Pengendalian Waktu, Biaya Dan Mutu Pada Pekerjaan Banguan Gedung Konstruksi
Pengendalian Waktu, Biaya Dan Mutu Pada Pekerjaan Banguan Gedung Konstruksi
Oleh
Denny Alexander Immanuel Paat
19202109006
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya makan kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Pengendalian Waktu, Biaya
dan Mutu Pada Pekerjaan Bangunan Gedung Industri Konstruksi”, yang menurut saya dapat
memberi manfaat untuk menambah pengetahuan kita tentang manajemen proyek sehingga proyek
dapat berjalan dengan lancar, mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan waktu yang efesien
dan mendekati perencanaan awal serta evaluasi atau pengambilan langkah-langkah yang diperlukan pada
saat pelaksanaan proyek.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberkati segala usaha kita. Amin.
Penyusun
Denny Paat
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah.............................................................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................................... 4
1.4 Tujuan.............................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 6
2.1 PENGERTIAN PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI................................ 6
2.1.1 Tujuan dan Fungsi Pengendalian Proyek Konstruksi............................................. 8
2.1.2 Manfaat Pengendalian Proyek Konstruksi.............................................................. 11
2.2 PENGENDALIAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI............................................... 11
2.2.1 Manajemen Waktu Proyek...................................................................................... 12
2.2.2 Aspek-Aspek Manajemen Waktu Proyek............................................................... 13
2.3 PENGENDALIAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI................................................. 21
2.3.1 Konsep Nilai Hasil (EARNED VALUE)................................................................ 24
2.3.2 Metode Konsep Nilai Hasil ................................................................................... 27
2.4 PENGENDALIAN MUTU PROYEK KONSTRUKSI.................................................. 29
2.4.1 Metode Pengendalian Mutu ……………………………………………………... 30
2.4.2 Dokumen-dokumen Untuk Pengendalian Mutu…………………………………. 31
2.4.3 Pengendalian Mutu Secara Langsung……………………………………………. 32
ii
3.2 Saran................................................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dan ketetapan untuk penyelesaian suatu proyek. Kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu. Untuk
itu dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi diperlukan suatu pengambilan keputusan yang tepat
untuk menetukan sasaran yang akan dicapai sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Proses proyek konstruksi dimulai dan diahiri dengan serah terima. Selama proses
berlangsung, beberapa aspek teknis yang berkaitan dengan proses, perlu diketahui. Aspek teknis
yang umum dilakukan terdistribusi dalam:
- Perencanaan (Planning)
- Pengorganisasian (Organizing)
- Pelaksanaan/Penjadwalan (Scheduling)
- Pengendalian (Controllig)
Tujuan dari manajemen proyek konstruksi itu sendiri adalah untuk mendapatkan metode
atau cara teknis yang terbaik dalam pencapaian sasaran atau tujuan agar pemanfaatan sumber-
sumber daya yang terbatas akan diperoleh hasil yang maksimal dalam hal ketepatan, kecepatan,
penghematan dan keselamatan kerja yang komprehensif.
1
Pembahasan makalah yang dibuat kali ini, akan lebih mendalami tentang “Pengendalian Proyek
Konstruksi”.
- Pengendalian Biaya
- Pengendalian Waktu
- Pengendalian Mutu
MUTU
BIAYA WAKTU
Gambar 1.1
Ketiga variabel tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi. Kualitas Mutu berkaitan
dengan Biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya secara umum menunjukkan tinggi
rendahnya mutu untuk suatu pekerjaan yang sama dengan spesifikasinya yang sama pula.
Demikian dengan Waktu pelaksanaan, tinggi rendahnya mutu secara tidak langsung berkaitan
dengan lama waktu pelaksanaan, mutu yang tinggi membutuhkan kehati-hatian dan pengawasan
mutu yang lebih intensif, sehingga jelas akan menggunakan waktu yang lebih lama daripada
waktu normal. Dari waktu yang lebih lama, maka secara otomatis akan menambah biaya
pelaksanaan. Bentuk saling ketergantungan ini memberikan beberapa kebutuhan akan teknik
untuk manajemen proses kontruksi.
Manajemen konstruksi berlangsung seperti siklus yang berulang terus menerus terdiri
rencana dan standar dibuat untuk melaksanakan suatu proyek dengan batasan biaya ,jadwal dan
mutu yang telah dianggarkan pada suatu proyek. Pada tahap pelaksanaan proyek perlu adanya
pengawasan atau pengendalian pada suatu sektor agar tetap sesuai dengan standar. Pengendalian
2
merupakan salah satu fungsi manajemen proyek yang bertujuan agar pekerjaan dapat berjalan
mencapai sasaran tanpa banyak penyimpangan. Pengendalian proyek adalah suatu usaha
sistematis untuk mementukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan ,merancang
adanya penyimpangan antara pelaksanaan dengan standar dan mengambil tindakan pembetulan
yang diperlukan agar sumberdaya yang digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka
Pada dasarnya dalam setiap proses pelaksanaan proyek, berhasil atau tidaknya proyek
1. Biaya (Cost). perencana yang baik adalah perencana dimana dalam mengestimasi
2. Waktu (Time). Waktu selalu berhubungan dengan biaya, apabila pekerjaan dapat
3. Mutu (Quality). Mutu pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan yang diisyaratkan
4. Keselamatan (Safety) Unsur ini sangat penting kerna menyangkut jiwa seseorang.
Untuk itu setiap pekerjaan harus dilengkapai alat-alat pengaman yang disesuaikan
tujuan dalam proyek dan mengambil keputusan atau tindakan yang diperlukan untuk
3
mengendalikan masalah yang dihadapai serta mampu menunjukkan hasil kinerja kegiatan dengan
menggunakan metode konsep nilai hasil. Dengan konsep nilai hasil, kemajuan dari proyek dapat
diukur dengan membandingkan rencana kerja yang telah disusun sejak awal proyek dengan
realisasi pelaksanaan proyek. Selain itu, metode konsep nilai hasil dapat dikembangkan untuk
membuat perkiraan atau proyeksi keadaan masa depan proyek misalnya dapatkah proyek
diselesaikan sisa dana yang ada? , berapa besar perkiraan biaya untuk menyelesaiakn proyek?,
Dan berapa besar proyeksi keterlambatan pada akhir proyek, bila kondisi masih seperti saat
pelaporan.
suatu teknik atau cara pengelolaan yang baik guna mempertinggi efisiensi produktifitas dan
kulaitas kerja. Sehubungan dengan itu maka perlu dilakukan tindakan pengawasan dan
Mengingat banyaknya perkembangan yang bisa ditemukan dalam permasalahan ini, maka
penulis membatasi pembahasa pada Pengendalian Waktu, Biaya dan Mutu Pada Pekerjaan
Bangunan Gedung Industri Konstruksi.
4
1.4 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, maka
pengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian yang
menghambat tercapainya tujuan proyek dapat segera diselesaikan dengan baik.
Pengendalian (controlling) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang
sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang system informasi, membandingkan pelaksanaan
dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan
standar, kemungkinan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya
digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka setidaknya ada tiga langkah dalam proses
pengendalian, antara lain:
6
3. Melakukan tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya perbedaan performansi aktual
terhadap performansi standar.
yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka
mencapai sasaran.
Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi pada umumnya dibutuhkan suatu sistem
pengendalian biaya, mutu waktu yang mana sistem pengendalian ini bertujuan agar proyek
pelaksanaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan biaya, mutu, dan waktu yang direncanakan.
Agar suatu sistem pengendalian berjalan dengan efektif maka diperlukan unsur-unsur
1. Tolak ukur yang nyata : bagi pengendalian proyek, tolak ukurnya adalah
anggaran.sedangkan untuk jadwal, salah satu tolak ukur yang paling penting
adalah milestone yang tidak realistis akan menyulitkan analisis hasil pengukuran
2. Perangkat yang dapat memproses dengan cepat dan tepat : memproses masukan
3. Perkiraan yang akurat : meliputi berbagai perkiraan (forecast) biaya dan jadwal
kegiatan, seperti biaya dan jadwal untuk pekerjaan tersisa sampai akhir
7
penyelesaian proyek, evaluasi trend (kecenderungan) bilamana keadaan tidak
(schedule delay), bila tanda-tanda akan terjadinya hal demikian telah terlihat.
biaya
Pengendalian
Proyek
8
mutu waktu
Gambar 2.1.1
9
Manajer Proyek bertanggung jawab atas pengendaliaan keseluruhan proyek.
Pada proyek besar dengan kelompok menejmen purna waktu, dia dapat dibantu
surveyor kuantitas untuk pengendaliaan keuangan, dan seorang administrasi untuk
kemajuan lapangan dan pengendalian mutu, selama tahap konstruksi, kontraktor
bertanggung jawab menyiapkan rencana kerja rinci yang memenuhi persyaratan
kontrak. Manajer Proyek harus menetapkan kelayakan jadwal kontraktor, terutama
berkaitan dengan sumber daya.
analisis data
kumpulkan
dan
fakta dan
presentasi ke
data
laporan
perkiraakan
ambil langkah hasil yang
koreksi dan mungkin dari
rencana baru arah proyek
saan ini
Gambar 2.1.2
10
2.2 PENGENDALIAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI
Pengendalian Waktu atau bisa kita sebut dengan penjadwalan merupakan alat yang
diperlukan guna menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek dengan beberapa kegiatan, tahap
pelaksanaan umumnyadapat dibayangkan sehingga penjadwalan tidak begitu mutlak dilakukan.
Akan tetapi berbeda masalahnya pada proyek berskala besar dimana selain jumlah kegiatan yang
sangat banyak dan rumitnya ketergantungan antar kegiatan tidak mungkin lagi diolah dalam
pikirran. Penjadwalan dan pengontrolan menjadi rumit, jadi sangatlah penting agar kegiatan
dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
Unsur utama dari penjadwalan adalah peramalan (forecasting), walaupun perlu disadari
bahwa perubhan-perubahan dapat saja terjadi dimasa mendatang dan akan mempengaruhi pola
rencananya sendiri. Penjadwalan adalah berfikir secara mendalam melalui berbagai persoalan-
persoalan, menguji jalur-jalur yang logis, menyusun berbagai macam tugas yang menghasilkan
suatu kegiatan lengkap, dan menuliskan macam-macam kegiatan dalam kerangka yang logis dan
rangkaian waktu yang tepat.
Mengenai adanya perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat pelaksanaan, maka
faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk membuat jadwal yang cukup efektif yaitu:
11
2.2.1 Manajemen Waktu Proyek
1. Men (manusia)
3. Machines (mesin/peralatan)
4. Money (uang)
5. Methods (method/cara/teknologi)
12
manajer proyek untuk memantau dan mengendalikan waktu yang dihabiskan
dalam menyelesaikan sebuah proyek. Dengan menerapkan manajemen waktu
proyek, seorang manajer proyek dapat mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan
oleh tim proyek untuk membangun deliverables proyek sehingga memperbesar
kemungkinan sebuah proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
13
Gambar 2.1 Sistem Manajemen Waktu
Sumber: Clough dan Scars (1991)
Jarang ditemui suatu keadaan dimana suatu jadwal rencana dapat tepat
dengan pelaksanaan di lapangan. Untuk dapat mencapai kondisi demikian
dibutuhkan suatu perencanaan yang cermat dan didukung factor eksternal agar hal
tersebut dapat tercapai. Penandaan prestasi pekerjaan dalam alat pengendalian
(schedule) dilanjutkan dengan penyesuaian urutan kegiatan disebut
dengan updating (Ervianto, 2002). Walaupun menghadapi keadaan yang terus
mengalami perubahan, target waktu yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 diulang
secara teratur selama proyek berlangsung.
14
masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek sehingga
tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang
ada (Husen, 2008).
15
Gambar 2.2 Work Breakdown Structure
16
b) Discretionary dependencies, atau juga disebut soft logic, adalah
ketergantungan yang ditetapkan oleh tim manajemen berdasarkan best
pratice pada kegiatan tertentu.
c) External dependencies, adalah ketergantungan yang melibatkan hubungan
kegiatan proyek dengan yang bukan merupakan kegiatan proyek, misalnya
pemancangan tiang pancang baru bisa dilakukan setelah tiang pancang
tiba di lokasi proyek.
17
Gambar 2.3 Proses Pembuatan Jadwal
Sumber: PMBOK (1996)
18
Gambar 2.4 Jaringan Kerja CPM
Sumber: Ervianto (2004)
b. Program Evaluation and Review Technique (PERT)
19
Metode perancangan jaringan kerja ini menggunakan node untuk mewakili
suatu kegiatan, kemudian menghubungkannya dengan panah untuk menunjukkan
ketergantungannya. Terdapat empat ketergantungan dalam PDM yaitu: finish-
tostart (FS); aktivitas B dapat dimulai ketika aktivitas A selesai,start tostart (SS);
aktivitas B dapat dimulai apabila aktivitas A dimulai, finih-to-finish(FF); aktivitas
B tidak dapat diakhiri apabila aktivitas A belum berakhir, dan start-to-finish (SF);
aktivitas B tidak dapat diakhiri selama aktivitas A belum dimulai.
d. Duration Compression
Metode bagan balok diperkenalkan oleh H.L Gantt pada tahun 1917.
Bagan balok disusun dengan maksud untuk mengindentifikasi unsur-unsur waktu
dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai,
waktu penyelesaian, dan pada saat pelaporan.
20
Sumber: Husen (2008)
3. Milestones Chart
21
2.3 PENGENDALIAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI
Tujuan Pengendalian biaya proyek pembangunan adalah pengendalian aktif atas biaya
akhir bagi klien. Denga sekedar pencatatan aktif atas biaya akhir klien,biaya proyek pada proyek
konstruksi dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
Biaya langsung (Direct Cost) adalah semua biaya yang langsung berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan. Biaya-biaya yang dikelompokkan dalam biaya
langsung adalah biaya bahan /material, biaya pekerja /upah dan biaya peralatan (equipment).
Biaya tak langsung (Indirect Cost) adalah semua biaya proyek yang tidak secara langsung
berhubungan dengan konstruksi di lapangan tetapi biaya ini harus ada dan tidak dapat dilepaskan
dari proyek tersebut (Nugraha et al., 1986). Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tak langsung
adalah biaya overhead, biaya tak terduga (contigencies), keuntungan /profit, pajak dan lainnya.
Hubungan biaya langsung dan biaya tak langsung terhadap waktu memiliki kecendrungan
bertolak belakang. Jika waktu pelaksanaan proyek dipercepat akan mengakibatkan peningkatan
biaya langsung tetapi pada biaya tidak langsung terjadi penurunan.
Anggaran yang cermat penting untuk pengendalian proyek yang efektif, juga konsisten
dengan tujuan proyek, fungsi yang diminta serta standar mutu. Kepuasan biaya investasi proyek
diambil hanya setelah disusun taksiran biaya yang handal. Anggaran proyek harus sesuai dengan
rencana akunting.
Gambar 2.6
22
Pengendalian biaya diperlukan untuk menjaga kesesuain antara perencanaan dan
pelaksanaan. Pengendalian bertujuan untuk menjamin biaya proyek tidak melampaui rencana
anggaran pelaksanaannya. Peluang terbesar untuk menekan biaya akhir proyek adalah pada tahap
studi kelayakan dan perencanaan. Hal yang diperlukan untuk mengontrol pengendalian biaya
adalah rencana anggaran pelaksanaan yang menyangkut mutu, volume, dan harga satuan
Informasi yang dibutuhkan kontraktor agar pengendalian tersebut dapat tercapai sasaran yang
1. Biaya proyek yang digunakan sesuai dengan hasil bagian pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan (lebih besar atau lebih kecil dari rencana biaya ),
dimana hal itu terjadi dan siapa yang bertanggung jawab dan apa yang akan dikerjakan.
2. Memperkirakan biaya yang akan datang sesuai rencana atau melebihi rencana. Adalah
sangat penting menyadari kecenderungan yang akan terjadi sedini mungkin sendiri, tahap
atau hal yang akan mempengaruhi biaya. Ketika biaya dengan pasti berbeda, biasa sangat
terlambat disadari. Rahasia dari suatu pengendalian yang nyata adalah dapat menentukan
kecenderungan –kecenderungan yang akan dapat secepat mungkin begitu hal tersebut
mulai terjadi dan dapat mengatasinya. Dengan demikian manajemen proyek perlu dapat
3. Hal ini perlu diperhatikan tentang biaya adalah hubungannya dengan waktu pelaksanaan.
Apakah diperlukan pelaksanaan yang lebih cepat dan beberapa besar pengaruhnya
terhadap biaya. Manfaat apa yang akan didapat dengan mempercepat waktu, maka
23
manajemen proyek sangat perlu mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang pengaruh
ini.
berikut :
1. Menetapkan target atau standar waktu untuk suatu bagian pekerjaan yang
4. Jika diperlukan, rencanakan ulang sehingga target semula dapat dicapai atau
dapat didekati .
5. Mintakan tindak lanjut yang sesuai dari para penanggung jawab langsung atas
keuangan di Amerika Serikat program Pemerintah pada 1960-an, tetapi sejak itu
telah menjadi cabang penting dari manajemen proyek dan rekayasa biaya.
Implementasi analisa nilai hasil dapat ditingkatkan agar sesuai proyek dari semua
24
pada pergantian abad ke-20, sebagian besar didasarkan pada prinsip "berjangka"
dipopulerkan oleh Frank dan Lillian Gilbreth, tapi konsep berakar di Amerika
Serikat Departemen Pertahanan pada tahun 1960. Konsep asli disebut PERT /
BIAYA, tapi itu dianggap terlalu berat (tidak terlalu mudah beradaptasi) oleh
Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, analisa nilai hasil muncul sebagai
manajer dan eksekutif. Penggunaan metode nilai hasil cepat berkembang di luar
Departemen Pertahanan AS. Hal ini diadopsi oleh National Aeronautics and
metode nilai hasil dalam pengadaan program mereka sendiri. Suatu ikhtisar nilai
hasil termasuk dalam Panduan PMBOK pertama pada tahun 1987 dan diperluas
Manajemen dan Anggaran mulai mandat penggunaan metode nilai hasil di semua
dikelola secara internal tertentu (bukan hanya untuk kontraktor).Metode nilai hasil
25
yang diperdagangkan sebagai tanggapan terhadap Sarbanes-Oxley Act tahun
2002.
menunjukkan sebuah proyek di bawah anggaran, lebih cepat dari jadwal dan
ruang lingkup dilaksanakan sepenuhnya, tetapi masih memiliki hasil yang kurang
memuaskan akhirnya tidak berhasil. Dengan kata lain, Metode ini hanya salah
satu alat dalam toolbox manajer proyek. Karena Metode nilai hasil memerlukan
kuantifikasi suatu rencana proyek, seringkali dianggap tidak berlaku untuk proyek
Dan kelemahan metode konsep Nilai Hasil adalah tidak dapat membuat perkiraan
BCWS
Dalam pengendalian biaya, mutu dan waktu dalam pelaksanaannya saling terikat
satu sama lainnya. Misalnya: pada suatu pekerjaan berlangsung lebih cepat dari
jadwal yang direncanakan, belum tentu hal ini merupakan tanda yang
penggunaan biaya yang tidak efisien dan berarti kinerja pekerjaan berada dibawah
26
standar yang ditentukan dan berakibat tidak terselesaikan karena kehabisan biaya.
Teknik dan metode pengendalian biaya serta jadwal proyek yang cepat
Metode konsep nilai hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang
suatu kegiatan tertentu pada saat pelaporan dinyatakan memiliki kemajuan yang
melampui jadwal yang direncanakan, tetapi belum tentu kegiatan tersebut sesuai
dengan anggaran yang alokasi untuknya. Bila kegiatan tersebut dikerjakan tidak
efisien ,sehingga biaya perunit nya melebihi anggaran maka pada saat kegiatan
27
tersebut dapat terhenti karena kekurangan biaya meskipun pada mulanya
yang ada dan terungkap pada saat pelaporan akan terus berlangsung. Keterangan
masukan yang sangat berarti bagi pengelola maupun pemilik, karena dengan
yang digunakan
performed)
work performed)
work schedule)
telah terlaksana dalam kurun waktu tertentu atau jumlah biaya actual dari
keuangan proyek pada tanggal pelaporan yaitu catatan segala pengeluaran biaya
28
actual dari paket atau kode akuntansi termaksud perhitungan overhead dan lain-
lain. Jadi ACWP merupakan jumlah actual dari pengeluaran atau dana yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun waktu tertentu. Atau bisa
Adalah jumlah bagian anggaran yang senilai dengan pekerjaan yang telah
perbandingan antara biaya yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah
Ini sama dengan anggaran untuk suatu paket pekerjaan tetapi disusun dan
alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Angka ini menunjukkan anggaran untuk suatu paket pekerjaan,tetapi disusun dan
jadwal, dan lingkup kerja , diaman pada setiap elemen pekerjaan telah diberi
alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan
pekerjaan.
29
1. Variansi biaya (CV) , jadwal (SV), dan anggaran (BV) terpadu
Pengendalian mutu proyek dapat dikerjakan oleh sebuah tim yang dikepalai oleh seorang
manager. Sebelum proyek dimulai, tim hendaknya sudah dibentuk dan dilakukan penunjukan
untuk mengepalai tim. Orang yang ditunjuk untuk menjadi manager harus disetujui oleh pemberi
proyek. Manager pengendalian mutu ini nantinya akan melaporkan pekerjaan-pekerjaannya
secara langsung kepada manager proyek.
Pengendalian mutu dalam sebuah proyek terdiri dari tiga langkah utama yakni perencanaan
mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan kualitas.
30
ini dapat dilengkapi pula dengan bagan atau skema alur pengendalian mutu dan alur pelaporan
pengendalian mutu.
31
perbaikan kualitas proyek, khususnya pada bagian-bagian yang belum
menyelesaikan pekerjaannya pada tahapan tertentu. Pengujian sampling harus
dikerjakan dengan efektif dan efisien baik dari metode maupun instrumen
yang digunakan supaya bisa mencapai titik-titik penting yang dapat
memberikan gambaran umum pencapaian pelaksanaan proyek. Pengujian
sampling tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan secara jujur dan objektif,
karena itu harus jelas pula metode yang digunakan, titik uji sampling yang
diambil dan sasaran uji sampling.
1. Spesifikasi teknis
Spesifikasi Teknik berisikan uraian yang disusun dengan lengkap dan jelas
mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan sehingga bisa mencapai
harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
2. Gambar kerja
Gambar Kerja adalah gambar acuan yang dipakai untuk mewujudkan ide
rancangan ke dalam bentuk fisik. Oleh karena itulah, setiap pihak yang terlibat
dalam proyek harus bisa memahami gambar kerja yang telah dibuat. Gambar
kerja yang benar-benar akurat dan detail akan sangat membantu mewujudkan
sebuah proyek dengan tepat.
Gambar kerja yang dibuat oleh seorang arsitek dilengkapi pula dengan
spesifikasi dan syarat teknik pengerjaan proyek yang lengkap, jelas dan teratur
serta perkiraan biaya proyek dan perhitungan kuantitas proyek. Jika gambar
kerja sudah diperiksa dan disetujui, barulah gambar kerja ini bisa digunakan
dalam pengerjaan sebuah proyek.
32
3. Rencana mutu kontrak
4. Dokumen administrasi
5. Instruksi teknis
33
2. Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan satu tahapan
pada proyek telah berjalan sesuai dengan mekanisme atau pedoman yang telah
ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada dasarnya dalam setiap proses pelaksanaan proyek, berhasil atau tidaknya
1. Biaya (Cost). perencana yang baik adalah perencana dimana dalam mengestimasi biaya
2. Waktu (Time). Waktu selalu berhubungan dengan biaya, apabila pekerjaan dapat
bagi pelakasanaan, namun apabila melebihi dari waktu yang direncanakan maka akan
34
3. Mutu (Quality). Mutu pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan yang diisyaratkan
4. Keselamatan (Safety) Unsur ini sangat penting kerna menyangkut jiwa seseorang.
Untuk itu setiap pekerjaan harus dilengkapai alat-alat pengaman yang disesuaikan
4.2 Saran
Suatu proyek membutuhkan suatu manajemen, agar tujuan dan sasaran proyek
tersebut jelas sehingga, dana yang dikeluarkan termanfaatkan se-efektif dan se-efisien
mungkin, setiap proyek harus dapat diselesaikan dengan waktu yang tidak boleh
terlambat, mutu yang sesuai dan biaya yang semurah mungkin dan tingkat kebocoran
anggaran menjadi se-minimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Tarore, Huibert., dan Mandagi, Robert J.M., 2006. Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi
(SIMPROKON), ISBN: 979-15616-0-5, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi,
Manado.
Widiasanti, Irika. Ir., M.T. & Lenggogeni. Ir., M.T. (2013). Manajemen Konstruksi. Bandung.
sipil.blogspot.co.id/2014/01/fungsi-dan-proses-pengendalian-proyek.html. diakses
35
Alfiandinata, 1998, Pengendalian Mutu Proyek Dengan Waktu, Biaya, Kualitas
http://alfiandinata26.blogspot.com/2019/03/kaitan-pengendalian-mutu-proyek-
36