Keikhlasan Dalam Beribadah PDF
Keikhlasan Dalam Beribadah PDF
Arti kata-kata:
2. QS.Al-Bayyinah: 5
ُ
﴾٥﴿ ك دِينُ ْال َق ِّي َم ِة
َ ِالز َكا َة َو َذل
َّ ين ُح َن َفاء َو ُيقِيمُوا الص ََّال َة َوي ُْؤ ُتوا َ َّ َو َما أ ِمرُوا إِ َّال لِ َيعْ ُب ُدوا
َ َِّللا م ُْخلِص
َ ين لَ ُه ال ِّد
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurusdan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus”.(QS.Al-Bayyinah: 5)
Arti kata-kata:
dan yang demikian itulah agama yang lurus : ك دِينُ ْال َق ِّي َم ِة
َ َِو َذل v
Arti kata-kata:
B. Kandungan Makna
1. QS.Al-An’am:162-163
Adapun kandungan makna QS. Al-An’am ayat 162-163 adalah sebagai berikut:
Pada ayat berikutnya (163), Allah masih menyuruh Nabi untuk menegaskan
bahwa tiada sekutu bagi Allah sebagai manifestasi tauhid. Hal ini menjadi dasar
diperintahkannya beliau menjadi utusan Allah. Atas perintah ini, nabi Muhammad
pun diminta menyatakan, “Aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri
4
(muslim)”. Dalam pengertian, beliau adalah orang yang paling sempurna kepatuhan
dan penyerahan dirinya kepada Allah.
2. QS.Al-Bayyinah: 5
Perintah untuk menyembah hanya kepada Allah SWT dengan niat ikhlas
semata-mata karena Allah SWT.
Perintah untuk memurnikan agama Allah dari ajaran-ajaran kemusyrikan.
Perintah untuk mendirikan shalat dan zakat.
Menyembah kepada Allah dan menjauhi kemusyrikan adalah agama yang
benar dan lurus.
Surat ini turun sebagai bentuk penegasan kembali atas tindakan Ahl al-kitab
(Yahudi dan Nasrani) yang melampaui batas. Misalnya, umat Nasrani telah
menjadikan Nabi Isa sebagai Tuhan, sementara itu kaum Yahudi menghinakannya.
Melalui ayat ini Allah mengingatkan kembali kepada mereka agar kembali kepada
agama yang lurus (din al-qayimah). Agama yang lurus ini bercirikan tiga hal, yaitu
adanya ketundukan dan kepatuhan hanya kepada Allah, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat.
Kata ( )مخلصينmukhlishin adalah berbentuk isim fa’il berasal dari kata ))خلص
khalusha yang artinya murni setelah sebelumnya diliputi kekeruhan. Dari sini ikhlas
merupakan usaha memurnikan dan menyucikan hati sehingga benar-benar tertuju
5
kepada Allah semata, sedang sebelum keberhasilan itu hati masih biasanya diliputi
atau dihinggapi oleh hal-hal selain Allah, seperti pamrih dan yang semacamnya.
Kata ( )حنفاءhunafa’ adalah berbentuk jamak dari kata mufrod ( )حنيفhanif yang
biasa diartikan lurus atau cenderung kepada sesuatu(kebajikan). Agama Islam
disebut juga sebagai agama hanif karena posisinya yang lurus (berada di tengah-
tengah). Artinya, tidak cenderung pada materialisme dan mengabaikan yang spiritual
atau sebaliknya.
Penyebutan shalat dan zakat secara khusus mempunyai arti akan pentingnya
menjalin hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia.
3. Hadits
Dalam hadits di atas rasulullah menjelaskan bahwa setiap kita dalam berbuat,
melakukan sesuatu atau beribadah akan dilihat oleh Allah dari niat ikhlas kita dalam
melakukannya. Allah tidak melihat penampilan kita, dalam arti rupa dan bentuk
badan/jasad kita, melainkan Allah akan melihat dan memperhatikan sejauh mana
tingkat keikhlasan kita dalam melakukan sesuatu atau beribadah kepada-nya.
Niat dan ikhlas dalam beramal/beribadah dalam Islam merupakan pilar utama
dalam ibadah bahkan menjadi ruhnya ibadah. Hal tersebut disebabkan karena amal
seorang mukmin baru akan bernilai ibadah yang diterima oleh Allah jika memenuhi
dua syarat : niat ikhlash (karena Allah) dan benar (sesuai dengan tuntunan
Rasulullah saw). Para ulama meyakini bahwa niat ikhlas (amal batin) lebih utama
dari amal lahir (perbuatan), meskipun kedua-duanya mutlaq diperlukan adanya
Buruk sangka terhadap diri sendiri dan tidak berbangga dengan keberhasilan.
Allah berfirman:
”Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati
yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali
kepada Tuhan mereka.”
Maksudnya, karena tahu bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan untuk
dihisab, maka mereka khawatir kalau-kalau pemberian-pemberian (sedekah-
sedekah) yang mereka berikan dan amal ibadah yang mereka kerjakan itu tidak
diterima Tuhan.
Tidak adanya perubahan sikap, ketika dipuji maupun dicela atas amal yang
telah ia lakukan, karena ia memang hanya mengharapkan ridha Allah semata, dan
karenanya tidak pernah mengharapkan pujian seseorang atau takut akan celaannya.
Seorang yang diberi taufik oleh Allah ta’ala tidaklah terpengaruh oleh pujian manusia
apabila mereka memujinya atas kebaikan yang telah dilakukannya. Apabila dia
mengerjakan ketaatan, maka pujian yang dilontarkan oleh manusia hanya akan
menambah ketawadhu’an dan rasa takut kepada Allah. Dia yakin bahwa pujian
manusia kepada dirinya merupakan fitnah baginya, sehingga dia pun berdo’a
kepada Allah ta’ala agar menyelamatkan dirinya dari fitnah tersebut. Dia tahu bahwa
hanya Allah semata, yang pujian-Nya bermanfaat dan celaan-Nya semata yang
mampu memudharatkan hamba.
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah ta’ala dalam naungan-Nya pada hari
dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya. mereka adalah seorang pemimpin
yang adil; seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah; seorang pria
yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid; dua orang yang saling mencintai
karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah di atas kecintaan kepada-Nya;
seorang pria yang diajak (berbuat tidak senonoh) oleh seorang wanita yang cantik,
namun pria tersebut mengatakan, “Sesungguhnya saya takut kepada Allah”;
seorang pria yang bersedekah kemudian dia menyembunyikannya sehingga tangan
kirinya tidak tahu aa yang telah disedekahkan oleh tangan kanannya; seorang pria
yang mengingat Allah dalam keadaan sunyi dan air matanya berlinang.” (Muttafaqun
‘alaihi).
َ َّللا ُ َف ِب ُه َدا ُه ُم ا ْق َت ِد ِه قُ ْل ال أَسْ أَل ُ ُك ْم َعلَ ْي ِه أَجْ رً ا إِنْ ه َُو إِال ِذ ْك َرى ل ِْل َعالَم
ِين َّ ِين َهدَى َ أُولَئ
َ ِك الَّذ
“Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah
petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam
menyampaikan (Al-Quran). Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh
umat.” (Al An’am: 90).
Penyakit yang sering melanda hamba adalah ridha (puas) dengan dirinya.
Setiap orang yang memandang dirinya sendiri dengan pandangan ridha, maka hal
itu akan membinasakannya. Setiap orang yang ujub akan amal yang telah
8
http://afifahchen.wordpress.com/2011/06/18/keikhlasan-dalam-beribadah/