1.1. Maksud
Membuat rencana campuran adukan beton berdasar SNI 7656:2012 tentang
Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton Normal, Beton Berat dan Beton
Massa dengan ketentuan :
1. Kuat tekan beton yang diisyaratkan adalah 25 MPa.
2. Jenis lingkungan khusus pembetonan:
Untuk beton dalam ruangan bangunan sekeliling non-korosif.
Beton di luar ruangan terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung.
3. Beton digunakan untuk plat, balok kolom, dan dinding dengan tebal
minimum 120 mm dan jarak bersih minimum antar batang tulangan atau
berkas tulangan adalah 70 mm. Cetakan beton yang digunakan adalah
berukuran : diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
1.3. Alat-alat
1
1. Alat untuk menentukan SSD pasir.
Corong kerucut kecil
Praktikum Teknologi Bahan Bangunan 2
- atas : 1,5 ”
- bawah : 3,5 ”
- tinggi :3“
Alat penumbuk berat : 0,86 kg
2. Alat untuk menetukan SSD krikil / kricak.
Ember dengan air secukupnya.
Kain lap untuk mengeringkan krikil / kricak.
3. Alat untuk menentukan slump
Corong kerucut “Abrams”
- atas : 10 cm
- bawah : 20 cm
- tinggi : 30 cm
Tongkat penusuk
- Diameter () : 1,6 cm
- Panjang : 60 cm
4. Cetakan silinder 1 :
Diameter ( ) : 15,04 cm
Tinggi : 30,15 cm
Berat : 1,543 kg
5. Cetakan silinder 2 :
Diameter () : 15,01 cm
Tinggi : 30,16 cm
Berat : 1,61 kg
6. Alat-alat lain :
Kaliper Gelas ukur 500cc
Penggaris siku Pipet
Piring Palu
Bak adukan beton Oli
Cetok Kuas
Timbangan elektrik
1.4. Hitungan
1. Mix Design SNI 2012 (fc = 25 MPa)
(1) Nilai slump : 75 – 100 mm
(2) Ukuran nominal : 19 mm
(3) Kebutuhan air pencampur
Air pencampur : 205 kg/m3
Kadar udara : 2%
(4) Rasio air semen : 0,61
(5) Menentukan kadar semen
air
Fas :
semen
Fas : 0,61
Air : 205 kg/m3
Semen : 336,066 kg/m3
(6) Berat kering
Ukuran maksimal agregat : 19 mm
MHB :3
Berat/volume padat : 1448,91 kg/m3
Berat kering agregat kasar : 869,346 kg/m3
(7) Perkiraan awal beton segar
Perkiraan berat beton : 2345 kg.m3
Berat kering pasir (ag. halus) : 934,588
(8) Koreksi terhadap kandungan air
Agregat kasar : 875,518 kg
Agregat halus : 973,280 kg
Kadar air agregat kasar : 0,71%
Kadar air agregat halus : 4,14%
Penyesuaian kadar air
Agregat kasar : -0,39%
Agregat halus : -3,98%
Penyerapan agregat kasar : 1,10%
(11) Rekap
30,15 cm 30,16 cm
Beton A Beton B
Sketsa Gambar Hasil Percetakan Beton
1.6. Pembahasan
1.6.1. Semen
Semen adalah suatu bahan perekat yang berbentuk serbuk
halus, bila di tambahkan air akan terjadi reaksi hidrasi
sehingga dapat mengeras dan digunakan sebagai pengikat.
Semen pada umunya tersusun atas batuan kapur, tanah liat, dan
silikat yang dihancurkan bersamaan hingga kurang lebih 80%
dari butirannya dapat menembus ayakan 44 mikron.
Proses hidrasi semen akan terjadi apabila semen telah bereaksi
dengan air. Proses ini terjadi dari reaksi hidrasi unsur C2S dan
C3S Hasil utama dari proses di atas adalah C 3S2H3 biasa
disebut tobermorite yang berbentuk gel dan berfungsi
sebagai bahan perekat. Hasil lainnya adalah 3Ca(OH)2 yang
dapat larut dalam air sehingga menyebabkan
beton porous.
1.6.2. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton dan perawatan
beton tidak boleh mengandung minyak, asal, alkali, garam,
bahan organic, atau bahan lain yang merusak beton. Air yang
sebaiknya digunakan adalah air yang dapat diminum, tawar,
tidak berbau, dihembus udara tidak keruh. Akan tetapi, air
campuran beton tidak harus memenuhi standar persyaratan air
minum.
1.6.3. Agregat
Agregat kasar yang digunakan pada pembuatan beton agar
menghasilkan mutu yang baik harus mempunyai syarat
yaitu terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori, tidak
mudah hancur akibat pengaruh cuaca, kadar lumpur tidak
lebih dari 1% , dan kandungan zat pada agregat harus non-
reaktif terhadap alkali. Ukuran nominal maksimum agregat
kasar yang digunakan pada pembuatan beton ini yaitu 19
mm.
Agregat halus berfungsi untuk bahan pengisi campuran
beton. Pemilihan agregat halus pun mempunyai syarat yaitu
kadar lumpur kurang dari 5%, kandungan bahan organik
tidak terlalu banyak, butiran pasir harus tajam dank eras,
dan butiran pasir harus beraneka ragam.
Agregat yang telalu banyak akan mengakibatkan adanya
rongga pada beton, Jika agregat kasar terlalu banyak maka
b. Bleeding
Bleeding adalah kegagalan dalam pembuatan beton saat
campuran beton telah dicor sehingga menimbulkan air naik
ke atas permukaan dan partikel agregat kasar turun ke
dasar. Air yang naik ke atas tersebut membawa semen dan
butir-butir pasir halus yang akan membentuk selaput saat
beton mengeras. Bleeding disebabkan oleh terlalu
banyaknya penambahan air saat pengecoran dan kurangnya
agregat halus saat perancangan mix design untuk menahan
laju air ke permukaan beton. Bleeding dapat dihindari
dengan cara memberi lebih banyak semen, meminimalkan
penggunaan air, serta menggunakan lebih banyak pasir.
Ketepatan pembuatan mix design juga perlu diperhatikan
untuk menghindari bleeding.
1.7. Kesimpulan
a) Dihasilkan nilai slump 89 mm yang berarti dapat digunakan untuk
konstruksi, plat, balok kolom, dan dinding.
b) Dari percobaan air yang keluar selama 1 jam awal dari silinder I sebanyak
0 cc dan dari silinder II sebanyak 0 cc.
Berdasarkan hasil cetakan beton, keadaan beton silinder permukaannya
sedikit berpori dan agak halus sehingga baik digunakan dalam
pembangunan.
1.8. Lampiran
1. Laporan sementara
2. Hitungan
12.204 x 1000
2
= ¼ Π x 15.04 x 30,15
= 2.2784 gr/cm3
b. Adukan beton silinder II
Berat adukan beton + Cetakan silinder = 13.726 kg
Berat cetakan beton = 1.607 kg
Berat adukan beton = 12.119 kg
Diameter Silinder = 15.01 cm
Tinggi Silinder = 30.16 cm
berat
Berat Jenis Beton = volume
12. 119 x 1000
= ¼ Π x 15 .012 x 30 .16
= 2.2708 gr/cm3
Setelah dibuka
a. Silinder I
Diameter = 15.05 cm
Tinggi = 30.15 cm
Berat adukan beton = 12.045 kg
berat
Berat Jenis Beton = volume
12. 045 x 1000
= ¼ Π x 15 .05 2 x 30 . 15
= 2.2457 gr/cm3
b. Silinder II
Diameter = 15.05 cm
Tinggi = 30.16 cm
Berat adukan beton = 12.007 kg
berat
Berat Jenis Beton = volume
12. 007 x 1000
= ¼ Π x 15 .05 2 x 30 . 16
= 2.2379 gr/cm3