Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

Dosen Pembimbing :

Fauziah,S.H.,M.H.

Disusun Oleh :

Nama : Dwi Angga Novanto

Nim : 180574201094

No. absen: 21

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
T.A. 2020/2021
1. Carilah kasus Hukum Pidana Internasional bebas, tetapi tidak kasus imajiner!
2. Boleh kasus yang belum selesai atau dalam proses atau sudah in krach.

Format tugas terdiri dari :

1. Para pihak.
2. Posisi kasus.
3. Analisa kasus.

Kasus Penyelundupan Hukum

Kasus Eddy Maliq Meijer lahir pada April 2007 merupakan anak dari perkawinan campuran dari ayahnya
Frederik J Meijer yang berkewarganegaraan Belanda dan ibunya Maudy Koesnaedi yang warga Negara
Indonesia juga merupakan subjek hukum.

Dalam kasus Eddy, terjadi perkawinan campuran antara ayahnya Warga Negara Belanda dan ibunya
Warga Negara Indonesia. Berdasarkan pasal 8 UU No.62 tahun 1958, seorang perempuan warga negara
Indonesia yang kawin dengan seorang asing bisa kehilangan kewarganegaraannya, apabila selama waktu
satu tahun ia menyatakan keterangan untuk itu, kecuali apabila dengan kehilangan kewarganegaraan
tersebut, ia menjadi tanpa kewarganegaraan. Apabila suami WNA bila ingin memperoleh
kewarganegaraan Indonesia maka harus memenuhi persyaratan yang ditentukan bagi WNA biasa.
Karena sulitnya mendapat ijin tinggal di Indonesia bagi laki laki WNA sementara istri WNI tidak bisa
meninggalkan Indonesia karena berbagai factor, antara lain : faktor bahasa, budaya, keluarga besar,
pekerjaan pendidikan,dll maka banyak pasangan seperti terpaksa hidup terpisah . Pengaturan di
Indonesia Menurut UU No.62 tahun 1958 Indonesia menganut asas kewarganegaraan tunggal, dimana
kewarganegaraan anak mengikuti ayah, sesuai pasal 13 ayat (1) UU No.62 Tahun 1958 : “Anak yang
belum berumur 18 tahun dan belum kawin yang mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan
ayahnya sebelum ayah itu memperoleh kewarga-negaraan Republik Indonesia, turut memperoleh
kewarga-negaraan Republik Indonesia setelah ia bertempat tinggal dan berada di Indonesia. Keterangan
tentang bertempat tinggal dan berada di Indonesia itu tidak berlaku terhadap anak-anak yang karena
ayahnya memperoleh kewarga-negaraan Republik Indonesia menjadi tanpa kewarga-negaraan.” Dalam
ketentuan UU kewarganegaraan ini, anak yang lahir dari perkawinan campuran bisa menjadi
warganegara Indonesia dan bisa menjadi warganegara asing . Dalam kasus Eddy yang telahir dari hasil
perkawinan campuran ibunya Warga Negara Indonesia dan Ayahnya Warga Negara Belanda, anak
tersebut sejak lahirnya dianggap sebagai warga negara asing sehingga harus dibuatkan Paspor di
Kedutaan Besar Ayahnya, dan dibuatkan kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) yang harus terus
diperpanjang dan biaya pengurusannya tidak murah. Dalam hal terjadi perceraian antara orang tua
Eddy, akan sulit bagi Maudy sebagai ibu untuk mengasuh anaknya, walaupun pada pasal 3 UU No.62
tahun 1958 dimungkinkan bagi seorang ibu WNI yang bercerai untuk memohon kewarganegaraan
Indonesia bagi anaknya yang masih di bawah umur dan berada dibawah pengasuhannya, namun dalam
praktek hal ini sulit dilakukan. Masih terkait dengan kewarganegaraan anak, dalam UU No.62 Tahun
1958, hilangnya kewarganegaraan ayah juga mengakibatkan hilangnya kewarganegaraan anak-anaknya
yang memiliki hubungan hukum dengannya dan belum dewasa (belum berusia 18 tahun atau belum
menikah). Hilangnya kewarganegaraan ibu, juga mengakibatkan kewarganegaraan anak yang belum
dewasa (belum berusia 18 tahun/ belum menikah) menjadi hilang apabila anak tersebut tidak memiliki
hubungan hukum dengan ayahnya. Di dalam Undang-Undang kewarganegaraan yang baru memuat
asas-asas kewarganegaraan umum atau universal. Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang
ini sebagai berikut: Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.

a. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap
orang.

c. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi
anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. Undang-Undang ini pada
dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda ataupun tanpa kewarganegaraan. Kewarganegaraan
ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini merupakan suatu pengecualian. Mengenai
hilangnya kewarganegaraan anak, maka hilangnya kewarganegaraan ayah atau ibu apabila anak
tersebut tidak punya hubungan hukum dengan ayahnya tidak secara otomatis menyebabkan
kewarganegaraan anak menjadi hilang Berdasarkan UU ini Eddy yang merupakan anak yang lahir dari
perkawinan seorang wanita WNI dengan pria WNA diakui sebagai warga negara Indonesia. Eddy akan
berkewarganegaraan ganda , dan setelah dia berusia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus
menentukan pilihannya. Pernyataan untuk memilih tersebut harus disampaikan paling lambat 3 (tiga)
tahun setelah anak berusia 18 tahun atau setelah kawin. Namun pemberian kewaranegaraan ini akan
menimbulkan permasalahan baru di kemudian hari atau tidak. Memiliki kewarganegaraan ganda berarti
tunduk pada dua yurisdiksi, dalam kasus ini antara Indonesia dan Belanda. ANALISIS. Pengaturan baru.
Pengaturan status hukum anak hasil perkawinan campuran dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia memberi peraturan baru yang positif karena secara garis besar
Undang-undang baru ini memperbolehkan dwi kewarganegaraan yang terbatas dalam mengatasi
persoalan-persoalan yang timbul dari perkawinan campuran. Permasalahannya adalah menyangkut dwi
kwarganegaraan pada anak, jika nantinya anak menganut terus dwi kewarganegaraanya maka harus ada
penyelundupan hukum jika anak tersangkut suatu kasus pada suatu negara. Dan apakah ketika anak
mendapatkan permasalahan hukum nantinya ada perlindungan dari negara dimana ia tinggal, karena
menyangkut mengenai dwi kewarganegaraan.

Anda mungkin juga menyukai