TB Sensitif Obat
Ferdy Ferdian
Universitas Padjajaran
Outline
Pendahuluan
Diagnosis
Gejala klinis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Alur diagnosis
Tatalaksana
Pendahuluan
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M.tb)
MTB dpt menginfeksi hampir semua organ, tersering paru-paru
TB Sensitif Obat (SO) adalah TB yang masih sensitif terhadap
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Lini pertama
MTB ditularkan melalui udara (airborne disease). Satu kasus TB
yang tidak diobati, dapat menularkan 10-15 dengan kontak
selama 1 tahun
Pendahuluan
Kuman MTB ditemukan oleh Robert Koch pada tahun
1882 dan mendapatkan Nobel Prize tahun 1902
Pendahuluan
Apakah MTB sudah ada sebelum era Robert Koch?
Diagnosis
Diagnosis harus mengikuti panduan atau guideline yang ada. Panduan
menuntun kita pada keseragaman pola pikir
5.000 - 10.000
Mikroskopis BTA 70.8 % 94.9 %
cfu / ml
TCM TB untuk
88% 99%
diagnosis TB
(84.92) (98.99)
Tes Cepat Paru dewasa*
Molekuler 131 cfu / ml
(GeneXpert) TCM TB untuk
95% 98%
mendeteksi Rif
(90.97)
Tes Cepat Molekuler (GenXpert) (97.99)
Resistan **
TCM hanya membutuhkan 131 koloni/ml agar positif
* Berdasarkan 27 studies, 9558 partisipan Diagnosis TB paru dewasa - Sensitivitas 88% Spesifisitas 99%
** Berdasarkan 24 studies, 2414 spesimen, 555 rif res spesimen
Diagnosis Resistensi rifampisin - Sensitivitas 95% Spesifisitas 98%
Pemeriksaan bakteriologis
Intepretasi :
DNA MTB terdeteksi
Mutasi gen rpoB terdeteksi, kemungkinan besar resistan terhadap rifampisin
Pemeriksaan TCM
Fishman
Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan CT scan toraks lebih sensitif dibandingkan
rontgen toraks untuk menditeksi keberadaan lesi kecil di
apeks paru. CT bisa menditeksi kavitas, nodul dan lainnya
Computed tomographic (CT) scanning is more sensitive than plain
chest radiography for diagnosis, particularly for smaller lesions
located in the apex of the lung. CT scan may show a cavity or
centrilobular lesions, nodules and branching linear densities,
sometimes called a "tree in bud" appearance
Hasil - -
Gambaran mendukung TB
TB terkonfirmasi klinis
Pengobatan OAT lini 1
Permenkes no 67 tahun 2016
Terduga TB
Hasil - -
Guideline for treatment of drug suceptible tuberculosis and patient care. WHO 2017 5th ed
Tatalaksana
Keuntungan FDC
1) Mencegah penggunaan obat tunggal sehingga menurunkan
resiko terjadinya resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan
penulisan resep
2) Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga
menjamin efektivitas obat dan mengurangi efek samping
3) Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian
obat menjadi sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien
Guideline for treatment of drug suceptible tuberculosis and patient care. WHO 2017 5th ed
Tatalaksana
Berdasarkan rekomendasi WHO 1.7. Sebaiknya pengobatan TB ulangan
tidak menggunakan OAT kategori 2 lagi dan sebaiknya dilakukan
pemeriksaan DST untuk menentukan pilihan terapi yang tepat
One of the basic principles of TB treatment is that a single drug should not
be added to an unsuccessful regimen. Adding streptomycin to the previously
unsuccessful regimen of INH, rifampicin, ethambutol and pyrazinamide
violates this principle and fuels the development of drug resistance, leading
to the loss of streptomycin as a second line agent in MDR-TB theraphy.
Guideline for treatment of drug suceptible tuberculosis and patient care. WHO 2017 5th ed
Tatalaksana
Periksa TCM atau DST untuk menentukan resistensi R dan H. Bila
tidak ditemukan resistensi pada keduanya, dapat diberikan kembali
OAT kategori 1
Patients eligible for retreatment should be referred for a rapid molecular
test or drug susceptibility testing to determine at least rifampicin
resistance, and preferably also isoniazid resistance status. On the basis
of the drug susceptibility profile, a standard first-line treatment regimen
(2HRZE/4HR) can be repeated if no resistance is documented.
Guideline for treatment of drug suceptible tuberculosis and patient care. WHO 2017 5th ed
Monitoring pengobatan
Permenkes no 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberculosis Clinical Infectious Diseases 2017;64(2):e1–e33