Anda di halaman 1dari 3

From Q A

Sebetulnya nongkrong waktu lama


memang ekspektasi dari Warung
Upnormal, krn mereka produk mereka
selain Food & Bev nya juga ambience
Cara warung upnormal utk memanage dari outlet jadi kekuatan mereka,
customer yang nongkrong dengan waktu yg supaya tidak merugikan orang lain
memakan waktu cukup lama, dan tidak refer ke problem solution
Arini & Pingky merugikan customer lain

Nomer 6. Cara Warung Upnormal


Bertahan Hadapi Persaingan Bisnis
Kuliner, Inovasi, kecepatan dan
informasi menjadi kunci bagaimana
bisa bersaing di sektor kuliner.
persaingan industri kuliner saat ini
tidak lagi melihat siapa yang mampu
membuat produk itu menjadi enak.
Bahkan, tidak juga bicara siapa yang
mampu memberikan service
pelayanan yang bagus bagi konsumen.
Melainkan siapa yang bisa
mengimplementasikan lebih cepat
Jenita & Natashya Konsepnya siapa yang bisa
implementasi karena tau informasi dia
yang menang. Upnormal ke depan
Cara Warunk Upnormal bertahan ditengah juga tidak lagi membidik generasi
banyak pesaing lain yang harganya lebih milenial sebagai target pasar, namun
murah juga akan masuk ke generasi z.
Cara Warunk Upnormal Raup Profit
Tanpa Naikkan Penjualan :
1. Tekan Opex
2. Working on COGS
3. Naikkan Harga
4. Another Revenue
5. SOP Sales

Cara warunk Upnormal membangun brand,


karena banyak pesaing yg memiliki produk
dan service yang mirip dengan upnormal
tapi tetap Upnormal yg dipilih

Arini Apakah ada co branding dengan Indomie? Tentunya hal ini adalah bagian dari
strategi Indofood untuk menggunakan
System co brandingnya bagaimana? merk Indomie sbg produk di warunk
upnormal
Upnormal juga menyediakan makanan
Umur 30 tahun keatas banyak yang aware non indomie seperti nasi goreng
dengan kesehatan, sementara indomie wagyu, roti bakar yang imagenya lebih
mindsetnya bukan makanan sehat. Strategi sehat untuk menyasar customer yang
Widuri untuk marketing khusus untuk pangsa pasar lebih healthy minded
ini ?

Barang yang dijual di ritel seperti Alfa


dan Indo dan Sevel punya range harga
yang cukup jauh, sehingga customer
bisa beli yang paling murah lalu duduk
Jika melihat segmentasinya yang nongkrong lama, sementara di
menjangkau middle low, Seperti yang kita Warunk Upnormal ada limit minimal
ketahui bahwa konsep serupa pernah yang pasti sudah diperhitungkan pada
dijalankan seperti 7 eleven, Convenience saat mereka melalukan business
store Indomaret/Alfamart yang juga review, yang dianggap masih masuk
mempunyai mini market dilantai bawah,, untuk rata-rata waktu nongkrong
tetapi finally tidak bisa bertahan karena tertentu. Tinggal Upnormal harus
operational cost yang lebih tinggi dibanding melakukan strategi2 tambahan untuk
revenue. Apa yang berbeda antara meningkatkan spending customer
Upnormal dengan convenience store diatas tersebut seperti yang sudah dijelaskan
Rudy sehingga bisa bertahan? di problem solution dari kami

Mereka melakukan inovasi dan


modifikasi, sehingga produknya
tersebut dikenal secara luas.
Contohnya, menambahkan bumbu
atau topping tertentu untuk mie
instan di Warunk Upnormal. Hal itu
tadmenu yg di sajikan kan gampang ya di dikenal sebagai branding yang
copy oleh bisnis lain, dan utk menu indomie membuat para pelanggannya akan
sendiri juga gampang sekali dibuat dirumah, kembali demi mendapatkan produk
kalo dari warung up normal sendiri, apakah yang hanya terdapat di warung
yang dilakukan agar menu yg disajikan itu buatannya saja. Dan melakukan co
spesial dalam arti tidak mudah di copy orang branding dengna merk-merek lain
Ervina lain? supaya tercipta keunikan khusus
PIC

Adel

Yogi

Anda mungkin juga menyukai