Dosen Pembimbing :
Mustakim, S.Pd.I.,M.E
Oleh
Kelompok 3
Fahri
Selvi Marlina
2019/2020
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam teori ekonomi mikro, dikenal teori permintaan. Teori
permintaan berusaha menjelaskan sifat permintaan para pembeli terhadap
suatu barang. Konsumen akan melakukan pilihan terhadap semua barang yang
diinginkan berdasarkan rupiah yang dimilikinya. Dengan penghasilan yang
terbatas, rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang rasional akan melakukan
pilihan yang terbaik untuk mengonsumsi barang-barang kebutuhannya
berdasarkan prioritas yang dibutuhkan. Konsumen akan merasa terpenuhi jika
barang yang di butuhkan terpenuhi dengan membeli
barang pengeluaran serendah mungkin. Pandangan ekonomi Islam mengenai
permintaan relatif sama dengan ekonomi konvensional, namun terdapat
batasan-batasan dari individu untuk berperilaku ekonomi yang sesuai dengan
aturan syariah. Dalam ekonomi Islam, norma dan moral Islam merupakan
prinsip dalam melakukan kegiatan ekonomi, yang menentukan suatu individu
maupun masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya sehingga teori
ekonomi yang terjadi berbeda dengan teori ekonomi konvensional.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui apakah yang dimaksud konsumsi inter-temporal?
2. Mengetahui bagaimana kosep final spending?
3. Mengetahui bagaimana hubungan income dengan final spending?
4. Mengetahui hubungan terbalik saving ratio dengan final spending?
5. Mengetahui bagaimana hubungan terbalik riba dengan infaq?
6. Mengetahui bagaimana investasi tabungan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. konsumsi Inter-Temporal
1. Konsumsi Inter-Temporal Konventional
Y = C+S
Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan
Y1 = C1 + S1
Y2 = C2 + S2
Y2 = C2 + S2
Y = FS + S
di mana: FS = C + Infak
FS = (Y-S) + (S-Sz)
FS = Y(1-zs)
Max U = U (FS,s)
Golongan Muzakki:
FS = Y – S
FS = Cz – (Zy + In + Sh + Wf)
Golongan mustahik:
1. FS = Z Z = Co, atau;
2. Fs = Y + Z Y + Z = Co
FS = Y – S
FS = Cm + In + Sh
di mana:
FS(t=1) = Y – S1
zS1 adalah besarnya zakat pada periode kedua, zaka pada periode dua hanya
didasarkan pada besarnya jumlah tabungan pada periode pertama (S1).
FStotal = FS(t=1) FS(t=2)
= Y1 ( 1 – zs)
Dari persamaan ini, terlihat bahwa komponen ‘zs’ bertanda negatif. Ini
menunjukkan adanya hubungan terbalik antara final spending dengan saving
ratio’s’; sedangkan zakat rate ‘z’ tetap besarannya. Semakin besar ‘-s’ maka
semakin kecil FS; sebaliknya semakin kecil ‘-s’ maka semakin besar FS.
Dalam keadaan ini berarti sumber pendapatan masyarakat hanya dari riba
saja, dan tidak ada sumber penghasilan lain.
Dari dua komponen final spending, yaitu konsumsi (C) dan infak, maka
yang paling mungkin turun adalah konsumen infak. Hal ini disebabkan karena
kecenderungan orang untuk mampertahankan tingkat konsumsinya. Dengan kata
lain, komponen konsumsi cenderung cocok untuk tingkat pendapatan tertentu,
sedangkan komponen infak cenderung variable untuk tingkat pendapata tertentu.
(-)
Infak = f (Riba)
Semakin besar riba, semakin kecil infak, semakin kecil riba, semakin besar
infak. Dalam suatu masyarakat di mana riba telah begitu merajalela, maka tingkat
infaknya akan kecil bahkan kadangkala orang berusaha menghindar untuk
membayar zakat yang memang merupakan kewajibannya. Sebaliknya bila riba
dihapuskan dari perekonomian, maka infak akan tumbuh subur. Allah berfirman
“Allah menghapuskan riba dan menyuburkan sedekah” (QS 2:276).
Y = (πR) vW
Y = pendapatan
Semakin besar pemanfatan harta (v), semakin besar pula pendapatan (Y).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Ekonomi Islam, konsumsi diakui sebagai salah satu perilaku
ekonomi dan kebutuhan asasi dalam kehidupan manusia. Perilaku konsumsi
diartikan sebagai setiap perilaku seorang konsumen untuk menggunakan dan
memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
ekonomi Islam konsumsi dikendalikan oleh lima prinsip dasar sebagai berikut :
1. Prinsip Keadilan
2. Prinsip Kebersihan
3. Prinsip Kesederhanaan
5. Prinsip Moralitas.
Hububungan riba dengan sedekah dan hubungan saving ratio dengam final
spending merupakan satu kesatuan dengan teori permintaan, Permintaan adalah
banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat
harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dalam periode tertentu dan dalam
periode tertentu. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis
yang menyatakan :
DAFTAR PUSTAKA
http://ekonomiislamindonesia.blogspot.co.id/2012/08/konsumsi-intertemporal-
dalam.html