PRAKTIKUM
DISUSUN OLEH :
TIM DOSEN FARMAKOLOGI
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ulkus peptikum adalah kerusakan pada jarngan mukosa, submukosa
sampai lapisan otot pada segmen saluran cerna yang berkaitan langsung dengan
cairan lambung. Ulkus peptikum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
asam dan pepsin, faktor ketahan mukosa dan faktor infeksi oleh helicobactr
pylori.
Proses terjadinya ulkus diawali dengan hilangnya fungsi proteksi lambung oleh
asam hidroklorik, sehingga mengganggu fungsi HCl dn pepsin. Mukosa lambung yang
mulai hilang membuat proteksi untuk jaringan disekitar termasuk pilorus sebagai
klep penghalang masuknya asam hidrofilik dari lambung ke duodenum menjadi
kurang sehingga asam hidroklorik masuk ke duodenum dan merusak mukosa
duodenum menyebabkan terjadinya ulkus doedenum.
Adapun penggolongn obat ulkus peptikum yaitu :
1. Antasida : Aluminium hydroxide, magnesium hydroxide, kalium karbonat,
sodium bikarbonat
2. Antagonis resepton H2 : Ranitidin, famotidin, nizatidin, simetidin
3. Inhibitor pompa proton : Omeprazol, rabeprazol, pantoprazol, lansoprazol,
esomeprazol
4. Pelindung mukosa : sukralfat dan bismuth subsalisilar
5. Agen antimikroba : amoxylin, senyawa bismuth, tetrasiklin, metrodizol,
klaritromisin
6. Prostaglandin : misoprostol
7. Agen antisiergik : dicyclomine
Pada praktiukum ini,akan dilakukan pengujian aktivitas obat ulkus peptikum pada
hewan coba tikus, untuk menentukan efek terapi pada obat ulkus peptikum
II.1 Alat
II.2 Bahan
Dummy tikus putih simulasi 12 ekor (Berat badan tikus sekitar 180-200 gram)
Timbang hewan uji pada timbangan hewan dan tentukan volume pemberian
masing-masing hewan uji.
4. Perlakuan :
a. Hewan uji 12 ekor yang telah dipuasakan dibagi menjadi 4 kelompok @ 3
ekor
b. Disiapkan semua alat bahan yang telah disiapkan sebelumnya
c. Dilakukan perlakuan sebagaiberikut :
o Kelompok 1, diberikan NaCMC secara oral
o Kelompok 2, diberikan NaCMC secara oral
o Kelompok 3, diberikan obat Omeprazole secara oral
o Kelompok 4, diberikan obat Ranitidin secara oral
5. Satu jam setelah perlakuan nomor 4, semua hewan uji diberi peroral 1
ml/200g BB alkohol absolut kecuali kelompok 1.
6. Setelah 1 ajam, hewan dianastesi dan dikorbankan serta dilakukan
pengamatan lebih lanjut pada organ lambung hewan.
7. Parameter yang diamati yaitu jumlah tukak Berikut adalah skoring jumlah
tukak :
Skor Parameter Jumlah Tukak
1 Normal
2 Bintik pendarahan
3 Jumlah 1-3
4 Jumlah 4-6
5 Jumlah 7-9
Volume pemberian:
1. VP tikus 200 g = bb yang dicari /bb max X Vp Max
= 200 g /200g X 5 ml
= 5 mL
2. VP tikus 180 g = bb yang dicari /bb max X Vp Max
= 180 g /200g X 5 ml
= 4,5 mL
3. VP tikus 190 g = bb yang dicari /bb max X Vp Max
= 190 g / 200 g X 5 mL
= 4,75 mL
4. VP tikus 170 g = bb yang dicari /bb max X Vp Max
= 170 g /200 g X 5 mL
= 4,25 mL
III.2 Pembahasan
pada praktikum ini hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok masing masing 3 ekor,
dimana pada kelompok pertama sebagai kontrol negatif atau tidak memberikan
efek, sementara pada kelompok dua, tiga dan empat sebagai kontrol positif atau
yang memberikan efek. Penggunaan alkohol absolute pada praktikum ini, berperan
sebagai protektor yang memicu terjadinya asam lambung
Mengetahui,
NILAI Asisten Kelompok