun dari antara
mereka ada juga orang yang yang jika
engkau memberi kepercayaan
kepadanya (untuk mengurusi) satu
dinar saja, niscaya dia tidak akan
melaksanakannya di hadapanmu,
kecuali engkau selalu menegurnya. Yang
demikian itu disebabkan mereka
berkata, “Tidak ada kewajiban bagi kami
(untuk melaksanakannya) di hadapan
golongan orang-orang yang bukan Ahli
Kitab.” Padahal mereka itu mengatakan
kedustaan atas nama Allah, sedangkan
mereka tahu (hal itu).

76. Sejatinya siapa saja yang


melaksanakan janji setianya dengan
penuh dan bertakwa/sadar akan
kewajibannya (sebagai warga negara),
maka sesungguhnya Allah mencintai or-
ang-orang yang bertakwa/sadar akan
hal itu.
SURAT 3, AALI `IMROON 87 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

77. Sesungguhnya orang-orang yang


memperjualbelikan janji terhadap Allah
dan sumpahnya dengan harga murah,
mereka itu tidak akan memperoleh
keuntungan/kebahagiaan di akhirat (di
kemudian hari dan di hari kemudian),
Allah tidak akan menyapa mereka, tidak
akan mempedulikan mereka pada hari
kiamat/hari pembalasan, tidak akan
membersihkan namanya, pada akhirnya
mereka pun akan memperoleh balasan
siksaan yang sangat pedih.

78. Dan sesungguhnya dari antara mereka


(Ahli Kitab) tentulah ada segolongan or-
ang yang pandai memutarbalikkan
lidahnya (mengarang-ngarang) ketetapan
agama, agar kamu mengira hal itu
termasuk dari ketetapan-Nya, padahal
itu bukanlah termasuk ketetapan-Nya.
Mereka pun berkata, “Itu dari sisi Allah,”
padahal itu bukanlah dari sisi Allah.
Mereka sedang mengatakan kedustaan
atas nama Allah, padahal mereka
mengetahui (kalau itu dusta).

79. Tidak mungkin ada seorang pun yang


diberi Allah suatu ketetapan, hikmah
kebijaksanaan, dan wahyu kenabian,
kemudian dia berkata kepada manusia,
“Jadilah kamu orang-orang yang
menghamba kepadaku di samping
menghamba kepada Allah,” akan tetapi
(dia pasti berkata), “Jadilah kamu
rohaniwan-rohaniwan yang mengajar-
kan ketetapan-Nya dan mengajarkan apa-
apa yang telah kamu mempelajarinya!”

80. Dan dia pun tidak akan mungkin


menyuruh kamu menjadikan malaikat
dan nabi-nabi sebagai tuhan-tuhan
(tandingan). Layakkah dia menyuruh
kamu untuk mengufuri (keesaan-Nya) di
saat kamu bersedia berserah diri kepada-
Nya?
SURAT 3, AALI `IMROON 88 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

81. Dan ingatlah ketika Allah mengambil


janji dari para nabi, “Manakala Aku
memberikan sesuatu ketetapan dan
sesuatu hikmah kebijaksanaan
kepadamu (melalui wahyu), lalu datang
kepada kamu seorang rasul yang
membenarkan apa-apa yang ada pada
kamu, tentu haruslah kamu mau benar-
benar beriman kepadanya dan mau
membelanya.” Allah berfirman, “Apakah
kamu setuju dan mau menerima
perjanjian-Ku yang demikian itu?”
Mereka menjawab, “Kami setuju dan
menerima.” Allah berfirman, ”Kalau
begitu bersaksilah kamu (wahai para
nabi) dan Aku pun menjadi saksi atas
kesaksianmu itu.”

82. Maka siapa saja yang berpaling


(melanggarnya) setelah perjanjian itu
disetujui, maka mereka itulah orang
yang yang durhaka/fasik.

83. Lalu mengapa mereka mencari agama


(aturan) selain agama (aturan) Allah,
padahal apa-apa yang ada di seluruh
langit dan bumi telah berserah diri
kepada-Nya, baik dengan suka maupun
tidak suka? Dan hanya kepada-Nya
mereka akan dikembalikan (untuk
dimintai pertanggungjawaban).

84. Katakanlah, “Kami beriman kepada Al-


lah dan kepada apa-apa yang
diturunkan (oleh-Nya) kepada kami dan
beriman kepada apa-apa yang
diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
Ishak, Yakub, dan keturunan rohaninya,
dan beriman kepada apa-apa yang
diberikan kepada Musa, Isa dan para
nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun dari
antara mereka. Dan hanya kepada-Nya
kami siap berserah diri.
SURAT 3, AALI `IMROON 89 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

85. Dan siapa saja yang mencari


(melakukan) tindakan yang tidak islami
(tindakan yang tidak mencerminkan
penyerahan diri terhadap-Nya) sebagai
aturan agama, maka hal itu tidak akan
diterima dari padanya, dan dia di akhirat
(di kemudian hari dan di hari kemudian)
akan termasuk orang-orang yang merugi.

86. Bagaimana Allah akan memberi


petunjuk kepada suatu kaum yang kufur
(terhadap aturan-Nya) sesudah
keimanannya, sedangkan mereka
sebelumnya mengakui bahwa Rasul itu
benar adanya, serta bukti-bukti yang
jelas telah sampai pula kepada mereka?
Sedangkan Allah tidak akan memberi
petunjuk lagi kepada kaum yang zalim
itu.

87. Balasan mereka itu pastilah akan


ditimpa kutukan Allah, kutukan malaikat,
dan kutukan berbagai kelompok
manusia,

88. sebagai orang-orang yang kekal di dalam


kutukan itu (selama masa balasannya
belum habis), tidak akan diringankan
siksaannya, dan mereka tidak akan
dipedulikan.

89. Lain halnya orang-orang yang mau


bertobat setelah itu, dan melakukan
perbaikan (akan kesalahannya), maka
sesungguhnya Allah Maha Mengampuni
lagi Maha Menyayangi (mereka).

90. Sesungguhnya orang-orang yang tetap


kufur sesudah keimanannya, kemudian
bertambah lagi kekufurannya
(perbuatan jahatnya menjadi-jadi),
maka tobat mereka tidak akan diterima,
dan mereka itulah orang-orang yang
tersesat (dari jalan yang benar).
SURAT 3, AALI `IMROON 90 Juz 3
= KELUARGA IMRAN

91. Sesungguhnya orang-orang yang telah


kufur dan mati dalam keadaan yang sangat
kufur, niscaya tidak akan diterima tebusan
emas sepenuh bumi dari seorang pun dari
antara mereka sekiranya dia hendak
menebus dengannya. Mereka itulah orang-
orang yang memperoleh balasan siksaan
yang sangat pedih dan mereka tidak akan
memperoleh orang-orang yang sanggup
menolongnya.
SURAT 3, AALI `IMROON = 91 Juz 4
KELUARGA IMRAN

92. Kamu tidak akan memperoleh


kebajikan, sebelum kamu
mengorbankan sebagian apa-apa yang
kamu cintai. Dan sesuatu apa pun yang
kamu korbankan (untuk kepentingan
umum), maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahuinya.

93. Semua makanan (yang dihalalkan bagi


orang-orang yang beriman) itu
sebenarnya halal bagi Bani Israil. Lain
halnya dengan makanan yang
diharamkan oleh Israil/Yakub untuk
dirinya sendiri (karena sesuatu sebab
tertentu), karena memang pada waktu
itu belum diturunkan Taurat. Oleh
karena itu, Katakanlah (kepada
mereka), "Datangkanlah Taurat lalu
bacalah (baik-baik) jika kamu orang-
orang yang benar-benar (mengikuti
Taurat)!”

94. Maka sesudah itu siapa pun yang


mengada-adakan kedustaan atas
nama Allah (soal halal haram), maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.

95. Katakanlah (kepada mereka),


“Benarlah firman Allah itu.” Oleh
karena itu, hendaklah kamu ikuti
agama Ibrahim, yang mana beliau
adalah orang yang sangat setia
(terhadap Tuhannya), dan beliau
tidaklah termasuk orang-orang yang
musyrik.

96. Sesungguhnya suatu rumah yang


pertama kali diletakkan dasar-
dasarnya untuk beribadah bagi
manusia adalah yang ada di Bakkah
(Mekah) sebagai rumah yang diberkahi
dan sebagai petunjuk bagi seluruh
bangsa.
SURAT 3, AALI `IMROON = 92 Juz 4
KELUARGA IMRAN

97. Di sana terdapat tanda-tanda bukti yang


jelas, terutama maqam/tingkat kesetiaan
dan kepasrahan Ibrahim (terhadap
Tuhannya). Dan siapa pun yang
memasukinya, pastilah dia akan aman.
Dan wajib atas manusia melaksanakan
ibadah haji karena Allah ke rumah itu ,
yakni bagi siapa saja yang mampu
mengadakan perjalanan ke sana. Dan
siapa saja yang mengufuri/menolak
(kewajiban itu), maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya (tidak membutuhkan)
pada semua bangsa.

98. Katakanlah, “Wahai Ahli Kitab! Mengapa


kamu mengufuri tanda-tanda kekuasaan
Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan
apa pun yang kamu kerjakan?”

99. Katakanlah, “Wahai Ahli Kitab! Mengapa


kamu menghalang-halangi orang yang
telah beriman dari jalan Allah, kamu
hendak mencari-cari kebengkokan pada
risalah-Nya, padahal kamu menyaksikan
(tidakan itu keliru)?” Dan Allah tidak akan
lengah terhadap apa pun yang kamu
kerjakan.

100. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Jika kamu mengikuti sebagian dari orang-
orang yang diberi Kitab itu, niscaya
mereka akan mengembalikan kamu
menjadi orang-orang yang akan mengufuri
(risalah-Nya) sesudah keimananmu
(terhadapnya).

101. Dan bagaimana kamu akan kufur, padahal


ayat-ayat Allah dibacakan kepadamu, dan
Rasul-Nya-pun berada di tengah-tengah
kamu? Siapa saja yang berpegang teguh
kepada petunjuk Allah, maka dia benar-
benar telah diberi petunjuk ke arah
tuntunan yang permanen.
SURAT 3, AALI `IMROON = 93 Juz 4
KELUARGA IMRAN

102. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Bertakwalah 61/sadarilah aturan Allah
dengan sebenar-benarnya kesadaran
terhadapnya dan janganlah sekali-kali
kamu mati kecuali dalam keadaan
berserah diri (patuh terhadap aturan-
Nya).

103. Dan berpegangteguhlah kamu kapada


tali (risalah) Allah secara kolektif, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan
ingatlah nikmat Allah yang diberikan
kepadamu ketika kamu dahulu
bermusuhan, lalu Allah melunakkan di
antara hati-hatimu, sehingga dengan
nikmat-Nya, kamu menjadi bersaudara,
sedangkan kamu dahulunya berada di
tepi jurang api penderitaan, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya.
Seperti itulah, Allah menerangkan tanda-
tanda kekuasaan-Nya kepadamu supaya
kamu memperoleh petunjuk.

104. Dan hendaklah ada dari antara kamu


segolongan orang-orang yang menyeru
manusia kepada kebaikan; menyuruh
(berbuat) sesuatu yang makruf, dan
mencegah dari sesuatu yang mungkar.
Dan mereka itulah orang-orang yang
akan memperoleh kajayaan.

105. Dan janganlah kamu menjadi seperti or-


ang-orang yang bercerai berai dan tetap
berselisih sesudah sampai kepada
mereka keterangan yang jelas. Dan
mereka itulah orang-orang yang akan
memperoleh siksaan yang sangat berat.

106. Pada hari itu ada wajah-wajah yang


putih berseri, dan ada pula wajah-wajah
yang hitam tegang. Maka adapun orang-
orang yang berwajah hitam tegang
(kepada mereka dikatakan), “Kamukah
yang kufur kembali sesudah kamu
beriman? Oleh karena itu, rasakanlah
siksaan ini disebabkan kekufuranmu itu.”
SURAT 3, AALI `IMROON = 94 Juz 4
KELUARGA IMRAN

107. Dan adapun orang-orang yang


berwajah putih berseri, maka mereka
berada dalam kasih-sayang Allah,
mereka kekal di dalamnya.

108. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami


bacakan kepada kamu dengan yang
sebenarnya, dan Allah tidak ingin
menzalimi (siapa pun) yang ada di
alam semesta.

109. Dan milik Allah-lah apa saja yang ada


di seluruh langit dan apa saja yang ada
di bumi, dan hanya kepada Allah
segala urusan dikembalikan.

110. Kamu (orang-orang yang beriman dan


mengerjakan banyak kebaikan) adalah
umat terbaik yang dihadirkan untuk
manfaat manusia; kamu selalu
menyuruh manusia berbuat yang
makruf, dan mencegahnya dari yang
mungkar, dan kamu senantiasa
beriman kepada Allah. Kalau sekiranya
Ahli Kitab mau beriman, tentulah itu
pilihan terbaik bagi mereka. Dari
antara mereka ada orang-orang yang
beriman, namun kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik/
durhaka.

111. Mereka (orang-orang yang durhaka) itu


tidak akan membahayakan kamu,
kecuali hanya gangguan di sana-sini.
Dan jika mereka memerangi kamu,
niscaya mereka akan mendesakmu
mundur ke belakang. Pada akhirnya
mereka pun tidak akan memperoleh
pertolongan (dari-Nya).

112. Mereka ditimpa kehinaan di mana saja


mereka dijumpai. Lain halnya jika
mereka (mau memperbaiki) hubungan
dengan Allah dan hubungan sesama
manusia.
SURAT 3, AALI `IMROON = 95 Juz 4
KELUARGA IMRAN

Namun mereka berkali-kali mendapat


murka dari Allah dan ditimpa kemiskinan
rohani. Yang demikian itu terjadi karena
mereka mengufuri tanda-tanda
kekuasaan Allah dan berusaha
membunuh nabi-nabi tanpa sesuatu
alasan yang dapat dibenarkan. Hal itu
juga karena mereka suka melanggar dan
melampaui batas (aturan Tuhan).

113. Mereka itu tidak semuanya sama.


Sebagian dari Ahli Kitab ada golongan
orang-orang yang baik (jujur, amanah,
menyukai kebenaran, cerdas
berwawasan luas, dll), mereka membaca
ayat-ayat Allah di saat-saat malam yang
hening, mereka bersujud62a (di hadapan
Tuhannya),

114. mereka beriman62b kepada Allah dan hari


akhir62c, mereka amar makruf dan nahi
mungkar, dan mereka berlomba-lomba
mengerjakan berbagai kebaikan.
Mereka itulah golongan orang-orang
yang saleh.

115. Dan kebaikan apa pun yang mereka


lakukan, tidak akan dihapus
pahalanya 62d. Sedangkan Allah Maha
Mengetahui orang-orang yang bertakwa/
sadar akan aturan-Nya.

116. Sesungguhnya orang-orang yang telah


kufur (terhadap aturan-Nya), niscaya
harta-harta dan anak-anak/anak buah
mereka, pasti tidak akan dapat
menolongnya sedikit pun dari hukuman
Allah. Dan mereka itulah orang-orang
yang akan berada dalam neraka (api
penderitaan), mereka kekal 63 di
dalamnya (selama masa hukumannya
belum habis).
SURAT 3, AALI `IMROON = 96 Juz 4
KELUARGA IMRAN

117. Perumpamaan apa-apa (uang) yang mereka


keluarkan untuk (kesenangan) kehidupan
duniawi ini, seperti perumpamaan suatu
angin yang mengandung salju yang
menimpa tanaman sebuah ladang milik
suatu kaum yang merusak 64 jiwanya
sendiri, lalu angin itu membinasakan
tanaman tersebut. Padahal Allah bukanlah
yang merusak mereka, akan tetapi
merekalah yang merusak jiwanya sendiri.

118. Wahai orang-orang yang beriman!


Janganlah kamu menjadikan orang-orang
yang (keimanannya) tidak seperti kamu
sebagai teman serahasia, karena mereka
suka kalau kamu mengalami kesulitan.
Mereka mengharapkan kamu menderita.
Kedongkolan mereka benar-benar telah
nyata keluar dari mulutnya, dan apa-apa
yang disembunyikan hati mereka itu lebih
besar lagi. Benar-benar telah Kami
terangkan kepadamu tanda-tanda (mereka)
jika kamu mau mengerti.

119. Kamulah yang mau mencintai mereka,


namun mereka tidak mau mencintaimu,
sedangkan kamu mau beriman kepada
semua isi kitab. Apabila mereka berjumpa
kamu, mereka berkata, “Kami percaya
(kepada kamu),” namun apabila mereka
telah pergi (darimu), mereka pun
mengepalkan jari-jarinya karena jengkel
kepadamu. Katakanlah, “Matilah kamu
bersama kejengkelanmu itu!”
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala isi hati seseorang.

120. Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya


mereka bersusah hati, namun jika
keburukan menimpamu, niscaya mereka
bersuka ria karenanya. Jika kamu bersabar
(tabah dalam menghadapi cobaan serta
gigih dalam perjuangan) dan bertakwa/
sadar akan aturan-Nya, niscaya tipu daya
mereka tidak akan mendatangkan mudarat
kepadamu sedikit pun.
SURAT 3, AALI `IMROON = 97 Juz 4
KELUARGA IMRAN

Sesungguhnya Allah Maha Peliput (selalu


meliput) apa pun yang mereka kerjakan.

121. Dan ingatlah ketika engkau/Muhammad


berangkat pagi-pagi meninggalkan
keluargamu untuk mengatur penempatan
orang-orang beriman pada pos-pos
strategis dalam peperangan. Dan Allah
pun Maha Mendengar (doamu) serta
Maha Mengetahui (kegigihanmu).

122. Ketika itu ada dua golongan dari pihak


kamu yang ingin (mundur dari perang
Uhud) karena takut kalah, padahal Allah-
lah yang akan menjadi pelindung mereka.
Oleh karena itu, hendaklah orang-orang
mukmin itu hanya bertawakal kepada
Allah (menyerahkan segala urusan
kepada-Nya).

123. Padahal (sebelumnya), Dia benar-benar


telah menolongmu dalam peperangan
Badar, sedangkan kamu dalam keadaan
lemah. Oleh karena itu, bertaqwalah/
sadarilah aturan Allah supaya kamu
nanti dapat menghargai (pertolongan-
Nya).

124. ketika itu engkau/Muhammad


mengatakan kepada orang-orang yang
beriman, “Apakah tidak cukup bagimu
bahwa Tuhanmu akan membantu kamu
dengan diturunkannya tiga ribu
malaikat?”

125. Ya pasti (mencukupi)! Jika kamu bersabar


(tabah dalam menghadapi cobaan serta
gigih dalam perjuangan) dan bertakwa/
sadar akan pertolongan-Nya apabila
dalam peperangan ini mereka menyerang
kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah
akan membantumu dengan lima ribu
malaikat yang akan diperlengkapi
(dengan apa-apa yang kamu butuhkan).
SURAT 3, AALI `IMROON = 98 Juz 4
KELUARGA IMRAN

126. Dan Allah tidak akan menjanjikan hal itu,


melainkan sebagai kabar gembira bagimu,
dan agar hatimu pun akan menjadi tenang
karenanya. Dan tidak akan ada kemenangan,
selain dari Allah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana (dalam segala hal).

127. (Melalui hal itu pula), Dia memutus mata


rantai orang-orang yang telah kufur dan
menumpasnya. Pada akhirnya mereka akan
berbalik menjadi orang-orang yang sial.

128. Mereka mau diterima tobatnya atau mau


disiksa lagi itu bukan menjadi urusanmu.
Karena sesungguhnya mereka itu adalah or-
ang-orang yang menzalimi (dirinya sendiri,
namun tidak sadar).

129. Dan milik Allah-lah apa saja yang ada di


seluruh langit dan apa saja yang ada di
bumi. Dia akan mengampuni/menghapus
dosa orang yang layak Dia kehendaki, dan
akan memberikan balasan siksaan kepada
orang yang layak Dia kehendaki. Dan Allah
itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

130. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Janganlah kamu memakan riba yang berlipat
ganda, dan bertakwalah/sadarilah aturan
Allah supaya kamu memperoleh
kemenangan.

131. Dan sadarilah akan adanya neraka (api


penderitaan) yang sudah diperhitungkan
bagi orang-orang yang kufur.

132. Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya supaya


kamu dikasih-sayangi (oleh-Nya).

133. Dan bersegeralah kamu menuju kepada


pengampunan dari Tuhanmu dan surga
(taman kebahagiaan), yang luasnya seluas
seluruh langit dan bumi, yang mana taman
kebahagiaan itu disediakan bagi orang-or-
ang yang bertakwa/sadar akan aturan-Nya.
SURAT 3, AALI `IMROON = 99 Juz 4
KELUARGA IMRAN

134. (Mereka itu) adalah orang-orang yang


mau berkorban, baik di waktu senang
maupun susah, orang-orang yang
menahan amarahnya, dan mau
memaafkan (kesalahan) orang lain.
Sedangkan Allah itu mencintai orang yang
melakukan kebaikan.

135. Dan (mereka pun) orang-orang yang


apabila melakukan perbuatan keji atau
menzalimi dirinya sendiri, maka mereka
pun segera mengingat Allah, lalu
memohon ampunan/penghapusan untuk
dosa-dosanya (akibat buruk
perbuatannya). Dan siapa (lagi) yang
dapat mengampuni/menghapus dosa-
dosa (akibat buruk perbuatan) jika bukan
Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan buruk yang pernah
dilakukannya, sedangkan mereka
mengetahui (kalau itu salah).

136. Mereka itulah yang akan memperoleh


pengampunan dari Tuhannya dan
berbagai surga (taman-taman
kebahagiaan) yang mengalir di sekitarnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.
Dan itulah senikmat-nikmat pahala
(akibat baik) bagi orang-orang yang
mengerjakan (berbagai kebaikan).

137. Benar-benar telah berlalu sebelum kamu


berbagai perilaku buruk (orang-orang
yang mendustakan aturan Tuhannya).
Oleh karena itu pelajarilah perjalanan
sejarah di bumi dan perhatikanlah
bagaimana nasib buruk orang-orang yang
mendustakan (aturan Tuhannya).

138. Ini semua adalah suatu keterangan untuk


semua manusia, dan menjadi petunjuk
serta pelajaran bagi orang-orang yang
mau bertakwa/mau menyadari aturan
Tuhannya.
SURAT 3, AALI `IMROON = 100 Juz 4
KELUARGA IMRAN

139. Dan janganlah kamu lemah/lembek


(dalam perjuangan), dan jangan
sampai kamu bersedih hati/mengeluh!
Sebenarnya kamu itu adalah umat yang
paling tinggi/unggul (dalam
mengalahkan lawan) jika kamu orang-
orang yang benar-benar beriman65.

140. Jika kamu (dalam peperangan)


mendapat luka, maka kaum yang
melawan kamu pun mendapat luka
yang serupa. Dan pada hari-hari
itulah, Kami pergilirkan hari-hari
kemenangan di antara manusia. Dan
(dengan perantaraannya), Allah
menampakkan orang-orang yang
benar-benar beriman. Pada akhirnya,
Dia menjadikan sebagian kamu
sebagai saksi-saksi (atas kezaliman
mereka). Sedangkan Allah tidak
menyukai orang-orang yang menzalimi
dirinya sendiri.

141. Dan (dengan perantaraan itu pula),


Allah menyaring orang-orang yang
benar-benar beriman dan membikikin
hancur (hati) orang-orang yang kufur.

142. Apakah kamu mengira bahwa kamu


(dengan gampang) akan bisa masuk
surga (taman kebahagiaan), padahal
Allah belum memberitahukan siapa-
siapa yang benar-benar berjihad/
berjuang dari antara kamu, sampai
akan diberitahukan-Nya orang-orang
yang sabar (tabah dalam menghadapi
cobaan serta gigih dalam perjuangan).

143. Dan sungguh dahulu kamu bercita-cita


berani mati (dalam medan
pertempuran) sebelum kamu terjun di
dalamnya; maka (sekarang) kamu
benar-benar telah melihat dan
menyaksikannya sendiri.

Dan judul surat 4,


AL-MAA'IDAH,
maupun yang di at
di bikin koma berd
SURAT 3, AALI `IMROON = 101 Juz 4
KELUARGA IMRAN

144. Dan Muhammad itu tidak lain, hanyalah


seorang Rasul, yang sebelumnya benar-
benar telah berlalu beberapa rasul.
Apakah jika dia wafat atau terbunuh
(dalam peperangan), kamu hendak
berbalik kepada keyakinanmu yang lama?
Siapa saja yang berbalik kepada
keyakinannya yang lama, maka ia tidak
akan dapat merugikan Allah sedikit pun.
Allah akan memberi balasan kepada or-
ang yang mau bersyukur/menghargai
(nikmat-Nya).

145. Dan seseorang itu tidak akan mati kecuali


dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang
telah ditentukan waktunya. Siapa pun yang
menginginkan ganjaran (perbuatan
baiknya) di dunia, niscaya ganjaran itu
akan Kami berikan kepadanya, dan siapa
pun yang menginginkan ganjaran
(perbuatan baiknya) di akhirat, niscaya
ganjaran itu juga akan Kami berikan
kepadanya, dan Kami akan memberi
balasan (perbuatan baik) orang-orang
yang mau bersyukur/menghargai (nikmat-
Nya).

146. Dan betapa banyak nabi yang berperang


didampingi sejumlah besar pengikutnya
yang setia. Mereka tidak akan menjadi
lembek karena cobaan yang telah
menimpanya di jalan Allah, tidak akan
menjadi lemah semangat, dan tidak akan
lengah. Sedangkan Allah mencintai orang-
orang yang sabar (tabah dalam
menghadapi cobaan serta gigih dalam
perjuangan).

147. Dan tidak lain ucapan mereka, selain


mereka doa, “Ya Tuhan kami! Ampunilah/
hapuslah dosa-dosa kami (akibat buruk
perbuatan kami) dan tindakan-tindakan
kami yang sekiranya berlebihan dalam
urusan kami, dan kokohkanlah keyakinan
kami, dan tolonglah kami untuk dapat
mengalahkan kaum yang kufur.”

, AN-NISAA', dan 5,
, baik yg di bawah garis
tasnya, tanda komanya
diri (').
SURAT 3, AALI `IMROON = 102 Juz 4
KELUARGA IMRAN

148. Maka Allah pun memberikan kepada


mereka ganjaran (perbuatan baiknya) di
dunia dan ganjarannya yang baik di
akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang
yang berbuat kebaikan.

149. Wahai orang-orang yang beriman! Jika


kamu menaati orang-orang yang kufur,
niscaya mereka akan mengembalikan
kamu kepada keyakinanmu yang lama,
yang pada akhirnya kamu pun akan
kembali menjadi orang-orang yang merugi.

150. Sesungguhnya Allah-lah Tuanmu, dan Dia-


lah penolong yang terbaik.

151. Akan Kami masukkan rasa gentar ke dalam


hati orang-orang yang kufur, disebabkan
mereka mempersekutukan sesuatu ajaran
lain dengan ajaran Allah, yang ajaran lain
itu tidak diberikan otoritas oleh-Nya. Dan
tempat perlindungan66a mereka adalah
neraka (api penderitaan), dan (itulah)
seburuk-buruk tempat kediaman orang-or-
ang yang zalim.

152. Dan sungguh Allah telah benar-benar


membuktikan kebenaran janji-Nya
kepadamu (yakni janji akan dibantu
dengan lima ribu malaikat dalam perang
Uhud), ketika kamu membikin mereka
merasakan kekalahan dengan izin-Nya.
Namun setelah Dia memperlihatkan
kepadamu kemenangan yang kamu
dambakan, kamu pun melanggar pesan
Rasul (dengan meninggalkan pos-pos
strategis, terutama para pemanah),
sampai-sampai ketika kondisimu lemah
(karena musuh bisa menempati pos-pos
strategis itu dan menyerang kamu dari
sana), kamu pun satu sama lain saling
menyalahkan. Dari antara kamu ada or-
ang yang menginginkan kesenangan
duniawi, dan dari antara kamu ada juga
orang yang menginginkan kesenangan
ukhrawi.
SURAT 3, AALI `IMROON = 103 Juz 4
KELUARGA IMRAN

Kemudian Allah menghindarkan kamu dari


serangan mereka (karena disangkanya
Muhammad yang tergeletak itu sudah
meninggal), agar diuji-Nya keimananmu.
Dan sungguh Dia benar-benar telah
memaafkan kesalahan kamu. Dan Allah-
lah Pemilik karunia untuk orang-orang
yang percaya (kepada pertolongan-Nya).

153. Ingatlah ketika kamu benar-benar bernafsu


(mengejar musuh dengan meninggalkan
pos-posmu), sedangkan kamu tidak peduli
nasehat dari siapa pun, termasuk Rasul
yang sedang memanggil-manggil kamu dari
arah yang lain, maka sesudah itu Allah pun
menimpakan kepadamu petaka demi
petaka, agar kamu tidak meratapi harta
rampasan yang luput dari kamu dan tidak
meratapi pula petaka yang menimpamu.
Dan Allah Maha Jeli terhadap kegigihan
yang kamu lakukan.

154. Kemudian sesudah petaka itu, Dia pun


menurunkan kedamaian lagi meneduhkan
yang meliputi segolongan dari antara
kamu, sedangkan segolongan lagi telah
dibikin harap-harap cemas oleh pikirannya
sendiri; yang mana mereka menyangka
terhadap Allah dengan sangkaan yang tidak
benar seperti sangkaan model jahiliyah.
Mereka pun bertanya, “Bolehkah kami ikut
campur sedikit saja dalam urusan ini?”
Katakanlah, “Sesungguhnya segala urusan
itu harus diniati karena Allah.” Mereka
menyembunyikan dalam hatinya apa-apa
yang tidak mereka tampakkan kepadamu.
Mereka berkata, “Kalau sekiranya kami
boleh ikut campur sedikit saja dalam
urusan ini, niscaya sebagian kita tidak
akan dibunuh di sini.” Katakanlah,
“Meskipun kamu ada di rumahmu, niscaya
orang-orang yang telah ditetapkan akan
mati terbunuh pun pasti keluar juga ke
tempat mereka terbunuh.”
SURAT 3, AALI `IMROON = 104 Juz 4
KELUARGA IMRAN

Sedangkan Allah hendak menguji apa-


apa yang ada di dalam hatimu dan
hendak membersihkan noda-noda yang
ada dalamnya. Dan Allah-lah Yang Maha
Mengetahui isi hati seseorang.

155. Sesungguhnya orang-orang yang telah


mengabaikan (pesan Rasul) dari antara
kamu pada hari berhadap-hadapan dua
pasukan (dalam perang Uhud),
sesungguhnya mereka hanyalah
digelincirkan oleh hawa nafsu setan
(disebabkannya). Itulah sebagian
kesalahan yang telah mereka perbuat,
dan Allah pun benar-benar telah
memaafkan mereka. Sesungguhnya Allah
itu Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun.

156. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Janganlah kamu seperti orang-orang
yang telah kufur, yang mana mereka
mengatakan kepada saudara-
saudaranya apabila mereka mengadakan
perjalanan di bumi atau berperang,
“Kalau sekiranya mereka ada di pihak
kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak
terbunuh.” Demikianlah Allah hendak
menimbulkan rasa penyesalan di hati
mereka. Sedangkan Allah-lah yang
menghidupkan dan yang mematikan, dan
Allah pula Yang Maha Melihat apa pun
yang kamu kerjakan.

157. Sedangkan jika kamu benar-benar


terbunuh di jalan Allah atau mati,
pastilah ampunan Allah dan rahmat-Nya
lebih baik daripada harta yang mereka
kumpulkan.

158. Dan sungguh jika kamu mati atau


terbunuh, pastilah hanya kepada Allah
kamu akan dihimpun (untuk dianugerahi
ampunan dan rahmat).
SURAT 3, AALI `IMROON = 105 Juz 4
KELUARGA IMRAN

159. Karena rahmat dari Allah, maka engkau


dapat berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Dan kalau engkau bersikap keras
dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena
itu maafkanlah mereka dan
mohonkanlah ampunan/penghapusan
untuk dosa mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka
dalam berbagai urusan. Lalu apabila
engkau telah mengambil keputusan
secara bulat, maka bertawakallah/
serahkanlah (urusan itu) ke hadapan Al-
lah. Sesungguhnya Allah itu mencintai
orang-orang yang mau bertawakal.

160. Jika Allah hendak menolong kamu, maka


tidak ada satu kekuatan pun yang dapat
mengalahkanmu. Namun jika Allah
hendak membiarkanmu terlantar, maka
siapakah yang dapat menolongmu
sesudah itu? Oleh karena itu, hendaklah
orang-orang yang beriman menyerahkan
segala urusannya kehadapan Allah.

161. Dan tidak mungkin seorang nabi akan


membelenggu (tidak memberi
kemerdekaan kepada umatnya). Siapa
saja yang membelenggu manusia,
niscaya pada hari kiamat/hari
pembalasan, dia akan datang dengan
menanggung akibatnya. Kemudian setiap
orang akan diberi balasan dengan
sempurna sesuai dengan perbuatan yang
dilakukannya, dan mereka pun tidak akan
dizalimi (hak-haknya).

162. Lantas apakah orang yang mengikuti


keridaan Allah itu nasibnya seperti or-
ang yang kembali dengan menanggung
kemurkaan dari Allah, sedangkan tempat
perlindungannya 66b adalah neraka
Jahanam (api penderitaan yang
berkobar-kobar)? Dan itulah seburuk-
buruk tempat kepindahan67.
SURAT 3, AALI `IMROON = 106 Juz 4
KELUARGA IMRAN

163. Mereka (orang-orang yang mengikuti


keridaan Allah) itu akan memperoleh
berbagai derajat di sisi Allah. Sedangkan
Allah itu Maha Melihat perbuatan baik
yang mereka kerjakan.

164. Sungguh Allah benar-benar telah


memberi karunia kepada orang-orang
yang beriman ketika Dia mengutus di
tengah-tengah mereka seorang Rasul
dari kalangan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat-
Nya, menyuci jiwa mereka (yang kotor),
dan mengajarkan kepada mereka
ketetapan-Nya, dan hikmah
kebijaksanaan (dari-Nya). Dan
sesungguhnya mereka sebelum itu,
benar-benar dalam kesesatan yang
nyata.

165. Dan tatkala kamu ditimpa musibah/


kekalahan (dalam perang Uhud), yang
sebelumnya (dalam perang Badar) kamu
telah menimpakan kekalahan dua kali
lipat kepada mereka, lalu mengapa kamu
bertanya, "Kenapa musibah/kekalahan
ini bisa terjadi?” Katakanlah,
“Kekalahan itu berasal dari salahmu
sendiri.” Sesungguhnya Allah Maha
Penentu atas segala sesuatunya.

166. Dan apa pun yang menimpa kamu ketika


dua pasukan berhadap-hadapan adalah
dengan izin Allah. Akhirnya dapat
dikeketahui Allah siapa-siapa saja or-
ang-orang yang benar-benar beriman,

167. dan siapa-siapa saja orang-orang yang


munafik. Kepada mereka ini dikatakan,
“Marilah berperang di jalan Allah atau
bertahanlah (di Madinah).” Mereka
menjawab, “Sekiranya kami mengetahui
(bagaimana cara) berperang, tentulah
kami mengikuti kamu.” Mereka pada hari
itu lebih dekat kepada kekufuran
daripada keimanan.
SURAT 3, AALI `IMROON = 107 Juz 4
KELUARGA IMRAN

Mereka mengatakan dengan mulutnya


apa-apa yang tidak ada dalam hatinya.
Dan Allah paling mengetahui apa-apa
yang mereka sembunyikan.

168. (Mereka itulah) orang-orang yang


berkata kepada saudara-saudaranya
sambil duduk-duduk, “Sekiranya mereka
mengikuti kita, tentulah mereka tidak
terbunuh.” Katakanlah, “Cegahlah
kematian itu dari dirimu jika kamu or-
ang-orang yang benar-benar (dapat
mencegahnya!”

169. Dan jangan sekali-kali kamu mengira


bahwa orang-orang yang terbunuh di
jalan Allah itu mati, namun mereka itu
hidup dengan dianugerahi rezeki dari
sisi Tuhannya.

170. (Mereka itu) dalam keadaan bersuka-ria


karena karunia yang diberikan Allah
kepadanya, dan bergembira-ria bertemu
orang-orang yang sebelumnya belum
pernah berhubungan dengannya;
mereka itu (sama-sama) tidak ada
perasaan khawatir dan tidak bersedih
hati.

171. Mereka bergembira-ria dengan nikmat


dan karunia dari Allah. Dan
sesungguhnya Allah itu tidak akan
menyia-nyiakan pahala (akibat baik)
bagi orang-orang yang beriman.

172. (Mereka itulah) orang-orang yang


mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya
setelah mereka mendapat luka (dalam
perang Uhud). Orang-orang dari antara
mereka yang melakukan kebaikan dan
bertakwa/sadar akan aturan-Nya akan
memperoleh pahala (akibat baik) yang
agung.
SURAT 3, AALI `IMROON = 108 Juz 4
KELUARGA IMRAN

173. (Mereka itulah) orang-orang yang, ketika


ada orang lain mengatakan kepadanya,
“Orang-orang (dari berbagai golongan)
telah bersepakat untuk menyerang kamu.
Oleh karena itu, takutlah kepada
mereka.” Justru ucapan itulah yang
menambah (semangat) keimanan
mereka, sembari menjawab, “Cukuplah
Allah (yang akan membantu) kami, dan
Dia-lah sebaik-baik yang akan selalu
mengurusi kami.”

174. Akhirnya mereka pun dapat kembali


(dengan kemenangan) karena nikmat dan
karunia dari Allah, tidak lagi ditimpa
sesuatu yang buruk, lantas mereka pun
selalu mengharapkan keridaan Allah.
Sedangkan Allah itu Pemilik karunia
yang agung.

175. Sesungguhnya mereka itulah setan (or-


ang-orang jahat) yang menakut-nakuti
kamu dengan perantaraan teman-teman
setianya. Oleh karena itu, janganlah
kamu takut ancaman mereka, tetapi
takutlah kepada-Ku jika kamu orang-or-
ang yang benar-benar beriman.

176. Dan janganlah engkau digelisahkan


oleh orang-orang yang cepat-cepat
melakukan perbuatan kufur.
Sesungguhnya mereka tidak akan dapat
merugikan Allah sedikit pun. Allah tidak
ingin memberikan sebagian
kebahagiaan pun kepada mereka di
akhirat (di kemudian hari dan di hari
kemudian), dan mereka akan
memperoleh siksaan yang sangat berat.

177. Sesungguhnya orang-orang yang


memilih perbuatan kufur dari pada
perbuatan baik yang berdasarkan
keimanan, mereka tidak akan dapat
merugikan Allah sedikit pun, dan mereka
akan memperoleh siksaan yang sangat
pedih.
SURAT 3, AALI `IMROON = 109 Juz 4
KELUARGA IMRAN

178. Dan jangan sekali-kali orang-orang yang telah


kufur itu mengira, bahwa penangguhan yang
Kami berikan kepada mereka itu lebih baik
bagi dirinya. Sesungguhnya penangguhan
yang Kami berikan kepada mereka hanyalah
agar mereka semakin bertambah-tambah
dosanya, pada akhirnya mereka akan
memperoleh siksaan yang menghinakan.

179. Allah tidak akan membiarkan orang-orang


yang beriman dalam keadaan yang kamu
alami sekarang68, sampai nantinya Dia akan
bedakan mana orang yang salah
(keimanannya) dan mana orang yang benar-
benar beriman. Sedangkan Allah tidak akan
menampakkan kepadamu rahasia gaib-Nya,
namun dibalik itu Allah akan memilih siapa
pun yang layak Dia kehendaki dari antara
rasul-rasul-Nya. Oleh karena itu, berimanlah
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Jika kamu
beriman serta bertakwa/menyadari aturan-
Nya, maka kamu pun akan memperoleh
pahala (akibat baik) yang agung.

180. Dan jangan sekali-kali orang-orang yang


bakhil (tidak mau mengorbankan) sebagian
karunia/rezeki yang diberikan Allah kepada
mereka mengira, bahwa kebakhilan itu akan
berdampak baik bagi mereka, namun justru
akan berdampak buruk baginya. Rezeki apa
pun yang mereka bakhilkan itu akan
dibebankan kepadanya pada hari kiamat/hari
pembalasan. Dan milik Allah-lah harta pusaka
yang ada di seluruh langit dan bumi.
Sedangkan Allah itu Maha Maha Jeli terhadap
apa pun yang kamu kerjakan.

181. Sungguh Allah telah benar-benar mendengar


perkataan orang-orang yang mengatakan,
“Sesungguhnya Allah itu fakir (membutuhkan
kita) dan kami kaya (tidak membutuhkan
Dia).” Kami akan mencatat perkataan mereka
dan usahanya membunuh nabi-nabi tanpa
ada alasan yang dapat dibenarkan, dan Kami
berkata (kepada mereka), “Rasakanlah
olehmu balasan siksaan api yang membakar!
SURAT 3, AALI `IMROON = 110 Juz 4
KELUARGA IMRAN

182. Demikian itu disebabkan oleh perbuatan


tanganmu sendiri." Dan sesungguhnya Allah
tidak pernah menzalimi orang yang selalu
menghamba (kepada-Nya).

183. (Mereka itu) orang-orang yang telah berkata,


“Sesungguhnya Allah telah menjanjikan
kepada kami, agar kami tidak beriman kepada
seorang rasul, sebelum rasul itu
mendatangkan kepada kami kurban yang
dimakan api.” Katakanlah, “Rasul-rasul
sebelumku benar-benar telah mendatangkan
kepadamu bukti-bukti yang terang benderang
dan telah mendatangkan apa-apa yang kamu
sebutkan, lalu kenapa kamu benar-benar
berusaha membunuh mereka jika kamu or-
ang-orang yang benar.”

184. Kemudian jika mereka tetap mendustakan


engkau, maka rasul-rasul sebelum engkau pun
benar-benar telah didustakan, rasul-rasul itu
telah mendatangkan kepada mereka bukti-
bukti yang terang benderang, dan
mendatangkan lembaran-lembaran wahyu
serta ketetapan-Nya yang memberikan
penerangan.

185. Setiap orang akan merasakan mati. Dan


sesungguhnya pada hari kiamat/hari
pembalasanlah, pahalamu (akibat baik dari
perbuatanmu) akan diberikan secara penuh
kepadamu. Siapa saja yang diselamatkan
dari neraka (api penderitaan) dan
dimasukkan ke dalam surga (taman
kebahagiaan), maka dia benar-benar telah
berbahagia. Dan kesenangan hidup duniawi69
itu hanyalah kesenangan yang selalu menipu
(orang).

186. Sungguh kamu benar-benar akan diuji dengan


perantaraan hartamu dan jiwamu. Dan kamu
pun secara pasti akan mendengar suara-
suara yang sangat menyakitkan hati dari or-
ang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu
dan dari orang-orang musyrik itu.
SURAT 3, AALI `IMROON = 111 Juz 4
KELUARGA IMRAN

Jika kamu bersabar (tabah menghadapi


ujian serta gigih dalam perjuangan) dan
bertakwa/sadar akan aturan-Nya, maka
sesungguhnya prilaku yang demikian itu
berasal dari kebulatan tekad dalam
menjalankan perintah-perintah Tuhan.

187. Dan ingatlah ketika Allah memegang janji


dari orang-orang yang telah diberi Kitab,
yakni, “Hendaklah kamu benar-benar
menjelaskan janjimu itu kepada manusia
(yakni ikrarmu 70, akan beriman kepada
setiap rasul yang telah datang dan akan
membelanya), dan janganlah kamu
menyembunyikannya,” lalu mereka
membuang janji itu ke belakang punggung
mereka dan menukarnya dengan harga yang
sangat murah. Maka itulah seburuk-buruk
apa-apa yang mereka menukarkannya.

188. Janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa 0


orang yang berbangga ria dengan
perantaraan apa-apa yang telah mereka
berikan, sedangkan mereka itu suka dipuji
dengan perantaraan perbuatan yang
sebenarnya mereka tidak melakukannya
sendiri. Oleh karena itu, janganlah sekali-
kali kamu mengira, bahwa mereka akan
dapat lolos dari siksaan. Mereka itu akan
memperoleh siksaan yang sangat pedih.

189. Dan hanya milik Allah-lah kekuasaan di


seluruh langit dan bumi, dan Allah Maha
Penentu segala sesuatunya.

190. Sesungguhnya dalam penciptaan seluruh


langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang, tentulah terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
berakal sehat.

191. (Merekalah) orang-orang yang mengingat


(kekuasaan) Allah, baik dalam keadaan
berdiri, duduk, maupun dalam keadaan
berbaring, dan mereka tafakur/memikirkan
tentang penciptaan seluruh langit dan bumi
(sembari berkata),
SURAT 3, AALI `IMROON = 112 Juz 4
KELUARGA IMRAN

“Ya Tuhan kami! Engkau menciptakan semua


ini tidaklah akan sia-sia; Maha Suci Engkau
(dari segala kelemahan). Oleh karena itu,
sadarkanlah kami akan adanya siksaan
neraka (bagi orang-orang yang kufur).

192. Ya Tuhan kami! Sesungguhnya seseorang


yang Engkau masukkan ke dalam neraka (api
penderitaan), maka Engkau benar-benar
telah menghinakannya. Dan bagi orang-or-
ang yang zalim itu tidak ada orang-orang
yang dapat menolongnya.

193. Ya Tuhan kami! Sesungguhnya kami


mendengar seseorang yang mengajak
kepada keimanan, (yang berkata kepada
kami), 'Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,'
maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami!
Ampunilah/hapuslah dosa-dosa kami
(akibat buruk perbuatan kami), dan tutuplah
keburukan-keburukan kami, dan matikanlah
kami bersama orang-orang yang melakukan
kebajikan.

194. Ya Tuhan kami! Selanjutnya berilah kami


pertolongan yang telah Engkau janjikan
kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan
janganlah Engkau nistakan kami pada hari
kiamat/hari pembalasan. Sesungguhnya
Engkau tidak akan pernah mengingkari janji.”

195. Lalu Tuhan mereka pun mengabulkan


permohonannya (seraya berfirman),
“Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-
nyiakan amal seseorang yang beramal dari
antara kamu, baik laki-laki maupun
perempuan, (karena) sebagian kamu dengan
sebagian yang lain (mempunyai hak yang
sama). Maka orang-orang yang berhijrah
karena diusir dari kampung halamannya,
serta disakiti pada jalan-Ku, dan mereka pun
berperang, yang pada akhirnya terbunuh,
pastilah akan Aku tutup keburukan-
keburukan mereka dan akan Aku masukkan
mereka ke dalam surga-surga (taman-taman
kebahagiaan)
SURAT 3, AALI `IMROON = 113 Juz 4
KELUARGA IMRAN

yang mengalir di sekitarnya sungai-sungai,


sebagai ganjaran dari sisi Allah. Dan di
sisi Allah-lah ada ganjaran yang terbaik.”

196. Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh


(perbuatan maksiat) yang berulang-ulang
dari orang-orang yang kufur di berbagai
negeri/daerah.

197. Itu hanyalah kesenangan sementara,


kemudian tempat perlindungan71 mereka
adalah neraka Jahanam (api penderitaan
yang berkobar-kobar). Dan itulah seburuk-
buruk ayunan api.

198. Akan tetapi orang-orang yang bertakwa/


menyadari aturan Tuhannya, mereka akan
memperoleh surga-surga (taman-taman
kebahagiaan) yang mengalir di sekitarnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya,
sebagai anugerah dari sisi Allah. Dan
anugerah dari sisi Allah itulah pilihan
terbaik bagi orang-orang yang melakukan
kebajikan.

199. Dan sesungguhnya sebagian dari antara


Ahli Kitab itu ada orang yang beriman
kepada Allah dan kepada wahyu yang
diturunkan kepada kamu, dan wahyu yang
diturunkan kepada mereka, mereka mau
merendahkan diri kepada Allah, dan
mereka tidak mau memperjualbelikan
ayat-ayat Allah dengan harga yang murah.
Mereka itulah yang akan memperoleh
memperoleh pahala (akibat baik) dari sisi
Tuhannya. Sesungguhnya Allah sangat
cepat memperhitungkan (perbuatan baik
seseorang).

200. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Bersabarlah (tabahlah dalam menghadapi
cobaan serta gigihlah dalam perjuangan),
dan tingkatan ketabahan serta
kegigihanmu, dan jalinlah hubungan
persaudaraan, dan bertakwalah/sadarilah
aturan Allah supaya kamu memperoleh
kemenangan/kejayaan.
SURAT 4, AN-NISAA' = 114 Juz 4
PEREMPUAN-PEREMPUAN

4. SURAT AN-NISAA' = PEREMPUAN-PEREMPUAN


Turun di Madinah: 176 ayat

Dengan perantaraan nama Allah Yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang.

1. Wahai manusia! Bertakwalah/sadarilah aturan


Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari dzat
yang satu jenis 72a (sperma), dan Dia
menciptakan pasangannya (sel telur) karena72b
(kerja) sperma; dan dari keduanya Allah
mengembangbiakkan banyak sekali laki-laki dan
perempuan. Bertakwalah/sadarilah aturan Al-
lah, yang kamu selalu memohon kasih sayang
kepada-Nya. Dan Sesungguhnya Allah-lah yang
selalu mengawasimu.

2. Dan berikanlah kepada anak-anaak yatim harta


mereka, janganlah kamu menukar (hartamu)
yang buruk dengan (harta mereka) yang baik,
dan janganlah kamu memakan
(mencampuradukkan) harta mereka ke dalam
hartamu. Sesungguhnya perbuatan itu adalah
dosa yang besar.

3. Dan jika kamu khawatir tidak akan dapat


berlaku adil terhadap anak-anak yatim (apabila
kamu menikahi ibunya), maka nikahilah
perempuan-perempuan lain (termasuk yang
tidak punya anak yatim) yang sekiranya
berdampak baik untuk (masa depan)-mu, baik
dua, tiga, maupun empat. Tetapi jika kamu
khawatir tidak akan dapat berlaku adil
(terhadap masing-masingnya), maka
(nikahilah) seorang saja, atau (nikahilah dari
antara) perempuan-perempuan yang ada di
bawah kekuasaanmu. Yang demikian itu lebih
dekat (lebih mudah) agar kamu tidak
menyimpang (dari prinsip keadilan).
SURAT 4, AN-NISAA' = 115 Juz 4
PEREMPUAN-PEREMPUAN

4. Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada


perempuan-perempuan itu (dalam pernikahan)
dengan penuh keikhlasan. Namun jika mereka
dengan baik hati memberikan dengan ikhlas
kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu,
maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu
dengan sepenuh hati.

5. Dan janganlah kamu serahkan hartamu


kepada orang-orang yang belum bisa
mengurus dirinya sendiri, yang mana kamu
punya tanggung jawab untuk mengurusnya.
Namun kewajibanmu memberikan kebutuhan
sandang pangan, serta papannya, dan
berbicaralah terhadap mereka dengan tutur
kata yang baik.

6. Dan ujilah anak-anak yatim sampai mereka


cukup dewasa untuk menikah. Kemudian jika
kedewasaan mereka menurutmu sudah
nampak, maka serahkanlah kepada mereka
hartanya. Dan janganlah kamu memakan/
mengambil sebagian harta anak yatim) dengan
cepat-cepat melebihi batas kewajaran karena
kamu takut mereka akan segera dewasa.
Adapun orang yang berada/mampu, maka
hendaklah dia menahan diri (dari memakan/
mengambilnya). Sedangkan orang yang benar-
benar membutuhkan, maka bolehlah dia
memakan/mengambil (sebagian kecil harta itu)
dengan cara yang wajar. Lantas apabila kamu
menyerahkan harta itu kepada mereka, maka
hendaklah kamu menghadirkan saksi-saksi di
hadapan mereka. Dan cukuplah Allah yang
akan membikin perhitungan (terhadap orang
yang curang).

7. Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta


peninggalan kedua orang tua dan peninggalan
kerabatnya yang terdekat, dan juga bagi
perempuan ada hak bagian dari harta
peninggalan kedua orang tua dan peninggalan
kerabatnya yang terdekat, baik sedikit maupun
banyak sebagai bagian yang telah ditentukan.
SURAT 4, AN-NISAA' = 116 Juz 4
PEREMPUAN-PEREMPUAN

8. Dan apabila saat pembagian itu hadir or-


ang-orang yang punya hubungan kerabat
terdekat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, maka berilah mereka dari harta itu
(sewajarnya) dan berbicaralah terhadap
mereka dengan tutur kata yang baik.

9. Dan orang-orang yang sepeninggalnya ada


keturunan, hendaklah ada rasa takut kalau
sekiranya mereka meninggalkan keturunan
yang lemah (baik ilmu maupun amal/karya),
yang mana mereka menghawatirkan (nasib
buruk) yang bisa menimpa keturunannya
(jika lemah dalam dua hal itu). Oleh karena
itu, hendaklah mereka bertakwa/sadar akan
aturan Allah, hendaklah mereka bertutur
kata (dalam mendidiknya) dengan tutur kata
yang sesuai dengan batasan/aturan-Nya.

10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan


harta anak yatim secara tidak wajar, maka
sebenarnya mereka itu memakan/
memasukkan api ke dalam perutnya, dan
mereka nantinya akan masuk ke dalam api
penderitaan yang menyala-nyala.

11. Allah mengirim pesan kepadamu tentang


(pembagian warisan) anak-anakmu: bagian
satu orang anak laki-laki sama dengan bagian
dua orang anak perempuan. Lantas jika
anak-anak itu semuanya perempuan yang
jumlahnya lebih dari dua orang, maka
bagian mereka dua pertiga dari harta
peninggalan. Dan jika anak perempuan itu
satu orang saja, maka ia memperoleh
setengahnya. Dan untuk kedua ibu-
bapaknya, bagian masing-masing
seperenam dari harta peninggalan jika dia
(yang meninggal) mempunyai anak. Namun
jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai
anak dan yang mewarinya hanya kedua ibu-
bapaknya, maka ibunya (ibu bapaknya
masing-masingnya) mendapat sepertiga. Lalu
jika dia (yang meninggal) mempunyai
beberapa saudara,
SURAT 4, AN-NISAA' = 117 Juz 4
PEREMPUAN-PEREMPUAN

maka ibunya (ibu bapaknya masing-


masingnya) mendapat seperenam, yang
tentunya sesudah (dibereskan) wasiat yang
dia buat dan (dibayar) utangnya. Kamu tidak
akan mengetahui tentang orang tuamu dan
anak-anakmu, siapa dari antara mereka yang
lebih banyak manfaatnya bagimu. Hal ini
sebagai ketetapan Allah. Sesungguhnya Al-
lah-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana (dalam menetapkan segala
sesuatunya).

12. Dan kamu (para suami) akan memperoleh


seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh
istri-istrimu jika mereka tidak mempunyai
anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu
mempunyai anak, maka kamu memperoleh
seperempat dari harta yang ditinggalkannya,
yang tentunya sesudah (dibereskan) wasiat
yang mereka buat dan (dibayar) utangnya.
Dan para istri memperoleh seperempat harta
yang kamu tinggalkan jika kamu tidak
mempunyai anak. Namun jika kamu
mempunyai anak, maka para istri
memperoleh seperdelapan dari harta yang
kamu tinggalkan, yang tentunya sesudah
(dibereskan) wasiat yang kamu buat dan
(dibayar) utangmu. Dan jika seseorang yang
meninggal, baik laki-laki maupun perempuan
sebagai "kalaalah", yakni seseorang yang
meninggal yang orang tuanya sudah tidak
ada dan tidak mempunyai anak/keturunan,
tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki
(satu ibu) dan seorang saudara perempuan
(satu ibu), maka masing-masing dari
keduanya itu memperoleh seperenam harta
peninggalan. Tetapi jika saudara-saudaranya
(satu ibu) itu lebih banyak dari dua orang,
maka sepertiga dari peninggalannya itu
dibagi sama (untuk masing-masingnya), yang
tentunya sesudah (dibereskan) wasiat yang
dibuatnya dan (dibayar) utangnya, tanpa
adanya seorang ahli waris pun yang
dirugikan. Itu sebagai pesan dari Allah.
Sedangkan Allah-lah Yang Maha Mengetahui
lagi Yang Maha Menyantuni.
SURAT 4, AN-NISAA' = 118 Juz 4
PEREMPUAN-PEREMPUAN

13. Itulah batasan-batasan (ketentuan) Allah.


Siapa saja yang menaati Allah dan Rasul-
Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke
dalam surga-surga (taman-taman
kebahagiaan) yang mengalir di sekitarnya
sungai-sungai, sebagai orang-orang yang
akan kekal di dalamnya. Dan itulah
kebahagiaan yang sangat agung.

14. Dan siapa saja yang mendurhakai Allah


dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas
ketentuan-Nya, niscaya Dia akan
memasukkannya ke dalam neraka (api
penderitaan), sebagai orang yang kekal di
dalamnya (selama masa hukumannya
belum habis). Dan dia akan memperoleh
siksaan yang menghinakannya.

15. Adapun dari antara perempuan-perempuan


kamu yang melakukan perbuatan keji, maka
hendaklah kamu mendatangkan empat or-
ang saksi dari antara kamu di depan
mereka. Oleh karena itu, jika para saksi itu
benar-benar telah menyaksikannya, maka
tahanlah mereka (perempuan itu) di dalam
rumah sampai kematian menjemputnya
atau sampai Allah memberikan solusi
(lain) baginya.

16. Dan terhadap dua orang yang melakukan


perbuatan keji dari antara kamu, maka
hendaklah kamu (para hakim) menjatuhkan
hukuman kepada keduanya. Jika keduanya
tobat dan memperbaiki diri, maka
hendaklah kamu menghindar dari
menghukum mereka. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

17. Sesungguhnya tobat yang layak diterima


Allah itu hanyalah tobatnya orang-orang
yang yang mengerjakan keburukan karena
ketidaktahuannya, kemudian mereka segera
bertobat. Mereka itulah yang diterima
tobatnya oleh Allah. Sedangkan Allah-lah
Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana (dalam menerima tobat
seseorang).
SURAT 4, AN-NISAA' = 119 Juz 4
PEREMPUAN-PEREMPUAN

18. Dan tidaklah (diterima Allah) tobatnya or-


ang-orang yang mengerjakan berbagai
kejahatan (secara terus-menerus) sampai
saat-saat kematian menghampiri
seseorang dari antara mereka, (barulah)
dia berkata, “Saya benar-benar bertobat
sekarang.” Dan tidak pula (diterima oleh-
Nya) tobatnya orang-orang yang meninggal,
sedangkan mereka dalam keadaan yang
sangat kufur. Bagi mereka itu telah Kami
sediakan siksaan yang sangat pedih.

19. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Tidak halal bagi kamu mewarisi
(membiarkan) perempuan dengan
mengumbar kebencian dan janganlah
kamu sengaja membikin susah mereka agar
kamu dapat mengambil kembali sebagian
dari apa-apa yang telah kamu berikan
kepadanya, kecuali kalau mereka
melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan
bergaullah dengan mereka dengan cara
yang baik. Jika kamu ada rasa benci
terhadap (sesuatu yang ada pada ) mereka,
(maka janganlah kamu ungkapkan), karena
boleh jadi kamu merasa benci terhadap
sesuatu, padahal di balik itu Allah hendak
menjadikan kebaikan yang banyak (di
kemudian hari).

20. Dan jika kamu sudah bulat berkeinginan


untuk mengganti istrimu dengan istri yang
lain, sedangkan kamu telah memberikan
sekumpulan harta kepada seorang dari
antara mereka, maka janganlah kamu
mengambil kembali sedikit pun darinya.
Apakah kamu akan tetap mengambilnya
kembali dengan cara yang curang, sambil
melakukan perbuatan dosa secara terang-
terangan?

21. Dan bagaimana kamu akan mengambilnya


kembali, padahal kamu telah bergaul
mesra satu sama lain (sebagai suami-istri).
Dan mereka pun telah memegang janji setia
dari kamu.
SURAT 4, AN-NISAA' = 120 Juz 4
PEREMPUAN-PEREMPUAN

22. Dan janganlah kamu menikahi


perempuan-perempuan yang telah dinikahi
oleh ayahmu, kecuali masa-masa yang
sudah berlalu. Sesungguhnya perbuatan
itu sangatlah keji dan (akan
mendatangkan) murka-Nya. Sedangkan hal
itu adalah seburuk-buruk jalan kehidupan.

23. Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-


ibumu, anak-anakmu perempuan,
saudara-saudaramu perempuan, saudara-
saudara perempuan ayahmu , saudara-
saudara perempuan ibumu, anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu laki-
laki, anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu perempuan, ibu-ibumu yang
menyusui kamu, saudara-saudara
perempuanmu satu susuan, ibu-ibu
istrimu, anak-anak perempuan dari
istrimu (anak tiri) yang dalam
pemeliharaanmu dari istri yang telah
kamu campuri, tetapi jika kamu belum
campur dengan istrimu itu (sudah kamu
ceraikan), maka tidak ada kesalahan
bagimu kamu (menikahinya), dan
(diharamkan bagimu) istri-istri dari anak-
anak yang berasal dari sulbimu (menantu),
dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam
ikatan nikah) dua perempuan yang
bersaudara, kecuali di masa yang telah
lewat. Sesungguhnya Allah itu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
SURAT 4, AN-NISAA' = 121 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

24. Dan (diharamkan juga kamu menikahi)


perempuan-perempuan yang bersuami,
kecuali perempuan-perempuan (tawanan
perang) yang kamu kuasai, itu sebagai
ketetapan Allah atas kamu. Dan dihalalkan
bagimu perempuan-perempuan yang di luar
itu jika kamu ingin menikahinya dengan niat
hendak menyelamatkan mereka dengan
perantaraan hartamu, bukan untuk berzina.
Sesudah itu, karena kesenangan yang telah
kamu dapatkan dari mereka, maka
berikanlah segera hak-haknya kepada
mereka sebagai suatu kewajiban. Dan tidak
ada kesalahan bagimu tentang apa-apa
yang kamu (dan mereka) saling
merelakannya, sesudah ditentukan-Nya
kewajiban kamu (dan hak-hak mereka).
Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana (dalam
menetapkan sesuatu).

25. Dan siapa saja dari antara kamu yang tidak


mempunyai biaya yang cukup untuk
menikahi perempuan-perempuan beriman
yang pernah bersuami, maka (hendaklah
kamu menikahkan yang tidak mampu itu)
dengan perempuan beriman yang ada di
bawah kekuasaanmu, terutama dengan
pemudi-pemudi yang beriman. Allah
mengetahui tentang keimananmu, yang
mana sebagian kamu dengan sebagian yang
lain (haruslah saling membantu). Oleh
karena itu, hendaklah kamu (yang mampu)
menikahi mereka dengan izin tuan/bossnya
dan berilah mereka hah-haknya secara
layak, karena mereka adalah perempuan-
perempuan yang wajib untuk dijaga (dengan
ikatan pernikahan), bukan perempuan yang
ingin berzina, dan bukan pula perempuan
yang ingin mengambil laki-laki sebagai
piaraannya. Dan apabila mereka telah
diperisteri, lalu melakukan perbuatan keji
(zina), maka hukuman bagi mereka adalah
setengah dari hukuman perempuan-
perempuan yang bersuami.
SURAT 4, AN-NISAA' = 122 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

Itulah ketetapan bagi orang dari antara


kamu yang takut akan datangnya kesulitan.
Dan kegigihanmu (dalam mematuhi
ketetapan-Nya) adalah pilihan terbaik
bagimu. Sedangkan Allah itu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.

26. Allah ingin menerangkan (ketetapan-Nya)


kepada kamu, dan ingin membimbingmu
kepada prilaku orang-orang yang
mendapat nikmat sebelum kamu. Dan Dia
akan menerima tobatmu. Sedangkan Allah-
lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana (dalam menentukan segala
sesuatunya).

27. Dan Allah-lah yang menginginkan untuk


menerima tobatmu, sedangkan orang-or-
ang yang mengikuti nafsu jahatnya,
mereka menginginkan agar kamu condong
(kepada mereka) dengan kecondongan
yang hebat.

28. Allah ingin memberikan keringanan


kepadamu (dalam banyak hal), karena
manusia diciptakan dalam keadaan serba
lemah.

29. Wahai orang-orang yang beriman!


Janganlah kamu saling memakan/
mengambil harta sesamamu dengan jalan
yang curang, lain halnya dengan
perantaraan perdagangan yang didasari
suka sama suka dari antara kamu. Dan
janganlah kamu mematikan sesamamu
(dalam urusan perdagangan).
Sesungguhnya Allah itu Maha Penyayang
kepada kamu semuanya.

30. Dan Siapa pun yang berbuat demikian


dengan cara curang dan sewenang-
wenang, maka kelak akan Kami masukkan
dia ke dalam neraka (api penderitaan).
Yang demikian itu sangatlah mudah bagi
Allah.
SURAT 4, AN-NISAA' = 123 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

31. Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar yang


kamu dilarang mengerjakannya, niscaya
Kami tutup/hapus keburukan-
keburukanmu (yang sudah-sudah) dan
Kami akan memasukkan kamu ke posisi
yang mulia.

32. Dan janganlah kamu harap-harap cemas


terhadap karunia yang telah Allah berikan
kepada sebagian kamu melebihi sebagian
yang lain. Kaum laki-laki akan memperoleh
hasil dari apa-apa yang mereka telah
usahakan, dan kaum perempuan (pun)
akan memperoleh hasil dari apa-apa yang
mereka usahakan. Dan mintalah kepada
Allah akan sebagian karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala sesuatunya.

33. Dan untuk masing-masing (laki-laki dan


perempuan), Kami telah menjadikan
pewaris-pewaris harta yang ditinggalkan
oleh kedua orang tuanya dan kerabatnya
yang terdekat. Adapun orang-orang yang
kamu telah mengikat janji dengan mereka,
maka berikanlah kepada mereka
bagiannya. Sesungguhnya Allah akan
selalu menyaksikan segala sesuatunya.

34. Para laki-laki (suami) adalah kepala


urusan rumah tangga keluarganya,
(jabatan ini) karena Allah telah
menjadikan sebagian mereka atas
sebagian yang lain sebagai pencari rezeki,
dan karena para lelaki itu telah
membelanjai keluarga dari hartanya. Oleh
karena itu, perempuan-perempuan yang
saleh adalah mereka yang tunduk hatinya
(akan aturan Allah). Dan selama suaminya
nggak ada mereka menjaga kehormatan
keluarga yang diamanatkan Allah. Adapun
isteri-isterimu yang kamu pastikan tidak
menaatimu, maka nasehatilah mereka,
tinggalkanlah mereka di tempat tidurnya,
dan suruhlah mereka pergi.
SURAT 4, AN-NISAA' = 124 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

Tetapi jika mereka menaatimu, maka


janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
dapat mengusirnya. Sesungguhnya Allah-
lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

35. Dan jika kamu pastikan terjadi


persengketaan antara keduanya, maka
carilah seorang juru damai dari keluarga
laki-laki dan seorang juru damai dari
keluarga perempuan. Jika kedua juru
damai itu (dengan tulus) menginginkan
perdamaian, niscaya Allah akan memberi
taufik kepada kedua juru damai itu (untuk
dapat memutuskannya). Sesungguhnya
Allah-lah Yang Maha Mengetahui (segala
sesuatunya) lagi Maha Jeli.

36. Dan menghambalah kepada Allah dan


janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu apa pun dengan-Nya 73. Dan
berbuat-baiklah kepada kedua orang tua,
kerabat terdekat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga terdekat dan
tetangga jauh, teman dekat, anak jalanan,
dan orang-orang yang ada di bawah
kekuasaanmu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang sombong lagi
membanggakan diri.

37. (Merekalah) orang-orang yang bakhil


serta menyuruh orang lain bersifat
bakhil, dan menyembunyikan karunia
yang telah diberikan Allah kepadanya.
Dan Kami telah menyediakan siksaan
yang akan menghinakan orang-orang
yang kufur.

38. Dan juga (merekalah) orang-orang yang


memberikan hartanya karena ria (ingin
pamer) kepada orang lain, dan orang-or-
ang yang tidak beriman kepada Allah dan
tidak percaya kepada (konsekuensi) di
kemudian hari. Dan siapa pun yang
menjadikan hawa nafsu setan sebagai
temannya, maka itulah sejahat-jahat
teman.
SURAT 4, AN-NISAA' = 125 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

39. Dan adakah keberatan dari mereka kalau


mereka beriman kepada Allah dan percaya
kepada (konsekuensi) di kemudian hari
(baik di dunia ini maupun sesudah
kematian) dan mengorbankan sebagian
rezeki yang telah diberikan Allah
kepadanya? Sedangkan Allah itu Maha
Mengetahui keadaan mereka (yang
sebenarnya).

40. Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi


seseorang sebesar dzarrah pun, dan jika
ada kebaikan sekecil dzarrah, niscaya
Allah akan melipatgandakannya dan
memberikan pahala (akibat baik) yang
besar dari sisi-Nya.

41. Dan bagaimanakah (keadaan mereka),


apabila nanti Kami mendatangkan
seorang saksi dari setiap umat, sedangkan
Kami mendatangkan engkau/Muhammad
sebagai saksi atas mereka semua.

42. Pada hari itu (hari pembalasan), orang-


orang yang telah kufur dan orang-orang
yang mendurhakai Rasul berharap kalau
bisa mereka disamakan dengan tanah74,
tentulah mereka tidak harus
menyembunyikan (mempertanggung
jawabkan) tingkah lakunya kepada Allah.

43. Wahai orang yang telah beriman!


Janganlah kamu mendekati salat,
sedangkan kamu dalam keadaan mabuk,
sampai kamu mengetahui apa pun yang
kamu ucapkan. Begitu pula kamu dalam
keadaan junub, kecuali sekedar melewati
jalan saja sebelum kamu mandi. Dan jika
kamu sakit atau sedang dalam perjalanan
atau sehabis buang air atau kamu telah
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
mendapati air, maka bertayamumlah
dengan debu yang bersih, kemudian
usaplah wajahmu dan tanganmu
dengannya. Sesungguhnya Allah itu Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun.
SURAT 4, AN-NISAA' = 126 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

44. Tidakkah kamu memperhatikan orang-


orang yang telah didatangkan nasib
buruk yang berasal dari ketetapan-Nya?
Karena mereka memilih kesesatan dan
mereka menginginkan agar kamu
tersesat/menyimpang dari jalan-Nya.

45. Dan Allah-lah yang paling tahu tentang


musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah
sebagai Pelindungmu serta
Penolongmu.

46. Sebagian orang Yahudi ada yang


memutar-balikkan kalam Ilahi dari
konteksnya. Dan mereka pun berkata,
"Kami telah mendengar (darimu) dan
kami telah menyanggahnya." Dan
(mereka berkata lagi), "Dengarlah (dari
kami), bukannya (engkau) yang
menyuruh kami mendengar dan
perhatikanlah kami." Itulah pedasnya
lidah mereka serta cercaannya yang
menyangkut soal agama. Dan kalau
sekiranya mereka mau benar-benar
berkata, “Kami telah siap mendengar
(darimu) dan kami siap taat (jika
memang benar), dan dengarkankanlah
serta perhatikanlah hujah kami,”
tentulah cara itu pilihan terbaik dan
terlogis bagi mereka, akan tetapi Allah
melaknat mereka karena kekufurannya.
Maka mereka pun tidak mau beriman,
kecuali hanya sebagian kecil saja.

47. Wahai orang-orang yang telah diberi


Kitab! Berimanlah kamu kepada wahyu
yang telah Kami turunkan yang
mendukung kebenaran wahyu yang ada
pada kamu sebelum Kami tarik
wajah(mu), lalu Kami putar ke belakang.
Ataukah Kami akan mengutuk mereka
sebagaimana Kami mengutuk orang-or-
ang yang melakukan pelanggaran pada
hari Sabat. Dan amar putusan Allah itu
pasti akan diberlakukan (kepada
mereka).
SURAT 4, AN-NISAA' = 127 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

48. Sesungguhnya Allah tidak akan


mengampuni/menghapus dosa 75
(akibat buruk) jika ada sesuatu yang
depersekutukan dengan-Nya, dan Dia
akan mengampuni/menghapus dosa
(akibat buruk) selain itu bagi siapa pun
yang layak Dia kehendaki. Dan siapa
saja yang mempersekutukan sesuatu
dengan Allah, maka dia benar-benar
telah mengadakan dosa/akibat buruk
yang besar (di kemudian hari).

49. Tidakkah engkau memperhatikan or-


ang-orang yang menganggap dirinya
dapat menyucikan jiwanya?
Sebenarnya Allah-lah yang dapat
menyucikan jiwa seseorang yang layak
Dia kehendaki, dan mereka pun tidak
akan dizalimi (hak-haknya) sedikit pun.

50. Perhatikanlah, bagaimana mereka


dapat mengada-adakan dusta atas
nama Allah! Dan cukuplah perbuatan
itu akan mendatangkan dosa/akibat
buruk yang nyata (baginya di kemudian
hari).

51. Tidakkah kamu memperhatikan orang-


orang yang didatangkan nasib buruk
yang berasal dari ketetapan-Nya?
Karena mereka itu percaya kepada
ajakan jibt76 (hawa nafsu setan) dan
thaghut (penguasa otoriter), dan
mereka pun mengatakan kepada teman-
teman yang telah kufur, bahwa mereka
itu lebih terbimbing jalan hidupnya
daripada orang-orang yang telah
beriman.

52. Mereka itulah orang-orang yang


dikutuk Allah. Dan siapa pun yang
dilaknat Allah, maka engkau tidak akan
menemukan seorang pun yang dapat
menolongnya.
SURAT 4, AN-NISAA' = 128 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

53. Nasib buruk apakah yang telah mereka


peroleh dari kekuasaan penguasa yang
otoriter itu? Karena memang mereka pada
waktu itu tidak pernah mau mendatangkan
sedikit saja kebaikan kepada
masyarakatnya.

54. Ataukah mereka dengki kepada manusia


beriman karena karunia yang Allah telah
berikan kepada mereka? Padahal dahulu
Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah
kepada keluarga Ibrahim, serta Kami telah
memberikan kepada mereka kerajaan
kekuasaan yang besar.

55. Lantas dari antara mereka, ada orang yang


beriman kapada-Nya dan ada pula yang
masih tetap menghalangi (manusia) untuk
beriman kepada-Nya. Cukuplah (bagi
mereka) neraka Jahanam (api penderitaan
yang berkobar-kobar) lagi menyulut.

56. Sesungguhnya orang-orang yang mengufuri


tanda-tanda kekuasaan Kami, niscaya
kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka
(api penderitaan). Setiap kali kulit mereka
hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain
(kalimat majas dengan arti mereka
mengalami penderitaan di atas
penderitaan), agar mereka merasakan
siksaan itu. Sesungguhnya Allah-lah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (dalam
menjatuhkan hukuman seseorang).

57. Sedangkan orang-orang yang beriman dan


mengerjakan berbagai kebaikan, niscaya
kelak akan Kami masukkan ke dalam surga-
surga (taman-taman kebahagiaan) yang
mengalir di sekitarnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Di sana mereka mempunyai pasangan-
pasangan yang dibersihkan (dari noda),
dan Kami memasukkan mereka ke tempat
yang sangat teduh.
SURAT 4, AN-NISAA' = 129 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

58. Sesungguhnya Allah menyuruhmu untuk


melaksanakan berbagai amanat kepada
pihak yang berhak, dan apabila kamu
menetapkan hukum di antara manusia,
hendaknya kamu menetapkannya
dengan adil. Sesungguhnya Allah-lah
sebaik-baik yang memberi pengajaran
kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat (suara
hati seseorang).

59. Wahai orang-orang yang beriman!


Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya77,
dan Ulil Amri 78 (pemegang
pemerintahan/kekuasaan) dari antara
kamu. Kemudian jika kamu saling
berbeda pendapat tentang sesuatu
masalah, maka kembalikanlah kepada
prinsip kebenaran yang ditetapkan Allah
dan Rasul-Nya jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan percaya
kepada konsekuensi di kemudian hari.
Yang demikian itu adalah pilihan terbaik
dan terindah sebagai contoh awal.

60. Tidakkah engkau memperhatikan orang-


orang yang mengaku-ngaku bahwa
mereka telah beriman kepada wahyu
yang diturunkan kepadamu (Muhammad)
dan kepada wahyu yang diturunkan
sebelummu? Namun mereka masih saja
saling menginginkan berhakim kepada
thaghut (penguasa otoriter/jahat),
padahal mereka telah diperintahkan
untuk mengufurinya. Sedangkan setan
(penguasa jahat) itu hanya
menginginkan agar para pengabdinya
menjadi sesat sejauh-jauhnya.

61. Dan apabila dikatakan kepada mereka,


“Marilah (menaati) wahyu yang telah
diturunkan Allah dan (menaati) Rasul-
Nya,” niscaya engkau melihat orang-or-
ang munafik akan menghalangi
(manusia) dari dakwahmu dengan
sekuat-kuatnya.
SURAT 4, AN-NISAA' = 130 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

62. Maka bagaimana halnya apabila nanti


musibah menimpa mereka disebabkan
perbuatan tangannya sendiri, kemudian
mereka datang kepadamu, sembari
bersumpah dengan nama Allah, "Kami
hanya ingin berbuat baik dan memberikan
pengarahan (kepada mereka)."

63. Apa-apa yang ada di dalam hati orang-or-


ang munafik itu, Allah pun tahu. Oleh
karena itu, abaikanlah sumpah mereka,
lalu sampaikan pelajaran kepada mereka,
dan katakanlah kepada mereka dengan
perkataan yang dapat menyentuh jiwanya.

64. Dan Kami tidak mengutus seorang rasul


pun, melainkan agar dia ditaati dengan
izin/restu Allah. Dan kalau sekiranya
mereka setelah menzalimi dirinya, benar-
benar datang kepadamu dan memohon
ampunan (penghapusan dosa mereka)
kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan
ampunan untuk mereka, niscaya mereka
akan memperoleh ampunan dari Allah
Yang Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang.

65. Demi Tuhanmu, mereka dapat dipastikan


bukan orang-orang yang beriman sebelum
mereka menjadikan engkau sebagai hakim
dalam perkara yang mereka perselisihkan,
lalu dalam hati mereka tidak ada rasa
keberatan terhadap apa-apa yang telah
engkau putuskan, dan mereka
menerimanya dengan sepenuh hati.

66. Dan kalau Kami tetapkan kepada mereka,


“Bunuhlah egomu atau keluarlah kamu
dari kampung halamanmu”, tentulah
mereka tidak melaksanakannya, kecuali
sebagian kecil dari mereka. Dan kalau
sekiranya mereka benar-benar
melaksanakan apa-apa yang diajarkan
kepadanya, niscaya itu pilihan terbaik bagi
mereka dan lebih mengokohkan (keimanan
mereka).
SURAT 4, AN-NISAA' = 131 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

67. Dan di saat itu, tentu Kami berikan


kepada mereka pahala (akibat baik) yang
besar dari sisi Kami,

68. dan tentu juga Kami tunjukkan kepada


mereka ke arah tuntunan yang permanen.

69. Dan siapa saja menaati Allah dan Rasul-


Nya79, maka mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang
diberikan nikmat oleh Allah, yakni para
nabi, orang-orang yang selalu jujur, para
saksi/juru peringat, dan orang-orang
yang saleh. Mereka itulah sebaik-baik
teman.

70. Yang demikian itu adalah karunia dari


Allah, dan cukuplah Allah Yang Maha
mengetahuinya.

71. Wahai orang-orang yang beriman!


Tunjukkan kesiapsiagaanmu, dan
berangkatlah (untuk berjuang) dengan
hati yang teguh, atau berangkatlah
secara kolektif.

72. Dan sesungguhnya dari antara kamu


pasti ada orang yang sangat enggan (ke
medan perjuangan ). Lalu jika kamu
ditimpa musibah dia berkata, “Allah
benar-benar Allah telah memberikan
nikmat kepadaku karena saat itu aku
tidak ikut berjuang bersama mereka.”

73. Namun jika kamu benar-benar


memperoleh karunia (keberhasilan) dari
Allah, seolah-seolah sebelumnya dia
nggak pernah diajak olehmu, sembari
berkata, “Aduh alangkah baiknya kalau
aku ikut bersama mereka, tentulah aku
akan memperoleh kemenangan yang jauh
lebih hebat.”
SURAT 4, AN-NISAA' = 132 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

74. Kalau memang begitu, cobalah dia ikut


berperang di jalan Allah melawan orang-
orang yang memilih kehidupan duniawi di
atas kehidupan ukhrawi! Sedangkan siapa
pun yang berani berperang di jalan Allah,
lalu dia kalah atau menang, akhirnya toh
akan Kami berikan pahala (sesuatu yang
berakibat baik) yang jauh lebih hebat
kepadanya?

75. Lalu kenapa kamu tidak mau berperang di


jalan Allah (untuk membela) orang-orang
yang lemah, baik laki-laki, maupun
perempuan, dan juga anak-anak, yang
semuanya berdoa, “Ya Tuhan kami,
keluarkanlah kami dari negeri ini, yang
penduduknya zalim. Lalu berilah kami
pelindung dan penolong dari sisi-Mu, yang
dapat menyelamatkan kami.”

76. Orang-orang yang telah beriman berperang


di jalan Allah (sesuai aturan Allah),
sedangkan orang-orang yang telah kufur
berperang di jalan thaghut (sesuai aturan
penguasa otoriter/jahat). Oleh karena itu,
perangilah para pendukung setan
(penguasa jahat) itu. Sesungguhnya tipu
daya penguasa jahat itu sangatlah lemah.

77. Tidakkah engkau memperhatikan orang-or-


ang yang dikatakan kepada mereka,
”Tahanlah dirimu (dari memerangi orang-
orang yang tidak memerangimu), dan
dirikanlah salat80 (dengan mengamalkan
maknanya dalam kehidupan) dan
tunaikanlah zakat (agar hartamu bisa
bersih dari hak orang yang sangat
membutuhkan dan hatimu bisa bersih dari
sifat kikir atau ego)” Namun tatkala
ditetapkan berperang kepada mereka, tiba-
tiba sebagian mereka (golongan munafik)
takut kepada manusia (musuh), seperti
takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut
lagi. Dan mereka pun berkata, “Ya Tuhan
kami, mengapa Engkau tetapkan berperang
kepada kami?
SURAT 4, AN-NISAA' = 133 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

Dan kalau Engkau tidak menundanya


sementara waktu, (pastilah kami tidak
ikut berperang)." Katakanlah,
“Kesenanganmu sementara ini
hanyalah sebentar, sedangkan
kesenangan akhirat (di kemudian hari
dan di hari kemudian) itu pilihan
terbaik bagi orang-orang yang mau
bertakwa (mau menyadari akan aturan-
Nya). Dan kamu pun tidak akan dizalimi
sedikit pun.

78. Di manapun kamu berada, niscaya


kematian akan menjemputmu sekalipun
kamu berada di galaksi yang paling
tinggi. Jika mereka memperoleh
kebaikan, mereka berkata, “Ini berasal
dari sisi Allah,” namun jika keburukan
menimpanya, mereka berkata, “Ini
berasal dari ulahmu.” Katakanlah,
“Semuanya itu sesuai dengan
sunnatullah.” Lalu mengapa orang-or-
ang dari kelompok munafik itu nyaris
tidak dapat memahami isi omongannya
sendiri?”

79. Kebaikan apa pun yang kamu peroleh


itu sesuai menurut sunnatullah,
sedangkan keburukan apa pun yang
menimpamu itu berasal kesalahanmu
sendiri (karena menentang
sunnatullah). Kami mengirimkan
engkau sebagai Rasul untuk seluruh
manusia. Dan cukuplah Allah sebagai
saksinya.

80. Siapa saja yang menaati Rasul81, maka


sesungguhnya dia telah menaati Allah.
Dan siapa pun yang berpaling (dari
ketaatan itu), maka Kami tidak
mengutusmu untuk menjadi pemelihara
mereka secara terus menerus.
SURAT 4, AN-NISAA' = 134 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

81. Dan mereka (para munafik) mengatakan,


“(Kewajiban kami hanyalah) taat.”
Namun apabila mereka telah hengkang
dari sisimu, sekelompok dari mereka
merencanakan tipu muslihat secara
senyap, yang beda dari perkataannya
tadi. Allah pun mencatat tipu muslihat
mereka, maka abaikan mereka dan
serahkanlah urusan itu kepada Allah.
Cukuplah Allah yang akan mengurusnya.

82. Lalu tidakkah mereka mau merenungkan


wahyu-wahyu Alquran? Sekiranya itu
bukan dari sisi Allah, pastilah mereka
menemukan di dalamnya pertentangan
yang sangat banyak.

83. Dan apabila sampai kepada mereka


sesuatu perkara tentang keamanan
ataupun ketakutan, mereka segera
menyiarkannya. Padahal kalau sekiranya
mereka mau mengembalikan itu kepada
Rasul dan Ulil Amri (pejabat yang
berwenang) yang ada di tengah-tengah
mereka, tentu merekalah yang
mengetahuinya secara tepat. Dan kalau
sekiranya bukan karena karunia dan
rahmat Allah kepadamu, niscaya kamu
sudah mengikuti setan (para penjahat
itu), kecuali sebagian kecil saja.

84. Oleh karena itu, perangilah di jalan Al-


lah (orang-orang yang memerangimu),
engkau tidak akan dibebani, kecuali
sesuai kemampuan dirimu. Kobarkanlah
semangat orang-orang yang beriman
(untuk memerangi mereka). Mudah-
mudahan Allah mematahkan kekuatan or-
ang-orang yang telah kufur itu.
Sedangkan Allah itu sangat dahsyat
kekuatan-Nya dan sangat keras (dalam
memberikan pelajaran/hukuman).
SURAT 4, AN-NISAA' = 135 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

85. Siapa pun yang memberi bantuan dengan


sesuatu yang produktif, niscaya dia akan
memperoleh bagian kebaikan dari
padanya. Dan siapa saja yang memberi
bantuan dengan bantuan yang tidak
produktif, niscaya dia akan memperoleh
beban buruk dari padanya. Sedangkan Al-
lah itu Maha Penyeimbang segala
sesuatu.

86. Dan apabila kamu diberi sumber


kehidupan, maka hendaklah kamu
memberdayakannya dengan yang lebih
produktif, atau berdayakanlah (sesuai
kapasitasmu). Sesungguhnya Allah akan
memperhitungkan segala sesuatunya.

87. Allah, tidak ada Tuhan (yang sebenarnya)


selain Dia. Dia pasti akan mengumpulkan
kamu pada hari kiamat/hari pembalasan
(untuk mempertanggungjawabkan
perbuatanmu), yang mana (penghakiman)
pada hari itu tidak diragukan lagi.
Siapakah yang lebih benar
pemberitaannya dibanding dengan
pemberitaan dari Allah?

88. Lalu mengapa kamu terpecah menjadi dua


golongan dalam menyikapi orang-orang
munafik itu? Padahal Allah telah
membingungkan mereka akibat dari apa-
apa yang mereka perbuat. Apakah kamu
menginginkan untuk memberikan
petunjuk kepada orang yang disesatkan
oleh Allah? Dan siapa pun yang disesatkan
oleh Allah, maka kamu tidak akan pernah
menemukan jalan baginya (untuk
memperoleh petunjuk).

89. Mereka berharap kalau bisa kamu


mengufuri (wahyu Allah) sebagaimana
mereka telah mengufurinya, sehingga
kamu menjadi sama seperti mereka.
Janganlah kamu jadikan dari antara
mereka sebagai pelindungmu, sampai
mereka meninggalkan kekufurannya
menuju kepada jalan Allah.
SURAT 4, AN-NISAA' = 136 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

Apabila mereka berpaling, maka ambillah


tindakan kepada mereka, dan bunuhlah
mereka di mana pun kamu temukan
mereka (kalau mereka tetap
memerangimu), dan janganlah kamu
jadikan seorang pun dari antara mereka
sebagai teman dan penolong.

90. Lain halnya dengan orang-orang yang


bergabung kepada suatu kaum, yang
antara kamu dan kaum itu telah ada
perjanjian (kerja sama) atau seseorang
yang datang kepadamu sedang hati
mereka merasa keberatan untuk
memerangi kamu atau memerangi
kaumnya. Kalau sekiranya Allah
menghendaki mereka dapat
menguasainya, pastilah mereka akan
memerangi/menghabisimu. Namun jika
mereka menjauhkan diri dari
menghabisimu, dan tidak pernah mau
memerangimu, malahan menawarkan
perdamaian kepadamu, maka Allah tidak
memberi jalan bagimu (untuk melawan
mereka).

91. Kamu nanti akan mendapati golongan


lain yang merasa aman karena
perlindunganmu dan perlindungan kaum
mereka. Setiap kali mereka dihadapkan
kepada ujian peperangan, mereka dibikin
bingung untuk menentukan pilihannya.
Kemudian jika mereka tidak menarik diri
untuk memerangi kamu, dan tidak mau
menawarkan perdamaian kepadamu, dan
tidak juga menahan diri untuk memerangi
kamu, maka hendaklah kamu mengambil
tindakan terhadap mereka dan bunuhlah
mereka di mana saja kamu temui (dalam
medan perang). Demikianlah Kami telah
memberikan otoritas yang jelas kepada
kamu untuk dapat mengatasi mereka.
SURAT 4, AN-NISAA' = 137 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

92. Dan tidak layak bagi seorang mukmin


membunuh seorang mukmin (yang lain),
kecuali karena tidak sengaja. Dan siapa
pun yang membunuh seorang mukmin
karena tidak sengaja, maka (hendaklah
dia) memerdekakan seorang hamba
sahaya yang beriman serta membayar
tebusan yang diserahkan kepada
keluarganya, kecuali jika keluarganya
merelakannya. Jika yang terbunuh dari
kaum yang memusuhimu, sedangkan dia/
yang terbunuh itu orang yang beriman,
maka (hendaklah si pembunuh)
memerdekakan hamba sahaya yang
beriman. Dan jika dia yang terbunuh dari
kaum (yang belum beriman) yang ada
perjanjian (damai) antara mereka dengan
kamu, maka hendaklah si pembunuh
membayar tebusan yang diserahkan
kepada keluarganya serta memerdekakan
hamba sahaya yang beriman. Kalau si
pembunuh tidak mendapatkan (hamba
sahaya untuk dimerdekakan), maka
hendaklah dia berpuasa dua bulan
berturut-turut sebagai pertobatan/
penyesalan kepada Allah. Sedangkan Al-
lah itu Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana (dalam menyelesaikan
perkara).

93. Dan siapa pun yang membunuh seorang


mukmin dengan sengaja, maka
balasannya adalah neraka Jahanam (api
penderitaan yang berkobar-kobar), dia
akan kekal82 di dalamnya (selama masa
hukumannya belum habis); kemurkaan
dan kutukan Allah akan ditimpakan
kepadanya, lalu Dia telah mempersiapkan
siksaan yang berat kepadanya.

94. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Apabila kamu pergi berjuang di jalan Al-
lah, maka galilah informasi (seterang
mungkin)
SURAT 4, AN-NISAA' = 138 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

dan janganlah kamu mengatakan kepada


orang yang memberikan salam/sesuatu
yang mendatangkan manfaat kepadamu,
”Kamu bukan seorang yang beriman," yang
mana kamu bermaksud mencari harta
duniawi seluas-luasnya, padahal di sisi
Allah ada harta yang banyak. Seperti itulah
keadaan kamu sebelumya, lalu Allah
memberikan karunia-Nya kepadamu, maka
(sekali lagi) galilah informasi (seterang
mungkin). Sesungguhnya Allah Maha Jeli
terhadap apa pun yang kamu kerjakan.

95. Tidaklah sama antara orang mukmin yang


duduk-duduk saja (tidak mau berjuang)
tanpa punya alasan dengan orang-orang
yang berjuang di jalan Allah dengan harta
dan jiwanya. Allah melebihkan derajat or-
ang-orang yang berjuang dengan harta dan
jiwanya di atas orang-orang yang duduk-
duduk saja. Kepada para pejuang itu, Allah
menjanjikan berbagai pahala (berbagai
akibat baik di kemudian hari dan di hari
kemudian). Dan Allah pasti melebihkan or-
ang-orang yang berjuang di atas orang-or-
ang yang duduk-duduk saja dengan pahala
(akibat baik) yang besar,

96. (yakni) berbagai derajat, pengampunan/


penghapusan dosa, dan rahmat dari pada-
Nya. Sedangkan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (terhadap para pejuang).

97. Sesungguhnya orang-orang yang dijemput


ajalnya oleh malaikat, yang mana mereka
dalam keadaan menzalimi dirinya, mereka/
malaikat bertanya, “Bagaimana keadaan
kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami
dulunya orang-orang yang tertindas di
bumi.” Mereka/malaikat bertanya,
“Bukankah bumi Allah itu luas, di mana
kamu dapat berhijrah (meninggalkan tempat
itu) ke tempat lain?” Pada akhirnya tempat
perlindungan83 mereka itu neraka Jahanam
(api penderitaan yang berkobar-kobar), dan
itulah seburuk-buruk tempat kepindahan.
SURAT 4, AN-NISAA' = 139 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

98. Lain halnya, kalau mereka yang tertindas


itu, baik laki-laki maupun perempuan
dan anak-anak tidak mampu berhijrah
dan tidak mengetahui cara untuk itu.

99. Maka mereka itu, mudah-mudahan Allah


memaafkannya. Dan Allah-lah Yang
Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

100. Dan siapa pun yang berhijrah di jalan


Allah, pastilah mereka akan
mendapatkan di bumi ini tempat hijrah
yang banyak lagi luas. Siapa pun yang
keluar dari rumahnya dengan niat
berhijrah kepada (perintah) Allah dan
Rasul-Nya, kemudian kematian
menjemputnya, maka dapat dipastikan
pahalanya (akibat baiknya) akan
ditanggung oleh Allah. Dan Allah-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.

101. Dan apabila kamu bepergian di bumi,


maka tidak ada kesalahan bagimu untuk
mengqasar/memendekkan salat jika
kamu takut disusahkan oleh orang-orang
yang telah kufur. Sesungguhnya orang-
orang yang kufur itu adalah musuh yang
nyata bagimu.

102. Dan apabila engkau /Muhammad berada


di tengah-tengah mereka, lalu engkau
hendak mendirikan salat bersama-sama
mereka, maka hendaklah sekelompok
dari pada mereka berdiri (untuk salat)
bersamamu dengan menyandang
senjata mereka. Kemudian apabila
mereka selesai sujud 84 (salat), maka
hendaklah mereka pindah ke belakang
(untuk menggantikan) posisi kelompok
lain yang belum salat, lalu hendaklah
mereka salat (di hadapanmu). Dan
hendaklah mereka tetap waspada dan
tetap menyandang senjata.
SURAT 4, AN-NISAA' = 140 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

Orang-orang yang telah kufur


berharap kalau sekiranya kamu lengah
dari persenjataan dan perbekalanmu,
pastilah mereka akan menyerbu kamu
sekaligus. Dan tidak ada kesalahan
bagimu kalau kamu menanggalkan
senjatamu karena mendapat
gangguan hujan atau karena kamu
sakit, namun tetaplah waspada!
Sesungguhnya Allah telah menyedia-
kan siksaan yang akan menghinakan
orang-orang yang kufur itu.

103. Kemudian apabila kamu telah


menyelesaikan salat, maka ingatlah
Allah, baik pada waktu berdiri, waktu
duduk, maupun waktu berbaring. Lalu
apabila kamu telah merasa aman,
maka dirikanlah salat (seperti biasa).
Karena sesungguhnya salat itu adalah
suatu ketetapan yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang
beriman.

104. Dan janganlah kamu berjiwa lembek


dalam mengejar kaum (yang
memerangimu). Jika kamu merasa
pedih (karena terluka), maka mereka
pun merasa pedih, sebagaimana yang
kamu rasakan, namun kamu masih
dapat mengharapkan balasan baik
dari Allah, yang mana mereka tidak
punya harapan untuk itu. Sedangkan
Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana (dalam memberikan
balasan).

105. Sesungguhnya Kami telah menurunkan


ketetapan kepadamu dengan yang
sebenarnya, agar engkau menghakimi
di antara manusia dengan ketetapan
yang telah Allah perlihatkan
kepadamu, dan jangan sekali-kali
engkau menjadi orang yang suka
berdebat dengan orang-orang yang
jelas-jelas mengkhianati (perjanjian
damai).
SURAT 4, AN-NISAA' = 141 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

106. Dan mohonlah ampunan kepada Allah.


Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.

107. Dan janganlah kamu banyak-banyak


berdiskusi dengan orang-orang yang suka
mengkhianati sesamanya. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang
selalu berkhianat dan banyak berbuat
dosa.

108. Mereka itu dapat bersembunyi dari


(hukuman) manusia, namun mereka tidak
akan pernah dapat bersembunyi dari
(hukuman) Allah, karena Dia selalu
menyertai mereka ketika pada suatu
malam mereka menetapkan keputusan
rahasia yang tidak diridai-Nya. Dan Allah
Maha Meliputi terhadap apa yang mereka
kerjakan.

109. Apakah kamu masih mau berdebat dengan


mereka tentang kehidupan duniawi? Lalu
siapakah yang akan dapat membantah
Allah pada hari kiamat/hari pembalasan,
atau siapakah lagi yang akan dapat
mengurusi perkara mereka?

110. Dan siapa pun yang berbuat kejahatan


dan menzalimi dirinya, kemudian dia
memohon ampunan (penghapusan dosa)
kepada Allah, niscaya dia akan mendapati
Allah sebagai Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.

111. Dan siapa pun yang melakukan perbuatan


dosa, maka sesungguhnya akibat buruknya
akan menimpa dirinya. Dan Allah-lah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

112. Dan siapa saja yang melakukan


kesalahan atau perbuatan dosa, kemudian
kesalahan itu dia tuduhkan kepada orang
yang tidak bersalah, maka sesungguhnya
keresahan hati dan akibat buruknya yang
nyata, pasti akan dia tanggung.
SURAT 4, AN-NISAA' = 142 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

113. Dan kalau bukan karena adanya karunia


Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya
segolongan dari mereka berkeinginan
terus-menerus untuk menyesatkanmu.
Sedangkan mereka tidak mampu
menyesatkan, kecuali kepada dirinya
sendiri, dan sedikitpun tidak akan
membahayakanmu. Dan Allah-lah yang
telah menurunkan ketetapan dan hikmah-
Nya kepadamu, dan telah mengajarkan
kepadamu apa-apa yang sebelumnya kamu
tidak tahu. Dan karunia Allah yang
dilimpahkan kepadamu itu sangatlah besar.

114. Tidak ada kebaikan sama sekali mereka


berbanyak-banyak bicara, kecuali
pembicaraan seseorang yang menyuruh (or-
ang lain) bersedekah, atau berbuat
kebaikan, atau mengadakan perbaikan di
antara sesema manusia. Dan siapa saja
yang berbuat demikian karena mencari
keridaan Allah, maka kelak Kami akan
memberinya pahala (akibat baik) yang
sangat besar.

115. Dan siapa saja yang menentang Rasul-Nya


sesudah petunjuk yang jelas sampai
kepadanya, lalu dia mengikuti selain
jalannya orang-orang yang beriman,
niscaya Kami akan mengarahkannya
kepada perbuatan jahat yang dia sendiri
mau mengarah ke situ, dan Kami pun akan
memasukkan dia ke dalam neraka Jahanam
(api penderitaan yang berkobar-kobar), dan
itulah seburuk-buruk tempat kepindahan85
(nya).

116. Sesungguhnya Allah tidak akan


mengampuni/menghapus dosa jika ada
sesuatu yang depersekutukan dengan-Nya86,
dan Dia akan mengampuni/menghapus
dosa (akibat buruk) selain itu bagi siapa
saja yang layak Dia kehendaki. Dan siapa
saja yang mempersekutukan sesuatu
dengan Allah, maka benar-benar dia telah
tersesat sejauh-jauhnya.
SURAT 4, AN-NISAA' = 143 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

117. Selain Allah yang mereka menghamba


kepadanya itu hanyalah berhala, dan
mereka tidak lain hanyalah menghamba
kepada setan (kemauan jahat) yang selalu
merongrong,

118. yang mana setan (kemauan jahat) itu dikutuk


oleh Allah, dan setan itu pun berkata, “Aku
pasti akan bertindak melakukan perlawanan
terhadap bagian (niat baik) hamba-hamba-
Mu,

119. dan pasti kusesatkan mereka, kubangkitkan


harapan palsu pada diri mereka, dan akan
kusuruh mereka (untuk melakukan berbagai
kejahatan), sampai mereka benar-benar
dapat membikin tuli sesama mereka (yang
berkarakter seperti) hewan ternak, kemudian
kusuruh mereka (untuk merusak lingkungan
hidup), sampai-sampai mereka benar-benar
merubah fungsi ciptaan Allah.” Siapa pun
yang menjadikan hawa nafsu setan (yang
ada pada dirinya) sebagai pemimpinnya
(tuhannya), bukannya Allah, maka pada
akhirnya, dia pasti merugi dengan kerugian
yang nyata.

120. Hawa nafsu setan itu memberikan janji


tipuan kepada mereka dan membangkitkan
harapan palsu pada diri mereka. Padahal
hawa nafsu setan itu hanyalah memberikan
janji tipuan belaka kepada mereka.

121. Mereka (yang tertipu) itu tempat


perlindunganya87 adalah neraka Jahanam
(api penderitaan yang berkobar-kobar), dan
mereka tidak akan dapat lari dari padanya.

122. Sedangkan orang yang telah beriman dan


mengerjakan berbagai kebaikan, nanti akan
Kami masukkan ke dalam berbagai surga
(taman-taman kebahagiaan) yang mengalir
di sekitarnya sungai-sungai, mereka kekal
di dalamnya selama-lamanya. Hal itu
sebagai janji dari Allah secara pasti.
Siapakah yang lebih benar perkataannya
daripada Allah?
SURAT 4, AN-NISAA' = 144 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

123. Janji dari Allah itu bukanlah angan-


anganmu dan bukan pula angan-angan
Ahli Kitab. Siapa pun yang mengerjakan
kejahatan, niscaya dia akan dibalas
sesuai dengan kejahatannya, dan dia
tidak akan mendapatkan seorang pun
pelindung dan penolong selain Allah.

124. Sedangkan siapa pun yang mengerjakan


berbagai kebaikan, baik laki-laki maupun
perempuan, dan dia orang yang beriman,
maka mereka itu akan masuk ke dalam
surga (taman kebahagiaan) dan mereka
tidak akan dizalimi sedikit pun (hak-
haknya).

125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya


daripada orang yang menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedangkan dia
telah melakukan kebaikan dan mengikuti
millah Ibrahim88 (ajaran pokok Ibrahim)
dengan setia? Dan Allah telah
menjadikan Ibrahim sebagai orang
kesayangan-Nya.

126. Dan hanya milik Allah-lah apa-apa yang


ada di seluruh langit dan apa-apa yang
ada di bumi. Sedangkan Allah-lah yang
meliput segala sesuatunya

127. Dan mereka meminta fatwa kepadamu


tentang (hak-hak) para perempuan.
Katakanlah, “Allah akan memberi fatwa
kepadamu tentang hak-hak mereka.
Begitu pula akan dibacakan kepadamu
tentang ketetapan hak-hak anak-anak
yatim dari para perempuan itu, yang kamu
tidak ingin memberikan hah-haknya yang
telah ditetapkan untuk mereka,
sedangkan kamu ngebet mau menikahi
mereka. Dan tentang anak-anak yatim
yang masih lemah (masih memerlukan
bimbingan untuk masa depannya), maka
hendaklah kamu mengurusi mereka
secara adil/benar. Dan kebaikan apa pun
yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya
Allah Maha Mengetahuinya.”
SURAT 4, AN-NISAA' = 145 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

128. Dan jika seorang perempuan khawatir


suaminya akan serong atau akan
berpaling (darinya), maka tidak ada
kesalahan bagi keduanya untuk
berunding secara damai, dan
perdamaian itu pilihan terbaik bagi
keduanya, walaupun hawa nafsu itu
selalu mengajak kepada kedegilan. Dan
jika kamu memperbaiki (pergaulan
dengan istrimu) dan sadar akan akan
tanggung jawabmu, maka sesungguhnya
Allah itu Maha Jeli terhadap apa pun
yang kamu kerjakan.

129. Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil


sepenuhnya di antara para perempuan
itu walaupun kamu sangat menginginkan
itu. Oleh karena itu, janganlah kamu
terlalu menampakkan kecenderungan
(kepada salah satunya), sehingga kamu
biarkan yang lain terkatung-katung. Dan
jika kamu memperbaiki (sikapmu) dan
sadar akan kewajibanmu, maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.

130. Dan jika keduanya terpaksa bercerai,


tentulah Allah akan memberi kecukupan
sesuai kadarnya masing-masing. Dan Al-
lah-lah Yang Maha Luas (pengetahuan-
Nya) lagi Maha Bijaksana (dalam
menentukan segala sesuatu).

131. Dan hanya milik Allah-lah apa pun yang


ada di seluruh langit dan apa pun yang
ada di bumi. Dan sungguh Kami telah
benar-benar berpesan kepada orang-or-
ang yang diberi Kitab sebelum kamu dan
(juga) kepadamu agar bertakwa/
menyadari aturan Allah. Dan jika kamu
mengufurinya, maka sesungguhnya milik
Allah-lah apa saja yang ada di seluruh
langit dan apa saja yang ada di bumi.
Dan Allah-lah Yang Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.
SURAT 4, AN-NISAA' = 146 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

132. Dan hanya milik Allah-lah apa saja yang


ada di seluruh langit dan apa saja yang
ada di bumi. Dan cukuplah Allah yang
akan mengurusnya.

133. Jika Allah menghendaki, niscaya Dia


musnahkan kamu, wahai manusia!
Setelah itu, Dia datangkan umat yang lain
(sebagai penggantimu). Dan Allah-lah
Yang Maha Penentu pada yang demikian
itu.

134. Dan siapa pun yang menginginkan


ganjaran kesenangan di dunia saja, maka
di sisi Allah itu ada ganjaran kesenangan
di dunia dan di akhirat. Dan Allah-lah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

135. Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah


kamu penegak keadilan/kejujuran,
menjadi saksi karena Allah walaupun
terhadap dirimu sendiri ataupun
terhadap ibu bapak dan kerabatmu yang
terdekat89 Jika dia (terdakwa) itu orang
yang kaya ataupun orang yang faqir, maka
hukum Allah-lah yang harus lebih
diutamakan terhadap keduanya. Oleh
karena itu, janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu (dalam menjatuhkan
hukuman), sehingga kamu tidak berlaku
adil. Dan jika kamu memutarbalikkan
(fakta) atau berpaling (dari fakta yang
ada), maka sesungguhnya Allah itu Maha
Jeli terhadap apa pun yang kamu
kerjakan.

136. Wahai orang-orang yang beriman!


Tingkatkan keimananmu kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada K itab yang
diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab
yang diturunkan sebelumnya. Siapa saja
yang mengufuri Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya,
dan hari akhir (konsekuensi di kemudian
hari dan di hari kemudian), maka sungguh
dia telah tersesat sangat jauh sekali.
SURAT 4, AN-NISAA' = 147 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

137. Sesungguhnya orang-orang yang telah


beriman, kemudian kufur, lalu beriman
(lagi), kemudian kufur lagi, lantas
bertambah-tambah kekufurannya
(perbuatan kufurnya bertambah-
tambah), maka Allah tidak akan
mengampuni/menghapus dosa (akibat
buruk) perbuatan mereka, dan tidak
akan menunjukkan jalan yang benar
kepadanya.

138. Berilah kabar gembira90 kepada orang-


orang munafik bahwa mereka pasti
akan memperoleh siksaan yang sangat
pedih.

139. (Merekalah) orang-orang yang


menjadikan orang-orang yang telah
kufur itu sebagai pemimpin, bukannya
orang-orang yang beriman. Apakah
mereka hendak mencari kemulian dari
sisi pemimpin kufur itu? Padahal semua
kemuliaan itu dimiliki Allah.

140. Dan sungguh Allah telah menurunkan


(suatu ketetapan) kepadamu di dalam
Kitab, yakni apabila kamu mendengar
ayat-ayat Allah (dengan saksama),
tentu ayat-ayat itu akan dikufuri dan
diperolok-olok (oleh orang-orang yang
kufur), maka janganlah kamu duduk
(lama-lama) bersama mereka, sampai
mereka mau masuk ke dalam
pembicaraan yang lain dari itu. (Kalau
kamu duduk berlama-lama mengikuti
mereka), maka di saat itulah kamu
serupa saja dengan mereka.
Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan secara kolektif orang-
orang munafik dan orang-orang kufur
itu ke dalam neraka Jahanam (api
penderitaan yang berkobar-kobar).
SURAT 4, AN-NISAA' = 148 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

141. (Merekalah) orang-orang yang menunggu-


nunggu (kekalahan) terjadi pada kamu.
Apabila kamu memperoleh kemenangan
dari Allah mereka berkata, “Bukankah kami
(turut berjuang) bersama kamu?” Dan jika
orang-orang yang (hatinya sebenarnya)
kufur itu mendapat nasib buruk, mereka
berkata, “Bukankah kami dulu membujuk
dan mencegah kamu (agar tidak usah
berjuang) karena (dorongan semangat) or-
ang-orang mukmin?” Akhirnya Allah pun
memberi keputusan di antara kamu pada
hari kiamat/hari pembalasan. Allah tidak
akan memberi jalan kepada orang-orang
yang kufur untuk dapat mengalahkan or-
ang1-orang yang beriman91.

142. Sesungguhnya orang-orang yang munafik


itu hendak menipu Allah, tetapi Dia-lah
yang akan membalas tipuan mereka.
Apabila mereka berdiri untuk melakukan
salat, mereka lakukan dengan ogah-
ogahan. Mereka selalu menampakkan
lahiriahnya saja kepada manusia. Dan
mereka tidak mengingat (ancaman) Allah
kecuali hanya sedikit sekali.

143. Mereka bingung, tidak ke sana dan tidak


juga ke mari. Dan siapa saja yang layak
Allah sesatkan, maka kamu tidak akan
menemukan jalan untuk dapat
menunjukinya.

144. Wahai orang-orang yang beriman!


Janganlah kamu menjadikan orang-orang
yang mengufuri (aturan Allah) sebagai
pelindung selain orang-orang yang
beriman. Apakah kamu ingin menjadikan
Allah sebagai sasaran olok-olok yang
nyata-nyata akan merugikan kamu?

145. Sesungguhnya orang-orang yang munafik


itu akan berada pada dasar paling bawah
neraka (api penderitaan). Dan kamu
sekali-kali tidak akan menemukan seorang
pun penolong bagi mereka.
SURAT 4, AN-NISAA' = 149 Juz 5
PEREMPUAN-PEREMPUAN

146. Lain halnya dengan orang-orang yang


sudah bertobat dan memperbaiki diri dan
berpegang teguh pada (aturan) Allah dan
mereka tulus ikhlas (dalam
melaksanakan aturan) agama mereka
karena Allah. Akhirnya mereka mau
bersama-sama dengan orang-orang yang
beriman. Dan kelak Allah akan
memberikan kepada orang-orang yang
beriman pahala yang sangat agung.

147. Allah tidak akan melakukan penyiksaan


kepadamu jika kamu mau bersyukur
(menghargai nikmat) dan beriman
(dengan benar-benar). Dan Allah-lah Yang
Maha Menghargai (perbuatan baik
seseorang) lagi Maha Mengetahuinya.
SURAT 4, AN-NISAA' = 150 Juz 6
PEREMPUAN-PEREMPUAN

148. Allah tidak menyukai perkataan seseorang


(termasuk doa buat orang lain) yang isinya
jelas-jelas buruk, kecuali diucapkan oleh
orang yang dizalimi. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.

149. Jika kamu mau menampakkan perkataan


yang baik atau menyembunyikannya
(dalam hati) atau mau memaafkan
kejahatan (orang lain kepadamu), maka
sesungguhnya Allah itu Maha Pemaaf lagi
Maha Penentu (balasannya).

150. Sesungguhnya orang-orang yang


mengufuri Allah dan rasul-rasul-Nya, dan
berkeinginan memisah-misahkan antara
(keimanan) terhadap Allah dan rasul-
rasul-Nya, dengan mengatakan, “Kami
beriman kepada yang satu saja dan kami
mengufuri yang lainnya.” Dan mereka
berkeinginan mengambil jalan (untuk
dapat mengelak) dari salah satu di antara
keduanya.

151. Merekalah orang-orang yang benar-benar


kufur. Dan Kami sediakan untuk orang-or-
ang kufur itu siksaan yang akan
menghinakankannya.

152. Sedangkan orang-orang yang beriman


kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan
tidak membeda-bedakan (keimanannya) di
antara mereka/para rasul itu, niscaya Dia
kelak akan memberikan pahala (akibat
baik) kepada mereka. Dan Allah-lah Yang
Maha Pengampun/Penghapus dosa lagi
Maha Penyayang.

153. Ahli K itab meminta kepadamu/


Muhammad agar engkau menurunkan
sebuah kitab dari langit kepada mereka.
Mereka pun (nenek moyangnya) dahulu
benar-benar pernah meminta kepada
Musa dengan permintaan yang lebih besar
daripada itu.
SURAT 4, AN-NISAA' = 151 Juz 6
PEREMPUAN-PEREMPUAN

Mereka pun berkata/meminta,


“Perlihatkanlah Allah kepada kami secara
jelas.” Lalu mereka disambar petir karena
kezalimannya. Setelah itu, mereka
mengambil anak sapi (sebagai
sesembahan) sesudah datang bukti-bukti
yang jelas kepada mereka, namun Kami
pun masih memaafkannya. Dan Kami
telah berikan kepada Musa kekuasaan
yang jelas.

154. Dan Kami tinggikan bukit (Sinai) di atas


mereka untuk (meneguhkan) perjanjian
mereka, sembari Kami barkata kepada
mereka, “Masukilah pintu gerbang (negeri
Kanaan), sambil bersujud,” dan Kami
berkata lagi kepada mereka, “Janganlah
kamu melanggar aturan hari Sabat.” Dan
Kami telah mengambil perjanjian yang
kukuh dari mereka.

155. Lalu karena mereka melanggar janjinya,


karena kekufurannya terhadap tanda-
tanda kekuasaan Allah, karena mereka
berusaha membunuh nabi-nabi tanpa
alasan yang dapat dibenarkan, dan lagi
karena mereka mengatakan, hati Kami
sudah tertutup, akhirnya Allah pun
menutup mati hati mereka karena tindakan
kufurnya itu. Pada akhirnya mereka tidak
mau beriman, kecuali sebagian kecil saja.

156. Begitu pula (Kami tutup mata hatinya)


karena kekufurannya (terhadap Isa), dan
karena tuduhannya yang sangat berat
terhadap Maryam.

157. Begitu pula (Kami tutup mata hatinya)


karena pernyataan mereka yang
mengatakan, “Sesungguhnya kami telah
membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam,
Rasul Allah,” padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak (pula) mereka
menghukum salib92 terhadapnya, akan
tetapi dia/Isa diserupakan (waktu pingsan
di kayu salib seperti mati) kepada mereka.

2
SURAT 4, AN-NISAA' = 152 Juz 6
PEREMPUAN-PEREMPUAN

Sesungguhnya orang-orang yang yang


berselisih pendapat tentang Isa (tentang
matinya di palang salib), mereka benar-
benar masih dalam keragu-raguan tentang
itu. Mereka tidak punya pengetahuan yang
pasti tentangnya, kecuali hanya mengikuti
dugaan belaka. Dan mereka/Yahudi tidak
yakin telah membunuhnya (di palang salib).

158. Karena memang Allah telah mengangkat


derajat dia/Isa di hadapan-Nya. Dan Allah-
lah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana (dalam menyelamatkan Rasul-
Nya).

159.Dan tiadalah sebagian kecil dari pada Ahli


Kitab itu, melainkan pasti mau beriman
kepada dia/Isa sebelum wafatnya. Dan
pada hari kiamat/hari pembalasan, dia/Isa
akan menjadi saksi terhadap mereka.

160. Karena kezaliman sebagian orang-orang


Yahudi, maka Kami haramkan bagi mereka
sesuatu yang baik-baik yang dahulu pernah
dihalalkan bagi mereka, begitu juga karena
mereka sering menghalangi (orang lain)
dari jalan Allah,

161. begitu pula karena mereka menjalankan


riba, padahal mereka benar-benar dilarang
untuk itu, lagi pula karena mereka
memakan/mengambil harta orang dengan
cara yang batil (tidak sah). Dan Kami
sediakan siksaan yang sangat pedih untuk
orang-orang yang kufur dari antara orang-
orang Yahudi.

162. Akan tetapi orang-orang yang mendalam


ilmunya dari antara mereka, dan orang-or-
ang mukmin yang beriman kepada wahyu
yang diturunkan kepadamu dan wahyu yang
diturunkan sebelummu, begitu pula mereka
mendirikan salat (dengan mengamalkan
maknanya dalam kehidupan)
SURAT 4, AN-NISAA' = 153 Juz 6
PEREMPUAN-PEREMPUAN

dan menunaikan zakat (agar hartanya bisa


bersih dari hak orang yang sangat
membutuhkan dan hatinya bisa bersih
dari sifat kikir dan ego), dan benar-benar
beriman kepada Allah93 dan hari akhir94
(konsekuensi di kemudian hari dan di hari
kemudian). Kepada mereka itu Kami akan
berikan pahala yang agung (akibat baik
yang berkelanjutan).

163. Sesungguhnya Kami mewahyukan


kepadamu/Muhammad sebagaimana
Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan
Nabi-Nabi sesudahnya, dan Kami telah
mewahyukan (pula) kepada Ibrahim,
Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucu o
rohaninya95, termasuk Isa, Ayyub, Yunus,
Harun, dan Sulaiman. Dan Kami telah
memberikan Kitab Zabur kepada Dawud.

164. Dan ada beberapa rasul sebelum kamu


yang telah Kami ceritakan kepadamu, dan
ada beberapa rasul lain yang tidak Kami
ceritakan kepadamu. Dan Allah pun
berbicara kepada Musa dengan sebenar-
benarnya.

165. Rasul-rasul itu sebagai pembawa kabar


gembira dan pemberi peringatan, agar
tidak ada alasan bagi manusia untuk
dapat menyalahkan Allah sesudah rasul-
rasul itu (datang memperingatkan mereka).
Dan Allah-lah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.

166. Di samping itu Allah pun menjadi saksi


atas wahyu yang diturunkan-Nya
kepadamu/Muhammad. Dia menurunkan
wahyu itu berdasarkan ilmu-Nya, dan para
malaikat pun menyaksikan. Dan cukuplah
Allah menjadi saksinya

167. Sesungguhnya orang-orang yang


mengufuri (wahyu itu) dan menghalang-
halangi (orang lain) dari jalan Allah, maka
benar-benar mereka telah sesat sejauh-
jauhnya.
SURAT 4, AN-NISAA' = 154 Juz 6
PEREMPUAN-PEREMPUAN

168. Sesungguhnya orang-orang yang kufur


dan melakukan kezaliman, niscaya
Allah tidak akan mengampuni/
menghapus akibat buruk dari
kekufuran dan kezalimannya itu, dan
tidak pula akan memberi petunjuk
kepada mereka menuju jalan
manapun,

169. kecuali jalan menuju neraka Jahanam


(api penderitaan yang berkobar-kobar),
mereka kekal di dalamnya selamanya
(selama masa hukumannya belum
habis). Dan hal itu sangat mudah bagi
Allah.

170. Wahai manusia! Benar-benar telah


datang Rasul itu kepadamu dengan
sebenar-benarnya dari Tuhanmu, maka
berimanlah kepadanya! Itulah pilihan
terbaik bagimu. Dan jika kamu
mengufurinya, maka sesungguhnya
milik Allah-lah apa pun yang ada di
langit dan di bumi. Allah Maha
Mengetahui (segala sesuatunya) lagi
Maha Bijaksana.

171. Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu


melebihi (batasan Tuhan) dalam
agamamu, dan janganlah kamu
mengatakan atas nama Allah kecuali
yang benar. Sesungguhnya Al-Masih Isa
putra Maryam itu hanyalah utusan
Allah dan kalimat-Nya yang Dia pernah
kabarkan kalimat itu (tentang
kelahiran seorang anak) melalui ruh/
Jibril kepada Maryam. Oleh karena itu,
berimanlah kepada Allah dan rasul-
rasul-Nya dan janganlah kamu
mengatakan, “(Tuhan itu) tiga,”
berhentilah (dari hal itu). Itulah pilihan
terbaik bagimu. Sesungguhnya Allah itu
Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Dia
dari mempunyai anak.
SURAT 4, AN-NISAA' = 155 Juz 6
PEREMPUAN-PEREMPUAN

Hanya milik-Nya apa pun yang ada di


seluruh langit dan apa pun yang ada di
bumi. Dan cukuplah Allah yang akan
mengurusinya.

172. Al-Masih sama sekali tidak pernah


enggan menjadi hamba Allah, begitu pula
para malaikat terdekat-Nya. Dan siapa
saja yang enggan menghamba kepada-
Nya serta menyombongkan diri, maka
Allah akan menghimpun mereka semua
kepada-Nya (untuk dimintai
pertanggungjawaban).

173. Adapun orang-orang yang beriman dan


mengerjakan berbagai kebaikan, maka
Allah akan menyempurnakan pahala
(akibat baiknya) kepada mereka dan Dia
pun akan menambahkan karunia-Nya
kepadanya. Sedangkan orang-orang yang
enggan menghamba kepada-Nya serta
menyombongkan diri, maka Allah akan
menyiksa mereka dengan siksaan yang
sangat pedih. Dan mereka tidak akan
mendapatkan seorang pun pelindung dan
penolong selain Allah.

174. Wahai manusia! Sesungguhnya telah


sampai kepadamu bukti kebenaran janji
Tuhanmu, dan telah Kami turunkan
kepadamu cahaya wahyu yang berfungsi
menerangkannya.

175. Adapun orang-orang yang beriman


kepada Allah dan berpegang teguh
kepada aturan-Nya, maka Allah akan
memasukkan mereka ke dalam rahmat
dan karunia-Nya (taman kebahagiaan),
dan akan menunjuki mereka kepada
aturan-Nya sebagai tuntunan yang
permanen .
SURAT 4, AN-NISAA' = 156 Juz 6
PEREMPUAN-PEREMPUAN

176. Mereka akan meminta fatwa kepadamu


(tentang berbagai hal). Katakanlah,
“Allah memberi fatwa kepadamu
tentang Kalaalah, yakni jika seseorang
mati dan dia tidak mempunyai anak,
sedangkan dia mempunyai saudara
perempuan, maka bagian saudara
perempuannya itu seperdua dari harta
yang ditinggalkannya, dan saudaranya
yang laki-laki mewarisi (seluruh harta)
saudara perempuan jika ia tidak
mempunyai anak. Lalu jika saudara
perempuan itu dua orang, maka bagi
keduanya dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli
waris itu terdiri dari) saudara-saudara
laki-laki dan saudara-saudara
perempuan, maka bagian seorang
saudara laki-laki sama dengan bagian
dua saudara perempuan. Allah
menerangkan (aturan itu) kepadamu
agar kamu tidak menyimpang (dari
aturan-Nya). Dan Allah itu Maha
Mengetahui segala sesuatunya.”
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 157 Juz 6
HIDANGAN

5. SURAT AL-MAA'IDAH = HIDANGAN


Turun di Madinah: 120 ayat

Dengan perantaraan nama Allah Yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang

1. Wahai orang-orang yang beriman!


Laksanakan dengan sepenuhnya aturan-Nya
yang mengikat. Telah dihalalkan bagimu
hewan ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu, dengan tidak menghalalkan
perburuan sedangkan kamu dalam hurum
(bulan-bulan suci). Sesungguhnya Allah
memutuskan/menetapkan aturan-Nya sesuai
dengan yang Dia inginkan.

2. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah


kamu melanggar aturan-aturan Allah, jangan
(menodai) bulan-bulan suci, jangan
(melanggar) petunjuk-Nya serta yang terkait
dengan-Nya, dan jangan (menghalangi) orang-
orang yang hendak menuju ke Baitulharam,
yang mana mereka sedang mencari karunia
dan keridaan Tuhannya. Dan apabila kamu
telah halal (tidak berada pada bulan-bulan
suci, maka bolehlah kamu melakukan
perburuan. Dan jangan sampai kebencian
kaum kepadamu, karena kaum tersebut
menghalang-halangimu dari mengunjungi
Masjidilharam, mendorongmu berbuat
melampaui batas (terhadap aturan Tuhan).
Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebaikan dan dalam
(menggalakkan ketakwaan/kesadaran
terhadap aturan Tuhan, dan jangan tolong-
menolong dalam perbuatan dosa dan
permusuhan. Dan bertakwalah/ sadarilah
aturan Allah, karena sesungguhnya Allah
sangat berat siksaan-Nya.
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 158 Juz 6
HIDANGAN

3. Telah diharamkan bagimu bangkai,


darah, daging babi, dan apa pun yang
dijadikan persembahan kepada selain
Allah, hewan yang tercekik, yang dipukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang
sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan
pula) yang disembelih untuk dijadikan
tumbal. Dan (diharamkan pula) mengundi
nasib dengan macam-macam undian,
(karena) hal yang demikian itu adalah
perbuatan fasik. Pada hari ini orang-or-
ang yang telah kufur telah putus asa
untuk dapat (merusak aturan) agamamu.
Oleh karena itu, janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepada-
Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan
(berbagai aturan) agama untukmu, dan
telah Aku berikan secara sempurna
nikmat-Ku kepadamu, dan telah Aku ridai
untukmu Islam (penyerahan diri terhadap
aturan-Ku) sebagai (pedoman) dalam
kamu beragama. Tetapi siapa pun yang
terpaksa karena kelaparan, bukan karena
ingin berbuat dosa, maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun, lagi Maha
Penyayang.

4. Mereka bertanya kepadamu, “Apa saja


yang dihalalkan bagi mereka?”
Katakanlah, ”Yang dihalalkan bagimu
(adalah makanan) yang baik-baik dan
(hewan yang ditangkap) oleh binatang
pemburu yang telah kamu latih untuk
berburu, yang mana kamu melatihnya
sesuai dengan cara yang telah diajarkan
Allah kepadamu. Maka makanlah bagian
yang bersih dari hewan yang
ditangkapnya itu untukmu serta sebutlah
nama Allah (waktu melepasnya). Dan
bertakwalah/sadarilah aturan Allah!
Sesungguhnya Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.”
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 159 Juz 6
HIDANGAN

5. Pada hari ini telah dihalalkan bagimu


segala makanan yang baik-baik. Makanan
Ahli Kitab itu halal bagimu, dan
makananmu halal bagi mereka. Dan
(dihalalkan bagimu menikahi) perempuan-
perempuan yang dididik secara terhormat
dari antara perempuan-perempuan yang
beriman dan perempuan-perempuan yang
dididik secara terhormat dari kalangan
Ahli Kitab sebelum kamu apabila kamu
sanggup menafkahi mereka, di samping itu
kamu pun berniat mendidik mereka (dalam
berumah tangga), bukan dengan maksud
berzina dan bukan pula untuk menjadikan
perempuan piaraan. Dan siapapun yang
menolak beriman (kepada-Nya), niscaya
sia-sialah amalnya, dan dia di akhirat (di
kemudian hari dan di hari kemudian) akan
termasuk orang-orang yang merugi.

6. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Apabila kamu bangkit menuju salat, maka
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai
ke siku, dan basuhlah sebagian kepalamu
dan kakimu sampai dua mata kaki. Namun
jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika
kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
mendapati air, maka bertayamumlah
dengan debu yang bersih, lantas usaplah
wajahmu dan tanganmu dengan debu itu.
Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi
Dia ingin membersihkan kamu dan
memberikan nikmat-Nya secara sempurna
kepadamu, supaya kamu mau bersyukur
(mau menghargai nikmat-Nya).

7. Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu dan


perjanjian-Nya yang telah diteguhkan
kepadamu, ketika itu kamu berjanji
dengan mengatakan, “Kami mendengar dan
kami menaati.” Dan bertakwalah/
sadarilah aturan Allah! Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala isi hati
seseorang.
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 160 Juz 6
HIDANGAN

8. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Jadilah kamu sebagai penegak keadilan
karena Allah, jadilah kamu saksi-saksi
dengan adil/jujur. Dan jangan sekali-kali
kebencian suatu kaum terhadapmu
mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil 96 . Berlakulah adil/jujur. Karena
berlaku adil/jujur itu lebih mendekatkan
seseorang untuk dapat meningkatkan
derajat ketakwaan/kesadaran akan
aturan-Nya. Dan bertakwalah/sadarilah
aturan Allah! Sesungguhnya Allah Maha
Jeli terhadap apa pun yang kamu kerjakan.

9. Allah telah menjanjikan kepada orang-or-


ang yang telah beriman dan mengerjakan
berbagai kebaikan, (bahwa) mereka akan
memperoleh ampunan (penghapusan
dosa) dan pahala (akibat baik) yang besar.

10. Sedangkan orang-orang yang telah kufur


dan mendustakan tanda-tanda kekuasan
Kami, mereka itu akan berada di dalam
neraka Jahim (api penderitaan yang selalu
menyala).

11. Wahai orang-orang yang beriman!


Ingatlah nikmat Allah (yang diberikan)
kepadamu, ketika suatu kaum bermaksud
hendak menyerangmu dengan kekuatan
mereka, lalu Allah menangkis kekuatan
mereka dari kamu. Dan bertakwalah/
sadarilah kekuatan Allah, dan hanya
kepada Allah hendaklah orang-orang yang
beriman bertawakal (menyerahkan segala
segala urusan).

12. Dan sungguh Allah benar-benar telah


mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan
Kami/Allah telah membangkitkan dua
belas orang pemimpin dari antara mereka.
Dan Allah pun berfirman, “Aku
bersamamu. Jika kamu benar-benar
mendirikan salat (dengan mengamalkan
maknanya dalam kehidupan)
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 161 Juz 6
HIDANGAN

serta menunaikan zakat (agar hartamu


bisa bersih dari hak orang yang sangat
membutuhkan dan hatimu bisa bersih
dari sifat kikir dan ego) , beriman kepada
rasul-rasul-Ku, membantu perjuangan
mereka, dan kamu benar-benar menaruh
saham kebaikan kepada Allah, pastilah
akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu
dan pasti pula akan Aku memasukkanmu
ke dalam surga-surga (berbagai taman
kebahagiaan) yang mengalir di sekitarnya
sungai-sungai. Namun siapa saja yang
kufur (tidak melaksanakannya) dari
antara kamu sesudah itu, maka dia benar-
benar telah tersesat dari jalan yang
lurus.”

13. Kemudian karena mereka melanggar


perjanjian itu, maka Kami mengutuk
mereka, dan Kami jadikan hati mereka
keras membatu. Mereka suka mengubah
banyak kalimat (sehingga menyimpang)
dari konteksnya, dan mereka melupakan
sebagian janji, yang mana mereka telah
diperintahkan untuk melaksanakannya.
Dan engkau senantiasa melihat
pengkhianatan mereka (terhadap
janjinya), kecuali sekelompok kecil dari
antara mereka, maka jangan kau anggap
(perjanjian) mereka, dan berpisahlah
dengannya. Karena sesungguhnya Allah
hanya menyukai orang-orang yang berniat
baik.

14. Dan dari antara mereka ada orang-orang


yang berkata, “Kami ini orang Nasrani,”
Kami telah mengambil perjanjian mereka,
tetapi mereka pun melupakan sebagian
janji itu, yang mana mereka telah
diperintahkan untuk melaksanakannya,
sebagai akibatnya Kami pun timbulkan
permusuhan dan kebencian di antara
mereka sampai hari kiamat/hari
pembalasan. Dan kelak (pada hari
pembalasannya itu) Allah akan
mengabarkan kepada mereka apa pun
yang telah mereka perbuat.
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 162 Juz 6
HIDANGAN

15. Wahai Ahli Kitab! Benar-benar Rasul Kami


telah datang kepadamu, yang menjelaskan
kepadamu banyak hal dari isi Kitab yang
kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang
dibiarkannya. Benar-benar telah datang
kepadamu suatu cahaya dari Allah, dan
suatu ketetapan yang menjelaskan.

16. Dengan cahaya dan ketetapan itulah Allah


memberikan petunjuk kepada orang yang
mengikuti perbuatan yang ridai-Nya ke arah
berbagai jalan kedamaian, dan dengannya
pula Allah mengeluarkan mereka dari
berbagai kegelapan kepada cahaya dengan
izin-Nya, dan memberikan petunjuk kepada
mereka ke arah tuntunan yang permanen.

17. Sungguh telah benar-benar kufur (terhadap


keesaan Ilahi) orang-orang yang berkata,
“Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih
putra Maryam.” Katakanlah, “Lantas
siapakah orangnya yang dapat memiliki
kekuasaan sedikit saja selain Allah, jika
Dia hendak membinasakan Al-Masih putra
Maryam beserta ibunya dan seluruh orang
yang berada di bumi?” Dan hanya Allah-
lah yang menguasai seluruh langit dan
bumi dan apa-apa yang ada di antara
keduanya. Dia akan menciptakan apa pun
yang Dia Kehendaki. Dan Allah-lah Yang
Maha Penentu segala sesuatunya.

18. Orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata,


“Kamilah anak-anak Allah dan kekasih-
kekasih-Nya.” Katakanlah, “Kenapa Allah
menyiksa kamu karena berbagai perbuatan
dosamu? Sesungguhnya kamu adalah
manusia dari antara sekian banyak
manusia yang Dia telah ciptakan. Dia akan
mengampuni (menghapus dosa) orang yang
layak Dia kehendaki dan akan menyiksa
siapa saja yang layak Dia kehendaki. Dan
hanya Allah-lah yang menguasai seluruh
langit dan bumi dan apa-apa yang ada di
antara keduanya. Dan hanya kepada-Nya
semua orang akan dipindahkan (untuk
dimintai pertanggungjawaban).”
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 163 Juz 6
HIDANGAN

19. Wahai Ahli Kitab! Sungguh telah benar-benar


datang kepadamu Rasul Kami, yang
menjelaskan (tanda-tanda kekuasaan Kami)
kepadamu di saat sudah lama rasul-rasul
(tidak datang), agar kamu nantinya tidak
mengatakan, “Tidak ada yang datang kepada
kami, baik seorang pembawa kabar gembira
maupun seorang pemberi peringatan.”
Padahal telah benar-benar datang kepadamu
pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan. Dan Allah-lah Yang Maha Penentu
segala sesuatunya.

20. Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada


kaumnya, “Wahai kaumku! Ingatlah akan
nikmat Allah (yang akan diberikan) kepadamu
ketika Dia menjadikan nabi-nabi di tengah-
tengah kamu, dan menjadikan kamu sebagai
raja-raja, dan memberikan kepada kamu apa-
apa yang belum pernah diberikan kepada
satu bangsa pun dari antara sekian banyak
bangsa.”

21. Wahai kaumku! Masuklah ke sebuah negeri


(Kanaan) yang akan dibersihkan (dari para
penguasa yang kejam), yang negeri mana
telah ditentukan Allah untuk menjadi
milikmu, dan janganlah kamu mundur (dari
perjuangan dalam menghadapi mereka),
nanti kamu akan merugi.

22. Mereka berkata, “Wahai Musa! Sesungguhnya


di dalam negeri itu ada orang-orang yang
sangat kejam, kami tidak akan memasukinya
sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka
keluar dari sana, niscaya kami akan masuk.”

23. Berkatalah dua orang laki-laki yang muncul


dari antara orang-orang yang penakut itu,
yang mana keduanya telah dianugerahi
nikmat oleh Allah, “Masuklah melalui pintu
gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya,
pastilah kamu akan dapat mengalahkannya.
Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu
bertawakal (menyerahkan segala urusan) jika
kamu benar-benar percaya (kepada janji
Allah).”
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 164 Juz 6
HIDANGAN

24. Mereka berkata, “Wahai Musa!


Sesungguhnya kami sampai kapan pun tidak
akan pernah mau memasukinya selama
mereka masih ada di dalamnya, karena itu
pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan
berperanglah kamu berdua. Sesungguhnya
kami akan duduk-duduk saja di sini (tidak
mau ikut berperang).”

25. Dia/Musa berkata, “Ya Tuhanku! Aku tidak


dapat menguasai (mereka), kecuali hanya
sebatas diriku dan saudaraku. Oleh karena
itu, pisahkanlah antara kami dengan
kelompok yang fasik itu.”

26. Dia berfirman, “(Jika demikian), maka


sesungguhnya negeri itu diharamkan buat
mereka selama empat puluh tahun, yang
mana mereka akan kebingungan di tanah
itu (padang gurun). Maka janganlah engkau/
Musa bersedih hati (memikirkan nasib) or-
ang-orang yang fasik itu.”

27. Dan kisahkan yang sebenarnya (sebagai


gambaran) kepada mereka tentang kisah
kedua anak adam97 (kedua anak manusia
secara umum), ketika keduanya
mempersembahkan persembahan (amal
masing-masing), maka diterimalah
persembahan (amal baik) dari yang seorang,
dan seorang yang lain (amal buruknya)
tidak diterima. Dia/seorang yang buruk
amalnya berkata, “Sesungguhnya aku pasti
akan membunuhmu!” Dia/seorang yang baik
amalnya berkata, “Sesungguhnya Allah
hanya menerima (amal baik) dari orang yang
bertakwa/sadar akan aturan-Nya.

28. Jika engkau benar-benar mengulurkan


tanganmu (menyerang) aku untuk
membunuhku, maka aku tidak akan
mengulurkan tanganku (menyerang) kamu
untuk membunuhmu. Aku takut balasan
Allah, Tuhan seluruh alam.
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 165 Juz 6
HIDANGAN

29. Sesungguhnya aku ingin agar engkau


menanggung dosa (membunuh)ku dan
menanggung dosamu sendiri, maka engkau
akan berada dalam neraka (api penderitaan).
Dan itulah balasan bagi orang-orang yang
zalim.”

30. Maka bangkitlah hawa nafsunya untuk


membunuh saudaranya, lalu dia pun benar-
benar membunuhnya, maka jadilah dia
termasuk orang-orang yang merugi/
menyesal.

31. Maka Allah pun mengutus seekor burung


gagak (lambang orang asing) yang mau
membahas (menggali kembali jenazah yang
terkubur) dalam tanah (untuk melakukan
otopsi) guna diperlihatkan kembali kepada
si pembunuh; bagaimana caranya dia
menguburkan mayat saudaranya. Si
pembunuh pun (akhirnya menyesali
perbuatannya) sembari berkata, “Aduh,
celakalah aku! Mengapa aku dulu sangat
lemah (dalam melawan hawa nafsuku),
sehingga aku menjadi seperti yang
diunkapkan oleh orang asing ini? Selanjutnya
aku akan menutup buku (mengakhiri)
melakukan kejahatan terhadap saudaraku.
Akhirnya dia menjadi orang yang menyesal
(seumur hidupnya).

32. Oleh karena itu Kami tetapkan bagi Bani


Israil, bahwa siapa saja yang membunuh
seseorang, bukan karena membunuh orang
lain, atau bukan karena berbuat kerusakan
dalam negeri, maka seolah-olah dia telah
membunuh hak-hak asasi orang itu secara
keseluruhan. Dan siapa saja yang
memberikan kebebasan kehidupan
seseorang, maka seolah-olah dia telah
menjamin hak-hak asasi orang itu secara
keseluruhan. Sedangkan Rasul-Rasul Kami
benar-benar telah datang kepada mereka
dengan (mengemukakan) berbagai bukti yang
jelas. Namun sesudah itu banyak dari antara
mereka yang benar-benar kelewat batas
(dalam berbuat kerusakan) dalam negeri.
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 166 Juz 6
HIDANGAN

33. Adapun balasan bagi orang-orang yang


selalu memerangi Allah dan Rasul-Nya dan
bikin kerusakan dalam negeri adalah
dibunuh/dimatikan atau disalib, atau
dipotong tangan dan kaki mereka secara
silang, atau diasingkan dari negerinya. Yang
demikian itu kehinaan bagi mereka di
dunia, sedangkan di akhirat mereka akan
memperoleh siksaan yang sangat berat.

34. Lain halnya kalau orang-orang itu mau


bertobat sebelum kamu tentukan balasan
mereka. Oleh karena itu, ketahuilah
sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun
(Penghapus dosa) lagi Maha Penyayang.

35. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Bertakwalah/sadarilah aturan Allah dan
carilah wasilah 98 (amal yang dapat
mengantarkanmu memperoleh keridaan-
Nya), dan teruslah berjuang di jalan-Nya,
supaya kamu memperoleh kemenangan/
kejayaan.

36. Sesungguhnya orang-orang yang telah kufur,


kalaulah seandainya mereka memiliki
seluruh apa-apa yang ada di bumi dan
ditambah lagi dengan sebanyak itu untuk
menebus agar mereka dapat bebas dari
siksaan pada hari kiamat/hari pembalasan,
niscaya tidak akan diterima tebusan
mereka. Dan mereka tetap akan memperoleh
siksaan yang sangat pedih.

37. Mereka ingin keluar dari neraka (api


penderitaan), namun mereka tidak akan
dapat keluar dari padanya. Sedangkan
mereka akan tetap memperoleh balasan
siksaan yang berlanjut.

38. Adapun orang laki-laki maupun perempuan


yang mencuri, maka potonglah tangan
keduanya99 sebagai balasan atas perbuatan
yang mereka lakukan dan sebagai pelajaran
dari Allah. Dan Allah-lah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 167 Juz 6
HIDANGAN

39. Namun siapa pun yang bertobat sesudah


melakukan kejahatan itu dan memperbaiki
diri, maka sesungguhnya Allah akan
menerima tobatnya. Karena memang Allah
itu Maha Pengampun/Penghapus dosa lagi
Maha Penyayang.

40. Tidakkah kamu mengetahui sesungguhnya


Allah-lah yang memiliki kekuasaan di
seluruh langit dan bumi, Dia akan menyiksa
siapa saja yang layak Dia kehendaki dan
akan mengampuni siapa saja yang layak Dia
kehendaki. Dan Allah-lah Yang Maha
Menentukan segala sesuatunya.

41. Wahai Rasul! Janganlah engkau disedihkan


oleh orang-orang-orang yang selalu
bersegera dalam perbuatan kufur. (Mereka
itu) dari golongan orang-orang yang
mengatakan dengan mulut mereka, “Kami
telah beriman,” padahal hati mereka tidak
beriman. Begitu juga dari golongan orang-
orang Yahudi, yang mana mereka senang
sekali mendengarkan ulasan-ulasan bohong
serta sangat senang mendengarkannya
kaum lain yang belum pernah datang
kepadamu. Mereka suka mengubah firman
Tuhan dari konteksnya, sembari berkata,
“Jika kebenaran ini yang diberikan
kepadamu, maka ambillah, dan jika kamu
diberi yang bukan ini, maka berhati-hatilah.”
Dan siapa saja yang layak Allah inginkan
untuk dijerumuskan, maka sedikit pun
engkau tidak berkuasa menolongnya dari
(hukuman) Allah. Mereka itulah orang-or-
ang yang tidak mungkin diinginkan Allah
untuk dibersihkan hatinya. Di dunia mereka
memperoleh kehinaan dan di akhirat akan
mendapatkan siksaan yang sangat berat.

42. Merekalah orang-orang sangat senang


mendengarkan ulasan-ulasan bohong lagi
suka menelan mentah-mentah kebohongan
itu. Jika mereka datang kepadamu, maka
berilah keputusan perkara di antara mereka
atau berpalinglah dari mereka,
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 168 Juz 6
HIDANGAN

dan jika engkau berpaling dari mereka,


maka mereka tidak akan
membahayakanmu sedikit pun. Dan jika
engkau harus memutuskan, maka
putuskanlah perkara di antara mereka
dengan adil. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat adil.

43. Dan bagaimana mereka akan minta


keputusan hukum kepadamu, padahal di
sisi mereka ada kitab Taurat, yang di
dalamnya ada hukum Allah? Nanti
mereka pun akan berpaling sesudah
diberi keputusan? Sedangkan mereka itu
bukanlah orang-orang yang mau percaya
(kepada keputusanmu).

44. Sesungguhnya Kami lah yang


menurunkan kitab Taurat, yang di
dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Yang
dengan Kitab itu para nabi yang tunduk
terhadapnya selalu memberikan
keputusan atas perkara orang-orang
Yahudi. Demikian juga para ulama dan
pendeta-pen deta mereka, sebab
merekalah yang dapat amanat untuk
menjaga kitab Allah, dan mereka pula
yang menjadi saksi terhadap hal itu. Oleh
karena itu, janganlah kamu takut kepada
manusia, namun takutlah kepada-Ku.
Dan janganlah kamu memperjualbelikan
ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Siapa
pun yang tidak memutuskan (suatu
perkara) berdasarkan prinsip hukum
yang diturunkan Allah, maka mereka
itulah orang-orang yang kufur (terhadap-
Nya).

45. Kami telah menetapkan bagi mereka di


dalam Taurat, bahwa nyawa (dibalas)
dengan nyawa, mata dengan mata,
hidung dengan hidung, telinga dengan
telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka
(pun) ada hukum qisasnya (balasan yang
setimpal).
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 169 Juz 6
HIDANGAN

Dan siapa saja yang dengan rela hati mau


melepaskan (hak qisas) nya, maka hal itu
dapat menjadi penebus dosa-dosanya.
Dan siapa pun yang tidak memutuskan
perkara berdasarkan prinsip hukum yang
diturunkan Allah, maka mereka itulah or-
ang-orang yang zalim.

46. Dan Kami mengutus Isa putra Maryam


untuk mengikuti jejak mereka, yang dia
itu membenarkan kitab Taurat yang
diturunkan sebelumnya. Dan Kami
menurunkan Injil kepadanya, yang di
dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya,
yang isinya membenarkan isi kitab Taurat
yang diturunkan sebelumnya, dan sebagai
petunjuk serta ajaran bagi orang-orang
yang bertakwa/sadar akan aturan Tuhan-
Nya.

47. Dan hendaklah pengikut Injil


memutuskan suatu perkara berdasarkan
prinsip hukum yang diturunkan Allah
yang ada di dalamnya. Dan siapa saja
yang tidak memutuskan suatu perkara
berdasarkan prinsip hukum yang
diturunkan Allah, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik.

48. Dan Kami pula yang telah menurunkan


Kitab/wahyu Alquran kepadamu dengan
yang sebenarnya, yang isinya
membenarkan isi Kitab yang diturunkan
sebelumnya dan menjaganya. Oleh karena
itu putuskanlah perkara di antara mereka
berdasarkan prinsip hukum yang
diturunkan Allah, dan janganlah engkau
mengikuti hawa nafsu mereka tentang
sesuatu perkara yang kebenarannya telah
datang kepadamu. Bagi setiap umat dari
antara kamu, Kami telah menjadikan
syariat/aturan dan prinsip hidup yang
jelas. Kalau Allah menghendaki, niscaya
Dia dijadikan kamu satu umat (saja),
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 170 Juz 6
HIDANGAN

akan tetapi Allah hendak mengujimu


tentang apa-apa yang telah Dia berikan
kepadamu, oleh karena itu berlomba-
lombalah kamu berbuat berbagai
kebaikan. Hanya kepada Allah-lah kamu
akan dikembalikan (untuk dimintai
pertanggungjawaban), lalu Dia akan
memberitahukan kepadamu tentang apa-
apa yang dahulu kamu perselisihkan.

49. Dan hendaklah engkau memutuskan


perkara di antara mereka berdasarkan
prinsip hukum yang diturunkan Allah, dan
janganlah engkau mengikuti hawa nafsu
mereka. Dan berhati-hatilah dari fitnah
mereka terhadapmu tentang sebagian
prinsip hukum yang telah Allah turunkan
kepadamu. Jika mereka berpaling (dari
prinsip hukum Allah), maka ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah hanya ingin
menimpakan musibah kepada mereka
disebabkan sebagian dosa-dosa mereka.
Dan sesungguhnya kebanyakan manusia
adalah orang-orang yang fasik/durhaka
(terhadap prinsip hukum Allah).

50. Apakah hukum Jahiliah yang mereka cari/


pilih? Dan siapakah yang lebih baik
hukumnya dibanding daripada hukum
Allah bagi kaum yang meyakini (hukum-
Nya)?

51. Wahai orang-orang yang beriman!


Janganlah kamu menjadikan orang-orang
Yahudi dan Nasrani (yang memilih hukum
jahiliyah) sebagai pelindung(mu). Karena
mereka satu sama lain saling melindungi.
Dan siapa pun dari antara kamu yang
menjadikan mereka sebagai pelindung,
maka sesungguhnya dia termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah
tidak akan memberi petunjuk kepada or-
ang-orang yang menzalimi (diri sendiri).
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 171 Juz 6
HIDANGAN

52. Lalu kamu akan melihat orang-orang yang


hatinya berpenyakit segera berada di
tengah-tengah mereka (Yahudi dan
Nasrani), sembari berkata, “Kami takut
akan memperoleh giliran nasib buruk.”
Mudah-mudahan saja Allah segera
mendatangkan kemenangan, atau
mendatangkan amar putusan yang baik dari
sisi-Nya (kepadamu), sehingga mereka
akan menyesali dirinya karena
penentangannya secara terus-menerus
(kepada wahyu Ilahi).

53. Dan orang-orang yang telah beriman akan


berkata, “Inikah orang-orangnya yang dulu
pernah bersumpah dengan nama Allah
secara mati-matian, bahwa mereka benar-
benar beserta kamu?” Segala usaha-usaha
jahat mereka menjadi sia-sia, sehingga
mereka menjadi orang-orang yang merugi.

54. Wahai orang-orang yang beriman! Siapa


pun dari antara kamu yang murtad 100
(berbalik keluar) dari agamanya, maka
kelak Allah akan mendatangkan kaum lain,
yang Dia mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya, mereka bersikap lemah
lembut terhadap orang-orang yang
beriman, bersikap keras pendirian
terhadap orang-orang yang kufur, selalu
berjuang di jalan Allah, dan tidak takut
celaan orang yang suka mencela. Itulah
karunia Allah yang diberikan-Nya kepada
siapa saja yang layak Dia kehendaki. Dan
Allah-lah Yang Maha Luas (rahmat-Nya) lagi
Maha Mengetahui.

55. Sesungguhnya pelindungmu hanyalah


Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang
beriman yang mendirikan salat (dengan
mengamalkan maknanya dalam
kehidupan) dan menunaikan zakat (agar
hartanya bisa bersih dari hak orang yang
sangat membutuhkan dan hatinya bisa
bersih dari sifat kikir dan ego), dan mereka
itu selalu rukuk (selalu siap untuk
mematuhi aturan-Nya).
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 172 Juz 6
HIDANGAN

56. Dan siapa saja yang menjadikan Allah,


Rasul-Nya, dan orang-orang yang telah
beriman sebagai pelindungnya, maka
sesungguhnya partai Allah itulah yang
akan dapat mengalahkan (para
penentangnya).

57. Wahai orang-orang yang telah beriman!


Janganlah kamu menjadikan pelindungmu
terhadap orang-orang yang memperolok-
olok dan mempermainkan agamamu, yakni
sebagian orang-orang yang telah diberi
Kitab sebelummu dan orang-orang yang
kufur. Dan bertakwalah/sadarilah aturan
Allah jika kamu benar-benar orang-orang
yang beriman.

58. Dan apabila kamu mengajak (Ahli Kitab)


untuk melaksanakan salat (perjajian),
mereka malah mengejek dan
mempermainkan perjanjian itu. Yang
demikian itu karena mereka orang-orang
yang tidak mau mengerti.

59. Katakanlah, “Wahai Ahli Kitab! Apakah


kamu dendam kepada kami, hanya karena
kami beriman kepada Allah dan kepada
wahyu yang diturunkan kepada kami dan
kepada wahyu yang diturunkan
sebelumnya? Sesungguhnya kebanyakan
dari kamu adalah orang-orang yang fasik.”

60. Katakanlah, “Maukah aku beritakan


kepadamu tentang orang yang
kesudahannya lebih buruk daripada orang
yang fasik menurut pandangan Allah?
Yaitu, orang yang dikutuk dan dimurkai
Allah, dari antara mereka ada yang
dijadikan-Nya sebagai kera dan babi
(dalam arti majas) dan sebagai orang yang
menghamba kepada tagut (hawa nafsu
setan)” Mereka itu posisinya akan sangat
buruk dan sangat tersesat dari jalan yang
lurus.
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 173 Juz 6
HIDANGAN

61. Dan apabila mereka datang kepadamu,


mereka mengatakan, “Kami telah beriman,”
padahal mereka kesana-kemari dengan
kekufuran. Dan Allah-lah yang lebih
mengetahui kekufuran yang mereka
sembunyikan.

62. Dan kamu akan lihat banyak dari antara


mereka yang selalu bersegera dalam
perbuatan dosa, permusuhan, dan mereka
menelan mentah-mentah berita bohong.
Sungguh sangat buruk apa-apa yang mereka
kerjakan.

63. Kalaulah tiada 101 para ulama dan para


pendeta yang melarang mereka membikin
pernyataan dusta dan menelan mentah-
mentah berita bohong, tentulah akan lebih
buruk lagi apa-apa yang mereka lakukan.

64. Dan orang-orang Yahudi berkata, “Tangan


Allah terbelenggu.” Sebenarnya tangan
merekalah yang terbelenggu, dan mereka
telah dilaknat disebabkan pernyataan-
pernyataan yang mereka lontarkan. Padahal
kedua tangan Allah itu selalu dibentangkan;
Dia memberi rezeki sebagaimana yang Dia
kehendaki. Dan wahyu Alquran yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu
pastilah akan menambah kesesatan dan
kekufuran bagi kebanyakan mereka. Dan
Kami timbulkan permusuhan dan kebencian
di antara mereka sampai hari kiamat/hari
pembalasan (untuk mereka). Setiap mereka
menyalakan api peperangan, Allah
memadamkannya. Sedangkan mereka terus
berusaha berbuat kerusakan di bumi. Dan
Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.

65. Dan kalau sekiranya Ahli Kitab itu mau


beriman dan bertakwa/menyadari aturan
Kami, niscaya Kami hapus kesalahan-
kesalahan mereka, dan pasti akan Kami
memasukkan mereka ke dalam berbagai
taman kebahagiaan yang penuh nikmat.
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 174 Juz 6
HIDANGAN

66. Dan kalau sekiranya mereka sungguh-


sungguh melaksanakan dengan teguh
ajaran Taurat, Injil, dan wahyu Alquran
yang diturunkan kepada mereka dari
Tuhannya, niscaya mereka akan dapat
menyantap makanan (memperoleh
rezeki) yang berasal dari atas mereka dan
dari bawah kaki mereka. Dari antara
mereka ada sekelompok orang yang
berniat baik. Dan banyak dari antara
mereka yang sangat buruk perbuatannya.

67. Wahai Rasul! Sampaikanlah apa-apa


yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.
Jika engkau tidak melakukan perintah
itu, berarti engkau tidak menyampaikan
risalah-Nya. Sedangkan Allah akan
menjaga engkau dari (rencana jahat)
manusia. Sesungguhnya Allah tidak akan
memberi petunjuk kepada orang-orang
yang kufur.

68. Katakanlah, “Wahai Ahli Kitab! Kamu


tidak ada artinya (dalam beragama),
hingga kamu melaksanakan dengan teguh
ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan wahyu
Alquran yang diturunkan Tuhanmu
kepadamu.” Dan wahyu Alquran yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu
pastilah akan menambah kesesatan dan
kekufuran bagi kebanyakan mereka. Oleh
karena itu, janganlah engkau bersedih
hati 102 atas perihal orang-orang yang
kufur itu.

69. Sesungguhnya orang-orang yang telah


beriman, orang-orang Yahudi, orang-or-
ang Shabiin, dan orang-orang Nasrani,
siapa saja yang telah beriman103 kepada
Allah dan hari akhir104 serta mengerjakan
kebaikan, maka mereka akan
memperoleh pahala (akibat baik) dari
Tuhan mereka, dan mereka tidak akan
merasa khawatir, dan tidak pula mereka
akan bersedih hati.
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 175 Juz 6
HIDANGAN

70. Sesungguhnya Kami telah mengambil


perjanjian dari Bani Israil, dan Kami pun
telah mengutus kepada mereka rasul-
rasul. Namun setiap kali rasul datang
kepada mereka dengan membawa apa-
apa yang tidak sesuai dengan keinginan
mereka, maka sebagiannya mereka
dustakan dan sebagian yang lain mereka
berusaha membunuhnya.

71. Dan mereka mengira bahwa tidak akan


terjadi bencana apa pun (terhadap
mereka dengan mendustakan rasul-rasul
itu), akibatnya mereka pun menjadi buta
dan tuli (tidak bisa melihat dan
mendengarkan kebenaran), kemudian
Allah menerima tobat mereka, namun
banyak dari antara mereka yang tetap
buta dan tuli. Sedangkan Allah Maha
Melihat apa-apa yang mereka kerjakan.

72. Sungguh telah kufurlah orang-orang yang


mengatakan, bahwa sesungguhnya Allah
itu Dia-lah Almasih putra Maryam.
Padahal Almasih (sendiri) berkata,
“Wahai Bani Israil! Menghambalah kamu
kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.”
Sesungguhnya siapa pun yang
mempersekutukan sesuatu dengan Allah,
maka Allah pasti mengharamkan surga
(taman kebahagian) baginya, dan tempat
perlindungannya105 adalah neraka (api
penderitaan). Dan bagi orang-orang yang
zalim itu tidak akan ada orang-orang
yang dapat menolongnya.

73. Sungguh telah kufurlah orang-orang yang


mengatakan, bahwa sesungguhnya Allah
adalah oknum yang ketiga dari tiga
oknum, padahal tidak ada Tuhan, kecuali
Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa-apa yang mereka
katakan, pastilah orang-orang yang kufur
(terhadap keesaan Allah) dari antara
mereka akan memperoleh siksaan yang
sangat pedih.
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 176 Juz 6
HIDANGAN

74. Lalu apakah sebabnya mereka tidak mau


bertobat kepada Allah dan memohon
ampunan kepada-Nya? Padahal Allah itu
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

75. Almasih putra Maryam itu hanyalah


seorang Rasul. Sesungguhnya
sebelumnya pun sudah berlalu beberapa
rasul. Sedangkan ibunya adalah seorang
yang sangat baik akidahnya. Keduanya
biasa memakan makanan (seperti orang
lain). Perhatikanlah bagaimana Kami
menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan
kami) kepada mereka (Ahli K itab),
kemudian perhatikan bagaimana
mereka kok bisa dibelokkan (oleh
keinginan mereka dari akidah yang
benar)!

76. Katakanlah, “Mengapa kamu mengham-


ba kepada sesuatu selain Allah, yang
tidak dapat berkuasa menyingkirkan
kemudaratan yang ada padamu dan
tidak berkuasa mendatangkan
manfaat?” Padahal Allah-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.

77. Katakanlah, “Wahai Ahli Kitab!


Janganlah kamu berlebih-lebihan dalam
beragama dengan cara yang tidak benar.
Dan janganlah kamu mengikuti
keinginan kelompok kaum yang
sebelumnya benar-benar telah sesat dan
menyesatkan banyak orang, dan mereka
sendiri telah sesat dari jalan yang lurus.”

78. Orang-orang yang telah kufur dari Bani


Israil telah dilaknat/dikutuk106 karena
melanggar pesannya Dawud dan
pesannya Isa putra Maryam. Yang
demikian itu dikarenakan mereka
melanggarnya dan berlebih lebihan
(dalam beragama).
SURAT 5, AL-MAA'IDAH = 177 Juz 6
HIDANGAN

79. Mereka itu tidak saling mencegah


perbuatan mungkar yang selalu mereka
lakukan. Sungguh sangatlah buruk
pelanggaran yang telah mereka lakukan.

80. Kamu melihat banyak dari antara mereka


yang menjadikan orang-orang yang telah
kufur sebagai pelindungnya. Sungguh
sangatlah buruk pelanggaran yang
dilakukan oleh kalangan mereka, yang
akibatnya Allah murka kepadanya, dan
mereka akan kekal dalam siksaan
(selama masa hukumannya belum
habis).

81. Dan kalau sekiranya mereka beriman


kepada Allah Nabi/Muhammad dan
kepada apa yang diturunkan kepadanya,
niscaya mereka tidak akan menjadikan
orang-orang yang telah kufur sebagai
pelindungnya. Akan tetapi banyak dari
antara mereka itu orang-orang yang
fasik.

82. Sungguh akan kamu dapati orang yang


paling keras permusuhannya terhadap
orang-orang yang telah beriman, yakni
orang-orang Yahudi dan orang-orang
yang telah musyrik. Dan sungguh akan
kamu dapati orang yang paling dekat
persahabatannya dengan orang-orang
yang telah beriman, yakni orang-orang
yang berkata, “Sesungguhnya kami
adalah orang-orang Nasrani.” Yang
demikian itu karena dari antara mereka
pasti ada alim ulama dan pendeta-
pendeta, yang mana mereka tidak mau
menyombongkan diri.
SURAT 5, AL-MAAIDAH 178 Juz 7
= HIDANGAN

83. Dan apabila mereka mendengarkan


wahyu yang diturunkan kepada Rasul/
Muhammad, kamu lihat mata mereka
mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran yang telah mereka kenal
(sebelumnya), seraya berkata, “Ya Tuhan
kami! Kami telah beriman (kepadanya),
maka catatlah kami bersama orang-or-
ang yang menjadi saksi (atas
kerasulannya).

84. Dan mengapa kami tidak akan beriman


kepada Allah dan kebenaran yang datang
kepada kami, padahal kami sangat
berharap agar Tuhan kami memasukkan
kami ke dalam golongan orang-orang
saleh?”

85. Maka Allah pun memberi ganjaran


kepada mereka atas pernyataan
sikapnya, yakni (diberi ganjaran) dengan
berbagai taman kebahagiaan yang
mengalir di sekitarnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Dan itulah
balasan bagi orang-orang yang
melakukan kebaikan.

86. Sedangkan orang-orang yang tetap kufur


dan mendustakan ayat-ayat Kami,
mereka akan berada di dalam neraka
Jahim (api penderitaan yang selalu
menyala).

87. Wahai orang-orang yang beriman!


Janganlah kamu mengharamkan apa pun
yang baik-baik yang telah dihalalkan
Allah untukmu, dan janganlah kamu
berlebihan-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan (dalam beragama).

88. Dan makanlah dari apa pun yang halal


lagi yang baik (untuk kesehatanmu) yang
telah Allah berikan kepadamu, dan
bertakwalah/sadarilah aturan Allah,
yang hanya kepada-Nya kamu beriman.
SURAT 5, AL-MAAIDAH 179 Juz 7
= HIDANGAN

89. Allah tidak akan mengambil tindakan


kepada kamu disebabkan sumpahmu
yang main-main, akan tetapi Dia akan
mengambil tindakan disebabkan
sumpahmu yang kamu lakukan dengan
kesadaran. Adapun yang dapat
menghapus konsekuensi sumpahmu
adalah memberi makan sepuluh orang
miskin dengan ukuran makanan yang
biasa kamu berikan kepada keluargamu,
atau memberi mereka pakaian, atau
membebaskan/menolong seseorang yang
terbelenggu (oleh kondisi tertentu). Lalu
siapa saja yang tidak menemukan itu
semua, maka yang dapat menghapus
konsekuensi sumpahnya adalah
berpuasa tiga hari. Itulah kafarat/
sesuatu yang dapat menghapus
konsekuensi sumpahmu apabila kamu
bersumpah. Dan jagalah sumpahmu.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya kepadamu supaya kamu mau
mensyukuri/menghargai (aturan-Nya).

90. Wahai orang-orang yang beriman!


Sesungguhnya minuman keras, berjudi,
tumbal-tumbal, dan mengundi nasib,
adalah sesuatu yang menjijikkan dari
pekerjaan setan/orang yang jahat. Oleh
karena itu, jauhilah perbuatan itu supaya
kamu memperoleh keberhasilan/
kemenangan.

91. Sesungguhnya dengan perantaraan


minuman keras dan judi, setan/orang
yang jahat itu hanya berkeinginan untuk
membikin permusuhan dan kebencian di
antara kamu, dan menghalang-halangi
kamu dari mengingat aturan Allah dan
melaksanakan salat, maka tidakkah
kamu mau berhenti?

92. Dan taatlah kamu kepada Allah dan


taatlah kamu kepada Rasul-Nya
SURAT 5, AL-MAAIDAH 180 Juz 7
= HIDANGAN

serta berhati-hatilah (dalam menjalani


hidupmu). Jika kamu berpaling, maka
ketahuilah bahwa kewajiban Rasul Kami
hanyalah menyampaikan (risalah-Nya)
dengan terus terang.

93. Tidak ada kesalahan bagi orang-orang


yang telah beriman dan mengerjakan
berbagai kebaikan tentang apa-apa yang
telah mereka makan selama mereka
bertakwa/menyadari aturan-Nya dan
beriman serta mengerjakan berbagai
kebaikan, kemudian mereka pun tetap
bertakwa dan beriman, selanjutnya lagi
mereka tetap juga bertakwa dan
melakukan perbaikan. Sedangkan Allah
itu menyukai orang-orang yang
melakukan perbaikan.

94. Wahai orang-orang yang beriman! Allah


pasti akan menguji kamu dengan
bermacam-macam hewan buruan yang
dengan mudah kamu akan dapat peroleh
dengan tangan dan peralatanmu, agar
Allah mengetahui siapa-siapa saja yang
takut melanggar-Nya, meskipun Dia
ghaib. Siapa saja yang melanggar
batasan-Nya setelah itu, maka dia akan
memperoleh siksaan yang sangat pedih.

95. Wahai orang-orang yang beriman!


Janganlah kamu membunuh hewan
buruan, sedangkan kamu sedang berada
dalam bulan-bulan suci. Dan siapa pun
dari antara kamu yang membunuhnya
dengan sengaja, maka hukuman baginya
adalah mengganti dengan hewan ternak
yang sepadan dengan buruan yang
dibunuhnya (untuk dibagikan kepada or-
ang-orang miskin), yang hal itu akan
diputuskan oleh dua hakim yang adil dari
antara kamu, yang hadiah itu harus
disampaikan di depan Ka‘bah (di majlis
hakim), atau kafarat/sesuatu yang dapat
menghapus konsekuensinya
SURAT 5, AL-MAAIDAH 181 Juz 7
= HIDANGAN

adalah untuk menyantuni orang-orang


miskin (seharga hewan yang dibunuhnya),
atau kafarat lain yang sebanding dengan
itu, seperti berpuasa (ataupun yang
lainnya), agar dia merasakan akibat
buruk dari kasusnya. Allah telah
memaafkan apa-apa yang telah lalu. Dan
siapa saja yang mengulangi kasusnya,
niscaya Allah akan menjatuhi hukuman
kepadanya. Dan Allah-lah Yang Maha
Perkasa lagi Yang memiliki (kekuasaan)
untuk menghukum.

96. Dihalalkan bagimu berburu hewan laut


dan memakannya sebagai persediaan
(makanan) bagimu dan bagi orang-orang
yang dalam perjalanan, Dan diharamkan
atasmu berburu hewan darat, selama
kamu berada dalam bulan-bulan sucì. Dan
bertakwalah/sadarilah aturan Allah yang
hanya kepada-Nya kamu akan dihimpun
(untuk dimintai pertanggungjawaban).

97. Allah telah menjadikan Ka‘bah (sebagai


lambang) rumah (kitab) suci agar
ditegakkan (aturan yang ada di dalamnya)
oleh manusia. Demikian pula bulan suci,
hadiah korban, dan berbagai hal yang
berhubungan (dengannya). Yang demikian
itu agar kamu mengetahui, bahwa Allah-
lah Yang benar-benar mempunyai apa-
apa yang ada di seluruh langit dan apa-
apa yang ada di bumi, dan bahwa
sesungguhnya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui segala sesuatunya.

98. Ketahuilah olehmu, bahwa Allah itu benar-


benar sangat keras dalam memberikan
hukuman, disamping bahwa Allah itu
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

99. Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah


menyampaikan (risalah), dan Allah-lah
yang mengetahui apa-apa yang kamu
tampakkan dan apa-apa yang kamu
sembunyikan.
SURAT 5, AL-MAAIDAH 182 Juz 7
= HIDANGAN

100. Katakanlah, “Tidaklah sama yang buruk


dengan yang baik, walaupun kebanyakan
yang buruk itu mengherankanmu, maka
bertakwalah/sadarilah aturan Allah
wahai orang-orang yang punya akal sehat,
supaya kamu memperoleh kemenangan/
keberhasilan.”

101. Wahai orang-orang yang beriman!


Janganlah kamu menanyakan (kepada
Nabimu) hal-hal yang jika dijelaskan
kepadamu, justru akan menyulitkan kamu
(untuk dapat memahaminya). Jika kamu
menanyakan hal itu pada waktu wahyu
Alquran diturunkan, niscaya (pada
waktunya nanti) akan dijelaskan
kepadamu. Allah telah memaafkan
(membiarkan) maknanya (untuk
sementara waktu). Sedangkan Allah itu
Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

102. Sesungguhnya sebelum kamu pun ada


segolongan manusia yang menanyakan
hal serupa itu (kepada nabi mereka),
kemudian mereka menjadi orang-orang
yang mengufurinya (setelah tidak
dijelaskan kepadanya karena memang
belum waktunya).

103. Allah tidak pernah menjadikan (sesuatu


yang keramat) kepada hewan, baik itu
unta, sapi, domba, kambing, maupun
hewan tertentu lainnya, baik betina
maupun jantan. Akan tetapi orang-orang
yang kufur (terhadap kekuasaan Allah)
mengada-adakan hal itu atas nama Allah
secara dusta, sedangkan kebanyakan
mereka tidak mau menggunakan logika.

104. Dan apabila dikatakan kepada mereka,


“Marilah (mengikuti) ajaran yang
diturunkan Allah dan (mengikuti contoh)
Rasul (dalam mengamalkan ajaran-Nya)”
Mereka menjawab, “Cukuplah bagi kami
(mengikuti) ajaran/tradisi yang kami
peroleh dari nenek moyang kami.”
SURAT 5, AL-MAAIDAH 183 Juz 7
= HIDANGAN

Apakah seterusnya (mereka akan


mengikuti) nenek moyang mereka
walaupun nenek moyang mereka itu
ternyata tidak mengetahui apa-apa dan
tidak juga mendapat petunjuk?

105. Wahai orang-orang yang beriman!


Kewajiban kamu adalah menjaga
dirimu (agar tetap berada di atas
petunjuk wahyu Alquran), (karena)
siapa pun yang sesat tidak akan dapat
membahayakan kepadamu apabila
kamu berada di atas petunjuk107 (wahyu
Alquran). Hanya kepada Allah kamu
semua akan dikembalikan (untuk
dimintai pertanggungjawaban), lalu
Dia pun akan memberitahukan
kepadamu apa saja yang telah kamu
kerjakan.

106. Wahai orang-orang yang beriman!


Apabila salah seorang dari antara
kamu menghadapi kematian, sedangkan
dia mau berwasiat, maka hendaklah
(wasiat itu) disaksikan oleh dua orang
yang jujur dari antara keluarga kamu,
atau dua orang lain yang bukan
keluargamu jika kamu dalam
perjalanan di bumi dalam keadaan
kamu ditimpa kecelakaan yang akan
mengakibatkan kematian. Hendaklah
kamu tahan kedua saksi itu sesudah
salat, lalu hendaklah keduanya
bersumpah jika kamu meragukannya
“Demi Allah kami tidak akan
memperjualbelikan sumpah ini dengan
mengambil keuntungan sedikit pun
walaupun dia kerabat terdekat (dengan
kami), dan kami tidak akan
menyembunyikan kesaksian terhadap
Allah. Sesungguhnya kami jika
melakukan hal itu, tentu kami termasuk
orang-orang yang berdosa.”
SURAT 5, AL-MAAIDAH 184 Juz 7
= HIDANGAN

107. Jika terbukti kedua saksi itu melakukan


kebohongan, maka dua orang saksi yang
yang lain dapat menggantikan posisinya,
yakni dua orang saksi yang pertama
yang berhak untuk menjadi saksinya, lalu
keduanya pun perlu bersumpah dengan
nama Allah, “Sungguh, kesaksian kami
lebih layak diterima daripada kesaksian
kedua saksi itu, dan kami tidak akan
berbohong. Sesungguhnya kami jika
melakukan hal itu, tentulah kami
termasuk orang-orang zalim.”

108. Itulah cara terbaik agar mereka dapat


memberikan kesaksiannya sesuai apa
adanya, sehingga mereka itu bisa
berhati-hati agar kesaksian yang sudah
disumpah itu tidak ditolak. Dan
bertakwalah/sadarilah aturan Allah itu
dan dengarkanlah. Sedangkan Allah itu
tidak akan memberi petunjuk kepada
kaum/kelompok yang fasik.

109. Pada suatu hari nanti, Allah akan


mengumpulkan para rasul, lalu Dia akan
bertanya (kepada mereka),
“Disambutkah seruan kamu (oleh
kaummu)?” Mereka (para rasul)
menjawab, "Kami tidak punya
pengetahuan yang pasti (sepeninggal
kami). Sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mengetahui hal-hal gaib.”

110. Dan ingatlah ketika Allah berfirman,


“Wahai Isa putra Maryam! Ingatlah
nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu
ketika Aku menguatkankanmu dengan
Ruh Kudus; engkau dapat berbicara
(berdialog) dengan manusia pada waktu
masih dalam buaian (majas dalam arti
relatif muda) dan pada waktu dewasa
dan usia lanjut. Dan ingatlah ketika Aku
mengajarkan menulis kepadamu, dan
mengajarkan hikmah kebijaksanaan,
dan mengajarkan Taurat dan Injil.
SURAT 5, AL-MAAIDAH 185 Juz 7
= HIDANGAN

Dan ingatlah ketika engkau membentuk


(sesuatu) dari tanah seperti keadaan
burung-burung, lalu engkau meniupnya,
maka sesuatu itu menjadi burung-burung
dengan izin-Ku ( burung sebagai simbol
para hawariyyun, sahabat setia Isa). Dan
dengan izin-Ku pula engkau dapat
membebaskan orang yang buta (dari
kebutaan mata hatinya) dan orang yang
berpenyakit kusta (dari sakit kronis yang
ada dalam hatinya). Begitu juga ingatlah
ketika engkau dapat mengeluarkan orang-
orang yang mati (jiwanya) dengan izin-Ku.
Dan ingatlah pula ketika Aku mencegah
sebagian orang Bani Israil (dari keinginan
membunuhmu) di waktu engkau
mengemukakan kepada mereka berbagai
bukti yang jelas, lalu orang-orang yang
yang kufur dari antara mereka berkata, 'Ini
tidak lain hanyalah sihir/kedustaan yang
terang-terangan'.”

111. Dan ingatlah, ketika Aku wahyukan kepada


para Hawary/para sahabat Isa yang setia,
“Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada
Rasul-Ku.” Mereka menjawab, “Kami telah
beriman, dan saksikanlah bahwa
sesungguhnya kami adalah orang-orang
yang berserah diri (kepada-Mu).”

112. Ingatlah ketika para Hawary berkata,


“Wahai Isa putra Maryam! Mampukah
Tuhanmu menurunkan hidangan dari
langit kepada kami?” Isa menjawab,
“Bertakwalah/sadarilah aturan Allah jika
kamu benar-benar orang-orang yang
beriman.”

113. Mereka berkata, “Kami ingin agar dapat


memakan hidangan itu, dan agar
tenanglah hati kami, serta agar kami dapat
tahu bahwa engkau telah berkata benar
kepada kami, pada akhirnya kami pun
dapat menjadi orang-orang yang
menyaksikan (hal itu).”
SURAT 5, AL-MAAIDAH 186 Juz 7
= HIDANGAN

114. Isa putra Maryam berdoa, “Ya Tuhan


kami! Turunkanlah kepada kami
hidangan dari langit, yang hal itu akan
menjadi kegembiraan bagi kami yang di
awal-awal ini, begitu juga bagi orang-
orang yang datang setelah kami, dan hal
itu agar dapat menjadi tanda bagi
kekuasaan Engkau, selanjutnya berilah
kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik
pemberi rezeki.”

115. Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku


akan menurunkan hidangan itu
kepadamu, namun siapa saja yang kufur
dari antara kamu sesudah itu, maka
sesungguhnya Aku akan menurunkan
siksaan kepadamu dengan siksaan yang
belum pernah Aku timpakan kepada satu
bangsa pun yang ada di alam semesta.”

116.Dan ingatlah ketika Allah berfirman,


“Wahai Isa putra Maryam! Apakah
engkau mengatakan kepada
mamanusia, jadikanlah aku dan ibuku
sebagai dua tuhan selain Allah?” Isa
menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak
layak bagiku mengatakan sesuatu yang
bukan hakku. Jika aku pernah
mengatakannya, tentulah Engkau
mengetahuinya. Engkau mengetahui apa-
apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa-apa yang ada pada diri-
Mu. Sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mengetahui hal-hal gaib.”

117. Aku tidak pernah mengatakan kepada


mereka kecuali apa-apa yang Engkau
perintahkan kepadaku, yakni
“Menghambalah kamu kepada Allah,
Tuhanku dan Tuhanmu, dan aku menjadi
saksi terhadap mereka selama aku
berada di tengah-tengah mereka. Dan
setelah Engkau mewafatkan aku, maka
Engkaulah yang menjadi Pengawas
mereka. Dan Engkaulah Yang Maha
Menyaksikan atas segala sesuatunya.
SURAT 5, AL-MAAIDAH 187 Juz 7
= HIDANGAN

118. Jika Engkau akan menyiksa mereka, maka


sesungguhnya mereka adalah hamba-
hamba-Mu, dan jika Engkau akan
mengampuni mereka, maka
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

119. Allah berfirman, “Pada suatu hari nanti


orang-orang yang jujur akan memperoleh
manfaat dari kejujurannya. Mereka
memperoleh berbagai surga (taman-
taman kebahagiaan) yang mengalir di
sekitarnya sungai-sungai, mereka kekal
di dalamnya selama-lamanya. Allah rida
kepada mereka dan mereka pun rida
kepada-Nya. Itulah kemenangan yang
agung.”

120. Hanya milik Allah-lah kekuasaan di


seluruh langit dan bumi, begitu juga apa-
apa yang ada di dalamnya. Dan Dia-lah
Maha Penentu segala sesuatunya.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 188 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

6. SURAT Al-AN`AAM = HEWAN-HEWAN TERNAK


Turun di Mekah: 165 ayat

Dengan perantaraan nama Allah Yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang.

1. Pujian yang hakiki itu milik Allah yang telah


menciptakan seluruh langit dan bumi, dan
menjadikan berbagai kegelapan dan cahaya,
sedangkan orang-orang yang telah kufur
kepada Tuhannya, mereka tetap tegak/
membandel108 (tidak mau berubah di atas
kekufurannya).

2. Dia-lah yang telah menciptakan kamu dari


tanah, kemudian Dia telah tetapkan sesuatu
ajal, sedangkan ajal itu sendiri akan
ditentukan oleh-Nya. Namun demikian kamu
masih saja bimbang.

3. Dan Dia-lah Allah (yang kekuasaan-Nya) ada


di seluruh langit dan bumi. Dia mengetahui
apa pun yang kamu rahasiakan dan apa pun
yang kamu nyatakan, begitu pula
mengetahui apa pun yang kamu kerjakan.

4. Dan setiap tanda kekuasaan dari tanda-


tanda kekuasaan Tuhan datang kepada
mereka, maka merekalah orang-orang yang
akan berpaling darinya.

5. Lalu mereka pun benar-benar mendustakan


kenyataan itu tatkala telah datang kepada
mereka. Maka kelak kabar buruk akan datang
kepada mereka akibat dari apa-apa yang
dulunya pernah mereka memperolok-olok.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 189 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

6. Tidakkah mereka perhatikan berapa


banyak generasi sebelum mereka yang
telah Kami binasakan, padahal dahulunya
kekuasaan mereka telah Kami kokohkan di
muka bumi, yang kekuasaan itu sekarang
belum Kami berikan kepadamu. Sedangkan
dahulunya Kami kucurkan banyak berkat
dari langit kepada mereka, dan Kami pun
telah jadikan sungai-sungai mengalir di
sekitarnya (subur makmur), pada akhirnya
toh Kami binasakan mereka karena dosa-
dosa mereka sendiri, lalu sesudah mereka,
Kami pun memunculkan generasi lain
(sebagai penggantinya).

7. Dan kalaulah sekiranya Kami turunkan


kepadamu sebuah tulisan di atas kertas,
lalu mereka pun dapat menyentuhnya
dengan tangan mereka sendiri, niscaya or-
ang-orang yang kufur itu pun akan berkata,
“Ini tidak lain hanyalah sihir/tipuan109 yang
nyata.”

8. Dan mereka berkata, “Kalaulah tiada 110


diturunkan malaikat kepada dia/
Muhammad, (tentulah kami tidak akan mau
beriman kepadanya).” Padahal kalau
seandainya Kami turunkan malaikat
(sesuai kemauan mereka), tentulah segera
dijatuhkan amar putusan perkara mereka,
setelah itu mereka tidak akan diperhatikan
lagi.

9. Dan kalaulah Rasul itu Kami jadikan


sebagai malaikat, pastilah Kami jadikan
dia sebagai laki-laki, dan pastilah Kami
akan membikin mereka tetap ragu
sebagaimana kini mereka ragu (terhadap
Rasul itu).

10. Dan sungguh rasul-rasul sebelum engkau


pun benar-benar telah diperolok-olok, lalu
wahyu yang dulunya mereka perolok-olok
itu menyebabkan mereka tersiksa.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 190 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

11. Katakanlah, “Pelajarilah perjalanan sejarah


di muka bumi, kemudian perhatikanlah
bagaimana akibat buruk yang dialami or-
ang-orang yang mendustakan (rasulnya).”

12. Katakanlah, “Milik siapakah apa-apa yang


ada di seluruh langit dan di bumi?”
Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah
menetapkan pada diri-Nya untuk memberi
rahmat (kepada hamba-Nya). Pastilah Dia
akan mengumpulkan kamu (untuk dimintai
pertanggungjawaban) pada hari kiamat/hari
pembalasan yang tidak diragukan lagi.
Adapun orang-orang yang merugikan dirinya
sendiri, maka mereka itulah yang tidak akan
mau beriman.

13. Dan milik-Nya-lah apa pun yang ada pada


waktu malam dan siang. Dan Dia-lah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

14. Katakanlah, “Apakah aku akan menjadikan


seorang pelindung selain Allah yang
menyusun seluruh langit dan bumi,
sedangkan Dia yang memberi makan dan
bukan yang diberi makan?” Katakanlah,
“Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku
menjadi orang yang pertama berserah diri
(kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu
tergolong orang-orang yang musyrik.”

15. Katakanlah, “Aku benar-benar khawatir


datangnya siksaan pada hari yang berat/hari
pembalasan jika aku mendurhakai Tuhanku.”

16. Siapa saja yang dihindarkan dari siksaan


pada hari itu, maka benar-benar Allah telah
memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah
keberhasilan yang nyata.

17. Dan jika Allah menimpakan keburukan


kepadamu, maka tidak ada seorang pun yang
dapat menghilangkannya selain Dia. Dan
jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu,
maka Dia-lah Yang Maha Menentukan segala
sesuatunya.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 191 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

18. Dan Dia-lah Yang Menguasai hamba-


hamba-Nya. Dan Dia pula Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Jeli (dalam
menjalankan kekuasaan-Nya).

19. Katakanlah, “Manakah sesuatu yang lebih


kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah-lah
Yang Maha Menyaksikan antara aku dan
kamu. Dan telah diwahyukan Alquran ini
kepadaku agar dengan itu aku memberi
peringatan kepadamu dan kepada orang
yang Alquran telah sampai kepadanya.
Apakah kamu benar-benar dapat
menyaksikan secara pasti bahwa bersama
Allah ada tuhan-tuhan lain?” Katakanlah,
“Aku tidak pernah menyaksikannya.”
Katakanlah, “Sesungguhnya hanya Dia-lah
Tuhan Yang Maha Esa dan aku pasti berlepas
diri dari tuhan-tuhan lain yang kamu
mempersekutukannya (bersama Allah).”

20. Adapun orang-orang yang telah Kami


berikan K itab kepadanya, mereka itu
mengenal keesaan Tuhan seperti mereka
mengenal anak-anaknya sendiri. Adapun
orang-orang yang merugikan dirinya
sendiri, maka mereka itulah yang tidak akan
pernah mau beriman (kepada keesaan
Allah).

21. Dan siapakah yang lebih zalim daripada or-


ang yang mengada-adakan kedustaan atas
nama Allah, atau mendustakan tanda-tanda
kekuasaan-Nya? Sesungguhnya orang-orang
yang zalim itu tidak akan pernah
memperoleh keberhasilan/kemenangan.

22. Dan pada suatu hari nanti Kami akan


menghimpun mereka semua (untuk dimintai
pertanggungjawaban dari kemusyrikannya),
kemudian Kami bertanya kepada orang-or-
ang yang telah musyrik itu, “Di manakah
orang-orang yang kamu sekutukan dengan-
Ku, yang dahulu kamu sangka (punya
kekuasaan)?”
SURAT 6, AL-AN`AAM = 192 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

23. Kemudian tidak ada lagi tuduhan mereka


(bahwa Allah punya sekutu), kecuali mereka
berkata, “Demi Allah, wahai Tuhan kami!
Dahulu kami bukanlah orang-orang yang
musyrik.”

24. Perhatikanlah, bagaimana mereka bisa


membohongi dirinya sendiri. Dan sekutu-
sekutu yang dahulu mereka ada-adakan
dengan dusta itu pun telah menghilang dari
mereka.

25. Dan dari antara mereka ada orang yang


mendengarkan seruanmu, namun Kami telah
menjadikan hati mereka tertutup untuk ?bisa
memahaminya, di samping di telinganya pun
ada sumbatan. Dan jika mereka melihat suatu
tanda (kekuasaan Allah), mereka tetap tidak
mau percaya kepadanya. Sampai-sampai
apabila mereka datang kepadamu, selalu saja
mereka membantahmu, sembari berkata or-
ang-orang yang telah kufur itu “Ini (wahyu
Alquran) hanyalah dongengan orang-orang
yang terdahulu.”

26. Setelah itu mereka pun melarang (orang lain)


mendengarkan (wahyu Alquran), dan mereka
sendiri pun menjauh dari padanya, dan mereka
hanyalah membinasakan dirinya sendiri,
sedangkan mereka tidak menyadarinya.

27. Dan seandainya engkau melihat ketika mereka


dihentikan dalam neraka (api penderitaan),
mereka berkata, “Aduh alangkah baiknya kami
dapat dikembalikan (ke masa lalu), lalu kami
pun tidak akan mendustakan lagi ayat-ayat
Tuhan kami, serta akan menjadi orang-orang
yang beriman.”

28. Sungguh nampak sekali penyesalan mereka


yang sebelumnya pernah mereka
sembunyikan. Padahal kalau sekiranya
mereka dikembalikan ke masa lalu, tentu
mereka akan mengulang kembali perbuatan
jahat yang mereka dahulu pernah dilarangnya.
Mereka itu sungguh pendusta.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 193 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

29. Dan mereka dahulu pernah berkata,


“Kehidupan ini hanyalah kehidupan kami
yang sekarang, dan kami tidak akan
mungkin dibangkitkan.”

30. Dan seandainya engkau melihat ketika


mereka dihentikan di hadapan Tuhannya,
(tentulah engkau merasa kasian kepada
mereka). Dia berfirman, “Bukankah janji
hari pembalasan ini benar-benar jadi
kenyataan?” Mereka menjawab, “Demi
Tuhan kami, memang benar begitu.” Dia
berfirman, “Rasakanlah siksaan itu karena
dahulu kamu mengufurinya.”

31. Benar-benar merugi orang-orang yang


mendustakan pertemuan dengan Allah,
sehingga apabila saat kehancuran datang
kepada mereka secara tiba-tiba, mereka
baru berkata, “Aduh alangkah besarnya
penyesalan kami karena kelalaian kami
dalam menjalankan kewajiban pada waktu
di dunia,” lalu mereka pun memikul beban
dosanya di atas punggungnya. Bukankah itu
seburuk-buruk beban dosa yang sedang
mereka tanggung!

32. Dan kehidupan duniawi itu hanyalah


sesuatu yang dapat mempermainkan dan
melalaikan kamu¹¹¹ (dari mengingat Allah).
Sedangkan kebahagiaan di negeri akhirat
itu, sungguh pilihan terbaik bagi orang-or-
ang yang bertakwa/menyadarinya. Lantas
tidakkah kamu mau mengerti?

33. Kami benar-benar mengetahui bahwa apa-


apa yang mereka katakan itu akan
menyedihkan kamu. Sebenarnya mereka itu
tidak mendustakan dirimu, akan tetapi or-
ang yang zalim itu menentang tanda-tanda
kekuasaan Allah.

34. Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum


engkau pun telah didustakan, namun
mereka tabah dalam menghadapi
pendustaan dan gangguan itu,
SURAT 6, AL-AN`AAM = 194 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

sampai datang pertolongan Kami kepada


mereka. Dan tidak ada yang dapat
mengganti firman-firman Allah. Dan
sungguh telah benar-benar datang
kepadamu beritanya para rasul itu.

35. Dan jika berpalingnya mereka terasa berat


bagimu, lalu sekiranya kamu pun mampu
membuat lubang di bumi atau membuat
tangga ke langit, setelah itu kamu pun dapat
mendatangkan sesuatu tanda kepada
mereka, (maka meraka pun akan tetap
berpaling). Padahal kalau sekiranya Allah
menghendaki, tentu Dia bisa kumpulkan
mereka semua berada di atas petunjuk. Oleh
karena itu, janganlah sekali-kali kamu
termasuk golongan orang-orang yang
bodoh.

36. Sesungguhnya hanya orang-orang yang


dengan seksama mau mendengarkan
(dakwahmu) itulah yang akan mau
menerimanya. Sedangkan orang-orang yang
mati (rohaninya pun), Allah bisa saja
membangkitkan kesadarannya (kalau
mereka mau mendengarkannya dengan
seksama), kemudian hanya kepada-Nya
urusan mereka akan dikembalikan.

37. Sedangkan (orang-orang yang tidak mau


mendengarkannya dengan seksama)
mereka berkata, “Kalaulah tiada¹¹²
diturunkan kepadanya sesuatu tanda dari
Tuhannya, (maka kami pun akan tetap tidak
mau menerimanya).” Katakanlah,
“Sesungguhnya Allah-lah yang akan
menentukan turunnya sesuatu tanda, akan
tetapi kebanyakan mereka tidak mau tahu
(tentang hal itu)."

38. Dan tidak ada satu pun makhluk hidup yang


berjalan di bumi dan tidak ada seekor pun
burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan semuanya itu adalah
kumpulan makhluk hidup seperti kamu.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 195 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

Tiadalah Kami tinggalkan satu pun


ketetapan di dalam Kitab Kami (Alquran).
Kemudian hanya kepada Tuhannya,
mereka akan dihimpun.

39. Adapun orang-orang yang mendustakan


tanda-tanda kekuasaan Kami, maka
mereka itulah orang-orang yang tuli dan
bisu yang berada dalam berbagai
kegelapan. Siapa saja yang layak
dikehendaki Allah, niscaya dia akan
disesatkan oleh-Nya. Dan siapa saja yang
layak dikehendaki Allah, niscaya dia akan
dijadikan oleh-Nya berada di atas
tuntunan yang permanen.

40. Katakanlah, “Apa pendapat engkau tentang


kondisi kamu113 semua jika siksaan Allah
datang kepadamu, atau saat kehancuran
datang kepadamu, apakah kamu akan
tetap menyeru selain Allah (sebagai tuhan)
jika kamu orang-orang yang benar-benar
mengerti?”

41. Sejatinya yang harus kamu seru itu


hanyalah Dia. Jika Dia kehendaki, Dia pun
dapat lenyapkan apa-apa yang kamu seru
itu, akhirnya kamu pun dapat melupakan
apa-apa yang kamu sekutukan dengan-
Nya.

42. Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-


rasul kepada umat-umat sebelum engkau,
kemudian (setelah mereka menolaknya),
Kami pun mengambil tindakan dengan
(mendatangkan) bencana dan
kesengsaraan, supaya mereka mau
merendahkan diri (kepada Kami).

43. Oleh karena itu, kalaulah 114 mereka


(kaummu) tidak mau merendahkan diri
(kepada Kami), (niscaya Kami pun akan
melakukan tindakan kepadanya), akan
tetapi hati mereka tetap keras membatu,
dan hawa nafsu jahatnya menampakkan
indah apa saja yang mereka kerjakan.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 196 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

44. Maka tatkala mereka melupakan


peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kami pun membukakan semua
pintu kemewahan untuk mereka. Sehingga
apabila mereka berpoya-poya dengan apa
yang telah diberikan kepada mereka, maka
Kami pun mengambil tindakan kepada
mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu
mereka kebingungan.

45. Setelah itu, dipotong putus akar kaum yang


zalim itu. Dan pujian yang hakiki itu milik
Allah, Tuhan seluruh alam.

46. Katakanlah, “Apakah pendapatmu jika


Allah telah mengambil pendengaran dan
penglihatan serta menutup hatimu,
siapakah tuhan selain Allah yang dapat
mendatangkan kembali kepadamu?”
Perhatikanlah, bagaimana Kami
menjelaskan berulang-ulang (kepada
mereka) tanda-tanda kekuasaan (Kami),
namun mereka tetap saja berpaling.

47. Katakanlah, “Apakah pendapatmu 115


tentang kondisi kamu sekalian jika siksaan
Allah datang kepadamu secara tiba-tiba
serta keras sekali, maka pernahkah ada
yang dibinasakan-Nya selain orang-orang
yang zalim?”

48. Sedangkan tiadalah Kami mengutus rasul-


rasul, kecuali untuk memberi kabar
gembira dan memberi peringatan (kepada
kaumnya). Oleh karena itu siapa saja yang
mau beriman dan mengadakan perbaikan,
maka tidak ada rasa kekhawatiran pada
mereka dan mereka tidak akan bersedih
hati.

49. Sedangkan orang-orang yang mendustakan


ayat-ayat Kami, maka mereka akan ditimpa
siksaan karena kedurhakaan mereka.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 197 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

50. Katakanlah, “Aku tidak pernah


mengatakan kepadamu, bahwa
perbendaharaan Allah ada padaku, dan
aku tidak mengetahui hal gaib, dan aku
tidak pernah (pula) mengatakan kepadamu
bahwa aku adalah malaikat. Aku hanya
mengikuti apa yang diwahyukan
kepadaku116.” Katakanlah, “Apakah sama
orang yang buta (mata hatinya) dengan
orang yang dapat melihat? Apakah kamu
tidak mau berpikir?”

51. Peringatkanlah dengan wahyu Alquran


kepada orang-orang yang selalu khawatir
untuk dihimpun menghadap Tuhannya
(untuk dimintai pertanggungjawaban dari
perbuatan jahatnya), mereka tidak akan
memperoleh seorang pun pelindung dan
seorang pun pemberi pertolongan selain
Allah, supaya mereka mau bertakwa/
menyadari aturan-Nya.

52. Janganlah engkau menghalau orang-orang


yang menyeru Tuhannya pada pagi dan
petang hari, mereka menginginkan
perhatian-Nya. Engkau tidak akan
bertanggung jawab sedikit pun terhadap
perbuatan mereka dan mereka pun tidak
akan tanggung jawab sedikit pun terhadap
perbuatanmu. Oleh karena itu, kalau
engkau menghalau mereka, maka engkau
akan termasuk golongan orang-orang yang
zalim.

53. Demikianlah Kami telah menguji sebagian


mereka dengan sebagian yang lain,
sehingga mereka yang sebagian itu
berkata, “Orang-orang itukah dari antara
kita yang diberi wahyu oleh Allah;
bukankah Allah itu paling tahu terhadap
orang-orang yang bersyukur (seperti
kita)?”

54. Dan apabila orang-orang yang beriman


kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu,
SURAT 6, AL-AN`AAM = 198 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

maka katakanlah, “Mudah2an kamu damai


sejahtera.” Tuhanmu telah menetapkan
sifat kasih sayang pada diri-Nya (untuk
semuanya). Oleh karena itu, siapa pun yang
berbuat kejahatan dari antara kamu
karena kebodohan, kemudian dia bertobat
sesudah itu dan memperbaiki diri, maka
sesungguhnya Dia itu Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.

55. Seperti itulah Kami menjelaskan berulang-


ulang ayat-ayat itu, sehingga akan terlihat
jelas jalan orang-orang yang melakukan
kejahatan.

56. Katakanlah, “Sesungguhnya aku dilarang


menghamba kepada orang-orang yang
yang kamu puja-puji selain Allah 117.”
Katakanlah, “Aku tidak akan mengikuti
hawa nafsumu. Jika aku berbuat demikian,
sungguh sesatlah aku, dan aku tidak akan
pernah termasuk golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk.”

57. Katakanlah, “Sesungguhnya aku punya


bukti wahyu dari Tuhanku, sedangkan
kamu mendustakannya. Bukan
kewenanganku (untuk menurunkan
siksaan) yang kamu minta untuk
disegerakannya. Keputusan untuk itu
hanyalah hak prerogatif Allah. Dia akan
membuktikan hak-Nya itu. Dan Dia-lah
pemberi keputusan yang terbaik.”

58. Katakanlah, “Kalau seandainya aku punya


kewenangan (untuk menurunkan siksaan)
yang kamu minta untuk disegerakannya,
tentu selesailah sudah perkara antara aku
dan kamu. Dan Allah-lah yang paling tahu
tentang orang-orang yang zalim (di antara
kita).

59. Dan hanya ada pada sisi-Nya kunci-kunci


semua hal gaib, tidak ada yang
mengetahuinya, kecuali Dia.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 199 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

Dan Dia-lah yang mengetahui apa pun yang


ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai
daun pun yang gugur yang tidak diketahui-
Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam
kegelapan bumi dan tidak ada sesuatu pun
yang basah atau yang kering, kecuali
semuanya ada di dalam catatan yang jelas.

60. Dan Dia-lah yang akan mematikan kamu


pada malam hari dan Dia pun mengetahui
apa-apa yang kamu kerjakan pada siang
harinya. Kemudian Dia akan
membangkitkanmu pada waktunya untuk
diputuskan sesuatu nasib yang telah
ditetapkan. Kemudian hanya kepada-Nya
tempat kembalimu (untuk dimintai
pertanggungjawaban), lalu Dia
memberitahukan kepadamu apa pun yang
telah kamu kerjakan.

61. Dan Dia-lah Penguasa mutlak atas hamba-


hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu
malaikat-malaikat penjaga, sehingga
apabila kematian datang kepada salah
seorang dari antara kamu, malaikat-
malaikat Kami mulai mematikannya, dan
mereka tidak melalaikan tugasnya.

62. Kemudian mereka (hamba-hamba itu)


dikembalikan kepada Allah, Majikan
mereka yang sebenarnya. Ketahuilah
bahwa segala hukum hanyalah milik-Nya.
Dan Dia-lah Pembuat perhitungan yang
paling cepat.

63. Katakanlah, “Siapakah yang dapat


menyelamatkan kamu dari berbagai
bencana di darat dan di laut, yang mana
kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah
hati dan dengan suara merintih, 'sekiranya
Dia menyelamatkan kami dari bencana ini,
pastilah kami akan menjadi orang-orang
yang mau bersyukur'."
SURAT 6, AL-AN`AAM = 200 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

64. Katakanlah, “Allah-lah yang dapat


menyelamatkan kamu dari bencana itu dan
dari segala macam kesengsaraan, namun
sesudah itu kamu pun (kembali) berbuat
musyrik.”

65. Katakanlah, “Dia-lah yang akan menentukan


untuk mendatangkan siksaan kepadamu,
baik dari atas maupun dari bawah kakimu,
sehingga Dia membinasakanmu disebabkan
kamu terpecah belah, dan Dia membikin
sebagian kamu satu sama lain saling
melampiaskan kekejaman agar kamu tahu
rasa (konsekuensinya). Perhatikanlah
bagaimana Kami mengulang-ulang tanda-
tanda itu, supaya mereka mau mengerti.

66. Dan kaummu mendustakan konsekuensi itu,


padahal keberadaannya sudah banyak yang
jadi kenyataan. Katakanlah kepada mereka,
“Aku tidak akan bertanggung jawab atas
nasib kamu.”

67. Setiap berita (yang diberitakan oleh wahyu)


akan selalu terjadi dan kelak kamu akan
mengetahuinya.

68. Apabila engkau melihat orang-orang yang


beralih membicarakan untuk meremehkan
tanda-tanda kekuasaan Kami, maka biarkan
mereka, sehingga mereka beralih ke
pembicaraan lain. Dan jika hawa nafsumu
benar-benar membikin kamu lupa (akan
larangan ini), maka setelah ingat kembali
janganlah kamu duduk bersama orang-or-
ang yang zalim itu.

69. Dan orang-orang yang menyadari akan


terjadinya konsekuensi buruk yang akan
menimpa orang-orang yang zalim itu, maka
mereka tidak akan bertanggung jawab
sedikit pun terhadap hal itu, namun mereka
(tetap berkewajiban) memperingatkannya,
agar mereka yang zalim itu mau
menyadarinya.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 201 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

70. Dan tinggalkanlah orang-orang yang


menjadikan agamanya sebagai
permainan serta melalaikannya, dan
mereka telah tertipu oleh kehidupan
duniawi. Dan peringatkanlah mereka
dengan wahyu Alquran, agar setiap orang
tidak terjerumus (ke dalam api
penderitaan) karena perbuatan jahatnya.
Dia tidak akan memperoleh seorang pun
pelindung dan penolong selain Allah. Dan
jika dia hendak mengajukan pra peradilan
dengan segala macam cara, niscaya tidak
akan diterima. Mereka itulah orang-orang
yang dijerumuskan (ke dalam api
penderitaan) karena perbuatan jahatnya.
Mereka akan disuguhi minuman air yang
mendidih dan siksaan yang pedih karena
kekufurannya sendiri.

71. Katakanlah, “Apakah kami akan memohon


kepada sesuatu selain Allah, yang tidak
sanggup memberikan manfaat dan tidak
tidak sanggup pula mendatangkan
mudarat kepada kami, dan apakah kami
akan diajak kembali kepada keyakinan
kami yang lama setelah Allah memberi
petunjuk kepada kami, apakah kami akan
seperti orang yang telah dibujuk rayu oleh
orang-orang yang jahat 118 yang
kebingungan di bumi.” Kawan-kawan or-
ang itu mengajaknya ke petunjuknya,
sembari berkata, “Datanglah untuk
mengikuti petunjuk kami.” Katakanlah,
“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk yang sebenarnya; dan kami
diperintahkan agar berserah diri kepada
Tuhan seluruh alam.

72. Sedangkan (Dia memerintahkan kapada


kami), "dirikanlah salat 119 (dengan
mengamalkan maknanya dalam
kehidupan) serta bertakwalah/sadarilah
perintah-Nya.” Dan Dia-lah Tuhan yang
kepada-Nya kamu semua akan dihimpun
(untuk dimintai pertanggungjawaban).

1
SURAT 6, AL-AN`AAM = 202 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

73. Dialah yang telah menciptakan seluruh langit


dan bumi dengan kepastian. Dan pada suatu
hari nanti Dia akan berkata, “Jadilah engkau
(wahai sesuatu)!” Maka jadilah sesuatu itu.
Perkataan-Nya itu pastilah terjadi, dan hanya
milik-Nya kekuasaan (untuk itu) pada waktu
nanti sangkakala ditiup. Dia-lah Yang
Mengetahui hal gaib dan yang nyata. Dan Dia-
lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Jeli
(dalam menjalankan kekuasaan-Nya).

74. Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada


bapaknya Azar, ”Apakah engkau akan terus
menjadikan berhala-berhala itu sebagai
Tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan
kaummu dalam penyimpangan/kesesatan
yang nyata120.”

75. Dan seperti itulah nantinya Kami akan


memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan
(Kami) di seluruh langit dan bumi, agar setelah
itu dia termasuk golongan orang-orang yang
meyakininya.

76. Maka tatkala malam telah gelap, dia/Ibrahim


melihat bintang, dia pun menjindir
(kaumnya), “Inikah Tuhanku?” Maka ketika
bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak
suka kepada yang terbenam.”

77. Lalu tatkala dia melihat bulan terbit, dia pun


menyindir (kaumnya), “Inikah Tuhanku?"
Namun tatkala bulan itu terbenam, dia
berkata, “Sungguh jika Tuhanku sebelumnya
tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah
aku termasuk golongan orang-orang yang
sesat.”

78. Kemudian lagi tatkala dia melihat matahari


terbit, dia menyindir (kaumnya), “Inikah
Tuhanku, ini lebih besar?" Namun tatkala
matahari terbenam, dia pun menegaskan,
“Wahai kaumku! Sesungguhnya aku akan
terus berlepas diri dari semuanya itu yang
yang kamu memperlakukannya sebagai Tuhan.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 203 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

79. Sesungguhnya aku hadapkan perhatianku


kepada Yang telah menciptakan seluruh
langit dan bumi dengan penuh kesetiaan
(kepada-Nya), dan aku sekali-kali tidak
pernah termasuk golongan orang-orang
yang musyrik."

80. Dan kaumnya terus-menerus


membantahnya. Dia/Ibrahim bertanya,
“Apakah kamu terus-menerus
membantahku tentang Allah, padahal Dia
benar-benar telah memberi petunjuk
kepadaku, dan aku tidak merasa khawatir
terhadap akibat kemusyrikanmu itu,
kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu
yang lain. Pengetahuan Tuhanku meliputi
segala sesuatu. Tidakkah kamu mau
mengambil pelajaran?"

81. Bagaimana mungkin aku akan merasa


khawatir terhadap konsekuensi dari
kemusyrikanmu, padahal kamu sendiri
tidak merasa khawatir, bahwa kamu
secara jelas mempersekutukan sesuatu
dengan Allah tanpa otoritas dari-Nya.
Manakah dari kedua golongan itu yang
lebih berhak memperoleh rasa aman jika
kamu mau tahu?”

82. Adapun orang-orang yang telah beriman


dan tidak mencampurkan kezaliman/
kemusyrikan pada keimanan mereka,
maka mereka itulah orang-orang yang
akan memperoleh rasa aman dan
merekalah orang-orang yang akan selalu
mendapat petunjuk.

83. Dan itulah hujah Kami, yang telah Kami


berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami akan
tinggikan beberapa derajat kepada siapa
saja yang layak Kami kehendaki.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana
lagi Maha Mengetahui.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 204 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

84. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak


dan Yakub kepada dia/Ibrahim. Kepada
masing-masingnya telah Kami beri
petunjuk, dan sebelum itu Kami telah
memberi petunjuk kepada Nuh, dan juga
kepada sebagian dari keturunan dia/
Ibrahim, yakni Dawud, Sulaiman, Ayyub,
Yusuf, Musa, dan Harun. Dan seperti itulah
Kami memberi balasan kepada orang-or-
ang yang berbuat baik.

85. Demikian juga (Kami beri petunjuk) kepada


Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya
termasuk golongan orang-orang yang saleh.

86. Dan kepada Ismail, Alyasa`, Yunus, dan Lut


(juga Kami beri petunjuk). Masing-
masingnya Kami unggulkan melebihi atas
orang-orang sebangsanya.

87. Begitu pula sebagian dari nenek moyang


mereka, keturunan mereka dan saudara-
saudara mereka. Kami pun telah memilih
mereka (sebagai orang-orang yang Kami
unggulkan melebihi orang lain yang
sebangsanya), dan kepada mereka itu Kami
beri petunjuk kepada tuntunan wahyu yang
permanen.

88. Itulah petunjuk Allah, yang dengan


perantaraannya, Dia memberi petunjuk
kepada siapa saja yang layak Dia kehendaki
dari antara hamba-hamba-Nya. Namun
kalau sekiranya mereka melakukan
tindakan musyrik (menjadikan hawa nafsu
sebagai tuhannya), pasti hancurlah amal
baiknya yang pernah mereka kerjakan.

89. Mereka itulah orang-orang yang telah Kami


beri wahyu ketetapan, wahyu hikmah
kebijaksanaan, dan wahyu kenabian. Jika
para penentangnya itu tetap mengufurinya,
maka Kami akan serahkan urusannya
kepada kaum yang tidak mengufurinya (or-
ang-orang yang beriman).
SURAT 6, AL-AN`AAM = 205 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

90. Mereka para nabi itulah yang telah diberi


petunjuk oleh Allah, maka ikutilah
petunjuk-Nya . Katakanlah, “Aku tidak akan
meminta upah kepadamu dalam
menyampaikan petunjuk-Nya, karena
petunjuk wahyu Alquran itu hanyalah
peringatan untuk segala bangsa.

91. Mereka, orang-orang yang kufur itu tidak


dapat mengukur kekuasaan Allah dengan
ukuran yang semestinya, yakni ketika
mereka berkata, “Allah tidak pernah
menurunkan sesuatu apapun kepada
manusia.” Katakanlah, “Siapakah yang
menurunkan Kitab Taurat yang diturunkan
kepada Musa sebagai cahaya dan petunjuk
bagi manusia, kamu jadikan Kitab itu
sebagai kertas-kertas (yang tidak ada
artinya), yang kamu menampakkan hal itu
dan banyak lagi yang kamu sembunyikan,
padahal telah diajarkan kepadamu apa-
apa yang tidak diketahui, baik oleh kamu
sendiri maupun oleh nenek moyangmu?”
Katakanlah, “Allah lah (yang
menurunkannya),” kemudian biarkanlah
mereka bermain-main dalam
kekufurannya.

92. Dan inilah wahyu Kitab yang diberkahi


yang telah Kami turunkan, yang
membenarkan wahyu K itab yang
diturunkan sebelumnya agar setelah itu
engkau memberi peringatan kepada
penduduk ibu kota berbagi negeri dan
kepada siapa pun yang ada di sekitarnya.
Sedangkan orang-orang yang beriman
kepada kehidupan akhirat, tentu mereka
akan mau beriman kepadanya, dan mereka
akan selalu memelihara salatnya (dengan
mengamalkan maknanya dalam
kehidupan).

93. Siapakah yang lebih zalim daripada


seseorang yang mengada-adakan dusta
atas nama Allah atau orang itu berkata,
SURAT 6, AL-AN`AAM = 206 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

“Telah diwahyukan kepadaku,” padahal


tidak diwahyukan sesuatu apa pun
kepadanya, dan orang yang berkata, “Aku
akan sanggup menurunkan seperti apa-apa
yang diturunkan Allah.” Dan kalau
sekiranya engkau dapat melihat pada
waktu orang-orang zalim itu dalam
sakratul maut, (pastilah kamu akan
kasian), saat itu malaikat sedang
mengulurkan tangannya, (sembari
mengatakan kepada mereka), keluarkanlah
nyawamu karena pada hari ini kamu akan
dibalas dengan siksaan yang sangat hina
disebabkan kamu mengatakan atas nama
Allah dengan perkataan yang tidak benar,
dan kamu pun dahulu menyombongkan
diri terhadap ayat-ayat-Nya.

94. Dan sungguh kamu benar-benar datang


sendiri-sendiri kepada Kami (untuk
mempertanggungjawabkan perbuatanmu)
sebagaimana dulu Kami ciptakan kamu
pertama kali, dan apa-apa yang telah Kami
berikan kepadamu, pasti kamu tinggalkan
di belakangmu. Kami tidak melihat
penolong-penolong kamu mau
menyertaimu, yang dulu pernah kamu
anggap bahwa mereka itu pasti bisa
membelamu. Sungguh terputus secara pasti
hubungan antara kamu (dengannya) dan
telah menghilang dari kamu para
pembelamu yang dahulu kamu sangka
(mereka punya kekuasaan).

95. Sungguh Allah-lah yang membelah biji


tanaman (sehingga bisa tumbuh) dan
memunculkan biji lain (seperi biji emas,
biji tembaga, biji besi, dll sehingga ada
potensi untuk bisa dikembangkan) . Dia
mengeluarkan sesuatu yang hidup dari
sesuatu yang mati dan mengeluarkan
sesuatu yang mati dari sesuatu yang hidup.
Itulah kekuasaan Allah, lalu kenapa kamu
bisa dipalingkan (dari mengingat aturan-
Nya?).
SURAT 6, AL-AN`AAM = 207 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

96. (Dia pulalah) yang menyingsingkan waktu


subuh dan menjadikan malam sebagai
waktu yang tenang, dan Dia menjadikan
matahari dan bulan sebagai alat
perhitungan. Itulah takdir/ketetapan dari
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.

97. Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-


bintang bagimu, agar dengan
perantaraannya kamu dapat memperoleh
petunjuk (arah) dalam kegelapan di darat
dan di laut. Kami telah menjelaskan
tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi kaum/
sekelompok orang yang mau mengetahui.

98. Dan Dia-lah yang megadakan kamu dari


satu jenis¹²¹ (sperma), lalu ada tempat
menetap (bagi sperma sehingga terjadi
pembuahan) dan ada tempat
penyimpanannya. Sesungguhnya telah
Kami jelaskan tanda-tanda (kekuasaan
Kami) bagi kaum/sekelompok orang yang
mau memahami.

99. Dan Dia-lah yang menurunkan air dari


awan, lalu Kami tumbuhkan dengan
perantaraan air itu segala macam
tumbuh-tumbuhan, lantas Kami
keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
sesuatu yang hijau, Kami keluarkan dari
sesuatu yang hijau itu buah yang tersusun
rapi, sedangkan dari mayang kurma ada
tangkai-tangkainya yang berdekatan. Dan
(Kami jadikan) kebun-kebun anggur,
kebun-kebun zaitun, dan kebun-kebun
delima yang serupa buahnya dan yang
tidak serupa. Perhatikanlah buah
tanaman itu apabila ia berbuah sampai¹²²
masaknya¹²³. Sesungguhnya dalam hal
yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang mau
beriman.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 208 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

100. Dan mereka (orang-orang musyrik) itu


telah menjadikan manusia elite (jin)
sebagai sekutu-sekutu bagi Allah,
padahal Dia-lah yang menciptakan para
elite itu, dan mereka mendegradasi
derajat-Nya karena mengatakan, bahwa
Dia itu mempunyai anak laki-laki dan
anak perempuan tanpa didasari ilmu
apa pun. Dia itu Maha Suci dan Maha
Tnggi dari sifat-sifat yang mereka
kenakan (kepada-Nya).

101. (Dia-lah) Penggagas penciptaan seluruh


langit dan bumi. Adakah mungkin Dia
mempunyai anak, padahal Dia tidak
mempunyai isteri. Dan Dia pula yang
menciptakan segala sesuatu, sedangkan
Dia Maha Mengetahui segala
sesuatunya.

102. Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada


Tuhan, kecuali Dia yang menciptakan
segala sesuatu. Oleh karena itu,
menghambalah kepada Dia, sedangkan
Dia-lah yang mengurusi segala sesuatu.

103. Dia tidak dapat dijangkau oleh semua


pandangan manusia, namun Dia dapat
menjangkau semua pandangan itu,
sedangkan Dia itu Maha Halus lagi Maha
Jeli.

104. Benar-benar telah datang kapada kamu


(wahyu Alquran) dari Tuhanmu sebagai
pendeteksi-pendeteksi 124, maka siapa
saja yang dapat mendeteksi (baik dan
buruk), maka (manfaatnya) untuk
dirinya, dan siapa saja yang buta (tidak
dapat mendeteksi baik dan buruk), maka
dia yang akan menanggung akibatnya.
Dan bukanlah aku orang yang selalu
menjagamu.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 209 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

105. Dan seperti itulah Kami berulang-ulang


menjelaskan ayat-ayat Kami, s e h i n g g a
orang-orang yang musyrik mengatakan,
bahwa engkau telah mempelajari ayat-ayat
itu (dari Ahli Kitab). Di samping itu, agar
Kami pun dapat menjelaskan wahyu
(Alquran) itu kepada orang-orang yang
memang mau mengetahuinya.

106. Hendaklah engkau mengikuti apa-apa


yang telah diwahyukan Tuhanmu
kepadamu! Tidak ada Tuhan selain Dia,
dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik.

107. Dan kalau sekiranya Allah menghendaki,


niscaya mereka tidak melakukan tindakan
kemusyrikan. Dan Kami tidak menjadikan
engkau penjaga mereka, dan engkau bukan
pula orang yang akan selalu mengurusi
mereka.

108. Dan janganlah kamu memaki orang-orang


(manusia)125 yang (dianggap tuhan) oleh
mereka yang selalu memuja-muji
kepadanya selain Allah, karena mereka
nanti akan memaki Allah karena sikap
permusuhannya tanpa didasari ilmu apa
pun. Seperti itulah, Kami membikin
perasaan setiap kelompok menganggap
baik pekerjaan itu (saling memaki).
Kemudian hanya kepada Tuhan tempat
kembali mereka (untuk dimintai
pertanggungjawaban), lalu Dia akan
memberitahukan kepada mereka apa pun
yang telah mereka kerjakan.

109. Dan mereka bersumpah dengan nama


Allah dengan sesungguh-sungguhnya126,
"Jika benar-benar datang suatu tanda
(kekuasaan Allah) kepada mereka, pastilah
mereka akan benar-benar beriman
kepadanya." Katakanlah, “Tanda-tanda
kekuasaan itu hanya ada di sisi Allah.”
SURAT 6, AL-AN`AAM = 210 Juz 7
HEWAN-HEWAN TERNAK

Dan sadarkah kamu, bahwa apabila


tanda-tanda kekuasaan-Nya itu datang
kepada mereka, niscaya mereka tidak
juga mau beriman.

110. Selanjutnya Kami pun akan membolak-


balikkan hati dan pandangan mereka
sebagaimana dari awal mulanya
mereka sudah tidak mau beriman
kepada wahyu Alquran, dan Kami akan
biarkan mereka bingung dalam sifat
ketagutannya.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 211 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

111. Dan kalau sekiranya Kami benar-benar


menurunkan malaikat kepada mereka, dan
orang-orang yang mati pun dapat berbicara
dengan mereka, dan Kami kumpulkan pula
di hadapan mereka segala sesuatu (yang
diinginkannya), niscaya mereka akan tetap
tidak mau beriman, kecuali jika Allah
menghendaki (lain). Akan tetapi kebanyakan
mereka itu tidak mau tahu (kebenaran).

112. Seperti itulah, Kami jadikan bagi setiap nabi


musuh orang-orang yang jahat, baik yang
terdiri dari manusia awam maupun para
elitenya (jin), sebagian mereka
menginspirasikan kejahatan kepada
sebagian yang lain dengan slogan-slogan
yang indah-indah sebagai tipuan. Dan
kalau sekiranya Tuhanmu menghendaki,
tentu mereka tidak akan melakukannya.
Oleh karena itu, biarkanlah mereka
bersama slogan-slogan yang mereka ada-
adakan,

113. agar hati orang-orang yang tidak mau


beriman kepada kehidupan akhirat, tertarik
kepada slogan itu dan menggandrunginya,
begitu pula agar mereka bisa melakukan
apa saja yang mereka mau lakukan.

114. (Katakanlah), " Apakah aku akan mencari


hakim selain Allah, padahal Dia-lah yang
menurunkan ketetapan-Nya127a kepadamu
secara terperinci? Adapun orang-orang
yang telah Kami datangkan ketetapan Kami
kepadanya, tentulah mereka mengetahui
bahwa ketetapan itu benar-benar
diturunkan dari Tuhanmu. Oleh karena itu,
janganlah kamu termasuk golongan orang-
orang yang ragu127b.

115. Dan telah sempurna berbagai ketetapan


Tuhanmu secara benar dan adil. Tidak ada
yang dapat mengubah berbagai ketetapan-
Nya itu. Sedangkan Dia itu Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 212 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

116. Dan jika kamu mengikuti kebanyakan


manusia di bumi, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang
mereka ikuti hanyalah persangkaan belaka,
dan yang mereka lakukan hanyalah
berdasarkan kepalsuan.

117. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih


mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-
Nya, sedangkan Dia lebih mengetahui or-
ang-orang yang akan mendapat petunjuk.

118. Lalu makanlah apa-apa yang disebut atas


nama Allah jika kamu beriman kepada
tanda-tanda kekuasaan-Nya.

119. Dan apakah sebabnya kamu tidak mau


makan apa-apa yang telah disebut atas
nama Allah, padahal Allah telah memerinci
untuk kamu apa-apa yang Dia telah
haramkan kepadamu, kecuali kamu
dipaksa oleh keadaan darurat. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia,
tentulah akan menyesatkan orang lain
dengan perantaraan hawa nafsunya tanpa
didasari pengetahuan apa pun.
Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui
orang-orang yang mau melampaui batas.

120. Dan tinggalkanlah dosa lahiriah dan dosa


batiniah 128. Sesungguhnya orang-orang
yang berusaha untuk berbuat dosa itu,
niscaya kelak akan diberi balasan setimpal
dengan perbuatan dosa yang mereka
lakukan.

121. Dan janganlah kamu makan apa-apa yang


belum disebut atas nama Allah.
Sesungguhnya perbuatan itu adalah suatu
kefasikan. Sesungguhnya orang-orang yang
jahat itu akan menginspirasikan kepada
kawan-kawannya agar mereka
membantahmu. Dan jika kamu mematuhi
mereka, tentu kamu telah menjadi orang-
orang yang musyrik.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 213 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

122. Dan apakah orang yang sudah mati lalu


Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya
yang membuatnya dapat berjalan di
tengah-tengah orang banyak, sama
dengan orang yang berada dalam
kegelapan, sehingga dia tidak dapat
keluar dari kegelapan itu? Seperti itulah
telah dibayangkan terasa indah bagi or-
ang-orang yang kufur terhadap apa-apa
yang telah mereka kerjakan.

123. Dan seperti itu pula Kami jadikan


pembesar-pembesar yang jahat yang ada
pada setiap negeri, agar mereka
melakukan tipu muslihat di situ. Padahal
tipu melihatnya itu akhirnya akan
merugikan diri sendiri, sedangkan mereka
waktu itu dalam keadaan tidak sadar.

124. Dan apabila datang suatu tanda


(kebenaran wahyu) kepada mereka, mereka
berkata, “Kami tidak akan memercayainya
sebelum diberikan kepada kami seperti
apa-apa yang telah diberikan kepada
rasul-rasul Allah.” Allah-lah yang lebih
mengetahui kepada siapa, risalah/pesan-
Nya itu akan Dia berikan129. Nanti orang-
orang yang telah melakukan tindak
kejahatan akan ditimpa kehinaan dari
sisi Allah dan siksaan yang keras karena
tipu muslihat yang mereka lakukan.

125. Siapa saja yang layak Allah inginkan untuk


diberi petunjuk, niscaya Dia akan
melapangkan dada orang itu untuk mau
berserah diri (kapada-Nya). Namun siapa
saja yang layak Dia inginkan untuk
disesatkan, niscaya Dia akan jadikan
dada orang itu terasa sempit lagi
keberatan (untuk berserah diri kepada-
Nya), seakan-akan dia sedang mendaki
langit. Seperti itulah Allah telah
menjadikan kekotaran jiwa orang-orang
yang tidak mau beriman.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 214 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

126. Dan inilah tuntunan Tuhanmu yang


permanen (tidak akan pernah berubah).
Kami telah menjelaskan tanda-tanda
kekuasaan (Kami) bagi kaum/orang-or-
ang yang mau memgambil pelajaran.

127. Mereka itu akan memperoleh tempat


yang damai dari sisi Tuhannya. Dan Dia-
lah pelindung mereka karena amal
kebaikan yang mereka kerjakan.

128. Dan pada suatu hari nanti, Dia akan


menghimpun mereka semua (sembari
Dia berkata), “Wahai golongan jin (para
elite penguasa)! Kamu benar-benar
dahulu telah banyak menyesatkan
rakyatmu. Berkatalah para
pemimpinnya, “Ya Tuhan kami! Dahulu
kami satu sama lain selalu bermewah-
mewahan/berpesta pora, dan tibalah
sekarang nasib kami yang Engkau
sendiri telah tentukan buat kami.” Allah
pun berfirman, “Nerakalah (api
penderitaanlah) tempat kediamanmu,
yang di dalamnya kamu akan kekal130
(selama masa hukumanmu belum
habis), kecuali jika Allah menghendaki
lain.” Sesungguhnya Tuhanmu itu Maha
Bijaksana (dalam menjatuhkan
hukuman) lagi Maha Mengetahui
(segala-galanya).

129. Seperti itulah, Kami jadikan sebagian or-


ang-orang yang zalim dengan sebagian
yang lain saling berteman dalam usaha-
usaha jahatnya.

130. Wahai golongan jin (para elite


penguasa) dan manusia awam!
Bukankah sudah datang kepadamu
rasul-rasul dari kalanganmu sendiri,
mereka menjelaskan ayat-ayat-Ku
kepadamu dan memperingatkanmu
tentang pertemuanmu dengan hari
nahasmu ini? Mereka menjawab, "Diri
kami dahulu benar-benar menyaksikan
peringatannya itu.”
SURAT 6, AL-AN`AAM = 215 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

Keadaan mereka waktu itu benar-benar


tertipu oleh kehidupan duniawi dan pada
waktu itu pula mereka pun bersaksi atas
kesalahan dirinya, bahwa sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang
mengufuri (rasulnya).

131. Itulah tujuan (para rasul diutus), karena


memang Tuhanmu tidak akan
membinasakan suatu negeri secara zalim,
sedangkan penduduknya dalam keadaan
lengah (karena belum ada rasul yang
memperingatkannya).

132. Dan semua orang akan memperoleh


derajat sesuai dengan apa-apa yang
mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak
pernah lengah dari apa pun yang mereka
kerjakan.

133. Dan Tuhanmu itu Maha Kaya lagi penuh


kasih-sayang. Jika Dia menghendaki, tentu
Dia bisa saja memusnahkan kamu.
Setelah itu Dia akan mendatangkan kaum
lain untuk menggantikan sesuai dengan
kehendak-Nya, sebagaimana dulu Dia
menjadikan kamu sebagai pengganti dari
keturunan kaum lain (yang kufur).

134. Sesungguhnya nasib buruk apa pun yang


dijanjikan kepada kamu (karena
kekufuranmu), pastilah akan terjadi dan
kamu pun tidak akan mampu menolaknya.

135. Katakanlah, “Wahai kaumku! Berbuatlah


menurut keyakinan yang selama ini ada
padamu, aku pun akan berbuat demikian.
Kelak kamu akan mengetahui, siapa
nantinya (dari antara kita) yang akan
memperoleh kemenangan di negeri ini.
Karena sesungguhnya orang-orang yang
zalim itu tidak akan pernah memperoleh
kemenangan.

-
SURAT 6, AL-AN`AAM = 216 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

136. Dan mereka menyisihkan sebagian


hasil ladang dan ternak mereka untuk
dipersembahkan kepada Allah, sembari
berkata sesuai keyakinan mereka, “Ini
untuk Allah dan yang ini untuk sekutu-
sekutu/sesembahan kami.” padahal
bagian yang untuk sekutu-sekutu
mereka itu tidak akan sampai kepada
Allah, sedangkan bagian yang untuk
Allah itu akan sampai juga kepada
sekutu-sekutunya. Sangatlah buruk
keyakinan yang mereka putuskan itu.

137. Seperti itulah sekutu-sekutu mereka


menjadikan terasa indah bagi
kebanyakan orang-orang musyrik untuk
mengorbankan anak-anak mereka,
agar mereka dapat membinasakan
anak-anaknya dan mengacaukan
aturan mereka sendiri. Dan kalau
sekiranya Allah menghendaki, tentulah
mereka tidak akan melakukannya.
Biarkanlah mereka bersama berbagai
aturan yang mereka ada-adakan itu.

138. Dan mereka pun berkata menurut


keyakinan mereka, “Inilah hewan ternak
dan hasil ladang yang terlarang; tidak
boleh memakanya, kecuali oleh orang-
orang tertentu yang kami kehendaki.”
Dan inilah hewan ternak yang
diharamkan untuk ditunggangi, dan
inilah hewan ternak yang mereka tidak
mau menyebut atas nama Allah
(namun menyebut atas nama sekutu
mereka waktu menyembelihnya).
Aturan itu sebagai kebohongan
terhadap Allah. Nanti Allah akan
membalas mereka disebabkan aturan
yang mereka ada-adakan.

139. Dan mereka berkata, “Apa-apa yang ada


di dalam kandungan hewan ternak ini
khusus untuk kaum laki-laki kami,
SURAT 6, AL-AN`AAM = 217 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

dan tidak dibolehkan bagi pasangan-


pasangan kami.” Dan jika apa -apa yang
ada dalam kandungannya itu mati, maka
mereka sama-sama menanggungnya.
Kelak Allah akan membalas atas
kelancangan mereka. Sesungguhnya
Allah Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui.

140. Benar-benar merugi orang-orang yang


membunuh/menelantarkan anak-
anaknya karena kedunguan serta nggak
berilmu, dan mereka tidak membolehkan
rezeki yang dikaruniakan Allah
kepadanya (untuk anak-anak mereka)
dengan alasan yang diada-adakan atas
nama Allah. Benar-benar mereka telah
menyimpang (dari akal sehatnya) dan
mereka tidak mau mengikuti petunjuk-
Nya.

141. Dan Dia-lah yang mengadakan berbagai


tanaman yang merambat dan yang tidak
merambat, dan tanaman kurma,
tanaman yang beraneka ragam buahnya,
tanaman zaitun, dan tanaman delima,
yang tanaman itu saling menyerupai
dan ada yang sama sekali jauh berbeda.
Makanlah buahnya apabila ia telah
menghasilkan buah dan berikanlah
haknya (zakatnya) pada waktu memetik
hasilnya, namun janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Dia tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan.

142. Dan dari antara hewan-hewan ternak itu


ada yang diadakan-Nya sebagai
pengangkut dan ada pula yang bisa
dihidangkan sebagai makanan.
Makanlah sebagian rezeki yang diberikan
Allah kepadamu, dan janganlah kamu
mengikuti berbagai keinginan hawa
nafsu setan. Sesungguhnya ia adalah
musuh yang nyata bagimu (yang harus
selalu diwaspadai).
SURAT 6, AL-AN`AAM = 218 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

143.(Dia-lah yang mengadakan) delapan hewan


ternak yang berpasangan, yaitu dua pasang
domba dan dua pasang kambing.
Katakanlah, “Apakah yang Dia haramkan
itu dua yang jantan atau dua yang betina
atau yang ada dalam kandungan kedua
betina itu? Terangkanlah kepadaku
berdasar pengetahuan jika kamu memang
orang-orang yang benar.”

144. Dan tentang dua pasang onta dan dua


pasang sapi. Katakanlah, “Apakah yang Dia
haramkan itu dua yang jantan atau dua
yang betina, atau yang ada dalam
kandungan kedua betina itu? Apakah kamu
pernah menjadi saksi ketika Allah
menetapkan hal ini kepadamu? Siapakah
yang lebih zalim daripada orang-orang
yang mengada-adakan kedustaan atas
nama Allah untuk menyesatkan orang
banyak tanpa pengetahuan?”
Sesungguhnya Allah tidak akan memberi
petunjuk kepada kelompok orang yang
zalim.

145. Katakanlah, “Aku tidak pernah menemukan


sesuatu yang diwahyukan kepadaku, yang
sesuatu itu diharamkan memakannya bagi
yang mau memakannya, kecuali hewan
yang menjadi bangkai, darah yang
mengalir, dan daging babi, karena semua
itu makanan yang menjijikkan dan durhaka
memakannya. Begitu pula sesuatu yang
dipesembahkan terhadap selain Allah.
Namun siapa pun yang dipaksa oleh
keadaan; bukan karena dia mau dan tidak
pula melampaui batas darurat, maka
sesungguhnya Tuhanmu itu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.

146. Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami


haramkan setiap hewan yang berkuku
menyatu, dan Kami haramkan kepada
mereka lemak sapi dan domba, kecuali
yang melekat di tulang punggungnya.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 219 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

Dan (Kami haramkan juga) yang ada


dalam isi perutnya (jeroan) dan yang ada
dalam tulang (sumsum). Demikianlah
Kami menghukum mereka karena
kelancangannya (suka mengharam-
haramkan apa-apa yang dihalalkan
Allah). Dan sesungguhnya Kami tentulah
yang benar (dalam menentukan mana
yang halal dan mana yang haram).

147. Lantas jika mereka tetap mendustakan


kamu, maka katakanlah, “Tuhanmulah
sejatinya yang mempunyai rahmat yang
luas (jika kamu mematuhi Rasul-nya),
namun balasan siksaan-Nya tidak dapat
dielakkan lagi dari orang-orang yang
melakukan kejahatan."

148. Orang-orang yang telah musyrik akan


berkata, “Kalaulah sekiranya Allah
menghendaki, tentulah kami tidak akan
melakukan kemusyrikan, begitu pula
nenek moyang kami, dan kami tidak akan
mengharam-haramkan apa pun (yang
dihalalkan oleh-Nya).” Seperti itulah or-
ang-orang yang sebelum mereka dahulu
berdusta, sampai mereka merasakan
balasan siksaan Kami. Katakanlah,
“Apakah di sisi kamu ada sedikit saja
alasan/hujah, yang dapat kamu
keluarkan kepada kami? Yang kamu ikuti
hanyalah persangkaan belaka, dan kamu
memang pandai berdusta.”

149. Katakanlah, “Hujah yang sempurna


hanya dimiliki Allah. Oleh karena itu,
kalaulah sekiranya Dia menghendaki,
tentulah kamu semua ditunjuki oleh-
Nya."

150. Katakanlah, “Datangkanlah saksi-


saksimu yang mereka itu pernah
menyaksikan bahwa Allah itu benar-
benar telah mengharamkan ini dan itu.”
SURAT 6, AL-AN`AAM = 220 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

Jika mereka memberikan kesaksian


bohong, maka janganlah engkau ikut-ikut
memberikan kesaksian bersama mereka.
Dan janganlah engkau ikuti hawa nafsu
orang-orang yang mendustakan tanda-
tanda kekuasaan Kami, begitu pula
(janganlah engkau ikuti hawa nafsu) or-
ang-orang yang tetap tidak mau beriman
kepada kehidupan akhirat, dan mereka
tetap tegak/membandel¹³¹ terhadap
Tuhan-Nya.

151. Katakanlah, “Kesinilah akan aku bacakan


perbuatan apa saja yang dilarang dan
diperintahkan Tuhanmu kepadamu, yaitu
Janganlah mempersekutukan sesuatu
apa pun dengan-Nya¹³², dan berbuatlah
kebaikan kepada kedua orang tuamu, dan
janganlah membunuh anak-anakmu
karena takut miskin. Kamilah yang akan
memberi rezeki kepadamu dan kepada
mereka, dan janganlah kamu mendekati
berbagai perbuatan keji, baik perbuatan
keji yang nampak jelas maupun yang ada
dalam hati, janganlah kamu membunuh
seseorang yang diharamkan Allah,
kecuali dengan alasan yang benar.
Demikianlah Dia telah memberi wasiat/
pesan kepadamu supaya kamu mau
mengerti.

152. Dan janganlah kamu mendekati harta


anak yatim, kecuali dengan cara yang
terbaik, sampai dia mencapai
kedewasaannya. Dan sempurnakanlah
takaran dan timbangan dengan jujur.
Kami tidak akan membebani seseorang,
kecuali menurut kesanggupannya.
Apabila kamu berbicara (dengan
seseorang), maka bicaralah sejujurnya,
walaupun orang itu menjadi kerabat
terdekatmu dan penuhilah janji Allah.
Demikianlah Dia telah memberi wasiat/
pesan kepadamu supaya kamu mau
mengingat-ingat.”
SURAT 6, AL-AN`AAM = 221 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

153. Dan semua ini-itu adalah tuntunan-Ku yang


permanen (tidak akan dirubah atau
diamandemen). Maka ikutilah tuntunan-Ku
itu, dan janganlah kamu ikuti jalan-jalan
lain yang akan mencerai-berikan kamu dari
jalan-Nya. Demikianlah Dia telah memberi
wasiat/pesan kepadamu supaya kamu mau
bertakwa/mau menyadari wasiat-Nya.

154. Kemudian (perhatikanlah!) Kami dahulu


telah memberikan kepada Musa Kitab
(Taurat) agar keadaan Bani Israil jauh lebih
baik, dan untuk menjelaskan segala
sesuatunya, dan sebagai petunjuk dan
rahmat, supaya mereka percaya terhadap
pertemuan dengan janji Tuhannya.

155. Dan (wahyu Alquran) ini adalah suatu


ketetapan yang Kami turunkan dengan
penuh berkah, maka hendaklah kamu
mengikutinya, dan bertakwalah/sadarilah
ketetapan-Nya, supaya kamu dianugerahi
rahmat.

156. (Yang karenanya) kamu (tidak) akan


berkata, “Ketetapan-Nya itu hanya
diturunkan kepada dua golongan sebelum
kami (Yahudi dan Nasrani) dan
sesungguhnya kami abai terhadap apa-apa
yang mereka pelajari."

157. Begitu juga agar kamu (tidak) akan berkata,


“Kalau ketetapan-Nya itu benar-benar
diturunkan kepada kami, pastilah kami akan
menjadi orang-orang yang lebih mendapat
petunjuk daripada mereka.” Sesungguhnya
telah datang kepadamu bukti yang sangat
jelas, petunjuk, dan rahmat dari Tuhanmu.
Lantas siapakah yang lebih zalim daripada
orang yang mendustakan tanda-tanda
kekuasaan Allah dan berpaling dari
padanya? Nanti Kami akan memberikan
balasan kepada orang-orang yang berpaling
dari tanda-tanda kekuasaan Kami dengan
siksaan yang buruk, karena mereka itu
selalu berpaling.
SURAT 6, AL-AN`AAM = 222 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

158. Mereka itu hanyalah menunggu-nunggu


kedatangan malaikat (untuk mendatangkan
hukuman) kepada mereka, atau kedatangan
Tuhanmu sendiri (untuk itu) atau
kedatangan sebagian saja tanda-tanda
kekuasaan Tuhanmu. Pada hari datangnya
sebagian tanda-tanda kekuasaan Tuhanmu
itu, maka tidak berguna lagi iman
seseorang, karena sebelum datangnya
tanda-tanda itu dia tidak mau beriman
(dengan benar), atau tidak mau berusaha
untuk berbuat kebaikan berdasarkan
keimanannya itu. Katakanlah kepadanya,
“Tunggulah! Kami pun akan menunggu.”

159. Sesungguhnya orang-orang yang


menimbulkan perpecahan dalam
agamanya dan mereka pun terpecah
menjadi berbagai golongan, maka engkau
bukanlah termasuk golongan mereka
sedikit pun. Sesungguhnya perkara mereka
(akan diserakan) kepada Allah. Kemudian
Dia pun akan memberitahukan kepada
mereka kejahatan apa saja yang dahulu
telah mereka lakukan.

160. Siapa saja yang mendatangkan kebaikan,


maka dia akan memperoleh sepuluh kali
lipat dari kebaikan itu. Dan siapa saja yang
mendatangkan kejahatan, maka dia hanya
akan dibalas setimpal dengan
kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak
tidak akan dizalimi (hak-haknya).

161. Katakanlah, “Sesungguhnya Tuhanku telah


menunjuki aku kepada tuntunan yang
permanen, sebagai tuntunan agama yang
kokoh; sebagai agama Ibrahim yang dia itu
sangat setia¹³³ (kepada Allah). Dan dia itu
tidak pernah termasuk golongan orang-or-
ang yang musyrik.”

162. Katakanlah, “Sesungguhnya salatku,


ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah
(kulakukan) karena Allah134, Tuhan seluruh
alam,
SURAT 6, AL-AN`AAM = 223 Juz 8
HEWAN-HEWAN TERNAK

163. yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan karena


itulah aku diperintahkan (untuk berserah
diri kepada-Nya) dan akulah orang yang
pertama-tama termasuk golongan orang-
orang yang berserah diri.”

164. Katakanlah, “Apakah aku akan mencari


tuhan selain Allah, padahal Dia-lah
Tuhannya segala sesuatu. Dan setiap or-
ang yang melakukan kejahatan, maka dia-
lah yang akan menanggung akibatnya. Dan
seseorang tidak akan menanggung beban
dosa orang lain. Kemudian hanya kepada
Tuhanmulah kamu akan kembali (untuk
dimintai pertanggungjawaban), lalu Dia
akan memberitahukan kepadamu apa-apa
yang dahulu kamu perselisihkan (tentang
benar salahnya).”

165. Dan Dia-lah yang menjadikan kamu sebagai


penguasa-penguasa di bumi, dan Dia
mengangkat sebagian kamu di atas yang
lain dengan berbagai derajat, guna
mengujimu tentang jabatan apa saja yang
telah Dia berikan kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu sangatlah cepat dalam
memberikan konsekuensinya. Dan
sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (bagi
siapa saja yang segera mau bertobat).
CATATAN AKHIR
SURAT 1
S/D.
SURAT 6
CATATAN AKHIR SURAT 1, 226
AL-FAATIHAH

1.Kata "bi" yang ada pada bismillah (bi dan ismi) diterjemahkan "dengan
perantaraan." Kata "bi" dalam ilmu Nahwu atau gramatika Arab itu bisa
mempunyai lebih dari 10 arti, yang di antaranya: a. dengan, b. dengan
perantaraan, c. demi, d. disebabkan, e. terhadap/pada, f. di dalam/dalam,
g. tentang, h. oleh, dan lain-lain (lihat kitab nahwu Alfiah di bagian huruf-
huruf Jar). Hal ini tentunya tergantung pada susunan kalimat, dan dalam
konteks apa seseorang itu memahaminya.
Seseorang dengan profesi apa pun dalam memahami surat Alfatihah
ayat 1 sampai dengan ayat 7 tersebut harus memahaminya secara utuh
dalam satu rangkaian, yakni "segala sesuatu di alam semesta ini
keberadaannya karena adanya rahmat atau kasih sayang Allah (surat 7
ayat 156 di kalimat 'rohmatii wasiat kulla syai'in')". Yang karenanya,
siapa pun dengan profesi apa pun yang dalam menjalani kehidupannya
sesuai dengan petunjuk wahyu Ilahi dalam Kitab Suci, maka seseorang
tersebut akan memperoleh rahmat-Nya dalam bentuk keberhasilan,
kepuasan, dan kebahagian sebagai balasan dari usaha keras dan
perjuangannya, baik kebahagian di dunia ini maupun sesudah kematian
nanti. Di saat itulah, dia selalu memuji Allah dari lubuk hatinya yang
paling dalam dengan mengatakan atau mengungkapkan, "Pujian yang
hakiki itu adalah milik Allah, Tuhan alam semesta, Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyang, Yang berkuasa menentukan hari pembalasan, baik
yang berbuat kebaikan maupun kejahatan. Oleh karena itu, hanya kepada
Engkau kami menghamba dan hanya kepada Engkau kami meminta
pertolongan, dan bimbinglah kami dalam menjalani kehidupan yang
penuh tantangan ini, terutama dalam menjalani profesi kami, agar
senantiasa sesuai dengan tuntunan-Mu. Yakni tuntunan yang telah
dijalani oleh orang-orang yang telah Engkau beri nikmat sebelum kami,
bukan tuntunan palsu yang telah dijalani oleh orang-orang yang Engkau
murkai, dan bukan pula tuntunan orang-orang yang menyimpang dari
tuntunan wahyu-Mu."
Makna dari rangkaian pokok tujuh ayat dalam surat Alfatihah itu, niscaya
akan melahirkan ungkapan yang lebih dalam dan lebih luas lagi bagi
seseorang yang lebih tinggi tingkat kesadarannya dalam mematuhi aturan
Ilahi. Yang hal ini tentunya sesuai dengan profesi, tingkat kedalaman
ilmu, dan berbagai pengalaman empiris serta spiritualnya.
Kata "Arrohmaan" di ayat 1 ini dalam Alquran disebut sebanyak 57 kali,
dan kata "Arrohiim/rohiim" sebanyak 114 kali. Keduanya adalah "sifat
CATATAN AKHIR SURAT 1, 227
AL-FAATIHAH

induk" dari sifat-sifat Allah yang lain. Dalam Alquran, tidak ada sifat-
sifat Allah yang lain diulang-ulang sebanyak itu. Kedua kata itu berasal
dari kata pokok/masdar "rohmat" yang artinya "kasih-sayang" dan disebut
dalam Alquran sebanyak 79 kali. Dan di dalam sifat Allah "Yang Maha
Pengasih lagi Maha penyayang" itu ada unsur yang maha penting, yakni
di samping Allah itu suka mengasih atau memberi, Dia juga suka
menyayangi.

2.Huruf alif dan lam yang ada pada kata "alhamdu" menunjuk kepada
makna tertentu alias isim Makrifat, maksudnya kata "alhamdu" di situ
menunjukkan kepada makna "pujian yang hakiki".

3.Kedua sifat Allah di ayat 1 diulangi lagi di ayat 3 ini, menunjukkan bahwa,
kedua sifat itu adalah sifat Allah yang maha penting.

4a. Kata "maaliki" di ayat 4 ini diterjemahkan dengan "Yang Berkuasa"


bukan dengan "Yang Memiliki/Pemilik" karena kata "maaliki" itu berasal
dari masdar/kata pokok "al-mulku" yang artinya "kekuasaan."

4b. Kata "yaumiddiin" diterjemahkan "hari pembalasan". Adapun definisi


"yaumiddiin" dapat dilihat di surat 82 ayat 19, yakni "kalau hari
pembalasan seseorang atau kaum yang jahat/tidak jujur sudah jatuh
tempo, baik di dunia ini maupun sesudah kematian nanti, maka tidak
ada seorang pun yang dapat berkuasa untuk menolongnya. Begitu pula
sebaliknya kalau hari pembalasan seseorang atau kaum yang baik/
jujur sudah jatuh tempo, maka tidak ada seorang pun yang dapat
mencabutnya. Di hari pembalasan itu yang berlaku hanyalah amar
putusan Allah.

5.Kata " kami menghamba" di ayat 5 ini adalah terjemahan dari kata
"na`budu" karena ia berasal dari masdar/kata pokok " `abdun" yang
artinya "hamba atau penghambaan." maksudnya " mengimani dan
mematuhi ketetapan-ketetapan Allah, baik perintah maupun larangan-
Nya, dll." Kata "na'budu" di situ sengaja tidak diterjemahkan dengan
arti "kami menyembah" karena kata "menyembah" itu lebih bersifat ritual
yang tentunya pengertiannya lebih sempit daripada kata "menghamba"
(lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia! ). Yang KBBI tersebut akan selalu
CATATAN AKHIR SURAT 1, 228
AL-FAATIHAH

dijadikan rujukan bahasa dalam Terjemahan Alquran ini.


6a. Kata "ash-shirooth/al-shirooth" adalah "isim Makrifat" di tandai dengan
huruf alif dan lam di awalnya dan diterjemahkan dengan "tuntunan
wahyu", bukan "jalan." Dalam Terjemahan ini kata "sabiil" yang
diterjemahkan dengan "jalan."

6b. Kata "almustaqiim" diterjemahkan dengan "yang permanen", karena


kata sifat ini berasal dari kata dasar/masdar "istiqoomah" yang artinya
"permanen; konsisten; tidak berubah-ubah; tidak mungkin
diamandemen" yakni wahyu Ilahi dalam kitab suci.

7.Di ayat 7 ini ada tiga macam tuntunan atau pedoman yang dipegang
teguh oleh tiga golongan manusia:
a.Tuntunan golongan orang-orang yang dianugeri nikmat oleh Allah yang
bersumber dari wahyu Ilahi, yang di dalam memahaminya mau
menggunakan akal sehat serta hati nuraninya yang jujur lagi tulus.
b.Tuntunan golongan orang-orang yang dimurkai oleh Allah, yang
bersumber dari ajaran-ajaran palsu yang bertentangan dengan wahyu
Ilahi.
c. Tuntunan golongan orang-orang yang menyimpang/sesat, yang
bersumber dari ajaran-ajaran yang menyimpang dari wahyu Ilahi).
Golongan kesatu sifatnya umum, dan golongan kedua dan ketiga sifatnya
juga umum. Jadi golongan manusia dari bangsa apa pun dan dari
penganut agama manapun, kalau mereka mematuhi pesan-pesan wahyu
Ilahi dalam Kitab Suci, pastilah mereka akan masuk golongan yang
pertama. Jika mereka tidak mematuhinya dan mematuhi ajaran-ajaran
palsu, pastilah akan masuk golongan yang kedua dan ketiga. Oleh karena
itu, marilah kita selalu berdoa agar dalam menghadapi persoalan apa
pun, kita dapat ditunjuki oleh-Nya, sehingga dapat masuk ke dalam
golongan yang pertama. Jika tidak demikian, pastilah kita akan masuk
ke dalam golongan yang kedua dan ketiga. Kita berlindung kepada Allah
dari hal yang demikian.
CATATAN AKHIR SURAT 2, 229
AL-BAQOROH

1. Huruf inisial Alif, Lam, dan Mim yang mengawali surat ke 2 ini adalah
salah satu dari 29 surat Alquran yang diawali dengan huruf-huruf inisial.
Sedangkan surat-surat yang diawali oleh huruf inisial Alif, Lam, dan
Mim seperti di surat kedua ini ada di 6 surat, yakni di surat ke 2 ini,
surat ke 3, surat ke 29, surat ke 30, surat ke 31, dan surat 32. Para ahli
tafsir berbeda-beda dalam mengartikan huruf-huruf inisial tersebut. Di
antaranya ada yang mengartikan huruf Alifnya singkatan dari lafal "Al-
lah", huruf Lamnya singkatan dari lafal "Jibril", dan huruf Mimnya
singkatan dari lafal "Muhammad". Dan ada yang tidak mengartikan
dengan mengatakan, "Allah yang lebih mengetahui maksudnya." Dan
ada juga yang mengatakan, "huruf Alifnya ya huruf Alif, huruf Lamnya
ya huruf Lam, dan huruf Mimnya ya huruf Mim", dll.
Selama 14 abad, huruf-huruf inisial yang mengawali 29 surat Alquran
tersebut masih menjadi "rahasia Allah" dan selalu jadi tanda tanya bagi
mereka yang mempelajari Alquran. Rahasia atau misteri ini baru terkuak
setelah Dr. Rasyad Khalifa, seorang ahli biokimia Mesir warga negara
Amerika Serikat memulai menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa
Inggris tahun 1968. Ketika sampai surat ke 2 ayat 1, beliau berhenti.
Selama 4 tahun lebih berikutnya, beliau meneliti huruf-huruf inisial itu
menggunakan komputer. Penemuan awalnya tentang jumlah huruf Qof
di surat Qoof (surat ke 50), dan huruf Shod di surat Shood (surat ke 38),
dan huruf Nuun di surat Alqolam (surat ke 68). Hal ini dapat dilihat di
buku beliau yang terbit tahun 1973 "Miracle Of The Quran: Significance
Of The Misterious Alphabets". Dan di tahun 1974, beliau baru
menemukan, bahwa di balik huruf-huruf inisial yang ada di awal
berbagai surat Alquran tersebut ada suatu "struktur matematis yang
didasari oleh suatu kunci angka 19." Dan angka 19 ini diambil dari surat
74 ayat 30, yakni kalimat " 'alaihaa tis'ata asyaro" yang artinya "di
atasnya ada sembilan belas." Huruf inisial Alif Lam Mim di surat ke 2
ayat 1 ini ada rahasianya yang berhubungan dengan angka kunci 19:
Jumlah huruf Alif di surat ke 2 ini ada 4502, huruf Lam ada 3202, dan
huruf Mim ada 2195 jumlah semua ada 9899 = 19×251.
Di ayat 23 dan 24 surat ke 2 ini ada tantangan terhadap mereka yang
meragukan kalau ayat-ayat Alquran itu diturunkan oleh Allah kepada
Muhammad, yakni tantangan, "Jika kamu ragu tentang ayat-ayat yang
Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka datangkanlah
satu surat saja seperti surat ke 2 ini yang diawali dengan tiga huruf
inisial .... Jika kamu tidak dapat melakukannya dan pasti kamu tidak
CATATAN AKHIR SURAT 2, 230
AL-BAQOROH

akan dapat melakukannya, maka sadarilah neraka, yang bahan bakarnya


adalah manusia yang kufur serta hatinya keras membatu ...." Di samping
itu, ada tantangan juga kepada mereka dalam surat 10 ayat 38 dan
surat 11 ayat 13, yang kedua surat ini pun diawali dengan tiga huruf
inisial "Alif, Lam, dan Ra".
Di abad modern ini, baik sastrawan, ilmuwan, maupun ...wan...wan
lainnya yang meragukan kebenaran wahyu Alquran yang diturunkan
kepada Muhammad, silahkan mencoba membikin satu judul karangan
yang panjangnya seperti surat ke 2 yang diawali dengan tiga huruf inisial
seperti "huruf Alif, Lam, dan Mim umpamanya, yang jumlah ketiga huruf
tersebut dapat dibagi oleh angka prima 19 atau dengan kata lain
merupakan kelipatan angka 19. Di samping itu mereka hendaklah juga
memperhatikan dengan saksama tentang jumlah huruf Alif, Lam, dan
Mim yang mengawali 6 bab/surat Alquran di bawah ini:
a. Surat ke 2, Albaqarah: huruf Alif ada 4502, huruf Lam ada 3202, dan
huruf Mim ada 2195; jumlahnya 9899 = 19 × 521.
b. Surat ke 3, Ali `Imran: huruf Alif ada 2521, huruf Lam ada 1892, dan
huruf Mim ada 1249; jumlahnya ada 5662 = 19 × 298.
c. Surat ke 29, Al-`Ankabut: huruf Alif ada 774, huruf Lam ada 554, dan
huruf Mim ada 344; jumlahnya ada 1672 = 19 × 88.
d. Surat ke 30, ARRum: huruf Alif ada 544, huruf Lam ada 393, dan huruf
Mim ada 317; jumlahnya ada 1254 = 19 × 66.
e. Surat ke 31, Luqmaan: huruf Alif ada 347, huruf Lam ada 297, dan
huruf Mim ada 173; jumlahnya ada 817 = 19 × 43.
f. Surat ke 32, ASSajdah: huruf Alif ada 257, huruf Lam ada 155, dan
huruf Mim ada 158; jumlahnya ada 570 = 19 × 30.
Di samping itu lagi, hendaklah mereka memperhatikan dengan saksama
huruf-huruf inisial yang ada di 23 surat lainnya, seperti di awal surat ke
7, surat ke 10, surat ke 11, surat ke 12, surat ke 13, surat ke 14, surat ke
15, surat ke 19, surat ke 20, surat ke 26, surat ke 27, surat ke 28, surat ke
36, surat ke 38, surat ke 40, surat ke 41, surat ke 42, surat ke 43, surat ke
44, surat ke 45, surat ke 46, surat ke 50, dan surat ke 68.
Di samping ada struktur matematis yang didasari oleh suatu kunci angka
19, dalam surat-surat itu ada hal-hal yang berhubungan dengan "pesan
moral, kabar gaib yang pasti akan terjadi, dunia sejarah, dunia fisika,
dunia biologi, dunia arkeologi, dll." 0leh karena itu, mampukah mereka
membikin satu judul saja karangan seperti surat-surat Alquran yang di
awali oleh huruf-huruf inisial itu?
CATATAN AKHIR SURAT 2, 231
AL-BAQOROH

Cobalah...cobalah...1000 kali! Jika ternyata tidak mampu, maka mereka


yang mau mengikuti suara hati nuraninya secara jujur, insyaallah akan
menyadari, bahwa ayat-ayat Alquran itu bukan karangan atau diada-
adakan oleh Nabi Muhammad, namun wahyu yang diturunkan oleh Tuhan
alam semesta (surat 56 ayat 80 dan surat 69 ayat 43/tanziilun min robbil-
'aalamiin).
Itulah salah satu dari sekian banyak mukjizat Alquran yang terkuak di
abad modern ini.

2. Kata "al-kitaab" yang diterjemahkan dengan "ketetapan-Nya" adalah


"isim makrifat/tertentu", yakni tertuju kepada ketetapan Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha penyayang yang ada pada "basmalah" sebagai
kunci pembuka dari surat Albaqarah ini. Oleh karena itu, terjemahannya
disebutkan kata ganti atau dhomir "Nya".

3. Kata "taqwaa" dimaknai dengan "kesadaran/sadar". Jadi orang-orang


yang bertakwa adalah orang-orang yang menyadari terhadap ketetapan
atau aturan Allah. Penjelasan panjang lebar tentang makna "taqwaa",
baik dari segi Nahwu Sorof/gramatika Arab ataupun dari segi makna,
bisa dilihat di Catatan Akhir Surat 3 nomor 61, atau bisa dilihat dalam
Kitab Terjemah/Tafsir penulis "YASSARNAL-QUR'AN" di Keterangan
nomor 27 (ada tulisan Arabnya, terbit th. 2005 M).

4. Kata "iman" di sini "bukan iman warisan atau tradisi", tapi iman pilihan
hasil mengolah pikiran.

5. Kata "ash-sholaat" yang didahului fiil Mudhore "yuqiimuuna/mendirikan"


dalam Alquran disebut sebanyak 6 kali. Kata "ash-sholaat" yang berasal
dari kata kerja "shollaa-yushollii" itu menjadi objek/maf`ul dari fiil
Mudhore "yuqiimuuna". Dalam ilmu Nahwu/gramatika Arab, kata "ash-
sholaat" adalah "isim Ma`rifat/kata benda tertentu". Yakni tertentu
niatnya, tertentu bacaannya, terutama bacaan surat Alfatihah, dan
tertentu juga gerakannya, terutama gerakan rukuk dan sujud, dan
tertentu pula waktunya. Semuanya itu mengandung makna yang wajib
diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Tentang niat, yakni niat untuk menghadap langsung kepada Allah Yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemelihara alam semesta, dan Yang
Berkuasa menentukan balasan perbuatan baik dan buruk seseorang.
CATATAN AKHIR SURAT 2, 232
AL-BAQOROH

Yang dengan kesadaran muncullah pernyataan


"hanya kepada-Mu kami menghamba dan hanya kepada-Mu kami minta
pertolongan, tunjukilah kami dalam menjalani kehidupan yang penuh
tantangan ini agar senantiasa berpegang teguh kepada tuntunan wahyu-
Mu yang permanen, tidak akan pernah berubah-ubah itu. Yang tuntunan
itu selalu dipegang teguh oleh orang orang-orang yang telah Engkau
anugerahi nikmat, sehingga kami tidak termasuk golongan orang-or-
ang yang Engkau murkai dan orang-orang yang sesat menyimpang dari
tuntunan wahyu-Mu, (surat Alfatihah ayat 1 - 7, yang surat Alfatihah ini
merupakan bacaan inti dalam salat).
Adapun makna yang terkandung dalam bacaan takbir "Allahu Akbar"
yang dalam salat dinyatakan berulang-ulang itu, berfungsi untuk
menuntun jiwa seseorang agar selalu sadar, yang dengan kesadaran
itu seseorang dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini
selalu mau mengikuti aturan-Nya. Jika tidak mau mengikuti aturan-Nya,
berarti pernyataannya"Allahu Akbar" itu palsu, karena ternyata dalam
menjalani kehidupannya, Allah itu kecil/Allahu Ashghor, buktinya dia
tidak mau mengikuti aturan-Nya. Begitu pula kesaksiannya bahwa "tidak
ada Tuhan, kecuali Allah" akan menjadi palsu kalau ternyata dia dalam
menjalani kehidupannya sering-sering mengikuti hawa nafsu setan yang
ada dalam dirinya alias menjadikannya sebagai tuhan, mengikuti
ajakannya. Dan tentang makna yang terkandung dalam gerakan rukuk
dan sujud dalam salat, itu adalah "simbolis", yang rukuk adalah simbolis
untuk selalu siap sedia mematuhi aturan Tuhan dalam menjalani
kehidupannya, sedangkan sujud adalah simbolis tunduk pasrah terhadap
aturan-Nya. Itulah ruh/jiwa dari bacaan dan gerakan yang ada dalam
salat. Sedangkan tertentu waktunya, punya makna agar seseorang mau
menghargai waktu dan disiplin dalam memanfaatkannya untuk hal-hal
yang bermanfaat, dll. Jadi kesimpulannya ritual salat itu bukan tujuan,
tapi sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan, sehingga
seseorang dapat mempunyai akhlak yang mulia dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kenapa banyak orang yang rajin salat, tapi
tidak jujur, tidak amanah, tidak bisa menahan amarah, dan sering
melakukan tindak kejahatan? Kerena mereka menganggap bahwa salat
itu adalah tujuan, salatnya hanya berhenti di masjid, di musholla, di
atas sajadah, hanya formalitas belaka tanpa makna, jauh dari akhlak
mulia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Celakalah or-
ang-orang yang salat, yakni mereka yang lalai dari tujuan salatnya, suka
CATATAN AKHIR SURAT 2, 233
AL-BAQOROH

memamer-mamerkan salatnya, dan menahan diri dari melakukan hal-


hal yang bermanfaat bagi orang lain (surat 107 ayat 4 - 7). Mereka
inilah yang sebenarnya pendusta atau pinista agama Allah (surat 107
ayat 1).

6. Di ayat 23 dan 24 surat ke 2 ini ada tantangan terhadap mereka yang


meragukan kalau ayat-ayat Alquran itu diturunkan oleh Allah kepada
Muhammad, yakni tantangan, "Jika kamu ragu tentang ayat-ayat yang
Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka datangkanlah
satu surat saja seperti surat ke 2 ini yang diawali dengan tiga huruf
inisial .... Jika kamu tidak dapat melakukannya dan pasti kamu tidak
akan dapat melakukannya, maka sadarilah neraka, yang bahan bakarnya
adalah manusia yang kufur serta hatinya keras membatu ...." Di samping
itu, ada tantangan juga kepada mereka dalam surat 10 ayat 38 dan
surat 11 ayat 13, yang kedua surat ini pun diawali dengan tiga huruf
inisial "Alif, Lam, dan Ra".
Di abad modern ini, baik sastrawan, ilmuwan, maupun ...wan...wan
lainnya yang meragukan kebenaran wahyu Alquran yang diturunkan
kepada Muhammad, silahkan mencoba membikin satu judul karangan
yang panjangnya seperti surat ke 2 yang diawali dengan tiga huruf inisial
seperti "huruf Alif, Lam, dan Mim umpamanya, yang jumlah ketiga huruf
tersebut dapat dibagi oleh angka prima 19 atau dengan kata lain
merupakan kelipatan angka 19. Di samping itu mereka hendaklah juga
memperhatikan dengan saksama tentang jumlah huruf Alif, Lam, dan
Mim yang mengawali 6 bab/surat Alquran di bawah ini:
a.Surat ke 2, Albaqarah: huruf Alif ada 4502, huruf Lam ada 3202, dan
huruf Mim ada 2195; jumlahnya 9899 = 19 × 521.
b.Surat ke 3, Ali `Imran: huruf Alif ada 2521, huruf Lam ada 1892, dan
huruf Mim ada 1249; jumlahnya ada 5662 = 19 × 298.
c. Surat ke 29, Al-`Ankabut: huruf Alif ada 774, huruf Lam ada 554, dan
huruf Mim ada 344; jumlahnya ada 1672 = 19 × 88.
d.Surat ke 30, ARRum: huruf Alif ada 544, huruf Lam ada 393, dan huruf
Mim ada 317; jumlahnya ada 1254 = 19 × 66.
e.Surat ke 31, Luqmaan: huruf Alif ada 347, huruf Lam ada 297, dan
huruf Mim ada 173; jumlahnya ada 817 = 19 × 43.
f. Surat ke 32, ASSajdah: huruf Alif ada 257, huruf Lam ada 155, dan
huruf Mim ada 158; jumlahnya ada 570 = 19 × 30.
CATATAN AKHIR SURAT 2, 234
AL-BAQOROH

Di samping itu lagi, hendaklah mereka memperhatikan dengan saksama


huruf-huruf inisial yang ada di 23 surat lainnya, seperti di awal surat ke
7, surat ke 10, surat ke 11, surat ke 12, surat ke 13, surat ke 14, surat ke
15, surat ke 19, surat ke 20, surat ke 26, surat ke 27, surat ke 28, surat ke
36, surat ke 38, surat ke 40, surat ke 41, surat ke 42, surat ke 43, surat ke
44, surat ke 45, surat ke 46, surat ke 50, dan surat ke 68.
Di samping ada struktur matematis yang didasari oleh suatu kunci angka
19, dalam surat-surat itu ada hal-hal yang berhubungan dengan " pesan
moral, kabar gaib yang pasti akan terjadi, dunia sejarah, dunia fisika,
dunia biologi, dunia arkeologi, dll. 0leh karena itu, mampukah mereka
membikin satu judul saja karangan seperti surat-surat Alquran yang di
awali oleh huruf-huruf inisial itu?
Cobalah...cobalah...1000 kali! Jika ternyata tidak mampu, maka mereka
yang mau mengikuti suara hati nuraninya secara jujur, insyaallah akan
menyadari, bahwa ayat-ayat Alquran itu bukan karangan atau diada-
adakan oleh Nabi Muhammad, namun wahyu yang diturunkan oleh Tuhan
alam semesta (surat 56 ayat 80 dan surat 69 ayat 43/tanziilun min robbil-
'aalamiin).
Itulah salah satu dari sekian banyak mukjizat Alquran yang terkuak di
abad modern ini.
Untuk lebih detailnya dari awal, lihat Catatan nomor 1 di ayat 1 surat 2
ini.

7. Kata majmuk "`ahdalloh" yang diterjemahkan dengan "perjanjian dari


Allah" yang diacak-acak oleh orang-orang yang durhaka itu bentuknya
adalah "Janganlah kamu menghamba kepada hawa nafsu setan .... Dan
menghambalah kepada-Ku ... (surat Yasin ayat 60 - 61"). Padahal
perjanjian dari Allah itu secara kodrat ruhaninya sudah disetujui atau
diakui oleh seluruh manusia dengan tegas (Surat 7 ayat 172 di kalimat
"alastu birobbikum qooluu balaa syahidnaa").

8. Ayat ini memotivasi, agar sumber daya manusia, terutama kaum


Muslimin benar-benar bisa unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang dengan perantaraannya, segala sesuatu yang ada di
bumi bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan
kesejahteraan umat manusia. Jika hal ini bisa dilakukan, pastilah suatu
bangsa akan ditinggikan derajatnya oleh Allah di atas bangsa-bangsa
yang lain (surat 58 ayat 11 di kalimat "yarfa`illaahullazhiina aamanuu
CATATAN AKHIR SURAT 2, 235
AL-BAQOROH

minkum wallazhiina uutul-`ilma darojaat", dan surat 6 ayat 132 di kalimat


"walikullin darojaat mimmaa `amiluu").

9. Kata "adam" di ayat ini bukan Nabi Adam dalam siklus generasi kita,
yang hidupnya sekitar 6 ribu tahun yang lalu, akan tetapi "manusia
secara umum". Hal ini dijelaskan dengan kata "basyaron/manusia
secara umum" di surat 15 ayat 28, dan dijelaskan dengan kata-kata
"innaa kholaqnaakum/sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu
semua manusia ..., kemudian malaikat disuruh sujud kepada adam,
lalu bersujudlah mereka, kecuali iblis ... di surat 7 ayat 11 (jalan ceritanya
di ayat-ayat tersebut sama). Kata "sujud" di sini maksudnya "patuh
terhadap niat baik manusia", sedangkan hawa nafsu setan tidak mau
sujud/patuh terhadap niat baik manusia, selalu menentangnya.
Penjelasan panjang lebarnya, dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 7 nomor
138 (jilid kedua).

10. Kata "kekal" untuk hukuman balasan bagi orang-orang yang kufur itu
ada batas waktunya, yang tentunya sesuai dengan kadar perbuatan
kufurnya (surat 6 ayat 160 di kalimat "man jaa'a bissayyiati falaa yujzaa
illaa mitsluhaa wa hum laa yudhlamuun", dan di surat 40 ayat 40 di
kalimat "man 'amila sayyiatan falaa yujzaa illaa mitsluhaa, dan di surat
10 ayat 27 di kalimat "wallazdiina kasabussayyi'aat jazaa'u sayyi'atin
mitslihaa, dan masih banyak ayat lagi).
Kalau kata "kekal" bagi orang-orang yang berada di dalam neraka (api
penderitaan) itu dimaknai "tidak ada batasnya atau terus menerus
nggak akan ada habis-habisnya", berarti mereka selamanya tidak akan
dapat menghamba kepada Allah di dalam surga (taman kebahagiaan),
padahal tujuan manusia diciptakan oleh-Nya, baik yang elite (jin)
ataupun manusia kebanyakan, akhirnya akan dapat menghamba
kepada Allah di dalam surga (taman kebahagiaan) di akhirat (surat 51
ayat 56/Dan tiada Aku ciptakan jin (manusia elite) dan manusia
(kebanyakan), melainkan dengan tujuan agar mereka dapat
menghamba kepada-Ku (di dalam surga/taman kebahagiaan di akhirat).
Jadi kesimpulannya: "Semua manusia, termasuk manusia yang paling
kufur dan jahat sekalipun kalau sudah habis masa hukumannya di
neraka (api penderitaan), pada akhirnya mereka akan dapat beribadah/
menghamba kepada Allah di dalan surga (taman kebahagiaan di
akhirat).
CATATAN AKHIR SURAT 2, 236
AL-BAQOROH

11. Kata "ash-sholaat" yang didahului fiil Amer/kata kerja perintah


"aqiimuu/dirikanlah" dalam Alquran disebut sebanyak 12 kali. Kata
"ash-sholaat" yang berasal dari kata kerja "shollaa-yushollii" itu
menjadi objek/maf`ul dari fiil Amer "aqiimuu".
Dalam ilmu Nahwu/gramatika Arab, kata "ash-sholaat" adalah "isim
Ma`rifat/kata benda tertentu". Yakni tertentu niatnya, tertentu
bacaannya, terutama bacaan surat Alfatihah, dan tertentu juga
gerakannya, terutama gerakan rukuk dan sujud, dan tertentu pula
waktunya. Semuanya itu mengandung makna yang wajib diamalkan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tentang
niat, yakni niat untuk menghadap langsung kepada Allah Yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang, Pemelihara alam semesta, dan Yang
Berkuasa menentukan balasan perbuatan baik dan buruk seseorang.
Yang dengan kesadaran muncullah pernyataan
"hanya kepada-Mu kami menghamba dan hanya kepada-Mu kami minta
pertolongan, tunjukilah kami dalam menjalani kehidupan yang penuh
tantangan ini agar senantiasa berpegang teguh kepada tuntunan
wahyu-Mu yang permanen, tidak akan pernah berubah-ubah itu. Yang
tuntunan itu selalu dipegang teguh oleh orang orang-orang yang telah
Engkau anugerahi nikmat, sehingga kami tidak termasuk golongan
orang-orang yang Engkau murkai dan orang-orang yang sesat
menyimpang dari tuntunan wahyu-Mu, (surat Alfatihah ayat 1 - 7, yang
surat Alfatihah ini merupakan bacaan inti dalam salat).
Adapun makna yang terkandung dalam bacaan takbir "Allahu Akbar"
yang dalam salat dinyatakan berulang-ulang itu, berfungsi untuk
menuntun jiwa seseorang agar selalu sadar, yang dengan kesadaran
itu seseorang dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini
selalu mau mengikuti aturan-Nya. Jika tidak mau mengikuti aturan-
Nya, berarti pernyataannya"Allahu Akbar" itu palsu, karena ternyata
dalam menjalani kehidupannya, Allah itu kecil/Allahu Ashghor, buktinya
dia tidak mau mengikuti aturan-Nya. Begitu pula kesaksiannya bahwa
"tidak ada Tuhan, kecuali Allah" akan menjadi palsu kalau ternyata
dia dalam menjalani kehidupannya sering-sering mengikuti hawa nafsu
setan yang ada dalam dirinya alias menjadikannya sebagai tuhan,
mengikuti ajakannya. Dan tentang makna yang terkandung dalam
gerakan rukuk dan sujud dalam salat, itu adalah "simbolis", yang rukuk
adalah simbolis untuk selalu siap sedia mematuhi aturan Tuhan dalam
menjalani kehidupannya, sedangkan sujud adalah simbolis tunduk
CATATAN AKHIR SURAT 2, 237
AL-BAQOROH

pasrah terhadap aturan-Nya. Itulah ruh/jiwa dari bacaan dan gerakan


yang ada dalam salat. Sedangkan tertentu waktunya, punya makna
agar seseorang mau menghargai waktu dan disiplin dalam
memanfaatkannya untuk hal-hal yang bermanfaat, dll. Jadi
kesimpulannya ritual salat itu bukan tujuan, tapi sebagai alat atau
sarana untuk mencapai tujuan, sehingga seseorang dapat mempunyai
akhlak yang mulia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kenapa banyak orang yang rajin salat, tapi tidak jujur, tidak amanah,
tidak bisa menahan amarah, dan sering melakukan tindak kejahatan?
Kerena mereka menganggap bahwa salat itu adalah tujuan, salatnya
hanya berhenti di masjid, di musholla, di atas sajadah, hanya formalitas
belaka tanpa makna, jauh dari akhlak mulia dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Celakalah orang-orang yang salat, yakni
mereka yang lalai dari tujuan salatnya, suka memamer-mamerkan
salatnya, dan menahan diri dari melakukan hal-hal yang bermanfaat
bagi orang lain (surat 107 ayat 4 - 7). Mereka inilah yang sebenarnya
pendusta atau pinista agama Allah (surat 107 ayat 1).

12. Kata "ash-shobr/sabar" dimaknai dengan "tabah dalam menghadapi


cobaan serta gigih/ulet dalam perjuangan".

13. Siapa saja (bersifat umum) bisa beriman kepada Allah kalau dia mau
memilih suara kebaikan yang ditunjukkan dan diilhamkan oleh Allah
ke dalam lubuk hatinya yang paling dalam (surat 90 ayat 10 dan surat
91 ayat 8). Karena pilihannya itu akhirnya dia beramal saleh atau
mengerjakan kebaikan seperti "jujur dalam perkataan dan perbuatan,
amanah dalam menjalankan tugas, rajin menambah pengetahuan dan
wawasan, tekun dalam melakukan penelitian dengan menghasilkan
penemuan yang bermanfaat bagi kemanusiaan, kasih sayang serta
peduli kepada sesama, dll." Itulah buah keimanan seseorang kepada
Allah yang berasal dari syahadat atau kesaksiannya, bahwa Allah
adalah Tuhannya (surat 7 ayat 172 di kalimat "alastu birobbikum,
qooluu balaa syahidnaa"). Namun sebaliknya, siapa pun orangnya yang
tidak mau memilihnya, dan dia malah memilih suara kejahatan hawa
nafsunya, maka kufurlah dia kepada Allah sebagai Tuhannya; ingkar
kepada syahadatnya, bahwa "Allah adalah Tuhannya". Di saat itu dia
telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya (surat 45 ayat
CATATAN AKHIR SURAT 2, 238
AL-BAQOROH

23). jadi, " iman dan kufur seseorang" itu erat kaitannya dengan dua
pilihan tersebut.

14. Frasa "hari akhir" yang didahului beriman kepada Allah dalam Alquran
disebut sebanyak 18 kali. Frasa tersebut lebih tertuju kepada
"konsekuensi atau akibat buruk dari perbuatan jahat seseorang, yang
pasti terjadi di kemudian hari dan di hari kemudian". Kalau seseorang
benar-benar percaya kepada hari akhir, pastilah dia takut untuk berbuat
jahat dan takut akibat buruknya, sehingga dia akan selalu berusaha
berbuat baik atau beramal saleh. Hal ini terjadi karena dia benar-benar
sadar bahwa perbuatan baik, pasti akan berakibat baik di kemudian
hari dan di hari kemudian. Siapa pun dan dari penganut agama manapun
yang membuktikan keimanannya kepada Allah dan hari akhir dalam
bentuk perbuatan baik atau amal saleh, pastilah mereka akan
memperoleh pahala dari Tuhannya dalam bentuk kehidupan yang aman
damai serta bahagia ; tidak dihinggapi rasa khawatir dan sedih hati,
baik di dunia ini ataupun sesudah kematiannya. Namun sebaliknya,
siapa pun dan dari penganut agama manapun yang keimanannya
kepada Allah dan Hari Akhir hanya sebatas di mulut, tanpa bukti
berbuat baik atau beramal saleh, maka mereka adalah " orang-orang
munafik/hipokrit" ( surat 2 ayat 8). Sebagai balasannya, mereka akan
memperoleh siksaan yang pedih dan mengalami hidup yang paling
menderita, baik di dunia ini ataupun sesudah kematiannya (surat 2
ayat 10 dan surat 4 ayat 145, dll).

15. Kata "khoosi'iin" diterjemahkan dengan arti "yang membelalak", karena


dalam surat 67 ayat 4, kata itu berhubungan dengan "pandangan/al-
bashor". Di situ kata "khoosi'an" adalah "kata benda bentuk tunggal/
singular". Dan kata "khoosi'iin" dalam ayat ini adalah "jamak
muzdakkar salim/plural". Dan jamak muzdakkar salim dalam ilmu
Nahwu/gramatika bahasa Arab hanya digunakan untuk makhluk yang
berakal. Jadi, kata "kera-kera/qirodatan" dalam ayat ini dalam arti
majas, bukan berarti benar-benar kera atau monyet, tetapi manusia-
manusia yang punya sifat seperti kera. Kalau benar-benar kera, pasti
akan disafati dengan kata "khoosi'atan", bukan "khoosi'iin". Dan dalam
sunatullah, manusia tidak akan dapat berubah menjadi kera. Dan
sunatullah tidak akan pernah mengalami perubahan dan pergeseran
sedikit pun (surat 35 ayat 43). Memang Allah Maha Kuasa, namun
CATATAN AKHIR SURAT 2, 239
AL-BAQOROH

kekuasaan Allah tidak pernah melanggar ketetapan-ketetapan yang


telah ditetapkan-Nya. Di samping itu, Allah itu Maha Bijaksana. Oleh
karena itu, Allah dalam menjalankan kekuasaan-Nya, tidak mungkin
tidak bijaksana. Kalau sunatullah atau hukum sebab akibat yang Dia
telah tetapkan, dilanggar-Nya, berarti Dia tidak bijaksana. Dan sifat
tidak bijaksana adalah "sifat mustahil bagi Allah".

16. Peristiwa pembunuhan terhadap seseorang dalam ayat ini, tidak seperti
yang ditafsirkan oleh kebanyakan mufassir, yang mana mereka
menafsirkan: ada seorang yang mati terbunuh, tanpa diketahui siapa
pembunuhnya, masing-masing orang saling tuduh- menuduh satu
sama lain. Akhirnya hal ini dilaporkan kepada Nabi Musa, lalu beliau
menyampaikan perintah Allah agar mereka menyembelih sapi betina,
supaya si mayit dipukul dengan sebagian anggota tubuh sapi yang
sudah mati, sehingga mayit itu bisa hidup kembali dan menerangkan
siapa pembunuhnya yang sebenarnya ...dll.(cerita ini kalau dibenarkan,
berarti meyakini, bahwa di dalam sapi betina itu ada sifat-sifat Ilahiyah
sebagaimana sebelumnya diyakini oleh sebagian Bani Israil). Cerita
ini tidak ada dasarnya sama sekali, baik secara naqli ataupun aqli,
bahkan bertentangan dengan nas Alquran dan akal sehat. Padahal
ayat 72 s/d ayat 74 ini adalah Bab baru, yang menceritakan sejarah
panjang Bani Israel, di mana selalu ada orang-orang yang keras kepala
dari antara mereka, yang menolak, bahkan berusaha membunuh nabi-
nabi/rasul-rasul Allah (lihat surat 2 ayat 87, surat 5 ayat 70 di kalimat
terakhir, dll.). Dan lihat Alkitab Perjanjian Baru di Injil Matius Bab 23
ayat 29 s/d ayat 32. Di situ Nabi Isa bersabda, "Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu
orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang
kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-
nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu
sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi,
penuhilah juga takaran nenek moyangmu!" Bahkan Nabi Isa sendiri
juga menjadi sasaran pembunuhan yang dikomandoi ulama-ulama ahli
taurat. Namun mereka gagal, baik dalam usaha mereka untuk
menghukum salib terhadapnya ataupun membunuhnya dengan cara
lain (surat 4 ayat 157). Sabda Nabi Isa di Injil Matius itu menjadi
pelajaran dan peringatan penting bagi orang-orang Islam yang
CATATAN AKHIR SURAT 2, 240
AL-BAQOROH

menerima kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad karena warisan,


bukan karena pilihan. Jangan-jangan kalau mereka hidup di saat beliau
memproklamirkan kenabian dan kerasulannya, mereka bersekutu
dengan para penentang beliau; tidak ada jaminan yang pasti dapat
menerima beliau di saat-saat itu.

17. Kata "kekal" untuk hukuman balasan bagi orang-orang yang berbuat
berbagai kejahatan itu ada batas waktunya, yang tentunya sesuai
dengan kadar perbuatan jahatnya (surat 10 ayat 27 di kalimat
"walladzhiina kasabussayyi'aat jazaa'u sayyiatin mitsluhaa, dan surat
6 ayat 160 di kalimat "man jaa'a bissayyiati falaa yujzaa illaa mitsluhaa
wa hum laa yudhlamuun", dan di surat 40 ayat 40 di kalimat "man
`amila sayyiatan falaa yujzaa illaa mitsluhaa", dan masih banyak ayat
lagi). Kalau kata "kekal" bagi orang-orang yang berada di dalam neraka
itu dimaknai "tidak ada batasnya atau terus menerus nggak akan ada
habis-habisnya", berarti mereka selamanya tidak akan dapat
menghamba kepada Allah di dalam surga, padahal tujuan manusia
diciptakan oleh-Nya, baik yang elite (jin) ataupun manusia kebanyakan,
akhirnya akan dapat menghamba kepada Allah di dalam surga di akhirat
(surat 51 ayat 56/Dan tiada Aku ciptakan jin (manusia elite) dan
manusia (kebanyakan), melainkan dengan tujuan agar mereka dapat
menghamba kepada-Ku (di dalam surga di akhirat). Jadi kesimpulannya:
"Semua manusia, termasuk manusia yang paling jahat dan kufur
sekalipun kalau sudah habis masa hukumannya di neraka, pada
akhirnya akan dapat menghamba kepada Allah di dalam surga di
akhirat."

18. Kata "kekal" untuk balasan bagi orang-orang yang telah beriman dan
mengerjakan berbagai kebaikan adalah "kekal tanpa ada batasnya".
Hal ini terjadi karena orang-orang yang berada dalam surga, akan
selalu memperoleh pemberian nikmat dari Allah yang tidak ada putus-
putusnya (surat 11 ayat 108, lihat tiga kata terakhir di ayat itu, yakni
"`athoo'an ghoiro majzduuzd" yang artinya "pemberian yang tidak ada
putus-putusnya". Di samping itu nikmat Allah juga nggak bisa dihitung
(surat 14 ayat 34 di kalimat "wa in ta`udduu ni`matalloohi laa
tuhsuuhaa).
Dalam Alquran kata jamak "khoolidiin atau khooliduun" disebutkan
sebanyak 69 kali. Dan di surat 11 ayat 107 di kalimat terakhir ada
CATATAN AKHIR SURAT 2, 241
AL-BAQOROH

frasa yang berbunyi "inna robbaka fa`aalun limaa yuriid" yang artinya
"sesungguhnya Tuhanmu akan melalukan apa pun yang Dia inginkan",
yang sebelum frasa ini ada kalimat "kholidiina fiihaa maa
daamatissamawaatu wal-ardhu illaa maa syaa'a robbuka" yang artinya
"orang-orang yang menderita akan kekal di dalam neraka selama ada
langit dan bumi, kecuali Tuhanmu berkehendak lain. Sedangkan di ayat
108-nya, disebutkan bahwa "orang-orang yang berbahagia akan
berada dalam surga selama ada langit dan bumi, kecuali Tuhanmu
berkehendak lain". Di kalimat terakhir ayat 108 ini ada frasa "`athoo'an
ghoiro majzduuzd" yang penjelasan tentang "kekal" di dalam surga
ada di atas. Dan frasa "maa daamatissamawaatu wal-ardhu juga ada
di ayat 108 ini. Frasa ini adalah majas Isti`aaroh, suatu ungkapan yang
dipinjam untuk menerangkan bahwa "waktu di dalam surga itu lama
sekali", yang tentunya bagi ahli surga akan lama sekali dengan tidak
ada putus-putusnya sesuai dengan kehendak Allah (illaa maa syaa'a
robbuka `athoo'an ghoiro majzduuzd). Sedangkan untuk orang-orang
yang ada dalam neraka, majas Isti`aarohnya menerangkan bahwa
"mereka akan lama sekali dalam neraka sesuai dengan berbagai
kejahatan yang telah dilakukannya di dunia (lihat Catatan nomor 17
di atas). Kalau sudah habis masa hukumannya dalam neraka, mereka
pun akan keluar dari padanya, dan memulai menjalani kehidupan surga
sesuai dengan kehendak Tuhan dan keinginan-Nya (illaa maa syaa'a
robbuka, inna robbaka fa`aalun limaa yuriid).

19. Lihat catatan akhir nomor 11.

20. Lihat tujuan pembayaran zakat/shodaqoh wajib dalam surat 9 ayat


103.

21. Bentuk janji mereka ini di antaranya "kalau ada ayat-ayat Tuhan datang,
mereka berjanji pasti mau mengimaninya." Namun setelah ayat-ayat
itu datang begitu terangnya, mereka tidak mau beriman (Lihat surat 6
ayat 109).

22. Kata "setan" dalam Alquran bisa mempunyai arti yang bermacam-
macam, di antaranya; a. pemimpin jahat (surat 2 ayat 14), hawa nafsu
(surat 36 ayat 60), bisikan jahat (surat 23 ayat 97), dll. Dalam bahasa
Indonesia disebut "homonim" yakni jenis kata yang ejaan dan
CATATAN AKHIR SURAT 2, 242
AL-BAQOROH

pelafalannya sama, namun artinya berbeda-beda tergantung konteks


kalimat, yang tentunya kalimatnya harus dibaca secara utuh. Jenis
kata homonim dalam Alquran sangat banyak sekali.

23. Kata "sihir" dan kata turunannya dalam Alquran disebut sebanyak 62
kali. Kata tersebut termasuk jenis kata "homonim", sehingga dalam
Alquran kata "sihir" dan turunannya mempunyai arti yang bermacam-
macam, contoh kata "sihir" dalam ayat 102 ini diartikan dengan
"kepalsuan", dalam surat 7 ayat 116 kata "saharuu" diartikan
menyulap/mengelabuhi, kata "tusharuun" dalam surat 23 ayat 89
diartikan "ditipu/dikelabuhi", dll. Sehingga dalam berbagai kamus Arab,
termasuk kamus Lisanul Arab Almuhith karangan Ibnu Mandhur, kata
"sihir" dan turunannya mempunyai banyak arti, di antaranya: a.
kepalsuan, sulap, pengelabuhan/penipuan, tidak asli, memukau,
kebohongan ditampakkan sebagai kebenaran, memalingkan sesuatu
dari yang sebenarnya, dll.

24. "dua malaikat" dalam arti majas ini diterjemahkan dengan "dua orang
mulia", bukan malaikat dalam arti aslinya (lihat surat 12, surat Yusuf
ayat 31, Nabi Yusuf disebut atau diberi gelar "malaikat mulia").

25. Kata "fitnah" di ayat ini diartikan "ujian" karena memang setiap orang
yang kepadanya wahyu diturunkan, ajarannya sering dipalsukan di
kemudian hari oleh para pengikutnya sendiri; namanya dicatut di sana-
sini dengan menyebutkan beliau menyabdakan, mengerjakan, dan
menetapkan ini dan itu demi kepentingan tertentu, dll. Dalam hal ini
dapat diuji, siapa-siapa yang mengikuti ajaran asli dan siapa-siapa
yang mengikuti ajaran palsu.

26. Kata majmuk "izin Allah" di ayat ini maksudnya "siapa pun yang tidak
waspada, mana ajaran yang palsu dan mana ajaran yang asli, pastilah
mereka akan termakan oleh ajaran yang palsu). Sedangkan ajaran
palsu tersebut akhirnya akan membahayakan bagi dirinya dan
kelompoknya.

27. Kata jar-majrur "fil-aakhiroh" diartikan dengan "di kemudian hari dan
di hari kemudian", maksudnya "di kemudian hari pada waktu di dunia
dan di hari kemudian sesudah kematiannya". Karena siapa pun yang
CATATAN AKHIR SURAT 2, 243
AL-BAQOROH

mengufuri wahyu Ilahi, pastilah akan disiksa sebagai balasan dari-


Nya, baik di dunia ini ataupun sesudah kematiannya (surat 3 ayat 56).

28. Kalimat "roo`inaa" artinya "hendaklah Engkau menggembalakan kami!"


kalimat ini konotasinya negatif seperti binatang yang tidak punya
pikiran, yang harus selalu digembala/dituntun untuk diarahkan.
Sedangkan yang namanya manusia punya pikiran yang berfungsi untuk
dapat berpikir dan akhirnya dapat memilih kebaikan yang ditunjukkan
oleh Tuhannya dan menjauhi keburukan yang ditunjukkan oleh-Nya
(surat 90 ayat 10 dan surat 91 ayat 8); Tuhan hanya menunjukkan
atau mengilhamkan kepada manusia, mana yang baik dan mana yang
buruk, soal pilihan terserah kepada manusia itu sendiri, karena punya
pikiran. Lain halnya dengan binatang yang tidak punya pikiran.
Di Terjemahan ini, kalimat "roo`naa" yang terdiri dari kata kerja perintah
atau doa (roo'i) dan kata benda "naa/kami" yang posisinya menjadi
obyek atau maf`ulnya, tidak ditafsirkan seperti yang ada dalam
berbagai kitab tafsir. Karena tafsiran tersebut berdasarkan suatu
riwayat yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, baik dari sisi
gramatika Arab, ataupun isinya yang bertentangan dengan ayat-ayat
Alquran yang lain. Dalam riwayat itu, orang-orang yang beriman
dilarang mengucapkan kalimat "roo`naa" kepada Nabi Muhammad,
karena ucapan kalimat itu pernah diucapkan oleh orang-orang Yahudi
kepada beliau, namun ucapan kalimat "roo`naa" itu sudah diplesetkan
oleh mereka manjadi "arro`uunah" yang artinya "bodoh atau dungu"
dengan maksud mengejek beliau ... dst. Padahal kalimat "roo`naa" di
ayat itu yang orang-orang beriman dilarang mengucapkannya dalam
berdoa kepada Allah itu maksudnya ... seperti yang sudah dijelaskan
di atas.
Dalam kitab terjemahan ini, aka banyak dijumpai penafsiran dari suatu
kalimat dalam sebuah ayat yang berdasarkan suatu riwayat yang
tidak bisa dipertanggungjawabkan, walaupun konon riwayat itu
disebutkan sebagai asbaabunnuzuul, disabdakan oleh Nabi, dan
tercantum dalam kitab-kitab hadis.

29. Kalimat "undhurnaa" artinya "hendaklah Engkau memperhatikan


kami" maksudnya "memperhatikan perbuatan baik kami". Oleh karena
itu, Dia mewanti-wanti agar manusia selalu mau mendengar dengan
seksama terhadap ajaran-Nya, sehingga dapat memilih kebaikan yang
CATATAN AKHIR SURAT 2, 244
AL-BAQOROH

ditunjukkan oleh-Nya dan menjauhi keburukan yang juga ditunjukkan


oleh-Nya.

30a. Kata "sebagian" yang diberi tanda kurung merupakan penjelasan,


bahwa tidak semua Ahli Kitab mengatakan perkataan yang tercela
seperti itu. Karena dalam 3 ayat 113 - 114 telah ditegaskan, bahwa
tidak semua Ahli Kitab kelakuannya sama; dari antara mereka ada:
orang orang yang baik ( jujur, amanah, cinta kebenaran, cerdas
berwawasan luas, dll), selalu membaca ayat-ayat Allah di saat-saat
malam yang hening, selalu sujud di hadapan Tuhannya, selalu
beriman kepada Allah dan hari akhir, selalu amar makruf nahi mungkar,
selalu berlomba-lomba dalam berbuat baik, dll.
Perkataan-perkataan yang tercela yang dilakukan sebagian dari Ahli
Kitab yang disebutkan dalam Alquran itu, juga bisa terjadi pada
sebagian penganut agama lain, termasuk kaum Muslimin. Oleh karena
itu, semua penganut agama harus hati-hati dan waspada, jangan
sampai meniru-niru kelakuan yang tercela itu. Atas dasar inilah, Nabi
Muhammad selaku penerima dan penyampai wahyu Alquran selalu
mawanti-wanti agar umatnya jangan sampai meniru-niru kelakuaan-
kelakuan mereka yang tercela itu. Walaupun beliau sendiri pernah
memastikan bahwa sebagian umatnya akan terperosok melakukan
perbuatan tercela yang sama (dan hal ini sudah terjadi, sedang
terjadi, dan akan selalu terjadi; banyak golongan dari kaum Muslimin,
yang masing-mesingnya menganggap hanya golongannya yang pal-
ing benar, meremehkan golongan atau agama lain, hanya
golongannya yang akan masuk surga, golongan atau agama lain akan
masuk neraka ... dll.

30b. Lihat penjelasannya di Catatan nomor 30a.

30c. Lihat penjelasannya di Catatan nomor 30a.

31. Kata "tempat kepindahan" adalah terjemahan dari kata "al-mashiir",


karena kata ini adalah "isim Makan/suatu kata yang menunjuk kepada
makna tempat" yang berasal dari kata kerja "shooro-yashiiru" yang
bisa berarti "pindah/intaqola". Kata "almashiir" dalam terjemahan ini
akan selalu diterjemahkan dengan "tempat kepindahan", tidak
diterjemahkan dengan "tempat kembali". Karena untuk kata ini bahasa
CATATAN AKHIR SURAT 2, 245
AL-BAQOROH

Arabnya adalah "marji`" yang dalam Alquran disebut sebanyak 16


kali. Kata ini berasal dari kata "rujuu`" yang artinya kembali, yang kata
turunannya dalam Alquran disebut sebanyak 109 kali.
Di dalam berbagai terjemahan Alquran, ada 4 kata yang sering
diterjemahkan dengan arti yang sama, yakni "tempat kembali": a.
marji`, b. mashiir, b. ma'waa, dan c. ma'aab. Padahal yang artinya
"tempat kembali" hanya satu, yaitu "marji`". Adapun kata "mashiir"
berasal dari "shooro-yashiiru" sebaiknya diterjemahkan dengan
"tempat kepindahan", ?dan kata "ma'waa" sebaiknya diterjemahkan
dengan "tempat perlindungan" karena kata ini berasal dari kata kerja
"awaa-ya'wii", lihat surat 18 ayat 10 dan surat 23 ayat 50 ..., dll. Dan
kata "ma'aab" diterjemahkan dengan "tempat kepulangan", karena
kata ini berasal dari kata kerja "aaba-ya'uubu" yang artinya "pulang",
sehingga orang-orang yang saleh secara keseluruhan disebut
"awwaabiin/orang-orang yang selalu memulangkan segala urusan
kepada ketetapan Allah, surat 17 ayat 25."
Perlu dapat perhatian, bahwa Allah menggunakan kata-kata yang
berbeda-beda dalam Alquran, tentu ada maksudnya dan ada rahasia
di balik itu, tidak bisa disamakan artinya begitu saja. Dalam
menerjemahkan kata-kata yang berbeda-beda itu, penulis
membutuhkan bantuan orang-orang yang pakar dalam bidang bahasa
Arab dan bahasa Indonesia, agar dapat menerjemahkan secara tepat
kata-kata yang berbeda-beda itu.
Catatan ini, lebih jelasnya tentang tulisan arabnya, dapat dilihat di
Keterangan nomor 78 dalam Tafsir Alquran penulis berjudul
"YASSARNAL-QUR'AN" (terbit tahun 2005 M.).

32. Frasa "anak cucu rohaninya" terjemahan dari kata jamak "al-asbaath",
yang dalam Alquran disebut sebanyak 4 kali dalam konteks yang sama.
Kata al-asbaath ini berbeda dengan kata "zdurriyyat" yang artinya juga
"anak cucu", tapi sifatnya masih umum, bisa dikenakan kepada anak
cucu yang zalim (lihat surat 2 ayat 124, surat 37 ayat 113, dll).

33. Kalimat "Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" bentuk


konkretnya dalam kehidupan adalah "keberhasilan atau kesuksesan
yang membahagiakan di dunia ini dan berlanjut sesudah kematian".
Hal ini diperoleh orang-orang yang sabar dalam arti: mereka
mempunyai kekuatan jiwa yang sangat tangguh dalam menghadapi
CATATAN AKHIR SURAT 2, 246
AL-BAQOROH

ujian betapapun beratnya, tidak pernah berputus asa, selalu gigih/


ulet dalam perjuangan hidup. Sehingga dengan perantaraannya,
mereka akan selalu berhasil/sukses dan dapat mengalahkan/
menundukkan pihak lain yang berjiwa kerdil/lembek serta gampang
berputus asa walaupun jumlahnya sepuluh kali lipat (Surat 8 ayat 65)".
Kata "sabar" dalam Alquran dengan makna itu, mencakup berbagai
bidang dan profesi, karena masing-masing orang dituntut oleh Allah
agar bekerja keras, ulet dalam bidangnya masing-masing sampai
berhasil dan sukses (surat 6 ayat 135, surat 3 ayat 200, dll.). Yang
tentunya keberhasilan/kesuksesan tersebut terjadi di dunia ini dan
berlanjut sesudah kematian yang kebahagiaannya jauh melebihi
kebahagiaan waktu di dunia (surat 2 ayat 201 - 202). Sebagai contoh:
Kalau seseorang yang bidang atau profesi dia sebagai pedagang atau
pengusaha, dia bekerja keras penuh kedisiplinan, jujur, amanah, tidak
pernah berputus asa walaupun rintangan dan cobaan selalu
menghadang, akhir bin akhirnya dia memperoleh keberhasilan
gemilang yang membahagiakan, maka itulah bukti konkret bahwa "Al-
lah menyertai/bersama dia)", bahkan dalam ayat yang lain disebutkan
"Allah mencintai dia)". Hal yang seperti ini berlaku bagi siapa pun
dalam bidang apa pun. Namun sebaliknya, seseorang atau kelompok
yang selalu gagal bin gagal, selalu kalah bin kalah, maka itu sebagai
bukti konkret bahwa "Allah tidak bersama dia dan tidak mencintainya".
Hal ini tentunya disebabkan karena mereka dalam menjalani
profesinya tidak jujur, tidak amanah, menyalahgunakan jabatannya
untuk kepentingan pribadi dengan merugikan rakyat banyak. Yang
mana sifat-sifat tercela ini adalah merupakan bukti kekufuran
seseorang kepada Allah, siapa pun orangnya, baik dia beragama
ataupun tidak.
Jadi kesimpulannya, istilah "sabar" dalam Alquran itu sifatnya
"dinamis", bukan statis atau mandek. Untuk lebih jelasnya tulisan
arabnya, dapat dilihat di Keterangan nomor 96 dari Tafsir Alquran
penulis berjudul "YASSARNAL-QUR'AN" (terbit tahun 2005 M).

34. Berpegang teguh pada tradisi nenek-moyang yang keliru,” baik


berbentuk tradisi rirual keagamaan yang tanpa dasar petunjuk wahyu,
maupun berbentuk tradisi pemahaman keagamaan adalah “sesuatu
sikap dan tindakan yang amat-amat dicela di dalam Islam.” Karena
ibadah ritual dalam Islam, harus ada petunjuk wahyu yang ada di dalam
CATATAN AKHIR SURAT 2, 247
AL-BAQOROH

Kitab Suci. Begitu pula di dalam memahami ajarannya. Ajaran agama


yang ada di dalam Kitab Suci itu sering dipahami keliru oleh
pemeluknya, sehingga timbul bermacam-macam pendapat yang
berbeda-beda. Dalam menyikapi hal tersebut, masing-masing orang
harus mau berlapang dada, mau mendengarkan dengan saksama
pendapat orang lain, sehingga terjadi dialog dengan cara yang baik
lagi santun (surat 16 ayat 125). Hanya dengan cara ini, pendapat yang
keliru dari siapa pun akan dapat terkoreksi, sehingga pihak yang keliru
mau menerima pendapat yang benar dari orang lain dengan kesadaran.
Orang-orang yang seperti inilah yang oleh Alquran disebut "orang-
orang yang diberi petunjuk oleh Allah dalam mencari kebenaran, dan
mereka inilah orang-orang yang mau menggunakan akal sehatnya
(Surat 39 ayat 18). Karena hanya dengan cara inilah, pendapat
seseorang yang selama itu dianggap benar, namun ternyata salah
dapat terkoreksi. Dan jika pendapatnya itu hakikatnya memang “benar”,
maka pendapat yang benar itupun akan tetap tegar dan bertahan
walaupun dihantam oleh berbagai sanggahan dan kritikan. Karena
barang yang benar itu apabila bertemu dengan barang yang batil dan
berproses di dalam kepala dan pikiran seseorang, maka barang yang
benar itu akan dapat mengalahkannya (surat 17 ayat 81 dan surat 21
ayat 18).
Di dalam berbagai kejadian, berapa banyak seseorang
memperjuangkan keyakinannya dengan semangat yang menggebu-
gebu dengan mengorbankan harta dan jiwanya, karena dia
berkeyakinan bahwa yang diperjuangkannya itu adalah “suatu
kebenaran mutlak” dan imbalannya adalah “mati syahid dan surga”.
Padahal belum tentu apa yang diperjuangkannya itu adalah “sesuatu
kebenaran”. Dan untuk menentukan sesuatu yang diperjuangkannya
itu benar/hak atau salah/batil, maka seseorang diwajibkan
mengemukakan berbagai dalil agama yang didasarkan pada wahyu
Kitab Suci. Dan sesudah itu dia berkewajiban pula mendengarkan
pendapat, saran, dan kritikan dari pihak lain yang mengatakan, bahwa
yang diperjuangkannya dengan semangat yang menggebu-gebu itu
“bukan sesuatu yang benar”, yang tentunya pihak lain ini juga
berkewajiban mengemukakan berbagai dalil agama yang didasarkan
pada wahyu Kitab Suci. Di mana kedua belah pihak tersebut
berkewajiban saling bermusyawarah, bertukar pikiran, saling mau
mendengar, saling menghargai, saling mau memahami dalil pihak lain
CATATAN AKHIR SURAT 2, 248
AL-BAQOROH

dengan saksama, saling tidak fanatik buta terhadap pendapatnya


sendiri alias harus merdeka, tidak ada kebencian, dan semuannya itu
dijalankan atas dasar saling mau mengasihi, saling mau menerima
dan memberi, dan lain-lain. Dan sesudah itu semua, baru berlaku ayat
“sesuatu yang benar/haq apabila bertemu dengan sesuatu yang salah/
batil dan berproses di kepala dan pikiran seseorang, maka sesuatu
yang benar itu pasti akan dapat mengalahkannya, dan akhirnya barang
yang batil yang selama itu diyakini sebagai suatu kebenaran akan
permisi keluar. Hal ini baru bisa terjadi apabila seseorang tersebut
dapat bersikap jujur dan merdeka. Dan sebaliknya apabila dia tidak
bersikap jujur dan tidak merdeka dan merasa hanya pendapatnya
sendiri yang paling benar, karena dia merasa pendapatnya itu sudah
didasarkan pada kitab-kitab besar yang dikarang oleh para mujtahid,
atau ada kepentingan ini dan kepentingan itu, maka sulit bagi dia untuk
dapat melihat kebenaran yang sudah sampai di depan matanya sendiri
(surat 36 ayat 9). Di dalam Islam, seseorang dilarang mengasih harga
mati atau menganggap mutlak benar terhadap apa-apa yang ada dalam
berbagai kitab yang dikarang manusia, tokoh agama, dan para mujtahid.
Karena menurut Alquran yang namanya manusia sehebat apa pun pasti
ada kemungkinan untuk dapat keliru dan salah yang tidak disengaja
(surat 2 ayat 286). Dan Rasulullah sendiri selaku penerima dan
pengamal wahyu Alquran bersabda, “Seseorang mujtahid apabila
ijtihadnya benar, maka dia akan mendapatkan dua pahala, dan apabila
ijtihadnya salah/keliru, maka dia akan mendapatkan satu pahala.” Dari
ayat dan hadis tersebut, maka sangatlah keliru apabila seseorang
mengasih harga mati atau menganggap mutlak benar terhadap semua
hasil dari ijtihad mereka yang ada dalam kitab-kitabnya itu. Kita
mengakui dengan segala hormat pada mereka, karena hidup dan mati
mereka hanya untuk memperjuangkan kebenaran visi dan misi Islam
yang rahmatan lil`alamin. Sesuai dengan predikat mereka sebagai
“mujtahid”, maka sesuatu hal yang mustahil apabila mereka
mengeluarkan/menghasilkan sesuatu pendapat yang tanpa didasarkan
pada wahyu Alquran. Dan setiap mujtahid yang mana pun pasti
mendasarkan hasil ijtihadnya itu kepadanya. Akan tetapi karena hasil
ijtihad mereka itu satu sama lain bisa berbeda-beda sesuai dengan
latar belakangnya dan bisa juga keliru yang tidak disengaja karena
memang data-data untuk sebagai bahan dalam menyimpulkan
pendapatnya itu belum semuanya ada dan belum lengkap di masa
CATATAN AKHIR SURAT 2, 249
AL-BAQOROH

hidupnya, maka seseorang di dalam hendak mengikuti hasil ijtihadnya


harus mengetahui alasan-alasan dan dalil-dalil dari mereka, yang
lantas diujinya dengan dalil-dalil dari mujtahid lain yang muncul
kemudian. Dan setelahnya itu baru dia memilih dan mengikuti hasil
ijtihad yang benar dari mereka yang dalil-dalilnya lebih kuat dan tidak
bisa dipatahkan. Oleh karena itu, setiap mujtahid yang mana pun akan
selalu berpesan kepada generasi kemudian, bahwa janganlah mereka
membabi buta di dalam mengikuti pendapatnya, yakni kalau memang
pendapat mereka di kemudian hari ternyata keliru karena ada pendapat
dari mujtahid yang muncul belakangan yang lebih kuat dalil-dalil dan
alasan-alasannya, maka dia harus mau mengikuti terhadap pendapat
yang muncul kemudian. Di sinilah letaknya kenapa para mujtahid di
dalam keheningan malam selalu berdoa, “Ya Allah! Janganlah Engkau
menindak/menghukum kami karena sesuatu kesalahan yang kami
lakukan dengan tidak sengaja” (surat 2 ayat 286). Tetapi sebaliknya,
kalau pendapat mereka itu benar setelah diuji dengan berbagai
pendapat dari mujtahid yang muncul kemudian, maka merekapun harus
konsekuen mau mengikutinya.
Jadi, sikap yang menganggap mutlak benar terhadap hasil ijtihad yang
ada dalam berbagai kitab dari para mujtahid" itu adalah “bertentangan
dengan wahyu Alquran, sabda Rasulullah, dan bertentangan dengan
wasiat dari para mujtahid itu sendiri”. Apalagi kalau kita sudah kalah
berdiskusi yang lantas kita mengatakan, “siapa sih yang dapat
melebihi atau lebih pintar dari imam yang empat atau melebihi dari
mujtahid ini dan mujtahid itu?” Sikap yang seperti ini telah
digambarkan dalam surat 2 ayat 170 ini dengan kalimat "bal nattabi`u
maa alfainaa alaihi aabaa'anaa" yang artinya "kami akan tetap
mengikuti apa-apa yang kami peroleh atau warisi dari nenek moyang
kami". Dan dalam surat 5 ayat 104 digambarkan dengan kalimat
"hasbunaa maa wajadnaa alaihi aabaa'anaa " yang artinya: Cukup
bagi kami apa-apa yang kami peroleh/warisi dari nenek moyang kami".
Dengan sikap ini berarti orang tersebut telah mematikan dia punya
akal dan menitipkannya pada mereka yang dianggapnya mutlak benar,
atau dengan kata lain orang itu telah taqlid buta pada mereka, yang
sekaligus sikap yang seperti itu berarti orang tersebut telah
menjadikan para alim ulama/para mujtahid tertentu di dalam Islam
sebagai tuhan-tuhan/rabb-rabb selain Allah. Padahal sikap yang
seperti itu adalah sikap terkutuk dari orang-orang Yahudi dan orang-
CATATAN AKHIR SURAT 2, 250
AL-BAQOROH

orang Nasrani seperti yang disebutkan dalam surat 9 ayat 31.


Tentang sikap terkutuk dari mereka ini dan tentang sikap-sikap terkutuk
lainnya yang ada dalam berbagai ayat Alquran, Rasulullah
mengingatkan bahwa kaum Muslimin lambat laun akan mengikuti
sikap-sikap terkutuk itu. Oleh karena itu, kaum Muslimin agar selalu
waspada dan hati-hati terhadap hal itu.
Dan sikap membatasi terhadap karunia Allah apa pun bentuknya yang
hanya ada pada orang-orang yang terdahulu itu telah dilukiskan dalam
wahyu Alquran (surat 5 ayat 64) dengan kalimat: wa qoolatil-yahuudu
yadulloohi maghluulatun" yang artinya: Dan telah mengatakan orang-
orang Yahudi, “Tangan Allah itu dibelenggu”.
Maksudnya “Allah tidak akan menurunkan karunia/ilmu-Nya kepada
siapa pun di kemudian hari.” Hal itu dikatakannya karena mereka
menganggap bahwa kebenaran itu mutlak hanya ada pada pendeta-
pendeta atau alim ulama yang terdahulu saja. Dan tentang sikap yang
seperti ini jelas-jelas bertentangan dengan firman Allah yang
menegaskan, bahwa “Allah akan memberikan hikmah kepada siapa
saja yang layak Dia kehendaki (surat 2 ayat 269), Allah akan menunjuki
seseorang kepada kebenaran sesuai kehendak-Nya (surat 10 ayat 35),
dan Allah setiap saat akan menurunkan ilmu yang benar dari
perbendaharaan-perbendaharaan yang ada di sisi-Nya kepada siapa
saja yang layak Dia kehendaki menurut ukuran tertentu sesuai dengan
kondisi waktu dan zaman (surat 15 ayat 21), dan lain-lain.” Apakah
firman-firman Allah tersebut akan mereka kufuri dan ingkari dengan
sikapnya yang sangat tercela seperti yang sudah diuraikan secara agak
terperinci di atas?

35. Tentang "salat", lihat Catatan nomor 5.

36. Lihat informasi wahyu Alquran surat 9 ayat 36 (dari antara jumlah
bulan yang dua belas itu ada "empat bulan suci".

37. Kata "rofats" yang dimaknai dengan "menggauli isteri", lihat kata
"rofats" di surat 2 ayat 187.

38. Kata "al-mihaad" dalam Alquran disebut sebanyak 5 kali, dan selalu
dihubungkan dengan "Jahanam (api Jahanam). Dan kata "al-mihaad"
tersebut berasal dari fiil "mahada - yamhadu", yang masdar/kata
CATATAN AKHIR SURAT 2, 251
AL-BAQOROH

pokoknya adalah "al-mihaaad atau al-mahd" yang artinya "buaian/


ayunan". Dalam Terjemahan Alquran ini, kata "al-mihaad" akan selalu
diterjemahkan dengan "ayunan dari api/ayunan api", terjemahan ini
didasarkan pada surat 7 ayat 41 di kalimat (lahum min jahannama
mihaadun" yang artinya "bagi mereka ada ayunan dari api Jahanam".

39. Tambahan frasa "orang-orang yang memerangi kamu" harus


dicantumkan agar tidak salah paham atau timbul fitnah (lihat prinsip
peperangan dalam surat 2 ayat 190).

40. Tentang makna "kekal", lihat Catatan nomor 10.

41. Tentang makna "salat", lihat Catatan nomor 5.

42. Kata jamak/plural "rijaalan" dalam Alquran disebut sebanyak 9 kali,


yang dua kali berasal dari kata tunggal/singular "rojlaa" yang artinya
"berjalan kaki" (yang satu di ayat ini dan yang kedua di surat 22 ayat
27). Sedangkan yang 7 kali lainnya berasal dari kata singular "rojulun"
yang artinya "seorang laki-laki".

43. Lihat surat 2 ayat 190!

44. Dua kata "ruuhul-Qudus" dalam ilmu Nahwu/gramatika Arab


berkedudukan sebagai "mudhof dan mudhof ilaih" atau "kata majmuk"
dalam bahasa indonesia. Menurut gramatika Arab, antara kata pertama
dan kedua bisa diselipkan kata "dari, di, dalam, di dalam, milik, untuk,
dan terhadap". Jadi kata majmuk atau mudhof-mudhof ilaih "ruuhul-
Qudus" itu antara kata pertama dan kedua cocok diselipkan kata "dari".
Dua kata "ruuhul-qudus" itu bukan terdiri dari "kata yang disifati dan
sifatnya" dengan arti "ruh suci/ruh yang suci", karena kalau kata
"Alqudus" manjadi sifat dari kata "ruuh", pastilah ia pakai huruf alif
laam (al-ruuh/arruuh). Catatan tentang hal penting ini sengaja
dijelaskan, karena sering-sering para penerjemah Alquran mengartikan
"mudhof-mudhof ilaih" dengan arti "yang disifati dan sifatnya", contoh
satu lagi mudhof-mudhof ilaih "diinil-haq" sering diartikan "agama
yang benar", padahal semestinya diartikan dengan "agama dari Yang
Maha Benar", ....dst. Dalam hal "mudhof dan mudhof ilaih yang dalam
Alquran disebutkan ratusan kali itu, para penerjemah harus teliti dan
CATATAN AKHIR SURAT 2, 252
AL-BAQOROH

tepat dalam memilih kata-kata yang hendak diselipkan di antara dua


kata mudhof dan mudhof ilaih, yakni mau pilih kata "dari/min" kah?
atau mau pilih kata "di, dalam, atau di dalam/fii" kah?, atau mau pilih
kata "milik, untuk, atau terhadap/li" kah? Karena jika salah memilihnya,
maka arti dari mudhof- mudhof ilaih itu akan jadi keliru/salah.

45. Kata benda "ikrooha" dari kata kerja "akroha-yukrihu", sebelum


ditambah huruf alif, asalnya "kariha-yakrohu" yang artinya "benci/
membenci", setelah ditambah huruf alif artinya menjadi "penyebaran
kebencian". Dari penyebaran kebencian yang dilakukan oleh seseorang
timbullah pemaksaan dari yang bersangkutan.

46a. Kata "thooghuut" dalam Alquran disebutkan sebanyak 8 kali, ia


berasal dari kata kerja "thoghoo - yathghoo", yang artinya "melampaui
batas/melanggar aturan Tuhan", yang mana kata "thoghoo" itu sendiri
ada disebut dalam Alquran sebanyak 6 kali, dan kata "yathghoo"
disebut 2 kali, sedangkan kata turunannya, termasuk kata "thooghuut"
disebut sebanyak 27 kali.

46b. Lihat nomor 46?!

47. Tentang makna "kekal", bagi orang-orang yang berada di dalam neraka
(api penderitaan), lihat Catatan nomor 10.

48. Lihat surat 17 ayat 5.

49. Lihat surat 17 ayat 6 dan surat 5 ayat 78.

50. Tentang makna "kekal" bagi orang-orang yang berada di dalam neraka
(api penderitaan), lihat Catatan nomor 10.

51. Kata "ash-sholaat" yang didahului fiil Madhi "aqoomuu/mendirikan"


dalam Alquran disebut sebanyak 9 kali. Kata "ash-sholaat" yang berasal
dari kata kerja "shollaa-yushollii" itu menjadi objek/maf`ul dari fiil
Madhi "aqoomuu".
Dalam ilmu Nahwu/gramatika Arab, kata "ash-sholaat" adalah "isim
Ma`rifat/kata benda tertentu". Yakni tertentu niatnya, tertentu
bacaannya, terutama bacaan surat Alfatihah, dan tertentu juga
CATATAN AKHIR SURAT 2, 253
AL-BAQOROH

gerakannya, terutama gerakan rukuk dan sujud, dan tertentu pula


waktunya. Semuanya itu mengandung makna yang wajib diamalkan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tentang
niat, yakni niat untuk menghadap langsung kepada Allah Yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang, Pemelihara alam semesta, dan Yang
Berkuasa menentukan balasan perbuatan baik dan buruk seseorang.
Yang dengan kesadaran muncullah pernyataan "hanya kepada-Mu
kami menghamba dan hanya kepada-Mu kami minta pertolongan,
tunjukilah kami dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini
agar senantiasa berpegang teguh kepada tuntunan wahyu-Mu yang
permanen, tidak akan pernah berubah-ubah itu. Yang tuntunan itu
selalu dipegang teguh oleh orang orang-orang yang telah Engkau
anugerahi nikmat, sehingga kami tidak termasuk golongan orang-or-
ang yang Engkau murkai dan orang-orang yang sesat menyimpang
dari tuntunan wahyu-Mu, (surat Alfatihah ayat 1 - 7, yang surat
Alfatihah ini merupakan bacaan inti dalam salat).
Adapun makna yang terkandung dalam bacaan takbir "Allahu Akbar"
yang dalam salat dinyatakan berulang-ulang itu, berfungsi untuk
menuntun jiwa seseorang agar selalu sadar, yang dengan kesadaran
itu seseorang dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini
selalu mau mengikuti aturan-Nya. Jika tidak mau mengikuti aturan-
Nya, berarti pernyataannya "Allahu Akbar" itu palsu, karena ternyata
dalam menjalani kehidupannya, Allah itu kecil/Allahu Ashghor, buktinya
dia tidak mau mengikuti aturan-Nya. Begitu pula kesaksiannya bahwa
"tidak ada Tuhan, kecuali Allah" akan menjadi palsu kalau ternyata
dia dalam menjalani kehidupannya sering-sering mengikuti hawa nafsu
setan yang ada dalam dirinya alias menjadikannya sebagai tuhan,
mengikuti ajakannya. Dan tentang makna yang terkandung dalam
gerakan rukuk dan sujud dalam salat, itu adalah "simbolis", yang rukuk
adalah simbolis untuk selalu siap sedia mematuhi aturan Tuhan dalam
menjalani kehidupannya, sedangkan sujud adalah simbolis tunduk
pasrah terhadap aturan-Nya. Itulah ruh/jiwa dari bacaan dan gerakan
yang ada dalam salat. Sedangkan tertentu waktunya, punya makna
agar seseorang mau menghargai waktu dan disiplin dalam
memanfaatkannya untuk hal-hal yang bermanfaat, dll. Jadi
kesimpulannya ritual salat itu bukan tujuan, tapi sebagai alat atau
sarana untuk mencapai tujuan, sehingga seseorang dapat mempunyai
akhlak yang mulia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
CATATAN AKHIR SURAT 2, 254
AL-BAQOROH

Kenapa banyak orang yang rajin salat, tapi tidak jujur, tidak amanah,
tidak bisa menahan amarah, dan sering melakukan tindak kejahatan?
Kerena mereka menganggap bahwa salat itu adalah tujuan, salatnya
hanya berhenti di masjid, di musholla, di atas sajadah, hanya formalitas
belaka tanpa makna, jauh dari akhlak mulia dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Celakalah orang-orang yang salat, yakni
mereka yang lalai dari tujuan salatnya, suka memamer-mamerkan
salatnya, dan menahan diri dari melakukan hal-hal yang bermanfaat
bagi orang lain (surat 107 ayat 4 - 7). Mereka inilah yang sebenarnya
pendusta atau pinista agama Allah (surat 107 ayat 1).
CATATAN AKHIR SURAT 3, 255
AALI `IMROON

52. Lihat Catatan Akhir Surat 2, Albaqarah nomor 1.

53. Lihat Catatan Akhir Surat 2, Albaqarah nomor 2.

54. Lihat Catatan Akhir Surat 2, Albaqarah nomor 2.

55a. Takwil atau maksud ayat-ayat mutasyaabihat (ayat-ayat yang penuh


makna, termasuk ayat-ayat majas) dari Zaman ke zaman hanya
diketahui oleh Allah, namun orang-orang yang berakal sehat atau
berpikiran bersih diperintahkan oleh-Nya agar dapat mengambil
pelajaran darinya (surat 39 ayat 27).

55b. Dan takwil ayat-ayat mutasyaabihat itu hanya bisa dijangkau oleh
orang-orang yang punya ilmunya, surat 29 ayat 43. Yang tentunya
ilmu tersebut diajarkan oleh Allah kepada mereka, surat 55 ayat 4,
surat 96 ayat 5, dll.

56. Kata "al-ma'aab" diterjemahkan dengan "tempat kepulangan", lihat


Catatan Akhir Surat 2, Albaqarah nomor 31 di bagian agak akhir.

57. Di dalam berbagai ayat Alquran, sangat banyak sekali disebutkan


kalimat "athii`ullooha warrosuula, athii`ullooha wa athii`urrosuula, dan
yang sejenisnya", yang di antaranya di dalam surat 3 ayat 32 ini dan
ayat 132, surat 24 ayat 54, surat 4 ayat 59, surat 5 ayat 92, dan lain-
lain. Kalimat itu terjemahannya “taatilah Allah ?dan rasul-Nya.”
Perintah dalam kalimat tersebut ditujukan, terutama kepada orang-
orang yang telah beriman. Banyak dari kalangan kaum Muslimin yang
menafsirkan ayat-ayat tersebut, bahwa " orang-orang yang beriman
wajib menaati Allah dan menaati Rasul dalam arti harus mengikuti
hadis ?yang ada di dalam berbagai kitab hadis." Padahal menaati Al-
lah dan menaati Rasul-Nya di situ maksudnya adalah “menaati
ketetapan-ketetapan-Nya yang ada dalam Alquran, terutama perintah-
Nya", dan menaati Rasul maksudnya adalah "mengikuti akhlak atau
sunnah beliau dalam melaksanakan ketetapan dan perintah Alquran
yang beliau terima; apa pun ketetapan dan perintah Alquran, beliau
selalu ikuti dalam rangka memberikan contoh terbaik (uswatun
hasanah) dalam pelaksanaannya". Karena beliau diperintah dengan
tegas oleh Allah untuk tidak mengikuti, kecuali terhadap wahyu yang
CATATAN AKHIR SURAT 3, 256
AALI `IMROON

beliau terima (surat 6 ayat 50 ). Terjemahan lengkap surat 6 ayat 50


ini: Katakanlah, "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa
perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui
yang ghaib dan tidak juga aku mengatakan kepadamu bahwa aku
seorang malaikat. Aku tidak mengikuti, kecuali apa-apa yang
diwahyukan kepadaku." Katakanlah, "Apakah sama orang yang buta
mata hatinya dengan orang yang melihat?" Lantas tidakkah kamu mau
memikirkannya?" Dalam ayat tersebut ada kalimat "in attabi`u illaa
maa yuuhaa ilayya" artinya: aku tidak mengikuti, kecuali apa-apa yang
diwahyukan kepadaku. Kalimat yang susunan kata-katanya persis
seperti ini dalam Alquran ada dalam 3 ayat; surat 6 ayat 50, surat 10
ayat 15, dan surat 46 ayat 9. Semuanya didahului oleh kata "qul"/
Katakanlah olehmu (Muhammad!) Dalam Alquran ada puluhan ayat
yang maknanya seperti yang ada dalam 3 ayat tersebut, walaupun
susunan kata-katanya tidak persis seperti itu, di antaranya dalam surat
7:203, "qul innamaaa attabi`u maa yuuhaa ilayya min robbii" artinya:
Katakanlah olehmu (Muhammad!), "Sesungguhnya aku hanya
mengikuti apa-apa yang diwahyukan kepadaku dari Tuhanku."
Marilah ayat-ayat tersebut kita baca dan pikirkan dengan cermat! Dari
situ akan muncul banyak pertanyaan, di antaranya: Jika demikian
halnya, terus bagaimana dengan keberadaan hadis-hadis yang
jumlahnya ratusan ribu itu? Sedangkan penyeleksian dan pembukaan
hadis-hadis itu sendiri dilakukan oleh para imam hadis sekitar dua
sampai tiga abad setelah Nabi Muhammad wafat. Sedangkan banyak
kelompok kaum Muslimin yang menafsirkan ayat "taatilah Rasul-Nya"
itu dengan arti "harus mengikuti hadis" yang jumlahnya ratusan ribu
itu. Dan perlu diingat, bahwa waktu penyeleksian dan pembukuan
hadis itu keberadaan kertas tidak seperti sekarang, pembikinannya
masih secara manual. Waktu itu mesin untuk industri kertas dan mesin
cetak dengan bertenaga listrik belum ditemukan, dll. Yang lain-lain
itu silahkan masing-masing memikirkannya! Di samping itu, para
penyeleksi dan pembuku hadis tersebut kebanyakannya berada di kota-
kota yang amat jauh dari Bagdad, Kufah, Basrah, Mekah, Madinah,
dan pusat-pusat Islam lainnya. Kita ambil contoh: Imam Bukhori lahir
di Kota Bukhoro, Uzbekistan (Asia Tengah) dan wafat abad ketiga
hijriah. Dan Imam Muslim lahir di Naisabur, Uzbekistan, dan wafat
abad ketiga hijriah pula.
Baiklah di bawah ini disebutkan di mana dan kapan para penyeleksi
CATATAN AKHIR SURAT 3, 257
AALI `IMROON

dan pembuku hadis itu lahir dan wafat:


1. Bukhori L. Syawal 194 H/juli 810 M. W. 256 H/870 M. Bukhoro,
Uzbekistan, Asia Tengah.
2. Muslim L. 202 H/817 M. W. 261 H/875 M. Naisabur, Uzbekistan,
Asia Tengah.
3. Tirmidzi L. 209-210 H. Wafat 279 H/892 M. Daerah Tirmidz, bagian
selatan Iran.
4. Nasai L. 215 H. W. 303 H/915 M. Annasai/annasawi, Khurasan
(meliputi Afganistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.)
5. Ibnu Majah L. 209 H. W. 273 H/886 M. Qazwin suatu kota di Irak.
6.Abu Dawud L. 202 H. W. 275 H/ 915 M. Sijistan, daerah perbatasan
Iran-Afganistan-Pakistan.
7. Imam Ahmad L. 164 H. W. 241 H. Bagdad, Irak.
Banyak biografi para mujtahid di bidang hadis tersebut yg dilebih-
lebihkan jalan ceritanya oleh para pengkultusnya dengan cara-cara
yang tidak masuk akal sehat. Contoh: Konon Imam Bukhori pernah
berkata, "Saya hafal seratus ribu hadis sahih dan saya juga hafal dua
ratus ribu hadis yang tidak sahih, dan hadis-hadis yang saya hafal itu
saya dapat menyebutkan susunan para perowinya/periwayat hadis."
Dan konon lagi selama 16 tahun beliau bisa menemui delapan puluh
ribu perowi hadis di Bagdad, Basroh, Kufah, Mekah, Madinah, dan
lain-lain kota di berbagai negeri. (pen. ingat alat transportasi di masa
itu tidak seperti di abad modern ini). Konon lagi beliau setiap
menyeleksi satu hadis, sebelumnya berwudu dulu, salat dua rakaat,
dan berdoa kepada Allah. Dan konon lagi beliau berkata, "Semua hadis
yang saya masukkan ke dalam kitab saya (Aljaami`ushshohiih/
kumpulan hadis shohih), semuanya shohih." Dan masih banyak lagi
perkataan dan perbuatan yang diatasnamakan kepada Imam Bukhori.
Padahal beliau tidak pernah mengatakan dan melakukan hal tersebut.
Karena beliau menyadari terhadap sabda Nabi yg intinya: Yang namanya
"mujtahid" di bidang apa pun itu bisa benar dan bisa salah. Kalau
benar dapat dua pahala, dan kalau salah dapat satu pahala. Kedua
kemungkinan ini amat disadari oleh Imam Bukhori dan para mujtahid
manapun. Sehingga mereka, termasuk Imam Bukhori selalu berdoa
dalam keheningan malam dengan doa "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau menghukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan ...
(surat 3 ayat 286)."
Jika demikian halnya, kenapa masih saja ada kelompok-kelompok dari
CATATAN AKHIR SURAT 3, 258
AALI `IMROON

kaum Muslimin yang menganggap hasil ijtihad imam Bukhori dan para
mujtahid itu mutlak sahih dan benar? Di samping itu, belum tentu
semua hadis yang ada dalam kitab-kitab para mujtahid hadis itu tulisan
mereka, begitu juga yang ada dalam kitab-kitab para Imam Mazhab.
Karena kepentingan tertentu, bisa saja hal itu dimasukkan oleh or-
ang-orang tertentu dalam cetak atau penerbitan ulang. Pada waktu
itu sampai beberapa abad kemudian, dalam penerbitan ulang masih
dilakukan dengan tulisan tangan, ditambah lagi sengketa politik dan
perebutan kekuasaan sering terjadi dalam tubuh kaum Muslimin).
Sehingga Nabi 1400 tahun lebih yang lalu pernah bersabda dalam hadis
Mutawatir Lafdhi, " Siapa saja yang dengan sengaja mengada-adakan
dusta atas namaku, maka bersiap-siaplah menempati tempat duduk
dari api neraka alias hidup sengsara (man kazdzdaba `alaiyya
muta`ammidan fal-yatabawwa' maq`adahu minannaar). Jadi banyak
sekali hadis palsu/maudhu' yang diatasnamakan Nabi, padahal beliau
tidak pernah mengatakan, melakukan, dan menetapkan hal-hal seperti
yang ada dalam hadis-hadis palsu tersebut. Pengatasnamaan secara
dusta/mencatut nama seperti itu, sering terjadi dengan
mengatasnamakan para sahabat Nabi, para tabiin (generasi sesudah
sahabat), para Iman Mazhab, ataupun para Imam hadis itu sendiri,
dll. Dan di zaman modern ini, banyak para ulama, para cendekiawan
Muslim membahas dan memperdebatkan panjang lebar tentang hadis,
padahal itu sebenarnya bukan hadis Nabi, memperdebat perkataan/
qoul para mujtahid atau qoul para imam mazdhab, padahal belum tentu
qoul yang diperdebatkan itu adalah perkataan mereka.
Jadi kesimpulannya "ayat-ayat yang memerintahkan 'taatilah Rasul-
Nya' itu bukan berarti harus mengikuti hadis yang ada di dalam berbagai
kitab hadis. Akan tetapi maksudnya: mengikuti akhlak atau sunnah
beliau dalam melaksanakan ketetapan dan perintah Alquran yang
beliau terima; apa pun ketetapan dan perintah Alquran, beliau selalu
ikuti dalam rangka memberikan contoh terbaik (uswatun hasanah)
dalam pelaksanaannya". Adapun alasannya sebagaimana telah
disebutkan di atas secara panjang lebar.

58. Frasa "ilaa yaumil-qiyaamah" diterjemahkan "pada hari kiamat", karena


kata "ilaa" di sini bukan dalam arti "lil-intihaa/sehingga'", tapi
diterjemahkan dengan "pada" karena kata yang dijerkannya terdiri dari
"dhorof zaman/kata yang menunjuk kepada makna waktu". Kata
CATATAN AKHIR SURAT 3, 259
AALI `IMROON

majmuk atau mudhof-mudhof ilaih "yaumil-qiyaamah" dari segi


bahasa/etimologi artinya "hari penegakan", karena kata "qiyaamah"
itu sendiri berasal dari fiil/kata kerja "qooma - yaquumu" yang artinya
tegak atau berdiri. Dan dari segi istilah/terminologi bermakna "suatu
hari, yang di dalam hari itu ditegakkan hukuman atau balasan
perbuatan seseorang, golongan ataupun bangsa", jadi identik dengan
"hari pembalasan". Dalam Alquran kata majmuk "yaumal-qiyaamah"
disebutkan sebanyak 70 kali. Dan jika dicermati satu-persatu, maka
maknanya bukan dalam arti "hancurnya alam semesta", tapi dalam
arti "suatu hari, yang mana di dalam hari itu ditegakkan hukuman atau
balasan perbuatan seseorang, golongan, ataupun bangsa". Dan hal
ini sudah pernah terjadi berjuta-juta kali dalam kehidupan manusia,
masa-masa sekarang pun sedang terjadi, begitu pula di masa-masa
mendatang. Yang tentunya masing-masing maknanya harus
disesuaikan dengan kejadian yang ada dalam konteks kalimat atau
ayat, di mana kata "yaumal-qiyamah" ada tercantum. Seperti contoh
dalam surat 3 ayat 55 ini; konteksnya adalah "kejadian hari kiamat"
yang pernah dialami oleh orang-orang Yahudi, terutama alim ulamanya
yang sangat menentang Nabi Isa dan melemparkan berbagai tuduhan
keji kepada beliau, yakni kejadian sekitar tahun 70 masehi. Di saat itu
orang-orang Yahudi dibantai oleh tentara Romawi di bawah pimpinan
Jendral Titus, dan dihancurkannya rumah-rumah ibadah mereka,
terutama Haikal Sulaeman yang begitu megah. Akhirnya banyak dari
antara mereka yang melarikan diri secara terpencar-pencar takut dari
kejaran tentara Romawi ... dst ... dst. Itulah hari penghakiman Tuhan
terhadap berbagai perkara yang diperselisihkan oleh mereka, terutama
tentang kerasulannya Nabi Isa. Sehingga dengan penghakiman-Nya
itu, nampak jelas, kelompok mana yang benar dan kelompok mana
yang salah dari antara orang-orang Yahudi itu. Hal inilah yang
dimaksudkan oleh kalimat akhir dari surat 3 ayat 55 ini, yakni " Aku
akan menghakimi di antara kamu ( hai orang-orang Yahudi) tentang
perkara yang selama ini kamu perselisihan. Dan di saat hari
penghakiman-Nya itu, juga terbukti bahwa Nabi Isa benar-benar tinggi
derajatnya di sisi Tuhan (wa roofi`uka ilayya), dan benar-benar bersih
dari berbagai tuduhan keji orang-orang Yahudi yang sudah dikenai
hukuman itu, dan akhirnya benar-benar terjadi bahwa para pengikut
beliau dalam posisi di atas para penolak atau penentang beliau as.
CATATAN AKHIR SURAT 3, 260
AALI `IMROON

59a. Kata "adam" yang dimaknai "manusia secara umum", penjelasannya


dapat dilihat dalam Catatan Akhir Surat 2, Albaqarah nomor 9.

59b. Nabi Isa diciptakan dari tanah. Hal ini sama dengan manusia secara
umum, juga diciptakan dari tanah (Surat 22 ayat 5, surat 30 ayat 20,
surat 35 ayat 11, dan surat 40 ayat 67).

59c. Kalimat "kun fayakuun" di ayat ini masih erat kaitannya dengan
proses penciptaan Nabi Isa; yakni dari tanah, lalu dari nuthfah/mani,
kemudian dari `alaqoh/segumpal darah ... dst seperti kalimat "kun
fayakuun" yang ada di surat 40 ayat 68, yang mana ayat 67
sebelumnya juga diterangkan proses penciptaan manusia secara
umum.

60. Frasa “suatu kalimat/firman yang sama” adalah terjemahan dari kata
"kalimatin sawaa'in ", maksudnya adalah “suatu kalimat atau firman
yang sama-sama diakui kebenarannya oleh berbagai penganut agama
samawi.” Hal tersebut ada tiga macam: 1. Kita tidak akan menghamba/
beribadah kecuali hanya kepada Allah. 2. Kita tidak akan
mempersekutukan/memadukan suatu ajaran apa pun dengan ajaran
Allah. 3. Kita tidak akan menjadikan para tokoh agama atau alim ulama
dari antara kita sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Berdasarkan petunjuk
Allah tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Apabila
penganut suatu agama yang datang dari Allah, baik kaum Yahudi,
Nasrani, kaum Shabiin, maupun kaum Muslimin melanggar terhadap
tiga hal tersebut, maka dapat dipastikan semakin hari akan semakin
jauh dari “prinsip-prinsip dasar agama Allah tersebut”. Yang karenanya
akan timbul/muncul perselisihan yang semakin hari akan semakin
tajam antara penganut suatu agama dan juga perselisihan antara
kelompok di dalam intern agama itu sendiri. Sehingga tidak jarang
menimbulkan bentrok fisik dan saling menyerang di antara mereka.
Hal ini terjadi karena berbeda-bedanya pemahaman dari berbagai
penganut agama dan berbeda-bedanya pemahaman di antara
kelompok dalam intern agama itu sendiri. Kesemuanya itu terjadi
karena ajaran-ajaran palsu yang bertentangan dengan “prinsip-prinsip
dasar ajaran agama Allah” itu mereka yakini bahwa itu semua berasal
dari nabi-nabi, alim ulama dan tokoh-tokoh agama mereka. Padahal
belum tentu sesuatu yang dikatakan atau diperbuat oleh nabi-nabi
CATATAN AKHIR SURAT 3, 261
AALI `IMROON

itu, benar-benar ucapan dan perbuatan mereka. Pengatasnamaan


palsu kepada mereka ini bisa terjadi kepada nabi-nabi mana pun sampai
kepada Nabi Muhammad. Hal-hal seperti itu awal-awalnya dilakukan
oleh orang-orang tertentu karena adanya sesuatu kepentingan, baik
dia itu yang mendapat predikat dari masyarakat sebagai “ulama, tokoh
agama, penguasa, dll.”. Tindakan bohong dengan mengatasnamakan
kepada nabi-nabi dan sahabat-sahabatnya, tabiin, alim ulama itu amat-
amat tercela dalam pandangan Allah dan rasul manapun, bahkan Nabi
Muhammad selaku penerima dan pengamal wahyu Alquran bersabda
dengan tegas, "Siapa saja yang berani-berani berdusta atas namaku,
maka bersiap-siaplah menempati tempat duduk dari api/akan hidup
menderita (Hadis Mutawatir lafdhi, riwayat Imam Bukhori dan Mus-
lim). Jadi, rusaknya pemahaman ajaran-ajaran agama yang manapun,
baik itu ajaran agama Yahudi, ajaran agama Nasrani, ajaran agama
Shabiin, ajaran agama Islam, maupun yang lain-lainnya itu semuanya
berpangkal dari “tindakan tercela tersebut”. Oleh karena itu, Rasulullah
saw sebagai penerima wahyu Alquran diperintahkan oleh Allah berkali-
kali agar mengatakan kepada umatnya bahwa beliau itu hanya
mengikuti wahyu yang beliau terima (surat 6 ayat 50, surat 10 ayat
15, surat 46 ayat 9, dan masih banyak ayat lagi). Lantas bagaimana
kedudukan hadis-hadis yang ada dalam kitab-kitab hadis yang
jumlahnya puluhan ribu itu, sedangkan hadis-hadis itu dibukukan
sekitar dua abad sesudah Rasulullah wafat, bahkan ada yang lebih?
Penjelasannya lihat Catatan nomor 57.

61. Kata "ittaquu" dalam kalimat "ittaqullooha" yang ada dalam surat 3
ayat 102 itu adalah “perintah Allah” kepada orang-orang yang beriman,
yang terjemahannya “hendaklah kamu bertakwa/menyadari.” Dalam
Alquran, kata "ittaquu" selalu mempunyai satu maf’ul/objek, dan dalam
ayat itu maf ’ulnya adalah lafad "Allah" yang ada di kalimat
"ittaqullooha". Kata kerja "ittaqoo - yattaqii " yang “fi’il Amer”-nya
adalah "ittaquu" itu asal-asalnya adalah berasal dari kata kerja "waqoo
- yaqii - wiqooyatan" yang fi’il Amer-nya adalah "qi" kalau yang
diperintah mukhothob tunggal, dan kalau mukhothobnya jamak menjadi
"quu". Dan dalam Alquran, fi’il Amer "quu" ini selalu mempunyai dua
buah maf’ul, seperti dalam surat 66 ayat 6 yang berbunyi "quu
anfusakum wa ahliikum naaron" Kata "quu" di sini diterjemahkan
“hendaklah kamu menyadarkan". Dalam ayat ini maf’ul pertamanya
CATATAN AKHIR SURAT 3, 262
AALI `IMROON

adalah "anfusakun", dan maf’ul keduanya adalah "naaron" (lihat Kitab


I`roobul-qur'an juz 10 karangan Muhyidin Addirwisyi). Jadi, ayat itu
kalau diterjemahkan akan menjadi “hendaklah kamu menyadarkan
dirimu dan keluargamu akan adanya neraka (api penderitaan).”
Kata "ittaquu" dalam Alquran disebutkan sebanyak 78 kali. Walaupun
begitu, maf’ulnya selalu satu, dan maf’ulnya bisa berbentuk sesuatu
yang positif dan bisa juga berbentuk sesuatu yang negatif, sebagai
contoh masing-masingnya:
a. "ittaqullooha haqqo tuqootih", di sini maf’ulnya adalah (maf’ul yang
positif) dengan diterjemahkan “hendaklah kamu bertakwa/
menyadari akan Allah dengan sebenar-benarnya kesadaran
terhadap-Nya," (surat 3 ayat 102 ini).
b. "ittaqunnaarollatii u`iddat lil-kaafiriin", di sini maf’ulnya adalah
(maf’ul yang negatif) dengan diterjemahkan “hendaklah kamu
bertakwa/menyadari akan adanya neraka (api penderitaan) yang
diperhitungkan bagi orang-orang yang kufur,” (surat 3 ayat 131).
Dalam kehidupan sehari-hari bentuk bertakwa/menyadari akan Allah
dan bertaqwa/mnyadari akan adanya neraka (api penderitaan) adalah
“kita harus senantiasa sadar akan ketetapan-ketetapan Allah,”
sehingga dengan perantaraan kesadaran yang kadarnya tinggi, kita
dalam setiap saat akan dapat menjalankan perintah-perintah Allah
dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dan kita harus senantiasa
menyadari, bahwa apabila kita melanggar aturan-aturan-Nya, maka
hukumannya adalah “neraka (api penderitaan), baik di dunia ini
maupun sesudah kematian nanti.” Oleh karena itu, Allah
memerintahkan dengan tegas supaya kita menyadarkan diri kita dan
keluarga kita akan adanya neraka (api penderitaan) yang dapat terjadi
pada siapa pun yang melanggar aturan-aturan-Nya.
Dalam Alquran, yang diperintah untuk bertakwa itu tidak hanya or-
ang-orang yang beriman saja, tetapi juga untuk seluruh umat manusia
(surat 3 ayat 102, surat 31 ayat 33, dan lain-lain). Dan dalam surat 49
ayat 13, Allah menyebutkan “Sesungguhnya yang paling mulia dari
antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling tinggi kadar
ketakwaan/kesadarannya.” Maksudnya adalah “orang yang paling
tinggi kadar ketakwaan/kesadarannya terhadap aturan Tuhan itulah
yang paling mulia dalam pandangan Allah”. Karena dengan
perantaraannya, seseorang akan dapat melakukan amal-amal saleh/
perbuatan-perbuatan baik yang bermanfaat bagi dirinya dan orang
CATATAN AKHIR SURAT 3, 263
AALI `IMROON

lain, yang tentunya sesuai dengan bidang dan profesinya masing-


masing. Jadi, “ketakwaan/kesadaran yang kadarnya tinggi” itu bisa
dicapai oleh manusia manapun dan penganut agama apa pun. Karena
dalam surat 49 ayat 13 itu yang dipanggil adalah manusia secara
umum. Dan menurut Alquran, setiap rasul akan selalu mengajak
umatnya agar mau bertakwa/menyadari akan aturan-aturan Tuhan.
Dan seseorang dari suku, bangsa, dan agama mana pun, tanpa
mempunyai atau membekali dirinya dengan ketakwaan/kesadaran
yang kadarnya tinggi, niscaya seseorang tersebut tidak akan dapat
menjadi “orang yang berakhlak mulia", walaupun mereka beribu-ribu
kali mengatakan beriman kepada Allah dan hari yang kemudian". Karena
hakikat keimanan itu harus dijiwai dengan ketakwaan/kesadaran yang
berkadar tinggi, yang dengan perantaraannya dapat dibuktikan dengan
tingkah laku lahir yang baik/amal saleh di tengah-tengah masyarakat.
Sehingga Rasulullah saw. sebagai pembawa sekaligus pengamal
Alquran menyabdakan dengan tegas, "Aku diutus oleh Allah hanya
untuk supaya manusia mempunyai akhlak yang mulia" (Innamaa
bu`itstu liutammima makaarimal-akhlaaq). Dan lagi beliau
menyabdakan, "Inti atau sari pati semua agama itu adalah keindahan
akhlak/budi pekerti" (Addiinu husnul-khuluqi).
Oleh karena itu, marilah kita membekali diri kita dengan ketakwaan/
kesadaran akan aturan Allah yang kadarnya tinggi dalam berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena dialah sebaik-baik
perbekalan untuk menciptakan “keluarga, masyarakat, bangsa, dan
negara yang damai sejahtera,” surat 2 ayat 197 dan surat 7 ayat 26
(wa tazawwaduu fainna khoirozzaadittaqwaa - wa libaasuttaqwaa
zdaalika khoirun).

62a. Di dalam ayat 113 ini, tidak dibolehkan memvonis dengan


menyamaratakan bahwa Ahli Kitab yang berasal dari berbagai agama
itu semuanya salah, musyrik, dll. Karena sebagian mereka ada suatu
kelompok yang teguh dalam memegang kebenaran, membaca ayat-
ayat Allah dalam keheningan malam, dan selalu bersujud/mematuhi
aturan-Nya. Dan di ayat 14-nya ditegaskan: mereka beriman kepada
Allah dan hari akhir, amar makruf nahi mungkar, dan bersegera
melakukan berbagai kebaikan, dan diberi gelar oleh Allah sebagai
orang-orang yang saleh. Para Ahli Kitab yang punya ciri-ciri
tersebutlah apabila “dakwah Islam” sampai kepada mereka,
CATATAN AKHIR SURAT 3, 264
AALI `IMROON

insyaallah mereka akan bisa menerima visi dan misi Islam. Karena
selama “dakwah Islam” belum sampai kepada mereka, maka
bagaimana mereka akan dapat menerima visi dan misi Islam yang
begitu agung lagi mulia itu. Apa lagi kalau seandainya yang mereka
dengar dari juru dakwah karbitan selama ini bukan ajaran Islam yang
sebenarnya alias sudah terpalsukan. Kalau seandainya yang mereka
dengar itu benar-benar ajaran yang berasal dari wahyu Ilahi dalam
Alquran, yang tentunya dengan pemahaman yang benar, dibarengi
dengan akhlak mulia para dai dan kaum Muslimin, insyaallah para
Ahli Kitab yang saleh-saleh itu mau menerimanya. Namun sebaliknya
jika para dai dan kaum Muslimin cara dakwahnya serta tingkah
lakunya tidak meneladani cara dakwah dan akkhlak Rasulullah,
pastilah Ahli Kitab yang saleh-saleh itu, akan dengan tegas
menolaknya. Karena bagaimanapun apabila “visi dan misi Islam yang
benar lagi agung itu disampaikan kepada orang-orang di luar Islam,”
insyaallah “mereka yang berakal sehat serta berhati nurani yang
jujur mau menerimanya dengan setulus hati”. Hal ini terbukti di masa
Rasulullah, di masa para sahabatnya, dan di masa pengikut-
pengikutnya yang saleh, sehingga mereka bisa menaklukkan dan
memperoleh kejayaan dan kekuasaan yang tiada taranya dalam
sejarah kemanusiaan. Dan perlu ditambahkan di sini, bahwa
perbuatan baik apa saja yang dilakukan oleh orang-orang saleh dari
Ahli Kitab itu, maka perbuatan baik tersebut akan mendapatkan
pahala atau akibat baik dari Allah (ayat 115-nya). Hal tersebut
dikuatkan oleh surat 2 ayat 62, dan surat 5 ayat 69. Dalam kedua
ayat ini dengan tegas telah dikatakan “Sesungguhnya orang-orang
yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-
orang Shabiin, siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir
dan mengerjakan amal kebaikan, maka mereka akan mendapatkan
pahala/akibat baik dari sisi Tuhan mereka dan rasa khawatir tidak
akan menghinggapi mereka dan tidak pula mereka akan berdukacita.”
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, maka sangat kelirulah anggapan
yang mengatakan, “bahwa orang yang di luar agama Islam kalau
berbuat baik tidak akan mendapatkan pahala dari Allah.” Apa sebab
anggapan yang keliru tersebut sering muncul di kalangan kaum
Muslimin? Sebabnya adalah “karena mereka mengikuti ajaran-ajaran
yang bersumber dari hadis-hadis palsu”. Karena memang banyak
hadis-hadis palsu yang mengatakan, “Orang-orang yang tidak
CATATAN AKHIR SURAT 3, 265
AALI `IMROON

beragama Islam itu, perbuatan baiknya akan sia-sia/tidak


mendapatkan pahala.” Jadi, hadis-hadis yang seperti itu “jelas-jelas
sebagai hadis-hadis palsu,” karena bertentangan dengan Alquran.
Walaupun hadis-hadis tersebut kalau ditinjau dari segi silsilah or-
ang yang meriwayatkan, semuanya terpercaya, baik dari awal sanad
sampai akhir sanad (itupun tentunya menurut penilaian mereka yang
masih relatif). Tentang kedudukan hadis-hadis yang ada dalam
berbagai kitab hadis, keterangan dapat dilihat di Catatan nomor 57.

62b. Tentang "hakikat beriman kepada Alllah", penjelasannya dapat dilihat


di Catatan Akhir Surat 2, Albaqarah nomor 13.

62c. Tentang "hari akhir", penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir


Surat 2, Albaqarah nomor 14.

62d. Tentang "Ahli Kitab yang mendapat pahala dari perbuatan baiknya",
lihat surat 2 ayat 62 di kalimat "falahum ajruhum `inda robbihim".

63. Tentang "kekal", penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 2,


Albaqarah nomor 10.

64. Dalam surat 3 ayat 117 ini, kata "dholamuu" diartikan dengan
"merusak" dan kata "anfusahum" diartikan dengan "jiwa mereka",
padahal yang pertama biasa diartikan dengan "menzalimi", dan yang
kedua biasa diartiartikan dengan "diri mereka sendiri". Hal ini tentunya
disesuaikan dengan konteks sebuah kalimat. Dalam Alquran yang
demikian itu bisa terjadi, bahkan sering terjadi, sebagai contoh lagi
dalam surat 35 ayat 17, kata "aziiz" biasa diartikan dengan "yang
perkasa atau Yang Maha Perkasa", namun dalam konteks ayat ini, ia
tidak bisa diartikan dengan arti "Yang Maha Perkasa" karena tidak
akan cocok, dan cocoknya diartikan dengan "sulit atau sukar, contoh
lagi dalam surat 35 ayat 9, kata "tutsiiru" diartikan dengan
"menggerakkan" karena kalau diartikan dengan "membajak"
sebagaimana arti aslinya tentu tidak akan cocok dengan konteks
kalimat. Dalam bahasa Indonesia, hal yang seperti itu disebut kata
"homonim", yakni sebuah kata, yang tulisannya dan bunyi pelafalannya
sama, namun artinya bisa berbeda-beda karena konteks kalimat
berbeda.
CATATAN AKHIR SURAT 3, 266
AALI `IMROON

65. Kaum Muslimin kalau ingin dapat mengalahkan lawan-lawannya, ada


persyaratan pokok yang harus dipenuhi, yakni "harus beriman kepada
Allah dengan sebenar-benarnya". Dan dalam surat 24 ayat 55, iman
yang hakiki itu harus dibuktikan dengan amal saleh atau karya-karya
nyata yang bermanfaat bagi banyak orang. Jika iman dan amal saleh
yang disebutkan dalam Alquran lebih dari seratus kali itu ada pada
kaum Muslimin, pastilah mereka akan selalu lebih unggul dari lawan-
lawannya, akhirnya mereka pun akan berkuasa di bumi. Kalau
kenyataannya tidak demikian, maka keimanannya dan kadar amal
salehnya perlu dipertanyakan ... ?

66a. Kata "ma'waa" diterjemahkan dengan "tempat perlindungan". Sesuai


konteks ayat tersebut, dalam ilmu Balaghah disebut "majas
Tahakkum", yang dalam bahasa Indonesia disebut "majas Ironi", yang
artinya "gaya bahasa/majas yang menggunakan kata-kata yang
bertentangan dengan fakta yang ada dengan maksud menyindir
secara halus dengan memuji di awal kalimat, namun di akhir kalimat
menunjukkan sebaliknya". Dalam ayat itu di awal kalimat disebut
"tempat perlindungan/ma'waa", yang namanya tempat perlindungan
tentunya tempat yang nyaman, namun di akhir kalimat disebutkan
kata "neraka (api penderitaan), dan itulah seburuk-buruk tempat
kediaman orang-orang yang zalim".
Adapun kata "ma'waa" yang diterjemahkan dengan "tempat
perlindungan", penjelasannya dari etimologi/bahasa dapat dilihat
dalam Catatan Akhir Surat 2, Albaqarah nomor 31 bagian agak akhir.

66b. Kata "ma'waa" dalam ayat ini disebut "majas Tahakkum/majas


Sindiran", penjelasannya dapat dilihat di Catatan nomor 66a.

67. Kata "Almashiir" yang diterjemahkan dengan "tempat kepindahan",


penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 2, Albaqarah nomor
31.

68. Kalimat "Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam
keadaan yang kamu alami sekarang, sampai nantinya Dia bedakan
mana orang yang salah (keimanannya) dan mana orang yang benar-
benar beriman" di awal ayat ini maksudnya "Allah tidak akan
membiarkan orang-orang yang mengaku beriman dalam keadaan
CATATAN AKHIR SURAT 3, 267
AALI `IMROON

mundur, semerawut, tidak menentu, sehingga susah untuk dibedakan


mana orang-orang yang benar-benar beriman dan mana yang palsu”.
Dan mekanismenya “melalui orang-orang yang benar-benar bertakwa,
orang-orang yang benar-benar menyadari ketetapan-ketetapan Ilahi
dalam Kitab Suci, serta menyadari kondisi umat yang mundur dan serba
terbelakang akibat penyimpangan dari ketetapan-Nya. Sehingga
mereka menyimpulkan bahwa kondisi tersebut harus segera dirubah.
Karena bagaimanapun suatu umat yang sudah mundur, terpecah-
pecah, dan serba terbelakang itu diakibatkan oleh kesalahannya sendiri
tidak mengikuti petunjuk Ilahi dalam Kitab Suci. Yang akibatnya umat
lain mudah sekali mengadu-domba, memanfaatkan untuk kepentingan
mereka, dan akhirnya mudah sekali dikalahkannya. Solusi dari nasib
jelek ini, ditegaskan oleh Allah dalam surat 13 ayat 11 yang artinya
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib jelek suatu kaum,
sampai mereka mau merubah berbagai penyebabnya yang selama itu
ada pada diri mereka".

69. Kalimat “Dan kesenangan hidup duniawi itu hanyalah kesenangan yang
selalu menipu/memperdayakan (seseorang)" adalah terjemahan dari
kalimat " wa mal-hayaatuddunya illaa mataa`ul-ghuruur". Kalimat yang
persis seperti ini dalam Alquran hanya ada di dua ayat, yang satunya
ada di dalam surat 57 ayat 20. Dari kedua ayat ini tersimpul peringatan,
bahwa kita disuruh waspada dan hati-hati terhadap kesenangan-
kesenangan duniawi yang sifatnya sementara, apa pun bentuknya.
Karena kalau kita tidak selalu ingat kepada aturan-aturan Allah, maka
kesenangan-kesenangan duniawi tersebut akan dapat memperdayakan
kita, sehingga di kemudian hari, kita bisa jatuh tergelincir karenanya.
Baik kesenangan tersebut berasal dari harta benda, pangkat,
kedudukan, anak isteri, keturunan terhormat, maupun lainnya.
Kesemuanya inilah yang disebut “kesenangan hidup duniawi”, yang
apabila kita tidak pandai-pandai memanfaatkannya sesuai dengan
aturan Allah, maka kita akan tertipu/terpedaya olehnya, sehingga akan
banyak melakukan perbuatan kufur, yang menyebabkan kita hidup
menderita, baik di dunia ini maupun sesudah kematian nanti (surat 3
ayat 56 dan surat 13 ayat 34). Tetapi sebaliknya, apabila kita pandai-
pandai memanfaatkannya sesuai dengan aturan Allah, maka
kesenangan-kesenangan yang sifatnya abadi akan kita peroleh, baik
di kemudian hari, lebih-lebih lagi sesudah kematian nanti. Memang
CATATAN AKHIR SURAT 3, 268
AALI `IMROON

harta benda, pangkat, kedudukan, dan lain-lainnya itu apabila kita mati,
tidak akan kita bawa, akan tetapi jika kesemuanya itu untuk manfaat
bagi orang banyak, maka "dampak positifnya atau pahalanya" itulah
yang akan kita bawa mati. Kita ambil sebuah contoh: Kalau ada
seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi, harta banyak, yang
kemudian dia memanfaatkan kedudukan dan hartanya itu untuk
kesejahteraan lahir batin keluarganya, masyarakatnya, dan bangsanya,
sehingga dengan perantaraan mana keluarganya dapat menjadi or-
ang-orang yang mapan, banyak orang yang tertolong, sebagian dapat
melanjutkan pendidikannya karena memang sebelumnya tidak mampu
padahal dia cerdas, sebagian lagi dapat memperoleh perkerjaan yang
wajar, kejahatan-kejahatan yang mestinya timbul di masyarakat dapat
diminimalisir, dan lain-lain, maka "dampak positifnya/pahalanya" dari
perbuatan mulia mereka itu akan dibawa mati. Jasa-jasa dan amal-
amal saleh/karya nyata seperti itu oleh Alquran disebut sebagai “Al-
Baaqiyaat Ash-shoolihaat,” dan menurut hadis Nabi disebut sebagai
“amal jariah”. Dan masih menurut Alquran “jasa-jasa dan amal-amal
saleh” yang seperti itulah yang harus dicita-citakan oleh seseorang
yang hidup di dunia ini, karena hal itu adalah “sebaik-baik cita-cita”,
“sebaik-baik sesuatu yang berdampak positif/pahala”, dan “sebaik-
baik benteng/maroddan yang dapat menghindarkan dari hal-hal yang
negatif dan jahat yang akan timbul” (surat 18 ayat 46 dan surat 19
ayat 76). Kalau ada pernyataan-pernyataan yang sering kita dengar
dari para dai dan mubalig yang mengatakan, “Apalah artinya kita hidup
di dunia ini yang cuma sebentar, kalau toh seseorang mati, maka harta
dan pangkat itu tidak akan dibawa.” Pernyataan-pernyataan tersebut
sepintas memang kelihatannya benar, tetapi apabila kita renungkan
dalam-dalam berdasarkan kacamata Alquran, maka pernyataan itu
adalah “keliru besar,” karena akhirnya kita akan menyepelekan
kehidupan di dunia ini, baik berupa pangkat, harta, dan lain-lain.
Padahal dengan perantaraan semua itu, seseorang akan dapat
beramal saleh/berkarya yang bermanfaat untuk orang banyak seluas-
luasnya, sehingga kehidupan masyarakat akan selalu sejahtera/
hasanah, baik di dalam kehidupan di dunia ini maupun di dalam
kehidupan sesudah kematian. Hal ini telah diisyaratkan dalam doa
yang telah diajarkan oleh Allah dalam Alquran “Robbanaa aatinaa fid-
dunya hasanah wa fil-aakhiroti hasanah wa qinaa adzaaban-naar”
(surat 2 ayat 201). Memang dalam Alquran banyak ayat yang
CATATAN AKHIR SURAT 3, 269
AALI `IMROON

mengatakan, bahwa “kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah sebagai


sesuatu yang dapat mempermainan dan melalaikan seseorang”, dan
ada ayat yang mengatakan “kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang sangat sedikit, kesenangan yang selalu menipu/
memperdayakan orang”, dan lain-lain yang senada dengannya. Hal
itu maksudnya adalah seperti yang sudah diterangkan di atas, yakni
supaya kita waspada dan hati-hati sehingga kita tidak akan dapat
dipermainkan, dilalaikan, dan diperdayakan oleh kehidupan dunia, baik
berupa harta benda, pangkat, keturunan terhormat, maupun lain-lain
yang menghiasi kehidupan dunia ini. Sehingga dengan perantaraan
kewaspadaan dan kehatihatian, kita akan dapat memanfaatkan
kesemuanya itu dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang sudah
dijelaskan. Tetapi sebaliknya, kalau tidak hati-hati dan waspada
terhadap kesemuanya itu, maka kita akan dipermainkan, dilalaikan,
dan diperdayakan olehnya. Akhirnya kita akan banyak melanggar
aturan-aturan Allah alias banyak melakukan tindakan kufur di dalam
mengejar kesenangan duniawi tersebut, dan akhir bin akhirnya kita di
kemudian hari dan di hari kemudian akan hidup dalam api penderitaaan
(neraka dunia akhirat). Kalau diperhatikan kesenangan-kesenangan
sementara yang diperoleh oleh mereka seperti itu jika dibandingkan
dengan penderitaan yang diperoleh di kemudian hari dan sesudah
kematian nanti, maka kesenangan-kesenangan di awal itu hanyalah
kesenangan yang sedikit sekali, selewat alias sekejap, tidak bisa
dirasakan lagi. Oleh karena itu, Alquran sering mengatakan,
“Kesenangan di dalam kehidupan yang ada di hari kemudian dan di
akhirat sesudah kematian adalah jauh lebih baik, lebih menyenangkan,
dan lebih kekal abadi jika dibandingkan dengan kesenangan yang
diperoleh di awalnya yang bersifat sementara dan sekejap” (surat 6
ayat 32, surat 9 ayat 38, surat 87 ayat 17, dan surat 93 ayat 4).

70. Ikrar ini tercantum dalam surat 3 ayat 81.

71. Kata "ma'waa" diterjemahkan dengan "tempat perlindungan ",


penjelasannya dari segi bahasa/etimologi dapat dilihat di Catatan Akhir
Surat 2, Albaqarah nomor 31 di bagian agak akhir. Dan dari segi ilmu
Balaghah disebut majas "tahakkum/sindiran", penjelasan dapat dilihat
di Catatan Akhir Surat 3, Ali Imran nomor 66a.
CATATAN AKHIR SURAT 4, 270
AN-NISAA'

72a. Frasa "min nafsin waahidah" yang didahului kalimat "kholaqokum/


Dia telah menciptakan kamu" dan sesudahnya ada kalimat "dan/
kemudian Dia telah menciptakan/menjadikan pasangan karenanya"
dalam Alquran disebut sebanyak 3 kali (di surat 4 ayat 1 ini, surat 7
ayat 189, dan surat 39 ayat 6). Kalau tiga ayat tersebut dibaca dengan
teliti, maka akan nampak dengan jelas bahwa ketiga ayat itu
menjelaskan secara garis besar tentang "proses penciptaan manusia
secara umum", bukan menjelaskan tentang asal-usul manusia itu dari
Nabi Adam yang dipilih Allah untuk menjadi rasul/nabi bagi
masyarakatnya sekitar tujuh ribu tahun yang lalu (surat 3 ayat 33 ;
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan
keluarga Imran dari umatnya masing-masing). Jadi ketiga ayat tersebut
dan ayat-ayat lainnya tentang proses penciptaan manusia itu adalah
masalah yang berhubungan dengan biologi. Oleh karena itu, para
biolog yang ahli dalam bidang kandungan yang dapat menjelaskannya
secara detail, tentunya mereka harus bersikap netral.

72b. Kata "min" dalam kitab Nahwu Alfiyah ibnu Malik itu bisa punya arti
"sababiyah/sebab/karena).

73. Kalimat “janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apa pun dengan-


Nya” adalah terjemahan dari kalimat "wa laa tusyrikuu bihii syai'an".
Kata ganti "Nya" yang ada pada "dengan-Nya" dalam susunan kalimat
seperti yang tersebut selalunya akan kembali kepada “Dia/Allah”
bukan kepada yang lain. Oleh karena itu, dalam Terjemahan ini,
kalimat yang seperti itu tidak akan diterjemahkan dengan “janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun” sebagaimana
yang ada dalam banyak terjemahan Alquran. Adapun maksud dari
kalimat itu adalah “kita dilarang mempersekutukan sesuatu apa
pun dengan Allah”. “Sesuatu apa pun/syai'an” yang berkedudukan
sebagai “Maf’ul/objek” dalam kalimat tersebut berdasarkan ayat-ayat
yang lain, bentuknya secara garis besar ada tiga macam:
1. Bisa berbentuk “berbagai berhala/ashnaam” dengan beraneka
ragam jenisnya, seperti patung-patung, sungai-sungai, batu-batu,
matahari, bintang, kuburan, dan benda-benda yang tidak berakal
lainnya (surat 14 ayat 35, surat 6 ayat 74, dan lain-lain).
2. Bisa berbentuk “hawa nafsu/hawaa” yang berasal dari kekuatan
setan yang pada setiap orang dengan beraneka ragam jenisnya,
CATATAN AKHIR SURAT 4, 271
AN-NISAA'

seperti pikiran-pikiran jahat, keinginan-keinginan jahat, niat-niat


jahat, dan lain sebagainya yang akan selalu menimbulkan
perbuatan jahat atau pelanggaran terhadap aturan-Nya (surat 45
ayat 23 dan surat 25 ayat 43).
3. Bisa berbentuk “manusia-manusia/orang-orang yang/allazdiina”
dengan beraneka ragam pangkat dan kedudukan, seperti pemimpin
umat, alim ulama, penguasa yang zalim, dan lain-lain (surat 9 ayat
31, surat 6 ayat 56, dan surat 40 ayat 66).
Jadi, dari berbagai penganut agama mana pun, termasuk penganut
agama Islam dapat menjadi orang yang musyrik atau melakukan
tindakan musyrik apabila mereka menghamba/menyembah kepada
salah satu dari 3 bentuk yang tersebut.
Untuk bentuk kemusyrikan yang pertama, insyaallah penganut agama
Islam sudah banyak yang tidak melakukannya, karena banyak ayat-
ayat Alquran yang dengan tegas melarang hal itu. Tetapi walaupun
begitu masih ada saja orang yang menganggap bahwa kuburan ini
dan kuburan itu, batu ini dan batu itu, bintang ini dan bintang itu, dan
lain-lain dapat mempunyai kekuatan yang bisa menentukan nasib baik
dan buruknya seseorang, sehingga mereka secara rutin menziarahinya
dengan memohon ini dan itu kepadanya.
Untuk bentuk kemusyrikan yang kedua, banyak dilakukan oleh penganut
agama mana pun, termasuk penganut agama Islam. Banyak di antara
mereka yang menjadikan “hawa nafsu”-nya yang bersumber dari
kekuatan setan sebagai “tuhan”, terutama mereka-mereka yang sudah
mencapai kedudukan/pangkat yang tinggi. Mereka berbuat semena-
mena, otoriter, mau menang sendiri, suka menindas, suka mengambil
haknya rakyat, tidak mau dinasihati, banyak hak asasi manusia yang
dilanggar, dan lain-lain. Semuanya itu karena mereka selalu mengikuti/
menghambakan diri pada nafsu-nafsu jahatnya atau dengan kata lain
“mereka menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan”.
Dan untuk bentuk kemusyrikan yang ketiga, sangat banyak sekali
dilakukan oleh penganut agama mana pun, termasuk penganut agama
Islam. Dalam hal ini ada dua macam bentuknya:
Bentuk yang pertama “seperti kalau ada penguasa yang zalim, entah
dia sebagai presiden, raja, perdana menteri, dan lain-lain, kemudian
perintah-perintah dan berbagai kebijakannya diikutinya dan didukung
sedemikian rupa, padahal jelas-jelas semuanya itu bertentangan
dengan aturan-aturan Allah. Yang mana semuanya itu tidak tampak
CATATAN AKHIR SURAT 4, 272
AN-NISAA'

di mata hati mereka, karena mereka sudah banyak mendapatkan


berbagai kebaikan lahiriah dari penguasa zalim tersebut. Yang lantas
mereka memuji-mujinya setinggi langit, mendoakan sedemikian rupa,
supaya kekuasaannya yang penuh dengan kezalimannya itu dapat
langgeng dan lain dan lain. Maka tindakan-tindakan yang seperti itu
adalah “suatu tindakan yang mencerminkan penghambaan seseorang
secara mutlak-mutlakan kepada penguasa zalim, karena dia
menganggap hidup dan mati mereka, jaya dan bangkrut mereka,
berpangkat dan tidak berpangkatnya mereka tergantung di tangan
penguasa zalim tersebut.” Bentuk penghambaan secara mutlak-
mutlakan semacam inilah, identik dengan “mereka menjadikan para
penguasa yang zalim itu sebagai sesuatu yang disembah” atau dengan
kata lain “mereka sudah tidak menyembah Allah lagi,” karena
tindakan-tindakannya itu sudah terlalu banyak yang melanggar
terhadap aturan-aturan Allah, walaupun di dalam sehari-hari, mereka
selalu rukuk dan sujud di dalam salat. Padahal salat itu sendiri
bertujuan agar si pelakunya di dalam bermasyarakat dan berbangsa
dapat terhindar dari tindakan-tindakan keji tersebut. Dan Rasulullah
saw. sendiri di dalam suatu riwayat menyabdakan bahwa: yang
dimaksud dengan menjadikan seseorang tertentu sebagai tuhan-tuhan
selain Allah adalah “mengikuti segala perintahnya yang tidak
diperintahkan oleh Allah, dan menjauhi larangannya yang tidak
dilarang oleh Allah, walaupun mereka tidak rukuk dan sujud kepada
seseorang yang dipatuhi secara mutlak-mutlakan tersebut.”
Bentuk yang kedua “kalau ada seseorang yang menganggap mutlak
benar terhadap apa saja yang datang dari seseorang ulama atau
mujtahid tertentu yang ada dalam berbagai kitab, yang lantas apa
pun perintahnya akan selalu diikutinya yang walaupun perintah
tersebut tidak diperintahkan oleh Allah, dan apa pun larangannya akan
selalu dijauhinya, yang walaupun larangan tersebut tidak dilarang
oleh Allah, dan juga apa pun ketetapannya selalu dianggap mutlak
benar yang walaupun ketetapannya itu bertentangan dengan
ketetapan Allah dalam Alquran, maka di saat itu berarti mereka telah
menjadikan para alim ulama mereka sebagai tuhan-tuhan selain Al-
lah.
Jadi, kata “sesuatu apa pun/syai'an” yang ada dalam kalimat "wa laa
tusyrikuu bihii syai'an", yang mana kita dilarang mempersekutukan/
menserikatkannya dengan Allah, maksud utamanya adalah “kita
CATATAN AKHIR SURAT 4, 273
AN-NISAA'

dilarang memadukan berbagai ajaran yang datang dari mereka-mereka


itu dengan ajaran-ajaran Allah yang ada dalam Alquran,” yang mana
ajaran-ajaran dari mereka itu bertentangan dengan ajaran-ajaran
Allah, atau dengan kata lain “kita dilarang memadukan/menserikatkan
ajaran apa pun dari mereka/syai'an minallazdiina dengan ajaran
Allah".
Adapun bahaya dari tindakan kemusyrikan tersebut adalah “berdampak
dengan tidak tampaknya ajaran-ajaran murni yang ada dalam Alquran,
dan yang akan tampak hanyalah ajaran-ajaran palsu tersebut” yang
tak ubahnya seperti “tembaga dilapiskan pada emas murni, yang
akhirnya tembaganya yang nampak, dan emas murninya tak kelihatan
sedikit pun”. Lain halnya “kalau emas murni yang dilapiskan pada
tembaga, maka yang nampak di situ emas murninya bukan
tembaganya”. Jadi, kalau seseorang sudah paham dengan baik
terhadap ajaran-ajaran murni yang ada dalam Alquran, kemudian dia
melihat ajaran-ajaran lain, maka ajaran-ajaran lain yang tidak benar,
dengan sendirinya akan terhapus dan dikalahkan oleh ajaran-ajaran
murni tersebut. Tetapi sebaliknya, kalau seseorang tidak paham
dengan baik dan benar terhadap ajaran-ajaran Allah yang ada dalam
Alquran karena memang kurang menekuninya, bahkan dia malah
menekuni ajaran-ajaran yang di luar Alquran yang ada dalam berbagai
kitab, sehingga pola pikir dan akidahnya dibentuk olehnya, yang lantas
pemahaman dan akidahnya itu dibawa untuk memahami Alquran yang
memang kurang ditekuninya, maka akhirnya ketika itu yang nampak
hanyalah ajaran-ajaran palsu yang di luar Alquran tersebut, dan ajaran-
ajaran Allah yang ada dalam Alquran tidak bisa dipahaminya dengan
baik dan benar, bahkan terhapus oleh ajaran-ajaran palsu yang sudah
mendarahdaging itu karena memang hal itu dipelajarinya dengan
setekun-tekunnya. Itulah rahasianya kenapa “kita dilarang
mempersekutukan/menserikatkan suatu ajaran apa pun dengan
ajaran Allah”.
Jadi, kalimat "wa laa tusyrikuu bihii syai'an" tidak dapat diterjemahkan
dengan “Janganlah kamu mempersekutukan-Nya/Allah dengan
sesuatu yang lain”. Kalau diterjemahkan demikian akan menyalahi
kaidah Nahwu/gramatika Arab, karena akhirnya kata “Allah” di situ
akan menjadi “Maf’ul/objek”, padahal Maf’ulnya di situ adalah kata
"syai'an", dan dhomir/kata ganti "-Nya/hii" yang ada pada "dengan-
Nya/bihii" dalam susunan kalimat seperti yang tersebut selalunya
CATATAN AKHIR SURAT 4, 274
AN-NISAA'

akan kembali kepada “Dia/Allah” bukan kepada yang lain. Dan di


samping itu juga, akan menyalahi maksud yang dituju oleh kalimat
tersebut sebagaimana yang sudah dijelaskan dengan perumpamaan
tersebut di atas. Oleh karena itu, agar kita dapat terhindar dari
perbuatan musyrik yang dosanya tidak akan pernah diampuni/dihaus
oleh Allah itu, makanya kita harus selalu menomorsatukan Alquran
dengan jalan menekuninya dengan setekun-tekunnya, sebagaimana
Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik dari antara kamu adalah or-
ang yang mempelajari/menekuni Alquran (untuk dijadikan petunjuk
dalam kehidupannya) dan mengajarkannya kepada orang lain”.

74. Penyesalan orang-orang yang kufur pada hari pembalasan dalam ayat
ini sama dengan penyesalan orang yang kufur dalam surat 78 ayat
40, yakni orang yang kufur berkata, "Alangkah baiknya kalau aku dulu
menjadi tanah."

75. Kalimat "innallooha laa yaghfiru an yusyroka bihii" diterjemahkan


dengan “Sesungguhnya Allah tidak akan mengmpuni/menghapus
dosa (akibat buruk) jika ada sesuatu yang dipersekutukan dengan-
Nya”. Adapun bentuk-bentuk tindakan musyrik dapat dilihat dalam
Catatan nomor 73. Semua dosa (akibat buruk) dari tindakan musyrik
itu tidak akan diampuni/dihapus oleh Allah. Adapun bentuk kongkrit
bahwa Allah tidak akan mengampuni/menghapus dosa (akibat buruk)
yang ditimbulkan oleh kemusyrikan adalah seperti “terjadinya berbagai
perpecahan dan berbagai keterbelakangan yang dialami oleh sebagian
besar umat Islam dewasa ini. Kondisi tersebut tidak akan mungkin
diampuni/dihapus oleh Allah, sebelum mereka sadar sesadar-sadarnya
bahwa semuanya itu terjadi karena mereka telah menjadikan hawa
nafsunya sebagai tuhan, dan juga telah mempersekutukan/
menserikatkan ajaran-ajaran palsu dengan ajaran-ajaran Allah, atau
dengan kata lain mereka telah melakukan tindakan kemusyrikan,
seperti yang sudah diterangkan dalam Catatan nomor 73”. Jadi,
berbagai perpecahan dan berbagai keterbelakangan dan juga berbagai
hal-hal yang memprihatinkan lainnya yang selama ini dialami oleh
sebagian besar umat Islam itu adalah “bentuk-bentuk konkret dosa
(akibat buruk) yang ditimbulkan oleh kemusyrikan”. Selama
kemusyrikannya belum dilenyapkan, maka berbagai perpecahan dan
berbagai keterbelakangan itu makin hari akan makin bertambah
CATATAN AKHIR SURAT 4, 275
AN-NISAA'

menjadi-jadi (surat 4 ayat 116). Kalau umat Islam menginginkan dosa-


dosa yang seperti itu diampuni/dilenyapkan oleh Allah, maka satu-
satunya jalan, mereka harus mengubur kemusyrikan tersebut,
kemudian mengikuti ajaran atau petunjuk Allah yang ada dalam
Alquran, (surat 6 ayat 153). Dan dalam surat 30 ayat 30 dengan tegas
Allah telah memerintahkan kepada masing-masing dari kita selaku
ciptaan-Nya (khalqullah) dan selaku susunan-Nya (fitratullah) untuk
mengukuhkan perhatian kita terhadap “dinullah/agama Allah”. Yang
mana “agama Allah” tersebut juga diciptakan oleh Allah (khalqullah)
dan disusun oleh-Nya (fitratullah). Allah menciptakan dan menyusun
manusia atas landasan sistem/agama yang diciptakan dan disusun
oleh-Nya. Keduanya sama-sekali tidak akan mengalami perubahan
dan pergeseran (laa tabdiila likholqillah).
Apabila “dinullah” itu tidak berubah dari susunannya, benar-benar
murni (khalish), maka “sistem/agama” tadi akan tegak, kukuh, dan
kuat (addinul-qayyim). Tetapi kebanyakan manusia tidak tahu,
sehingga ada sebagian manusia yang telah membikin aturan-aturan
agama yang berisi akidah-akidah dan syariat-syariat/ aturan yang
dibikin/disusun oleh manusia (allazdiina di surat 6 ayat 56). Kemudian
akidah-akidah dan syariat-syariat tersebut diyakini dan diamalkan oleh
generasi sesudahnya, karena generasi tadi menganggap itu semua
berasal dari “aturan agama Allah”. Dan pada waktu itulah aturan/
syariat agama yang disusun oleh manusia telah disekutukan,
diserikatkan, dan dipadukan dengan "aturan yang ada pada agama
Allah”. Perbuatan mempersekutukan/menserikatkan "aturan yang
dibikin manusia atas nama agama Allah" itu disebut “isyrak” dan
orang yang melakukan perbuatan itu disebut “musyrik”. Yang akhirnya
“dinullah” sudah tidak murni lagi (tidak khalish), tidak kukuh
berwibawa (tidak qayyim), dan tidak logis dan banyak yang
bertentangan dengan akal sehat. Maka dari itu dalam surat 6 ayat
151 dengan tegas Allah telah mengharamkan kepada kita, yakni
janganlah kita berani-berani mempersekutukan/menserikatkan
sesuatu akidah atau syariat/aturan yang disusun oleh manusia atas
nama agama dengan akidah dan syariat yang disusun oleh Allah.
Larangan Allah seperti itu banyak kita jumpai dalam Kitab Alquran.
Dan apabila larangan itu dilanggar oleh kita, maka kita akan jatuh ke
dalam perbuatan dosa yang sangat besar yang tidak mungkin Allah
akan mengampuninya ( lihat juga surat An-Nisa’ ayat 116). Dalam
CATATAN AKHIR SURAT 4, 276
AN-NISAA'

surat AR-Rum ayat 31 dan 32 dijelaskan sebab-sebab kenapa Dia tidak


akan mengampuni dosa-dosa yang ditimbulkan oleh kemusyrikan? Di
antara penyebabnya adalah: kemusyrikan akan menimbulkan
perpecahan (firqah) di dalam beragama, berpartai-partai dan
berkelompok-kelompok. Dan masing-masing kelompok itu akan selalu
bangga dengan apa-apa yang ada pada kelompok masing-masing.
Yang akhirnya perpecahan demi perpecahan (firqah demi firqah) ini
akan melahirkan perpecahan-perpecahan baru yang berkelanjutan
(dholaalan ba`iidan). Yang tentunya dari sebab itu semua, umat Is-
lam menjadi mundur dan terbelakang.
Kalau kita ingin dosa-dosa (akibat buruk) itu dihapus/diampuni Allah,
maka hanya ada satu jalan, yakni sekali lagi “kita harus segera
mengubur kemusyrikan yang merupakan pangkal penyebab dari
perpecahan-perpecahan, pertikaian-pertikaian, dan kemunduran-
kemunduran yang selama ini kita alami”. Penguburan kemusyrikan ini
baru dapat direalisasikan apabila masing-masing dari kita bersedia
masuk ke dalam “dinullah/sistem Allah” dan kemudian mengukuhkan
perhatian kita kepadanya (surat AR-Ruum ayat 30), yang tentunya
“dinullah/agama Allah” itu barangnya ada di dalam “Alquran” yang
merupakan kalam-Nya. Dia memerintahkan/mewasiatkan kepada kita
agar mengikutinya, dan Dia melarang kita meyakini dan mengamalkan
akidah-akidah dan syariat-syariat lain yang tidak Dia susun, karena
hanya akidah-akidah dan syariat-syariat-Nya-lah yang wajib diikuti
yang merupakan “jalan-Nya yang mustaqim,” tidak ada sedikitpun
kebengkokan (surat 18 ayat 1). Apabila larangan ini dilanggar, maka
akibatnya kita akan berpecah belah, menyempal, dan menyimpang
jauh dari prinsip-prinsip dasar ajaran Allah yang ada dalam Alquran
(surat 6 ayat 153). Perpecahan itu tentunya disebabkan karena kita
mengikuti suatu ajaran, akidah, dan syariat yang dibikin oleh manusia
atas nama agama. Karena manusia itu banyak dan beraneka ragam
latar belakangnya, kepentingannya, dan juga beraneka ragam
persoalannya, maka berbagai akidah dan syariat yang dibikin dan
disusunnya-pun akan banyak dan beraneka ragam pula, dan malahan
yang sering terjadi, satu sama lain saling bertentangan dan berbeda.
Karena bagaimanapun hebat dan pandainya manusia, dia tetap
manusia, dicipta dan disusun oleh Allah, yang tentunya dia tidak akan
dapat memiliki sifat mengetahui yang ghaib. Karena yang dapat
mengetahui hal-hal gaib itu hanyalah Allah semata (surat 27 ayat
CATATAN AKHIR SURAT 4, 277
AN-NISAA'

65). Bahkan Rasulullah sendiri pun, tidak dapat mengetahui hal-hal


gaib (surat 7 ayat 188). Dan memang seorang Rasul dalam batas-
batas tertentu dapat mengetahui hal-hal gaib, tetapi itu pun karena
Allah memberitahukan kepadanya (surat 72 ayat 26-27).
Jadi, sekali lagi bahwa “dinullah/agama Allah” itu harus benar-benar
murni, tidak dapat dikurangi dan ditambah. Jika ada penambahan dan
pengurangan di sana-sini, maka dia akan berubah dari susunannya.
Sehingga dari agama yang sudah tidak murni lagi itu akan muncul
hal-hal yang bertentangan dengan fitrah, kodrat, hati nurani, dan akal
sehat manusia. Tetapi sebaliknya, jika “agama Allah” tadi “murni,”
maka ajaran-ajarannya, baik yang berhubungan dengan akidah
ataupun syariat tidak akan mungkin bertentangan dengan itu semua.
Karena keduanya sama-sama dicipta dan disusun oleh Allah, yang
mempunyai sifat “aalimul-ghoib”. Yang hal mana dapat diumpamakan
seperti “baut dan mur”. Kedua komponen ini dibikin dan disusun oleh
pembuatnya dalam ukuran dan bentuk yang serasi, yakni lingkaran-
lingkaran yang ada pada mur akan disesuaikan dengan lingkaran-
lingkaran yang ada pada baut. Sehingga apabila keduanya
dipertemukan akan dapat bersatu, pas dan harmonis. Tetapi apabila
lingkaran-lingkaran yang ada pada mur itu ditambahi, dirubah atau
dikurangi, maka akibatnya akan terjadi ketidak serasian, yakni baut
tidak dapat bersatu lagi dengan mur. Begitu pulalah mengenai
“dinullah/agama Allah” dan “manusia”. Oleh karena itu “berbagai
bid’ah akidah dan syariat yang berasal dari ajaran-ajaran di luar
Alquran dan juga tak ketinggalan yang berasal dari hadis-hadis palsu
yang telah melapisi begitu parah pada berbagai akidah dan syariat
yang ada pada ‘agama Allah’ yang murni, harus segera disingkirkan”,
yakni, "tembaga jangan dilapiskan pada emas murni, biarlah tetap
emas murni, biarlah tetap 'agama Allah yang murni,' yang setiap
ajarannya, baik yang berhubungan dengan akidah maupun syariat,
benar-benar berasal dari Allah (surat 8 ayat 39)".
Jadi, seperti itulah cara-cara awal untuk mengubur kemusyrikan, yang
dengan perantaraan mana, secara lambat laun dampak-dampak buruk
yang diakibatkan oleh kemusyrikan itu akan dapat terhapus dengan
sendirinya. Itulah "makna diampuni atau dihapus dosa oleh-Nya".
Catatan Penting:
Manusia, terutama para pemangku kekuasaan/pemerintahan (Ulil
Amri) di negara manapun berada, dipersilahkan membikin dasar
CATATAN AKHIR SURAT 4, 278
AN-NISAA'

ideolog, suatu aturan atau undang-undang di negaranya masing-


masing, yang tentunya dengan tujuan untuk kepentingan atau
kemaslahatan bangsanya yang majmuk. Jika tujuan tersebut dipenuhi,
tentulah semuanya itu tidak akan mungkin bertentangan dengan
aturan/syariat dan petunjuk Ilahi yang ada dalam Kitab Suci. Akan
tetapi sebaliknya, jika dalam proses pembikinan undang-undang atau
aturan, masing-masing pihak menyelipkan kepentingan pribadi,
golongan, partai, dll, maka dapat dipastikan aturan dan undang-
undang yang dihasilkannya akan banyak yang bertentangan dengan
aturan/syariat dan petunjuk Ilahi yang ada dalam Kitab Suci. Di
samping itu, yang namanya manusia tetap manusia, sehebat apa pun
dia tetap tidak akan bisa tahu secara tepat hal-hal ghaib, terutama
yang akan terjadi di masa-masa yang akan datang. Oleh karena itu,
banyak undang-undang yang di sana-sini dalam jangka waktu yang
tidak begitu lama akhirnya diamandemen, baik yang bersifat regional,
nasional, maupun internasional. Karena hal ini dimaklumi oleh mereka,
maka mereka pun sepakat mencantumkan "BAB PERUBAHAN
UNDANG-UNDANG DASAR", baik yang bersifat nasional maupun
internasional. Hal yang seperti ini tidak berlaku bagi Tuhan Pencipta
dan Pemelihara alam semesta, MahaTahu yang sudah terjadi dan
yang akan terjadi, Yang Maha Mentukan perjalanan hukum sebab
akibat yang berlaku dalam setiap ciptaan-Nya ...dst.

76. Kata "al-jibt" yang diterjemahkan dengan "hawa nafsu setan" dalam
Alquran hanya disebutkan satu kali.

77. Lihat Catatan Akhir Surat 3 nomor 57.

78. Frasa "ulil amri " diterjemahkan "pemegang pemeritahan/kekuasaan",


identik dengan "pemerintah". Karena kata "uli" artinya "yang punya
atau yang berhak" dan kata amri artinya "perintah atau urusan/
aturan", yang maksudnya "orang-orang yang berhak untuk memerintah
dan mengatur", yang dalam hal ini "pemerintah". Merekalah yang
berhak mengatur rakyatnya melalui undang-undang dan aturan yang
ada agar mereka damai dan sejahtera. Selama undang-undang dan
aturan yang dibuatnya itu untuk tujuan mulia tersebut, maka orang-
orang yang beriman di manapun berada wajib memberikan contoh
kepada umat lain untuk menaatinya. Jika ada undang-undang, aturan,
CATATAN AKHIR SURAT 4, 279
AN-NISAA'

atau kebijakan pemerintah yang perselisihan, dan dianggap


menyimpang, harus dimusyawarahkan di parlemen melalui
perwakilan kita masing-masing; tidak perlu diselesaikan di mimbar
dan di jalanan. itulah cara yang disediakan oleh sistem Kitab Suci
dan sistem Demokrasi.

79. Menaati Rasul di sini, bukan berarti mengikuti hadis-hadis yang yang
ada dalam puluhan kitab hadis, akan tetapi mengikuti risalah Ilahi
yang beliau sampaikan, dan mencontoh akhlak beliau dalam
mengamalkan Alquran, karena memang akhlak beliau adalah Alquran.
penjelasan hal penting ini, dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 3 nomor
57.

80. Lihat Catatan Akhir Surat 2, nomor 11.

81. Lihat Catatan Akhir Surat 3, nomor 57.

82. Tentang "kekal" masa hukuman bagi orang yang melakukan tindak
kejahatan, lihat penjelasannya di Catatan Akhir Surat 2 nomor 10.

83. Kata "ma'waa" dalam ayat ini disebut "majas Tahakkum/majas


Sindiran", penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 3 nomor
66a.

84. Kata "sujud" dimaknai dengan "salat". Gaya bahasa yang seperti ini
dalam ilmu Balaghah/Sastra Arab disebut "Majaz Juzi lilkulli", yakni
"yang disebut sebagian, namun yang dimaksudkan keseluruhan". Gaya
bahasa yang seperti ini dalam Alquran sangat banyak, di antaranya
seperti dalam surat 50 ayat 40 di frasa "adbaarossujuud", kata "sujud"
di sini maknanya "salat". Bukankah sujud itu bagian dari salat?

85. Tentang kata "al-mashiir" yang diterjemahkan dengan "tempat


kepindahan", penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 2
nomor 31.

86. Dosa musyrik tidak akan diampuni oleh Allah, lihat Catatan nomor 75.

87. Kata "ma'waa" yang diterjemahkan dengan "tempat perlindungan",


CATATAN AKHIR SURAT 4, 280
AN-NISAA'

lihat Catatan Akhir Surat 3 nomor 66a.

88. Frasa "Millah Ibrahim" dimaknai dengan "ajaran pokok Ibrahim". Dalam
Alquran surat 16 ayat 123 dan surat 3 ayat 95, Rasulullah dan orang-
orang yang beriman diperintahkan oleh Allah agar mengikuti "millah
Ibrahim". Adapun millah Ibrahim itu menurut surat 3 ayat 67 bentuknya
adalah "haniifan musliman wa maa kaana minal-musyrikiin", yakni
"amat setia terhadap Allah/haniifan, selalu berserah diri atau tunduk
terhadap aturan-Nya/musliman, dan tidak akan pernah menjadi or-
ang-orang yang musyrik/wa maa kaana minal-musyrikiin".

89. Surat 4 ayat 135 inilah, di antaranya yang menyebabkan kaum


Muslimin di masa lalu dapat simpati dari orang-orang yang awalnya
membecinya, dan mereka menjadi maju serta dapat menaklukkan
lawan-lawannya di bawah pangkuannya; yang asalnya lawan bisa
menjadi teman. Karena kaum Muslimin pada waktu itu sanggup
melakukan pekerjaan yang sangat berat, yakni "bertindak adil dan
berlaku jujur terhadap siapa pun dan dalam situasi apa pun, termasuk
apabila keadilan dan kejujurannya itu merugikan dirinya sendiri,
keluarganya, karib kerabatnya, dan kelompoknya. Karena mereka sadar
bahwa tindakan mulia itu akan berdampak baik dalam jangka
panjangnya, walaupun dalam jangka pendeknya kelihatannya
merugikan dirinya. Sanggupkah kaum Muslimin pada masa ini
melakukan tindakan mulia itu? Namun kenyataannya bertolak
belakang. Karena keimanannya ...? Itulah kalau keimanan berdasarkan
warisan, bukan berdasarkan pilihan dan kesadaran.

90. Kata "basysyir" tetap diterjemahkan dengan "berilah kabar gembira"


walaupun kata kerja perintah itu ditujukan kepada orang-orang munafik
yang akan memperoleh siksaan yang sangat pedih. Gaya bahasa yang
seperti ini dalam ilmu Balaghah disebut "majaz tahakkum" suatu kata
majas untuk menyindir kepada yang bersangkutan. Dalam bahasa
Indonesia disebut "majas Ironi". Penjelasan hal ini dapat dilihat di
Catatan Akhir Surat 3 nomor 66a.

91. Di bagian akhir ayat 141 ini telah ditegaskan, "Bagi kaum atau bangsa
yang kufur, tidak ada jalan sama sekali untuk dapat mengalahkan
kaum yang benar-benar beriman. Kalau ada suatu kaum mengaku
CATATAN AKHIR SURAT 4, 281
AN-NISAA'

beriman, kok dapat dikalahkan oleh kaum lain berarti kaum tersebut,
keimanannya palsu, hanya sekedar pengetahuan (iman ilmu dan
warisan, bukan pilihan). Dan dapat dipastikan pelanggaran mereka
terhadap aturan Ilahi lebih banyak dari pada kaum yang mengalahkan;
tidak lebih jujur, tidak lebih amanah, tidak lebih rajin dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan, tidak lebih berkarya
yang bermanfaat bagi orang lain, tidak lebih bersatu alias di
internalnya terpecah-belah, selalu berebut jabatan, dll.

92. Kebanyakan ahli tafsir berkeyakinan bahwa Nabi Isa tidak disalib,
yang disalib itu orang lain yang diserupakan dengan beliau. Dalam
hal ini, penulis tidak setuju karena beberapa alasan:
1. Karena dalam ayat 157 itu, sebelum kata kerja "diserupan/syubbiha"
jelas-jelas hanya disebut “orang-orang Yahudi dan Isa,” dan kata
ganti/dhomir “mereka” selalu kembali kepada “orang-orang Yahudi”,
dan dlomir “dia” selalu kembali kepada “Isa”.
2. Dalam ayat tersebut tidak pernah disebut-sebut orang lain selain
keduanya.
3. Orang-orang Yahudi tidak pernah berhasil di dalam hendak
“menghukum salib” pada Nabi Isa, karena yang namanya “hukum
salib” adalah “mensalib seseorang sampai mati”.
Jadi, kalau seseorang dipenteng/dipalangkan di palang salib tapi tidak
sampai mati, maka dia tidak kena hukum salib, seperti itulah halnya
Nabi Isa. Karena orang-orang Yahudi tidak percaya/kufur kepada Isa
Almasih sebagai “Nabi atau Mesias ”, maka mereka pun berdaya upaya
sekuat tenaga untuk dapat membunuh Nabi Isa, baik melalui hukum
salib ataupun lainnya, dengan tujuan kalau mereka berhasil
membunuhnya berarti mereka dapat membuktikan bahwa Isa itu
“nabi palsu/mesias palsu”. Karena menurut Kitab mereka dalam
ulangan 18 ayat 20 ditegaskan bahwa “nabi palsu” itu matinya pasti
dengan jalan “mati terbunuh”. Dan Nabi Isa itu sendiri menyadari
benar terhadap daya upaya jahat mereka. Sehingga dalam surat 3
ayat 55, Allah menghibur Nabi Isa bahwa daya upaya jahat mereka
itu akan gagal dan kematianmu bukan di tangan mereka tetapi di
tangan-Ku. Wahyu yang menghiburnya itu berbunyi “Wahai Isa,
sesungguhnya Aku-lah yang akan mematikan engkau (secara wajar)
dan Aku-lah yang akan mengangkat (derajat) engkau di sisi-Ku, dan
Aku-lah yang akan membersihkan engkau (dari tuduhan jahat) orang-
CATATAN AKHIR SURAT 4, 282
AN-NISAA'

orang yang mengufurimu, dan Aku-lah yang akan menjadikan orang-


orang yang mengikutimu di atas/melebihi orang-orang yang
mengufurimu pada hari kiamat. Sebelum ayat yang yang isinya
menghibur beliau itu, disebutkan kalimat “orang-orang Yahudi berdaya
upaya (untuk membunuh Nabi Isa dengan tujuan seperti yang
diutarakan di atas), dan Allah-pun berdaya upaya (untuk melindungi
dan menjaga beliau), dan Allah-lah sebaik-baik yang berdaya upaya
(atau dengan kata lain, daya upaya mereka akan gagal dan daya upaya
Allah-lah yang akan terwujud)". Dan Allah dalam hendak
menyelamatkan Nabi Isa dari daya upaya jahat mereka adalah sangat
bijaksana, sangat halus, dan sangat rapi. Oleh karenanya, sesuatu
hal yang mustahil bagi Allah kalau Dia tidak bijaksana dalam hendak
menyelamatkan beliau dari kematian terkutuk itu, dengan jalan
“mencari orang lain yang rupa dan bentuknya diserupakan dengan
rupa dan bentuknya Nabi Isa.” Dengan jalan yang seperti ini, apakah
Allah dalam hendak menyelamatkan Nabi Isa itu sudah kehabisan
daya upaya? Na’uudzubillaahi min dzaalik. Bagaimanakah cara Allah
dengan daya upaya-Nya yang sangat bijaksana, halus, dan rapi dalam
hendak menyelamatkan Nabi Isa itu? Yakni dengan jalan: untuk
sementara waktu, sesuai dengan rahasia Allah, orang-orang Yahudi
dengan bantuan tentara Romawi dapat menangkap dan menaikan
Nabi Isa di kayu salib, dan sesuai dengan rahasia Allah pula pada
waktu itu adalah hari Jumat sore menjelang malam hari Sabat/Sabtu,
hari yang dianggap suci oleh orang-orang Yahudi. Di saat Nabi Isa
pingsan di kayu salib setelah mengucapkan "Eli, Eli lama sabaktani,
orang-orang Yahudi menyangkanya mati. Di saat itulah Allah Yang
Maha Bijaksana, Maha Halus, dan Maha Rapi dalam daya upaya-Nya
sedang bekerja untuk menyelamatkan Nabi Isa dari kematiannya di
kayu salib, Nabi Isa dipingsankan oleh Allah, dan pikiran dan hati
orang-orang Yahudi pada waktu itu dikaburkan oleh Allah, sehingga
melihat Nabi Isa yang pingsan itu disangkanya sudah mati. Dengan
perantaraan hal itu, mereka merasa puas telah berhasil membuktikan
bahwa Nabi Isa adalah “nabi/mesias palsu”. Karena mereka
menyangkanya sudah mati. Dan menurut peraturan agama mereka,
pada menjelang malam hari Sabat, hari yang dianggap suci oleh
mereka, tidak boleh ada orang yang masih berada di palang salib,
maka mereka datang kepada murid-murid Nabi Isa sambil mengejek,
mereka mengatakan, “Uruslah bangkai dari gurumu itu.” Padahal pada
CATATAN AKHIR SURAT 4, 283
AN-NISAA'

waktu itu Nabi Isa belum mati, dan hal itu disadari oleh murid-muridnya
yang lantas mereka menurunkan Nabi Isa dari palang salib dan
kemudian mereka mengurusnya dengan baik. Dan Yusuf Arimatea dan
Nekodemos selaku tabib terkenal dan juga selaku murid setia Nabi
Isa, mengobati bekas luka-lukanya sehingga sembuh … dan seterusnya
... dan seterusnya. Dan untuk menghindari hal tersebut dapat diketahui
oleh orang-orang yang Yahudi, maka Nabi Isa menemui murid-
muridnya dalam beberapa hari secara rahasia untuk memberikan
wasiat penting agar dilaksanakan oleh mereka. Dan setelah itu, Al-
lah memperlindungkan/menghijrahkan Nabi Isa dan Ibunya ke suatu
dataran tinggi/tanah subur yang berpenduduk dan yang bermata air
(surat 23 ayat 50), yang tentunya untuk melanjutkan misinya di dataran
tinggi yang sangat subur itu kepada domba-domba Bani Israel yang
ada di sana.
Dari peristiwa “tidak matinya Nabi Isa di palang salib”, yang hal ini
diakui juga oleh Kitab mereka (Ulangan 18 Ayat 20, Ibrani 5 ayat 7,
dll), maka dengan sendirinya akan batal dan gugurlah dua keyakinan
pokok yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani,
yaitu:
1. Akan batal dan gugurlah keyakinan orang-orang Yahudi yang
berkeyakinan bahwa, Nabi Isa itu adalah “nabi palsu/Mesias palsu”.
Karena ternyata dia terbukti tidak mati di palang salib.
2. Akan batal dan gugurlah keyakinan orang-orang Nasrani/Kristen
yang berkeyakinan bahwa, “Nabi Isa mati di palang salib” adalah
“untuk menebus dosa umat manusia”. Padahal sesuai dengan Kitab
mereka sendiri sebagaimana peristiwa yang disebutkan di atas,
bahwa “Nabi Isa itu tidak mati di palang salib.”
Dari perselisihan antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani
tentang “masalah Isa” tersebut, maka Alquran menyelesaikan dan
memutuskan dengan kalimat, “padahal tiadalah mereka/Yahudi
membunuh pada dia/Isa dan tiadalah mereka menghukum salib/
menyalib dia sampai mati, akan tetapi dia/Isa diserupakan (waktu
pingsan di kayu salib seperti mati) kepada mereka/Yahudi. Dan
sesungguhnya orang-orang yang masih juga memperselisihkan
tentang masalah Isa itu (yang satunya menganggapnya “nabi palsu/
mesias palsu”. Dan yang satunya lagi menganggapnya “Nabi benar/
Mesias benar”, yang lantas diyakininya, bahwa matinya beliau di
palang salib adalah untuk menebus dosa umat manusia, yang lantas
CATATAN AKHIR SURAT 4, 284
AN-NISAA'

lagi dianggapnya sebagai tuhan). Padahal mereka-mereka itu


sebenarnya dalam keraguan dan tiada pengetahuan yang pasti
tentang hal itu. Dan benar-benar mereka/Yahudi tidak membunuhnya
secara yakin,” tetapi Allah mengangkat derajat dia/Isa di hadapan-
Nya. Dan Allah-lah Yang Maha Perkasa lagi Yang Maha Bijaksana
(dalam menyelamatkan Rasul-Nya, surat 4 ayat 157-158).

93. Frasa "beriman kepada Allah", penjelasannya dapat dilihat di Catatan


Akhir Surat 2 nomor 13.

94. Frasa "hari akhir", penjelasan maknanya dapat dilihat di Catatan Akhir
Surat 2 nomor 14.

95. Kata "al-asbaath" yang diterjemahkan dengan "anak cucu rohaninya",


penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 2 nomor 32.
CATATAN AKHIR SURAT 5, 285
AL-MAA'IDAH

96. Kalimat "Dan jangan sekali-kali kebencian suatu kaum kepadamu dapat
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil" adalah terjemahan dari
kalimat Arab "wa laa yajrimannakum syana'aanu qoumin `alaa allaa
ta`diluu". Kalimat ini dari segi ilmu Nahwu/gramatika Arab dan dari
segi makna tidak bisa diterjemahkan dengan "Dan janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorongmu untuk berlaku tidak
adil" sebagaimana yang ada dalam banyak kitab terjemahan dan tafsir.
Hal itu karena: Frasa "syana'aanu qoumin" adalah “fail/pelaku” dari
“fiil /kata kerja yajrimanna". Penjelasan ini dapat dilihat dalam kitab
“I`roobul-Qur’aanil-Kariim (10 jilid)”, karangan “Muhyiddin Addirwisyi”.
Dalam ayat tersebut yang dipanggil adalah orang-orang yang beriman,
sedangkan orang-orang yang beriman dilarang membenci kepada umat
lain (surat 2 ayat 256 dan surat 10 ayat 99). Karena kebencian itu
sendiri akan menyebabkan seseorang tidak dapat berlaku adil.
Sedangkan orang-orang yang beriman dituntut harus selalu menjadi
“rohmatan lil `aalamiin bagi kaum lain” sebagaimana Rasulnya. Jadi,
pesan yang ada dalam ayat tersebut adalah “orang-orang yang beriman
dituntut agar selalu berlaku adil/jujur dalam situasi dan kondisi apa
pun, yakni harus adil/jujur dalam ucapan, adil/jujur dalam menilai,
adil dalam perbuatan, dan berlaku adil dalam hal apa pun terhadap
kaum lain, walaupun kaum lain itu membenci dan berlaku tidak adil
dan melakukan berbagai tindakan jahat terhadap orang-orang yang
beriman". Dan memang berlaku adil dalam situasi yang seperti itu
sangat sulit sekali. Tetapi walaupun begitu demi untuk keindahan dan
keberhasilan visi dan misi Islam, maka orang-orang yang beriman
dituntut dengan benar-benar agar dapat melakukannya. Sebagaimana
hal yang sulit itu pernah dilakukan oleh Rasulullah beserta para
sahabatnya dan pengikut-pengikutnya yang setia di masa lalu,
sehingga orang-orang yang beriman pada waktu itu memperoleh
kemenangan dan kejayaan yang begitu gemilang dalam sejarah
kemanusiaan.

97. Surat 5 ayat 27 s/d 31 ini mengisahkan sebagai gambaran tentang


dua orang anak manusia/adam dari zaman ke zaman, yang satunya
adalah “seorang anak yang baik/Habil” dan yang satunya lagi adalah
“seorang anak yang jahat/Qabil.”
1. Di ayat-ayat itu telah digambarkan ciri-ciri pokok seorang anak
manusia yang baik: bertakwa/sadar akan aturan Tuhan, selalu
CATATAN AKHIR SURAT 5, 286
AL-MAA'IDAH

berakhlak mulia, selalu berhasil, selalu menang dalam berbagai


persaingan yang sehat, tidak membalas kejahatan dengan
kejahatan, selalu berusaha untuk damai, dll.
2. Sedangkan ciri-ciri pokok seorang anak manusia yang jahat telah
digambarkan: tidak bertakwa/tidak sadar akan aturan Tuhan, suka
melanggarnya, berakhlak buruk, pendendam, selalu dengki terhadap
keberhasilan orang lain, selalu gagal dan gagal, selalu kalah dalam
berbagai persaingan yang sehat, dan selalu bersikap permusuhan,
sehingga melakukan segala macam cara untuk dapat membunuh,
menjatuhkan dan mengalahkan lawannya. Dan akhirnya di kemudian
hari dia menyesal.
Dari kisah penggambaran ini menunjukan bahwa "manusia secara
umum dari zaman ke zaman akan bercorak dengan dua macam corak
tersebut.” Yang ciri-ciri pokoknya dapat dikenali seperti yang telah
disebutkan. Dan dari kisah penggambaran ini, harus dijadikan pelajaran
bagi manusia manapun, terutama bagi kaum Muslimin agar supaya
berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini, sehingga akan dapat selalu
bertaqwa/ sadar akan aturan Tuhan, berakhlak mulia, mengembangkan
sikap saling menghormati, saling mengasihi, saling menasehati, saling
mencerdaskan dalam beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, saling menggalakkan perdamaian, dll. sebagaimana yang
dianjurkan oleh wahyu Alquran. Karena kisah apa pun, baik kisah baik
maupun kisah buruk yang ada dalam Alquran, baik yang majas maupun
yang tidak majas (hakiki) gunanya agar manusia, terutama kaum
Muslimin dapat mengambil pelajaran darinya, yang baik ditiru dan
yang jelek/buruk dijauhi. Karena menurut Alquran, Allah telah
mengadakan berbagai gambaran/permisalan di dalam Alquran itu agar
supaya manusia dapat mengambil pelajaran darinya (surat 30 ayat
58, surat 39 ayat 27, dll.).

98. Kata "wasiilah" diterjemahkan dengan “amal yang dapat


mengantarkanmu memperoleh keridaan-Nya”, yang mana orang-or-
ang yang beriman disuruh untuk mencarinya, maksudnya adalah “or-
ang-orang yang beriman apa pun jabatannya, hendaklah mencari amal-
amal yang dapat mengantarkan mereka kepada keridaan Allah,
sehingga mereka dapat sampai kepada-Nya.” Dan dalam surat 18 ayat
110, dijelaskan, “Siapa saja yang berharap berjumpa/sampai kepada
Rabbnya, maka hendaklah dia beramal saleh dan janganlah dia
CATATAN AKHIR SURAT 5, 287
AL-MAA'IDAH

mempersekutukan seorang pun di dalam menghamba kepada Tuhan-


Nya.” Dan di dalam surat 6 ayat 135, surat 2 ayat 286, dan surat 65
ayat 7, ditegaskan, “Hendaklah masing-masing orang beramal saleh
sesuai dengan bidang dan profesinya, dan Allah tidak akan membebani
seseorang untuk beramal saleh di luar bidang /profesi dan
wawasannya.” Jadi kata "wasiilah" dalam ayat tersebut, yang mana
orang-orang yang beriman disuruh mencarinya supaya mereka sampai
kepada Allah itu bukan berarti “mereka bebas mencari dan
mengamalkan amalan-amalan yang tidak ditentukan oleh wahyu Al-
lah”, tetapi "mereka harus mencari amal-amal yang sesuai dengan
bidang dan profesi masing-masing. Sehingga dengan perantaraannya,
mereka dapat beramal saleh, dan dengan perantaraan amal saleh
tersebut mereka dapat memperoleh keridaan Allah dan berjumpa
dengan-Nya (bukan perjumpaan fisik). Karena dalam surat 28 ayat 77,
seseorang disuruh mencari kebahagiaan di kemudian hari dan di hari
kemudian melalui bidang atau profesi yang Allah anugerahkan
kepadanya apa pun bentuknya. Kalau Allah memberikan seseorang
kedudukan dan pangkat yang tinggi, harta yang banyak, keahlian dalam
ilmu-ilmu tertentu, keahlian dalam bidang ini dan bidang itu ataupun
yang lainnya, maka hendaklah masing-masingnya memanfaatkannya
sebaik-baiknya untuk manfaat orang banyak. Yang akhirnya menjadi
“amal saleh dan amal jariyah" bagi dirinya dan orang lain. Dan itulah
sebaik-baik pahala, sebaik-baik yang harus dicita-citakan oleh
seseorang semasa hidupnya, dan sebaik-baik benteng yang dapat
menolak setiap serangan dari pihak ketiga. Dan nilai amal saleh serta
amal jariyah itulah yang akan dibawa mati oleh seseorang untuk
dipersembahkan kepada Tuhan-Nya. Sedangkan di dunia jasanya akan
dikenang oleh generasi sesudahnya sepanjang zaman (Surat 18 ayat
46, surat 19 ayat 76, dll.). Nabi pun bersabda, "Sebaik-baik manusia
adalah seseorang yang paling banyak mendatangkan manfaat kepada
orang lain."

99. Orang yang mencuri, baik laki-laki maupun perempuan, maka


hendaklah dipotong tangannya. Dalam hal ini hendaklah para
cendekiawan Muslim yang pakar hukum pidana dapat menjelaskannya
secara terperinci tentang masalah-masalah yang berkaitan dengannya,
yang di antaranya:
a. Batasan-batasan yang menyangkut kondisi sosial masyarakat,
CATATAN AKHIR SURAT 5, 288
AL-MAA'IDAH

sehingga seseorang dapat disebut "pencuri kelas berat/para


koruptor, pencuri kelas ringan, orang mencuri karena terpaksa, dll.".
b. Berapa jumlah yang dicuri, yang tentunya diukur sesuai dengan
kelasnya masing-masing-masing.
c. Tentang apa maksud bahwa “orang yang mencuri harus dipotong
tangannya?” Apakah tangan yang masuk anggota badan ini? Kalau
ya, batasnya sampai mana yang harus dipotong? Sampai
pergelangankah atau sikukah, atau di antara keduanya atau sampai
mana?
Kalau yang harus dipotong itu tangan yang bukan anggota badan ini
atau dengan kata lain “tangan dalam arti majas/kiasan", maka bentuk
hukuman seperti apa? Dalam hal tersebut, hendaklah para pakar
hukum pidana dapat menerangkan maksud dari tangan-tangan yang
harus dipotong! Karena orang-orang yang pintar lagi berkedudukan
tinggi apabila mereka mencuri harta rakyat/negara, mereka tidak
mencuri dengan tangannya, tetapi mereka mencuri dengan kepintaran
dan kelicikan serta tipu muslihatnya. Justru dari pencuri-pencuri kelas
kakap model beginilah yang menyebabkan rakyat kecil menjadi
kehilangan pekerjaan, pengangguran di mana-mana, kekurangan
pangan, menderita, dan hidup sengsara . Yang karenanya, sebagian
rakyat kecil di berbagai tempat atau di kampung-kampung terpaksa
nekad mencuri ayam dengan tangannya hanya sekedar untuk
mengganjal perut agar keluarganya tidak mati kelaparan. Mereka itu
mencuri karena terpaksa, bukan karena pilihan. Coba kalau mereka
ini punya pekerjaan dan penghasilan tetap, dapat dipastikan tidak akan
mau mencuri. Lain halnya dengan para koruptor yang sudah serba ada,
masih saja memilih mencuri harta rakyat bermilyar-milyar, sungguh
mereka ini benar-benar keterlaluan.
Di samping itu, di ayat selanjutnya ditegaskan, "Siapa pun yang mau
bertobat sesudah melakukan perbuatan jahatnya, dan mau
memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah akan menerima tobatnya.
Karena memang Allah itu Maha Pengampunan lagi Maha Penyayang.
Karena ayat 39 ini masih lanjutan dari ayat sebelumnya, maka ayat
tersebut harus juga dijadikan pertimbangan para penegak hukum
dalam menjatuhkan hukuman.

100. Kata kerja "yartadda" diterjemahkan dengan “dia murtad atau berbalik
keluar atau berbalik menolak” karena kata kerja "yartadda" itu asal-
CATATAN AKHIR SURAT 5, 289
AL-MAA'IDAH

asalnya berasal dari kata kerja "rodda - yaruddu" yang artinya


"menolak", yang lantas diikutkan wazan "ifta`ala - yafta`ilu", maka
jadilah "irtadda -yartaddu", yang artinya "berbalik menolak atau
berbalik keluar. Di ayat itu tertulis "yartadda" karena dalam posisi
jazem, yang tanda jazemnya "baris fathah di huruf terakhirnya ...dll.
Dan orang yang melakukan perbuatan itu disebut "murtad", dan kata
murtad ini sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Adapun yang
dimaksud dengan “orang yang berbalik keluar dari agama Allah"
adalah “orang-orang yang berbagai pola pikir, akidah, kemauan, dan
tingkah lakunya banyak yang sudah bertentangan dengan aturan
agama Allah atau dengan kata lain sudah banyak yang tidak islami.”
Maka di saat itu orang tersebut akan tertolak atau terhempaskan
dari agama Allah yang dia peluk. Dan kadar kemurtadan seseorang
itu tergantung dari banyak dan sedikitnya aturan agama Allah yang
dia langgar. Sehingga Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada agama
bagi orang yang tidak menepati janji dan tidak amanah”. Jadi, orang
yang tidak menepati janji dan tidak amanah di saat itu dia akan
tertolak atau terhempas dari agama Allah yang dia peluk, karena
agama memerintahkan supaya dia menepati janji dan selalu amanah.
Itulah dua contoh dari aturan Allah yang jumlahnya ratusan. Dan
Rasulullah saw juga bersabda, “Agama itu intinya adalah keindahan
budi pekerti.” Jadi, orang yang mengaku beragama tetapi akhlaknya
bejat, banyak aturan agama Allah yang dilanggar, maka dia akan
tertolak atau terhempas dari agama Allah yang dia peluk atau dengan
kata lain “dia bukan orang yang beragama”. Dan perbuatan-perbuatan
seseorang yang melanggar aturan-aturan Allah, yang menyebabkan
seseorang menjadi murtad (baik dinyatakan secara terang-terangan
maupun sembunyi-sembunyi), maka hal itu tidak sekali-kali akan
merugikan atau membahayakan pada Allah sedikit pun (surat 3 ayat
144), dan juga tidak akan merugikan atau membahayakan kepada
orang-orang yang beriman lagi bertakwa (surat 5 ayat 105 dan surat
3 ayat 120). Dan selanjutnya, Allah sanggup mendatangkan kaum
lain yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah …
sebagaimana yang ada dalam surat 5 ayat 54 itu.
Dalam surat 5 ayat 54 tersebut dan juga dalam ayat-ayat Alquran
yang lain, yang di antaranya lagi dalam surat 60 ayat 11 dapat
disimpulkan “tidak ada satu pun perintah dari Allah yang menyuruh
agar orang yang murtad itu dibunuh fisiknya walaupun mereka dengan
CATATAN AKHIR SURAT 5, 290
AL-MAA'IDAH

terang-terangan menyatakan kemurtadannya (ingin keluar dari


lingkungan Islam).” Bahkan Islam memberikan kebebasan kepada
setiap orang untuk menentukan pilihannya sesuai dengan keyakinan
dan kemauannya (surat 18 ayat 29). Bahkan dalam surat 18 ayat 29
ini dengan tegas Allah mengatakan “Siapa yang mau beriman silahkan
beriman dan siapa yang mau kufur silahkan kufur, tapi salah pilih
tanggung akibatnya ....” Jadi, kalau ada hadis yang mengatakan bahwa
“orang yang murtad itu harus dibunuh fisiknya,” maka jelaslah bahwa
hadis tersebut adalah “hadis yang mau’dluu’/hadis yang dibikin-bikin
oleh orang-orang tertentu, karena kepentingan-kepentingan tertentu.”
Karena Rasulullah saw. selaku pembawa dan pengamal Alquran tidak
mungkin mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan risalah
Alquran yang beliau bawa dan amalkan. Dengan adanya hadis palsu
tersebut, kata "murtad" pengertiannya menjadi rancu dan sempit.

101. Kata "lau laa" dalam ayat ini diterjemahkan dengan “kalaulah tiada”
yakni diberlakukan sebagai “kata Syarat” yang walaupun di dalam
kitab “I’roobul Qur’aanil-Kariim, karangan Muhyiddin Addirwisyi”
disebutkan bahwa kata "lau laa" dalam ayat itu disebut sebagai
"adaatun littahdliidl", dengan makna "hallaa/hal laa" yang artinya
“kenapa tidak”. Penulis kurang menyetujui hal tersebut, karena dalam
surat 3 ayat 13 dan 14 dikatakan, “Kita tidak boleh menyamaratakan
bahwa semua Ahli Kitab itu tidak baik semua,” karena dari antara
mereka ada suatu kelompok yang teguh (dalam keimanan), yang mana
mereka membaca ayat-ayat Allah dalam keheningan malam, mereka
sujud/patuh kepada Allah, mereka beriman kepada Allah dan hari
akhir, mereka memerintah manusia untuk berbuat kebaikan, mereka
melarang manusia dari perbuatan mungkar, mereka selalu bersegera
melakukan berbagai perbuatan yang baik, dan mereka adalah or-
ang-orang yang saleh.
Jadi, menurut ayat-ayat tersebut jelaslah bahwa dari antara Ahli Kitab
itu akan selalu ada orang-orang yang baik lagi saleh, termasuk
sebagian para alim ulama dan pendeta-pendeta mereka. Yang sifat-
sifatnya seperti yang disebutkan dalam ayat-ayat itu. Seandainya
dari Ahli Kitab tidak ada sama-sekali seseorang yang mempunyai
sifat-sifat yang terpuji tersebut, niscaya akan terjadi huru-hara yang
tiada henti-hentinya di bumi ini disebabkan dari tingkah laku jahat
mereka yang tanpa kendali (di kalimat akhir surat 5 ayat 63 ini).
CATATAN AKHIR SURAT 5, 291
AL-MAA'IDAH

102. Frasa "bersedih hati" adalah terjemahan dari kata "ta'sa" yang berasal
dari kata kerja "asaa - ya'saa", yang artinya "bersedih hati". Kata
"ta'sa" tersebut bukan berasal dari kata kerja "yaisa - yaiasu", yang
artinya "berputus asa". Banyak penerjemah Alquran yang mengira
kata "ta'sa" itu berasal darinya, sehingga mereka menerjemahkannya
dengan "berputus asa".

103. Lihat Catatan Akhir Surat 2 nomor 13.

104. Lihat Catatan Akhir Surat 2 nomor 14.

105. Kata "ma'waa" yang diterjemahkan dengan "tempat perlindungan"


dalam Balaghah disebut " majas Tahakkum/majas Sindiran",
penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 3 nomor 66a. Dan
dari segi bahasa dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 2 nomor 31
(bagian agak akhir).

106. Adapun yang dimaksud dengan kalimat “Telah dilaknat/dukutuk or-


ang-orang yang telah kufur dari Bani Israil karena ....”adalah “mereka
dilaknat/dihukum oleh Allah karena mereka sudah begitu parah dalam
melakukan pelanggaran terhadap pesan-pesan penting dari Nabi
Daud dan Nabi Isa. Dan pada saat itu mereka tidak menyadari hal
itu, akhirnya mereka benar-benar dikutuk oleh Allah dengan jalan
dibangkitkan-Nya bala tentara Nebokadnesar dari Babilon untuk
menyerbu pusat kota mereka, yakni Yerusalem. Bala tentara itu
mengubrak-abriknya dan memusnahkan ibu kota Yerusalem, termasuk
pusat peribadatan mereka yang begitu megah yang dahulunya
dibangun oleh Nabi Sulaiman, sehingga semuanya rata dengan tanah,
dan alim ulama mereka banyak yang dibunuh di tempat dan sebagian
lagi diboyong ke Babilon beserta pemuda-pemuda Israil yang cerdas
untuk dijadikan hamba-hamba mereka. Peristiwa yang mengerikan/
kutukan Allah ini terjadi pada tahun 586 sebelum Masehi atau sekitar
4 abad sesudah Nabi Daud. Jadi, itulah yang dimaksud dengan “or-
ang-orang yang kufur dari Bani Israil telah dilaknat/dikutuk oleh Allah
karena pelanggarannya terhadap lisan/pesannya Daud.”
Dan setelahnya peristiwa itu mereka pun sadar sesadar-sadarnya
bahwa, “mereka mendapatkan kutukan Allah tersebut karena mereka
sudah banyak melakukan pelanggaran dan menyimpang jauh dari
CATATAN AKHIR SURAT 5, 292
AL-MAA'IDAH

ketentuan-ketentuan kitab Taurat … dan seterusnya dan seterusnya.”


Akhirnya mereka pun betobat dan memperbaiki diri, sehingga pola
pikir, akidah, dan tingkah laku mereka sesuai dengan ketentuan-
ketentuan kitab Taurat, kemudian secara evolusi mereka pun bangkit
dan jaya kembali. Dan di saat itulah pusat peribadatan mereka yang
sudah hancur itu bisa dibangun kembali sebagaimana semula dengan
bantuan Raja Cyrus Yang Agung dari Persia. Dan setelah kejayaannya
yang menyilaukan itu, yang tentunya melalui tahapan yang cukup
lama, mereka pun jadi lengah kembali dan akhirnya tanpa disadari,
mereka pun makin hari makin menyimpang dari ketentuan-ketentuan
Taurat, dan kemudian secara bertahap mereka pun kehilangan
kekuasaan sebagaimana bertahapnya penyimpangan mereka, maka
klimaksnya, mereka kehilangan kejayaan dan kekuasaan sama-sekali,
sehingga kerajaan Romawi bisa menguasai mereka. Dan di saat itulah
Nabi Isa datang untuk mereformasi pola pikir, akidah, dan tingkah
laku mereka yang sudah sangat menyimpang dari ketentuan-
ketentuan Kitab Taurat. Akan tetapi pesan-pesan yang disampaikan
oleh Nabi Isa kepada mereka, ditolaknya, malahan mereka menuduh
Nabi Isa dengan bermacam-macam tuduhan, yang di antaranya
dituduh sebagai “nabi palsu, mesias palsu, merubah Taurat,
menghujat Tuhan, dan lain-lain” … dan seterusnya dan seterusnya.
Akibatnya pada tahun 70 M mereka dilaknat/dihukum oleh Allah
dengan jalan dihancurkan berbagai tempat di kota Yerusalem dan
kota-kota lainnya oleh bala tentara Romawi di bawah pimpinan
Jenderal Titus. Dan di saat itu pula pusat peribadatan mereka di
Yerusalem yang dahulunya pernah hancur dan dibangun kembali itu,
dihancurkan dan diratakan dengan tanah oleh bala tentara Romawi.
Dan setelahnya itu mereka bertebaran ke berbagai negeri untuk
mencari perlindungan. Peristiwa tragis inilah yang dimaksud dengan
ayat yang berbunyi “orang-orang kufur dari Bani Israil dilaknat/dikutuk
oleh Allah karena pelanggarannya terhadap lisan/pesannya Isa putra
Maryam.”
Dan dalam surat 17 ayat 4 s/d 8 secara garis besar disebutkan, “Al-
lah telah menetapkan Bani Israil dalam sebuah ketetapan, bahwa
mereka benar-benar akan berbuat kerusakan di bumi dua kali, yang
karenanya, hukuman dua kali pun ditimpakan kepada mereka.” Dan
dua peristiwa tragis itu sudah terjadi sebagaimana secara garis besar
telah dijelaskan.
CATATAN AKHIR SURAT 5, 293
AL-MAA'IDAH

107. Kalimat "laa yadhurrukum man dzolla izdahtadaitum", diterjemahkan


“siapa pun yang sesat tidak akan dapat membahayakan kepada kamu
apabila kamu berada di atas petunjuk wahyu Alquran.” Dari ayat ini
jelaslah bahwa jika berbagai pola pikir, akidah, dan tingkah laku or-
ang-orang yang beriman benar-benar sesuai dengan petunjuk wahyu
Alquran, maka pihak ketiga yang sesat tidak akan dapat
membahayakan, merugikan, mengadu-domba, dan mengalahkan
mereka, baik pihak yang sesat tadi berasal dari seseorang maupun
sesuatu kelompok, atau sesuatu umat/bangsa. Namun di dalam masa
yang cukup lama hingga zaman sekarang (2020 M), sesuai dengan
fakta yang ada, maka keadaan kaum Muslimin yang mengaku beriman
di banyak negara, masih banyak yang dapat dibahayakan, dirugikan,
dipojokkan, diadu-domba, dilecehkan, dan dikalahkan oleh umat atau
bangsa lain. Semuanya itu penyebabnya adalah “karena berbagai
pola pikir, akidah, dan tingkah laku kaum Muslimin yang mengaku
beriman itu sudah banyak yang menyimpang dari petunjuk wahyu
Alquran”. Jika tidak demikian, tentunya kaum Muslimin tidak akan
mengalami nasib buruk yang seperti itu. Kalau nasib buruk itu ingin
dirubah, maka mereka harus mau mengubah berbagai pola pikir,
akidah, dan tingkah laku agar sesuai dengan petunjuk wahyu Alquran
atau dengan kata lain harus mau mengubah perilaku yag tidak islami
menjadi islami. Itulah syarat mutlak yang yang ditentukan oleh surat
5 ayat 105 ini).
Jadi kalau ada sesuatu kelompok, golongan, partai, umat atau bangsa
kok bisa diadu-domba, dibikin pecah di dalam, dibikin kacau-balau
dan semrawut, bisa dizalimi oleh pihak lain, dan akhirnya bisa
dikalahkan, maka mereka yang mengalami nasib buruk itu tidak harus
menyalahkan pihak ketiga sebagaimana selama ini terjadi, namun
harus mau introspeksi ke dalam, apa sebab dari kesemuanya itu.
Setelah kesemuanya itu disadari, dan mau merubahnya, baru akan
terjadi perubahan menuju nasib yang baik dan berhasil. Dan jika tidak
juga sadar-saadar akan kesalahannya dan terus-menerus menyalah-
nyalahkan pihak lain, maka nasib buruk akan tetap nasib buruk.
Mereka lupa pesan wahyu Alquran "Sesungguhnya Allah tidak akan
merubah nasib buruk suatu kaum, sebelum mereka mau merubah
berbagai penyebabnya ... (surat 13 ayat 11).
CATATAN AKHIR SURAT 6, 294
AL-AN`AAM

108. Kalimat "tsummalladziina kafaruu birobbihim ya`diluun" diterjemahkan


dengan “sedangkan orang-orang yang telah kufur kepada Tuhannya,
mereka tetap tegak/membandel (tidak mau berubah di atas
kekufurannya)”. Kata kerja "ya`diluun" yang berasal dari masdar/kata
pokok "al-`adlu" di ayat ini berkonotasi sangat negatif dengan arti
"tetap tegak/ membandel atau tidak mau berubah di atas
kekufurannya". Makna adil yang berkonotasi sangat negatif seperti
di ayat 1 ini, ada juga tercantum dalam surat 72 ayat 15, yang berbunyi
"wa ammal-qoosithuuna fakaanuu lijahannama hathoban" yang
artinya "Adapun orang-orang yang tetap tegak/membandel (tidak mau
berubah di atas kekufurannya), maka jadilah mereka kayu bakar neraka
Jahanam". Kata "Al-qoosithuuna" di surat 72 ayat 15 ini berasal dari
masdar/kata pokok "alqisthu" yang artinya "adil". Akan tetapi dalam
Alquran, dua kata tersebut sangat sering digunakan dengan
berkonotasi sangat positif, di antaranya dalam surat 4 ayat 135, surat
5 ayat 8, dll.
Dua konotasi tersebut, tentunya tidak lepas dari konteks kalimat.
Seperti itulah gaya bahasa Alquran yang sering dijumpai.

109. Kata "sihir" dan kata turunannya dalam Alquran disebut sebanyak 62
kali. Kata tersebut termasuk jenis kata "homonim", sehingga dalam
Alquran kata "sihir" dan turunannya mempunyai arti yang bermacam-
macam, contoh kata "sihir" dalam ayat 7 ini diartikan dengan "tipuan".
Sehingga dalam berbagai kamus Arab, termasuk kamus Lisanul Arab
Almuhith karangan Ibnu Mandhur, kata "sihir" dan turunannya
mempunyai banyak arti, di antaranya: a. tipuan, kepalsuan, sulap,
pengelabuhan/penipuan, tidak asli, memukau, kebohongan
ditampakkan sebagai kebenaran, memalingkan sesuatu dari yang
sebenarnya, dll. Untuk lebih jelasnya, lihat Catatan Akhir Surat 2 nomor
23.

110. Kata "lau laa" dalam ayat ini tetap diterjemahkan dengan “kalaulah
tiada” yakni diberlakukan sebagai “kata Syarat”, yang jawab syaratnya
tidak disebutkan lafalnya/mahdzuf, namun maknanya tetap ada,
sehingga dalam Terjemahan ini jawab syarat akan tetap disebutkan
dengan diberi tanda kurung. Di dalam kitab “I’roobul Qur’aanil-Kariim,
karangan Muhyiddin Addirwisyi” disebutkan bahwa kata "lau laa"
dalam ayat 8 ini disebut sebagai "adaatun littahdliidl", dengan makna
CATATAN AKHIR SURAT 6, 295
AL-AN`AAM

"hallaa/hal laa" yang artinya “kenapa tidak”. Penulis kurang


menyetujui hal tersebut, penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir
Surat 5 nomor 101.

111. Dalam Alquran ayat-ayat yang nada dasarnya seperti ayat 32 ini sangat
banyak sekali, di antaranya surat 29 ayat 64, surat, surat 47 ayat 36,
surat 57 ayat 20, dll. Oleh karena itu, banyak ayat-ayat Alquran yang
mewanti-wanti agar kita tidak tertipu oleh kehidupan duniawi. Namun
masih banyak para dai, ustadz, ulama, termasuk penulis sendiri di
masa lalu yang keliru dalam memahami ayat-ayat tersebut, yang
mengarah pada kesimpulan bahwa "kehidupan duniawi itu nggak
penting ... dst." Penjelasan panjang lebar, dapat dilihat di Catatan
Akhir Surat 3 nomor 69.

112. Kata "lau laa" yang diterjemahkan dengan "kalaulah tiada", bukan
dengan "kenapa tidak", penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir
Surat 5 nomor 101.

113. Kalimat Arab "aroaitakum" dalam Terjemahan ini diterjemahkan


dengan "apakah pendapatmu tentang kondisi kamu sekalian". Namun
di bab "ilmu Fawaaid" dalam Kitab "I`roobul-qur'aanil-kariimi wa
bayaanuhu" karangan Muhyidin Addirwisyi, kalimat "aroaitakum" itu
diterjemahkan dengan “hendaklah engkau mengabarkan kepadaku.”
Padahal kalimat Arab "aroaitakum" itu terdiri dari tiga kata: 1. Kata
tanya "a" yang artinya "apakah", 2. kata kerja "roaita" yang artinya
"engkau melihat atau berpendapat", 3. Kata ganti "kum" yang artinya
"kondisi kamu sekalian", kata "kondisi" yang ada sebelum "kamu
sekalian itu" itu menjadi mudhof dari mudhof ilaih "kum" yang tidak
disebutkan lafadnya/mahdzuf, mudhof dan mudhof ilaih-nya ini
menjadi Maf`ul pertama dari kata kerja "roaita", sedangkan yang
menempati posisi Maf`ul kedua dari kata kerja itu adalah kalimat
Syarat dan kalimat Jawab yang ada sesudahnya .... dst.
Tentang kalimat Arab "aroaitakum" dalam ayat ini telah diperselisihkan
I`robnya oleh ulama ahli Nahwu. Penjelasan detailnya ada di
Keterangan nomor 303 halaman 266 dalam Tafsir penulis "YASSARNAL-
QUR'AN" (terbit tahun 2005 M.)
CATATAN AKHIR SURAT 6, 296
AL-AN`AAM

114. Kata "lau" yang diterjemahkan dengan "kalaulah", bukan


diterjemahkan dengan "kenapa/mengapa", penjelasannya dapat
dilihat di Catatan Akhir Surat 5 nomor 101.

115. Frasa "aroaitakum" diterjemahkan dengan "Apakah pendapat engkau


tentang kondisi kamu sekalian", penjelasannya ada di Catatan nomor
113.

116. Dalam ayat tersebut ada kalimat "in attabi`u illaa maa yuuhaa ilayya",
arti lafdhiyahnya: aku tidak mengikuti, kecuali apa-apa yang
diwahyukan kepadaku. Kalimat yang susunan kata-katanya persis
seperti ini dalam Alquran ada dalam 3 ayat; surat 6 ayat 50 ini, surat
10 ayat 15, dan surat 46 ayat 9. Semuanya didahului oleh kata "qul"/
Katakanlah olehmu (Muhammad!) Dalam Alquran ada puluhan ayat
yang maknanya seperti yang ada dalam 3 ayat tersebut, walaupun
susunan kata-katanya tidak persis seperti itu, di antaranya dalam surat
7:203, "qul innamaaa attabi`u maa yuuhaa ilayya min robbii" artinya:
Katakanlah olehmu (Muhammad!), "Sesungguhnya aku hanya
mengikuti apa-apa yang diwahyukan kepadaku dari Tuhanku."
Marilah ayat-ayat tersebut kita baca dan pikirkan dengan saksama!
Dari situ akan muncul banyak pertanyaan, di antaranya: Jika demikian
halnya, terus bagaimana dengan keberadaan hadis-hadis yang
jumlahnya ratusan ribu itu? Sedangkan penyeleksian dan pembukaan
hadis-hadis itu sendiri dilakukan oleh para imam hadis sekitar dua
sampai tiga abad setelah Nabi Muhammad wafat. Sedangkan banyak
kelompok kaum Muslimin yang menafsirkan ayat "taatilah Rasul-Nya"
dengan arti "harus mengikuti hadis" yang jumlahnya ratusan ribu itu.
Dan perlu diingat, bahwa waktu penyeleksian dan pembukuan hadis
itu keberadaan kertas tidak seperti sekarang, pembikinannya masih
secara manual. Waktu itu mesin untuk industri kertas dan mesin cetak
dengan bertenaga listrik belum ditemukan, dll. Yang lain-lain itu
silahkan masing-masing memikirkannya! Di samping itu, para
penyeleksi dan pembuku hadis tersebut kebanyakannya berada di kota-
kota yang amat jauh dari Bagdad, Kufah, Basrah, Mekah, Madinah,
dan pusat-pusat Islam lainnya. Kita ambil contoh: Imam Bukhori lahir
di Kota Bukhoro, Uzbekistan (Asia Tengah) dan wafat abad ketiga
hijriah. Dan Imam Muslim lahir di Naisabur, Uzbekistan, dan wafat
abad ketiga hijriah pula. Baiklah di bawah ini disebutkan di mana
CATATAN AKHIR SURAT 6, 297
AL-AN`AAM

dan kapan para penyeleksi dan pembuku hadis itu lahir dan wafat:
1. Bukhori L. Syawal 194 H/juli 810 M. W. 256 H/870 M. Bukhoro,
Uzbekistan, Asia Tengah.
2. Muslim L. 202 H/817 M. W. 261 H/875 M. Naisabur, Uzbekistan,
Asia Tengah.
3. Tirmidzi L. 209-210 H. Wafat 279 H/892 M. Daerah Tirmidz, bagian
selatan Iran.
4. Nasai L. 215 H. W. 303 H/915 M. Annasai/annasawi, Khurasan
(meliputi Afganistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.)
5. Ibnu Majah L. 209 H. W. 273 H/886 M. Qazwin suatu kota di Irak.
6. Abu Dawud L. 202 H. W. 275 H/ 915 M. Sijistan, daerah perbatasan
Iran-Afganistan-Pakistan.
7. Imam Ahmad L. 164 H. W. 241 H. Bagdad, Irak.
Banyak biografi para mujtahid di bidang hadis tersebut yg dilebih-
lebihkan jalan ceritanya oleh para pengkultusnya dengan cara-cara
yang tidak masuk akal sehat. Contoh: Konon Imam Bukhori pernah
berkata, "Saya hafal seratus ribu hadis sahih dan saya juga hafal dua
ratus ribu hadis yang tidak sahih, dan hadis-hadis yang saya hafal itu
saya dapat menyebutkan susunan para perowinya/periwayat hadis."
Dan konon lagi selama 16 tahun beliau bisa menemui delapan puluh
ribu perowi hadis di Bagdad, Basroh, Kufah, Mekah, Madinah, dan
lain-lain kota di berbagai negeri. (pen. ingat alat transportasi di masa
itu tidak seperti di abad modern ini). Konon lagi beliau setiap
menyeleksi satu hadis, sebelumnya berwudu dulu, salat dua rakaat,
dan berdoa kepada Allah. Dan konon lagi beliau berkata, "Semua hadis
yang saya masukkan ke dalam kitab saya (Aljaami`ushshohiih/
kumpulan hadis shohih), semuanya shohih." Dan masih banyak lagi
perkataan dan perbuatan yang diatasnamakan kepada Imam Bukhori.
Padahal beliau tidak pernah mengatakan dan melakukan hal tersebut.
Karena beliau menyadari terhadap sabda Nabi yg intinya: Yang
namanya "mujtahid" di bidang apa pun itu bisa benar dan bisa salah.
Kalau benar dapat dua pahala, dan kalau salah dapat satu pahala.
Kedua kemungkinan ini amat disadari oleh Imam Bukhori dan para
mujtahid manapun. Sehingga mereka, termasuk Imam Bukhori selalu
berdoa dalam keheningan malam dengan doa "Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau menghukum kami jika kami lupa atau melakukan
kesalahan ... (surat 3 ayat 286)."
CATATAN AKHIR SURAT 6, 298
AL-AN`AAM

Jika demikian halnya, kenapa masih saja ada kelompok-kelompok dari


kaum Muslimin yang menganggap hasil ijtihad imam Bukhori dan para
mujtahid itu mutlak sahih dan benar? Di samping itu, belum tentu
semua hadis yang ada dalam kitab-kitab para mujtahid hadis itu tulisan
mereka, begitu juga yang ada dalam kitab-kitab para Imam Mazhab.
Karena kepentingan tertentu, bisa saja hal itu dimasukkan oleh or-
ang-orang tertentu dalam cetak atau penerbitan ulang. Pada waktu
itu sampai beberapa abad kemudian, dalam penerbitan ulang masih
dilakukan dengan tulisan tangan, ditambah lagi sengketa politik dan
perebutan kekuasaan sering terjadi dalam tubuh kaum Muslimin.
Sehingga Nabi 1400 tahun lebih yang lalu pernah bersabda dalam
hadis Mutawatir Lafdhi, " Siapa saja yang dengan sengaja mengada-
adakan dusta atas namaku, maka bersiap-siaplah menempati tempat
duduk dari api neraka alias hidup sengsara (man kazdzdaba `alaiyya
muta`ammidan fal-yatabawwa' maq`adahu minannaar). Jadi banyak
sekali hadis palsu/maudhu' yang diatasnamakan Nabi, padahal beliau
tidak pernah mengatakan, melakukan, dan menetapkan hal-hal seperti
yang ada dalam hadis-hadis palsu tersebut. Pengatasnamaan secara
dusta/mencatut nama seperti itu, sering terjadi dengan
mengatasnamakan para sahabat Nabi, para tabiin (generasi sesudah
sahabat), para Iman Mazhab, ataupun para Imam hadis itu sendiri,
dll.
Dan di zaman modern ini, banyak para ulama, para cendekiawan
Muslim membahas dan memperdebatkan panjang lebar tentang hadis,
padahal itu sebenarnya bukan hadis Nabi, memperdebat perkataan/
qoul para mujtahid atau qoul para imam mazdhab, padahal belum
tentu qoul yang diperdebatkan itu adalah perkataan mereka.
Jadi kesimpulannya "ayat-ayat yang memerintahkan 'taatilah Rasul-
Nya' itu bukan berarti harus mengikuti hadis yang ada di dalam
berbagai kitab hadis. Akan tetapi maksudnya: mengikuti akhlak atau
sunnah beliau dalam melaksanakan ketetapan dan perintah Alquran
yang beliau terima; apa pun ketetapan dan perintah Alquran, beliau
selalu ikuti dalam rangka memberikan contoh terbaik (uswatun
hasanah) dalam pelaksanaannya". Adapun alasannya sebagaimana
telah disebutkan di atas secara panjang lebar.

117. Dalam ayat 56 ini, dengan jelas ada larangan tidak boleh menghamba
kepada manusia sehebat apa pun, baik tokoh agama maupun
CATATAN AKHIR SURAT 6, 299
AL-AN`AAM

penguasa. Karena hal itu termasuk bentuk atau jenis kemusyrikan


dari kemusyrikan-kemusyrikan yang lain. Penjelasannya dapat dilihat
dalam Catatan Akhir Surat 4 nomor 73 di bagian kemusyrikan yang
ketiga dan dapat dilihat juda dalam Catatan Akhir Surat 2 nomor 34.

118. Kata "asy-syayaathiinu" diartikan dengan "orang-orang yang jahat",


penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 2 nomor 22.

119. Tentang makna salat, penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir


Surat 2 nomor 11.

120. Nabi Ibrahim berdakwah kepada kaumnya yang musyrik untuk dibawa
kepada “tauhid yang murni.” Dalam surat 6 ayat 74 ini sampai dengan
ayat 83 telah disebutkan secara global tentang bagaimana liku-liku
dan berbagai cara yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim untuk
menyadarkan kaumnya, termasuk keluarga dekat beliau sendiri dari
berbagai kekeliruan dan kesalahan yang ditimbulkan oleh kemusyrikan.
Yang pada waktu itu sudah mendarah-mendaging dalam masyarakat
Mesopotamia/Irak.
Pada waktu beliau menjalankan dakwah itu, beliau sudah mempunyai
keyakinan yang sempurna terhadap Allah dan beliau sudah
mengetahui dan memahami dengan sempurna, yakni dari A sampai Z
tentang seluk-beluk kemusyrikan kaumnya, karena memang beliau
dilahirkan di tengah-tengah masyarakat tersebut. Dalam ayat 76 s/d
ayat 78 ada kalimat-kalimat yang sering salah ditafsiri oleh sebagian
orang, sehingga mereka berkata, “Nabi Ibrahim di dalam
pengembaraan untuk mencari Tuhannya pernah jatuh dalam
kemusyrikan, pernah menyembah bintang, bulan, dan matahari.” Hal
ini dibantah dengan keras oleh wahyu Alquran, yakni oleh ayat 75
yang ada sebelumnya yang mengatakan bahwa, Nabi Ibrahim di dalam
menjalankan dakwahnya, beliau sudah sempurna keyakinannya
kepada Allah.” Padahal kalimat-kalimat dalam tiga ayat tersebut
maksudnya adalah “Nabi Ibrahim memperagakan keyakinan kaumnya
yang musyrik itu, ternyata setelah diperagakannya, keyakinan tersebut
adalah salah dan tidak terbukti, yakni bintang, bulan, dan matahari
itu bukanlah Tuhan, masing-masingnya itu tidak mempunyai kekuatan
untuk dapat menentukan nasib baik dan nasib buruk seseorang,
malahan masing-masingnya itu hanyalah ciptaan Tuhan yang
CATATAN AKHIR SURAT 6, 300
AL-AN`AAM

pergerakannya tunduk terhadap hukum sebab akibat yang ada


padanya.”
Jadi, kalimat: tatkala malam gelap gulita, Nabi Ibrahim melihat
bintang, lantas dia berkata kepada kaumnya, “ Inikah tuhanku?” Dan
tatkala Ibrahim melihat bulan, beliau berkata , "Inikah tuhanku?” Dan
tatkala Ibrahim melihat matahari, beliau berkata, " Inikah tuhanku,
dia ini yang paling besar? Kalimat-kalimat pertanyaan ini ditujukan
kepada kaumnya yang berkeyakinan bahwa semuanya bisa
menentukan nasib baik dan nasib buruk seseorang. Dan setelah
masing-masingnya itu tenggelam, maka dengan nada menyindir beliau
berkata kepada kaumnya, “Aku tidak akan mencintai kepada tuhan
yang dapat tenggelam. Kalau seandainya jauh-jauh hari aku tidak
ditunjuki oleh Allah, niscaya aku akan menjadi orang yang sesat
(seperti kalian). Wahai kaumku, aku berusaha dengan keras untuk
dapat membebaskan kamu dari berbagai kemusyrikan itu.” Dan
akhirnya setelah itu beliau menegaskan, “Sesungguhnya aku secara
terus-menerus menghadapkan perhatianku terhadap Allah Yang
Menyusun seluruh langit dan bumi, aku adalah orang yang sangat
setia kepada-Nya dan sama-sekali aku bukanlah orang yang musyrik.”
Jadi, perjalanan dakwah beliau yang cukup panjang, rumit, penuh liku-
liku, dan penuh tantangan itu, tujuan terakhirnya adalah hendak
membawa kaumnya yang musyrik kepada “tauhid yang murni”
sebagaimana yang telah dijelaskan tersebut.
Cara-cara dakwah Nabi Ibrahim tersebut yang penuh dengan sindiran
itu, yang lantas secara rasional dan faktual sanggup membuktikan
berbagai kesalahan dan kekeliruan yang ada pada kaumnya adalah
merupakan suatu “teladan dakwah yang indah/uswatun hasanah”
yang harus ditiru oleh kaum Muslimin di dalam hendah menyampaikan
dakwahnya kepada umat lain (surat 60 ayat 4). Untuk itu, maka para
juru dakwah Islam dituntut untuk mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan dan wawasannya dalam bidang-bidang tertentu sesuai
dengan profesinya masing-masing; tidak boleh seperti katak dalam
tempurung, sehingga mereka dapat mengetahui dengan sempurna
terhadap berbagai permasalahan, berikut berbagai kelemahan dan
kesalahan yang ada dalam berbagai sistem di luar Islam yang ada
selama ini, baik itu sistem Kapitalisme, Komunisme, Sekularisme,
Nasionalisme yang sempit, maupun sistem-sistem lainnya. Dan
setelah itu, baru mereka menyampaikan dakwah Islam kepada umat
CATATAN AKHIR SURAT 6, 301
AL-AN`AAM

lain dengan mengemukakan, bahwa berbagai sistem dalam Islam


adalah jauh lebih unggul dan lebih indah jika dibanding dengan sistem-
sistem lain di luar Islam, baik sistem ekonominya, sosial politiknya,
hukumnya, maupun sistem-sistem lainnya. Untuk dapat menjalankan
tugas dakwah tersebut secara efektif, maka para pakar Muslim sesuai
dengan bidangnya masing-masing, sekali lagi dituntut untuk dapat
mengembangkan ilmu dan wawasannya seluas mungkin, sehingga
dengan perantaraannya, mereka dapat mengetahui dengan sempurna,
yakni dari A sampai Z tentang permasalahan dari sistem-sistem di
luar Islam itu. Dan dengan berbagai sindiran mereka harus sanggup
menunjukkan secara rasional dan faktual terhadap berbagai
kelemahan dan kesalahannya di sana-sini, baik melalui berbagai semi-
nar, tulisan, maupun media-media lainnya. Dan setelah itu mereka
harus sanggup pula menunjukkan secara rasional dan faktual tentang
berbagai keunggulan dan keindahan dari sistem-sistem Islam yang
bersumber dari Allah Yang Maha Esa.
Jika cara-cara dakwah seperti ini tidak dilakukan, maka jangan diharap
dakwah kaum Muslimin akan bisa berhasil, jangan diharap sistem-
sistem di luar Islam dapat dikalahkan dan ditundukkan oleh sistem-
sistem Islam, jangan diharap umat di luar Islam dapat tertarik kepada
Islam, dan lain-lain. Walhasil, kalau kaum Muslimin ingin berhasil
dalam dakwahnya, maka mereka harus meniru terhadap “teladan
dakwah” yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim tersebut. Yang
dengan perantaraan mengikuti teladan dakwahnya, maka kaum
Muslimin di masa lalu memperoleh keberhasilan dan kejayaan, baik
kejayaan di Madinah, di Mekah, di Kufah, di Baghdad, di Mesir, di
Spanyol, di Turki, maupun di tempat-tempat lain. Sehingga pada masa-
masa kejayaan itu banyak negeri-negeri lain yang jatuh hati kepada
Islam dan akhirnya mereka dengan sukarela mau diatur dan dikuasai
oleh kaum Muslimin (Allahu Akbar wa lillahilhamd).

121. Frasa "nafsin waahidah" diterjemahkan dengan "satu jenis",


penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 4, nomor 72a.

122. Kata "sampai atau sehingga" adalah terjemahan dari kata Huruf "wa",
lihat kata Huruf "wa" di awal ayat 13 surat 26. Memang kata Huruf
"wa" itu punya arti banyak, di antaranya " dan, sedangkan, padahal,
demi, setelah itu, seterusnya, namun, sampai, sehingga, dll, yang
CATATAN AKHIR SURAT 6, 302
AL-AN`AAM

tentunya harus disesuaikan dengan susunan kalimat dan konteksnya.

123. Kata benda "yan`i" adalah kata pokok atau masdar dari fiil "yana`a -
yaina`u" yang artinya "menjadi masak". Dan dhomir atau kata ganti
"hii" sesudahnya adalah kembalinya kepada kata benda "tsamari"
yang artinya "buah".

124. Kata "bashoo'iru" diterjemahkan dengan “pendeteksi-pendeteksi,”


karena kata itu adalah kata Jamak/plural yang kata tunggalnya adalah
"bashiiroh" (surat 12 ayat 108), kata ini mengikuti wazan/timbangan
“Amtsilatul-Mubaalaghoh,” suatu bentuk kata yang mempunyai arti
“tetap, sangat, banyak, dll.”. Kata "bashoo'iru" tersebut berasal dari
fiil Madli "bashuro" yang menurut surat 20 ayat 96 dan kamus “Lisanul
‘Arob karangan Ibnu Mandhur” kata "bashuro bi" itu diartikan dengan
“memandang/melihat” atau dengan kata lain “mendeteksi.” Jadi, kata
"bashoiru" yang mengikuti wazan “Amtsilatul-Mubaalaghoh” itu
diartikan dengan “pendeteksi-pendeteksi”, yang kata imbuhan “pe”
di sini menunjukan kepada makna “tetap”. Dan yang di maksud dengan
kata "bashoo'iru" dalam ayat tersebut adalah sama dengan kata
"bashoo'iru" yang ada dalam surat 7 ayat 203, yang mana dalam ayat
ini disebutkan bahwa kata "bashoo'iru" itu adalah “wahyu Alquran
itu sendiri.” Dikatakan bahwa “wahyu Alquran” itu adalah sebagai
“pendeteksi-pendeteksi” maksudnya adalah “kalau kita mau menekuni
atau mentadabburi wahyu Alquran dengan niat yang tulus dan
kerendahan hati sehingga jiwa wahyu Alquran sudah mewarnai/
menshibghoh jiwa kita, maka kita akan memperoleh pengetahuan-
pengetahuan, yang dengan perantaraan pengetahuan-pengetahuan
yang berasal dari wahyu Alquran itu, kita akan dapat mendeteksi dan
memantau berbagai macam persoalan dengan setepat-tepatnya, mana
yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, sehingga kita akan dapat menyimpulkan dan menyelesaikan
berbagai persoalan tersebut dengan mudah (surat 65 ayat 4). Dan di
samping itu kita juga akan dapat memprediksi tentang “kemungkinan”
berbagai hal yang akan terjadi di masa-masa yang akan datang. Tetapi
sebaliknya kalau “jiwa wahyu Alquran” tidak mewarnai jiwa kita
karena memang kita kurang menekuninya dengan niat yang tulus,
maka kita akan dibingungkan oleh berbagai hal yang terjadi, sehingga
kita tidak bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk,
CATATAN AKHIR SURAT 6, 303
AL-AN`AAM

mana yang benar dan mana yang salah, dan akhirnya prediksi kita
terhadap “kemungkinan” berbagai hal yang terjadi di masa-masa yang
akan datang akan sering selip, meleset, dan tidak tepat.

125. Dalam surat 6 ayat 108 ini ada frasa "orang-orang yang/manusia yang
oleh pengkultusnya selalu mereka puja-puji selain Allah, baik yang
mereka puja-puji itu sebagai ulama, mujtahid, orang-orang suci, or-
ang-orang yang terhormat, para penguasa, maupun lainnya.
Penjelasannya dapat dilihat dalam Catatan Akhir Surat 4 nomor 73 di
bagian bentuk kemusyrikan yang ketiga, dan dapat dilihat juga dalam
Catatan Akhir Surat 2 nomor 34.

126. Dari kalimat sumpah yang mereka ucapkan dengan menggebu-gebu


itu menunjukkan bahwa “orang-orang yang melakukan tindakan
kemusyrikan itu sangat sulit sekali untuk dapat menerima tanda
kebenaran dari kekuasaan Allah”. Mereka akan selalu minta bukti-
buktinya secara lahiriah atau bersifat materi, yang mana bukti-bukti
tersebut hanya diukur menurut ukurannya sendiri. Padahal bukti-bukti/
tanda-tanda kebenaran kekuasaan itu adalah menurut ukuran Allah,
yakni menurut ukuran akal yang sehat dan hati yang jernih. Bahkan
dalam surat 35 ayat 42 ada disebutkan: orang-orang yang melakukan
tindakan kemusyrikan itu bersumpah dengan nama Allah dengan
sesungguh-sungguhnya, “Kalau seandainya seseorang juru peringat
datang di tengah-tengah mereka, pasti merekalah yang paling dahulu
mendapat petunjuk untuk dapat menerimanya.” Tetapi apakah benar
pernyataan sumpah mereka itu? Lalu dijawab oleh kalimat selanjutnya
dalam ayat itu yang menegaskan bahwa “apabila juru peringat atau
pembaharu itu benar-benar datang di tengah-tengah mereka, niscaya
mereka tidak akan dapat menerimanya, bahkan lari". Hal yang seperti
ini terjadi karena kesombongan mereka dan niat jahat yang ada dalam
hatinya, di samping itu mereka pun mengukur ilmu-ilmu yang
disampaikan oleh juru peringat itu dengan ukuran ilmu-ilmu yang sudah
umum, sudah mendarah mendaging yang mereka warisi secara turun
temurun yang ada di tengah-tengah masyarakat. Jika hal yang seperti
ini terjadi pada siapa pun, maka kebenaran sejelas apa pun yang
disampaikan oleh seseorang juru peringat atau pembaharu, pasti akan
selalu ditolaknya, dikatakan salah, dikatakan sesat, tidak umum, dan
lain-lain.
CATATAN AKHIR SURAT 6, 304
AL-AN`AAM

127a. Kata "al-kitaab" yang diterjemahkan dengan "ketetapan-Nya",


penjelasannya dapat dilihat di Catatan Akhir Surat 2 nomor 2.

127b. Dari ayat 114 ini, maka jelaslah bahwa kita harus benar-benar
menjadikan Allah sebagai “Satu-Satunya Hakim” atau dengan kata
lain kita harus menjadikan ketetapan wahyu Alquran sebagai “satu-
satunya hakim” yang dapat memutuskan dengan benar terhadap
permasalahan apa pun, karena ketetapan wahyu Alquran itu secara
terperinci telah diturunkan oleh Allah Yang Maha Mengetahui
segala persoalan yang dihadapi oleh manusia. Dan dalam surat 6
ayat 38 ditegaskan lagi bahwa “Allah tidak alpakan/tinggalkan satu
pun ketetapan di dalam Kitab-Nya (Alquran). Bahkan dalam surat
16 ayat 89 ditegaskan bahwa “wahyu Alquran itu sebagai
penjelasan terhadap permasalahan apa pun, sebagai petunjuk,
sebagai rahmat, dan sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang
mau berserah diri kepada Allah/muslimin.” Kenapa kita selama ini
tidak menjadikan wahyu Alquran sebagai satu-satunya hakim yang
dapat memutuskan permasalahan kita yang serba rumit itu? Bahkan
kita menjadikan kitab-kitab selain Alquran, termasuk kitab-kitab
hadis sebagai hakim terhadap permasalahan kita, akibatnya
kehidupan umat Islam benar-benar sempit dan terhimpit, terpecah
belah, dan terbelakang dalam banyak hal (surat 20 ayat 124, surat
6 ayat 153).
Sebenarnya, jika para pakar, terutama pakar Muslim sesuai dengan
bidangnya masing-masing mau menekuni dan menggali dengan
saksama apa-apa yang terkandung dalam perbendaharaan ilmu
Alquran, niscaya mereka akan menemukan terhadap apa saja yang
mereka cari yang berhubungan dengan bidangnya masing-masing.
Sehingga benar-benar pada waktu itu wahyu Alquran sebagai
petunjuk, sebagai penerang, dan sebagai kabar gembira bagi
mereka untuk dapat mengembangkan profesinya, baik dalam bidang
hukum pidana, perdata, bidang ekonomi, bidang sosial politik, sci-
ence-tech’nology, maupun lainnya. Dan akhirnya semuanya itu
adalah untuk manfaat manusia (surat 3 ayat 110).
Dan dalam surat 15 ayat 21 ditegaskan bahwa "perbendaharaan
segala sesuatu, termasuk perbendaharaan ilmu Alquran itu ada di
sisi Allah dan Dia tidak akan menurunkannya, kecuali dengan ukuran
tertentu sesuai dengan situasi dan kondisi perkembangan zaman.
CATATAN AKHIR SURAT 6, 305
AL-AN`AAM

Dan diturunkannya ilmu-ilmu yang ada dalam perbendaharaan


Alquran itu, tentunya melalui para pakar di bidangnya masing-
masing, yang mana mereka sudi menekuni dan menggalinya
dengan penuh ketekunan dan keikhlasan. Tanpa mana, ilmu-ilmu
yang bermanfaat yang terkandung dalam Alquran itu tidak mungkin
akan muncul kepermukaan. Yang hal ini tak ubahnya seperti
kandungan bumi yang tidak pernah diteliti dan digali, maka bumi
itu pun seperti tidak ada apa-apanya. Padahal kita sama-sama tahu
setelah diteliti, ditekuni, dan digali oleh para pakar sain dan
teknologi, maka bumi itu pun mengeluarkan berbagai jenis benda
yang dikandungnya yang ternyata bermanfaat banyak bagi
kemanusiaan. Begitu pula perbendaharaan ilmu Alquran, terutama
yang menyangkut masalah-masalah kejiwaan dan kerohanian
manusia, yang semuanya itu jika teliti dan digali dengan saksama
oleh para ulama, akan muncullah ke permukaan ilmu-ilmu yang
bermanfaat bagi kejiwaan dan keroanian manusia, sehingga
manusia, terutama kaum Muslimin dapat berakhlak mulia dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

128. Dosa lahiriah adalah suatu perbuatan dosa yang dapat dilihat,
diselidiki oleh orang lain, seperti tidak jujur, tidak amanah, korupsi,
memfitnah, menuduh tanpa bukti, mencaci maki, mengada-adakan
dusta atas nama Allah, memperjualbelikan ayat-ayat Tuhan ...dll.
Sedangkan dosa batiniah adalah suatu perbuatan dosa yang ada dalam
hati atau jiwa seseorang, seperti niat jahat,dengki, dendam, iri hati,
perasaan benar sendiri ... dll. Kedua perbuatan dosa ini saling
berkaitan satu sama lain. Dan keduanya ini sama-sama berdampak
buruk bagi pelakunya dan juga bagi orang lain, baik secara lahiriah
maupun batiniah.

129. Kalimat "Allah-lah yang paling mengetahui kepada siapa, risalah/


pesan-Nya akan diberikan". Dari kalimat ini, jelaslah bahwa “Allah-
lah Yang paling mengetahui kepada siapa, tugas untuk menyampaikan
pesan-Nya akan diberikan, begitu pula Dia yang paling mengetahui
di mana tempatnya dan kapan waktunya yang tepat”. Jadi semuanya
itu menurut pengetahuan dan ukuran Allah, bukan menurut ukuran
manusia. Adapun “risalah/pesan-Nya” yang dijanjikan akan diberikan
oleh Allah itu sifatnya “umum”, baik berbentuk ilmu-ilmu baru yang
CATATAN AKHIR SURAT 6, 306
AL-AN`AAM

berbentuk pesan-pesan moral yang bersumber dari perbendaharaan


ilmu Alquran maupun ilmu-ilmu baru yang berhubungan dengan
perkembangan ciptaan-Nya di alam semesta, seperti berbagai
penemuan baru dalam bidang apa saja yang bermanfaat bagi
kemanusiaan dan lain-lain. Karena memang Allah-lah yang akan
mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan kepada manusia yang
sebelumnya tidak diketahuinya (surat 96 ayat 5).

130. Tentang makna "kekal", penjelasannya ada di Catatan Akhir Surat 2


nomor 10.

131. Tantang kata kerja "ya`diluun" yang diterjemahkan dengan "mereka


tetap tegak/membandel", penjelasannya ada di Catatan nomor 108.

132. Tentang "musyrik", penjelasannya ada di Catatan Akhir Surat 4 nomor


73.

133. Kata "haniifan" diterjemahkan dengan "sangat setia" karena kata


tersebut mengikuti wazan "amtsilatul-mubaalghoh", yakni "suatu
wazan yang punya makna "sangat, tetap, maha, selalu, sering, dan
yang sejenisnya. Kata sifat yang berkedudukan sebagai "haal" itu
bukan sifat dari agama/millah, namun sifat dari Nabi Ibrahim.

134. Kata "lillah" dalam ayat 162 ini, diterjemahkan dengan “karena Al-
lah”, bukan dengan "untuk Allah", karena kalau diterjemahkan dengan
"untuk Allah", akan ada kesan, bahwa semua yang dikerjakan itu
“manfaatnya untuk Allah", karena memang Allah itu tidak butuh dan
tidak bergantung kepada ciptaan-Nya, bahkan ciptaan-Nya itulah yang
butuh dan bergantung kepada-Nya (surat 35 ayat 15, surat 47 ayat
38, surat 112 ayat 2, dan lain-lain). Dan istilah "karena Allah" itu
biasanya menjadi “ikhlas karena Allah”, sehingga apa pun yang kita
kerjakan harus ikhlas karena Allah, baik itu pekerjaan yang
berhubungan dengan Allah secara vertikal seperti salat, puasa, ibadah
haji, maupun yang berhubungan dengan sesama manusia dan
lingkungan.
Dan ucapan “karena Allah” atau “ikhlas karena Allah” ini sering kita
dengar diucapkan oleh seseorang di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karenanya, istilah ucapan itu harus ditempatkan secara proporsional
CATATAN AKHIR SURAT 6, 307
AL-AN`AAM

menurut ukuran wahyu Alquran, yakni harus berhubungan dengan


perbuatan dan tingkah laku yang sesuai dengan aturan-aturan Allah.
Seperti umpamanya kalau ada seseorang mengatakan, "karena Al-
lah” atau “ikhlas karena Allah” saya menjadi menteri, menjadi anggota
DPR, menjadi penegak hukum, menjadi pedagang, menjadi petani,
menjadi pegawai, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya, tetapi kalau pola
pikir, sikap mental, dan tingkah lakunya di dalam menjalankan
pekerjaan-pekerjaan tadi tidak dijalankan dengan baik, tidak amanah,
tidak jujur, mementingkan diri sendiri dan kelompoknya, dan banyak
melanggar aturan-aturan Allah, maka saat itu dia tidak pantas untuk
mengatakan "karena Allah atau ikhlas karena Allah".
Tetapi sebaliknya kalau seseorang dalam menjalankan pekerjaan-
pekerjaan dan tugas-tugasnya itu, mereka melakukannya dengan baik,
jujur, amanah, selalu hati-hati sehingga hak orang lain atau
masyarakat tidak ada yang terambil olehnya, mau menerima kritikan
dan nasihat, menepati janji, disiplin, selalu tabah dalam menghadapi
cobaan dan gigih dalam perjuangan, maka pada saat itu baru dia
pantas mengatakan “karena Allah atau ikhlas karena Allah".
Jadi, kesimpulannya bahwa perbuatan seseorang itu dilakukan “karena
Allah atau ikhlas karena Allah” adalah dapat dilihat dari berbagai
perbuatan dari yang bersangkutan itu sendiri. Kalau sesuai dengan
aturan Allah, maka bisa dikatakan “ikhlas karena Allah”. Namun kalau
tidak sesuai dengannya, banyak yang melanggar aturan-aturan Al-
lah, maka tidak bisa dikatakan seseorang itu “ikhlas karena Allah,”
apa pun jabatan dan kedudukan orang tersebut, baik dari kalangan
kelas atas maupun kelas bawah.
Jadi, menurut wahyu Alquran “orang yang ikhlas” itu bukan berarti
dia melakukan pekerjaan dengan tanpa mengharapkan imbalan dari
pekerjaannya itu.” Tetapi menurut Alquran malah sebaliknya, dia harus
diberi imbalan sesuai dengan kadar jasanya (surat 36 ayat 54, surat
37 ayat 39, surat 2 ayat 281, dan lain-lain). Kalau dia tidak diberikan
imbalan sesuai dengan kadar jasanya padahal dia sebagai orang kecil
yang sangat membutuhkan imbalan tersebut, maka berarti dia telah
dizalimi hak-haknya (surat 36 ayat 54). Oleh karena itu amat salahlah
doktrin atasan yang berkata kepada bawahannya, “Hendaklah kamu
ikhlas karena Allah bekerja di badan ini atau di badan itu, di kantor ini
atau di kantor itu, di masjid ini atau di masjid itu." Kalau istilah "ikhlas
karena Allah" di situ dimaksudkan dengan tidak mengharapkan
CATATAN AKHIR SURAT 6, 308
AL-AN`AAM

imbalan dari pekerjaannya, maka jangan diharap badan-badan


tersebut akan dapat berjalan dengan baik dan maju. Karena pada
waktu itu banyak pegawai-pegawai dari badan tersebut yang dizalimi/
tidak diberikan hak-haknya sesuai dengan kadar jasanya, sehingga
mereka tidak akan bisa bekerja dengan baik dan maksimal.
Dan kata “ikhlas” itu sendiri adalah bahasa Arab, namun sudah diserap
ke dalam bahasa Indonesia, yang kata itu berasal dari kata kerja
"akhlasho-yukhlishu" yang artinya “melakukan pekerjaan secara tulus
ikhlas.” Dan orang yang mengerjakan perbuatan itu disebut "mukhlish
atau mukhlis" yang kata pluralnya adalah "mukhlishiin atau mukhlisin".
309

Daftar Kitab dan Buku Bacaan

1. Kitab I‘roobul-Qur’aanil Kariim (10 Jilid), oleh Muhyiddin Addirwisy.


2. Kitab AT-Tibyaan Fii I‘roobil-Qur’aan (1 Jilid), oleh Abul-Baqoo’
Abdullah bin Husain Al-Akhbariy.
3. Kitab Alfiyah (Kitab Nahwu-Sorof), oleh Jamaaluddiin Muhammad
bin Abdulloh bin Maalik.
4. Kitab Syarh Alfiyah, oleh Al-‘Allaamah Ibnu Aqiil.
5. Kitab Tamriinuth-thullaab, I‘roobul-Alfiyah, oleh Al-‘Allaamah Khoolid
bin Abdulloh Al-Azhari.
6. Kitab Qomus Alfaadzil-Qur’aanil Kariim, oleh DR. Abdulloh ‘Abbas
AN-Nadawi.
7. Kitab Qomus Lisaanul-‘Arob Al-Muhiith (7 jilid), oleh Al-’Allaamah
Ibnu Mandzuur.
8. Kitab Qomus Al-Munjid.
9. Kitab Qomus Al-Munawwir, oleh Ahmad Warson Munawwir.
10. Kitab Qomus Al-Mu‘jamul-Mufahrosu Li Alfaadzil-Qur‘aanil Kariim,
oleh Muhammad Fuad Abdul-Baaqi.
11. Kitab Qomus Al-‘Ashriy/Kontemporer oleh Ataabik Ali, Ahmad
Zudi Muhdlor.
12. Kitab Tashriif (3 jilid): Hasan bin Ahmad.
13. Kitab Tafsir Jalaalain, oleh Al-‘Allaamah Jalaaluddiin
Muhammad bin Ahmad Al-Mahalliy waa Jalaaluddin
Abdurrohmaan Abi Bakr AS-Suyuuthiy.
14. Kitab Tafsiirul-Qur’aanil-‘Adziim, oleh ‘Imaaduddin, Abul-Fidaa
bin Umar bin Katsiir Al-Bashriy AD-Damasyqiy.
15. Kitab Tafsir Al-Maroghiy, oleh Muhammad bin Musthofa bin
Muhammad bin Abdul-Mun‘im Al-Maroghiy.
16. Kitab Tafsir Adlwaa’ul-Bayaan, Tafsiirul -Qur’aan bil Qur’aan,
oleh Muhammad Al-Amiin bin Muhammad Al-Mukhtaar
Asysyangqiithiy.
17. Kitab Tafsir Al-Kasysyaf, oleh Mahmud bin Umar AZ-
Zamakhsyariy.
18. Kitab Tafsir Miratul-Anwaar wa Misykaatul-Asroor, oleh Abdul
Latif Al-Kazaroniy.
19. Kitab Tafsir Al-Qur’aanil-Hakiim/Tafsir Al-Manaar, oleh
Muhammad Rasyiid Ridlo.
20. Kitab Tafsir Fii Dzilaalil-Qur’aan: Al-’Allaamah Sayyid Quthub.
310

21. Kitab Tafsir ATh-Thobariy, oleh Muhammad bin Jariir bin Yaziid
ATh-Thobariy.
22. Kitab Tafsir Al-Qur’an dan Terjemahan (cetakan Saudi Arabia),
oleh Departemen Agama/Kemenag Republik Indonesia.
23. Kitab Terjemahan Bahasa Indonesia dari Kitab The Holy Qur’an,
text, Translation and commentary: Abdullah Yusuf Ali.
24. Kitab Tafsir Al Furqon: A. Hasan, Persis
25. Kitab Tafsir Al-Qur’an, oleh Mahmud Yunus.
26. Kitab Tafsir Al-Azhar, oleh DR. Hamka.
27. Kitab Terjemah Al-Qur’an Al-Ibriiz (bahasa Jawa): Kiai Bisyri
Mustofa, Rembang.
28. Kitab Tarjamah Alfaadzil-Qur’an ‘Inaayah, oleh YAA-SALAM,
Jakarta.
29. Kitab Terjemah Al-Qur’an, oleh Nazwar Syamsu.
30. Kitab Bacaan Mulia: HB. Yasin.
31. Kitab Tafsir Al-Qur’an Jarwo-Jarwi (bahasa Jawa), oleh
Joyosugito.
32. Kitab Terjemahan dan Tafsir Singkat Ahmadiyah Qadiani
Terjemahan dari The Holy Qur’an with English Translation and
Commentary, oleh Yayasan Wisma Damai.
33. Kitab Terjemahan dan Tafsir Ahmadiyah Lahore, Terjemahan
dari The Holy Qur’annya Muhammad Ali.
34. Kitab Qur’an The Final Testament: Rashad Khalifa, Ph.D.
35. Kitab Al-Mu‘jamul-Mufahrosu li Alfaadzil-Hadiitsin-nabawiy, DR.
Weinsick (Dosen Bahasa Arab di Jami‘ah, Leiden, Belanda).
36. Kitab Shohih Bukhari, oleh Imam Bukhari.
37. Kitab Shohih Muslim, oleh Imam Muslim.
38. Kitab Musnad Ahmad, oleh Imam Ahmad bin Hambal.
39. Kitab Sunan Tirmidzi, oleh Imam Tirmidzi.
40. Kitab Sunan Nasai, oleh Imam Nasai.
41. Kitab Sunan Ibnu Majah, oleh Imam Ibnu Majah.
42. Kitab Al-Umm, oleh Imam Syafi‘i.
43. Kitab Silsilah Al-Ahaadiitsish-shohiihah, oleh Muhammad
Naasiruddin Al-Albaaniy.
44. Kitab Silsilah Al-Ahaadiitsidl-dlo‘iifah wal-Maudluu‘ah (4 jilid),
oleh Muhammad Naasiruddin Al-Albaaniy.
311

45. Kitab Ta’ammulaat Fish-shohiihain, oleh Muhammad Shodiq


Najmi.
46. Kitab Tariikhul-Umaam Wal-Muluuk: Ibnu Jarir Ath-thobariy.
47. Kitab Daa’irotul-Ma‘aarif Al-Qorn Al-‘Isyriin, oleh Prof. DR. Farid
Wajdi.
48. Kitab Majmuu’ Fataawaa, oleh Syaikhul Islam, Ibnu Taimiah.
49. Kitab Al-Itqoon Fii ‘Uluumil-Qur’aan, oleh Jalaaluddin
Abdurrohmaan Abu Bakr AS-Suyuuthiy.
50. Kitab Ushuul fit-tafsiir, oleh Muhammad bin Sholeh Al-‘Utsaimin.
51. Kitab Ma‘rifat Sya’nil-Qur’aanil-Kariim, oleh Muhammad Abul-
Basyiir Rofii‘uddiin.
52. Kitab Aqiidah Ahlis-sunnah wal-Jama‘ah, oleh Muhammad bin
Sholeh Al-‘Utsaimin.
53. Kitab Aqooidul-Imaamiyyah, oleh Syeikh Muhammad Ridlo Al-
Mudzfar.
54. Kitab Al-Qoulush-shoriih Fi Dzuhuuril-Mahdiyyi wal-Masiih, oleh
Ustaz Nadzir Ahmad Mubasysyir As-siyalkuutiy.
55. Kitab Mabadii’ Awwaliyyah, oleh Abdul Hamiid Hakiim.
56. Kitab Miftaahul-Jannah fil-Ihtijaaji bis-sunnah, oleh Al Haafidz
Jalaaludiin AS-Suyuuthiy.
57. Kitab Kasyfusy-syubhaat, oleh Syaikhul-Islam Muhammad bin
Abdul-Wahhaab.
58. Kitab As-sunnah An-nabawiyyah Al-muthohharoh, oleh Syeikh
Muhammad Ali ASh-Shoobuuniy.
59. Kitab Alqoodiyaaniyyah Diroosaat wa Tahliil, oleh Ustaz Ihsaan
Ilaahiy Dhohiir.
60. Kitab Tadzkiroh, Kumpulan wahyu muqoddas, oleh Mirza
Ghulam Ahmad.
61. Kitab Al-Ad‘iyyah Wal-Adzkaar Al-waaridah fish-shohiihain, oleh
Muhammad Abul Basyiir Rofii‘uddiin.
62. Kitab Syarhu Tsalaatsatil-ushuul, oleh Muhammad bin Sholeh Al
‘Utsaimin.
63. Kitab Al-Mustaqbaal Lil-Islaam, oleh DR. Ahmad Ali Al-Imaam.
64. Kitab Mafaahimu Yajib An Tushohhah, oleh Baghdad Sayyidi
Muhammad Amin.
65. Kitab Ahlul-Bait Maqoomuhum Manhajuhum wa Masaaruhum,
oleh Muassasah Al-Balaagh lil-Jumhuuriyyah fii Iroon.
312

66. Kitab Mushtholahul-Hadits, oleh Ustadz A. Qadir Hasan, Bangil.


67. Kitab Kitaabut-tauhiid, oleh Syaikh Muhammad AT-Tamimiy.
68. Kitab Ushuulul Fiqhi: Ustaz A. Qadir Hasan, Bangil.
69. Kitab Tadzkirotul-Auliyaa’, oleh Syaikh Fariiduddiin ‘Athoor.
70. Kitab Soal Jawab (4 jilid), oleh Ustaz A. Hasan, Persis.
71. Kitab Silsilah Ad-duruus Ad-diiniyyah fil-‘aqoo’idil-islaamiyyah,
oleh Ustadz Nashiir Makaarim Asy-syairoziy.
72. Kitab Membentuk Jama‘atul-Muslimiin, oleh Ustadz Husein bin
Muhsin bin Ali Jabir MA.
73. Kitab Himpunan Keputusan dan Fatwa Majlis Ulama Indonesia
(MUI), oleh Tim MUI.
74. Kitab Asbabunnuzul, oleh KH. Qamaruddin Shaleh, HAA Dahlan,
dan Prof. DR. MD. Dahlan.
75. Buku Dialog Agama dan Kebangsaan, oleh Ahmad Syafi‘iI
Mufid.
76. Buku Berhati-Hati Membuat Tuduhan, oleh Ustadz Ashaari
Muhammad.
77. Buku Presiden Soeharto Ikut Jadwal Allah, oleh Ustadzah
Khadijah ‘Aam (Isteri Ustaz Ashaari Muhammad).
78. Buku Iman dan Persoalannya, oleh Ustadz Ashaari Muhammad.
79. Kitab Ikhtishor Mushtholahul-Hadits, oleh Drs. Fatchur Rahman.
80. Buku Pengantar Ulumul-Qur’an, oleh Drs. Masjfuk Zuhdi.
81. Buku Tawassul, oleh Muhammad Naashiruddiin Al-Albaniy.
82. Buku Waspada terhadap Bid‘ah, oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz.
83. Buku Nabi saw. Bermuka Manis tidak Bermuka Masam, oleh
Ustadz Husain Al-Habsyi.
84. Buku Perkenankanlah Aku Menjelaskan Sebuah Takdir, oleh Lia
Aminuddin.
85. Buku Sorotan Atas Terjemahan Qur’an H.B. Yasin, oleh KH.
Siradjuddin Abbas.
86. Kitab Al-Ahmadiyyah ‘Aqoo’id wa Ahdaats, oleh Hasan bin
Mahmud Audah.
87. Kitab Al-ushuul Ats-tsalaatsah wa Adillatuhaa, oleh Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab.
88. Kitab AlKitab, oleh Lembaga AlKitab, Indonesia.
89. Buku Ensiklopedi Islam Indonesia (1 jilid), oleh Tim IAIN Syarif
Hidayatullah.
313

90. Buku Ensiklopedi Islam Indonesia (8 jilid), oleh Tim Pengarang.


91. Kitab Ensiklopedi Indonesia Edisi Khusus (8 jilid), diterbitkan
oleh P.T. Ikhtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta.
92. Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia, oleh Tim Penyusun
Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
93. Buku Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, oleh
Prof. Drs. S. Wojowasito dan Drs. Tito Wasito W.
94. Buku Kamus Arab - Indonesia, oleh Ahmad Warson Munawwir
95. Buku Di Bawah Bendera Revolusi, oleh Ir. Sukarno.
96. Kitab SUTTA-NIPATA, Kitab Suci Agama Buddha,
diterjemahkan dari bahasa Pali oleh H. Saddatissa.
97. Kitab Panduan TIPITAKA, Kitab Suci Agama Buddha, disusun
oleh U KO LAY, Mantan Vice-Chancellor Mandalay University.
98. Buku KAMUS BAHASA PALI (Bahasa Pali, Inggris, Indonesia),
oleh Gimin Edi Susanto, BA (Hons).
99. Buku Melihat Kehidupan ke Dalam, oleh Bhikkhu Sri
Pannyavaro.
100. Buku Khotbah Tentang SALLEKHA SUTTA, oleh MAHASI
SAYADAW.
101. Buku PARITTA SUCI, diterbitkan oleh Yayasan Sangha
Theravada Indonesia.
102. Buku SELINTAS TENTANG SULAWESI Dan AGAMA
BUDDHA, oleh Bhikkhu Dhammasubho.
103. Buku Bersahabat dengan Kehidupan, oleh Bhikkhu Sri
Pannyavaro.
104. Buku PUSTAKA DHAMMAPADA PALI-INDONESIA,
diterbitkan oleh Sangha Theravada Indonesia.
105. Dll.
315

Di Antara Buku-Buku Penulis


Yang Telah Terbit
316
317

TERBIT TAHUN 2006


318

IDEM
319

TERBIT TAHUN 2006


320

IDEM
321

TERBIT TAHUN 2008


322

TERBIT TAHUN 2009


323

TERBIT TAHUN 2015


324

TERBIT TAHUN 2019


325

Anda mungkin juga menyukai