Anda di halaman 1dari 55

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut

pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari pohon, akar,

batang, daun dan buahnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan manusia sehari-

hari. Asal usul kelapa terdapat beberapa pendapat yakni bahwa kelapa berasal

dari Amerika selatan karena di wilayah ini banyak ditemui tanaman yang mirip

dengan kelapa dan kedua dari daerah Pasifik karena ditemui fosil kelapa dari

zaman Pleioceane di daerah Selandia Baru (BPS, 2011).

Produktivitas rendah merupakan salah satu permasalahan kelapa di

Indonesia. Rendahnya produksi kopra/ha/tahun disebabkan (1) budidaya

tanaman kelapa masih terbatas dan tanpa penambahan materi pendukung bagi

tanaman, (2) komposisi tanaman kelapa yang dibudidayakan 60%-nya berumur

lebih 60 tahun, (3) manajemen tanaman kurang diperhatikan, (4) hama dan

penyakit tanaman, (5) permasalahan sosial, ekonomi dan budaya yang

mempengaruhi perkembangan kelapa. Semua ini menyebabkan pendapatan

petani terbatas, pasaran kelapa kurang berkembang, fluktuasi harga kopra tidak

stabil dan keragaman hasil tanaman kelapa (Mahmud dan Rusthamrin, 1989).

Pada awalnya bibit-bibit kelapa hibrida yang pertama kali ditanam dan

diusahakan oleh PT Riau Sakti United Plantations pada tahun 1986 didatangkan

langsung dari PTPN X Lampung4. Bibit-bibit kelapa hibrida tersebut dibeli oleh

PT Riau Sakti United Plantations untuk kemudian diusahakan dan


2

dikembangkan sendiri oleh mereka. Perusahaan perkebunan kelapa hibrida ini

pada awalnya hanya memproduksi buah kelapa hibrida saja yang kemudian

dipasarkan ke luar daerah di antaranya ke daerah Kalimantan dan Sulawesi dan

juga ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Inggris, Jerman, hingga

Amerika Serikat, dan dalam perkembangannya kemudian menghasilkan kopra,

santan kelapa, minyak goreng, nanas kaleng, dan beberapa produk lainnya yang

dikelola sendiri oleh pabrik yang juga berada di bawah naungan perusahaan

yang sama.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara

budidaya tanaman Kelapa (Cocos nuciferaL.)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari pembuatan paper ini adalah untuk memenuhi

komponen penilaian di Mata Kuliah Perkebunan B: Karet dan Kelapa Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan

sebagai sumber bacaan bagi pihak yang membutuhkan.


3

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persiapan Lahan

Persiapan lahan untuk perkebunan kelapa bervariasi tergantung kepada

situasi dan kondisi lapangan.

1. Situasi

Pada lahan yang miring dimana erosi sangat mungkin terjadi,

pencegahanterjadinya erosi sangat dianjurkan. Dalam hal ini, penanaman

tanaman penutuptanah seperti Calopogonium sp. dan pembuatan teras akan

sangat bermanfaat dalam mencegah terjadinya erosi.

Pada lahan-lahan dimana air seringkali menggenang untuk selama

beberapa hari setelah turun hujan, pembuatan saluran-saluran drainase sangat

dianjurkan. Bahkan bila kelapa ditanam pada daerah berawa-rawa dengan

permukaan air tanah yang tinggi, penanaman kelapa hanya mungkin dibuat

tanggul-tanggul selebar 5 – 8 meter dimana kelapa ditanam di atasnya.

2. Kondisi

Lahan yang akan ditanami kelapa dapat bermacam ragam

keadaannya.Persiapan lahan untuk berbagai keadaan dapat diuraikan sebagai

berikut :

- Pembukaan lahan barn yang berasal dari hutan (primer atau

sekunder)Vegetasi hutan biasanya terdiri dari semak sampai pohon

dengan diameterbatang yang cukup besar. Dalam pembukaan hutan,

semak-semak ditebangterlebih dahulu kemudian diteruskan pada batang-

batang pohon yang semakinbesar. Batang pohon yang telah roboh

dipotong dengan ukuran tertentudengan menggunakan gergaji atau mesin


4

gergaji. Akar dan tunggul batangdibongkar lalu dibakar dan sisa-sisa

pembakaran dibuang dari areal sehinggalahan dalam kondisi siap olah

untuk dibajak atau dicangkul.

- Pembukaan lahan bekas alang-alang

Pembukaaan lahan yang ditumbuhi alang-alang (Imperata cylindrica)

dilakukandengan menggunakan herbisida. Terlebih dahulu tanah harus

dibajak dengantraktor agar alang-alang dapat terbongkar. Setelah itu

dibiarkan beberapa saatdan kemudian dilaksanakan penyemprotan

dengan herbisida seperti Round Up(3,1 kg glyposate/hektar) atau

diuron/paraquat (4 kg diuron/hektar) cukupefektif untuk mengatasi alang-

alang.

Untuk menghemat penggunaan herbisida, tenaga kerja serta biaya,

makasebelum dilakukan penyemprotan alang-alang, terlebih dahulu perlu

diadakan kalibrasi. Kalibrasi adalah penentuan konsentrasi dan volume herbisida

untuk memberantas alang-alang dalam luasan tertentu. Alang-alang yang mati

dan mengering dikumpulkan pada tempat tertentu lalu dibakar sehingga lahan

dalam kondisi siap olah.

- Peremajaan kebun

Pada saat ini banyak kelapa yang berumur lebih dari 50 tahun dan

tidakproduktif lagi, sehingga perlu diremajakan. Penebangan pohon

kelapa yang akan diremajakan diatur sedemikian rupa sehingga arah

robohnya pohon ke satu arah, kemudian batang pohon kelapa dipotong-

potong dengan ukuran tertentu sesuai dengan keperluan. Bila batang

pohon tersebut jelek dapatdigunakan untuk kayu bakar atau dibakar


5

beserta sisa-sisa tanaman lainnya agar tidak menjadi sarang hama dan

penyakit. Sisa-sisa pernbakaran disingkirkan dari kebun sehingga lahan

dalam kondisi siap olah.

B. Penanaman Tanaman Penutup Tanah

Bila lahan yang akan ditanami kelapa tidak dimaksudkan untuk

ditanamisecara "intercropping", penanaman tanaman penutup tanah akan sangat

bermanfaat karena dapat mencegah erosi dan menambah kesuburan tanah. Suatu

campuran tanaman penutup tanah yang terdiri dari Controsema pubescens,

Calopogonium mucunoides dan Pueraria phaseoloides dapat dianjurkan untuk

ditanam mendahului penanaman kelapa.

Tanaman penutup tanah dapat ditanam dengan dua cara. Cara pertama,

setelah selesai pembajakan atau penggaruan terakhir, sebanyak 15 –20 kg benih

disebar merata di atas permukaan tanah. Cara kedua, benih ditanam dalam

barisan dengan jarak 0,5 – 0,75 meter. Pada saat penanaman dan beberapa

minggu sesudahnya, keadaan lahan harus cukup lembab agar tanaman penutup

tanah dapat tumbuh dengan baik.

Tanaman penutup tanah terbukti berpengaruh baik untuk

wilayahwilayahdimana dalam satu tahun dijumpai bulan-bulan kering antara 3 –

6 bulan. Pada daerah demikian, tanaman penutup tanah harus sudah disiapkan

sebelum tibanya musim kemarau.


6

Gambar 1. Tanaman Penutup Tanah

C. Pengadaan Bibit Kelapa

a. Bahan Tanaman

Tanaman kelapa memiliki variasi genetis yang besar dan secara umum

pembiakannya dilaksanakan secara generatif. Penyediaan bahan tanaman yang

terpilih dan berkualitas baik akan lebih menjamin berhasilnya pertanaman.

Kualitas bibit tergantung pada kualitas pohon induk dari mana buah yang akan

dijadikan benih diambil. Dari pengamatan di lapangan terbukti bahwa pada

tempat dan keadaan yang sama, banyaknya buah yang dihasilkan oleh pohon-

pohon kelapa sangat bervariasi. Perbedaan kapasitas menghasilkan ini

disebabkan oleh sifat genotipisnya. Oleh karena itu, memilih pohon induk yang

baik merupakan suatu keharusan agar nantinya dapat diperoleh tanaman yang

baik.

Mengingat pentingnya masalah benih, maka sudah sewajarnya pemilihan

dan penggunaan benih bermutu perlu mendapat perhatian. Berhubung dengan itu

maka "hanya menanam benih yang bermutu" hendaknya dijadikan semboyan

oleh setiap orang yang akan menanam kelapa.


7

1. Pemilihan Pohon Induk

Pada jenis Kelapa Dalam terjadi penyerbukan secara silang (cross

pollination), sehingga buah yang dihasilkan bila digunakan untuk benih tidak

dapat dipastikan mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Walaupun

demikian dengan melakukan pemilihan pohon induk yang baik, sifatnya

diharapkan akan dapat diturunkan kepada benih yang dipetik. Hal ini berbeda

pada jenis Kelapa Genjah yang melakukan penyerbukan sendiri (self

pollination), sehingga benih yang diambil sepenuhnya akan mempunyai sifat

yang sama dengan induknya.

Menurut Luntungan dan Zaenal Mahmud (1997) pemilihan pohon induk

dapat dilakukan melalui dua tahap, yaitu

a. Seleksi blok

Benih diambil dari tanaman kelapa yang terdapat dalam blok/petak yang

produktivitasnya diatas rata-rata keseluruhan blok. Blok demikian disebut

dengan blok penghasil tinggi (BPT).

Blok penghasil tinggi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

- produktivitas blok 1,7 ton kopra/ha/tahun

- keadaan tanaman harus homogen (seragam)

- bebas dari serangan hama dan penyakit

- penyebaran (dispersi) karakter buah dalam blok terpilih harus

mempunyaikoefisien keragaman lebih kecil dari 15%.

Dispersi karakter buah dihitung dengan cara mengambil buah secara acak

dari blokterpilih. Karakter masing-masing buah seperti berat buah tanpa sabut,
8

berat dagingbuah ditimbang, kemudian dengan perhitungan statistik dicari nilai

koefisien keragamannya.

Tabel 1. Contoh Perhitungan Mencari Nilai Koefisien Keragaman


Karakter Buah

X − X́ adalah simpangan dari nilai rata-rata

( X − X́ )2 adalah kuadrat simpangan

S = ∑ (X − X́ ¿) ¿ 2/n-1 dimana:

S = simpangan baku, X́ = harga rata-rata dan n = jumlah contoh buah

Koefisien Keragaman (CV) adalah :

s
CV = x 100%
x

Bila nilai koefisien keragaman lebih kecil dari 15% maka blok tersebut

dapat dijadikan sebagai blok pohon induk dan selanjutnya dilakukan pemilihan

pohon induk secara individu.

b. Seleksi pohon induk

Tidak semua pohon kelapa dalam blok terpilih dapat digunakan sebagai

pohon induk. Terdapat kriteria tertentu yang dapat digunakan untuk menentukan

apakah pohon kelapa layak untuk dijadikan pohon induk atau tidak. Pohon induk

harus memenuhi syarat sebagai berikut:

- telah berumur 20-40 tahun


9

- menghasilkan buah terus menerus dalam jumlah yang banyak

setiaptahunnya (80-100 butir/pohon/tahun) dan nilai kopranya

tinggi(25kg/pohon/tahun)

- batang tumbuh kuat dan lurus dengan susunan bekas pelepah daun

yangrapat

- mahkota merata dengan bentuk seperti payung terbuka (sperical atau

semisperical).Jika kita berada di bawahnya sambil memandang ke

atasmenembusi mahkota daunnya, tidak boleh kelihatan langit

- daun pendek dan kencang (tidak terkulai) dengan tangkai daun pendek

dankuat pula. Pada tiap ketiak daun terdapat tandan buah/malai bunga

- tumbuh di tengah-tengah kebun dari individu tanaman yang berasal

darikultivar yang sama

- bebas dari gangguan hama dan penyakit.

Untuk kelapa hibrida, benih harus berasal dari kebun induk yang diberi

wewenang untuk menyalurkan benih pada konsumennya.

2. Pemilihan Buah untuk Benih

Buah yang dipetik dari pohon induk terpilih tidak semuanya dapat

dijadikan benih, tetapi harus diseleksi terlebih dahulu berdasarkan syarat-syarat

tertentu.

Syarat-syarat buah untuk benih adalah :

a. Bentuk bundar atau setengah bundar dan utuh. Jangan menggunakan buah

yang berbentuk lonjong, karena selama pertumbuhannya terhimpit diantara

buah-buah lainnya pada tandannya.


10

b. Berukuran sedang, jangan terlalu kecil ataupun besar. Ukuran terbaik adalah

lebar 17-20 cm dan panjnag 22-25 cm.

c. Bobot buah lebih dari 1100 gram. Buah yang baik bobotnya mengandung

putih lembaga (endosperm) yang baik pula, sehingga dapat menghasilkan bibit

(kitri) yang tumbuh kekar dan kuat.

d. Umur buah telah tua atau masak dengan kandungan air yang cukup. Buah

yang telah tua biasanya ditandai warna kulit menjadi coklat, kandungan air

cukup dan bila buah digoncang-goncangkan menimbulkan bunyi.

e. Kulit buah mulus, licin dan tidak ada tanda-tanda cacat akibat serangan hama

dan penyakit.

f. Buah pada waktu dipetik, sebaiknya tidak dijatuhkan. Hal ini dilakukan untuk

menghindari rusaknya lembaga benih.

Gambar 1. Contoh Buah Kelapa yang Dapat Dijadikan Benih

3. Penyimpanan Buah

Buah yang akan dijadikan benih harus disimpan terlebih dahulu sebelum

disemaikan. Tujuannya adalah agar buah diberi kesempatan mengalami proses

kemasakan lebih lanjut. Bila buah yang akan disemai didatangkan dari tempat

lain, hendaknya diketahui tanggal pemetikannya. Bila belum mengalami


11

penyimpanan ± sebulan, sebaiknya kita simpan lebih dahulu menunggu habis

masa dormansi. Bila telah disimpan, harus segera disemaikan. Persiapan tempat

persemaian harus dilaksanakan menjelang datangnya buah yang akan dijadikan

benih tersebut. Harold W. Byrd (1968) mendefinisikan dormansi sebagai

ketidakmampuan benih hidup untuk berkecambah, karena masih berlangsung

perubahan fisiologis untuk persiapan berkecambah.

Cara penyimpanan buah yang baik adalah :

a. Buah disimpan di ruangan yang sirkulasi udaranya baik, kering dan jangan

disimpan pada tempat yang lembab, kurang hawa dan panas.

b. Hindarkan buah dari kemungkinan kehujanan dan kepanasan

c. Bila jumlahnya banyak, buah boleh ditumpuk tetapi harus teratur agar

sirkulasi udara baik. Tumpukan jangan melebihi satu meter tingginya.

Benih kelapa hibrida di kebun induk biasanya telah diwadahi dengan

karung goni. Buah yang demikian dapat ditumpuk lebih tinggi dan disimpan

sesuai persyaratan, sebelum dikirim ke konsumen.

Syarat-syarat tempat penyimpanan buah yang akan dijadikan benih

adalah:

a. Teduh, tidak terkena sinar matahari serta hujan secara langsung, tetapi juga

tidak boleh terlalu lembab.

b. Keadaan sirkulasi udara baik, untuk ini biasanya dinding bangunan terbuat

dari anyaman bambu dan atap terbuat dari daun kelapa.

c. Penumpukan benih tidak boleh lebih dari satu meter dan cara penumpukan

sedemikian rupa sehingga sirkulasi udara masih berjalan dengan baik.


12

b. Pembibitan

1. Persemaian Perkecambahan

Persemaian perkecambahan merupakan suatu tempat untuk

mengecambahkan benih agar didapat bibit/kitri yang baik dan seragam

pertumbuhannya. Guna persemaian perkecambahan adalah untuk menumbuhkan

benih sebelum dipindahkan ke persemaian pemeliharaan atau ke dalam polybag.

Peremaian benih kelapa dilaksanakan mundur sekitar 10 bulan dari saat

penanaman bibit di lapangan. Misalnya penanaman dilaksanakan pada awal

musim hujan, yaitu sekitar bulan November, maka persemaian dilaksanakan

bulan Januari sampai Februari pada tahun yang sama. Pelaksanaan persemaian

perkecambahan dapat dibedakan menjadi empat macam cara, yaitu :

a. Persemaian tradisional (persemaian gantung)

b. Persemaian dengan bedengan

c. Persemaian dengan polybag

d. Persemaian sistem "walang sungsang"

Gambar 2. Posisi Buah di Persemaian Perkecambahan


13

Gambar 3. Persemaian Perkecambahan

a. Persemaian Perkecambahan Secara Tradisional (Persemaian Gantung)

Cara ini biasa dipraktekkan oleh petani, yaitu dengan cara

menggantungkan benih kelapa pada ranting pohon atau pada atap pinggir rumah

sampai tumbuh menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan.

Menurut hasil penelitian Mansur (1978) cara pesemaian tradisional ini

kurang baik, karena banyak bibit yang mati sebelum sempat ditanam di lapang.

Penyebab kematian ini mungkin akibat dari kekurangan air dan zat hara.

Keuntungan persemaian cara tradisional ini adalah pengawasan lebih

mudah, tetapi juga mempunyai banyak kelemahan seperti:

- penyiraman sulit dilaksanakan

- bila benih yang disemaikan banyak, menjadi sangat tidak efisien

- pertumbuhan bibit lambat bahkan banyak yang mati sebagai akibat habis

ataumenipisnya cadangan makanan dalam daging buah.

b. Persemaian Perkecambahan dengan Bedengan

Abdullah dan Luntungan (1978) memberikan kriteria tempat

pesemaianyang baik, yaitu :


14

- Dekat dengan sumber air untuk memudahkan penyiraman

- Topografi tanahnya datar

- Sinar matahari tidak terhalang

- Dekat dengan pembibitan dan areal pertanaman.

Untuk pesemaian perkecambahan dengan bedengan, tanah harus

dicangkul sedalam ± 30 cm. Bersihkan dari rerumputan, sisa-sisa akar,

batuan,dll.Buatlah bedengan-bedengan dengan ukuran lebar ± 2 m; tinggi 0,25 m

dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan tetapi sebaiknya tidak lebih dari 25

meter. Jarak antara bedengan 60 – 80 cm dan agar tanah bedengan tidak longsor

di sekelilingnya diberi penyangga dari bambu atau papan dari kayu. Diantara

bedengan dibuat parit selebar 30-40 cm untuk menghindari terjadinya genangan

air.

Penambahan pasir pada bedengan dianjurkan pada tanah-tanah yang

berat. Pada tanah berat, jika tanah terlalu becek atau tergenang air, sebaiknya

dibuatkan lagi parit di tengah-tengah antara bedengan selebar 30 cm dengan

dalam secukupnya. Sebelum benih disemaikan, terlebih dahulu harus

diperlakukan sebagai berikut :

- Sabut di atas mata disayat dengan menggunakan pisau tajam selebar 7-10

cm padatonjolan yang berhadapan dengan sisi buah terlebar, dengan

maksud untukmemudahkan meresapnya air siraman ke dalam benih,

memudahkan keluarnyatunas (plumula) serta memudahkan pengontrolan

cukup tidaknya air penyiramanyaitu dengan cara menekan bidang

sayatan dengan jari tangan dan bila keluar airberarti penyiraman cukup.
15

- Benih didesinfeksi secara berturut-turut dengan larutan insektisida

Azodrin 60 EC0,1% dan fungisida Difolatan 4F 0,2% masing-masing

selama dua menit. Pemberianpestisida ini merupakan tindakan preventif

terhadap serangan hama dan penyakit.

Benih ditanam pada bedengan sedalam 2/3 tebal buah. Buah berposisi

mendatar dengan bidang buah yang terlebar berada di sebelah bawah. Arah mata

sebaiknya menghadap ke satu jurusan. Dapat juga posisi buah sedemikian rupa

sehingga sayatan menghadap ke atas dan terletak horisontal sama tinggi dengan

permukaan tanah bedengan.

Gambar 4. Bedengan untuk Persemaian Perkecambahan


16

Gambar 5. Pembuatan Bedengan pada Tanah Ringan dan Berat

Gambar 6. Penyayatan Sabut pada Buah Kelapa

Gambar 7. Persemaian Perkecambahan Dilihat dari Samping dan dari Atas

Kebutuhan benih dan luas bedengan pesemaian dapat dihitung dengan

cara sebagai berikut :


17

a. Perkebunan kelapa X membutuhkan 2.500 bibit yang akan ditanam tahun

depan.

b. Benih kelapa yang tersedia mempunyai daya kecambah 70% dan diasumsikan

10% benih yang berkecambah menjadi bibit abnormal, maka 60% merupakan

benih siap salur.

c. Bila setiap 1 m2 bedengan pesemaian berisi 30 butir benih kelapa, maka :

100
Kebutuhan benih = x 2500 = 4.200 benih
60

4200
Luas bedengan yang dibutuhkan = x 1 m2= 140 m2
30

Bila bedengan yang dibutuhkan berukuran 2 x 25 meter, maka :

Jumlah bedengan yang diperlukan = 140/50 = 3 bedengan

Dua sampai tiga minggu sejak disemaikan, buah mulai berkecambah.

Buah yang telah berkecambah dipindahkan ke pesemaian bibit/pemeliharaan

atau kedalam polybag, secara berangsur-angsur tiap bulan. Buah yang tidak

berkecambah selama jangka waktu tiga bulan, sebaiknya disingkirkan.

Setelah benih berkecambah, sebelum dipindahkan ke pesemaian bibit,

sebaiknya diadakan seleksi. Maksud seleksi ini untuk menyingkirkan benih yang

dapat berkecambah, tetapi diperkirakan tidak dapat tumbuh baik. Di amping itu

pula, untuk menyingkirkan kelapa-kelapa dari jenis lain. Seleksi itu

pertama-tamadilakukan atas dasar kecepatan benih berkecambah. Kecepatan

berkecambah benih biasanya berhubungan dengan kecepatan berbuah nantinya,

oleh karena itu diperlukan seleksi atas sifat tersebut untuk memperoleh bibit

yang baik, kuat serta cepat berbuah.


18

Kecepatan tumbuh benih biasanya berbeda-beda, oleh sebab itu biasanya

pemindahan ke pembibitan dijadikan beberapa kelompok sebagai berikut :

- Kelompok 1 : Benih yang berkecambah 1 – 2 minggu setelah disemaikan

- Kelompok 2 : Benih yang berkecambah 3 – 4 minggu setelah disemaikan

- Kelompok 3 : Benih yang berkecambah 5 – 6 minggu setelah disemaikan

- Kelompok 4 : Benih yang berkecambah 7 – 8 minggu setelah disemaikan

Demikian seterusnya sampai benih yang dipindahkan telah mencapai

80% atau telah mencapai umur 3 bulan.

Tahap selanjutnya adalah seleksi didasarkan pada warna dan keadaan

tunas (plumula). Benih yang warna plumulanya berbeda dengan warna

semestinya, harus diafkir. Misalnya kita mengecambahkan jenis kelapa yang

plumulanya berwarna hijau atau coklat (kelapa hibrida) atau kuning (Genjah nias

kuning), maka warna plumula kecambah harus sama dengan warna plumula

jenis-jenis tersebut. Demikian pula benih yang plumulanya lebih dari satu,

plumula yang kurus dan memanjang dan plumula yang bengkok, harus pula

diafkir.

c. Persemaian Perkecambahan dengan Polybag

Benih disemaikan dalam polybag sampai menjadi bibit yang siap

ditanam di lapangan. Cara pesemaian perkecambahan dalam polybag jarang

dilaksanakan, tetapi yang sering dilakukan adalah pesemaian perkecambahan

dalam bedengan,kemudian dipindahkan dalam polybag sehingga siap ditanam di

lapangan.
19

Gambar 8. Pelaksanaan Persemaian Perkecambahan dengan Polybag

d. Persemaian Perkecambahan Menggunakan Sistem "Walang Sungsang"

Di perkebunan-perkebunan kelapa, pelaksanaan pesemaian

perkecambahan menggunakan sistem "walang sungsang" yaitu benih kelapa

disusun berderet saling bersinggungan, dengan sumbu buah membentuk ± 15°

terhadap bidang horisontal serta semua lembaga menghadap ke timur. Posisi

benih barisan kedua berada diantara dua benih pada barisan berikutnya,

demikian seterusnya sampai semua benih habis disemaikan.


20

Rongga diantara benih diisi dengan tanah yang telah digemburkan

dengan menggunakan potongan kayu/bambu yang diruncingkan pada ujungnya.

Pengisian tanah ini bertujuan agar benih tidak mudah berubah/goyang. Dalam

pengisian tanah di atas diusahakan agar bidang sayatan tidak tertutup tanah.

Pesemaian perkecambahan benih kelapa dengan sistem walang sungsang

mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :

- Meningkatkan kapasitas benih tiap meter persegi

- Menghemat biaya pemeliharaan

- Mempermudah pengawasan dan pemeliharaan

- Memudahkan pemindahan benih/kecambah kedalam polybag.

e. Pemeliharaan Persemaian Perkecambahan

Pemeliharaan yang utama pada pesemaian adalah penyiraman dan

penyiangan gulma.

1) Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari

dengandosis 6 liter air per meter persegi per hari atau setara dengan 5 mm curah

hujan.Penyiraman dianggap cukup bila sayatan lunak dan mengeluarkan air jika

ditekandengan jari tangan. Hal ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk

menentukanperlu tidaknya dilakukan penyiraman bila turun hujan sebelumnya.

2) Penyiangan

Penyiangan dilakukan bila terdapat rumput atau gulma lain yang tumbuh

di dalam bedengan persemaian. Cara penyiangan adalah dengan dicabut

menggunakan tangan (manual), tidak dianjurkan menyiang dengan

menggunakan herbisida karena akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan


21

tunas. Tumbuhnya gulma di pesemaian sebenarnya tidak menimbulkan

persaingan hara dengan benih kelapa, karena akar kecambah belum keluar dari

sabut. Kerugian yang ditimbulkan oleh adanya gulma di areal pesemaian adalah

terjadinya persaingan sinar dan juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit.

3) Mulching

Untuk daerah-daerah yang mengalami musim kering diperlukan

mulching yang diletakkan di sekitar benih kelapa.

Gambar 9. Mulching pada Pesemaian

2. Persemaian Bibit

Persemaian bibit merupakan tempat untuk memperoleh bibit yang

memenuhi syarat untuk dipindahkan atau ditanam di lapangan. Dikenal dua

macam cara pesemaian bibit, yaitu:

1. Persemaian bibit dengan bedengan

2. Persemaian bibit dengan polybag.

Lokasi persemaian bibit harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Tanah harus datar

b. Dekat dengan sumber air

c. Mempunyai saluran drainase yang baik

d. Sinar matahari tidak boleh terhalang


22

e. Bebas dari bekas serangan hama dan penyakit

f. Dekat dengan areal penanaman

g. Mudah diawasi

a. Persemaian Bibit dengan Bedengan

Tanah tempat bedengan diolah secara intensif sampai kedalaman 30-40

cm, kemudian digemburkan dan diratakan. Lebar bedengan ± 1,52 meter dengan

panjang maksimum 10 meter serta tinggi bedengan 20 cm. Antar bedengan

diberi jarak 60 – 80 cm yang berfungsi untuk jalan dan saluran drainase (untuk

memudahkan pembuangan kelebihan air).

Untuk menambah kesuburan tanah bedengan, dapat ditambahkan pupuk

kandang yang telah matang sebanyak ± 15 ton per hektar. Pemberian pupuk

kandang ini bersamaan dengan pengolahan tanah bedengan.

Gambar 10. Bedengan Pembibitan


23

Gambar 11. Jarak Tanam Bibit dalam Bedengan

Pemindahan bibit dari pesemaian perkecambahan ke persemaian

bibit/persemaian pemeliharaan dengan menggunakan bedengan adalah sebagai

berikut :

Kecambah dipindahkan ke persemaian bibit untuk dipelihara sampai tiba

saatnya pemindahan ke kebun. Di pesemaian bibit dianjurkan bibit ditanam

dengan sistem segitiga samasisi dengan jarak 60 cm x 60 cm x 60 cm. Jarak

tanam di persemaian bibit tergantung pada umur bibit seperti tercantum pada

Tabel 2. Arah barisan adalah Utara-Selatan. Bibit ditanam sedemikian rupa,

sehingga leher tunas rata dengan permukaan tanah. Bibit yang berkecambahnya

dalam waktu yang bersamaan sebaiknya ditanam pada bedengan yang sama di

persemaian bibit ini.

Tabel 2. Jarak Tanam Bibit di Pesemaian Bibit


24

Makin tua umur bibit akan mempunyai mahkota daun atau kanopi daun

yang lebih lebar dibanding bibit yang lebih muda, sehingga diperlukan jarak

tanam yang lebih lebar agar tidak terjadi persaingan sinar matahari dan unsur

hara.

b. Persemaian Bibit dengan Polybag

Persemaian bibit kelapa dengan polybag saat ini banyak digunakan oleh

perkebunan kelapa dan perusahaan penjual bibit kelapa. Cara ini dianggap

sebagai perbaikan dari persemaian bibit dengan bedengan.

Keuntungan pesemaian bibit kelapa dengan menggunakan polybag adalah:

a. Bibit lebih cepat tumbuh

b. Resiko kematian bibit setelah ditanam di lapangan dapat ditekan

c. Bibit tidak mengalami stagnasi pertumbuhan pada waktu pindah ke lapangan,

karena keadaan perakaran relatif tidak berubah

d. Pemeliharaan bibit lebih mudah

e. Pengangkutan bibit ke tempat penanaman lebih mudah dan praktis

f. Jarak tanam bibit mudah diatur atau diubah-ubah

Pemindahan bibit dari persemaian perkecambahan ke persemaian

bibit/persemaian pemeliharaan dengan menggunakan polybag adalah sebagai

berikut :

Bibit yang telah berkecambah langsung dipindahkan ke kantong plastik

polybag. Ukuran polybag yang cocok adalah panjang 50 cm dan lebar 40 cm.

Medium dalam polybag adalah tanah lapisan atas (top soil) yang telah

digemburkan dan diayak dengan baik. Sebelum tanah lapisan atas tersebut

dimasukkan ke dalam polybag terlebih dahulu dicampur pupuk kandang dengan


25

perbandingan tanah dan pupuk sebesar 3 : 1. Pertama-tama polybag diisi tanah

setengah bagian, lalu bibit dimasukkan tepat di tengah polybag kemudian

pengisian tanah dilanjutkan kembali sampai sebatas leher tunas sambil

dipadatkan. Polybag harus diberi lubang-lubang dengan diameter 0,5 cm dan

diusahakan agar bentuknya silindris.

Bibit dalam polybag ditaruh di pesemaian pemeliharaan. Aturlah agar

jaraknya optimal, yaitu sekitar 60 cm x 60 cm x 60 cm sampai 80 cm x 80 cm x

80 cm dengan sistem segitiga samasisi.

Gambar 12. JarakTanam Bibit Polybag dan Kitri yang Pertumbuhannya baik

Yang dimaksud jarak tanam bibit adalah jarak tunas dalam polybag

dengan tunas dalam polybag lainnya. Jarak tanam tersebut dibedakan sesuai

dengan umur bibit siap salur.


26

Gambar 13. Persemaian Bibit dalam Polybag

Gambar 14. Kitri dalam Polybag

c. Pemeliharaan Bibit

Pemeliharaan pesemaian bibit di bedengan maupun di polybag pada

dasarnya tidak berbeda, yaitu terdiri dari:

1) Penyiraman
27

Penyiraman bibit sangat diperlukan untuk menjamin pertumbuhan bibit

yang optimal. Apalagi jika pembibitan dilaksanakan pada musim kemarau, maka

pemberian air melalui penyiraman mutlak diperlukan agar bibit tidak mengalami

kekeringan. Pada musim kemarau dilakukan setiap hari.

Air siraman yang diperlukan tergantung pada umur bibit, semakin

tuasemakin banyak air yang dibutuhkan, yaitu umur 1 – 2 bulan keperluan air 1

liter/hari, umur 3 – 4 bulan sebanyak 2 liter/hari dan umur lebih dari 5 bulan

sebanyak 3 liter/hari. Apabila turun hujan sebesar 10 mm/hari, maka penyiraman

dilakukan dengan interval dua hari sekali.

2) Penyiangan dan penggemburan tanah

Persemaian tempat pemeliharaan bibit harus selalu dibersihkan terhadap rumput-

rumputan, dan tanahnya digemburkan dengan dicangkul dangkal. Harus dijaga

agar akar bibit tidak terganggu. Untuk bibit dalam polybag, lebih mudah

penjagaannya.

Penyiangan dilakukan secara manual setiap saat jika terdapat gulma yang

tumbuh. Penyiangan gulma dengan menggunakan herbisida sedapat mungkin

dihindari.

3) Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit harus sudah dimulai sejak di

persemaian bibit, karena kesehatan dan kondisi pertumbuhan bibit sangat

menentukan baik buruknya pertumbuhan bibit tersebut setelah ditanam di

lapangan. Untuk memperoleh bibit yang sehat, secara preventif bibit dapat

disemprot baik dengan insektisida maupun fungisida.

4) Pemupukan
28

Pemupukan perlu dilakukan agar diperoleh bibit yang sehat dan

suburpertumbuhannya. Pada pemupukan bibit, pupuk yang mengandung N dan

CI harusdiberikan untuk menjamin pertumbuhan bibit yang baik. Penggunaan

ZA sebagai sumber N dan S bersama KCI atau NaCI sebagai sumber K dan CI

dijumpai bai sekali pengaruhnya.

Pada pembibitan cara tradisional dimana bibit dipelihara pada bedengan-

bedengan pesemaian bibit, pemupukan dilakukan dua kali. Yang pertama

diberikan 1 – 2 bulan setelah bibit berada pada bedengan pesemaian, dan yang

kedua adalah 4 bulan kemudian. Dosis pupuk yang diberikan adalah : 30 gram

per bibit dan yang kedua adalah 60 gram/bibit, terdiri dari campuran pupuk

Urea/ZA, TSP clan KCI.

Di Filipina, pemberian pupuk pada bibit bedengan dilaksanakan

denganmemberikan pupuk pada setiap bibit sebanyak 1 sendok makan ZA + 1

sendok

makan KCI. Untuk bibit kelapa hibrida yang pertumbuhannya lebih cepat,

pemberian borax sangat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan unsur

Boron (B) yang akan menjamin pertumbuhan bibit yang normal. Bibit polybag

kelapa hibrida dipupuk setiap satu bulan sekali. Pupuk diberikan dengan

dicampurkan ke dalam tanah polybag setebal 3 cm.

Pemberian dosis pupuk sangat tergantung pada umur bibit seperti disajikan pada

Tabel 3.berikut ini.


29

Tabel 3. Dosis Pemupukan Bibit

Catatan:

- Pemupukan terakhir 2 minggu sebelum dipindahkan ke lapangan

- Pupuk Phosfat diberikan selang sebulan dan waktu pemberiannya pada

setiapkali pemupukan adalah dua minggu sebelum pemberian pupuk

lainnya, danharus dicampur dengan baik/merata dengan tanah

- Pemberian pupuk Phosfat harus dipisah dengan pupuk Nitrogen

- Penambahan 0,1 — 1,0 gram borax pada bulan kedua dan kelima

sangatdianjurkan

Dari Tabel3.terlihat bahwa sampai umur 11 bulan, bibit masih

memerlukan pupuk MOP (Muriat On Potash) atau KCI yang paling banyak

dibanding pupuk lainnya. Hal ini disebabkan unsur hara Kalium mempunyai

fungsi yang sangat penting, yaitu untuk pertumbuhan vegetatif, pembentukan

daun-daun baru.

5) Pemindahan bibit/kitri ke kebun

Pemindahan bibit/kitri ke kebun dilakukan setelah bibit berumur 6 –8

bulan. Tinggi bibit sekitar 1 meter, berdaun ± 4 lembar, dimana daun sudah ada
30

yang membelah menjadi daun dewasa. Sebagai pedoman dalam memilih

bibit/kitri yang baik adalah:

- daunnya cepat membelah

- jumlah daun banyak (umur 6 bulan paling sedikit telah mempunyai 5

daundewasa)

- pangkal batangnya besar

- daunnya lebar dengan pelepah yang pendek

- pelepah daun tumbuh rapat

- warna daun hijau segar, dan

- bebas dari hama/penyakit.

Pada bibit kelapa hibrida, seleksi bibit dilakukan dengan memilih bibit

berdasarkan pada warna pelepah daun (petiole) dan kesuburan pertumbuhannya.

Bibit yang terpilih adalah yang tumbuh subur, sehat, kuat dengan pelepah

daunnya berwarna hijau atau coklat atau warna diantaranya. Bibit yang

berpelepah warna kuning, merah atau orange jangan digunakan karena bibit

demikian berasal dari benih ilegitim. Umur bibit yang optimal untuk

dipindahkan ke lapangan adalah pada umur 8 – 12 bulan.

6) Perhitungan kebutuhan benih/bibit

Kebutuhan bibit tiap hektar tergantung pada jarak tanam yang digunakan.

Secara umum, kebutuhan benih tiap hektar diperhitungkan sebanyak 250 benih.

Dari jumlah ini yang perkecambahannya baik kira-kira 75% (186 bibit). Setelah

dilaksanakan seleksi bibit, yang baik kira-kira 65% (160 bibit). Jumlah bibit

sebanyak 160 per hektar akan mencukupi kebutuhan, karena kebutuhan per
31

hektar adalah 143 bibit (Jarak tanam 9 m x 9 m, segitiga samasisi) dan untuk

menyulam 17 bibit.

D. Jarak Tanam

Berbeda dengan pertanaman kelapa rakyat dimana jarak tanam

biasanyatidak teratur dan terlihat cenderung untuk menanam lebih rapat

bercampurdengan jenis tanaman lainnya. Di perkebunan negara maupun swasta

yang mengusahakan tanaman kelapa sudah diterapkan sistem "tandur jajar" yaitu

menanam tanaman dengan jarak dan barisan yang teratur. Hal ini dimaksudkan

agar lebih mudah dalam pemeliharaan.

Jarak tanam akan berpengaruh terhadap populasi tanaman per satuan

luas, penggunaan cahaya dan kompetisi hara dan air. Hal ini harus diperhatikan

bila akan menanam kelapa, terlebih jika akan dilakukan penanaman tanaman

setadiantara tanaman kelapa. Lahan penanaman kelapa ideal yang

memperhatikan keteraturan dan jarak tanam disajikan pada gambar 2. Berikut

Gambar 2. Lahan Penanaman Kelapa yang ideal


32

Tabel 1. Jarak Tanam Kelapa Berdasarkan Jenisnya

Jarak tanam dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang

dansegitiga samasisi. Bentuk segitiga samasisi saat ini banyak dipakai di

perkebunan-perkebunan kelapa karena dapat menghemat lokasi dan penyebaran

sinar matahari lebih merata. Sebagai contoh untuk jarak tanam 9 m x 9 m dengan

menggunakan sistem segi empat samasisi populasi tanaman hanya 123 – 124

pohon/hektar. Bila menggunakan sistem segitiga samasisi populasi tanaman

dapat mencapai 143 pohon/hektar. Pada daerah berbukit dipakai sistem kontur

(garis tinggi).

Selain ketiga sistem tanam tersebut masih dikenal satu sistem lagi

yaituyang disebut sistem quincunx, yang biasanya dipakai pada peremajaan.

Padasistem terakhir ini, tanaman-tanaman tua yang akan diganti baru dibongkar

setelahtanaman muda penggantinya tumbuh cukup besar.

Tabel 2. Jarak Tanam Kelapa Berdasarkan Sistem Jarak


33

Jarak tanam diukur menurut bidang horisontal dan bukan menurut

topografi tanahnya, sehingga walaupun tanahnya miring maka jarak horisontal

antara tanaman kelapa yang satu dengan yang lainnya tetap sama. Arah barisan

dibuat utara selatan agar penggunaan sinar matahari lebih efisien. Setiap

tanaman mempunyai jarak tanam optimal yang berlainan dan cara mengukur

jarak tanam optimal yang paling praktis adalah dengan memperhatikan batas

tajuk daun antara pohon yang satu dengan lainnya cukup berdekatan tetapi tidak

sampai bersentuhan.

E. Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam bertujuan untuk memberikan ruang tumbuhbagi

akar tanaman yang baru dipindahkan.Ukuran lubang tanam berbeda untuk jenis

tanah yang berlainan,tergantung pada tekstur tanahnya. Pada tanah berat seperti

tanah liat ukuranlubang tanam harus lebih besar dibandingkan untuk tanah-tanah

ringan sepertitanah berpasir. Ukuran lubang sebesar 60 cm x 60 cm x 60 cm

digunakan padatanah-tanah ringan, sedang untuk tanah berat digunakan lubang

tanam 100 cm x100 cm x 100 cm.

Pembuatan lubang ini harus sudah selesai dikerjakan ± 2 bulan

sebelumtanam dengan tujuan agar tanah galian lubang tanam terkena sinar

matahari dan

untuk memperbaiki aerasi tanah. Pada lahan pasang surut tidak dilakukan

pembuatan lubang tanam,bahkan sebaliknya tanah tempat tanaman dinaikkan ±

100 cm x 100 cm x 100 cm.

Hal ini dimaksudkan agar tanaman kelapa tidak tergenang pada waktu air

laut pasang. Tanah hasil galian bagian atas (top soil) dengan bagian bawah (sub
34

soil) dipisahkan. Satu bulan sebelum penanaman tanah hasil galian dikembalikan

lagi dengan susunan tanah tetap seperti semula, yaitu tanah bagian atas tetap di

atas dan bagian bawah tetap dibawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 3. berikut ini.

F. Penanaman

Pengertian dari penanaman adalah kegiatan pemindahan

bibit(transplanting) dari pembibitan ke lapangan, dengan tujuan untuk

mendapatkanpenanaman kelapa yang sehat dan mampu berproduksi

optimal.Bibit yang dipindahkan ke lapangan harus memenuhi syarat

sebagaiberikut :

1. Daun bibit cepat membelah/mekar

2. Tiap bulan keluar daun, artinya bila bibit berumur 6 bulan maka bibit tersebut

telah memiliki 6 daun dari saat keluar daun yang pertama.

3. Pangkal batang besar, tegak dan tidak berlilin

4. Pelepah pendek, lebar, kuat dan tumbuh rapat


35

5. Daun lebar dan berwarna hijau segar

6. Bebas dari serangan hama dan penyakit.

Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, yaitu sekitar

bulanOktober sampai November. Bila penanaman dilakukan pada musim

kemarau atau pada saat curah hujan masih sedikit, bibit akan mengalami

kekeringan dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Sementara itu bila harus

dilakukan penyiraman akan dibutuhkan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu

segala persiapanpenanaman harus dikerjakan bulan bulan sebelumnya dan harus

direncanakan saat awal musim hujan segala persiapan penanaman telah selesai.

1. Cara Menanam

Teknis menanam antara bibit kitri dan bibit polybag agak sedikit berbeda.

a. Menanam bibit kitri

Beberapa hari sebelum bibit ditanam, dasar lubang digemburkan.

Tanahlapisan atas dimasukkan sambil dicampur dengan pupuk P (TSP atau Rock

Phosphate) sebanyak 300 gram/lubang. Lubang tidak diisi sampai penuh,

disisakan bagian atas lubang sedalam 15 – 20 cm tetap kosong. Bibit kitri

ditanam berdiri tegak di tengah-tengah lubang. Kedalaman menanam 15 – 20 cm

dari permukaan tanah. Pangkal batang jangan terlalu tertimbun karena titik

tumbuh masih berada di bawah, dan kalau tertimbun pertumbuhannya akan

mengalami hambatan. Tanah sekitar bibit ditekan kuat agar bibit berdiri tegak.

b. Menanam bibit polybag

Sebelum diangkat ke tempat penanaman, bibit polybag harus disiram

lebih dahulu secukupnya. Akar yang melewati atau menembus polybag harus

dipotong. Tanah lapisan atas terlebih dahulu dicampur dengan pupuk P (TSP
36

atau RP) sebanyak 30 gram/lubang, sebelum tanah ditimbunkan ke dalam

lubang. Masukkan bibit ke dalam lubang dengan hati-hati. Sebelum bibit

dimasukkan ke dalam lubang tanaman, polybag bagian bawah dipotong

melingkar dan dibuat irisan vertikal sampai ke ujung polybag. Bekas polybag

selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah

dikeluarkan dari lubang tanaman. Letak bibit di tengah tengah lubang (bila ajir

terletak di tengah lubang)atau pada arah yang sama terhadap ajir (bila ajir

terletak 10 cm dari tepi lubang). Bibit yang telah dimasukkan ke dalam lubang

ditimbun tanah yang telah dicampur dengan pupuk phosfat, kemudian

dipadatkan dengan ketebalan tanah 3 –5 cm diatas sabut bibit kelapa.

Gambar 4. Menanam Bibit Polybag

Keterangan :

a. Lubang tanam berukuran 80 cm x 80 cm x 80 cm. Ajir dapat terletak 10 cm di

luar
37

b. lubang atau di tengah-tengah lubang (aj-1 atau aj-2). Lubang digali, tanah atas

(A, 0-30 cm) dipisahkan dari tanah bawah (B, 30-80 cm).

c. Persiapan tanam

d. Menanam bibit polybag.

- lepaskan dasar plastik

- taruh bibit di tengah-tengah lubang

- timbun dengan tanah atas sambil dimasukkan pupuk TSP/RP (300 gram)

- kuatkan tanah penimbun agar bibit berdiri tegak dan kokoh

- timbunan sampai permukaan tanah polybag (0-5 cm) dari permukaan

- tanah bawah sebar sekeliling.

Penimbunan tanah sebaiknya sedemikian rupa sehingga permukaan

polybagberada 5 cm di bawah permukaan lubang. Pemberian mulsa sekitar

lubang sangat dianjurkan karena akan dapat mempertahankan kelembaban tanah

dengan baik.

Waktu tanam yang tepat adalah pada awal musim hujan, setelah hujan

turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah (curah hujan selama 30

harimencapai 250 mm).

G. Pemeliharaan

Untuk mempertahankan potensi hasil tanaman kelapa, persyaratan untuk

pertumbuhan yang optimal perlu dihayati. Tanaman kelapa dapat berproduksi

tinggi bila persyaratan-persyaratan berikut terpenuhi, yaitu:

a. Tanaman kelapa yang ditanam merupakan varietas unggul

b. Pemupukan yang tepat

c. Jarak tanam yang optimal


38

d. Terhindar dari gangguan gulma, hama dan penyakit.

Meskipun kemampuan produksi setiap tanaman ditentukan oleh faktor

genetik tanaman itu sendiri, jika tidak dilakukan pemeliharaan akan berpengaruh

negatif terhadap kemampuan tanaman tersebut. Kegiatan pemeliharaan dapat

dibedakan berdasarkan tanaman belum menghasilkan dan tanaman

menghasilkan.

1. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Waktu yang sangat kritis untuk tanaman muda ialah sejak mulai

ditanamsampai umur 3 – 4 tahun. Selama waktu itu, tanaman harus diberi

perhatian sebesar-besarnya agar dapat tumbuh menjadi tanaman yang sehat,

subur dan cepat berproduksi.

Tanaman muda harus dihindarkan dari gangguan hewan, saingan dari

rerumputan dan tanaman liar lainnya, serangan rayap, dan kemungkinan

tergenang air dan lumpur. Pemeliharaan yang umum dilakukan adalah sebagai

berikut :

a) Pemagaran

Di tempat-tempat atau daerah-daerah dimana terdapat banyak

gangguanhewan (babi hutan, kerbau, kambing dan sebagainya), tanaman muda

perlu dipagari untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerusakan.

Pemagaran dipertahankan sampai tanaman cukup besar dan tidak lagi diganggu

ternak besar.

b) Penyiraman

Untuk mencegah kemungkinan kekeringan, bibit yang baru ditanam

perludisiram sampai terbentuknya perakaran baru yang dapat menjaga


39

kelangsungan hidup tanaman muda. Pemberian air perlu dilakukan di musim

kemarau, selama 2–3 tahun pertama setelah bibit dipindahkan. Perlunya

penyiraman ini bergantung pada keadaan setempat.

c) Naungan

Selesai bibit ditanam untuk bibit kitri dianjurkan untuk menaunginya

agarterlindung dari terik matahari. Jenis naungan yang dapat diberikan misalnya:

- menancap daun-daun kelapa sekeliling lubang tanaman, atau

- menanam pupuk hijau perdu seperti Crotalaria sp., atau Theprosia sp.

Disekeliling lubang tanaman

Naungan diperlukan sampai tanaman berumur ± 1 tahun. Setelah

tanaman tumbuh baik, naungan dihilangkan secara berangsur-angsur.

d) Penanaman tanaman penutup tanah

Penanaman penutup tanah diantara tanaman kelapa sangat dianjurkan, karena

diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :

- memberantas gulma

- menambah kadar Nitrogen di dalam tanah melalui fiksasi N bebas dari

udaraoleh bakteri Rhizobium

- menambah bahan organik (serasah) yang dapat memperbaiki sifat fisik

tanah

- mencegah terjadinya erosi

- menahan penguapan terutama dalam musim kemarau

- khusus untuk kebun kelapa, tanaman penutup tanah mampu

menekanperkembangan hama Oryctes.


40

Jenis tanaman penutup tanah yang dianjurkan adalah termasuk

tanamanLeguminosae (legumes cover crop), seperti Calopogonium

caeruleum,Calopogonium mucunoides, Psophocarpus palustries, Pueraria

javanica, avanica,Centrocema pubescens, Centrocema plumieri, dll. Dewasa ini

jenis Calopogoniumcaeruleum sangat disukai pada perkebunan kelapa.

e) Penanaman tanaman sela (intercrop)

Tanah pada sekitar tanaman muda selain ditanami dengan tanaman

penutu tanah (LCC) dapat juga ditanami tanaman bahan makanan. Dalam rangka

pelaksanaan Proyek Pembangunan Kelapa Rakyat, penanaman tanaman sela

diantara tanaman kelapa diatur sebagai berikut :

- waktu: 3 tahun pertama setelah penanaman kelapa

- jenis tanaman: tanaman semusim seperti padi dan kacang-kacangan

(kedele,kacang tanah, kacang hijau, kacang tunggak). Jagung hanya

boleh ditanampada tahun kedua dan ketiga, sedangkan ubi kayu tidak

diperbolehkan

- tanaman sela diharuskan diberi pemupukan sesuai kebutuhan tiap-tiap

jenis tanaman sela yang bersangkutan

- Penanaman tanaman sela berada di luar radius 1,5 sampai 2 meter dari

tanaman kelapa

f) Memperbaiki keadaaan tanah

Tanah sekitar tanaman harus digemburkan, sehingga perakaran

dapatberkembang dengan baik. Bila tanaman mulai tumbuh besar,

penggemburan tanahdapat dilakukan dengan menggunakan traktor.


41

Selain tindakan-tindakan tersebut di atas, hal-hal lain yang harus

diperhatikan adalah :

- air hujan tidak menggenangi lubang tanaman dalam jangka waktu yang

cukup lama

- tumbuhan liar yang tumbuh di dalam/sekitar lubang harus selalu

dibersihkan

- tanaman penutup tanah yang menjalar atau merambat tidak naik

melilittanaman kelapa, karena akan mengganggu pertumbuhannya.

Daerah sekitarbatang harus dibersihkan pada jarak tertentu (clean

weeding sekitar batang)

- lubang tanam sebaiknya ditutup secara barangsur-angsur.

g) Menyulam

Tanaman yang mati, tumbuh kurang sehat dan kurang baik (bibit tumbuh

kerdil, terserang hama penyakit), harus segera dibongkar dan kemudian disulam

dengan bibit baru yang baik. Sebagai bibit sulaman harus diusahakan yang

berumur sama dengan tanaman yang digantikannya. Untuk hal ini perlu

disediakan bibit cadangan di pesemaian, dan lebih baik bila digunakan bibit

polybag yang sama umurnya. Penyulaman dilakukan pada waktu musim hujan

setelah bibit yang akan diganti telah didongkel dan dibakar.

h) Pemupukan

Pemupukan harus segera dilaksanakan terhadap tanaman muda

agarpertumbuhannya sehat dan subur. Waktu, dosis dan cara pemupukannya

akan diuraikan kemudian pada sub bab berikutnya.

i) Pengendalian gulma
42

Gulma yang tumbuh di pertanaman kelapa merupakan salah satu faktor

yang dapat menurunkan hasil tanaman kelapa. Pengaruh yang merugikan dengan

adanya gulma di sekitar pertanaman kelapa adalah :

- terjadinya persaingan dalam penyerapan unsur hara dan air dengan

tanamanpokok sehingga akan sangat menekan pertumbuhan tanaman

pokok. Dalamjangka waktu yang panjang akan berpengaruh pula pada

tanaman pokok dalamhal ketahanan terhadap hama/ penyakit,

pengambilan hara dan produksi,

- menjadi inang hama/penyakit yang menyerang tanaman pokok,

- dapat menghasilkan bahan sekresi yang bersifat meracuni terhadap

tanaman pokok

Jenis-jenis gulma yang banyak tumbuh di pertanaman kelapa adalah:

- Axonopus compressus (rumput pahit, papaitan)

- Borreria laevis (ketupang lemah)

- Chromolaena odorata (kirinyuh)

- Imperata cylindrica (alang-alang)

- Ischaenum timorense (tembagaan, tatambagaan)

- Mikania micrantha (mikania, sembung rambat, areuy)

- Panicum repens (lampuyangan, balungan, jajahean)

- Paspalum conjugatum (rumput pahit, jukut pahit)

Pertumbuhan gulma terutama dipengaruhi oleh intensitas penaungan.

Pada waktu tanaman kelapa masih muda keadaan daun belum menutupi seluruh

permukaan tanah, sehingga gulma tumbuh lebih cepat. Berbeda dengan tanaman

kelapa yang telah tua dimana daun sudah saling menutupi permukaan tanah dan
43

menghambat pertumbuhan gulma yang ada di bawahnya. Oleh karena itu

intensitas pengendalian gulma pada tanaman muda biasanya lebih tinggi

dibanding tanaman kelapa yang telah tua.

Pengendalian gulma dapat dilakukan terhadap seluruh areal pertanaman

kelapa (clean weeding), tetapi cara ini banyak membutuhkan tenaga kerja dan

biaya. Berdasarkan imbangan antara faktor biaya dan manfaat, saat ini telah

diterapkan sistem pengendalian gulma yang disebut sebagai "circle weeding".

Circle weeding dilakukan dengan mencangkul gulma yang tumbuh di sekitar

pohon dengan arah cangkulan dari luar ke dalam atau dari pinggir ke tengah. Hal

ini dimaksudkan agar permukaan tanah di sekitar pohon tidak menjadi cekung da

tidak tergenang air pada musim hujan.

Rotasi dan radius circle weeding tergantung pads umur tanaman dan

kecepatan tumbuh gulmanya. Tanaman dengan umur 0 – 1 tahun gulma

dibersihkan dengan radius ± 75 cm tiap bulan, umur 2 –3 tahun dengan radius ±

100 cm sepuluh kali per tahun, umur 4 tahun dibersihkan dengan radius

125 –200 cm dengan rotasi tergantung pertumbuhan gulma.

Pengendalian gulma di perkebunan kelapa dapat pula dengan

menggunakanzat kimia yang disebut herbisida. Berdasarkan sifat bahan aktifnya,

herbisida dapatdibagi menjadi tiga golongan, yaitu:

(1) Kontak, contoh : Gramoxon, Paracol, Agroxon

(2) Kontak sistemik

(3) Sistemik, contoh: Round Up (efektif untuk pemberantasan alang-alang),

Pelitapon, Dowpon S, Basfapon, dll.


44

Herbisida kontak bekerja melalui bagian tumbuhan yang terkena

herbisida, misalnya daun atau bagian lainnya. Herbisida sistemik bekerja melalui

siste penyerapan zat makanan, yaitu melalui akar atau daun. Herbisida kontak

sistemik dapat bekerja melalui kedua cara tersebut di atas.

Khusus untuk memberantas gulma alang-alang sebaiknya menggunakan

herbisida sistemik agar alang-alang tersebut mati sampai akar-akarnya. Pada

areal dimana alang-alang tumbuh terpencar-pencar pemberantasannya dapat

dilakukan dengan carat usapan (wiping), yaitu mengolesi alang-alang dengan

larutan herbisida sistemik.

Cara lain untuk mengendalikan gulma yang sekaligus dapat menambah

kesuburan tanah serta mengurangi erosi adalah dengan menggunakan tanaman

penutup tanah (cover crop). Jenis tanaman penutup tanah yang sering digunakan

adalah Psophocarpus palustries, Calapogonium mucunoides,

Calapogoniumcaeruleum, Centrocema pubescens dan Pueraria javanica.

Sifat kelima jenis tanaman penutup tanah tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sifat-Sifat Tanaman Penutup Tanah

Penanaman tanaman penutup tanah dilakukan setelah keadaan

lapanganbersih dari gulma dan pada saat tanam yang tepat adalah setelah
45

beberapa kaliturun hujan serta keadaan tanah telah cukup basah atau

lembab.Penanaman dilakukan dengan disebar dalam lubang tanam

yangberbentuk jalur sedalam

2,5 – 5 cm dan jarak antar jalur ± 1 meter.Tanaman penutup tanah tidak boleh

merambat atau melilit tanamankelapa dan jika hal ini terjadi harus segera

dilakukan kegiatan yang disebut"rambet" yaitu menurunkan atau menyingkirkan

tanaman penutup tanah sampairadius ± 1 – 2 meter dari pohon.

2. Tanaman Menghasilkan (TM)

Tanaman kelapa yang memperoleh pemeliharaan yang baik akan mulai

berproduksi pada umur 3 – 4 tahun untuk kelapa hibrida dan 7 – 8 tahun untuk

kelapa dalam. Untuk memperoleh tanaman yang tumbuh sehat dan subur,

tanaman dewasa harus mendapat pemeliharaan lanjutan yang baik sehingga

dengan demikian produksinya pun tinggi.

a. Pemupukan

Banyak petani kelapa yang masih beranggapan bahwa kelapa dapat

tumbuh, berkembang dan berproduksi optimal tergantung alam tanpa

memerlukan tindakan pemupukan. Anggapan demikian merupakan kendala yang

harus segera dihilangkan, sebab beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemupukan dapat meningkatkan produksi kelapa.

Tujuan pemupukan pada tanaman produksi adalah untuk menambah

unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga keseimbangan hara di

dalam tanah dan tanaman tetap terpelihara.

Jenis-jenis pupuk yang digunakan umumnya tunggal seperti:

- pupuk N : Urea atau ZA


46

- pupuk P : TSP atau Rock Phosphate

- pupuk K : Muriate of Potash (MOP)/ KCI

- pupuk Mg: Kieserite

- pupuk B : High Grade Fertilizer Borate

Pupuk majemuk (compound) yang mengandung NPKMg dapat juga

digunakan pada pemupukan kelapa.

Unsur hara bagi tanaman merupakan dasar dalam proses metabolisme

yang sering kali merupakan faktor pembatas dalam mencapai tingkat produksi

yang baik. Untuk mengetahui takaran atau dosis unsur hara yang harus diberikan

dalam bentuk pemupukan, sesungguhnya diperlukan data analisis yaitu hasil

analisis tanah dan daun. Dalam praktek data hasil analisis daun cukup menjadi

pedoman dalam menentukan dosis pemupukan kelapa.

Dengan demikian, dosis pemupukan dari satu tempat ke tempat lain

akanberbeda-beda. Untuk mengetahui unsur hara apa yang banyak diperlukan

oleh tanaman dapat dilakukan dengan menganalisis bagian-bagian tanaman

tersebut. George dan Teik (1932 dalam Von Uexkull, 1980) telah menganalisis

unsur hara

yang terdapat dalam daun, mayang dan buah kelapa dengan hasil seperti terlihat

dalam Tabel 4.

Tabel 4. Unsur Hara yangTerangkut oleh Bagian-bagian Tanaman Kelapa (Kg/ha)


47

Dari hasil analisis pada Tabel 4terlihat bahwa Kalium (K) merupakan

unsur yang paling banyak diambil, terutama pada bagian buah kelapa. Karena

tanah tidak dapat menyediakan unsur hara secara terus menerus maka unsur hara

yang terambil oleh tanaman kelapa tersebut harus dikernbalikan kedalam tanah

melalui usaha pemupukan.

Beberapa metode untuk menentukan kebutuhan unsur hara bagi tanaman

adalah:

a. Dengan menghitung jumlah unsur hara yang terangkut tanaman

b. Analisa tanah

c. Analisa bagian-bagian tanaman tertentu

d. Dengan percobaan pemupukan.

Di perkebunan-perkebunan kelapa, untuk mengetahui dosis dan jenis

pupuk digunakan analisa tanah dan analisa daun. Analisa tanah dilakukan

dengan maksud untuk mengetahui ketersediaan unsur hara dalam tanah,

sedangkan analisa daun untuk mengetahui jenis serta jumlah unsur hara yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa. Namun

apabila tidak tersedia hasil analisis tanah, maka penentuan jenis dan jumlah

unsur hara yang harus diberikan dapat dilakukan berdasarkan pada hasil analisa
48

daun setelah disesuaikan dengan batas kritis kandungan unsur hara pada daun

tersebut.

Batas kritis suatu unsur di dalam jaringan tanaman adalah angka

konsentrasi unsur di dalam jaringan tanaman yang dianalisis, dinyatakan dalam

persen terhadap bobot kering. Apabila yang dianalisis daun, maka batas kritis

unsur yang terkandung di dalam daun adalah prosentase unsur yang dianalisis

terhadap bobot kering daun yang dianalisis. Batas kritis unsur hara pada daun

kelapa dari hasil penelitian beberapa ahli dapat dilihat pada Tabel 5. berikut.
Tabel 5. Batas Kritis Unsur Hara pada Daun Kelapa dari Hasil Penelitian
Beberapa Ahli

Contoh daun yang akan diambil untuk dianalisis didasarkan pada letak

kedudukan pelepah yang dihitung mulai dari daun yang belum membuka,

ditandai dengan nomor urut 0 dan untuk daun yang lebih tua diberi nomor 1,2,3

dan seterusnya. Nomor daun yang akan diambil sebagai Contoh tergantung pads

umur tanaman kelapa seperti terlihat dalam Tabel 6.berikut


49

Tabel 6. Nomor Daun yang Diambil Sebagai Contoh Daun

Daun yang telah didapat dibersihkan, kemudian diambil anak daun (helai

daun) yang berada di tengah-tengah pelepah daun masing-masing sebanyak 3

lembar pada bagian kiri dan kanan pelepah. Dari anak daun tersebut diambil lagi

bagian tengahnya sepanjang 15 cm, sedangkan lidinya dibuang.

Gambar 5. Cara Mengambil Daun Kelapa untuk Analisis Daun

Contoh daun yang telah didapat dimasukkan kedalam kantong plastik

yang diberi label nama kebun, blok, jenis kelapa, tahun tanam, tanggal

pengambilan. Kantong plastik ini ditutup rapat, kemudian dibawa ke

laboratorium untuk dianalisis. Apabila analisis tanah dan analisis daun tidak

memungkinkan untuk dilaksanakan, maka sebagai pegangan dapat digunakan

dosis dan jenis pupuk seperti disajikan pada Tabel 7. berikut ini

Tabel 7. Jenis dan Dosis Pemupukan pada Tanaman Kelapa


50

Corak dosis pemupukan lainnya misalnya dosis pemupukan yang

diberikan pada kelapa hibrida yang ditanam pada tanah "Volcanic Latosol"

dengan dosis gram pupuk/pohon/tahun adalah sebagai berikut:

- Urea : 2.000 gram

- TSP : 750 gram

- KCI : 2.400 gram

- Kieserite : 750 gram

- NaCI : 750 gram

- Borax : 50 gram

Keterangan :

1. Aplikasi ke-1 adalah pada awal musim hujan


51

Aplikasi ke-2 adalah pada akhir musim hujan

2. Pemupukan tahun kelima dan seterusnya disamakan dengan tahun keempat,

kecuali menurut hasil analis daun diperlukan perubahan dosis.

Penyesuaian dosis dengan umur tanaman adalah sebagai berikut :

- Seedling dengan polybag, 1 % dosis, diberikan tiap bulan

- Waktu tanam, 25% dosis, diberikan sebagai pupuk dasar

- Umur 1 tahun, 25% dosis, diberikan tiap 3 bulan (1/4 x 25% dosis)

- Umur2 tahun, 50% dosis, diberikan tiap 6 bulan ( 1/2 x 50% dosis).

- Umur 3 tahun, 75% dosis, diberikan tiap 6 bulan (1/2 x 75% dosis).

- Umur 4 tahun, 100% dosis, diberikan tiap 6 bulan (1/2 x 100% dosis).

- Umur diatas 4 tahun, 100% dosis, diberikan tiap 6 bulan (1/2 x 100%

dosis).

Cara pemberian pupuk

- Pupuk dimasukkan ke dalam lubang yang dibuat sekeliling batang. Jari-

jarilingkaran disesuaikan dengan besarnya pertumbuhan tanaman

- Pupuk dimasukkan ke dalam larikan diantara barisan tanaman. Pada cara

inidapat pula dikombinasikan dengan pembenaman pupuk organik

- Pupuk disebar sekitar batang, kemudian dimasukkan ke dalam tanah

denganjalan mencangkul dangkal tanah sekitar tanaman.

Pupuk Buatan

Pupuk buatan terdiri dari pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk

tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur hara utama,

yaitu Urea mengandung 45% N, Sulfat Kalium (ZK) mengandung 50% K20,

SulfatAmonium (ZA) mengandung 20% N, Super Phosfat Tunggal (ES)


52

mengandung 18 –19% P2O5, Super Phosfat Rangkap (DS) mengandung 36%

P2O5, Triple Super Phosfat (TSP) mengandung 46% P205 dan Muriate of

Potash (KCI atau MOP) mengandung 60% K2O. Pupuk majemuk adalah bahan

pokok yang mengandung lebih dari satu unsur hara, misalnya Amofoska yang

mengandung unsur NPK. Cara pemberian pupuk pada tanaman kelapa

diilustrasikan pada Gambar


53

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dalam rangka pengadaan bibit kelapa yang baik dan benar perlu

memahamidalam pemilihan pohon induk,pemilihan buah untuk benih

dan cara-cara penyimpanan buah

2. Pembibitan kelapa dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu dimulai dengan

persemaian perkecambahan dan dilanjutkan dengan persemaian bibit

kelapa

3. Persemaian perkecambahan yang paling sering dilakukan sampai saat ini

yaitu persemaian perkecambahan secara tradisional atau pesemaian

gantung, persemaian dengan bedengan, pesemaian dengan polybag,

pesemaian dengan menggunakan sistem ”walang sungsang”

4. Dalam pesemaian bibit kelapa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

melaluipersemaian bibit dengan bedengan dan dengan polybag

5. Pemeliharaan pesemaian kecambah meliputi: penyiraman, penyiangan

gulma, mulching

6. Teknik budidaya kelapa pada umumnya meliputi: persiapan lahan

tanam,penanaman tanaman penutup tanah, jarak tanam, lubang tanam,

penanamanserta pemeliharaan tanaman

7. Pembuatan lubang tanam untukmemberikan ruang tumbuh bagi akar

tanaman yang baru dipindahkan.Ukuran lubang tanam adalah sebesar

60x60x60 cm untuk tanah-tanah ringandan 1 x 1 x 1 m untuk tanah berat

Saran
54

DAFTAR PUSTAKA
55

Anda mungkin juga menyukai