Anda di halaman 1dari 7

FMEA

I. Unit kerja:

UGD

II. Tim FMEA:

Ketua Tim FMEA Theresia Merry P


Anggota 1. Samsul Hadi
(pastikan semua area terkait 2. Dina Indriani
terwakili) 3. Suwito
Petugas pencatat Fatimah
(notulis)

III. Peran masing-masing ketua dan anggota

Tim FMEA Peran


Ketua Mengkoordinir anggota Tim FMEA
Anggota Menyiapkan SOP lama,Mengidentifikasi risiko yang ada di Unit
Pendaftaran Puskesmas Kwadungan kemudian membuat analisa
risiko dengan menghitung RPN dan menentukan pemecahan
masalahnya.
IV. Jadwal kegiatan tim:

No Kegiatan Waktu Keterangan


1 Menggambar alur proses yang ada saat ini 4 Januari 2019
2 Identifikasi risiko yang ada 4 Januari 2019
3 Analisa risiko, menghitung RPN 4 Januari 2019
4 Menentukan tindak lanjut atau pemecahan 5 Januari 2019
masalah dari risiko yang ada
5 Membuat SOP yang baru 5 Januari 2019
6 Uji coba SOP baru Januari s/d Maret 2019
7 Evaluasi dari SOP baru 26 Maret 2019

V. Alur proses yang sekarang:

1. Petugas menerima pasien di ruang UGD


2. Petugas melakukan anamnesa
3. Petugas (dokter/ paramedis terlatih) memeriksa pasien dengan cepat untuk menentukan derajat kegawatannya, VI. Identifikasi
Failure modes:
4. Petugas membedakan pasien menurut kegawatannya dengan memberi kode warna :
a. Hijau adalahTahapan
No warna untuk penderita
kegiatan padatidak
alur gawat
prosesdan tidak darurat. (P3 = Prioritas tiga).
Failure Misalnya : Penderita Common Cold,
modes
1 gastritis,
Petugasabses
menerima pasien di ruang UGD Petugas menerima pasien tidak di ruang
b. Kuning adalah warna untuk penderita yang darurat tidak gawatUGD dan gawat tidak darurat (P2 = Prioritas dua). Misalnya : luka
2 sayat dangkal
Petugas melakukan anamnesa Petugas melakukan anamnesa tetapi tidak
c. Merah adalah warna untuk penderita gawat darurat, yaitu pasien lengkapdengan kondisi mengancam jiwa (P1 = Prioritas satu).
3 Misalnya : Fraktur terbuka, trauma kepala, penderita stroke trombosis, salah
Petugas (dokter/paramedis terlatih) memeriksa pasien Petugas luka menentukan derajat kegawatan
bakar, appendicitis acuta , CVA, AMI, asma
dengan cepat
bronchial dll untuk menentukan derajat kegawatannya
Petugas
4 d. Hitam membedakan
adalah pasien menurut
warna untuk penderita kegawatannya
yang telah Petugas
meninggal dunia (P0 = salah memberi
Korban Mati). kode warna
dengan
5. Penderita memberi kode
mendapatkan warna
prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah, kuning, hijau, hitam
5 Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan Petugas salah memberikan prioritas pelayanan
6. Pada waktu jam kerja petugas mengirim penderita dengan warna hijau ke Poli Umum/Rawat Jalan
7. Petugas mendokumentasikan identitas pasien, hasil pemeriksaan, tindakan yang telah dilakukan, evaluasi tindakan,
8. Petugas merencanakan tindakan selanjutnya,
9. Petugas menangani pasien sesuai dengan kondisinya
warna : merah, kuning, hijau, hitam
6 Pada waktu jam kerja petugas mengirim penderita dengan Petugas tidak mengirim penderita warna hijau
warna hijau ke Poli Umum/Rawat Jalan ke Poli Umum
7
No Petugas
Failure mendokumentasikan
modes identitas pasien, hasil AkibatPetugas tidak mendokumentasikan
Penyebab O S identitas D RPN
pemeriksaan, tindakan yang telah dilakukan, evaluasi pasien, hasil(occurrence)
pemeriksaan, tindakan yang telah
(severity) (detecta (OxSxD)
tindakan dilakukan bility)
18 Petugas merencanakan
Petugas menerima tindakan selanjutnya
Pasien tidak datang Petugas
Pasien tidak tertangani tidak merencanakan
1 tindakan
3 1 3
pasien tidak di ruang ke UGD tetapi dengan cepat selanjutnya
9 UGD Petugas menangani pasien sesuai
melalui kondisinya
rawat jalan Petugas tidak menangani pasien sesuai
dulu kondisinya
2 Petugas melakukan Pasien banyak, Penanganan tidak tepat 2 5 2 20
anamnesa tetapi tidak petugas lelah
lengkap VII. Matriks
3 Petugas salah Petugas tidak dapat Penanganan tidak tepat 8 8 3 192 FMEA:
menentukan derajat menentukan derajat
kegawatan kegawatan
4 Petugas salah memberi Petugas tidak dapat Penanganan tidak tepat 8 7 3 168
kode warna menentukan derajat VIII. Menetapkan
kegawatan cut off point
5 Petugas salah Petugas tidak dapat Penanganan tidak tepat 6 7 2 84 dengan diagram
memberikan prioritas menentukan derajat Pareto:
pelayanan kegawatan
6No Petugas
Failure modes:
tidak mengirim Petugas kurang RPN KumulatiF
Jumlah Persentase 3
pasien di UGD Keterangan
2 1 6
(urutkan
penderita darihijau
warna RPN tertinggi
pahamkealur triase bertambah banyak kumulatif
keterendah)
Poli Umum
71 Petugas
Petugastidak Pasien
salah menentukan banyak, 192
derajat Dapat terjadi
192 36,78 3 3 1 9
mendokumentasikan
kegawatan petugas lupa tidak pengulangan yang tidak
2 identitas
Petugaspasien, hasil
salah memberi mendokumentasikan
kode 168 perlu 360 68,96
pemeriksaan,
warna tindakan
yang telah dilakukan
8 Petugas tidak Pasien banyak Penanganan tidak tepat 1 8 1 8
merencanakan tindakan
selanjutnya
9 Petugas tidak Pasien banyak, Penanganan tidak tepat 2 8 2 32
menangani pasien petugas tidak paham
sesuai kondisinya penanganannya
3 Petugas salah memberikan 84 444 85,05 Titik potong pada
prioritas pelayanan persentase kumulatif 80 %
4 Petugas tidak menangani pasien 32 476 91,18
sesuai kondisinya
5 Petugas melakukan anamnesa 20 496 95,02
tetapi tidak lengkap
6 Petugas tidak mendokumentasikan 9 505 96,74
identitas pasien, hasil
pemeriksaan, tindakan yang telah
dilakukan
7 Petugas tidak merencanakan 8 513 98,27
tindakan selanjutnya
8 Petugas tidak mengirim penderita 6 519 99,42
warna hijau ke Poli Umum
9 Petugas menerima pasien tidak di 3 522 100
ruang UGD

IX. Matrix FMEA


No Failure modes Penyebab Akibat O S D RPN Solusi Indikator untuk
(occurr (severi (detecta (OxSxD) validasi
ence) ty) bility)
1 Petugas salah Petugas tidak Penanganan 8 8 3 192 Menentukan lebih Klasifikasi triase
menentukan dapat tidak tepat spesifik klasifikasi lebih jelas
derajat menentukan derajat kegawatan
kegawatan derajat (triase) sehingga tidak
kegawatan membingungkan
2 Petugas salah Petugas tidak Penanganan 8 7 3 168 Menentukan lebih Klasifikasi triase
memberi kode dapat tidak tepat spesifik klasifikasi lebih jelas
warna menentukan derajat kegawatan
derajat (triase) sehingga tidak
kegawatan membingungkan
3 Petugas salah Petugas tidak Penanganan 6 7 2 84 Menentukan lebih Klasifikasi triase
memberikan dapat tidak tepat spesifik klasifikasi lebih jelas, sehingga
prioritas menentukan derajat kegawatan dapat memberikan
pelayanan derajat (triase) sehingga tidak prioritas pelayanan
kegawatan membingungkan dan dengan tepat
dapat memberikan
prioritas pelayanan
dengan tepat

X. Rencana dan Pelaksanaan Kegiatan: Diskusikan dan rencanakan kegiatan/tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi failure modes
tersebut, tetapkan penanggung jawab dan kapan akan dilakukan:
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Penanggung jawab Hasil Keterangan
1 Klasifikasi triase lebih jelas 5 Januari 2019 dr. Theresia Merry P.

2 Klasifikasi triase lebih jelas, 5 Januari 2019 dr. Theresia Merry P.


sehingga dapat memberikan
prioritas pelayanan dengan
tepat

XI. Alur proses yang baru:


1. Petugas memeriksa pasien dengan cepat untuk menentukan derajat kegawatdaruratannya berdasarkan prioritas
ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Environment).
2. Petugas mengkategorikan status pasien menurut kegawatdaruratannya dengan memberi kode warna :
XI. Monitoring, validasi
a. Merah adalah warna untuk penderita gawat darurat, yaitu pasien dengan ancaman jiwa (P1 = Prioritas satu)
(bisa dihitung ulang RPN
dengan kondisi : setelah implementasi),
airway : ada sumbatan jalan nafas dan atau evaluasi, dan pelaporan.
breathing : frekuensi nafas ≥ 30 x/mnt dan atau Laksanakan kegiatan, dan
circulation : CRT (capilary refill time) > 2 detik dan atau lakukan evaluasi dengan
disabitiy : tidak dapat mengikuti perintah menghitung ulang RPN
b. Kuning adalah warna untuk penderita yang darurat tidak gawat dan gawat tidak darurat (P2 = Prioritas dua)
dengan kondisi :
airway : tidak ada sumbatan jalan nafas dan
breathing : frekuensi nafas < 30 x/mnt dan
circulation : CRT (capilary refill time) < 2 detik dan
disabitiy : dapat mengikuti perintah
c. Hijau adalah warna untuk penderita tidak gawat dan tidak darurat. (P3 = Prioritas tiga) dengan kondisi pasien
dapat berjalan sendiri.
d. Hitam adalah warna untuk penderita yang telah meninggal dunia (P0 = Korban Mati).
3. Petugas memberikan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah, kuning, hijau, hitam.
4. Petugas segera melakukan tindakan resusitasi kepada pasien dengan kategori merah.
5. Petugas harus menilai ulang terus menerus status triase ini karena kondisi pasien dapat berubah sewaktu-waktu.
Apabila kondisi pasien berubah maka dilakukan retriase.
6. Petugas mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.
Tahapan Proses Failure Modes Penyebab Akibat O S D RPN
(occurr (severity (detectabil (OxSxD)
ence) ) ity)

Petugas memeriksa pasien Petugas salah Petugas tidak Penanganan pasien 1 5 1 5


dengan cepat untuk dalam memeriksa kompeten tidak tepat
menentukan derajat pasien
kegawatdaruratannya
berdasarkan prioritas
ABCDE (Airway,
Breathing, Circulation,
Disability, Environment)
Petugas mengkategorikan Petugas salah Petugas tidak Penanganan pasien 2 6 1 12
status pasien menurut dalam kompeten tidak tepat
kegawatdaruratannya mengkategorikan
status pasien
dengan memberi kode
warna :
a. Merah adalah warna
untuk penderita gawat
darurat, yaitu pasien
dengan ancaman jiwa
(P1 = Prioritas satu)
dengan kondisi :
airway: ada sumbatan
jalan nafas dan atau
breathing: frekuensi
nafas ≥ 30 x/mnt dan
atau
circulation: CRT
(capilary refill time) >
2 detik dan atau
disabitiy : tidak dapat
mengikuti perintah
b. Kuning adalah warna
untuk penderita yang
darurat tidak gawat
dan gawat tidak
darurat (P2 = Prioritas

Anda mungkin juga menyukai