APD yang harus dikenakan oleh dr. Lisa dan Ners Sita adalah APD level 1 yang terdiri dari
penutup kepala, masker surgical, handschcoen, baju kerja dan alas kaki.
2A. Bagaimana Dokter Lisa dapat melakukan skrining dan triase (termasuk kebutuhan tata
laksana kegawatdaruratan) harus dilakukan pada pasien-pasien IGD dalam kasus di atas?
Semua pasien yang dating harus dilakukan skrining terhadap COVID-19 menggunakan WHO
Case Definition (demam, batuk, dispnea) pada saat pertama kali pasien mengakses fasilitas
pelayanan Kesehatan. Pasien kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, pasien dengan suspek
COVID dan non-suspek COVID
2b. Anamnesis dan pemeriksaan fisis apa saja yang harus dikerjakan untuk masing-masing
pasien?
Dr. Lisa dapat menerapkan Basic Emergency Care (BEC) untuk penilaian awal dan pengelolaan
empat kondisi time-sensitive, yaitu: kesulitan bernafas, syock, perubahan status mental dan
cedera. Semua kasus diatas dilakukan pemeriksaan ABCDE
2C. Pemeriksaan lanjutan apa sajakah yang diperlukan masing masing pasien
Pasien pertama dengan kasus sesak : pemeriksaan darah perifer lengkap, ureum, kreatinin, AGD,
foto toraks dan EKG
Pasien kedua dengan kasus lemas pasca diare : pemeriksaan darah perifer lengkap, Na, K, Cl,
gula darah sewaktu, ureum, kreatinin dan feses lengkap
Pasien ketiga dengan kasus trauma disertai deformitas : pemeriksaan darah perifer lengkap, foto
x-ray humerus sinistra dan kruris sinistra
Pasien keempat dengan kasus demam+sakit kepala+riw. Autoimun : pemeriksaan darah perifer
lengkap, CRP kuantitatif
Pasien kelima dengan kasus penurunan kesadaran : pemeriksaan perifer lengkap, ureum,
kreatinin, AGD, Gula Darah Sewaktu, natrium, kalium, klorida, kalsium, dan CT scan Kepala
Pasien yang datang perlu ditentukan tingkat prioritas penanganannya dengan memeriksan ABCD
(Airway, Breathing, Circulation, Disabillity) dan kondisi lainnya (hamil, trauma).
Berdasarkan Intergrated Triage Tools, urutan pasien yg tepat sebagai berikut :
1. Pasien kelima dengan penurunan kesadaran (merah)
2. Pasien pertama dengan sesak nafas (merah)
3. Pasien ketiga dengan kasus jatuh dari genting dengan deformitas lengan atas dan tungkai
bawah (merah)
4. Pasien keempat dengan demam dan sakit kepala berat + riwayat autoimun (merah)
5. Pasien ketiga dengan lemas pasca diare (kuning)
Dari sudut pandang etik, prognosis merupakan dasar utama. Usia dan jenis kelamin merupakan
dasar pertimbangan berikutnya dalam menentukan prognosis.
3.Tatalaksana pasien DoA pada kasus diatas :
jenazah dari luar rumah sakit yang memiliki riwayat suspek atau probable termasuk DoA
harus dilakukan prosedur pemidahan dan penjemputan jenazah seperti berikut :
Tindakan swab nasofaring atau pengambilan sampel lainnya dilakukan oleh petugas yang
ditunjuk di ruang perawatan sebelum jenazah dijemput oleh petugas kamar jenazah
Jenazah ditutup semua lubang hidung dan mulut dengan menggunakan kapas, hingga
dipastikan tidak ada cairan yang keluar
Bila ada luka akibat tindakan medis, maka dilakukan penutupan dengan plester kedap air
Petugas kamar jenazah akan menjemput jenazah, membawa :1. APD 2. Kantong jenazah
3. Brankar Jenazah
Sebelum petugas memindahkan jenazah dari tempat tidur perawatan ke brankar jenazah,
dipastikan bahwa lubah hidung dan mulut sudah tertutup, dan luka luka akibat tindakan
medis sudah tertutup pleater kedap air, lalu dimasukkan ke dalam kantong jenazah atau
dibungkus dengan plastik pembungkus
Setelah itu jenazah dapat dipindahkan ke brankar jenazah, lalu brankar ditutuo dan
dikunci rapat
Semua APD yang digunakan dibuka dan dibuang di ruang perawatan
Petugas tetap menggunakan masker surgikal
Surat keterangan kematian dibuat oleh dokter dengan melingkari jenis penyakit penyebab
kematian sebagai penyakit menular
Jenazah hanya dipindahkan dari brankar jenazah ke meja pemulasaraan jenazah oleh
petugas yang menggunakan APD lengkap