Anda di halaman 1dari 24

A&F

BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

BAB I
SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN

A. Standar Kompetensi : 1. Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit.2.
B. Kompetensi Dasar : 1.1. Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif larutan
1.2 Membandingkan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan
sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan
data percobaan
C. Indikator :
 Menghitung konsentrasi suatu larutan (kemolalan dan fraksi mol)
 Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum Raoulth)
dan larutan elektrolit
 Menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap
pelarut
 Menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan
 Mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut
melalui percobaan
 Menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan data percobaan
 Mengamati kenaikan titik didih suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut
melalui percobaan
 Menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan
data percobaan
 Menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan
titik beku dan kenaikan titik didih larutan
 Menjelaskan pengertian osmosis dan tekanan osmosis serta terapannya
 Menghitung tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit
 Menganalisis data percobaan untuk membandingkan sifat koligatif larutan
elektrolit dan non elektrolit

A. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT


Beberapa sifat fisik larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya. Sebagai contoh, air
murni membeku pada suhu 0oC, sedangkan larutan yang menggunakan pelarut air membeku pada
suhu yang lebih rendah dari 0 oC. Etilen glikol yang ditambahkan dalam radiator mibil
menyebabkan titik beku radiator air menurun, dan sekaligus titik didihnya meningkat (pikirkan
menurut anda apa manfatnya bagi mesin?)
Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan tersebut merupakan contoh sifat
koligatif yang bergantung hanya pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis
partikelnya (colligative, artinya bergantung pada kumpulan atau dengan kata lain sifat yang
dipengaruhi oleh efek kolektif sejumlah partikel zat terlarut). Jadi, suatu larutan yang berbeda
jenisnya namun memiliki jumlah partikel sama akan memiliki sifat koligatif yang sama pula.
Sebagai contoh, Anda dapat membandingkan larutan HCl 0,1 M, larutan NaOH 0,1 M, larutan
NaCl0,1 M, dan larutan glukosa 0,2 M. Meskipun nilai kemolarannya berbeda-beda, namun
keempat larutan tersebut memiliki jumlah partikel terlarut yang sama. Akibatnya, keempat larutan
tersebut memiliki sifat koligatif larutan yang sama pula. Jika anda bandingkan, larutan HCl 0,1 M
bersifat asam, sedangkan larutan NaOH 0,1 M dapat menghantar arus litrik dan berasa asin,
sedangkan larutan glukosa 0,2 M tidak dapat menghantar arus listrik dan berasa manis. Tahukah
anda, mengapa NaOH 0,1 M memiliki sifat koligatif yang sama dengan glukosa 0,2 M? Untuk
dapat mengetahui jawabannya anda dapat mempelajair uraian berikut:

1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

Gambar 1.5
zat elektrolit dalam air zat nonelektrolit dalam air
terurai menjadi kation dan anion terurai menjadi molekul – molekul bukan kation dan anion

Perhatikan Ganbar 1.5a! larutan HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M, dan NaCl 0,1 M merupakan larutan
elektrolit sehingga dalam larutan terurai menjadi partikel-partikel berupa kation dan kation
NaOH (aq) Na+ (aq) + OH (aq)
NaCl(aq) Na+ (aq) + Cl (aq)
Adapun larutan glukosa (C6 H12 O6) merupakan larutan nonelektolit. Dalam larutan, glukosa
terpecah menjadi molekul-molekul glukosa, dan tidak terurai menjadi katon dan anion.
(perhatikan ganbar 1.5)
Perbandingan jumlah mol larutan elektrolit dan nonelektrolit (pada volume larutan 1 L), dapat
anda perhatikan pada table 1.1 berikut
Jumlah Mol Jumlah mol Jumlah Mol
Larutan
Ssenyawa Kation Anion Total
HCl 0,1 M 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol 0,2 mol
NaOH 0,1 M 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol 0,2 mol
NaCl0,1 M 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol 0,2 mol
C6 H12 O6 0,2 M 0,2 mol 0,2 mol

Perhatikan bahwa keempat larutan tersebut mempunyai jumlah mol total partikel yang sama
sehingga memiliki sifat koligatif yang sama pula. Sifat koligatif larutan meliputi penurunan
tekanan uap, penurunan titk beku, kenaiakn titik didih dan tekanan osmotic larutan.
Perhatikan diagram PT H2O pada gambar 1.6 berikut!

Gambar 1.6
Pengaruh zat terlarut
pada diagram PT H2O

Grafik dengan garis utuh menunjukan perubahan fase H 2O murni, sedangkan garis putus-
putus menyatakan perubahan fase larutan dngan pelarut H 2O. Sumbu tegak menunjukan tekanan,
sedangkan sumbu mendatar menunjukan suhu. Titik T disebut titik tripel yang menyatakan
kesetimbangan tiga fase, yaitu fase padat, fase cair dan fase gas. Garis TA menyatakan
kesetimbangan antara fase padat dan cair. Garis TB menyatakan kesetimbangan antara fase cair
dan fase gas. Adanya zat terlarut menyebabkan terjadinya kenaikan titik didih dari T °b ke T b

(
ΔT b ), penurunan titik beku dari T °f ke
Tf (
ΔT f
), dan penurunan tekanan uap dari
°
Pke P ( ΔP ). Uraian terperinci mengenai sifat koligatif larutan akan dijelaskan pada
bahan selanjutnya.

1. penurunan Tekanan Uap Larutan


jika kedalam suatu ruangan tertutup diamasukan pelarut pada suhu tertentu, sebagian pelarut
tersebut akan menguap dan memenuhi ruangan. Uap yang dihasilakn menimbulkan tekanan pada
ruangan tersebut. Nilai tekanan uap jenuh pelarut murni tersebut dinamakan tekanan uap jenuh
pelarut murni, dan diberi notasi P° ( Gambar 1.7a). jika kedalam suatu pelarut tersebut
dimasukan suatu zat terlarut yang sukar menguap hingga terbentuk larutan, kemudian dibiarkan

2 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

mencapai keseimbangan pada suhu yang sama dengan suhu jenuh (keseimbangan) pelarut murni,
tekanan yang terjadi oleh uap jenuh pelarut dari larutan tersebut dinamakan tekanan uap jenuh
larutan dan diberi notasi P. (Gambar 1.7b)

Gambar 1.7
Tekanan uap pelarut murni
Tekanan uap larutan

Kesetimbangan (b) Kesetimbangan


(a)
Tekanan Uap Tekanan Uap

bagaimana suatu zat terlarut yang tidak mudah menguap dapat menurunkan tekanan uap
jenuh pelarutnya? (Ganbar 1.8)

Gambar 1.8
Suatu zat terlarut sukar menguap
( nonvolatil ) mengurangi jumlah
Molekul pelarut ysng meninggalkan
larutan

Dalam suatu larutan, sebagian zat terlarut berada di dekat permukaan larutan. Karena
bersifat tidak menguap, zat terlarut ini tetap berada dalam larutan. Keberadaan zat terlarut dalam
permukaan larutan tersebut menyebabkan sebagian zat pelarut tidak dapat menguap atau
meninggalkan larutan. Akibatnya, jumlah zat pelarut yang menguap menjadi berkurang dan
menyebabkan penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut tidak mudah menguap. Badan air
berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang panas dan kering, serta tidak
berhubungan dengan laut sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Namun, laut mati
ini tidak pernah menjadi kering. Tahukah anda, mengapa demikian?
Dari percobaan yang dilakukan Raoult diperoleh kesimpulan berikut

“tekakan uap jenuh larutan sama dengan fraksi mol pelarut


dikalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni.”

Selanjutnya, kesimpulan ini dikenal sebagai Hukum Raoult. Hukum Raoult tesebut
berlaku hanya untuk larutan yang zat terlarutnya bersifat tidak menguap (larutan ideal).
Hukum Raoult di rumuskan sebagai berikut:
Dengan :
p = tekanan uap jenuh larutan
° po = tekanan uap jenuh pelarut murni
P=P × Χ p
Xp = fraksi mol zat pelarut

Jika Xp = 1, berarti tidak ada zat terlarut sehingga p = po. Jika Xp = 0, berarti tidak ada pelarut
sehinnga tidak ada zat yang menguap. Jadi tidak ada tekanan uap.
Harga fraksi mol pelarut pada larutan selalu lebih kecil dari satu dan molekul – molekul pelarut
lebih sulit untuk meninggalkan permukaan ( menguap ) karena terhalangi oleh Zat terlarut. Oleh
karena itu, tekanan uap jenuh larutan ( p ) selalu lebih kecil daripada tekanan uap jenuh pelarut
murni ( po ), atau tekanan uap jenuh pelarut murni ( po) selalu lebih besar daripada tekanan uap
jenuh larutan ( p ). Perhatikan Gambar 1.10 yaitu diagram fase zat yang menggambarkan
hubungan antara fase zat, tekanan dan suhu !

3 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Gambar 1.10
Diagram tekanan uap pelarut murni dan larutan
A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO
= garis diagram untuk pelarut
= garis diagram untuk larutan

Jika pada suhu yang sama ( misalnya T ) ditarik garis ke atas, tekanan uap pelarut murni selalu
berada di atas ( lebih besar daripada ) tekanan uap larutan. Jadi, jika ada pelarut murnih dengan
tekanan uap jenuh po ditambahkan zat terlarut , larutan yang terbentuk mempunyai tekanan uap
jenuh pelarut sebesar p . Penurunan tekanan dari po ke p disebut penurunan tekanan uap, yang
diberi notasi ∆ p. Harga p dalam diagram tersebut

∆ p = po - p

Hubungan ∆ p dengan fraksi mol zat terlarut ( xt ) dihubungkan oleh rumus


Xp + xt = 1
Xp = 1 – xt
Sehingga rumus ∆ p adalah
P = po x x p = po ( 1 – x t )
P = Po-Po × X1
P = Po = -Po × X1 dikalikan dengan -1
Po – P = Po × X1
∆P = Po × X1
dengan X1 = fraksi mol zat terlarut.
jika persamaan penurunan tekanan uap dihubungkan dengan persamaan fraksi mol, nilai
Mr pelarut atau zat terlarut dalam larutan tersebut dapat ditentukan sebagai berikut,

∆P = Po × X1 n1
=
dan X1 n1 + n p

telah diketahui bahwa:

gt gp
nr = n p=
M r terlarut dan M r pelarut

keterangan gt= massa zat terlarut (g)


gp = massa pelarut (g)

Contoh soal
Diketahui 180 g air dipanaskan pada suhu 100o C dan memiliki tekanan uap jenuh 760 mmHg.
jika ke dalam air tersebut ditambahkan 30 g urea (M r = 60), tentukan
a. tekanan uap jenuh larutan pada suhu 100OC
b. penurunan tekanan uap larutan pada suhu 100oC
penyelesaian

g 180 g
= =10 mol
jumlah mol H2O (np) =
M r 18 gmol−1

4 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

30 g
−1
=0,5 mol
jumlah mol urea (nr) = 60 gmol
np 10 mol 10 mol
x p= = = =0 , 952mol
n p +n 1 10 mol +0,5 mol 10 ,5 mol

n1 0,5 mol 0,5 mol


x 1= = = =0 , 048 mol
n p +n1 10 mol+0,5 mol 10 , 5 mol
°
a.
p= p ×x p =760 mmHg×0 ,952=723 ,5 mmHg
Jadi tekanan tiap jenuh larutan 723,5 mmHg
°
b. ΔP= p ×x 1 =760 mmHg×0 , 048=36 ,5 mmHg
Jadi penurunan tekanan uapnya = 36,5 mmHg

Contoh Soal
Tekanan uap air pada suhu 35oC adalah 42,2mmHg. Pada suhu yang sama tentukan
a. Tekanan penurunan larutan glukosa 15% (Mr glukosa =180 dan Mr air = 18)
b. Penurunan tekanan uap larutan tersebut

Penyelesaian

Dimisalkan massa larutan gkukosa 100g


15
×100 g=15 g
Massa glukosa 15% = 100
g 15 g
= =0 , 0833 mol
Jumlah mol glukosa (nr) =
M r 180 gmol−1

Massa air = 100g-15g = 85 g


g 85 g
= =0 , 9827 mol
Jumlah mol air (np) =
M r 18 gmol−1

n 4 , 722 mol 4 , 722 mol


x p= p = = =0 , 8927
n p +n1 4 ,722 mol+0 , 0833 mol 4 , 8053 mol
°
a.
p= p ×x p =42, 2 mmHg×0 , 9827=41 , 47 mmHg
Jadi, tekanan uap jenuh larutan = 41,47mmHg
°
b. Δp= p − p=42 , 2mmHg−41 , 47 mmHg=0 ,73 mmHg
Jadi, penurunan tekanan uapnya = 0,73 mmHg

Contoh soal 1.13


Tekanan uap air pada suhu 25oC adalah 23,76mmHg, jika pada suhu yang sama kedalam 900 mL
air ditambahkan urea (Mr=60), tekanan uap larutan menjadi 22,84 mmHg, tentukan
a. Penurunan tekanan uap larutan
b. Fraksi mol urea
c. Persen massa (%) urea

Penyelesaian
°
a. p =23 , 76 mHg
p=22 ,84 mmHg
Δp= p °− p =23,76 mmHg- 22,84 mmHg = 0,92 mmHg

b.
Δp= p°×x p

5 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

0,92mmHg = 23,76mmHg× x1
0 , 92 mmHg
x 1= =0 , 0387
23 , 76 mmHg
Jadi, fraksi mol urea = 0,0387
c. Volume air 900 mL
Karena massa jenis air = 1 g mL-1 berarti massa air = 900 g
900 g
−1
=50 mol
Jumlah mol air (np) = 18 gmol
n
x 1= 1
n p +n1
n1
0,0387 = 50+n1
(0,0387) (50 + n1)= n1
1,935 = n1 – 0,0387 n1 = 0,9613 n1
1, 935
=2,013
n1 = 0 ,9613 mol
jadi, jumlah mol urea = 2,013 mol
massa urea = n urea × M urea = 2,013 mol ×60 g mol 1 = 120,78 g
massa larutan = massa air + massa urea = 900 g + 120,78 g = 120,78 g
120 ,78 g
×100 %=11, 83%
persen massa urea = 1020 ,78 g
jadi, persen massa urea dalam larutan = 11,83%

contoh soal 1.18


Diketahui 153, 6 g zat X dilarutkan dalam 1 liter air menghasilan tekanan uap larutan 16,62
mmHg pada suhu 20oC. Jika tekanan uap air pada suhu 20oC adalah 17,54 mmHg, tentukan massa
molekul relatif (M1) X!

Penyelesaian
p=16 , 62 mmHg
°
p =7 , 54 mmHg
°
p= p ×x p
16,62 mmHg = 17,54mmHg × xp
16 , 62mmHg
x p= =0 , 9476
17 ,54 mmHg
Massa air = 1L = 1kg = 1000 g
g 1. 000 g
= =55 , 56 mol
Jumlah mol air (np) =
M r 18 gmol −1

np
x p=
n patmosfer
ri digunakan untuk mengukur tekanan + nt dengan cara mengukur tinggi merkuri dalam kolom. Tekanan yang diterima merkuri menyebabkan cairan
55 ,56 mol
0,9476 =
55 ,56 mol+nt

(0,9476) (55,56 + nt )=55 ,56

O,9476
¿ nt =55 , 56−52, 649

0,9476
¿ nt =2 , 911
2 ,911
nr = =3 , 072 mol
0 , 9476
gX 153 , 6 g
Mr X = = −1
nX 3 , 072mol Jadi, M r X =50 gmol

6 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

Contoh soal
Terdapat 500 mL larutan urea 5 M pada suhu 26oC. Jika tekakan uap air pada suhu 25oC adalah
22,21 cmHg, Mr urea = 60, Mr air = 18, dan massa jenis larutan 1,2 g m L-1, tentukan penurunan
tekanan uap jenuh larutan!
penyelesaian
jumlah mol urea = V urea × M urea = 0,5 L × 5M = 2,5 mol
massa urea = n urea × Mr urea = 2,5 mol × 60 g mol-1 = 150 g
massa larutan = p×V
−1
= 1,2gmL ×500 mL=600 g
Massa air = massa larutan – massa urea
= 600 g – 150 g = 450 g
g 450 g
= =25 mol
Jumlah mol air =
M r 18 gmol−1

np 25 mol
x p= = 0 , 91
Fraksi mol air =
n p +nt 25 mol+2,5 mol
n 2,5 mol
xt= t = =0 , 09
Fraksi mol urea = n p +n t 25 mol+2,5 mol

p = Po x Xp = 25,21 cmHg x 0,91 = 22,94 cmHg


jadi tekanan uap larutan urea adalah 22,94 cmHg

CONTOH SOAL
Tekanan uap pelarut murni CS, pada suhu 50 0C sebesar 854 mmHg. Jika 64 g belerang dilarutkan
dalam 380 g CS2 dan diketahui A, C = 12 dan A, S = 32, tentukan tekanan uap larutan belerang
pelarut CS2!. Tentukan penurunan tekanan uapnya.
Penyelesaian :
g 64 g
n1 = molS = = = 5 mol .
A 1 32 gmol−1
g 380 g
n p = molS 2 = = = 5 mol .
M 1 76 gmol−1
np 5 mol 5
np = = = .
n p + n1 5 mol + 2 mol 7

n1 2 mol 2
x1 = = = .
n p + n1 5 mol + 2 mol 7

2
p = po X x p = 954 cmHg x = 244 cmHg.
7

Jadi, tekanan uap larutan belerang dalam CS 2 sebesar 610 cmHg dan penurunan tekanan upa
larutan belerang dalam CS2 sebesar 244 cmHg.

CONTOH SOAL 1.21


Pada suhu 250C terdapat urea dalam etanol dengan kadar 30% dan mempunyai tekanan upa
larutan sebesar 24,8 cmHg. Jika M 1 urea = 60 dan M1 etanol = 46, tentukan tekanan uap pelarut
etanol pada suhu tersebut !
Penyelesaian :
Dalam 100g larutan terdapat,
30
x 100 g=30 g
Massa urea 30% = 100
Massa etanol = 100g – 30g = 70g

7 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

8 30 g
= =0,5 mol
n1 = mol urea =
M 1 60 gmol −1

8 70 g
= =1 , 52mol
np = mol etanol =
M 1 46 gmol−1

np 1 ,52 mol
= =0 , 75
n +n1 1 , 52mol +0,5 mol
xp = p
o
p = p x xp

24,8 cmHg = po x 0,75

24 ,8 cmHg
=33 , 067 cmHg
Po = 0 ,75

CONTOH SOAL
Tekanan uap pelarut pada suhu 50 0C adalah 268 cmHg. Jika suatu zat yang tidak menguap
sebanyak 100 g dilarutkan dalam 390 g benzena, ternyata pada suhu 500C mempunyai tekanan
jenuh larutan sebesar 172 cmHg. (Diketahui M1, benzena =78). Tentukan M1 senyawa tersebut!
Penyelesaian :
p 172 cmHg
=
o 268 cmHg
=0 ,64
Xp = p
g 390 g
= =5 mol
n = Jumlah mol benzena =
M 1 268 cmHg
p

np
xp =
n p +n1
5
0,64 =
5+n1
3,2 + 0,64 n1 = 5 – 3,2 = 18
18
=2 ,813mol
n1 = 0,64
jumlah mol zat = 2,813 mol
g 100 g
=
M1 = n 2,813 mol = 35,6
Jadi, massa molekul relatif senyawa tersebut adalah 35,6 gmol-1

UJI KOMPETENSI
1. Larutan glukosa (Mr = 180) 0,15 M, volum 500 mL dan massa jenis 1,1 g mL -1 Jika pada suhu 25 ˚C
tekanan uap air murni 23,76 mmHg, tentukan:
a. tekanan uap larutan glukosa pada suhu tersebut,
b. penurunan tekanan uap larutan glukosa pada suhu tersebut.

8 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

2. Pada suhu tertentu tekanan uap air 97,5 mmHg Jika kedalam 540 gram air ditambahkan 90 gram
glukosa (Mr = 180), pada suhu yang sama tentukan:
a. tekanan uap larutan.
b. penurunan tekanan uap larutan
3. Kedalam 900 gram air dilarutkan 3,6 gram urea (Mr =60), Jika pada suhu 20˚C tekanan uap air 17,54
mmHg,tentukan :
a. penurunan tekanan uap larutan.
b. tekanan uap larutan.
4. Tekanan uap air pada suhu 20˚C adalah 17,54 mmHg, dan tekanan uap larutan yang terdiri dari 500 mL
air dan beberapa gram urea pada suhu yang sama = 17,32 mmHg. Tentukan:
a. penurunan tekanan uap larutan.
b. massa urea yang dilarutkan.
c. kadar urea dalam larutan tersebut.
5. Dalam botol terdapat larutan gula (Mr = 342) berkadar 20% sebanyak 500 mL. Jika tekanan uap air
pada 25˚C sebesar 23,76 mmHg. tentukan:
a. fraksi mol gula,
b. penurunan tekanan uap larutan.
c. tekanan uap larutan.
6. Tekanan uap suatu larutan pada suhu 70˚C adalah 221,4 mmHg. Larutan terdiri dari 104 gram zat
nonelektrolit dan 450 gram air. Jika tekanan uap air pada suhu tersebut 233,7 mmHg, tentukan:
a. penurunan tekanan uap larutan.
b. fraksi mol zat nonelektrolit,
c. Mr zat nonelektrolit.

2.Penurunan Titik Beku Larutan


Titik beku adalah suhu pada nilai tekanan tertentu, saat terjadi perubahann wujud
suatu zat dari cair menjadi padat. Titik beku air murni pada tekanan 760 mmHg adalah
00C. jika ke dalam air murni dilarutkan zat yang tidak menguap sehingga membentuk
larutan ideal, kemudian didinginkan sampai suhu 00C, ternyata larutan tersebut belum
membeku. Agar larutan tersebut dapat membeku, suhu larutan harus diturunkan di bawah
titik beku air (00C). selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan disebut
penurunan titik beku larutan (TF).
Gambar 1.15.
Tekanan cair
(mmHg)

Padat

= Garis beku pelarut (air)


= garis beku larutan
0
T f = Titik beku pelarut (air)
Tf = Titik beku larutan
Tf = Tof – Tf = Penurunan titik beku larutan
Pada gambar 1.15 terlihat bahwa garis pelarut (yang berarti konsentrasi =0) dapat dipandang
sebagai batas terendah dari konsentrasi larutan. Titik beku makin ke kiri makin rendah, konsentrasi
larutan makin besar. Dari sini dapat dilihat bahwa penurunan titik beku larutan dan kemolalan
larutan. Hubungan antara penurunan titik beku larutan dan kemolalan diberikan dalam persamaan.

Tf = Kf x m

Dengan Tf = Penurunan titik beku larutan (0C)


Kf = Tetapan (konstanta) penurunan titik beku molal pelarut (oclm)
m = Kemolalan
Harga titik beku dan K1 beberapa pelarut dapat anda perhatikan pada tabel 1.2. dengan
penjabaran rumusan kemolalan titik beku larutan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tf = Kf . m
g 1000
x
m =
M1 p

9 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

g 1000
x
Tf = Kf x
M 1 p
Dengan : g = massa zat terlarut (g)
Mr = Massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut (g)
Tabel 1.2. Harga titik beku dan Kf beberapa pelarut
Pelarut Titik (oC) Kf(oC/m)
Air 0 1,86
Benzena 5,5 5,07
Asam asetat (cuka) 16,6 3,57
Fenol 40,9 7,40
Naftalenta 80,2 6,92

CONTOH SOAL
Diketahui Mr urea = 60, Kf air = 1,86oC/m, tekanan uap pelarut pada suhu 25 oC sebesar 23,75
mmHg, dan tekanan uap larutan urea pada suhu 25 oC sebesar 22,56 mmHg. Tentukan titik beku
larutan urea tersebut !
Penyelesian :
p 22 ,56 mmHg
x =0,95
xp = p 23 ,75 mmHg
Dimisalkan mol total larutan = 1 mol sehingga jumlah pelarut (air) = fraksi mol air = 0,95
Jumlah mol urea = n total – n air
= 1 mol – 0,95 mol = 0,05 mol.
Massa air = n x M1 = = 0,95 mol x 18 mol-1 = 17,1 g
1000
Tf = Kf x n urea x p
1000 −1
kg =5,44 o C .
= 1,96oClm x 0,05 mol x 17,1
Tf = 0oC – 5,44oC = -5,44oC
Jadi, titik beku larutan urea tersebut -5,44oC

CONTOH SOAL
Diketahui 15 g urea (Mf = 60) dilarutkan dalam 250 g air. Diketahui Kf air = 1,86oC/m, tentukan
titik beku larutan urea tersebut !
Penyelesaian :
g 1000 15 1000
x =1, 86 x x =1 ,86o C
Tf = Kf x Mr p 60 250

Tf larutan = Tf pelarut -TF = 0oC – 1,86oC = 1,86oC


Jadi, titik beku larutan urea tersebut -1,86oC
CONTOH SOAL
Sebanyak 36 g glukosa (M1 = 180) dilarutkan dalam 900 g asam asetat. Diketahui K1 asam asetat =
3,37C/m dan titik beku asam asetat murni = 16,6 oC, tentukan titik beku larutan glukosa dalam
asam tersebut !

Penyelesaian :
g 1000 36 g 1000 −1
x =3 , 57o C /m x x kg =0 , 793o C
Tf = Kf x Mr p 900
−1
180 g mol
TF = To1 - TF = 16,6oC – 0,793oC = 15,807oC
Jadi, titik beku larutan glukosa tersebut = 15,807oC

CONTOH SOAL 1.26

10 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

Larutan glukosa (M1 = 180) memiliki titik beku -2,4oC. Diketahui K1 air = 1,86oC/m, tentukan
persen massa (%) glukosa dalam larutan tersebut !
Penyelesaian :
Tf = Tof – Tf = 0oC – (-2,4oC) = 2,4oC
Tf = Kf x m
2,4oC = 1,86oC/m x m
m = 1,29 m.
Kemolalan larutan glukosa = 1,29 m, artinya dalam 1000 g pelarut air terdapat 1,29 mol glukosa.
Massa glukosa = n x M1 = 1,29 mol x 180 g mol = 232,2 g.
Massa larutan = 1.000 g + 232,2 g = 1.232,2 g

232,2 g
x100%=18,84% .
Persen massa glukosa = 1.232,2g
Jadi, persen massa glukosa dalam larutan tersebut = 18,84 %

CONTOH SOAL 1.27


Diketahui Mf urea = 60, harga Kf air = 1,86 C/m dan massa jenis larutan urea 3 M = 1,2 gml-1
Tentukan titik beku larutan tersebut !
Penyelesaian :
Dimisalkan volume larutan urea 1 L.
Jumlah mol urea = V x M
= 1 L x 3 M = 3 mol
Massa urea = n x M1 = 3 mol x 60 g mol = 180 g
Massa larutan = p x V = 1,2 g ml-1 x 1.000 ml = 1.200 g
Massa pelarut = Massa larutan – massa urea = 1200 g – 180 g = 1.020 g

g 1000 180 g 1000 −1


x =1 ,86 o C /m x x kg =5 , 57 o C
Tf = Kf x
M1 p 60 gmol 1020
Tf = Tof - Tf
= 0oC – 5,47oC
Jadi, titik beku larutan urea tersebut = -5,47 C

CONTOH SOAL
Diketahui K1 air = 1,86 C/m dan M1 gula = 342, tentukan titik beku 100 ml, larutan gula 30%.
Penyelesaian :
Dimisalkan massa larutan = 100g
30
x 100 g=30 g
Massa gula 30% = 100
Massa pelarut (air) = 100 g – 30 g = 70 g
g 1000
x
Tf = Kf x
M1 p
30 g 1000 −1
x kg =2 ,33 o C
= 1,86oC/m x 342 gmol
−1 70
Tf = Tof - Tf = 0oC – 2,33oC = -2,33oC
Jadi, larutan gula tersebut akan membeku pada suhu -2,33 oC.

CONTOH SOAL
Larutan gliserin (M = 92) membeku pada suhu -3,72 oC. diketahui Kf air = 1,86oC/m, dan tekanan
upa air murni pada suhu 25oC sebesar 23,76 mmHg, tentukan tekanan uap jenuh larutan gliserin
tersebut pada suhu 25oC !
Penyelesaian :
Tf = Tof - Tf
= 0oC – (-3,72)oC = 3,72oC.
Tf = K1 x m

11 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

o
3 , 72 C
o
=2 m
3,72oC = 1,86oC/m x m m = 1 , 86 C/m
Larutan gliserin memiliki konsentrasi 2 m. berarti, dalam 1.000 g air mengandung 2 mol gliserin.
g 1. 000 g
= =55 , 56 mol
Jumlah mol air (np) =
M r 18 gmol−1
np 55 , 56 mol
= =0 , 965 mol
x =
n p +n 1 55 , 56 mol+2 mol
p

p = po x xp = 0,965 mmHg x 23,76 mmHg


= 22,93 mmHg.
Jadi, tekanan uap larutan gliserin tersebut = 22,93 mmHg.

CONTOH SOAL 1.30


Diketahui M1 urea = 60, K1 air = 1,86 C/m, tekanan uap pelarut air pada suhu 25 oC sebesar 23,75
mmHg dan tekanan uap larutan urea pada suhu tersebut sebesar 22,56 mmHg. Tentukan titik beku
larutan urea tersebut !

Penyelesaian :
p 22 , 56 mmHg
=
o 23 , 765 mmHg
=0 , 95
xp = p
Dimisalkan, mol total larutan = 1
Jumlah mol pelarut air ( np) = Fraksi mol air = 0,95
Jumlah mol urea = n total – n air
= 1 mol – 0,95 mol = 0,05 mol

Massa air = np x Mf = 0,95 mol x 18 g mol-1 = 17,1 g

1.000 −1
kg =5, 44 o C
Tf = Kf x n urea x p
Tf = Tof - Tf
= 0oC - 5,44oC = -5,44oC

3.Kenaikan Titik Didih Larutan


Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh suatu cairan sama dengan tekanan
atmosfer di sekitarnya. Pada saat itu terjadi perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Air murni
mendidih pada suhu 100oC dan pada tekanan 760 mmHg. Jika kedalam air tersebut ditambahkan zat
yang tidak menguap hingga terbentuk larutan, ternyata pada suhu 100 oC larutan belum mendidih
dan tekanan uap yang harus mencapai 760 mmHg. Untuk menaikkan tekanan uap, maka suhu
larutan harus dinaikkan. Kenaikan titik didih larutan dari titik didih pelarut murninya disebut
kenaikan titik didih larutan, yang diberi notasi Tb perhatikan gambar 1.16 berikut !.

Diagram kenaikan titik didih.


Keterangan :
Tekanan = Garis didih perlarut (air)
(mmHg)
= Garis didih larutan
Cair
760 Tob = Titik didih pelarut (air)
Gas Tb = Titik didih larutan
Tb = (Tb – Tb) = Kenaikan titik didih larutan

Tob Tob suhu (oC)

12 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

Dari gambar di atas terlihat bahwa garis pelarut (yang berarti konsentrasi =0) dapat
dipandang sebagai batas terbawah konsentrasi larutan. Titik didih makin ke kanan makin besar.
Harga kenaikan titik didih berbanding lurus dengan kemolalan larutan. Hubungan kemolalan dan
kenaikan titik didih larutan diberikan dalam persamaan.
Tb = Kb x m
Dengan Kb = Konstanta (tetapan) kenaikan titik didih molal pelarut (oC/m), dan
m = Kemolalan.
Harga titik didih dan Kb beberapa palarut tersaji dalam tabel 1.3.
Tabel 1.3. harga Titik Didih dan Kb beberapa pelarut
Pelarut Titik Didih (oC) Kb (oC/m)
Air 100,0 0,52
Benzena 80,1 2,52
Asam asetat 118,3 3,07
Fenol 181,75 3,56
Naftalena 218,0 6,92
Dari penjabaran rumusan kemolalan, rumusan kenaikan titik didih larutan menjadi :
Tb = Kb x m
8 1. 000
x
m=
M r p
8 1 . 000
x
T = K x
M r p
b b

Dengan g = Massa zat terlarut (g)


Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut (g)

CONTOH SOAL
Jika anda melarutkan 0,2 molal pasir (sukrosa) dan diketahui Kb air = 0,52o C/m, tentukan titik
didih larutan gula tersebut !
Penyelesaian :
Tb = Kb x m
= 0,52oC/m x 0,2 m = 0,104oC
Tb = Tob + Tb
= 100oC + 0,104oC = 100.104oC
Jadi, titik didih larutan sukrosa 0,2 molal = 100,104oC

CONTOH SOAL
Kloroform digunakan sebagai obat bius untuk hewan percobaan. Jika 35g senyawa kloroform (mr =
119) dilarutkan dalam 500g benzena dan diketahui titik didih benzena = 80,1 oC dan Kb benzena =
2,52oC/m, tentukan titik didih larutan kloroform dala benzena tersebut!
Peneyelesaian
g 1 . 000
x
Tb = Kb x
Mr p
35 g 1.000 −1
x kg =1,482o C
= 2,52oC/m x 119 g mol
−1 500
Tb larutan = Tob pelarut + Tb
=80,1oC + 1,482oC = 81,582oC.
Jadi, titik didih larutan kloroform dalam benzena tersebut = 81,582 oC
CONTOH SOAL
Diketahui titik beku larutan urea = -0,784 oC,Kf air = 1,86oC/m dan Kb air = 0,52oC/m, tentukan titik
didih larutan urea tersebut !
Penyelesaian :
Tf = Tof pelarut – Tf larutan
Tf = 0oC – (-0,784oC) = 0,784oC
Tf = Kf x m
ΔT f

m =
Kf harga ini dimasukkan dalam rumusan Tb
13 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

Tb = Kb x m
ΔT f 0 ,784 o C
=0 , 52o C /m x o
=0 , 219o C
= Kb x
Kf 1 , 86 C/m
Tb = Tob + Tb
= 100oC + 0,219oC = 100,219oC
Jadi, titik didih larutan urea tersebut = 100,219oC

CONTOH SOAL
Suatu larutan urea (Mr urea = 60) dalam asam asetat memiliki kadar 18%. Diketahui Kb asam asetat
= 3,07oC/m dan titik didih asam asetat murni sebesar 118,3oC. tentukan titik didih larutan urea
tersebut !

Penyelesaian
18
= ×100 g=18 g
Dalam 100g larutan terdapat massa urea 100
Massa asam astat = 100 g – 18g = 82g
g 1 . 000
ΔT b =kb ×
Mr p
18 1 . 000
=3 , 07× ×
60 82
= 11,23oC
T b=T ° b + ΔT b
= 118,3oC + 11,23oC = 129,53oC
Jadi titik didih dlarutanurea tersebut 129,53 oC
Contoh soal 1.35
100mL larutan gliserin (M=92) dengan konsentrasi 6 M dan massa jenis larutan 1,2 g/mL

Diketahui b K air =0,52°C /m , tentukan titik didih larutan gliserin tersebut !


Penyelesaian
Jumlah mol gliserin = Mgliserin×Vgliserin= 0,1Mx6L=0,6 mol
Massa gliserin = n×M
= 0,6 mol x 92 g mol-1
= 55,2 g
Massa larutan = ρ×V
= 1,2gmL-1 x 100mL
= 120 g
Massa air = massa larutan – massa gliserin
= 120 g – 55,2 g = 64,8 g
g 1 . 000
ΔT b =K b ×
Mr p
55 , 2 g 1. 000 −1
0 , 52° C /m× ×
−1 64 ,8
kg =4,8 °C
= 92 gmol
T b=T ° + ΔT b
=100oC + 4,8º C
Jadi titik didih larutan gliserin tersebut 104,8ºC
Contoh soal
Larutan glukosa sebanyak 500 ml. mempunyai tekanan uap jenuh larutan pada suhu 25ºC sebesar
21,38 mnHg. Diketahui M glukosa = 0,52ºC/m dan tekanan uap air murni pada suhu 25ºC 23,75
mnHg, tentukan titik didih larutan glukosa tersebut!
Penyelesaian
p 21 ,38mmHg
x p= =

= 23 ,75mmHg
0,9.
Volume larutan sebesar 500 ml tidak digunakan dalm perhitungan karena anda dapat memisalkan
mol total larutan sebesar 1 mol sehingga
14 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

jumlah mol pelarut (air) = fraksi mol = 0,9 mol.


Lumlah mol glukosa = 1 mol = 0,9 mol = 0,1mol
Massa air = n x Mr
= 0,9 mol x 18 g mol-1 =16,2 g
1.000
ΔT b =K b ×n glukosa ¿
p
1.000 −1
0, 52° C /m×0,1mol× kg
= 16 ,2
= 3,21oC
Tb = Tob + ∆Tb = 100oC + 3,21oC = 103,21oC
Jadi titik didih larutan glukosa 103,21oC

a) Perhitungan Massa Molekul Relatif (Mr)


Dari rumusan penurunan titik beku larutan dan kenaikan titik didih larutan, anda dapat
menentukan harga massa molekul relaif (Mr)dari zat terlarut. Dari penurunan titik beku larutan,
diperoleh
g 1. 000
¿ ×
∆Tƒ = Kƒ
Mr p
g 1.000
¿ × ¿
ΔT ∫ ¿ p
Mr = Kƒ
Dari rumusan kenaikan titik didih larutan diperoleh
g 1 . 000
ΔT b =K b × ×
Mr p
g 1 . 000
M r =K b × ×
ΔT b p
Contoh Soal
Jika 5 g senyawa X dilarutkan dalam 800 mL air sehingga titik beku larutan menjadi -0,332 o C (Kƒ
air = 1,86ºC/m) tentukan massa molekul relative (Mr)X!
∆Tƒ = Toƒ pelarut - Tƒ pelarutan = 0oC – (- 0,332oC) = 0,332oC
g 1000
¿ ×
ΔT f = Kƒ
Mr p
g 1 . 000
¿ ×
M r X = Kƒ
ΔT f p
5g 1.000
¿ × kg
Mr X = 1,86oC l m 0 ,332° c 800
=35 g mol-1
Jadi massa molekul relatif senyawa X = 35 g mol-1
Contoh soal
Jika 8,4 senyawa X dilarutkan dalam 400 g air, larutan tersebut memiliki titik didih 100,218 oC ( Kb
air = 0,52oC/m) tentukan massa molekul relative (Mr)X!

Penyelesaian
g 1. 000
¿ ×
Mr X = Kb
ΔT b p
8,4 g 1.000 −1
¿ × kg
= 0,52oC l m 0 ,218 °C 400 = 50 g mol-1
Jadi massa molekul relative (Mr) 50 g mol-1

Contoh soal 1.39

Suatu zat nonelektrolit yang tidak menguap sebanyak 85 g dilarutkan dalam 900 g pelarut naftalena
dan membeku pada suhu 64,64oC (diketahui Kƒ naftalena 6,92oC dan titik beku pelarut naftalena
80,2oC), tentukan massa relatif molekul tersebut!

15 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

Penyelesaian
ΔT f =T o
ƒ = Tƒ

= 80,2oC – 64,64oC = 15,56oC


g 1 . 000
ΔT f =K f × ×
Mr p

Jadi massa molekul relatif zat tersebut adalah 42g mol -1


Contoh Soal 1.40
Suatu Zat nonelektrolit sebanyak 50g dilarutkan dalam 300g pelarut benzene dan mendidih pada
suhu 92,45oC, diketahui Kb benzena =2,52oC/m dan titik didih pelarut benzena 80,1 oC tentukan
massa relatif zat tersebut !

Penyelesaian

∆Tb = Tb larutan – Tb pelarut


= 92,45oC – 80,1oC
= 12,35oC

g 1. 000
K b× ×
∆Tb =
Mr p
g 1 .000
K b× ×
Mr =
ΔT b p
50 g 1. 000 −1
¿ × kg =34 gmol−1
=2,52oC l m 12 ,35°C 300
Jadi massa molekul relatif zat tersebut adalah 34 g mol -1

b) Perhitungan jumlah zat terlarut


Sifat koligatif larutan, seperti penurunan titik beku dan kenaikan titik didih berbanding lurus
dengan kemolalan zat terlarut. Kemolalan zat terlarut dapat dihitung dengan rumus :

ΔT f ΔT b
m= =
Kf Kb

Dari harga kemolalan, dapat dihitung konsentrasi lainnya, seperti persen ( % ) dan kemolaran ( Mr ).
Untuk menghitung massa zat terlarut dapat langsung menggunakan rumus berikut :
ΔT f p ΔT p
g= ×M r × = b ×M r ×
Kf 1 .000 K b 1. 000

Contoh soal 4.41


Larutan glukosa ( Mr=180 ) memiliki titik beku -2,4oC. Jika Kf air = 1,86oC/m, tentukan persen
massa ( % ) glukosa dalam larutan tersebut !
Penyelesaian
∆Tf = Tof - Tf = 0oC – ( -2,4oC ) = 2,4oC
∆Tf = Kf x m
2,4oC = 1,86oC/m x m
m = 1,29 m
Kemolalan larutan glukosa = 1,29 m. Artinya, dalam 1000g air terdapat 1,29 mol glukosa.
Massa glukosa = jumlah mol x Mr = 1,29 mol x 180 g mol-1 = 232,2 g
Massa larutan = 1.000g + 232,2g = 1.232,2g
232,2 g
×100
Prosentase glukosa = 1.232,2g% = 18,84%
Jadi persentase glukosa dalam larutan tersebut = 18,84 %

16 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

Contoh soal 1.42


Larutan urea ( Mr=60 ) mempunyai titik didih sebesar 101,04 oC. Diketahui Kb air sebesar 0,52
o
C/m
Penyelesaian
ΔT b =T b larutan - T °b pelarut
= 101,04oC – 100oC = 1,04oC
ΔT b 1 , 04° C
= =
m = K b 0 , 52° Clm 2m
Berarti dalam 1000 g air terlarut urea sebanyak 2 mol
Massa urea =
n×M r =2 mol ¿60 g mol-1 = 120 g massa larutan = 1000 + 120 = 1120g
massalaru tan 1 .120 g
= =1000 mL=1mL
Volume larutan = massajenis 1 , 12 gmol −1

n 2 mol
= =2 M
Kemolaran larutan urea = V 1L

Contoh soal 1.43


Sejumlah gula (Mr = 342) dilarutkan dalam 100 mL air panas. Larutan gula tersebut membeku pada
suhu -0,93oC. Tentukan jumlah gula yang dilarutkan (diketahui Kƒ air =1,86)!
penyelesaian
Massa pelarut (р)= 100g (karena p air = 1g mL-1)
°
ΔT f T
= f - Tƒ
= 0 C –(-0,93)oC = 0,93oC
o

ΔT f p
×M r
g =
Kf 1. 000
0 , 93° C 100
°
×342 ¿ kg−1
= 1 , 86 Clm g mol -1 1 . 000
= 17,1 g
Jadi jumlah gula yang dilarutkan sebanyak 17, 1g.

4. Tekanan Osmotik Larutan


Perhatikan dua larutan berbeda konsentrasi yang dimasukan ke dalam pipa U (gambar 1.17).
kedua lapisan tersebut dipisahkan oleh membran semipermeabel. Membran semipermeabel adalah
suatu membran yang memiliki pori-pori yang dapat dibawa oleh partikel pelarut , tetapi tidak dapat
dilewati oleh partikel zat terlarut.

Gambar 1.17
Proses Osmosis dan
Tekanan osmotik
Zat terlarut

Pelarut

Pada Proses Osmosis, pelarut bergerak dari dua arah yang berlawana dengan kecepatan yang
berbeda. Pelarut dari konsentrasi rendah (larutan encer) berpindah ke konsentrasi tinggi (larutan
pekat) dengan kecepatan yang lebih besar dibandingkan kecepatan gerak pelarut dari arah
sebaliknya. Pelarut dari larutan encer (a) akan berpindah ke larutan pekat (b). Perpindahan pelarut
dari larutan encer ke larutan pekat ini disebut proses osmosis.
Akibat perpindahan pelarut tersebut, permukaan larutan pekat berangsur menjadi lebih
tinggi. Aliran pelarut akan mencapai keseimbangan. Jika aliran pelarut dari larutan encer ke larutan
pekat, dan sebaliknya telah memiliki kecepatan yang sama. Pada keseimbangan tersebut terdapat
perbedaan ketinggian larutan encer dan larutan pekat. Perbedaan tinggi kedua larutan menyebabkan
adanya perbedaan tekanan di antara kedua larutan. Tekanan pada sisi larutan pekat lebih tinggi dari

17 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

pada tekanan pada larutan encer sebesar tekanan osmotik. Tekanan yang diperlukan untuk
mempertahankan agar pelarut tidak berpindah kelarutan pekat disebut tekanan osmitik.

Gambar 1.18
gambar pelarut sebelum terjadi kesetimbangan dan
gerakan pelarut saat tercapai keseimbangan

Jika dua buah larutan yang memiliki larutan osmotik sama dipindahkan oleh suatu
membran semipermeabel. Larutan tersebut tidak akan mengalami proses osmosis. Proses osmosis
hanya terjadi pada dua buah larutan yang memiliki perbedaan tekanan osmotik. Dua buah larutan
yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut larutan isotonik. Jika salah satu larutan memiliki
tekanan osmotik rendah di bandingkan tekanan osmotik lainnya disebut hiptonik,sedangkan larutan
yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi disebut hipertonik.
Osmosis memainkan peranan yang sangat penting pada tubuh mahluk hidup, misalnya, pada
membran sel darah merah. Jika anda meletakan sel darah merah dalam suatu larutan hipertonik
(lebih pekat), air yang terdapat dalam sel darah akan ditarik keluar dari sel sehingga sel mengerut
dan rusak. Peristiwa ini disebut krenasi. Sebaliknya, jika anda meletakan sel darah merah dalam
suatu larutan yang bersifat hipotonik (lebih encer), air dari larutan tersebut akan ditarik masuk
kedalam sel darah sehingga sel mengembang dan pecah. Proses ini disebut hemolisis (perhatikan
gambar 1.19). orang yang mengkonsumsi terlalu banyak makanan berkadar garam tinggi, jaringan
sel dan jaringan antarselnya akan mengandung banyak air. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
pembengkakan tubuh yang disebut edema.

Gambar 1.19
Proses osmosis yang merusak membrane sel darah merah
krenasi, disebabkan air keluar dari dalam sel
hemolisis, disebabkan air masuk ke dalam sel

Pemahaman mengenai konsep osmosis ini sangat diperlukan dalam bidang kedokteran. Misalnya,
dalam pemberian nutrisi bagi pasien melalui infus. Pada infus, larutan pada infus, larutan nutrisi
dimasukan langsung kedalam pembuluh darah. Larutan ini harus memiliki tekanan osmotik yang
sama dengan tekanan osmotik darah agar sel darah tidak mengalami krenasi atau hemolisis karena
sangat membahayakan jiwa pasien. Tekanan osmotik darah pada suhu 25 oC adalah 7,7 atm. Oleh
karena itu, jika seorang pasien akan diberikan larutan glukosa melalui infus, konsentrasi glokosa
harus memiliki persen massa 5,3%. Pikirkan oleh anda mengapa harus demikian?
Menurut Van’t Hoff, persamaan matematis tekanan osmotik larutan memiliki kesamaan dengan
rumus gas ideal, hanya tekanan gas ideal (p) diganti dengan tekanan osmotik (л).
л ¿ V =n×R×T
Dengan
n л = tekanan osmotik (atm)
×R×T
л= V M = kemolaran larutan (mol L-1)
. Л= R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1
M ×R×T T = suhu dalam satuan kelvin (K)

Nilai tekanan osmotik dapat digunakan untuk menghitung Mr zat terlarut sebagai berikut:
л = M ×R×T
mol g / M r
=
M= L L
g /M r
×R×T
Л= L

Contoh soal
Tentukan tekanan osmoktik larutan urea 0,2 M pada suhu 300 K!
Penyelesaian
18 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

Л = M ×R×T = 0,2 M ¿ 0,082 L atm mol-1K-1 ¿ 300 K = 4,92 atm


Jadi tekanan osmotik larutan urea tersebut 4,92 atm

Contoh soal
Tekanan osmotik rata-rata darah 7,7 atm ada suhu 25 0C.Jika seorang pasien memerlukan infus
glukosa, berapa konsentrasi glukosa (C6H12O6) yang diperlukakan?
penyelesaian
larutan glukosa yang digunakan harus memiliki tekanan osmotik yang sama dengan tekanan
osmotik darah (isotonik) yaitu 7,7 atm.
л = M ×R×T
Π 7,7 atm
= =0 , 31 M
M = RT 0 , 082 L atm mol ×298 K
−1

Jadi, konsentrasi glukosa yang diperlukan 0,31 atm

Contoh soal
Diketahui 5,6 g senyawa non elektrolit di larutkan dalam air hngga volume larutan menjadi 3 L.jika
pada suhu 250C larutan tesebut memliki tekanan osmotik 1,14 atm,tekanan massa molekul
relatif(Mr)senyawa tersebut.

penyelesaian
л = M ×R×T
1,14 atm = M 0,082 L atm mol-1K-1 ¿ (25 + 273) K
jumlah mol = V ×M = 3 L ¿ 0,04665 M = 0,13996 mol.
g 5,6g
Mr
= =40 g
= n 0 , 13996 mol mol-1

jadi massa molekul relatif senyawa tersebut = 40 g mol -1

Contoh Soal 1.47


Larutan glukosa mempunyai titik beku -0,3720C. diketahui Kƒ air = 1,86oC/m, Mr glukosa = 180,
dan massa jenis larutan = 1,1g mL-1, tentukan tekanan osmotik larutan tersebut pada suhu 27oC.
penyelesaian:
°
ΔT f =T f - T f
ΔT f =K f ×m
0,372oC = 1,86oC / m ¿m
0 , 372° C
m=
1, 86 ° C /m = 0,2 m

kemolalan larutan glukosa tersebut 0,2 m. jadi, dalam 1 kg air terlarut 0,2 mol glukosa.
Massa glukosa = r n×M =0,2×180=36 g
Massa larutan = massa air + massa glukosa
= 1000g + 36 g = 1036 g
massa Laru tan 1036 g
= =942 mL
volume larutan = massa jenis laru tan 1,1 gmL
−1

n 0,2 mol
= =0 , 212 M
Kemolaran = v 0 ,042 L

л = M ×R×T
= 0,012M ¿ 0,082 L atm mol-1 K ¿ (27 + 273) K
= 5,22 atm
jadi tekanan osmotik larutan glukosa tersebut 5,22 atm

B. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

19 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

Jika anda membandingkan sifat koligatif larutan HCL 0.1 M, NaOH 0.1 M, NaCl0.1 M,
dan glukosa 0.2 M, anda dapat melihat bahwa ke empat larutan tersebut ternyata memiliki sifat
koligatif yang sama meskipun kemolaran tiap larutan berbeda. Kemolaran larutan glukosa dua
kali lebih besar daripada larutan lainnya. Hal in disebabkan larutan glukosa merupakan larutan
non elektrolit (tidak terionisasi) sehingga partikel zat terlarutnya tetap berbentuk molekul-
molekul dengan konsentrasi tetap. Sebaliknya, larutan HCL, NaOH, dan NaCltermasuk larutan
elektrolit yang mengalami ionisasi dalam larutannya menjadi kation dan anion. Oleh karena itu,
konsentrasi partikel (ion) dalam larutan-larutan elektrolit tersebut menjadi dua kali lebih besar
daripada konsentrasi molekulnya.
Sifat koligatif larutan dan rumusan-rumusan yang sudah dibahas sebelumnya berlaku
untuk larutan non elektrolit, sedangkan untuk larutan elektrolit (encer) harus memperhitungkan
jumlah ion yang dihasilkan yang dikenal sebagai faktor van’t Hoff. Faktor van’t Hoff adalah
faktor yang membandingkan jumlah ion dari larutan elektrolit terhadap jumlah molekul dari
larutan non elektrolit. Pengaruh faktor van’t Hoff ini dirumuskan sebagai berikut:

Tabel Rumusan Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit


Sifat Koligatif Larutan Larutan Elektrolit Larutan Non Elektrolit
Penurunan Tekanan Uap (∆p) ∆p = p x xt ∆p = p x xt
Penurunan titik beku (∆Tf) ∆Tf = Kf x m x i ∆Tf = Kf x m
Kenaikan Titik didih (∆Tb) ∆Tb = Kb x m x i ∆Tb = Kb x m
Tekanan Osmotik (π) π=M xRxTxi π=M xRxT

Dengan
i =
n = jumlah koefisien kation dan anion
á = derajat ionisasi elektrolit
pada perhitungan penurunan tekanan uap jenuh pada larutan elektrolit, jumlah mol ion
dimasukkan dalam perhitungan fraksi mol (perhatikan contoh soal). Perhatikan pula data
hubungan jumlah partikel zat terlarut dalam larutan elektrolit encer dan non elektrolit dengan
kenaikan titik didih dan penurunan titik bekunya dalam tabel berikut!

Tabel Hubungan Jumlah Partikel Elektrolit Encer dan Nonelektrolit dengan Kenaikan
Titik Didih dan Penurunan Titik Beku Larutan
No Senyawa Kemolalan Kenaikan Titik Penurunan
Didih Titik Beku
1. CO (NH2) 2 0.1 m 0.052º C 0.186 º C
2. C6H12O6 0.1 m 0.052º C 0.186 º C
3. NaCl 0.1 m 0.104º C 0.372 º C
4. KNO3 0.1 m 0.104º C 0.372º C
5. CaCl2 0.1 m 0.156º C 0.558 º C

Dari data tersebut terlihat bahwa senyawa urea, CO(NH 2) 2, dan glukosa (C6H12O6)
termasuk ke dalam senyawa non elektrolit karena pada konsentrasi yang sama mengalami
kenaikan titik didih dan penurunan titik beku paling kecil. Harga faktor van’t Hoff untuk senyawa
non elektrolit adalah 1 sehingga digunakan sebagai pembanding untuk menentukan faktor van’t
Hoff dari senyawa elektrolit.
Perhatikan data nomor 3 dan 4! Senyawa elektrolit kuat NaCldan KNO 3, ternyata mengalami
kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dua kali lebih besar daripada senyawa non
elektrolit. Hal ini disebabkan oleh senyawa NaCldan KNO 3 dalam larutan encer terionisasi
sempurna menghasilkan 1 buah kation dan 1 buah anion. Oleh karena itu, larutan NaCldan larutan
KNO3 tersebut masing-masing memiliki harga faktor van’t Hoff = 2 (artinya memiliki jumlah
partikel dua kali lebih besar dibandingkan partikel dari larutan non elektrolit). Adapun larutan
CaCl2 mengalami kenaikan titik didih dan penurunan titik beku 3 kali lebih besar daripada
senyawa non elektrolit. Hal ini disebabkan karena senyawa CaCl 2 dalam larutan encer akan
terionisasi sempurna menghasilkan 1 buah kation dan 2 buah anion. Oleh karena itu, larutan CaCl 2
memiliki harga vaktor van’t Hoff = 3 artinya, memiliki jumlah partikel tiga kali lebih banyak
dibandingkan partikel dari larutan non elektrolit.
20 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

Pada reaksi ionisasi larutan garam encer, larutan garam tersebut dianggap terionisasi secara
sempurna (derajat ionisasi atau á = 1) sehingga diperoleh rumusan faktor van’t Hoff sebagai
berikut:
i=
= = 1 + n -1
i=n
dari rumusan tersebut, terlihat bahwa faktor van’t Hoff dari larutan garam encer
sama dengan jumlah kation dan anionnya (i = n)
Perhatikan reaksi ionisasi beberapa larutan elektrolit encer berikut ini!
1. Reaksi ionisasi larutan NaCl: NaCl(aq)  Na2 (aq) + Cl (aq) i=n=1+1=2
2
2. Reaksi ionisasi larutan CaCl2 : CaCl2 (aq)  Ca (aq) + 2Cl (aq) i=n=1+1=2
3. Reaksi ionisasi larutan KNO3 : KNO3 (aq)  K+ (aq) + NO3 (aq) i=n=2
bagaimana dengan larutan elektrolit kuat yang agak peka? Perhatikan data hubungan jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan non elektrolit dan larutan non elektrolit pekat dengan kenaikan
titik didih dan penurunan titik bekunya pada tabel berikut ini!

Tabel hubungan jumlah partikel Elektrolit Pekat dan Non elektrolit dengan Kenaikan titik Didih
dan Penurunan Titik Beku Larutan

No Senyawa Kemolalan Kenaikan Titik Penurunan


J i k a a n d a b a n d
Didih Titik Beku
1. CO (NH2) 2 1m 0. 52º C 1.86 º C
2. C6H12O6 1m 0. 52º C 1.86 º C
3. NaCl 1m 0.94º C 3.36 º C
4. KNO3 1m 0.93º C 3.32º C
5. CaCl2 1m 1.42º C 5.08 º C
sebagai berikut;

1. Larutan NaCl= = 1.81 atau = 1.81

2. Larutan KNO3 = = 1.79 atau = 1.79

3. Larutan CaCl2 = = 2.73 atau = 2.73


Perhatikan bahwa harga faktor van’t Hoff dari larutan NaCldan larutan KCl dengan konsentrasi
pekat lebih kecil dibandingkan larutan yang sama dengan konsentrasi encer! Data tersebut dapat
digunakan untuk menghitung derajat ionisasi larutan garam berikut.
1. Larutan NaCl
i = = 1.81
= = 1.81
á = 1.81 – 1 = 0.81
2. Larutan CaCl2
i = = 2.73
= = 2.73
2á = 2.73 – 1 = 1.73

á = = 0.87
Berapakah harga derajat ionisasi (á) larutan KNO 3 tersebut? bagaimana dengan sifat koligatif
larutan lemah yang encer?

21 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

elektrolit lemah seperti asam asetat atau amonia dalam larutannya mengalami sedikit sekali
ionisasi (á sekitar 0.01) sehingga tidak jauh berbeda dengan senyawa non elektrolit (á = 0) seperti
glukosa.
CH3COOH (aq) CH3COOH + H+ (aq)
0.1 m 0.001 m 0.001 m
komposisi zat terlarut dalam keadaan setimbang adalah:
CH3COOH (aq) = 0.099 m
CH3COO- (aq) = 0.001m
H+ (aq) = 0.001 m
jadi, jumlah partikel dalam larutan tersebut = 0.009m + 0.001m = 0.101m
berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh penurunan titik beku larutan glukosa 0.1 m sebesar
1.86 x 0.1 = 0.186º C , dan penurunan titik beku larutan asam asetat 0.1 m sebesar 1.86 x 0.101 =
0.1879º C. Jadi pengaruh zat terlarut glukosa dan asam asetat terhadap penurunan titik beku
larutan glukosa dan asam asetat tersebut kecil sekali.

Contoh Soal
a. Tentukan titik beku larutan NaCl0.05 m jika diketahui Kf air = 1.86 C/m!
Penyelesaian
Karena NaCldalam larutannya terurai menjadi dua ion yaitu Na + dan Cl-, harga i untuk NaCl= 2
∆Tf = Kf x m x i
= 1.86º C C/m x 0.05 m x 2 = 0.186º C
Tf = Tºf - ∆Tf
= 0º C – 0.186 º C
Jadi titik beku larutan NaCl= -0.186 º C
b. Jika 2 mol Na2SO4, dilarutkan ke dalam 900 gram air dan tekanan uap jenuh air pada suhu 25 º
C = 23.76 mmHg, tentukan
a. Tekanan uap jenuh larutan tersebut
b. Penurunan tekanan uap jenuh larutan!
Penyelesaian:
Na2SO4 (aq)  2Na+ +
2 mol 4 mol 2 mol
Jumlah mol ion = 4 mol + 2 mol = 6 mol

Jumlah mol air (np) = = = 50 mol

xp = = = = 0.8929
a. p = p º + xp
= 23.76 mmHg x 0.8929 = 21.215 mmHg
Jadi tekanan uap larutan = 21.215 mmHg
b. ∆p = p º - p
= 23.76 mmHg – 21.215 mmHg = 2.545 mmHg
Jadi penurunan tekanan uap larutan tersebut = 2.545 mmHg
c. Larutan H2SO4, sebanyak 600 ml membeku pada suhu -9.8ºC. diketahui Kf air = 1.86 º
C/m. Mr H2SO4 = 98, dan masa jenis larutan 1.15 g mL-1. Tentukan derajat ionisasi
H2SO4!
Penyelesaian
Jumlah mol H2SO4 = V H2SO4 x M H2SO4 = 0.6 L x 2 M = 1.2 mol
Masa H2SO4 = n H2SO4 x Mr H2SO4 = 1.2 mol x 98 g mol -1 = 117.6 g
Masa Larutan = ñ H2SO4 x V H2SO4
= 1.15 g mL-1 x 600 mL = 690 g
Masa air = masa larutan – masa H2SO4
= 690 g – 117.6 g = 572.4 g
∆Tf = Tºf – Tf = 0º C – (-9.8 ºC) = 9.8ºC

∆Tf = Kf – n H2SO4 x x

22 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

-9.8 ºC = 1.86 C/m x 1.2 mol x kg-1 x


-9.8 ºC = 3.9 ºC

= 2.513 =

á= = 0.757
jadi derajat ionisasi H2SO4 tersebut adalah 0.76.
a. sebanyak 28 g basa lemah MOH dilarutkan dalam 750 mL dan menyebabkan titik didik air
naik sebesar 0.64ºC/m. jika Kp air = 0.52ºC/m, dan Mr MOH = 35, tentukan prosentasi MOH
yang teruarai!

Penyelesaian
Prosentase MOH yang teruarai merupakan derajat ionisasi MOH dengan satuan persen

∆Tb = Kb x x x

0.64ºC = 0.52º C/m x kg-1 x kg-1 x

0.64ºC = 0.555º C

= 1.153 =
á= = 0.153
Persen MOH yang terurai = á x 100%
= 0.153 x 100%
= 15.3%

C. Sifat Koligatif dalam kehidupan sehari-hari


Di Negara-negara yang mengalami empat musim, bahan bakan dan radiator (system
pendingin) kendaraan bermotor seing membeku pada musim dingin. pembekuan tersebut sangat
merugikan karena dapat merusak mesin (tahukah anda mengapa) untuk mengatasi masalah
tersebut, pada bensin dan solar atau air radiator ditambahkan suatu bahan kimia yang dapat
menurunkan titik beku larutan. misalnya, pada air radiator ditambahkan etilen glikol (HO-CH 2-
CH2-OH). Etilen glikol mempunyai masa molekul relative rendah (Mr = 62) dan sangat
mudah larut dalam air.
Dari rumusan penurunan titik beku berikut:

∆Tf = Kf x x
Diketahui bahwa jumlah etilen glikol yang banyak M r etilon glikol yang kecil dan jumlah pelarut
sedikit menghasilkan harga ∆Tb yang semakin besar. Hal ini menunjukkan penurunan titik beku
yang besar pula. Berarti, titik beku larutan etilon glikol pada radiator menjadi sangat rendah.
Akibatnya larutan menjadi sulit membeku. Oleh karena itu, etilen glikol sering disebut antifreeze
(zat antibeku)
Kenaikan titik didih larutan dirumuskan sebagai berikut:

∆Tb = Kb x x
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa larutan etilen glikol juga mengalami kenaikan titik didih
terhadap titik didih pelarut murninya. Hal ini berguna untuk menjaga air radiator agar tidak
mendidih pada saat mesin panas sehingga tetap dapat beroperasi secara efisien pada suhu tinggi.
Etilen glikol memiliki titik didih 197 ºC.
Salah satu sifat koligatif yaitu tekanan osmotic dalam kehidupan sehari hari terjadi proses
penyerapan air dari dalam tanah oleh tumbuh-tumbuhan melalui proses osmosis. Cairan dalam
jaringan sel tumbuhan lebih pekat daripada larutan mineral dalam tanah. Akibatnya pelarut (air)
berpindah dari dalam tanah ke jaringan tumbuhan dan selanjutnya didistribusikan ke seluruh
bagian tumbuhan.
Gerakan pelarut dari larutan berkonsetrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi dalam proses
osmosis tersebut berlangsung secra spontan dan tidak memerlukan energy. Namun dalam banyak
system biologis pertukaran zat-zat tidak hanya berlangsung melalui proses osmosis. Transportasi
zat melintasi membrane dalam tubuh mahkluk hidup tersebut tidak hanya melibatkan perpindahan
pelarut, tetapi juga zat terlarut. Hal ini memungkinkan pemasukan nutrisi bagi sel, sekaligus

23 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


A&F
BAHAN AJAR KIMIA XII IPA SMAK FRATERAN NDAO

pengeluaran zat-zat sisa metabolism. Dalam berbagai proses transport pada makluk hidup
perpindahan zat berlangsung dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan konsentrasi rendah
(berlawanan dengan proses osmosis). Proses transport zat dalam mahkluk hidup seperti ini
disebut transport aktif yang berlangsung tidak spontan dan memerlukan energy.
Perpindahan pelarut dengan arah gerakan yang berlawanan dengan proses osmosis disebut
osmosis balik. Dalam proses ini, pelarut bergerak dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan
berkonsentrasi rendah. Seperti transport aktif pada makluk hidup, proses ini juga berlangsung
tidak spontan dan memerlukan energy. Aplikasi osmosis balik dalam kehidupan sehari-hari yaitu
pada proses desalinasi air laut menjadi air tawar dan proses pemurnian air untuk keperluan rumah
sakit dan laboratorium.

24 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Anda mungkin juga menyukai