Jurnal HPI Vol 23 No 2 - Oktober 2010 PDF
Jurnal HPI Vol 23 No 2 - Oktober 2010 PDF
245/AKRED-LIPI/P2MB/2010
Jurnal HPI Vol. 23 No. 2 Hal. 47 - 88 Banda Aceh, Oktober 2010 ISSN : 0215-4609
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh
KETUA REDAKSI
DR. Ir. Yunardi, MASc
ANGGOTA REDAKSI
DR. Ir. Marlina, M.Si
DR. Mahidin, ST. MT
DR. M. Dani Supardan, ST. MT
Fitriana Djafar, S.Si, MT
REDAKSI PELAKSANA
Mahlinda, ST
SEKRETARIAT
Fauzi Redha, ST
Alamat Penerbit:
BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH
Jl. Cut Nyak Dhien No. 377, Lamteumen Timur, Banda Aceh 23236
Telp. (0651) 49714 ; Fax. (0651) 49556
E-Mail : hpi_brsbna@yahoo.com
PENGANTAR REDAKSI
Redaksi mengucapkan puji syukur kepada Tuhan YME dengan terbitnya Jurnal HPI
(Hasil Penelitian Industri), Volume 23 No. 2 Tahun 2010 untuk pembaca. Kami juga
menyampaikan berita gembira kepada pembaca sekalian bahwa Jurnal HPI telah ditetapkan
sebagai Majalah Ilmiah dengan Akreditasi “B” dari LIPI pada tanggal 06 Mei 2010.
Pada terbitan kali ini dan seterusnya Jurnal HPI menggalami perubahan tampilan dari
terbitan sebelumnya, khususnya pada halaman sampul, pedoman penulisan naskah dan perbaikan-
perbaikan lainnya sesuai dengan aturan dan arahan dari P2MBI (Panitia Penilai Majalah Berkala
Ilmiah) LIPI.
Jurnal HPI kali ini menyajikan 5 (lima) judul tulisan yang mencakup 1 artikel
membahas tentang perancangan alat, dan 4 artikel membahas tentang teknologi proses.
Harapan kami, tulisan-tulisan ilmiah yang disajikan akan memberikan tambahan
pengetahuan kepada pembaca semua. Selain itu, kami juga mengundang para pembaca
mengirimkan tulisan ilmiah untuk terbitan selanjutnya. Redaksi juga mengharapkan kritikan dan
saran dari pembaca dalam rangka meningkatkan kualitas jurnal ini.
Selamat Membaca
Redaksi
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ukuran partikel bahan, perbandingan pelarut dan
umpan (SF rasio) dan waktu proses, terhadap rendemen minyak jahe yang dihasilkan dari proses
hidrodistilasi. Setiap variabel proses terdiri dari 4 (empat) taraf perlakuan yakni waktu proses terdiri dari
2, 4, 5 dan 6 jam; ukuran partikel terdiri dari 16, 32, 40 dan 60 mesh; SF rasio terdiri dari 8:1, 10:1, 12:1
dan 14:1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas minyak jahe yang dihasilkan
dipengaruhi oleh variabel-variabel proses tersebut. Hasil analisa kromatografi gas menunjukkan lima
komponen terbesar yang terkandung dalam minyak jahe hasil dari proses hidrodistilasi yaitu: ar-
Curcumene (19,72%), Zingiberene (14,13%), β-Sesquiphellandrene (13,49%), Farnesene (10,65%), dan
Germacrene D (4,03%). Rendemen minyak jahe yang diperoleh dari kondisi optimum (ukuran partikel 32
mesh, SF rasio 12:1 dan waktu proses 5 jam) yaitu sebesar 2,97%.
Harry P. Limbong
Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan
Jl. Sisingamangaraja 24, Medan
Salah satu permasalahan yang dihadapi petani buah adalah sekitar 20-30 % hasil panen buah-buahan
banyak yang busuk atau tidak layak konsumsi yang disebabkan oleh tidak tepatnya proses pengemasan
pada proses pengangkutan. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang desain dan pembuatan prototipe
kemasan buah untuk transportasi. Penelitian ini dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan.
Penelitian ini diawali dengan menganalisa ukuran dari buah-buahan khususnya buah jeruk untuk
menentukan desain dari prototipe peralatan proses. Hasil dari penelitian menunjukkan, bentuk yang cocok
dari kemasan buah adalah bentuk cekung dengan dimensi dari desain kemasan adalah diameter lubang dari
cetakan aluminium 55 hingga 60 mm, panjang 485 mm, lebar 325 mm dan ketebalan 30 mm dengan
jumlah cekukan lubang sebanyak 20 buah. Hasil penelitian untuk kondisi kemasan buah menunjukkan,
diameter lubang kemasan 48,75 mm, berat 229,25 gram, ketebalan 2,36 mm, tinggi 18,37 mm dan jumlah
lubang 18,5 buah.
Salah satu membran alami yang dikembangkan saat ini adalah membran khitosan, namun membran
khitosan yang dihasilkan masih belum sempurna, apalagi untuk dapat diterapkan secara praktis karena
membran yang dihasilkan mempunyai daya tahan yang rendah terhadap tekanan. Untuk mendapatkan
hasil yang memuaskan terhadap pengolahan air diperlukan membran dengan kinerja tinggi dan spesifik
terhadap pengurangan kadar padatan tersuspensi dalam air. Penelitian ini telah dilakukan untuk
mengetahui kinerja membran terhadap pengaruh penambahan formamida dengan metode inversi fasa
terhadap padatan tersuspensi dalam air sumur dengan metode ultrafiltrasi untuk mendapatkan air yang
memenuhi syarat-syarat air minum. Konsentrasi polimer khitosan yang digunakan adalah 5%, konsentrasi
formamida sebagai bahan pembentukan pori membran divariasikan sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%,
serta pelarut yang digunakan adalah asam asetat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fluks terbesar yang
diperoleh pada membran dengan konsentrasi formamida 10%, membran ini memiliki fluks pada
pengolahan air sumur sebesar 0,494 ml/det.m2 dan nilai rejeksi 96,71%. Membran ini dapat menurunkan
padatan tersuspensi dan kekeruhan sehingga air sumur yang diolah layak digunakan sebagai air minum.
Kata kunci: fluks, formamida, khitosan, membran ultrafiltrasi, padatan tersuspensi
Kayu poplar merupakan sumber daya yang unik yang bermanfaat untuk bahan bakar organik yang aman
bagi lingkungan. Studi ini menyelidiki perlakuan awal yang terlibat dalam proses biokonversinya.
Perlakuan awal dilakukan guna menghasilkan yield yang tinggi untuk perdagangan dengan cara mengubah
karakteristik kunci biomassa tersebut secara metodik sehingga sesuai dengan hidrolisis enzimatik. Studi
ini menilai perubahan komposisi yang disebabkan oleh perlakuan awal kayu poplar dengan menggunakan
kapur dalam jangka panjang dan pengaruhnya pada yield glukan dan xylan. Yield perlakuan awal lignin
yang dihasilkan adalah 29 g lignin sisa/100 g lignin dalam biomassa baku, dan selesai selama 12 minggu
perlakuan awal dengan kapur pada 65oC dalam kondisi oksidatif. Yield perlakuan awal glukan dan xylan
adalah 67 g glukan yang direkoveri/100 g glukan dalam biomassa dan 54,3 g xylan yang direkoveri/100 g
xylan dalam biomassa baku. Karena ada studi sebelumnya mengenai perlakuan awal corn stover dengan
menggunakan kapur dalam jangka panjang, maka data dalam kerja ini memberikan pengaruh penggunaan
lignoselulosa kayu sebagai substrat. Dari perbandingan tersebut, tampak bahwa untuk kayu poplar yang
diolah secara oksidatif pada 65oC selama 12 minggu, lignin yang terpisah lebih sedikit dan karbohidrat
yang terlarut lebih banyak; tetapi, yield glukan hampir sama dan yield xylan lebih tinggi daripada yang
dilaporkan oleh Kim untuk corn stover. Yield glukan yang lebih rendah yang dihasilkan dari poplar wood
tersebut disebabkan oleh yield perlakuan awal glukan yang lebih rendah. Neraca massanya penting untuk
disempurnakan yang meliputi analisis tentang cairan dari perlakuan awal untuk menentukan apakah
glukan terlarut tersebut telah terdegradasi.
Kata Kunci: hidrolisis, kapur, kayu poplar, xylan, yield glucan
Yuliani Aisyah
Jurusan THP, Fakultas Pertanian - Universitas Syiah Kuala
Telah dilakukan penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi sifat fisiko-kimia komponen penyusun
minyak nilam. Analisis komposisi kimia penyusun minyak nilam dilakukan menggunakan kromatografi
gas spectra spektrofotometri. Sifat fisiko-kimia dihitung menggunakan metoda molecular mechanics pada
program Hyperchem, meliputi diameter efektif, hidrofobisitas, momen dwikutub dan polarisabilitas. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa patchouli alkohol mempunyai nilai hidrofobisitas lebih rendah dan
mempunyai nilai momen dwikutub lebih tinggi dibandingkan dengan komponen penyusun minyak nilam
yang lain. Perbedaan hidrofobisitas tersebut diduga dapat digunakan sebagai dasar mekanisme pemisahan
untuk meningkatkan kadar patchouli alkohol di dalam minyak nilam.
Kata kunci: hidrofobisitas, minyak nilam, momen dwikutub, program Hyperchem, sifat fisiko-kimia.
This research aims to study the influence of particle size, solvent to feed ratio (SF ratio) and time of
process to yield in hydrodistillation of ginger oil. Each process variable consists of four treatment
standards that is process time consist of 2, 4, 5 and 6 hour; particle size consists of 16,32,40 and 60 mesh;
SF ratio consists of 8: 1, 10: 1, 12: 1 and 14: 1. The result showed that quality and quantity of ginger oil
that produced has influenced by variable process. The GCMS analysis shows five biggest components that
implieds in ginger oil from process hidrodistilasi that is ar-curcumene (19,72%, zingiberene (14,13%
sesquiphellandrene (13,49%, farnesene (10,65% and germacrene d (4,03%). The yield of ginger oil that
got from optimum condition (particle size 32 mesh, SF ratio 12: 1 and process time 5 hours) that is as big
as 2,97%.
One of the problems faced by producers of harvest fruit about 20-30% of total production was
inappropriate consumption caused by improper containers to keep fruit in good condition and fresh during
transportation process. Reason this, have been done research about design and making fruit packaging
prototype for transportation. This research was conducted in Medan Research and Standardization
Industrial Institute. This research began with analyze the size of the fruit, especially oranges fruit to
determine design of prototype processing machine. Result of research show, the compatible form of
packaging is a flute shape with dimensions of packaging design is: hole diameter of aluminum mold 55 to
60 mm, length 485 mm, width 325 mm and thickness 30 mm, number of holes (flute) 20 pieces. The result
of research for packaging fruit condition show, diameter of the hole packaged 48,75 mm, weight 229,25 g,
thickness 2,36 mm, high 18,37 mm and number of holes 18,5 pieces.
One of the original membrane that develop in the year is chitosan membrane, but this membrane still not
good, the other hand membrane like this can not be used by practis, because this membrane will be
damage by presure. To get the good results for water treatment is need membrane that have good
performance and specific to decrease suspended solid. This research has done to know performance of the
membrane for effect of addition formamida concentration with infersion phase method, and can remove
suspended solid in well water with ultrafiltration method to get the water that have standard dringking
water. Chitosan polymer concentration was used 5%, formamida concentration was used in variation of
research were 0%, 2,5%, 5%, 7,5% and 10%, and the acetic acid as a solvent. The result shown that fluxs
increase at formamide concentration 10%, it is have fluks as 0,494 ml/det.m2 and rejection 96,71%. This
membrane can reduce suspended solid dan turbidity so that the good water can use as drinking water.
Keywords: chitosan, fluxs, formamide, suspended solid, ultrafiltration membrane
Poplar wood provides a unique and sustainable resource for environmentally safe organic fuels and
chemicals. This study investigated the pretreatment step involved in bioconversion processes.
Pretreatment is conducted to realize high yields vital to commercial success. The purpose of the
pretreatment is to methodically change key features of the biomass to favor enzymatic hydrolysis. This
work assesses the compositional changes due to oxidative and non-oxidative longterm lime pretreatment
of poplar wood and their effect on the yield of glucan and xylan. The resulted pretreatment yield of lignin
was 29 g lignin remaining/100 g lignin in raw biomass, and was accomplished for 12-week lime
pretreatment at 65ºC in oxidative conditions. The resulted pretreatment yields of glucan and xylan were 67
g glucan recovered/100 g glucan in raw biomass and 54,3 g xylan recovered/100 g xylan in raw biomass
respectively. Because there is a previous study of long-term lime pretreatment of corn stover, the data in
this work show the effect of using woody lignocellulose as substrate. From the comparison, resulted that
in the case of poplar wood oxidatively pretreated at 65oC for 12 weeks, less lignin was removed and more
carbohydrates were solubilized; however, glucan yield was almost equal and xylan yield was higher than
the reported by Kim for corn stover. The lower yield of glucan resulted from poplar wood because of the
lower pretreatment yield of glucan. It is important to complete the mass balances including an analysis on
the pretreatment liquor to determine if the solubilized glucan was degraded.
Keywords: glucan yield, hydrolisis, lime, poplar wood, xylan
ABSTRACT
This study was carried out in order to identify physico-chemical properties of patchouli oil components.
Analysis chemical composition of patchouli oil was carried out using gas chromatography mass
spectrophotometry. The physico-chemical properties were calculated by molecular mechanics methods in
hyperchem programme. The physico-chemical properties namely effective diameter, hydrophobicity,
dipole moment and polarisability. It was found that patchouli alcohol has lower hydrophobicity and higher
dipole moment values than other components. The difference of hydrophobicity of patchouli alcohol and
other components were considered as mechanism to increase patchouli alcohol content in patchouli oil.
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ukuran partikel bahan,
perbandingan pelarut dan umpan (SF rasio) dan waktu proses, terhadap rendemen minyak jahe
yang dihasilkan dari proses hidrodistilasi. Setiap variabel proses terdiri dari 4 (empat) taraf
perlakuan yakni waktu proses terdiri dari 2, 4, 5 dan 6 jam; ukuran partikel terdiri dari 16, 32,
40 dan 60 mesh; SF rasio terdiri dari 8:1, 10:1, 12:1 dan 14:1. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas dan kuantitas minyak jahe yang dihasilkan dipengaruhi oleh variabel-variabel
proses tersebut. Hasil analisa kromatografi gas menunjukkan lima komponen terbesar yang
terkandung dalam minyak jahe hasil dari proses hidrodistilasi yaitu: ar-Curcumene (19,72%),
Zingiberene (14,13%), β-Sesquiphellandrene (13,49%), Farnesene (10,65%), dan Germacrene D
(4,03%). Rendemen minyak jahe yang diperoleh dari kondisi optimum (ukuran partikel 32 mesh,
SF rasio 12:1 dan waktu proses 5 jam) yaitu sebesar 2,97%.
Kata kunci: hidrodistilasi, minyak jahe, rasio, ukuran partikel
ABSTRACT. This research aims to study the influence of particle size, solvent to feed ratio (SF
ratio) and time of process to yield in hydrodistillation of ginger oil. Each process variable
consists of four treatment standards that is process time consist of 2, 4, 5 and 6 hour; particle size
consists of 16,32,40 and 60 mesh; SF ratio consists of 8:1, 10:1, 12:1 and 14:1. The result
showed that quality and quantity of ginger oil that produced has influenced by variable process.
The GCMS analysis shows five biggest components that implieds in ginger oil from process
hidrodistilasi that is ar-Curcumene (19,72%), Zingiberene (14,13%), Sesquiphellandrene
(13,49%), Farnesene (10,65%) and Germacrene D (4,03%). The yield of ginger oil that got from
optimum condition (particle size 32 mesh, SF ratio 12:1 and process time 5 hours) that is as big
as 2,97%.
Keywords: ginger oil, hydrodistilation, particle size, ratio
2,00
minyak jahe yang diproses dengan
hidrodistilasi sistem kohobasi. Nursiani (2002)
1,50
SF rasio 8:1
1,00 SF rasio 10:1
menjelaskan hal yang sama pada saat
SF rasio 12:1
0,50
SF rasio 14:1 melakukan percobaan ekstraksi oleoresin jahe
0,00
8 16 24 32 40 48 56 64
menggunakan pelarut etanol dan etil asetat.
Ukuran partikel (mesh) Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada
proses hidrodistilasi penggunaan ukuran
Gambar 3. Pengaruh ukuran partikel terhadap partikel yang besar dan terlalu halus tidak
rendemen minyak jahe proses efektif dalam menghasilkan rendemen. Selain
hidrodistilasi pada waktu proses 5 jam itu, untuk memperoleh partikel bahan yang
lebih kecil akan membutuhkan tenaga dan
Variabel ukuran partikel yang digunakan biaya yang lebih besar (Ketaren dan Melinda,
pada penelitan ini memberikan pengaruh 1994).
cukup signifikan terhadap perolehan rendemen
Hasil Penelitian Industri 51 Volume 23, No. 2, Oktober 2010
3.3. Pengaruh Rasio terhadap Bahan dan mengalami kejenuhan maka tidak terjadi lagi
Umpan/SF Rasio proses difusi antara bahan dan pelarut. Dengan
demikian penambahan pelarut yang lebih
Pengaruh SF rasio terhadap rendemen banyak lagi tidak akan menambah daya
minyak jahe dapat diketahui dari hubungan ekstrak komponen minyak jahe pada proses
waktu proses terhadap rendemen minyak jahe hidrodistilasi tersebut. Hasil penelitian ini
proses hidrodistilasi pada berbagai SF rasio bersesuaian dengan hasil yang dilaporkan oleh
sebagaimana terlihat pada Gambar 4. Yonei dkk. (1995) dan Badalyan dkk. (1998)
SF rasio mempunyai pengaruh yang dimana rasio merupakan salah satu faktor
cukup signifikan terhadap rendemen minyak penting yang menentukan komposisi dari
jahe pada proses hidrodistilasi. Perolehan minyak jahe hasil ekstraksi.
rendemen pada berbagai SF rasio
menunjukkan kenaikan pada waktu proses 2 3.4. Pengaruh Waktu Proses
hingga 5 jam, namun setelah waktu proses
setelah 5 jam cenderung mengalami Pengaruh waktu proses terhadap
penurunan. Secara umum dapat disimpulkan rendemen minyak jahe proses hidrodistilasi
bahwa rendemen minyak yang diperoleh pada SF rasio 12:1 dapat dilihat pada Gambar
semakin meningkat seiring dengan semakin 5.
besar SF rasio. Namun, pada SF Rasio 14:1
rendemen minyak cenderung mengalami 3,5
penurunan, hal ini disebabkan karena pelarut
3
mempunyai keterbatasan dalam mengekstrak
komponen-komponen minyak jahe saat jumlah 2,5
Rendemen (%)
1,5
16 mesh
3,50 1 32 mesh
40 mesh
3,00 0,5 60 mesh
2,50 0
Rendemen (%)
1 2 3 4 5 6
2,00 Waktu proses (jam)
1,50
SF rasio 8:1
Gambar 5. Pengaruh waktu proses terhadap
1,00 SF rasio 10:1
rendemen minyak jahe proses
SF rasio 12:1
0,50
SF rasio 14:1
hidrodistilasi pada SF rasio 12:1
0,00
1 2 3 4 5 6
Waktu proses memberikan pengaruh
Waktu proses (jam)
yang signifikan terhadap peningkatan
rendemen minyak jahe yang dihasilkan dari
Gambar 4. Hubungan waktu proses terhadap
proses hidrodistilasi pada SF rasio 12:1
rendemen minyak jahe proses
hidrodistilasi pada berbagai SF rasio
sebagaimana terlihat pada Gambar 5.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa
Pertambahan jumlah pelarut dapat perolehan rendemen minyak jahe semakin
meningkatkan kemampuan pelarut dalam meningkat seiring dengan semakin lamanya
mengekstrak komponen-komponen minyak waktu proses. Rendemen minyak pada
jahe. Akan tetapi, dalam suatu proses berbagai ukuran partikel mengalami
hidrodistilasi bila pada harga SF rasio tertentu peningkatan yang cukup signifikan mulai
komponen-komponen tersebut sudah waktu proses 2 hingga 5 jam.
Nursiani, D. 2002. Ekstraksi Oleoresin Jahe Zancan, K.C., M.O.M. Marques, A.J. Petenate,
(Zingiber officinale Roscoe.), Jenis M.A.A. Meireless. 2002. Journal of
Jahe Kecil (Sunti) Menggunakan Supercritical Fluids. Extraction of
Etanol dan Etil Asetat. Jurusan Ginger Oleoresin with CO2 and Co-
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Solvents: A Study of The Antioxidant
Pertanian, Universitas Syiah Kuala. Action of The Extracts. 24. 57-76.
Banda Aceh.
Harry P. Limbong
Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan
Jl. Sisingamangaraja 24, Medan
ABSTRAK. Salah satu permasalahan yang dihadapi petani buah adalah sekitar 20-30 % hasil
panen buah-buahan banyak yang busuk atau tidak layak konsumsi yang disebabkan oleh tidak
tepatnya proses pengemasan pada proses pengangkutan. Oleh karena itu dilakukan penelitian
tentang desain dan pembuatan prototipe kemasan buah untuk transportasi. Penelitian ini
dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan. Penelitian ini diawali dengan
menganalisa ukuran dari buah-buahan khususnya buah jeruk untuk menentukan desain dari
prototipe peralatan proses. Hasil dari penelitian menunjukkan, bentuk yang cocok dari kemasan
buah adalah bentuk cekung dengan dimensi dari desain kemasan adalah diameter lubang dari
cetakan aluminium 55 hingga 60 mm, panjang 485 mm, lebar 325 mm dan ketebalan 30 mm
dengan jumlah cekukan lubang sebanyak 20 buah. Hasil penelitian untuk kondisi kemasan buah
menunjukkan, diameter lubang kemasan 48,75 mm, berat 229,25 gram, ketebalan 2,36 mm, tinggi
18,37 mm dan jumlah lubang 18,5 buah.
ABSTRACT. One of the problems faced by producers of harvest fruit about 20-30% of total
production was inappropriate consumption caused by inproper containers to keep fruit in good
condition and fresh during transportation process. Reason this, have been done research about
design and making fruit packaging prototype for transportation. This research was conducted in
Medan Research and Standardization Industrial Institute. This research began with analyze the
size of the fruit, especially oranges fruit to determine design of prototype processing machine.
Result of research show, the compatible form of packaging is a flute shape with dimensions of
packaging design is: hole diameter of aluminum mold 55 to 60 mm, length 485 mm, width 325
mm and thickness 30 mm, number of holes (flute) 20 pieces. The result of research for packaging
fruit condition show, diameter of the hole packaged 48,75 mm, weight 229,25 g, thickness 2,36
mm, high 18,37 mm and number of holes 18,5 pieces.
Tebal (mm)
2
Persiapan/Pembuatan bubur 1,5
1
Penambahan Air Penguat, Pewarna,
0,5
Pengisi, dll
0
192 195 198 199 225 250 275 300
Pelumatan atau Pencampuran
Berat (g)
ABSTRAK. Salah satu membran alami yang dikembangkan saat ini adalah membran khitosan,
namun membran khitosan yang dihasilkan masih belum sempurna, apalagi untuk dapat
diterapkan secara praktis karena membran yang dihasilkan mempunyai daya tahan yang rendah
terhadap tekanan. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan terhadap pengolahan air
diperlukan membran dengan kinerja tinggi dan spesifik terhadap pengurangan kadar padatan
tersuspensi dalam air. Penelitian ini telah dilakukan untuk mengetahui kinerja membran terhadap
pengaruh penambahan formamida dengan metode inversi fasa terhadap padatan tersuspensi
dalam air sumur dengan metode ultrafiltrasi untuk mendapatkan air yang memenuhi syarat-
syarat air minum. Konsentrasi polimer khitosan yang digunakan adalah 5%, konsentrasi
formamida sebagai bahan pembentukan pori membran divariasikan sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5%
dan 10%, serta pelarut yang digunakan adalah asam asetat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
fluks terbesar yang diperoleh pada membran dengan konsentrasi formamida 10%, membran ini
memiliki fluks pada pengolahan air sumur sebesar 0,494 ml/det.m2 dan nilai rejeksi 96,71%.
Membran ini dapat menurunkan padatan tersuspensi dan kekeruhan sehingga air sumur yang
diolah layak digunakan sebagai air minum.
ABSTRACT. One of the original membrane that develop in the year is chitosan membrane, but
this membrane still not good, the other hand membrane like this can not be used by practis,
because this membrane will be damage by presure. To get the good results for water treatment is
need membrane that have good performance and specific to decrease suspended solid. This
research has done to know performance of the membrane for effect of addition formamida
concentration with infersion phase method, and can remove suspended solid in well water with
ultrafiltration method to get the water that have standard dringking water. Chitosan polymer
concentration was used 5%, formamida concentration was used in variation of research were 0%,
2,5%, 5%, 7,5% and 10%, and the acetic acid as a solvent. The result shown that fluxs increase at
formamide concentration 10%, it is have fluks as 0,494 ml/det.m2 and rejection 96,71%. This
membrane can reduce suspended solid dan turbidity so that the good water can use as drinking
water.
ABSTRAK. Kayu poplar merupakan sumber daya yang unik yang bermanfaat untuk bahan
bakar organik yang aman bagi lingkungan. Studi ini menyelidiki perlakuan awal yang terlibat
dalam proses biokonversinya. Perlakuan awal dilakukan guna menghasilkan yield yang tinggi
untuk perdagangan dengan cara mengubah karakteristik kunci biomassa tersebut secara metodik
sehingga sesuai dengan hidrolisis enzimatik. Studi ini menilai perubahan komposisi yang
disebabkan oleh perlakuan awal kayu poplar dengan menggunakan kapur dalam jangka panjang
dan pengaruhnya pada yield glukan dan xylan. Yield perlakuan awal lignin yang dihasilkan
adalah 29 g lignin sisa/100 g lignin dalam biomassa baku, dan selesai selama 12 minggu
perlakuan awal dengan kapur pada 65oC dalam kondisi oksidatif. Yield perlakuan awal glukan
dan xylan adalah 67 g glukan yang direkoveri/100 g glukan dalam biomassa dan 54,3 g xylan
yang direkoveri/100 g xylan dalam biomassa baku. Karena ada studi sebelumnya mengenai
perlakuan awal corn stover dengan menggunakan kapur dalam jangka panjang, maka data dalam
kerja ini memberikan pengaruh penggunaan lignoselulosa kayu sebagai substrat. Dari
perbandingan tersebut, tampak bahwa untuk kayu poplar yang diolah secara oksidatif pada 65oC
selama 12 minggu, lignin yang terpisah lebih sedikit dan karbohidrat yang terlarut lebih banyak;
tetapi, yield glukan hampir sama dan yield xylan lebih tinggi daripada yang dilaporkan oleh Kim
untuk corn stover. Yield glukan yang lebih rendah yang dihasilkan dari poplar wood tersebut
disebabkan oleh yield perlakuan awal glukan yang lebih rendah. Neraca massanya penting untuk
disempurnakan yang meliputi analisis tentang cairan dari perlakuan awal untuk menentukan
apakah glukan terlarut tersebut telah terdegradasi.
ABSTRACT. Poplar wood provides a unique and sustainable resource for environmentally safe
organic fuels and chemicals. This study investigated the pretreatment step involved in
bioconversion processes. Pretreatment is conducted to realize high yields vital to commercial
success. The purpose of the pretreatment is to methodically change key features of the biomass to
favor enzymatic hydrolysis. This work assesses the compositional changes due to oxidative and
non-oxidative longterm lime pretreatment of poplar wood and their effect on the yield of glucan
and xylan. The resulted pretreatment yield of lignin was 29 g lignin remaining/100 g lignin in raw
biomass, and was accomplished for 12-week lime pretreatment at 65ºC in oxidative conditions.
The resulted pretreatment yields of glucan and xylan were 67 g glucan recovered/100 g glucan in
raw biomass and 54,3 g xylan recovered/100 g xylan in raw biomass respectively. Because there
Hasil Penelitian Industri 69 Volume 23, No. 2, Oktober 2010
is a previous study of long-term lime pretreatment of corn stover, the data in this work show the
effect of using woody lignocellulose as substrate. From the comparison, resulted that in the case
of poplar wood oxidatively pretreated at 65oC for 12 weeks, less lignin was removed and more
carbohydrates were solubilized; however, glucan yield was almost equal and xylan yield was
higher than the reported by Kim for corn stover. The lower yield of glucan resulted from poplar
wood because of the lower pretreatment yield of glucan. It is important to complete the mass
balances including an analysis on the pretreatment liquor to determine if the solubilized glucan
was degraded.
}
dalam matriks lignin dan hemiselulosa yang
Ax Bx Cx
terikat secara kovalen (Brett dan Waldron, Yang
1996). Tiga substansi struktural ini (lignin, terlarut Yang Yang terlarut
selama tidak selama perlakuan
selulosa, dan hemiselulosa) tidak terdistribusi hidrolisis terlarut awal
seragam dalam sel, dan proporsi massa relatif enzimatik Xylan
mereka dapat bervariasi secara luas.
}
Ax + Bx = Xylan yang direkoveri setelah perlakuan awal
Tujuan penelitian ini adalah untuk Ag Bg Cg
mengeksplorasi pengaruh kondisi yang
Yang terlarut Yang Yang terlarut
berbeda dari perlakuan awal kapur dalam selama tidak selama
jangka panjang terhadap kemampuannya hidrolisis terlarut perlakuan
enzimatik awal
melunakkan kayu poplar. Kayu poplar adalah Glukan
kayu yang tumbuh pada tanah yang kurang Ag + Bg = Glukan yang direkoveri setelah perlakuan awal
subur, dapat dipanen secara mekanik, dan
Gambar 1. Tatanama dan definisi fraksi yang
mudah berkembang biak dengan potongan digunakan untuk menghitung yield
akar atau kultur jaringan. Penggunaan poplar perlakuan awal dan yield keseluruhan
yang paling umum adalah untuk pohon
ornamen, pabrik kertas, dan furnitur. Kayu ini Perubahan yang mungkin terjadi (jika
banyak terdapat di Alexandria, USA. Secara ada) dalam lignin atau komponen biomassa
umum, yield perlakuan awal menentukan lainnya selama hidrólisis enzimatik tidak
berapa banyak komponen (lignin, glukan, dan dinilai, tetapi dua bagian tempat glukan dan
xylan) dalam biomassa baku ditemukan dalam xylan berfraksionasi penting untuk dihitung
biomassa yang telah diolah tersebut. Yield selama operasi ini. Perubahan ini adalah Ag
keseluruhan menunjukkan berapa banyak dan Bg untuk glukan dan Ax dan Bx untuk
glukan dan xylan dalam biomassa yang tidak xylan. Maka, dengan menggunakan tatanama
yang dinyatakan dalam Gambar 1, dan definisi
Hasil Penelitian Industri 71 Volume 23, No. 2, Oktober 2010
umum yang dicantumkan di atas, yield dapat Yield hidrolisis glukan (selulosa):
didefinisikan sebagai berikut:
Yield perlakuan awal (yield rekoveri massa
total atau yield padatan total):
(6)
g biomassa yang diolah
YP ≡
100 g biomassa baku
(1) Yield hidrolisis xylan (hemiselulosa):
Ag + Ax + Al + Ao + Bg + Bx
YP =
total berat kering biomassa
0,35
35ºC semua hasil terbaca dengan mudah dengan
45ºC sekilas pandang dan laju pemisahan komponen
Konsumsi batu kapur
0,30 55ºC
65ºC
juga dapat digambarkan sebagai slope garis-
0,25
garis tersebut.
0,20
100
0,15
0,10
0,00 60
0 2 4 6 8 10 12 Ash, Extractives,
Lignin & Acetyl
Waktu Perlakuan Awal (minggu) 40
Xylan & Mannan
0,80
Oxidative
Non-oxidative
(a)
Fraksi lignin yang dipisahkan (1-YL)
0,70 100
0,60
(g/100 g biomassa baku)
Fraksi Berat Komponen
0,50 80 Solubilized
0,40
60 Ash, Extractives,
0,30 Lignin & Acetyl
80
dan konstanta Arrheniusnya lebih tinggi
dengan faktor masing-masing sekitar 4 dan 3. 60 Oksidatif
Ini menunjukkan bahwa delignifikasi alkalin
corn stover lebih mudah tercapai daripada 40
Nonoksidatif
karbohidrat paling tinggi teramati selama 12 60
minggu perlakuan awal pada 55 dan 65oC dan Oksidatif
40 DAFTAR PUSTAKA
Oksidatif
20 Alexander, A. G. 1985. The Energy Cane
Alternative, Sugar Series #6. New
0 York. Elsevier Science Publishing Co.
0 2 4 6 8 10 12 Inc.
Waktu Perlakuan Awal (minggu)
Brett, C., Waldron, K. 1996. Physiology and
Gambar 7. Fraksi lignin yang bersisa setelah
perlakuan awal pada 65oC.
Biochemistry of Plant Cells Walls. 2nd
ed. New York. Chapman & Hall Press
Yield terbesar diperoleh pada perlakuan
Dolk, M., Yan, J. F., McCarthy, J. L. 1989.
awal lignin untuk kondisi oksidatif 65oC
Holzforschung. Kinetics of
sebesar 29 g lignin yang bersisa/100 g lignin
Delignification of Western Hemlock in
dalam biomassa baku. Kim (2004) melaporkan
Flow-Through Reactors under Alkaline
yield perlakuan awal lignin dalam corn stover
Conditions. 43.91-98
selama 4 minggu pada 65oC dan kondisi
oksidatif sekitar 30 g lignin sisa/100 g lignin Giampietro, M., Ulgiati, S. 1997. Bioscience.
dalam biomassa baku. Nilai ini sedikit lebih Feasibility of Large-Scale Biofuel
besar dari nilai yang ditemukan dalam studi produCtion. 47: 587
ini. Dengan demikian jelaslah bahwa biomassa
kayu lebih sulit terdelignifikasi daripada Granda, C. B. 2004. Sugarcane Juice
biomassa herba. Extraction and Preservation, and
Long-term Lime Pretreatment of
Yuliani Aisyah
Jurusan THP, Fakultas Pertanian - Universitas Syiah Kuala
ABSTRACT. This study was carried out in order to identify physico-chemical properties of
patchouli oil components. Analysis chemical composition of patchouli oil was carried out using
gas chromatography mass spectrophotometry. The physico-chemical properties were calculated
by molecular mechanics methods in hyperchem programme. The physico-chemical properties
namely effective diameter, hydrophobicity, dipole moment and polarisability. It was found that
patchouli alcohol has lower hydrophobicity and higher dipole moment values than other
components. The difference of hydrophobicity of patchouli alcohol and other components were
considered as mechanism to increase patchouli alcohol content in patchouli oil.
Keywords: dipole moment, hydrophobicity, hyperchem program, patchouli oil, physico-
chemical properties.
Tabel 2. Sifat fisiko-kimia komponen penyusun minyak nilam hasil perhitungan menggunakan
metode molecular mechanics (MM2)
Diemeter Hidrofobisitas Polarisabilitas Momen
No Komponen
efektif (Log P) (Å) dwikutub
1 β-Patchoulene 2,29 4,11 25,01 0,10
2 β-Elemene 2,51 4,95 23,66 0,17
3 4-(2.6.6-Trimethyl 2,62 5,71 25,58 0,67
cyclohex-2-en-1-yl)-
pentan-2 one
4 trans-Caryophyllene 2,34 4,87 26,37 0,10
5 α-Guaiene 2,30 4,13 24,53 0,25
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan hidrogen 2
Burt, S. 2006. J. Food Microbiology. Essential
Oil, Their Antibacterial Properties and
(c) Potential Applications in Foods - a
Gambar 3. Patchouli alkohol (a), selulosa asetat Review. 94: 223-253
(b), ikatan hidrogen antara patchouli
alkohol dan selulosa asetat (c) Baker, R.W. 2004. Membrane Technology and
( = C, = O, = H) Applications. California. John Wiley
and Sons
Berdasarkan alasan tersebut dapat
dinyatakan bahwa peningkatan kadar patchouli Braeken, L., Ramaekers, R., Zhang, Y., Maes,
alkohol di dalam minyak nilam diduga dapat G., Van der Bruggen, B. and
terjadi melalui mekanisme terbentuknya ikatan Vandecasteele, C. 2005. J. Membran
hidrogen antara patchouli alkohol dan selulosa Science. Influence Hydrophobicity on
asetat, untuk itu perlu dibuktikan dengan Retention in Nanofiltration of Aqueous
penelitian lebih lanjut yaitu penggunaan Solutions Containing Organic
membran terutama membran yang terbuat dari Compounds. 271: 1-9
material yang bersifat hidrofilik (salah satunya
adalah selulosa asetat) dalam peningkatan Corine, M.B. and Sellier,N.M. 2004. J. Essent.
kadar patchouli alkohol di dalam minyak Oil Res. Analysis of The Essential Oil
nilam. of Indonesian Patchouli (Pogostemon
cablin Benth.) Using GC/MS (EI/CI).
4. KESIMPULAN 16: 17-19
2. Dr. Nasrul AR., ST, MT Staf Pengajar Fak. Teknik Jurusan Teknik Kimia
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
3. Dr. Hesti Meilina, ST, MP Staf Pengajar Fak. Teknik Jurusan Teknik Kimia
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
4. Dr. Ir. Izarul Machdar, M.Eng Staf Pengajar Fak. Teknik Jurusan Teknik Kimia
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
5. Dr. Ir. Muhammad Zaki, M.Sc Staf Pengajar Fak. Teknik Jurusan Teknik Kimia
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
7. Dr. Ir. Anshar Patria, M.Sc Staf Pengajar Fak. Pertanian Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
8. Nasrullah RCL., ST, MT Staf Pengajar Fak. Teknik Jurusan Teknik Kimia
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Untuk itu, Redaksi Jurnal HPI mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan kami
berharap bahwa kerjasama dan partisipasinya dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.
Redaksi menerima naskah yang sesuai untuk dipublikasikan dalam Jurnal ini. Naskah yang sesuai disampaikan
rangkap 2 (dua) eksemplar, tercetak asli disertai dengan rekaman (softcopy) dalam bentuk CD atau dapat juga
dikirim secara elektronik melalui email attachment ke alamat berikut:
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam penulisan naskah antara lain:
Naskah atau artikel yang diajukan merupakan hasil Referensi hendaknya berasal dari sumber yang jelas dan
penelitian, ulasan ilmiah dan catatan penelitian terpercaya. Referensi yang ditampilkan dalam naskah
(research notes), yang belum pernah diterbitkan dan mengikuti pola baku dengan mencantumkan nama
tidak direncanakan diterbitkan dalam penerbitan- penulis (surname) dan tahun publikasi, misalnya (Rifai,
penerbitan lain. 1983). Bila referensi terdiri dari dua orang penulis
digunakan ‘dan’, ‘and’ atau ‘&’, sedangkan bila lebih
Format naskah atau artikel diketik menggunakan Ms. dari dua orang penulis digunakan ‘et al.’ atau ‘dkk’,
Word dengan satu kolom, menggunakan font Times namun harus ditulis lengkap dalam daftar pustaka.
New Roman dengan ukuran font 12 point, spasi 1. Batas
atas dan bawah 2,5 cm, tepi kiri 3 cm dan kanan 2 cm, Daftar Pustaka berisikan daftar referensi yang
dicetak satu muka pada kertas berukuran A4, dan tidak digunakan dan ditulis dengan pola baku, seperti contoh
lebih dari 10 (sepuluh) halaman. berikut:
Sistematika penulisan artikel terdiri atas judul, nama Jurnal
penulis, instansi, abstrak dan kata kunci (bahasa Peterson, R.L., and C. Zelmer. 1998. Symbiosis. Fungal
Indonesia dan bahasa Inggris), pendahuluan, Symbioses with Orchid Protocorms. 25:29-55
metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan
saran, ucapan terima kasih (bila ada) dan daftar Buku
pustaka. Luyben, William L., and Chien, I. Lung. 2010. Design
and Control of Distillation Systems for Separating
Judul diketik dengan huruf capital tebal (Bold), memuat Azeotropes. New Jersey. John Wiley & Sons, Inc.
maksimum 20 kata, ditulis dalam 2 bahasa, Bahasa Reynolds, Joseph P., Jeris, John S., and Teodhore, L..
Indonesia dan Bahasa Inggris, terjemahan judul dalam 2002. Handbook of Chemical and Environmental
bahasa Inggris diketik dengan huruf kecil dan miring, Engineering Calculations. New Jersey. John Wiley
dituliskan di bawah judul yang berbahasa Indonesia . & Sons, Inc.
Nama penulis ditulis di bawah judul dengan ketentuan Prosiding
jika penulisnya lebih dari satu dan intansinya berbeda Argent, G. 1989. Vireya Taxonomy in Field and
maka ditandai dengan 1), 2) dan seterusnya. Laboratory. In Proceedings of The Forth
Instansi/alamat dan Email ditulis di bawah Nama International Rhododendron Conference.
penulis. Wollongong, NSW
Abstrak diketik dengan huruf miring (italic) maksimal Skripsi/Thesis/Disertasi
250 kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Mo, B. 2004. Plant ‘integrin-like’ Protein in Pea
(Pisum sativum L.) Embryonic Axws. PhD
Kata Kunci/Keywords terdiri dari 3 hingga 5 kata, Dissertation. Department of Biology, University of
disusun menurut abjad dan dicetak tebal. South Dakota. South Dakota
Tabel diberi nomor dan ditulis singkat serta jelas Website
dibagian atasnya. Bucknell University Information Services and
Grafik, gambar dan foto harus tajam dan jelas agar Resources. Information Services and Resources
cetakan berkualitas baik dan diberi nomor, judul dan Homepage. http://www.isr.bucknell.edu
keterangan yang jelas dibawahnya. Softcopy foto atau Shukla, O.P. 2004. Biopulping and Biobleaching: An
gambar turut disertakan dalam format *JPEG. Energy and envioronment Saving Technology for
Indian Pulp and Paper Industry. EnviroNews. No.
2. Vol.10. http://isebindia.com/01_04/04-04-3.html
Jl. Cut Nyak Dhien No. 377 Lamteumen Timur, Banda Aceh - 23236
Telp. (0651) 49714, Fax. (0651) 49556, E-mail: hpi_brsbna@yahoo.com