Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Kerja

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA


PEKERJA DI TEMPAT UMUM (TERMINAL)

Dosen Pembimbing :
Dwi Agustanti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom

Disusun oleh :
Kelompok 12
Tingkat III Reguler 3

1. Candrika Kemala Putri (1814401107)


2. Siti Zulaikha (1814401114)
3. Fathul Muin Amir (1814401138)
4. Erwin (1814401143)

PRODI STUDI D-III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KASUS

Terminal “Kuring” yang terletak di Bandar Lampung, sudah ada sejak 30 tahun yang
lalu. Kondisi terminal tampak ramai oleh banyaknya kendaraan bus, taxi maupun ojek.
Terdapat bererapa warung makan dan jajanan di sekitarnya. Hasil wawancara dengan
pimpinan DLLAJR, mengatakan bahwa setiap harinya tidak kurang dari 80 – 100 orang
penumpang yang berlalu lalang di terminal, dan terjadi peningkatan sampai 200% bila hari
libur dan lebaran. Jumlah pekerja yang ada di sekitar terminal juga cukup banyak, ada 20
pedagang asongan, 10 pemilik warung makan dan jajanan, 15 supir bus, 8 ojek, dan 5 taxi
bandara.
Lingkungan terminal terlihat kotor, panas dan banyak debu. Hasil observasi pada
pekerja di terminal, hampir semua pekerja laki laki merokok. Pekerja di saat istirahat
dengan berkumpul di warung sambil minum kopi. Sehari hari pekerja berada di terminal
sekitar 10 – 12 jam. Waktu istirahat para pekerja fleksibel, misalnya untuk supir bus yang
sedang mengemudi biasanya istirahat maksimal 15 menit setelah mengemudi selama 2 jam
berturut-turut, sedangkan untuk pekerja yang tidak mengemudi biasanya istirahat mulai
pukul 12.00 wib hingga 30 atau 1 jam kemudian.
Hasil pemeriksaan TD missal ada pekerja, didapat 10 orang pekerja mempunyai TD
diatas 140/90 mmHg, 4 orang mempunyai kadar asam urat >8 gr/dl dan 2 orang
mempunyai GDS >200 gd/dl. Setelah diberikan quisioner, didapatkan 17% pekerja memiliki
riwayat hipertensi dan 8% pekerja memiliki riwayat nyeri otot. Pekerja mengatakan sering
makan tidak teratur dan sangat suka mengkonsumsi semur jengkol yang dijual di salah
warung yang ada di terminal. Keluhan yang dirasakan pekerja adalah kelelahan, sakit
kepala dan sakit persendian terutama sendi lutut dan tumit. Beberapa pekerja kuli terlihat
mengangkat beban >50 kg. Tampak bahu pekerja kuli tidak simetris. Pimpinan
mengatakan belum pernah ada kegiatan penyuluhan terhadap pekerja yang ada di terminal.
Bila ada pekerja yang sakit, mereka langsung berobat sendiri ke pelayanan kesehatan di
tempat tinggal pekerja.

Tidak ada jaminan kesehatan dan tidak ada kompensasi apapun pada pekerja bila ada
cedera atau luka akibat kecelakaan atau bahaya kriminal di terminal, seperti dipukul
penumpang, dll. Pekerja mengatakan mereka menginginkan informasi kesehatan terkait
masalah kesehatan yang mereka alami. Selama ini pekerja mengatakan selalu menerima
saja apapun kebijakan yang ada di terminal karena mereka sudah merasa bersyukur bisa
bekerja untuk mencari nafkah untuk keluarga. Izin kerja di terminal misalnya supir bus,
supir angkutan umum, taxi, dan pengemudi lainnya, syaratnya adalah mempunyai SIM,
KTP, dan umurnya mencukupi. Khusus untuk supir bus, diizinkan bekerja apabila lulus uji
kelayakan dalam mengemudi bus.
Status sosial ekonomi pekerja sebagian tergolong standar UMR, dan mereka
mengatakan kadang penghasilan mereka tidak cukup untuk keperluan keluarga bila ada
yang mendesak seperti istri yang mau melahirkan atau anak sekolah mau bayar SPP.
Secara umum pekerja tinggal di rumah sendiri meski dianggap pekerja kurang layak, 15%
masih ngontrak sekitar lingkungan terminal.
Hubungan antar pekerja di terminal terjalin baik. Para pekerja di terminal
menggunakan komunikasi secara langsung tanpa media apapun, dengan bahasa Indonesia
sehari-hari, terkadang ada yang menggunakan bahasa daerah, seperti bahasa lampung,
jawa, dsb.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA
DI TERMINAL KURING
TANGGAL 20 AGUSTUS 2020

A. Pengkajian
a. Tempat Kerja
1. Sejarah berdirinya terminal
Terminal “Kuring” terletak di Bandar Lampung, sudah ada sejak 30 tahun yang
lalu.

2. Kebijakan : lama kerja, izin kerja, keamanan


 Lama kerja
Sehari hari pekerja berada di terminal sekitar 10 – 12 jam. Waktu istirahat
para pekerja fleksibel, misalnya untuk supir bus yang sedang mengemudi
biasanya istirahat maksimal 15 menit setelah mengemudi selama 2 jam
berturut-turut, sedangkan untuk pekerja yang tidak mengemudi biasanya
istirahat mulai pukul 12.00 wib hingga 30 atau 1 jam kemudian.
 Izin kerja
Izin kerja di terminal misalnya supir bus, supir taxi, ojek dan pengemudi
lainnya, syaratnya adalah mempunyai SIM, KTP, dan umurnya mencukupi.
Khusus untuk supir bus, diizinkan bekerja apabila lulus uji kelayakan dalam
mengemudi bus.
 Keamanan
Tidak ada jaminan keamanan, tidak ada jaminan kesehatan, dan tidak ada
kompensasi apapun pada pekerja bila ada cedera atau luka akibat kecelakaan
atau bahaya kriminal di terminal, seperti dipukul penumpang, dll.

3. Pelayanan pendukung : jamsostek, pendidikan, rekreasi


 Jamsostek
Tidak ada jaminan sosial khusus bagi pekerja di terminal. Bila ada pekerja
yang sakit, mereka langsung berobat sendiri ke pelayanan kesehatan di
tempat tinggal pekerja. Status sosial ekonomi pekerja sebagian tergolong
standar UMR dan mereka mengatakan kadang penghasilan mereka tidak
cukup untuk keperluan keluarga bila ada yang mendesak seperti istri yang
mau melahirkan atau anak sekolah mau bayar SPP.
 Pendidikan
Tidak ada sarana pendidikan untuk pekerja di lingkungan terminal
 Rekreasi
Tidak ada program rekreasi untuk pekerja di terminal

4. Hubungan antar pekerja


Hubungan antar pekerja di terminal terjalin baik. Para pekerja di terminal
menggunakan komunikasi secara langsung tanpa media apapun, dengan bahasa
Indonesia sehari-hari, terkadang ada yang menggunakan bahasa daerah, seperti
bahasa lampung, jawa, dsb.

b. Kondisi Tempat Kerja


5. Kondisi lingkungan sekitar tempat kerja
Kondisi terminal tampak ramai oleh banyaknya kendaraan bus, taxi maupun
ojek. Terdapat beberapa warung makan dan jajanan di sekitarnya. Kondisi
lingkungan terminal pun terlihat kotor, panas dan banyak debu. Lingkungan
terminal sangat bising dengan suara kendaraan.

6. Kondisi bangunan (desain, konstruksi, dll)


Kondisi bangunan di beberapa titik tertentu tidak terawat. Sebagian struktur
bangunan rusak, mulai dari atap bocor, lantai retak, hingga dinding penuh
coretan.

7. Fasilitas yang ada : transportasi, komunikasi, olahraga, kantin, dll


 Transportasi
Para pekerja yang tempat tinggalnya jauh dari terminal mayoritas
mengendarai motor pribadi atau angkutan umum sedangkan para pekerja
yang tempat tinggalnya dekat dengan terminal terbagi-bagi menjadi: ada
yang mengendarai motor, angkutan umum, dan jalan kaki.
 Komunikasi
Para pekerja menggunakan alat komunikasi pribadi, tidak disediakan alat
komunikasi/telepon umum untuk para pekerja di terminal.
 Olahraga
Tidak ada program kesehatan apapun.
 Kantin
Terdapat beberapa warung makan dan jajanan di sekitar terminal.

8. Area di luar tempat kerja : loker, tempat istirahat, dll.


Tidak tersedia tempat istirahat khusus untuk pekerja. Pekerja di saat jam
istirahat berkumpul di warung.

c. Populasi Pekerja
9. Karakteristik umum (jumlah pekerja, usia yang beresiko, umur, ras/suku,
agama)
Di sekitar terminal terdapat cukup banyak pekerja antara lain: 20 pedagang
asongan, 10 pemilik warung makan dan jajanan, 15 supir bus, 8 ojek, dan 5 taxi
bandara. Para pekerja di terminal tersebut memiliki kisaran umur 20 tahun  60
tahun. Suku para pekerja di terminal tersebut beragam, ada suku lampung, jawa,
sunda, batak, dsb. Agama yang dianut paa pekerja di terminal mayoritas agama
islam, beberapa ada juga yang kriten. Status sosial ekonomi pekerja sebagian
tergolong standar UMR.

10. Tipe penempatan pekerja : kondisi fisik, latar belakang pendidikan, kebutuhan
Para pekerja ditempatkan sesuai dengan latar belakang pendidikan, untuk supir
bus mayoritas tamat SMP sedangkan pegawai yang bekerja di dalam ruangan
seperti, yang mengelola administrasi dan keuangan tamat D3 atau S1.

d. Proses Pekerjaan
11. Peralatan kerja yang digunakan sehari-hari
Tidak terdapat peralatan khusus yang digunakan pekerja di terminal, kecuali
ojek yang menggunakan helm.

12. Proses kegiatan selama bekerja


Hasil wawancara dengan pimpinan DLLAJR, mengatakan bahwa setiap harinya
tidak kurang dari 80 – 100 orang penumpang yang berlalu lalang di terminal,
dan terjadi peningkatan sampai 200% bila hari libur dan lebaran. Pedagang
asongan, supir taxi, ojek biasanya mulai beraktivitas pada pukul 04.30 wib dan
semakin ramai menjelang pukul 05.00 wib karena biasanya penumpang akan
turun dari bus kisaran waktu tersebut sedangkan supir bus akan mengisi absensi
seblum dan sesudah beroperasi. Selain itu, beberapa pekerja kuli terlihat
mengangkat beban >50 kg.

13. Jenis risiko bahaya


Risiko yang ditanggung oleh para pekerja di terminal cukup tinggi karena
berhubungan dengan banyak penumpang yang memiliki sifat yang berbeda-
beda, sehingga tingkat kriminalitasnya pun tinggi, lalu lingkungannya memiliki
risiko yang tinggi pula, seperti terpapar polusi udara, radiasi matahari,
kebisingan. Risiko penyakit yang diderita pekerja jauh lebih tinggi, seperti
hipertensi, diabetes, osteoporosis, kanker kulit, dsb..

e. Program Kesehatan
14. Kebijakan Kesehatan di Tempat Kerja
Tidak ada kebijakan khusus untuk para pekerja

15. Jaminan kesehatan dan rujukan


Tidak ada jaminan kesehatan dan rujukan khusus bagi pekerja ketika sakit

16. Program pendidikan kesehatan, Konseling, dll


Pemimpin mengatakan belum pernah ada kegiatan konseling terhadap pekerja
yang ada di terminal.

17. Pencatatan dan pelaporan kesehatan


Tidak ada pencatatan dan pelaporan kesehatan bagi pekerja di terminal. Hasil
dari observasi pada pekerja terminal yang dilakukan oleh mahasiswa
keperawatan yaitu hampir semua pekerja merokok dan makan tidak teratur.
Hasil pemeriksaan TD ada 10 orang pekerja mempunyai TD diatas 140/90
mmHg, 4 orang mempunyai kadar asam urat >8 gr/dl dan 2 orang mempunyai
GDS >200 gd/dl. Keluhan yang sering dirasakan para pekerja adalah kelelahan,
sakit kepala, sakit persendian terutama sendi lutut dan tumit. Pekerja
mengatakan sering makan tidak teratur dan sangat suka mengkonsumsi semur
jengkol yang dijual di salah warung yang ada di terminal. Keluhan yang
dirasakan pekerja adalah kelelahan, sakit kepala dan sakit persendian terutama
sendi lutut dan tumit.

18. Program pelayanan sosial di bidang kesehatan pada masyarakat di sekitar


tempat kerja
Tidak ada program pelayanan sosial di bidang kesehatan pada masyarakat di
sekitar tempat kerja. Pekerja mengatakan mereka menginginkan informasi
kesehatan terkait masalah kesehatan yang mereka alami.

f. Stressor
19. Kaji stressor internal (bersumber dari individu pekerja sendiri)
Mereka mengatakan kadang penghasilan mereka tidak cukup untuk keperluan
keluarga bila ada yang mendesak seperti istri yang mau melahirkan atau anak
sekolah mau bayar SPP. Secara umum pekerja tinggal di rumah sendiri meski
dianggap pekerja kurang layak, 15% masih ngontrak sekitar lingkungan
terminal.

20. Kaji stressor eksternal


Selama ini pekerja mengatakan selalu menerima saja apapun kebijakan yang
ada di terminal karena mereka sudah merasa bersyukur bisa bekerja untuk
mencari nafkah untuk keluarga. Namun, menginginkan informasi kesehatan
terkait masalah kesehatan yang mereka alami.
B. Analisis Data
No Data Masalah Keperawatan
1 Data Angket (DA) Kurangnya
 17% pekerja memiliki riwayat hipertensi.
Pengetahuan pekerja
 Pekerja belum pernah mendapatkan informasi
tentang penatalaksanaan
kesehatan
hipertensi

Data Primer
Hasil pemeriksaan, didapat 10 orang pekerja
mempunyai TD diatas 140/90 mmHg

Data Wawancara (DW)


 Pekerja mengeluh sakit kepala
 Pimpinan mengatakan belum pernah ada
kegiatan penyuluhan terhadap pekerja yang
ada di terminal. Bila ada pekerja yang sakit,
mereka langsung berobat sendiri ke pelayanan
kesehatan di tempat tinggal pekerja.
 Pekerja mengatakan mereka menginginkan
informasi kesehatan terkait masalah kesehatan
yang mereka alami

Data Observasi (DO)


 Hampir semua pekerja laki laki merokok.
 Pekerja di saat istirahat dengan berkumpul di
warung sambil minum kopi.
2 Data Angket Kurangnya
8% pekerja memiliki riwayat nyeri otot.
Pengetahuan pekerja
tentang penatalaksanaan
Data Primer
myalgia
Hasil pemeriksaan, 4 orang mempunyai kadar
asam urat >8 gr/dl
Data Wawancara (DW)
 Pekerja mengatakan sering makan tidak
teratur dan sangat suka mengkonsumsi semur
jengkol yang dijual warung yang da di
terminal.
 Pekerja mengeluh sakit persendian terutama
sendi lutut dan tumit
 Pimpinan mengatakan belum pernah ada
kegiatan penyuluhan terhadap pekerja yang
ada di terminal. Bila ada pekerja yang sakit,
mereka langsung berobat sendiri ke pelayanan
kesehatan di tempat tinggal pekerja.
 Pekerja mengatakan mereka menginginkan
informasi kesehatan terkait masalah kesehatan
yang mereka alami
 Pekerja mengatakan tidak ada jaminan
kesehatan dan tidak ada kompensasi apapun
pada pekerja bila ada cedera atau luka akibat
kecelakaan atau bahaya kriminal di terminal,
seperti dipukul penumpang, dll.
Data Observasi (DO)
 Beberapa pekerja kuli terlihat mengangkat
beban >50 kg
 Tampak bahu pekerja kuli tidak simetris

C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit pengetahuan pekerja tentang penatalaksanaan hipertensi berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi dan/atau tidak adanya kebijakan dari
pimpinan mengenai penyuluhan kesehatan.
2. Defisit pengetahuan pekerja tentang penatalaksanaan myalgia berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi dan/atau tidak adanya kebijakan dari
pimpinan mengenai penyuluhan kesehatan
PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN PEKERJA

No Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J K L Total Prioritas

1 Kurangnya pengetahuan pekerja 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 36 I


tentang penatalaksanaan hipertensi

2 Kurangnya pengetahuan pekerja 3 1 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 33 II


tentang penatalaksanaan myalgia

Keterangan pembobotan :
1. Sangat rendah A= Besarnya masalah G = Sesuai dgn peran perawat
2. Rendah B= Risiko masyarakat yang akan terkena H = Keluangan waktu
3. Cukup C= Potensial untuk pendidikan kesehatan I = Sumber Dana
4. Tinggi D= Minat masyarakat untuk mengatasi J = Fasilitas kesehatan yang ada
5. Sangat tinggi E= Kemungkinan untuk diatasi K = Sumber Daya
F= Sesuai dengan program pemerintah L = Ketersediaan tempat

3. Perencanaan
Dx Strategi Rencana Evaluasi
TUM TUK Sumber Tempat
Kep Intervensi Kegiatan Kriteria Standar
1 Setelah setelah
diberikan diberikan askep
askep kelompok
kelompok selama 45 menit  Penyuluhan
pekerja diharapkan: kesehatan
diharapkan  Pengetahuan Penkes tentang Pengetahuan Minimal 50% Pekerja Ruang K
tidak terjadi pekerja hipertensi kelompok kelompok dan
peningkatan tentang pekerja pekerja dapat mahasiswa
kasus hipertensi meningkat menjawab soal
hipertensi pada meningkat tentang
pekerja  Pengetahuan hipertensi
pekerja dengan benar
tentang
penatalaksaan
hipertensi
meningkat
2 Setelah setelah
diberikan diberikan askep
askep kelompok
 Penyuluhan
kelompok selama 45 menit
kesehatan
pekerja diharapkan:
tentang mylgia
diharapkan  Pengetahuan Penkes Pengetahuan Minimal 50% Pekerja Ruang K
tidak terjadi pekerja kelompok kelompok dan
peningkatan tentang mylgia pekerja pekerja dapat mahasiswa
kasus mylgia meningkat meningkat menjawab soal
pada pekerja  Pengetahuan tentang mylgia
pekerja dengan benar
tentang
penatalaksaa
mylgia
meningkat

4. Implementasi dan Evaluasi


No Masalah Kegiatan Evaluasi Analisa
Keperawatan
1 Risiko Hari Minggu, 20-08-2020, Evaluasi Struktur Faktor Pendukung :
meningkatnya pukul 10.00 – 12.00 wib  Alat/bahan yang digunakan memadai Media, materi, SAP penkes
kasus hipertensi  Melaksanakan kegiatan  Suasana ruangan kondusif sudah dipersiapkan dengan
pada pekerja di penyuluhan tentang  Undangan yang datang 60% baik oleh mahasiswa
terminal hipertensi di ruang K  Media, materi, SAP siap dan dapat digunakan Faktor penghambat:

Evaluasi Proses  Sulitnya menentukan waktu

 Partisipasi pekerja selama kegiatan baik yang tepat antara pekerja


dengan mahasiswa karena
 Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan
jadwal kerja pekerja yang
sesuai peran, fungsi dan tugasnya masing-
padat.
masing.
Evaluasi Hasil  Sebagian pekerja nampak
lelah dan mengantuk serta
 60% pekerja dapat menjawab soal tentang
kurang memperhatikan apa
hipertensi dengan benar
yang telah diperhatikan
mahasiswa

2 Risiko Hari Minggu, 20-08-2020, Evaluasi Struktur Faktor Pendukung :


meningkatnya pukul 13.00 – 15.00 wib Media, materi, SAP penkes
kasus myalgia Melaksanakan kegiatan  Alat/bahan yang digunakan memadai sudah dipersiapkan dengan
pada pekerja di penyuluhan myalgia  Suasana ruangan kondusif baik oleh mahasiswa
terminal tentang di ruang K  Undangan yang datang 70% Faktor penghambat:

 Media, materi, SAP siap dan dapat digunakan  Sulitnya menentukan waktu

Evaluasi Proses yang tepat antara pekerja

 Partisipasi pekerja selama kegiatan baik dengan mahasiswa karena


jadwal kerja pekerja yang
 Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan
padat.
sesuai peran, fungsi dan tugasnya masing-
masing.  Sebagian pekerja nampak

Evaluasi Hasil lelah dan mengantuk serta

60% pekerja dapat menjawab soal tentang kurang memperhatikan apa

myalgia dengan benar yang telah diperhatikan


mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai