Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan 7

Hambatan Dalam
Komunikasi Antar Budaya
Hambatan Komunikasi atau yang juga dikenal
sebagai Communication Barrier adalah segala sesuatu yang
menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang
efektif.
Contoh dari hambatan komunikasi antabudaya adalah
kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat
anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut
mengerti sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak
berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa
orang tersebut mendengarkan.
Memahami secara jelas dan komprehensif berbagai
hambatan dalam komunikasi antarbudaya adalah jembatan ke
arah perwujudan komunikasi antarbudaya yang efektif.
Secara teoritik terdapat beberapa hambatan yang ditemui
dalam komunikasi antarbudaya, yaitu :
1. Hambatan Yang Bersumber Pada Unsur Kebudayaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi
antarbudaya.
Perbedaan budaya ini lebih “kental” terasa pada aspek sistem
kepercayaan, pandangan hidup tentang dunia, dan organisasi
sosial. Ketiga unsur tersebut sangat kuat mempengaruhi
kebudayaan masyarakat.
2. Hambatan Perbedaan Persepsi dan Sikap.
- Menurut John R. Weinburg dan William W. Wilmot,
Persepsi adalah cara memberi makna.
- Menurut Rudolph F. Verderber, Persepsi adalah
menafsirkan informasi inderawi.
- Menurut J. Cohen, Persepsi yaitu interpretasi bermakna
atas sensasi sebagai representasi objek eksternal,
pengetahuan yang tampak yang ada di luar diri.

Berbekal persepsi ini, partisipan komunikasi akan memilih


apa yang diterima atau menolak suatu pesan. Persepsi
yang sama akan memudahkan dan melancarkan
komunikasi (Purwasito, 2003:172).
3. Hambatan Perbedaan Perspektif.
Perspektif (a way of looking) adalah pemahaman terhadap
suatu objek, peristiwa atau benda yang bergantung kepada
pengamatan (observasi) dan penafsiran (interpretasi) kita
sendiri.

4. Hambatan Stereotip dan Prasangka.


Prasangka adalah apa yang dalam pemikiran kita terhadap
individu dan kelompok lain seperti dalam hubungan ras dan
etnis atau melalui media massa yang populer.
Prasangka memiliki kecenderungan bersifat negatif terhadap
kelompok atau hal-hal khusus seperti ras, agama, dan lain-
lain.
Hambatan prasangka negatif terhadap kelompok mencakup
tiga tipe prasangka, yaitu :
a. Prasangka Kognitif, apa yang benar menurut kelompok.
b. Prasangka Afektif, sama sekali tidak menyukai suatu
kelompok.
c. Prasangka Konatif, yang bersifat diskriminatif atau agresif
terhadap kelompok.

Steorotip adalah salah satu bentuk prasangka yang


menghambat komunikasi antarbudaya dalam hubungannya
dengan ras, etnik, kelompok agama/kepercayaan, berkulit
hitam/putih.
Komunikasi antarbudaya lebih banyak terjadi
pada wilayah komunikasi antarpribadi. Beberapa
hambatan yang seringkali ditemui dalam proses
komunikasi antarpribadi adalah :
a. Hambatan Sosio-Antro-Psikologis.
b. Hambatan Semantis atau Hambatan Bahasa.
c. Hambatan Mekanis.
d. Hambatan Ekologis.
Sementara, Sutaryo (2005:188-191), merinci
hambatan komunikasi antarbudaya berada pada wilayah-
wilayah sebagai berikut :

1. Mengabaikan perbedaan antara anda dan kelompok


yang secara kultural berbeda.
2. Mengabaikan perbedaan antara kelompok kultural
yang berbeda.
3. Melanggar adat kebiasaan kultural.
4. Menilai perbedaan secara negatif.
5. Kejutan budaya.
Meng Eliminir Hambatan dalam KAB

Menurut DeVito (1997:493), beberapa cara untuk


mengeleminir hambatan, yaitu :
1. Sadarilah perbedaan antara anda dan orang yang
kulturnya berbeda.
2. Sadarilah bahwa perbedaan selalu ada dalam kelompok
apapun.
3. Ingatlah bahwa makna ada pada orang dan bukan pada
kata-kata atau gerak-gerik.
4. Ingatlah akan adat kebiasaan budaya yang berlaku
dalam sembarang konteks komunikasi antarbudaya.
5. Hindari evaluasi negatif terhadap perbedaan kultur, baik
secara verbal maupun nonverbal.
6. Hindarilah kejutan budaya dengan mempelajari
sebanyak mungkin kultur yang akan anda masuki.

Anda mungkin juga menyukai