Anda di halaman 1dari 5

PENJELASAN LAGU LIR ILIR

Tembang lir-ilir diciptakan oleh Sunan Kalijaga pada awal abad ke-16 ketika
runtuhnya kerajaan Majapahit dan ditandai dengan masuk Islamnya para Adipati Kadipaten
di Majapahit terutama di Pulau Jawa. Tembang Lir-ilir dikenal sebagai tembang dolanan atau
lagu daerah Jawa Tengah. Di dalam liriknya menggunakan kata perumpamaan yang memiliki
arti ganda Hal tersebut memberikan makna tersirat yang terkesan sederhana namun
mengandung makna yang dalam bila dicermati. Alasan mendasar Sunan Kalijaga berdakwah
menggunakan media tembang adalah untuk tidak mencoba melawan arus adat istiadat yang
sudah lama berkembang yaitu Hindu-Buddha.

Sunan Kalijaga dengan tembang Lir-ilir mencoba untuk mengajak masyarakat Jawa
memeluk, meyakini, dan mengamalkan agama Islam secara perlahan. Sunan kalijaga
mencoba untuk mengajak masyarakat untuk memperbaiki kualitas moral, namun upaya
tersebut dikemas dengan lagu agar tidak menimbulkan konflik.

Lirik dan terjemahannya

Lir ilir lir ilir tandure wus sumilir

Tak ijo royo-royo tak senggoh temanten anyar

Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi

Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro

Dodotiro dodotiro kumitir bedah ing pinggir

Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore

Mumpung padang rembulane mumpung jembar kalangane yo surako surak iyo

Terjemahan

Bangunlah, bangunlah tanaman muda sudah bersemi

Demikian menghijau bagaikan pengantin baru

Anak gembala, anak gembala panjatlah (pohon) belimbing itu (belimbing buah yang punya
bentuk bintang dengan 5 sudut = rukun islam)

Biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu
Pakaianmu, pakaianmu sobek di bagian samping

Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore

Mumpung bulan bersinar terang, mumpung banyak waktu luang

Ayo bersoraklah dengan sorakan iyaa

Penikmatan

Sesuai judul video yaitu LIR-ILIR BY SIHO (LIVE ACOUSTIC COVER) dengan
durasi 2 menit 47 detik, kita bisa merasakan intensnya instrumen musik sederhana berupa
gitar yang membuat nyaman pendengarnya. Pembawaan lagunya juga terasa baru karena
beberapa nada dikreasikan oleh pembawa lagu/ penyanyi. Nada dari lagu lir-ilir ini sangat
mudah untuk diingat dan terngiang-ngiang. Tidak hanya lagunya saja, suasana ala Jawa
Tengah pun terasa melekat dalam video ini, hal tersebut karena penyanyi yang memakai
atribut lengkap baju adat Jawa Tengah yaitu lurik dan blangkon. Walaupun berbeda dari pada
versi gamelan, namun nyatanya kreasi penyanyi dalam membawakan lagu lir-ilir sudah
sangat bagus dan terasa segar karena berbeda dari yang lain.

Penghargaan

Pada setiap bait lagu Lir-ilir sangat memiliki unsur kenikmatan bagi setiap
pendengarnya. Lagu lir-ilir ini tidak hanya dapat dibawakan secara tradisional saja, namun
bisa juga dibawakan secara modern dengan alat-alat music yang modern. Hasilnya, lagu itu
hadir lebih progresif. Terdengar lebih elegan dan tetap menggunakan lirik yang sama dan
sesuai.

Sebenarnya dengan instrumen yang sederhana pun, tidak akan mengubah makna lagu
dan isi lagu. Namun rasa tradisionalnya akan kurang kuat, dibandingkan dengan pembawa
lagu/penyanyi yang menggunakan iringan gamelan. Walaupun dengan intrumen sesederhana
apapun kita dapat menikmati lagunya, tapi bagi seseorang yang menyukai hal-hal berbau
original, maka musik video cover ini akan terasa kurang menjiwai.

Masukan lainnya, mungkin tertuju pada penghayatan penyanyi. Penghayatan lagunya


masih kurang terasa, karena penyanyi lebih sering melihat lirik dan spontan ekspresinya
menjadi berubah dan terkesan sangat labil. Maka solusi atau saran yang ditawarkan adalah
menghafalkan liriknya terlebih dahulu, lalu mata mengahadap kamera. Ini dikarenakan dapat
menambah penghayatan lagunya dan akan terkesan lebih bermakna.

Pemahaman (jenis, unsur)

Jenis Lagu: Tembang dolanan gagrag

Tembang dolanan gagrag lawas yaitu tembang dolanan yang kebanyakan tidak jelas nama
pengarangnya, sifatnya klasik makna lagunya sulit ditebak dan biasanya lagunya telah
diciptakan lama sekali bahkan sebelum tahun 1900-an.

Unsur Musik:

Nada dasar naturel (C)

Birama: 2/4 ketukan

Tempo: alegretto

Tangga Nada: Pentatonik Slendro

Dalam mengapresiasi berarti memberikan pengakuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai


keindahan yang diungkapkan pengarang. Sehingga dengan pemahaman terhadap seni musik
menumbuhkan kenikmatan, pengetahuan, dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap
musik.

Penghayatan

Lagu Lir-Ilir merupakan lagu yang mengandung nilai Pendidikan agama. Penghayatan
dalam lagu Lir-Ilir ini adalah bahwa sebagai umat manusia diharapkan bisa bangun dari
kesedihan, menguatkan keyakinan, dan berjuang mendapatkan kebahagiaan.

Pengarang lagu sebenarnya bermaksud untuk mengingatkan orang melalui tembang/


lagu atas perhatiannya terhadap manusia selama hidup untuk selalu melakukan kebaikan
sebagai bekal nanti. Makna yang tersirat didalam lagu ini secara keseluruhan tentang
keimanan dalam agama Islam, yaitu rukun islam, hal pertobatan, muhasabah (memperbaiki
diri) serta memperbaiki kesalahan selagi masih ada waktu dimasa sekarang sebelum ajal
menjemput.

Makna yang terkandung dari lagu Lir-ilir adalah sebagai umat Islam, kita harus sadar,
kemudian bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas dan lebih mempertebal
keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah. Diri kita digambarkan dengan tanaman yang
hijau dan mulai bersemi pada awalnya, tergantung kita mau bermalas-malasan dan
membiarkan iman kita mati atau bangun dan berusaha untuk menumbuhkan tanaman (iman)
hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan di musim panen seperti kebahagiaan sepasang
pengantin baru.

Kemudian disebutkan juga Cah Angon (anak gembala), anak gembala maksudnya
adalah seseorang yang mampu menjadi imam, seseorang yang bisa "mengembalakan"
makmumnya ke jalan yang telah ditetapkan Allah, yang digembalakan di sini adalah hati,
bagaiaman kita bisa menjaga hati kita agar tidak terbawa hafa nafsu.

Kemudian si anak gembala diminta untuk memanjat pohon belimbing, buah


belimbing memiliki 5 sisi berbentuk bintang, 5 sisi ini merupakan gambaran dari rukum
Islam yang terdiri dari 5 perkara. Si anak gembala tetap harus memanjat pohon belimbing,
meski sulit dan licin, jadi sekuat hati kita harus melaksanakan rukun Islam tadi, meski sulit
dan berat. Si anak gembala memanjat pohon belimbing untuk mencuci pakaiannya, pakaian
di sini dimaksudkan adalah Iman, untuk itu iman kita harus terus bersih dan diperbaiki.

Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas ketika kita masih sehat (dilambangkan
dengan terangnya bulan) dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang
mengingatkan tentang jalan yang benar maka jawablah dengan iya.

Implikasi dalam kehidupan sehari-hari:

Hendaknya manusia menyadari bahwa hidup  di dunia ini tidak akan lama, seyogianya kita
semua harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sehingga kelak kita akan siap ketika
tiba saatnya kita semua dipanggil menghadap Allah SWT.

Selain itu, sebagai seorang muslim kita juga harus mampu menjalankan segala yang
diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT. Semua itu memiliki tujuan
agar kita semua menjadi manusia yang berbudi, berakhlak mulia, disayang orang banyak
dengan sifat-sifatnya yang suka menolong orang lain tanpa pamrih.

Lagu Lir Ilir ini tidak hanya sebagai ajakan untuk masuk agama Islam saja. Lebih dari itu,
melalui tembang ini Sunan Kalijaga mengajak manusia untuk lebih bisa mengenal Tuhannya
dan memaksimalkan hidup dengan penuh kebaikan.

Implikasi dalam bidang budaya, agama dan pendidikan:


Sebenarnya seni pertunjukkan ini merupakan sebuah ungkapan budaya dan wahana untuk
menyampaikan nilai-nilai budaya dan perwujudan norma-norma, estetika, yang berkembang
sesuai zaman dan tempat dimana seni tersebut tumbuh dan berkembang.

Dengan membawakan lagu lir-ilir ini, penyanyi sudah berkontribusi dalam pelestarian budaya
setempat. Dan hal tersebut dirasa perlu banyak apresiasi dari kita agar para musisi-musisi
tersebut lebih berkembang dan lebih baik lagi.

Musik atau lagu lir-ilir ini, asal mulanya digunakan sebagai media berdakwah untuk
menyebarkan agama islam. Maka dari itu, lagu lir-ilir bisa dijadikan bahan pelajaran bagi
anak-anak dirumah maupun di sekolah. Belajar agama sekaligus bernyanyi akan menambah
ketertarikan anak dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai