By :
Muhammad Nur
021170047
PT Unilever Indonesia Tbk
Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen,
notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan
surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan
No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada
tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny.
Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui
oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23
Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan
No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Unilever Indonesia Tbk tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home
and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.
Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk menciptakan
masa depan yang lebih baik setiap hari; membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan
baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk
mereka maupun orang lain; menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap
harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa
mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh
sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
Saham perseroan pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di
Bursa Efek Indonesia seja 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2009, saham perseroan
menempati peringkat ketujuh kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.
Perseroan memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever (dalam likuidasi), kepemilikan
Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah perusahaan patungan untuk pemasaran kecap)
yang telah konsolidasi dan PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%,
bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan merek Domestos Nomos.
PT Unilever Indonesia Tbk
Struktur Organisasi
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa
datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang
yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Misi adalah
penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi
seluruh staf perusahaan.
VISI
MISI
PT Unilever Indonesia Tbk
Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi
konsumen
Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan
imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan
lingkungan hidup.
Keberhasilan jangka panjang kami menuntut komitmen yang menyeluruh terhadap standar
kinerja dan produktivitas yang sangat tinggi, terhadap kerja sama yang efektif, dan kesediaan
untuk menyerap gagasan baru serta keinginan untuk belajar secara terus-
menerus.Kami percaya bahwa keberhasilan memerlukan perilaku korporasi yang berstandar
tinggi terhadap karyawan, konsumen dan masyarakat, serta dunia tempat kita tinggal. Inilah
jalan yang ditempuh Unilever untuk mencapai pertumbuhan yang langgeng dan
menguntungkan bagi usaha serta tercapainya nilai jangka panjang yang berharga bagi
para pemegang saham serta seluruh karyawan Unilever.
SASARAN PRODUK.
Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan omset
penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak menutup kemungkinan
melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat
kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan
(dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun 2000
dan Taro tahun 2003. Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana
keuangan internal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan
dilakukan jika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan
keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-barang konsumer.
Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui pendirian kantor pemasaran
Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux
buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in Cikarang bisa
ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai 6% dari
omset penjualan.
PT Unilever Indonesia Tbk
ANALISI SMART
SPECIFIC
Visi dan misi perusahaan yang telah dipahami guna untuk menetapkan tujuan yang spesifik,
perushaan harus menyampaikan kepada tim seluruh harapan dan keinginan yang ingin
dicapai perusahaan yaitu “ To become the first choice of consumer, custumer and
community”.
MEASURSBLE
Mengukur kemajuan akan membantu tim untuk tetap berada dalam jalur yang benar,
menepati tenggat waktu, dan merasakan semangat dan euforia ketika memperoleh hasil yang
menggembirakan di setiap pencapaian yang membawa mereka lebih dekat kepada tujuan.
ATTAINABLE
Target harus realistis dan dapat dicapai, target tidak boleh dibuat terlalu mudah (untuk
performa tim anda), tapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa mustahil untuk dicapai
RELEVANT
Target yang relevan, jika tercapai, akan mendorong tim, departemen, dan organisasi lebih
maju. Sebuah target yang mendukung atau selaras dengan target-target lainnya akan dianggap
sebagai target yang relevan.
TIMEABLE
Memberikan deadline pencapaian target. Komitme kepada deadline akan membantu tim
untuk menjalankan pekerjaan untuk memenuhi target tepat waktu, atau bahkan lebih cepat.
PT Unilever Indonesia Tbk
Inovasi produk
Unilever punya
yang bisa bersaing
Product Lebih wangi Lebih praktis produk yang lebih
dengan produk
tinggi
pesaing
Segmentasi pasar
untuk produk Focus ke harga
Price Lebih murah Lebih murah
unilever harus tertentu
lebih jelas
Meningkatan kerja
Di tempat sama dengan ritel
penjualan produk untuk penempatan
Place Luas Luas
unilever ada produk yang dapat
produk pengganti langsung dilihat
konsumen
DAYA SAING
Kualitas produk
Kualitas yang
Product Unggul yang tetap di
lebih unggul.
pertahankan.
Efektifitas iklan
Promotion Unggul Iklan yang intens dari media cetak
dan elektronik.
PT Unilever Indonesia Tbk
ANALISI VALUE CHAIN M. PORTER
Pusat dari teori Michael E. Porter adalah marjin Marjin = nilai produk dan jasa –
biaya Perusahaan menciptakan nilai dengan melaksanakan aktivitas, yang disebut Porter
dgn Aktivitas Nilai (value activity).
1. Pendahuluan
Didalam persaingan industri yang semakin maju ini perusahaan dituntut untuk selalu
melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga perusahaan selalu
berupaya memperbaiki diri dengan perencanaan strategi yang baik. Untuk itulah PT Unilever
sebagai perusahaan multinasional yang memproduksi produk-produk kebutuhan konsumen
perlu untuk mengidentifikasi setiap kekuatan dan kelemahannya, dan selalu memantau setiap
peluang yang mendatangkan keuntungan dan ancaman yang mendatangkan kerugian. Untuk
memenuhi tuntutan ini terciptalah analisis SWOT yang memiliki peran penting dalam
menetapkan suatu strategi perusahaan.
Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis didalam melakukan analisis terhadap wujud
ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang akan datang
sehingga dapat ditemukan masalah yang ada. Dari analisis swot, perusahaan dapat
PT Unilever Indonesia Tbk
menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang
berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki perusahaan, mengatasi ancaman yang datang dari
luar, serta mengatasi kelemahan yang ada.
1. Teori
ANALISIS SWOT
STRENGTHS ( KEKUATAN )
1.Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model yang
tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik
perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima
si model dalam iklan tersebut.
2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus
terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong
pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai
salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand
Survey, edisi khusus 2007)
3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di
segenap jajaran.
5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury,
dan ice cream.
6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor
untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya
hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
8. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”.
Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan
kualitas produk.
WEAKNESSES (KELEMAHAN)
1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti
dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang
mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,ko munikasi pada karyawan yang bisa
menerima pesan yang berbeda-beda.Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari
dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang
biasanya sangat berorientasi komersial.
THREATS (ANCARMAN)
1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula
kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak,
bahan kimia dan komoditas lainnya.
IFAS untuk mengetahui kekuatan (strange) dari PT. Unilever indonesia Tbk.
TOTAL 20 1 3,6
IFAS untuk mengetahui kelemahan (weakness) dari PT. Unilever indonesia Tbk.
TOTAL 14 1 2,3
TOTAL 18 1 3,4
PT Unilever Indonesia Tbk
EFAS untuk mengetahui ancaman (threats) PT. Unilever indonesia Tbk
TOTAL 19 1 3,2
MATRIK SWOT
1. Strategi SO
Penetrasi dan pengembangan pasar atas produk-produk yang sudah ada.
2. Peningkatan kualitas, kapasitas sarana dan prasarana untuk mengantisipasi permintaan
dimasa depan.
3. Peningkatan kecepatan proses pelayanan klaim.
4. Pemantapan pola kerjasama yang sinergis dengan mitra kerja dalam hal pemasaran IW
dan SW.
5. Peningkatan kehandalan sistim pengawasan.
2. Strategi WO
Peningkatan peran Humas dalam mempromosikan dan memposisikan produk secara
efektif.
2. Peningkatan struktur pegawai yang memiliki gelar profesi.
3. Penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan.
4. Penguatan struktur permodalan.
5. Pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja.
3. Strategi ST
Penguatan sistim akuntansi keuangan serta mekanismenya, yang komunikatif dan interaktif
dalam hubungan antara pusat dan daerah.
2. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan klaim sesuai
dengan standar yang berlaku.
PT Unilever Indonesia Tbk
Perencanan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus PT Jasa Raharja (PERSERO)
3. Konsolidasi kekuatan moral SDM melalui upaya yang mengarah pada filosofi “respect
to people”
4. Peningkatan sistim kearsipan sebagai salah satu fasilitas penyedia informasi.
5. Peningkatan kualitas produk hukum untuk mendukung operasi perusahaan.
4. Strategi WT
Penguatan struktur organisasi untuk mengantisipasi perubahan dimasa depan.
2. Penguatan sistim manajemen SDM.
3. Peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan untuk mendukung daya saing
perusahaan.
4. Pengembangan sistem komputerisasi yang terintegrasi dan mampu mendukung proses
pengambilan keputusan strategis maupun operasional.
5. Pengembangan sistim budaya kerja yang kreatif dan inovasi.
6. Perancangan program kegiatan LITBANG yang lebih berorientasi kepada kebutuhan
pasar.
Tingginya Kepuasan xx
Promosi Produk
KonsumenLuasnya
Efektif xxx Intensifikasi Pasar
Potensial Market
Produk Pesaing
Pemimpin Pasar
dengan Harga Lebih Xxx Diversi Kosentrik
Consumer Goods
Rendah
Produk Pesaing xx
dengan Harga Lebih
RendahMaraknya xx
Jaringan Distribusi Pemalsuan Produk
Hingga ke Daerah –
Daerah
Penghapusan Subsidi
BBM xxx Integrasi Kedepan
Penetrasi Pasar
Ketida jelasan Melalui Promosi
Tingginya Kepuasan
Sertifikat Halal untuk xxx Tentang Kualitas
Konsumen
Produk Tertentu Produk Secara Besar –
besaran
PT Unilever Indonesia Tbk
Variasi strategi
Pada tahun 2013 petumbuhan ekonomi indonesia di prediksi mengalami perlambatan kendali
tingkat investasi secara keseluruhan tetap menunjukan sinyal positif. Tantangan besar
perseroan adalah menurunnya permintaan komoditas dari china dan volatilitas harga minyak
mentah.
Dari dalam negeri tantangan terbesar adalah tekanan nilai mata uang, kenaikan biaya pekerja,
dan pengurangan subsidi BBM akan menyebabkan inflasi yang semakin meninggi yang
tentunya akan mengurangi margin perusahaan.
Strategi efektif yang harus dilakukan perusahaan adalah menciptakan peluang pasar terutama
bagi pelanggan kelas menengah yang terus tumbuh. Perseroan harus mengembangkan upaya
peningkatan efektifitas biaya internal sehingga jika terjadi gejolak di tingkat makro ekonomi
maka keuangan perusahaan tidak terganggu.
PT Unilever Indonesia Tbk
Perseroan juga harus mengembangkan pasar dengan menerika feedback dari konsumen,
memperluas pola konsumsi dan memberikan manfaat yang lebih besari dari setiap produk di
seluruh kategori.
2003. Unilever saat ini sedang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan
omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak menutup
kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia,
Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan
tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998,
kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003.
Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu
injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa
mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada.
Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-
barang konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui pendirian kantor
pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia.
Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in Cikarang
bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai 6%
dari omset penjualan.
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia. Unilever secara rutin
merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikan pelatihan sistem
produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan. Mereka tidak langsung kerja tetapi
ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan
pengembangan. Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah
3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap
berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga
maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.
Program pelatihan yang dilakukan PT Unilever, Tbk terhadap para karyawan pada tahun
2012 mencapai 42.350 program yang menjamin pengembangan kemampuan karyawan
peruahaan
Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan yang
kita kenal dengan sebutan 4P (Product, Price, Place, dan Promotion), termasuk pula kondisi
persaingan.
Dalam strategi pemasaran, Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk,
sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan
wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove
(kecantikan sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain sera
menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh produsen
sabun dimanapun), atau bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan jenis produk
teh botol Sosro (umum), Estee (menyukai volume/isi lebih banyak) dan Fruit tee (anak
muda/khususnya anak sekolah yang menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa manis).
Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan kempetitornya
untuk berfikir beberapa kali sebelum menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut
strategi bisnis unit (SBU) yang diterapkan menciptakan produk baru yang unik
dengan harga terjangkau.
Strategi bisnis unit menerapkan strategi diversifikasi konsentris yaitu strategi yang di lakukan
dengan menambah produk baru yang maqsih terkait dengan produk yang saat ini dan
memiliki keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun
jaringan pemasaran yang sama.
Contohnya : Setelah sukses menjangkau pasar dengan brand sunsilk dan clear, PT. Unilever
Indonesia Tbk kembali menghadirkan produk perawatan rambut Tresemme, yang menyasar
segmen pasar medium end atau menengah ke atas, perempuan di rentang usia 21-29 tahun,
smart shopper, dan pencari style fashion.
Karna menyadari bahwa kebutuhan perempuan indonesia untuk memiliki rambut yang sehat
dan indah semakin tinggi dan disini PT. Unilever memberikan sesuatu yang berbeda dari
produk-produk perawatan rambut lain.
Adanya kesesuain antara kemampuan perusahaan untuk menciptakan produk unik yang
sesuai dengan permintaan para pelanggan.
PT Unilever Indonesia Tbk
1. Menciptakan sebuah rantai nilai
Inbound logistik
Penerimaan bahan baku : bahan baku diterima oleh gudang pusat. Bahan baku diberi
kode, diinput di database persediaan umtuk memudahkan kontrol jumlah persediaan yang
tersedia, persediaan yang habis, dan persediaan yang baru di tambah.
Pengendalian kualitas : pengendalian kualitas dilakukan oleh departemen (Quality
Control Material). Departemen ini bertugas memastikan bahan baku yang masuk digudang
sudah sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
Operation
Proses produksi : dilakukan oleh tenaga produksi yang mengolah bahan baku sedemikian
rupa hingga menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Proses produksi ini meliputi
PT Unilever Indonesia Tbk
beberapa aktivitas seperti : penakaran, pencampuran, dan pengemasan. Setelah dikemas,
jumlah produk jadi tersebut diinput.
Pengendalian produk : pengendalian produk dilakukan oleh departemen Quality Control
Product. Departemen ini bertugas memastikan bahwa produk yang diproduksi sudah sesuai
dengan standar kualitas yang sudah di tetapkan oleh PT.Unilever Indonesia Tbk.
Outbond logistic
untuk mempromosikan produk-produk dari PT. Unilever indonesia Tbk. Ini sudah banyak
cara yang dilakukan seperti :
1. Periklanan → semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa
yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
Contohnya seperti salah satu produk yang di keluarkan oleh PT. Unilever baru-baru ini
produk terbaru dari PT. Unilever Indonesia Tbk. Berupa shampoo TRESEMME yang di
brand ambassadorkan oleh “ KARINA SALIM “
SERVICE
Untuk pelayan itu sendiri PT. Unilever menggunakan sistem CRM yaitu suatu pendekatan
pelayanan yang sebaik-baiknya dan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen yang
berfokus pda pembangunan jangka panjang dan hubungan konsumen yang berkelanjutan
yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan maupun perusahaan yang bertujuan
untuk meningkatkan keuntungan diperusahaan.
PT Unilever Indonesia Tbk
3. Penentu faktor-faktor kunci
1. pelanggan mendapatkan produk-produk dari PT. Unilever yang aman, nyaman, dan tidak
berbahaya.
2. pelanggan mendapat produk yang berkualitas premium dengan harga yang relatif
terjangkau.
Catatan: tiap angka dibawah ini hanyalah estimasi (perkiraan) dari saya.
1. Anggaran penjualan
Untuk mempermudah, saya ambil contoh produk dari PT. Unilever yaitu Shampoo.
Perhatikan bahwa anggaran penjualan berfluktuasi sejalan dengan trend.
1. pelanggan mendapatkan produk-produk dari PT. Unilever yang aman, nyaman, dan tidak
berbahaya.
2. pelanggan mendapat produk yang berkualitas premium dengan harga yang relatif
terjangkau.
Catatan: tiap angka dibawah ini hanyalah estimasi (perkiraan) dari saya.
1. Anggaran penjualan
Untuk mempermudah, saya ambil contoh produk dari PT. Unilever yaitu Shampoo.
Perhatikan bahwa anggaran penjualan berfluktuasi sejalan dengan trend.
PT Unilever Indonesia Tbk
2. Anggaran produksi
Anggap tiap shampoo memiliki berat 800 gr mengandung parafin wax ( seharga Rp.10.000
) dan parfume rose ( seharga Rp. 15.000)
Kebijakan perusahaan memiliki 10% dari kebutuhan produksi bulan berikutnya.
Asumsikan pabrik memiliki 300gr parafin wax dan 250 ml parfume rose.
Dalam satuan unit pabrik membutuhkan 2 gr parafin wax dan 3 ml parfume rose.
PT Unilever Indonesia Tbk
Anggap saja suatu batch 100 shampoo membutuhkan 8 jam tenaga kerja langsung. Maka
waktu tenaga kerja langsung per shampoo adalah 0,8 jam (8/100=0.8)
Untuk wilayah surabaya anggap saja gaji UMR ytang di tetapkan oleh pemerintah adalah
Rp. 3.200.000 maka Rp. 3.200.000/30=Rp. 106.667 (pembulatan)
106.667/8 jam kerja = Rp. 13.334 (pembulatan)
PT Unilever Indonesia Tbk
5. 5. Biaya Overhead
Anggap saja kebijakan perusahaan menetapkan tarif overhead variabel adalah Rp.
10.000/jam
Tenaga kerja langsung dan overhead tetap di anggarkan Rp. 6.000.000 (Rp.
1.500.000/kuartal)
Standar operational prosedur (SOP) pada evaluasi kinerja PT. Unilever Indonesia Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk
Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah ditetapkan,
strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action). Pelaksanaan tidak akan efektif bila
tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas
untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan
kebijakan perusahaan. Perencanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam
bentuk yang lebih detail, misalnya dalam bentuk program-program kerja. Jika program kerja
telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat
dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua
kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang
telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi.
Dengan kekuatan nama perusahaan saya akan membuat produk baru yang mengikuti jenis
produk yang ada. Seperti produk yang diluar dari produk biasa dikeluarin namun tetap
meningkatkan kualitas yang ada.
Saya akan mengikuti perkembangan teknologi dan kemajuan kebutuhan yang ada.
Melalukan banyak evaluasi bisnis baru. Dengan nama besar PT. Unilever tbk.