Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hukum kontrak merupakan terjemahan dari bahasa inggris, yaitu contract of law,
sedangkan dalam bahasa belanda disebut dengan istilah overeenscom strecht. Dalam
menunjang suatu kegiatan bisnis agar tercapainya keamanan dimana tidak hanya
mengandalkan saling percaya dibutuhkan suatu perjanjian mengikat yang dikenal dengan
istilah kontrak. Kontrak dalam dunia bisnis merupakan salah satu aspek penting yang
banyak dipergunakan orang dan hampir semua kegiatan bisnis diawali dengan adanya
perjanjian kontrak.
Kontrak mencakup banyak hal dimana dalam pembuatannya terdapat asas-asas
kontrak, syarat sah kontrak yang harus dipenuhi,dan dengan kontrak pula pihak-pihak
yang terkait mendapatkan suatu kejelasan hukum apabila salah satu pihak tidak
memenuhi kewajibannya.Hukum kontrak kita masih mengacu pada Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk Wetboek Bab III tentang perikatan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan kontrak/perjanjian?
2. Bagaimana teori saat lahirnya kontrak?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kontrak
pengertian kontrak atau perjanjian itu adalah kesepakatan antara dua orang atau
lebih mengenai hal tertentu yang disetujui oleh mereka. Persetujuan atau kesepakatan
dalam suatu perjanjian dapat diperoleh melalui suatu proses penawaran dan penerimaan.
perjanjian/kontrak memiliki ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal 1320 KUH
Perdata dan 1338 KUH Perdata.
Berdasarkan Pasal 1320 jo 1338 ayat (1) BW/KUHPerdata dikenal adanya asas
konsensual, yang dimaksud adalah bahwa perjanjian/kontrak lahir pada saat terjadinya
konsensus/sepakat dari para pihak pembuat kontrak terhadap obyek yang diperjanjikan.
Pada umumnya perjanjian yang diatur dalam BW bersifat konsensual. Sedang
yang dimaksud konsensus/sepakat adalah pertemuan kehendak atau persesuaian
kehendak antara para pihak di dalam kontrak. Seorang dikatakan memberikan
persetujuannya/kesepakatannya (toestemming), jika ia memang menghendaki apa yang
disepakati.
Mariam Darus Badrulzaman melukiskan pengertian sepakat sebagai pernyataan
kehendak yang disetujui (overeenstemende wilsverklaring) antar pihak-pihak. Pernyataan
pihak yang menawarkan dinamakan tawaran (offerte). Pernyataan pihak yang menerima
penawaran dinamakan akseptasi (acceptatie).
Jadi pertemuan kehendak dari pihak yang menawarkan dan kehendak dari pihak
yang akeptasi itulah yang disebut sepakat dan itu yang menimbulkan/melahirkan
kontrak/perjanjian
2.2. Teori Kontrak
teori yang bisa digunakan untuk menentukan saat lahirnya kontrak yaitu:
1. Teori Pernyataan (Uitings Theorie)
Menurut teori ini, kontrak telah ada/lahir pada saat atas suatu penawaran telah
ditulis surat jawaban penerimaan. Dengan kata lain kontrak itu ada pada saat pihak
lain menyatakan penerimaan/akseptasinya kesepakatan terjadi apabila pihak yang

2
menerima penawaran menyatakan bahwa ia menerima penawaran tersebut.
Pernyataan ini biasanya ditandai dengan pihak yang ditawarkan telah mengirimkan
jawaban berupa surat atau penandatanganan MoU kepada pihak yang menawarkan.
Misal pihak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menandatangani nota
kesepahaman (MoU) kerja sama dengan lima negara Eropa sebagai upaya go
internasional dari industri kereta dan perlengkapan kereta indonesia. Di mana
industri kereta indonesia dapat menjadi pemimpin pengembangan industri kereta di
kawasan ASEAN.
Teori pernyataan ini memiliki kelemahan yaitu kesepakatan ini tidak mempunyai
kepastian hukum yang berlaku, karena pihak yang menawarkan tidak mengetahui
pasti kapan waktu (momen) pihak yang ditawarkan memberikan jawaban
pernyataan telah menyetujui/menerima penawaran tersebut. Contoh kasus dari
kelemahan teori ini adalah perusahaan konseling A membuka lowongan magang
kepada para mahasiswa.
Apabila ada mahasiswa yang ingin berpartisipasi mahasiswa tersebut harus
mendaftarkan data dirinya di situs online. Dari contoh kasus diatas perjanjian
tersebut terjadi apabila pihak yang ditawarkan (mahasiswa) mendaftar secara
online, namun di pihak yang menawarkan (perusahaan konseing A) tidak
mengetahui apakah pihak yang menerima tawaran (mahasiswa) mendaftar secara
online atau tidak.

2. Teori Pengiriman ((Verzend Theorie)


teori pengiriman, kesepakatan terjadi apabila pihak yang menerima penawaran
mengirim surat jawaban atas penawaan yang diajukan kepada penerima penawaran
tersebut. Ketika penerima penawaran mengirim surat tersebut, berarti penerima
penawaran sudah kehilangan kekuasaan atas surat. Contoh kasus dari teori
pengiriman ini misal Sinta membeli sebuah kerudung melalui aplikasi jual beli
online. Saat Sinta memberikan bukti transfer pembayaran untuk pembelian
kerudung kepada penjual, maka penjual akan mengirimkan kerudung yang sudah di
pesan oleh Sinta. Dari contoh kasus yang disebutkan, perjanjian terjadi apa ketika
pihak yang ditawarkan (Sinta) memberikan jawaban kesepakatan ke pihak yang

3
menawarkan (penjual) berupa bukti transfer atas pembayaran kerudung. Setelah
Sinta memberitahu hal tersebut, Sinta tidak memiliki kekuasaan atas pemberitahuan
tersebut.
Teori pengiriman ini memiliki kelemahan yang lumayan sering terjadi di beberapa
kasus yaitu perjanjian yang muncul diluar pengetahuan orang yang memberikan
penawaran sehingga mengakibatkan si penerima penawaran menunda-nunda untuk
memberikanjawabankesepakatan

3. Teori Pengetahuan (Vernemings Theorie)


Menurut teori pengetahuan, kesepakatan terjadi apabila pihak yang menawarkan
mengetahui adanya acceptatie (penerimaan) akan tetapi penerimaan tersebut belum
diterima (tidak diketahui secara langsung). Misal, Santi seorang penjual kerudung
melalui aplikasi jual beli online. Ketika ada pemasukan uang di rekening bank yang
dimiliki Santi, dia langsung tau bahwa ada pelanggan yang melakukan transaksi
pembayaran produk yang ia jual, namun Santi belum mengetahui pelanggan mana
yang sudah membayar.
Contoh lainnya yaitu disaat Amel memesan makanan melalui aplikasi ojek
online. Disini yang menjadi pihak yang menawarkan adalah restoran makanan,
pihak yang ditawarkan adalah Amel. Saat Amel memesan makanan, pihak restoran
mengetahui terjadinya penerimaan meskipun penerimaan tersebut bukan dari Amel
langsung, melainkan dari pihak ketiga kecepatan teknologi dan driver ojek online.
Teori pengetahuan ini memiliki kelemahan yaitu memungkinkan terlambat lahirnya
perjanjian antara kedua belah pihak karena biasanya menunda-nunda untuk
membuka tawaran tersebut.

4. Teori Penerimaan (Ontvangs Theorie)


Menurut teori penerimaan, kesepakatan terjadi apabila pihak yang menawarkan
menerima langsung jawaban dari pihak yang ditawarkan. Misal, Andi menawarkan
suatu produk kecantikan kepada Siti, kemudian Siti menyetujui untuk membeli
produk kecantikan tersebut. Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa

4
momentum terjadinya kesepakatan ketika Siti menyetujui untuk membeli produk
tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kontrak dalam dunia bisnis merupakan salah satu aspek penting yang banyak
dipergunakan orang dan hampir semua kegiatan bisnis diawali dengan adanya perjanjian
kontrak. Kontrak / perjanjian lahir pada saat terjadinya konsensus/sepakat dari para pihak
pembuat kontrak terhadap obyek yang diperjanjikan. Pada umumnya perjanjian yang
diatur dalam BW bersifat konsensual. pertemuan kehendak dari pihak yang menawarkan
dan kehendak dari pihak yang akeptasi itulah yang disebut sepakat dan itu yang
menimbulkan/melahirkan kontrak/perjanjian

Anda mungkin juga menyukai