Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA

PRAKTIKUM

DISUSUN OLEH :
TIM DOSEN FARMAKOLOGI

NAMA : LUKMAN ACHYAR


STAMBUK : 15020190188
KELAS : C11 C12
KELOMPOK /SESI : 3 (TIGA)/SESI I

LABORATORIUM BIOFARMASI FARMAKOLOGI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
PENGUJIAN AKTIVITAS OBAT ULKUS PEPTIKUM

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ulkus peptikum adalah kerusakan pada jarngan mukosa, submukosa
sampai lapisan otot pada segmen saluran cerna yang berkaitan langsung dengan
cairan lambung. Ulkus peptikum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
asam dan pepsin, faktor ketahan mukosa dan faktor infeksi oleh helicobactr
pylori.
Proses terjadinya ulkus diawali dengan hilangnya fungsi proteksi lambung oleh
asam hidroklorik, sehingga mengganggu fungsi HCl dn pepsin. Mukosa lambung yang
mulai hilang membuat proteksi untuk jaringan disekitar termasuk pilorus sebagai
klep penghalang masuknya asam hidrofilik dari lambung ke duodenum menjadi
kurang sehingga asam hidroklorik masuk ke duodenum dan merusak mukosa
duodenum menyebabkan terjadinya ulkus doedenum.
Adapun penggolongn obat ulkus peptikum yaitu :
1. Antasida : Aluminium hydroxide, magnesium hydroxide, kalium karbonat,
sodium bikarbonat
2. Antagonis resepton H2 : Ranitidin, famotidin, nizatidin, simetidin
3. Inhibitor pompa proton : Omeprazol, rabeprazol, pantoprazol, lansoprazol,
esomeprazol
4. Pelindung mukosa : sukralfat dan bismuth subsalisilar
5. Agen antimikroba : amoxylin, senyawa bismuth, tetrasiklin, metrodizol,
klaritromisin
6. Prostaglandin : misoprostol
7. Agen antisiergik : dicyclomine
Pada praktiukum ini,akan dilakukan pengujian aktivitas obat ulkus peptikum pada
hewan coba tikus, untuk menentukan efek terapi pada obat ulkus peptikum

I.2 Maksud dan Tujuan


 Maksud
1. Mahasiswa mampu memahami dan mensimulasikan cara pengujian aktivitas
obat ulkus peptikum pada hewan coba simulasi
2. Mahasiswa mampu mensimulasikan tahapan pemberian obat ulkus peptikum
pada hewan coba simulasi
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan cara mengamati parameter
simulasi pengujian obat ulkus peptikum
4. Mahasiswa mampu menganalisis dan melaporkan hasil pengujian simulasi
 Tujuan
Untuk menentukan efektivitas obat antiulseratif yaitu omeprazole dan
ranitidine terhadap model hewan coba tikus (Rattus norvegicus) simulasi yang
diindukasi alkohol absolut.

II. METODE KERJA

II.1 Alat

Dummy timbangan analitik 1 unit; timbangan hewan 1 unit ; kertas timbang 10


lembar; sendok tanduk 2 buah; Lumpang dan alu 1 buah; Labu ukur 10 ml 3
buah; gelas kimia 100 mL 2 buah; pinset 1 buah; spoit 3 ml dan sonde oral
masing-masing sebanyak 3 buah; toples 1 buah; 1 unit alat bedah dan papan
bedah 1 buah.

II.2 Bahan

Dummy 10 kapsul Omeprazole dan 10 tablet Ranitidin; Natrium CMC 1 gram;


Aquadest 200 mL.; Alkohol absolut 10 mL; Kloroform 50 mL; kapas secukupnya.

II.3 Hewan Uji

Dummy tikus putih simulasi 12 ekor (Berat badan tikus sekitar 180-200 gram)

II.4 Prosedur Kerja

1. Siapkan dummy alat, bahan, dan hewan uji


2. Penyiapan bahan :
a. Larutan NaCMC 1%
Timbang serbuk NaCMC sebanyak 1 gram dan larutkan dengan aquadest
100 mL yang telah dipanaskan.
b. Larutan Obat
1) Timbang 10 kapsul obat omperazole dan hitung berat rata-ratanya.
2) Lakukan perhitungan bahan obat omeprazole untuk larutan stok 10
mL.
3) Gerus serbuk omeprazole hingga menjadi homogen.
4) Sejumlah serbuk obat omeprazole ditimbang sesuai perhitungan pada
timbangan analitik.
5) Bahan obat tersebut dilarutkan dengan NaCMC 1% sebanyak 10 mL.
6) Diulangi cara yang sama untuk larutan obat lainnya.
3. Penyiapan hewan uji :

Timbang hewan uji pada timbangan hewan dan tentukan volume pemberian
masing-masing hewan uji.
4. Perlakuan :
a. Hewan uji 12 ekor yang telah dipuasakan dibagi menjadi 4 kelompok @ 3
ekor
b. Disiapkan semua alat bahan yang telah disiapkan sebelumnya
c. Dilakukan perlakuan sebagaiberikut :
o Kelompok 1, diberikan NaCMC secara oral
o Kelompok 2, diberikan NaCMC secara oral
o Kelompok 3, diberikan obat Omeprazole secara oral
o Kelompok 4, diberikan obat Ranitidin secara oral
5. Satu jam setelah perlakuan nomor 4, semua hewan uji diberi peroral 1
ml/200g BB alkohol absolut kecuali kelompok 1.
6. Setelah 1 ajam, hewan dianastesi dan dikorbankan serta dilakukan
pengamatan lebih lanjut pada organ lambung hewan.
7. Parameter yang diamati yaitu jumlah tukak Berikut adalah skoring jumlah
tukak :
Skor Parameter Jumlah Tukak

1 Normal

2 Bintik pendarahan

3 Jumlah 1-3

4 Jumlah 4-6

5 Jumlah 7-9

6 Jumlah >9 atau perforasi


III.HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan
KLP KELOMPOK BB (gram) Volume Skor keterangan
PERLAKUAN pemberian jumlah
tukak
1 NaCMC 200 5 mL 1 Normal
2 NaCMC + Alkohol 180 4,5 mL 6 Jumlah > 9
atau perforasi
3 Omeprazole + 190 4,75 mL 2 Bintik
Alkohol pendarahan
4 Ranitidine + 170 4,25 mL 2 Bintik
Alkohol pendarahan

Volume pemberian:
1. VP tikus 200 g = bb yang dicari /bb max X Vp Max
= 200 g /200g X 5 ml
= 5 mL
2. VP tikus 180 g = bb yang dicari /bb max X Vp Max
= 180 g /200g X 5 ml
= 4,5 mL
3. VP tikus 190 g = bb yang dicari /bb max X Vp Max
= 190 g / 200 g X 5 mL
= 4,75 mL
4. VP tikus 170 g = bb yang dicari /bb max X Vp Max
= 170 g /200 g X 5 mL
= 4,25 mL

III.2 Pembahasan

Ulkus peptikum adalah kerusakan pada jarngan mukosa, submukosa sampai


lapisan otot pada segmen saluran cerna yang berkaitan langsung dengan cairan
lambung. Ulkus peptikum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor asam dan
pepsin, faktor ketahan mukosa dan faktor infeksi oleh helicobactr pylori.
Pada praktikum ini, kita menggunakan obat Ranitidin yang termasuk dalam
golongan. antagois reseptor H2 dan Omeprazole yang termasuk golongan inhibitor
pompa proton. Dimana Ranitidin bekerja menghambar histamin agar tidak berikatan
dengan H2, untuk mengurangi sekresi asam lambung. Pada Omeprazole bekerja
untuk menghambat H+/K+-ATPase sehingga tidak bertemu dengan Cl yang dapat
menjadi HCl atau dapat mengakibatkan asam pada lambung. Disini hewan kita bagi
menjadi 4 kelompok masing-masing 3 ekor tikus, untuk kelompok pertama dan
kedua kita berikan NaCMC dimana pada kelompok pertama NaCMC berperan
sebagai kontrol negatif, pada kelompok ketiga dan empat diberikan obat. Untuk
kelompok dua, tiga dan empat berperan sebagai kontrol positif atau yang
memberikan efek.
Adapun data yang diperoleh pada praktikum ini, yaitu pada kelompok pertama
kita berikan NaCMC saja, hasil diperoleh pada jumlah tukak lambung normal, dimana
disini NaCMC kelompok satu tidak memberikan efek atau dapat dikatakan kontrol
negatif.
Pada kelompok kedua, diberikan NaCMC dan alkohol absolute mempreroleh hasil
tukak lebih dari 9, dimana disini alkohol absolute berperan sebagai protektor yang
memicu asam lambung
Pada kelompok ketiga, hewan coba berupa tikus diberi omeprazole dan alkohol,
hasil data yang diperoleh yaitu jumlah tukaknya 1-3, dimana disini alkohol memicu
asam lambung sedangkan omeprazole bekerja untuk menghambat H+/K+-ATPase
sehingga tidak bertemu dengan Cl yang dapat menjadi HCl atau dapat
mengakibatkan asam pada lambung.
Pada kelompok keempat, hewan coba berupa tikus diberi ranitidin dan alkohol,
hasil data yang diperoleh yaitu jumlah tukaknya 4-6. sama halnya dengan omeprazol
dan alkohol, disini ranitidin menurunkan sekresi lambung dengan cara menghambat
histamin agar tidak berikatan dengan reseptor H2 sedangkan alkohol memicu
terjadinya asam lambung
I. KESIMPULAN

pada praktikum ini hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok masing masing 3 ekor,
dimana pada kelompok pertama sebagai kontrol negatif atau tidak memberikan
efek, sementara pada kelompok dua, tiga dan empat sebagai kontrol positif atau
yang memberikan efek. Penggunaan alkohol absolute pada praktikum ini, berperan
sebagai protektor yang memicu terjadinya asam lambung

II. DAFTAR PUSTAKA


Rajadjo, Rio. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2. Jakarta : EGC
Richard A. Harvey dan Pamela C.Champe. 2013. Farmakologi Ulasan Bergambar.
Jakarta : EGC

Mengetahui,
NILAI Asisten Kelompok

( Andi Mustagfira Syasmar )

Anda mungkin juga menyukai