Anda di halaman 1dari 25

BAB 19

Pengendalian Mutu
Telah disebutkan sebelumnya bahwa memenuhi persyaratan mutu merupakan sasaran
pengelolaan proyek disamping biaya dan jadwal. Suatu peralatan, material, dan cara kerja
dianggap memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua pesyaratan yang ditentukan
dalam kriteria dan spesifikasi. Untuk mencapai tujuan tersebut secara eektif dan ekonomis
tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan kepada pemilik
proyek, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunsn program, perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian mutu
(quality assurance – QA). Program ini merupakan rencana dan pedoman kegiatan QA/QC
selama proyek berlangsung. Akhirnya ditutup dengan menyajikan kegiatan pengendalian mutu
selama siklus proyek, yang terdiri dari pengendalian mutu engineering, pembelian, manufaktur
konstruksi, dan tahap akhir proyek sebelum dinyatakan fitness for use untuk kemudian
disreahkan kepada pemilik.

19-1 MUTU DAN PENGELOLAAN MUTU


Dalam arti yang luas mutu atau kualitas bersifat subyektif. Suatu barang yang amat
bermutu bagi seseorang belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan
industri mencoba memberikan batasan yang dapat diterima oleh kalangan yang
berkepentingan, misalnya dari ISO 8402 (1986) :

“Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya
memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers).”

Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness for use.

Pengelolaan Mutu
Setelah dimengerti arti mutu proyek, maka langkah berikutnya adalah mengelola aspek
mutu tersebut dengan benar dan tepat, sehingga tercapai apa yang disebut dengan fitness for
use. Yaitu, pengelolaan yang bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan
pertama tanpa adanya pengulangan (to do the right things right the first time) dengan cara-cara
yang efektif dan ekonomis
a. Meletakan Dasar Filosofi dan Kebijakan Mutu Proyek
Umumnya perusahaan-perusahaan besar memiliki dokumen (buku) yang berisi
pedoman dasar, filosofi, dan kebijakan mutu yang harus diikuti selama menjalankan
operasi atau produksinya. Untuk mengelola proyek disiapkan dokumen yang isinya
spesifik ditujukan untuk proyek yang sedang ditangani.
b. Memberikan Keputusan Strategis Mengenai Hubungan Antara mutu Biaya dan Jadwal.
Pimpinan perusahaan harus menggariskan bobot mutu relative terhadap biaya
dan jadwal proyek. Keputusan ini akan menjadi pegangan pengelolaan sepanjang siklus
proyek.
c. Membuat Program Penjaminan dan Pengendalian Mutu Proyek (QA/QC)
Dari pihak pelanggan, adanya program QA/QC yang lengkap dan menyeluruh
serta dokumen yang membuktikan bahwa program tersebut telah dilaksanakan dengan
baik, akan memberikan keyakinan bahwa mutu proyek atau produk yang dipesannya
telah memenuhi syarat yang diinginkan.
d. Implementasi Program QA/QC
Setelah program QA/QC selesai disusun, implementasi program tersebut
dilaksanakan sepanjang silus proyek. Untuk proyek E-MK, implementasi ini dilaksanakan
terutama pada kegiatan-kegiatan desain engineering, pembelian, manufaktur, dan
konstruksi.
Gambar 19-1 memperlihatkan hubungan dan pembentukan program QA
perusahaan, program QA proyek, dan QC proyek yang merupakan unsure-unsur
pengelolaan mutu proyek.

19-2 PENJAMINAN MUTU QA


Sebenarnya tujuan utama dari kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan-
tindakan yang dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang
berkepentingan (pelanggan) bahwa semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan
mutu obyek (produk) apakah telah berhasil dilaksanakan.
Kemunculan suatu kegiatn yang dinamakan QA/QC merupakan suatu dampak yang
terjadi karena adanya suatu hubungan aktif dari pemasok yan berbeda-beda. Secara historis,
hubugnan pemasok dengan pelanggan dari segi mutu mengikuti pola dimana pemasok
mempunyai peranan lebih aktif dibandingkan ketentuan atau keinginan khusus pelanggan.
Dalam hal seperti itu, pelanggan cenderung tidak akan menerima produk yang hampir jadi
secara keseluruhan dikrenakan keinginan pelanggan. Oleh karena itu pekerjaan biasa dilakukan
ulang. Masalah yang terjadi terhadap kualitas mutu suatu produk akan terlampau luas jika kita
terfokus pada kegatan inspeksi dan uji coba. Oleh karena itu hal ini menyebabkan perlunya
pendekatan QA dan bukan hanya sekedar QC.

Tabel 19-1 Orientasi masalah mutu masa lalu dan sekarang.

Masa Lalu Masa sekarang


 Inspeksi  Perencanaan dan pencegahan
 Barang-barang produk pabrik  Barang dan pelayanan
 Memenuhi spesifikasi  Sesuai untuk digunakan pelanggaan
 Proses pabrikasi  Semua proses
 Berdasarkan empiris  Metode statistik
 Pemisahan perencanaan dari  Partisipasi
implementasi  Kerjasama
 Hubungan ”tegang” dengan pemasok  Memberikan pengertian kepada
 Melatih spesialis mutu semuaa pihak terkait
 Teknologi  Bisnis, pemasaan, biaya
 Klien  Semua pelanggan
 Lingkunan pabrik  Lingkungan perusahaan

Program Penjaminan Mutu - QA


Dalam suatu proyek yang dikatakan besar dan kompleks, data yang diperoleh hasil uji
coba tidak akan mencukupi keperluan dalam penjaminan mutu. Oleh karena itu, maka suatu
proyek harus menyiapkan program-proram penjaminan mutu (QA). Suatu program yang
sistematis, lengkap dan jelas harus diterapkan dalam penjaminan mutu. Program ini biasana
memuat peistiwa, kegiatan, serta sumber daya yang diperlukan untuk mengimplementasika
kualitas sistem yang diinginkan oleh badan atau organisasi yang bersangkutan.
Dalam program tersebut ditekankan pengertian bahwa penjaminan mutu tidak hanya
terbatas pada kegiatan yang telah terjadi, namun program ini harus mencakup seluruh kegiatan
dari awal proses hingga akhirna suatu produk selesai. Dengan demikian, penjaminan mutu ikut
berperan serta memberikan masukan dari segi mutu dari tahap awal, sehingga bila diperlukan
perbaikan atau penyempurnaan, biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil dibandingkan dengan
pengerjaan ulang kembali.
Program QA juga menampung keinginan dan persyaratan yang diberlakukan oleh badan
atau organisasi yang berwenang. Suatu program mutu haus meliputi beberapa aspek yang
tersusun dalam dokumen, minimal meliputi hal-hal berikut:
 Perencanaan sistematis yang merici dan menjabarkan pada setiap tahap poyek langkah-
langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran mutu.
 Penyusunan batasan dan kriteria spesifikasi dan standar mutu yang aan digunakan
dalam desain engineering, pembelian material, dan konstruksi.
 Penyusunan organisasi dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan penjaminan
mutu.
 Pembuatan prosedur pelaksanaan kegiatan penjaminan mutu, yang meliputi
pemantauan , pemerikasaan, pengujian, pengukuran, dan pelaporan hasil-hasilnya
 Identifikasi peralatan yang akan digunakan.
 Identifikasi bagian kegiatan yang memerukan bantuan dari pihak ketiga maupaun
peranan dan persetujuan dari pemerintah.

Sewaktu proses perencanaan dan penentuan sasaran mutu proyek, baik bagi peralatan
ataupun unit secara keseluruhan, lazimnya disusun tim yang terdiri dari pemilik dan kontrakor
pelaksana. Di sinilah kontraktor mengembangkan rencana dan program QA/QC yang telah
dimiliki dengan menampung keinginan dan filosofi pihak pemilik dan pemesan.

Buku pedoman dan


Persyaratan Menurut
Persyaratan Perusahaan Prosedur Perusahaan Peraturan Instansi
tentang mutu tentang mutu Berwenang

Program Q/A Perusahaan

Persyaratan Menurut
Program Mutu Peraturan yang Berlaku
Persyaratan Perusahaan
Proyek (QA) terhadap Proyek
tentang mutu Proyek

Program QC
Proyek

Rencana Tes Dan


Inspeksi Proyek

Gambar 19-1 Program QA/QC Proyek

Dari Gambar 19-1 terlihat bagaimana langkah yang harus ditempuh dalam
merencanakan sasaran mutu proyek yang kemudian harus dicapai dengan rangkaian program
inspeksi dan pengujian.

Tanggung Jawab Semua Bidang


Penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
periode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian
diserahkan kepada bidang atau organisasi sesuai keahlian yang bersangkutan, seperti bidang-
bdang desain engineering, pembelian, proyek kontrol, konstruksi, dll. Ini mengandung arti,
bahwa dsamping masalah jadwal, biaya dan kinerja juga masuk dalam masalah mutu. Masalah
mutu ini sendiri merupakan tanggung jawab setiap bidang organisasi yang terlibat, karena hasil
dari proyek ini meupakan hasil kerja semua bidang organisasi yang menanganinya.

19-3 ORGANISASI QA/QC

Dalam rangka menghasilkan produk atau instalasi yang diinginkan, diperlukan


pertanggungjawaban dalam setiap bidang-bidangnya mengenai masalah mutu, maka dari itu
diperlukanlah sebuah organisasi yang bertugas khusus menangani masalah mutu, terutama
dalam aspek perencanaan dan pengendalian. Organisasi ini di lingkungan proyek merupakan
subbidang QA/QC yng harus melapor kepada manajer engineering.

PIMPRO

Manajer Manajer Engineering Manajer


Konstruksi Pengadaan

Engineer Sipil Engineer


Listrik
Kepala QA/QC

Inspektor QA & Administrasi Kalibrasi Internal Audit

Gambar 19-2 Organisasi QA/QC proyek


Kegiatan QA/QC ini sejajar tingkatannya dengan kegiatan lain, dalam arti tidak langsung
menangani kegiatan engineering, pembelian, atau konstruksi, tetapi mengadakan pemantauan
agar pekerjan itu memenuhi kriteria dan spesifikasi tang ditentukan. Hal positif dari kegiatan
pengendalian mutu adalah sifatnya yang berkesinambungan, yang berlangsung dari awal hingga
akhir proyek dalam aspek mutu produk atau instalasi maupun unit-unit bagian dari instalasi.

A. Dukungan dan Partisipasi


Untuk mendapatkan suatu hasil yang maksimal, pasti memerlukan suatu dukungan dan
partisipasi dari semua pihak yang telibat dalam masalah penjaminan mutu, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Seorang pimpro ataupun pimpinan perusahaan harus dapat
mendorong dan menciptakan iklim yang positif bai kegiatan penjaminan mutu sehingga
program yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Seorang atasan
harus bisa memberikan dorongan kepada bawahan agar dapat bekerja lebih baik dan lebih teliti
lagi, sehingga jumlah kesalahan pada tingkat akir dapat diminimalisasikan. Jadi, mutu dan usaha
untuk mencapainya harus menjadi kepentingan semua pihak yang ikut serta dalam
penyelenggaraan proyek. Semua dukungan diperlukan agar dapat tercipta suatu kualiatas dan
produktivitas yang diinginkan.

B. Diadakan Penyesuaian untuk Memenuhi Keinginan Pemilik


Perbedaan substansi sering terjado dalam suatu program QA proyek ang dimiliki oleh
perusahaan para peserta (pemilik, kontraktor, subkontraktor, maupun rekanan atau produsen
lain). Dalam menghadapi situasi seprti ini, pertama-tama kita harus mengkaji program mereka,
apakah dapat memenuhi keinginan mutu pemilik proyek, bila tidak maka harus diadaan
penyesuaian atau penambahan program.

19-4 KEGUNAAN QA
Adapun kegunaan penjaminan mutu bagi pihak-pihak yang terkait dalam pembanguan
proyek, diantaranya:
Bagi Pemerintah
 Untuk menjaga dan meyakinkan agar metode konstruksi, material, dan peralatan yang
digunakan dalam pembangunan proyek memenuhi standar dan pertutan yang telah
ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan keamanan dan
kesehatan masyarakat.
 Memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi atau hasil
proyek dari waku ke waktu yang potensail dapat menyebabkan kerusakan dan
kecelakaan.
Bagi Pemilik Proyek
 Memberikan kepercayaan dan keyakinan bawa instalasi yang dibangun akan berfungsi
sesua dengan harapan dalam hal keselamatan, operasi, dan poduksi selama kurun
waktu yang telah ditentukan.
 Menyediakan dokumen bagi pihak pemerintah maupun pihak lain yang berkepentingan.
 Menyediakan data hasil inspeksi, pengetesan, dan perbaikan pada bagin yang spesifik
dari instalasi. Hal ini merupakan catatan yang berguna bagi kegiatan pemeliharaan.
Bagi Perancang Instalasi
 Menjadi umpan balik pekerjaan desain engineering di masa depan.
Bagi Kontraktor
 Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan
pekerjaan sekali jadi. Hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang.
 Bila dilaksanakan dengan baik, akan mencegah mutu yang melebihi spesifikasi yang
tercantum dalam kontrak EPK, berarti menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu.

Bagi pemilik proyek bukan hal yang berlebihan bila dikatakan bahwa adanya suatu
program QA/QC yang efektif mutlak diperlukan, untuk mencegah kemungkinan proyek
menghasilkan produk yang mutu, jumlah, maupun jadwalnya, tidak sesuai sasaran yang
disebabkan oleh material atau peralatannya di bawah standar.
Standar
Pada masalahnya mutu yang erat kaitannya dengan proyek dikenal dua macam standar,
yaitu standar umum dan standar yang berhubungan dengan industri. Standar umum
merupakan petunjuk umum bagi kalangan industri dalam menyusun dan mengembangkan
program QA. Sedangkan standar yang berhubungan dengan industri merupakan standar yang
disusun oleh badan pembeli atau pelanggan dengan maksud mengetahui dan memenuhi
keinginan pembeli dalam aspek mutu.
Tabel 19-2 Standar QA/QC di lingkungan proyek dan industri.

Standar Kegunaan Utama


Internasional ISO-9001 QA desain, pengembangan, produksi, dan
ISO-9002 instalasi
ISO-9003 QA produksi dan instalasi
QA inspeksi akhir dan tes

Amerika Serikat ANSI/ASME QA industri dan fasilitas


ANSI/ASME Nuklir
Inggris BS-5750 Sistem kualitas

19-5 QC, INSPEKSI DAN PENGETESAN


Dalam bahasan sebelumnya telah dibahas mengenai QA, selanjutnya subbab ini akan
membahas tentang hubungan QA denan QC. Sebelumnya kita harus memahami definisi QA/QC
itu sendiri. Penjaminan Mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistemaits yang
diperlukan untuk memberikan keyakinan bhwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan
dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari
penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan mutu
material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang ditentukan.
Jadi pengendalian mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa pengetesan,
pengukuran, dan pemeriksan untuk memantau apakah kegiatan engineering, pembelian,
manufaktur, konstruksi, dan kegiatan lain untuk mewujudkan sistem instalasi atau produk hasil
proyek telah dilakukan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Bila terdapat penyimpangan
maka segera diadakan koreksi.

A. Inspeksi dan Pengetesan


Suatu program QC yang lengkap menjelaskan rencana QC, inspeksi, dan pengetesan
yang komprehensif. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan inspeksi adalah sebagai berikut:
a. Menentukan standar dan spesifikasi yang akan digunakan.
b. Mengukur dan menganalisa karakteristik obyek.
c. Membandingkan butir a dengan b.
d. Mengambil kesimpulan dan keputusan dari langkah c.
e. Membuat catatan proses diatas.
Jadi suatu inspeksi akan menentukan keputusan (langkah d) perihal baik atau tidaknya
obyek berdasarkan mutunya, yaitu memenuhi atau tidak memenuhi spesifikasi. Pada umumnya
rencana inspeksi dan tes tersebut meliputi hal-hal berikut:
1. Titik Inspeksi dan Tes
Setiap titik inspeksi dan tes hendaknya ditentukan sepanjang siklus pembuatan sampai
instalasi.
2. Mandatory Hold Point
Pada kegiatan inspeksi proyek sering kali terdapat persyaratan yang dikenal dengan
mandatory requirement, yaitu pada ujung tahap tertentu dari proses pabrikasi atau
instalasi haus diverifikasi oleh pihak ketiga seagai syarat untuk memenuhi ketentuan
hukum dengan cara memberi sertifikat. Sertifikat ini memerluan inspeksi dan tes.
3. Standar yang Akan Diberlakukan
Semua standar dan kriteria yan berkaitan dengan inspeksi dan tes serta prosedur yang
menyertai hendaknya dicantumkan didalam program yang bertsangkutan.

Audit Mutu
Seluruh program QA/ QC harus melewati tahap pengauditan mutu, hal-hal yang diaudit
meliputi bagian berikut:
 Program menyeluruh unutk mencapai sasaran mutu.
 Kriteria fit for use dan aman.
 Mengikuti peraturan atau hukum dan prosedur.
 Memenuhi spesifikasi dan kriteria.
 Identifikasi dan koreksi kekurangan yang menyebabkan obyek tidak memenuhi mutu.
 Dokumen yang mencatat hasil implementasi program QA/ QC.

B. Metode Pengendalian Mutu


Metode yang dipakai dalaam mengendalikan mutu tergantung pada jenis obyek dan
ketepatan yang diinginkan. Terdapat tiga metode yang sering digunakan dalam proek
pembangunan instalasi, yakni sebagai berikut:
1. Pengecekan dan Pengkajian
Hal ini dilakukan terhadap gambar untuk konstruksi, ganbar untk pembelian
peralatan, pembuat model, dan perhitungan yang berkaitn dengan desain
engineering.
2. Pemeriksaan/Inspeksi dan Uji Kemampuan Peralatan
Pekerjaan ini berupa pemeriksaan fisik, termasuk menyaksikan uji coba
berfungsinya suatu peralatan. Kegiatan ini digolongkan menjadi beberapa hal
berikut:
 Pemeriksaan sewaktu menerima material. Meliputi penelitian dan
pengkajian material, suku cadang, dan lain-lain yang baru diterima dari
pembelian.
 Pemeriksaan selama proses pabrikasi berlangsung.
 Pemeriksaan yang dilakukan selama pekerjaan instalasi berlangsung,
sebelum diadakan pemeriksaan terakhir.
 Pemeriksaan akhir, yaitu pemeriksaan terakhir dalam rangka
penyelesaian proyek secara fisik atau mekanik.
Untuk proyek E-MK, material dan peralatan yang perlu mendapat uji
kemampuan di antaranya adalah sebagai berikut:
 Peralatan berputar,seperti pompa sentrifugal, turbin gas, generator
listrik, blower, expander.
 Pipa, kerangan, dan flanges.
 Bejana tekanan, ketel uap, drum, dan tower.
 Instrumen, alat penukur, dan alat listrik.
 Alat penukar panas
 Tangki
3. Pengujian dengan Mengambil Contoh
Cara ini dimaksudkan untuk menguji apakah material telah memenuhi spesifikasi
atau kriteria yang ditentukan.

19-6 PENGENDALIAN MUTU DESAIN ENGINEERING


Pada umumnya pengendalian mutu tahap desain engineering sering tidak terlalu
diperhatikan. Sebenarnya tahap pabrikasi dan instalasi itu merupakan blue-print yang didasari
dari tahap desain engineering. Dengan demikian amat penting suatu pekerjaan desain
engineering dilakukan dengna benar sehingga nantinya dapat menghasilkan produk yang sesuai
dengan harapan fitness for use. Segera setelah kntrak EPK dinyatakan mulai berlau, mka bidang
QA/QC akan memulai kegiatan-kegiatan berikut.
Tabel 19-3 Ringkasan QA/Qc kegiatan desain engineering.

Kegiatan Bidang Desain Engineering Tugas QA/QC


1. Mempelajari dokumen kontrak Mempelajari dan meneliti lingkup proyek
dalam rangka menyusun program mutu:
 Identifikasi filosofi desain
 Pemeriksaan spesifikasi, standar, dan
kriteria desain
 Peraturan yang diberlakukan terhadap
desain engineering
 Organisasi dan prosedur kerja serta jakur
pelaporan yang berkaitan dengan mutu
2. Menyiapkan dokumen desain Menelaah ulang spesifikasi dan kriteria:
engineering (gambar, spesifikasi,  pemenuhan spesifikasi dan kriteria dalam
kriteria, dll.) kontrak
 kepatuhan terhadap peratyran yang
berlaku pada aspek mutu
 penyimpanan arsip

3. Menyusun material take-off Menelaah ulang pemenuhan mutu material

4. Menyusun paket pengadaan (MR) Menelaah ulang pemenuhan aspek mutu

5. Memberikan masukan perkiraan biaya Menelaah ulang sdpesifikasi material dan


proyek Peralatan

6. Change order Periksa apakah ditampung dalam aspek


desain engineering, dan dampaknya terhadap
integritas desain engineering secara
menyeluruh

7. Audit Identifikasi nonconformance dan peiksa


apakah pembetula telah dilaksanakan.

Tabel 19-4 Keterlibatan berbagai disiplin engineering dalam meneliti produk akhir.

Disiplin Desain Engineering


Produk Desain Engineering
Proses Sipil Arsitek Mekanikal Listrik QA/QC
 Gambar - - - - - -
 Paket MR - - - - - -
 Lembaran kalkulasi - - - - - -

 Studi - - - - - -
 Spesifikasi - - - - - -
 Kriteria - - - - - -
 Maket/Model - - - - - -

Pengecekan Antardisiplin
Pengecekan antardisiplin bertujuan memeriksa pemenuhan isi serta akurasi produk
kegiatan desain engineering yang diwujudkan dalam dokumen-dokumen seperti gambar, paket
PO, lembaran perhitungan, penjelasan spsifikasi, kriteria, dll. Tugas pengendalian mutu dalam
masalah ini antara lain dengan mengadakan verifikasi apakah pengecekan antardisiplin yang
telah dilakukan sesuai prosedur dan terutama apakah masalah mutu yang bersangkutan telah
diperhatikan dengan baik.

19-7 PENGENDALIAN MUTU PENGADAAN


Identifikasi kegiatan pengadaan yang berkaitan dengan aspek mutu meliputi persiapan
paket lelang dan PO, pengkajian program pengendalian calon peserta atau pemegang lelang,
dan pemeriksaan material yang dipesan. Umumnya biya pengadaan peralatan tersebut cukup
tinggi dan pabrikasinya memakan wakut lama (2-3 tahun). Untuk meyakinkan bahwa peralatan
tersebut memenuhi keinginan dari segi mutu, maka pihak pemesan atau pembeli akan
mengiuti, memantau, dan memeriksa pada berbagai tahap proses pengadaan,termasuk
pabrikasinya dengan mengirim personil dari waktu ke waktu ke pabrik atau bengkel yang
bersangkutan.

Tabel 19-5 Ringkasan QA/QC kegiatan pengadaan

Kegiatan Bidang Pengadaan Tugas QA/QC


1. Menyiapkan paket lelang Mengkaji kelengkapan paket lelang tentang
mutu material dan peralatan :
 Keperluan NDT
 Acc. Test
 Sertifikasi
 Check point untuk inspeksi
2. Memilih calon pemenang lelang Meneliti system dan organisasi calon
(pengadaan dalam jumlah besar) pemenang dalam aspek mutu :
 Program QA/QC
 Praktek yang berlaku
3. Rapat pre-award Menekankan syarat kontrak perihal aspek
mutu, jadwal inspeksi, dan mutu.
4. Menyiapkan PO untuk pemenang Meneliti :
 Keperluan inspeksi
 Sertifikasi
 Hold point
 Program tos
5. Mementau kemajuan pabrikasi Mengunjungi bengkel untuk :
 Verifikasi sertifikat
 Kesaksian (witness testing)
 Inspeksi berkala
6. Menelaah ulang kontrak/PO dengan Memeriksa kelengkapan lingkup kerja,
Manufaktur standar, spesifikasi (criteria), dan prosedur,
antara lain meliputi :
 Inspeksi dan tes
 Verifikasi
 Sertifikasi
 Prosedur persetujuan
7. Meneliti perangkat dan program mutu Mengkaji kualitas dan kuantitas personil dan
perusahaan manufaktur peralatan, yang meliputi :
 Peralatan tes dan pengukuran
 Teknik dan metode yang digunakan
 Standar dan criteria yang dipakai
8. Mengendalikan material dari pemasok Mengkaji kualitas, kuantitas, dan prosedur
yang dipakai, meliputi :
 Kemampuan pemasok
 Prosedur pemeriksaan material
 Pemeriksaan kualitas material versus
spesifikasi
9. Memeriksa in-process Mengadakan verifikasi sesuai spesifikasi,
meliputi :
 Meneliti data hasil inspeksi dan tes
pada waktu pabrikasi
 Melakukan tes pada titik-titik yang
kritis
 Dokumentasi
10. Memeriksa akhir dan uji coba Menyaksikan pemeriksaan akhir dan uji coba
di pabrik, sebelum peralatan dikirim ke lokasi
proyek
11. Mengaudit, perbaikan, arsip, dan Memeriksa semua kegiatan apakah telah
dokumen memenuhi prosedur dan peraturan yang
berlaku meliputi pemeriksaan :
 Semua keperluan yang tercantum
dalam kontrak
 Spesifikasi standard an criteria
 Perbaikan telah dikerjakan
 Dokumentasi telah disiapkan secara
lengkap

Jadi audit dari pihak pemesan peralatan (pemilik proyek / kontraktor utama) harus meliputi
antara lain sebagai berikut.
 Verifikasi program mutu produsen, apakah cukup memenuhi keperluan untuk peralatan
yang dipesan. Bila perlu dapat ditambah atau disesuaikan dengan keperluan yang
dianggap penting oleh pemesan.
 Memantau apakah program tersebut telah dijalankan dengan baik.
 Memeriksa kelengkapan sertifikasi baik mengenai bahan yang berasal dari
subkontraktor (rekanan) ataupun mengenai tahap-tahap proses pabrikasi sampai pada
taraf uji coba operasi.
 Memeriksa apakah segala noncomformance telah diperbaiki dan dicatat dalam
dokumen.

19-8 PENGENDALIAN MUTU KONSTRUKSI


Tabel 19-6 Ringkasan QA/QC kegiatan konstruksi

Kegiatan Bidang Instalasi/Konsruksi Tugas QA/QC


1. Menelaah ulang kontrak Mengkaji kelengkapan lingkup kerja, standar,
spesifikasi, criteria, dan prosedur yang
meliputi antara lain ;
 Inspeksi dan tes
 Verifikasi
 Persetujuan
 Sertifikasi
2. Menelaah ulang program mutu Melengkapi program QA?QC kontraktor
pelaksana
3. Meneliti perangkat QC kontraktor Mengkaji kualitas dan kuantitas personil serta
pelaksana peralatan, yang meliputi :
 Peralatan tes dan pengukuran
 Teknik dan metode yang dipakai
4. Mengendalikan material dan peralatan Meneliti prosedur dan metode yang dipakai,
dari rekanan (subkontraktor) meliputi:
 Verifikasi dokumen (sertifikat) hasil
pemeriksaan.
5. Pemeriksaan selama instalasi / Memeriksa dipenuhinya spesifikasi dengan
konstruksi untuk komponen unit inspeksi dan tes
6. Pemeriksaan akhir Memeriksa dipenuhinya criteria dan spesifikasi
bagi unit secara keseluruhan.
7. Uji coba operasi dan start-up sesuai Memantau pemenuhan kinerja (performance)
kontrak. instalasi.
8. Audit dan perbaikan. Meneliti segala pemeriksaan dan perbaikan
apakah telah dilaksanakan dengan baik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan konstruksi dalam hubungannya dengan
masalah mutu adalah sebagai berikut.
a. Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau di
sekitar lokasi proyek , seperti bahan bangunan, besi beton, consumables, besi untuk
struktur, pipa ukuran kecil, dan lain-lain.
b. Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor,
generator, mesin-mesin, dan lain-lain.
c. Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya, melatih ahli mengelas.
Bagi proyek yang berskala besar dan kompleks dikenal tahap-tahap penyelesaian, yaitu,
penyelesaian fisik dan operasional. Kedua macam penyelesaian tersebut mengharuskan baik
kontraktor pelaksana maupun pemilik untuk mencurahkan perhatiannya pada aspek mutu,
terutama dalam bentuk inspeksi akhir, tes, uji coba, dan pengkajian kinerja operasi.

Masa jaminan Mutu


Umumnya pasal-pasal kontrak EPK mengatur pula masalah jaminan mutu material dan
pekerjaan (workmanship) sampai batas waktu tertentu (lazimnya 1 tahun). Pada kurun waktu
tersebut, kontraktor memberikan pelayanan secara cuma-cuma untuk perbaikan kerusakan
atau penggantian bagian-bagian yang rusak.

Soal Latihan
1. Meskipun pada umumnya terdapat bidang khusus yang menangani masalah QA/QC,
namun dalam penyelenggaraan proyek perlu ditekankan pengertian bahwa mutu adalah
tanggung jawab semua pihak. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!
2. Pengendalian mutu di bidang engineering, pengadaan pabrikasi, dan konstruksi adalah
sama pentingnya. Coba sebutkan penekanan yang spesifik pada aspek mutu di masing-
masing bidang tersebut di atas!
3. Gambarkan dan jelaskan sistematika program QA/QC untuk penyelenggaraan proyek?
4. Bila implementasi fisik proyek telah diserahkan kepada kontraktor, misalnya dalam suatu
kontrak bentuk Lump-sum, terangkan sejauh mana pihak pemilik memantau /
mengendalikan proyek dalam aspek mutu!
5. Faedah pengendalian mutu dirasakan semua pihak peserta proyek serta masyarakat.
Sebutkan beberapa faedah yang dirasakan dari suatu keberhasilan pengendalian mutu
bagi pemilik, kontraktor pelaksana, dan masyarakat.
6. Sebutkan berbagai teknik dan metode pengendalian mutu proyek yang umumnya
diterapkan pada proyek Engineering dan Konstruksi Pembangunan Industri!
Jawaban
1. Untuk mendapatkan suatu hasil yang maksimal, pasti memerlukan suatu dukungan dan
partisipasi dari semua pihak yang telibat dalam masalah penjaminan mutu, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Seorang pimpro ataupun pimpinan perusahaan harus
dapat mendorong dan menciptakan iklim yang positif bai kegiatan penjaminan mutu
sehingga program yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
Seorang atasan harus bisa memberikan dorongan kepada bawahan agar dapat bekerja
lebih baik dan lebih teliti lagi, sehingga jumlah kesalahan pada tingkat akir dapat
diminimalisasikan. Jadi, mutu dan usaha untuk mencapainya harus menjadi kepentingan
semua pihak yang ikut serta dalam penyelenggaraan proyek. Semua dukungan diperlukan
agar dapat tercipta suatu kualiatas dan produktivitas yang diinginkan.
2. Ringkasan QA/Qc kegiatan desain engineering.

Kegiatan Bidang Desain Engineering Tugas QA/QC


8. Mempelajari dokumen kontrak Mempelajari dan meneliti lingkup proyek
dalam rangka menyusun program mutu:
 Identifikasi filosofi desain
 Pemeriksaan spesifikasi, standar, dan
kriteria desain
 Peraturan yang diberlakukan terhadap
desain engineering
 Organisasi dan prosedur kerja serta jakur
pelaporan yang berkaitan dengan mutu

9. Menyiapkan dokumen desain Menelaah ulang spesifikasi dan kriteria:


engineering (gambar, spesifikasi,  pemenuhan spesifikasi dan kriteria dalam
kriteria, dll.) kontrak
 kepatuhan terhadap peratyran yang
berlaku pada aspek mutu
 penyimpanan arsip

10. Menyusun material take-off Menelaah ulang pemenuhan mutu material

11. Menyusun paket pengadaan (MR) Menelaah ulang pemenuhan aspek mutu

12. Memberikan masukan perkiraan biaya Menelaah ulang sdpesifikasi material dan
proyek Peralatan

13. Change order Periksa apakah ditampung dalam aspek


desain engineering, dan dampaknya terhadap
integritas desain engineering secara
menyeluruh

14. Audit Identifikasi nonconformance dan peiksa


apakah pembetula telah dilaksanakan.

Ringkasan QA/QC kegiatan pengadaan


Kegiatan Bidang Pengadaan Tugas QA/QC
12. Menyiapkan paket lelang Mengkaji kelengkapan paket lelang tentang
mutu material dan peralatan :
 Keperluan NDT
 Acc. Test
 Sertifikasi
 Check point untuk inspeksi
13. Memilih calon pemenang lelang Meneliti system dan organisasi calon
(pengadaan dalam jumlah besar) pemenang dalam aspek mutu :
 Program QA/QC
 Praktek yang berlaku
14. Rapat pre-award Menekankan syarat kontrak perihal aspek
mutu, jadwal inspeksi, dan mutu.
15. Menyiapkan PO untuk pemenang Meneliti :
 Keperluan inspeksi
 Sertifikasi
 Hold point
 Program tos
16. Mementau kemajuan pabrikasi Mengunjungi bengkel untuk :
 Verifikasi sertifikat
 Kesaksian (witness testing)
 Inspeksi berkala
17. Menelaah ulang kontrak/PO dengan Memeriksa kelengkapan lingkup kerja,
Manufaktur standar, spesifikasi (criteria), dan prosedur,
antara lain meliputi :
 Inspeksi dan tes
 Verifikasi
 Sertifikasi
 Prosedur persetujuan
18. Meneliti perangkat dan program mutu Mengkaji kualitas dan kuantitas personil dan
perusahaan manufaktur peralatan, yang meliputi :
 Peralatan tes dan pengukuran
 Teknik dan metode yang digunakan
 Standar dan criteria yang dipakai
19. Mengendalikan material dari pemasok Mengkaji kualitas, kuantitas, dan prosedur
yang dipakai, meliputi :
 Kemampuan pemasok
 Prosedur pemeriksaan material
 Pemeriksaan kualitas material versus
spesifikasi
20. Memeriksa in-process Mengadakan verifikasi sesuai spesifikasi,
meliputi :
 Meneliti data hasil inspeksi dan tes
pada waktu pabrikasi
 Melakukan tes pada titik-titik yang
kritis
 Dokumentasi
21. Memeriksa akhir dan uji coba Menyaksikan pemeriksaan akhir dan uji coba
di pabrik, sebelum peralatan dikirim ke lokasi
proyek
22. Mengaudit, perbaikan, arsip, dan Memeriksa semua kegiatan apakah telah
dokumen memenuhi prosedur dan peraturan yang
berlaku meliputi pemeriksaan :
 Semua keperluan yang tercantum
dalam kontrak
 Spesifikasi standard an criteria
 Perbaikan telah dikerjakan
 Dokumentasi telah disiapkan secara
lengkap

Ringkasan QA/QC kegiatan konstruksi


Kegiatan Bidang Instalasi/Konsruksi Tugas QA/QC
9. Menelaah ulang kontrak Mengkaji kelengkapan lingkup kerja, standar,
spesifikasi, criteria, dan prosedur yang
meliputi antara lain ;
 Inspeksi dan tes
 Verifikasi
 Persetujuan
 Sertifikasi
10. Menelaah ulang program mutu Melengkapi program QA?QC kontraktor
pelaksana
11. Meneliti perangkat QC kontraktor Mengkaji kualitas dan kuantitas personil serta
pelaksana peralatan, yang meliputi :
 Peralatan tes dan pengukuran
 Teknik dan metode yang dipakai
12. Mengendalikan material dan peralatan Meneliti prosedur dan metode yang dipakai,
dari rekanan (subkontraktor) meliputi:
 Verifikasi dokumen (sertifikat) hasil
pemeriksaan.
13. Pemeriksaan selama instalasi / Memeriksa dipenuhinya spesifikasi dengan
konstruksi untuk komponen unit inspeksi dan tes
14. Pemeriksaan akhir Memeriksa dipenuhinya criteria dan spesifikasi
bagi unit secara keseluruhan.
15. Uji coba operasi dan start-up sesuai Memantau pemenuhan kinerja (performance)

kontrak. instalasi.
16. Audit dan perbaikan. Meneliti segala pemeriksaan dan perbaikan
apakah telah dilaksanakan dengan baik.

3. Sistematika Program QA/QC


Buku pedoman dan
Persyaratan Menurut
Persyaratan Perusahaan Prosedur Perusahaan Peraturan Instansi
tentang mutu tentang mutu Berwenang

Program Q/A Perusahaan

Persyaratan Menurut
Program Mutu Peraturan yang Berlaku
Persyaratan Perusahaan
Proyek (QA) terhadap Proyek
tentang mutu Proyek

Program QC
Proyek

Rencana Tes Dan


Inspeksi Proyek
4. –
5. Bagi Pemilik Proyek
 Memberikan kepercayaan dan keyakinan bawa instalasi yang dibangun akan berfungsi
sesua dengan harapan dalam hal keselamatan, operasi, dan poduksi selama kurun
waktu yang telah ditentukan.
 Menyediakan dokumen bagi pihak pemerintah maupun pihak lain yang berkepentingan.
 Menyediakan data hasil inspeksi, pengetesan, dan perbaikan pada bagin yang spesifik
dari instalasi. Hal ini merupakan catatan yang berguna bagi kegiatan pemeliharaan.
Bagi Kontraktor
 Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan
pekerjaan sekali jadi. Hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang.
 Bila dilaksanakan dengan baik, akan mencegah mutu yang melebihi spesifikasi yang
tercantum dalam kontrak EPK, berarti menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu.
Bagi masyarakat
 Proyek yang dilaksanakan tidak akan mengganggu dan membahayakan masyarakat
sekitar karena dilaksanakan sesuai prosedur dan sesuai QA/QC
6. Terdapat tiga metode yang sering digunakan dalam proek pembangunan instalasi, yakni
sebagai berikut:
a. Pengecekan dan Pengkajian
Hal ini dilakukan terhadap gambar untuk konstruksi, ganbar untk pembelian
peralatan, pembuat model, dan perhitungan yang berkaitn dengan desain
engineering.
b. Pemeriksaan/Inspeksi dan Uji Kemampuan Peralatan
Pekerjaan ini berupa pemeriksaan fisik, termasuk menyaksikan uji coba
berfungsinya suatu peralatan. Kegiatan ini digolongkan menjadi beberapa hal
berikut:
 Pemeriksaan sewaktu menerima material. Meliputi penelitian dan
pengkajian material, suku cadang, dan lain-lain yang baru diterima dari
pembelian.
 Pemeriksaan selama proses pabrikasi berlangsung.
 Pemeriksaan yang dilakukan selama pekerjaan instalasi berlangsung,
sebelum diadakan pemeriksaan terakhir.
 Pemeriksaan akhir, yaitu pemeriksaan terakhir dalam rangka
penyelesaian proyek secara fisik atau mekanik.
Untuk proyek E-MK, material dan peralatan yang perlu mendapat uji
kemampuan di antaranya adalah sebagai berikut:
 Peralatan berputar,seperti pompa sentrifugal, turbin gas, generator
listrik, blower, expander.
 Pipa, kerangan, dan flanges.
 Bejana tekanan, ketel uap, drum, dan tower.
 Instrumen, alat penukur, dan alat listrik.
 Alat penukar panas
 Tangki
c. Pengujian dengan Mengambil Contoh
Cara ini dimaksudkan untuk menguji apakah material telah memenuhi spesifikasi
atau kriteria yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai