Anda di halaman 1dari 8

1.

Latar Belakang Masalah

Konsep dx'(a,, merupakan Konsep yang sangat penting di dalam Teologi Kristen
dan Sebagai Apologet Seorang Kristen. Ehad Secara Umum Artinya adalah Satu, Esa, dan

Tunggal. Konsep Ehad dalam Ke Kristenan secara tidak langsung bersinggungan dengan

beberapa Agama Lain Seperti Agama Yahudi dan Islam yang juga mengakui Konsep

dx'(a, sebagai Konsep Ke Tuhannan. Dalam Istilah Lain dx'(a, adalah sebuah Konsep
yang merujuk kepada Monoteisme Secara etimologi monoteisme berasal dari bahasa Yunani

monos (satu, tunggal) dan theos (Tuhan), jika digabungkan berarti Tuhan yang tunggal (Yang

Esa)1. Artinya apabila ia ditarik kepada pemahaman beragama, monoteisme adalah suatu

paham yang mengajarkan bahwa Tuhan itu satu, sempurna, tak berubah, Pencipta seluruh

alam semesta, mewajibkan kebaktian terhadap satu entitas tertinggi.

Bangsa Israel sejak sedari dulu sudah sangat menekankan Ke Esaan Tuhan 2 Terlebih

setelah mereka menyadari pertolongan Tuhan dalam kitab keluaran 12:50-51, yang bagi

mereka sejak awal Tuhan telah memimpin, melindungi umat-Nya untuk menghadapi

persitiwa besar dan telah membentuk mereka sebagai suatu bangsa. Dalam pemhaman Israel

Kuno, terdapat penamaan Tuhan yang Transenden (En Soph) bagi Tuhan yang Mutlak 3.

Sejak zaman yang sangat kuno, bahkan mungkin sejak saat paling awal dari pencatatan ayat-

ayat kitab suci, kaum Yahudi adalah penganut monoteisme, yang percaya secara mutlak

kepada keesaan Tuhan. Tidak heran apabila seorang Charles R. Monroe dalam bukunya

world religions menyebutkan Yahudi sebagai induk dari agama-agama yang menekankan

1
J. Sudarminta, et.al, Dunia Manusia dan Tuhan, (Yogyakarta: Kanisius, Cet. V, 2008), hal 70.
2
5 Huston Smith, Agama-Agama Manusia, terj. Saafroedin Bahar, The Religions of Mans, (Jakarta: Yayasan
Obor In

donesia, Cet. VII, 2004), hal 302


3
30 John Hick, Problems of Religious Pluralism, (London: Macmillan, 1985), 39-40. Dikutip dari Anis Malik
Thoha, Tren Pluralisme Agama hal 86
Konsep Ke-Esaaan Tuhan setelahnya4. Terdapat beberapa pernyataan dalam Alkitab yang

menunjukan Israel yang menekankan Konsep Esa dalam Ke Tuhanan Pertama, pernyataan “I,

even I, am the Lord and beside me there is no savior” (Isaiah, 43: 1). Kedua, “I am lord, and

there is none else. There is no God besides me” (Isaiah, 45:5). Ketiga, dalam Mazmur,

berbunyi “Kamu adalah Allah, dan anak-anak yang Maha Tinggi, kamu sekalian” (Maz

82:6). Selanjutnya, “I am God, and there is none else, I am God, and there is none like me”

(Isaiah 46:9). Dan kata-kata Terakhir “Hear, O Israel: The Lord our God Is one Lord” (Bible

Deut 6:4) Khususnya dalam Ulangan 6:4 Allah benar-benar menekankan Konsep Ke-Esaan

Allah ini kepada setiap orang Israel dengan mengatakan [m;Þv. (Syema) yang artinya

dengar dan lakukan, ini menyatakan bahwa Allah itu memang benar-benar satu dan Esa

Ke-Kristenan Juga menerima Konsep Ke Esa-an Allah (Monoteisme) dari beberapa

Nats Alkitab yang tercatat Karena Yesus sendiri Secara Eksplisit menjelaskan Bahwa

Pemahaman Allah yang beanr itu adalah Sebagai Allah yang Esa dx'(a, “Inilah hidup yang
kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal

Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17: 3). Penjelasan mengenai pernyataan

eksplisit dari sikap monoteisme pada ayat tersebut bersandar pada kata-kata “satu-satunya

Allah yang benar.” Karena jika merujuk artian monoteisme, mono artinya satusatunya,

sendiri, dan theos memiliki arti sebgai Tuhan. Maka katakata dalam Yohanes tersebut

menunjukan kemonoteisan Kristen (Ke-Esaan Allah).

Kembali ke dalam Perjanjian Lama Jika kita melihat bahwa Allah Israel itu adalah Allah

yang cemburu ini bisa di lihat di dalam Beberapa nats di dalam Alkitab, seperti Ulangan 6:15

sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan

4
Judaism can be called the mother of monotheism because no other earlier religion so boldly proclaimed that
one God only” lihat Charles R. Monroe, World Religions an Introduction, (New York: Prometheus Books, 1995),
hal 135.
bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka

bumi.

Artinya Karena Allah itu Tunggal maka Allah tidak mau Dirinya di duakan. Dengan

hal apapun, bentuk apapun dan media apapun. Karena memang sudah begitu prinsip dan

kedaulatan Allah dari semula dan sampai selamanya ada beberapa nats di Alkitab yang

menggambarkan bagaimana Allah sungguh tidak berkenan ketika Keberadaan Dia di Duakan

atau di gabungkan dengan alirang-aliran lain yang menggabungkan hal-hal dunawi kepada

kepercayaannya kepada Tuhan (Sinkretisme)

Tetapi faktanya orang-orang Israel seringkali meng-Sinkritisme kan Allah Israel

sepert ketika mereka memasuki taah kanaan dan bertemu dengan orang-orang asli suku

kanaan Di dalam pertemuan mereka dengan suku-suku penyembah Baal tersebut banyak dari

antara orang Israel yang terpengaruh dan ikut menyembah dewa mereka Baal, disamping

penyembahan mereka kepada YHWH dan banyak lagi. Orang Israel secara nyata dan real

men Sinkritisme kan Allah

Namun jika kita melihat sekarang orang-orang Kristen dewasa ini juga terlibat di

dalam bentuk dan jenis Sinkritisme modern orang-orang Kristen dewasa ini semakin tidak

memahmi kodrat dan keberadaan Allah sebagai Allah yang Tunggal dan Esa, orang-orang

pada masa kini merasa bahwa keberadaan Allah adalah keberadaan sebatas Tuhan saja yang

secara Ritualis di sembah dan di puja, Selebihnya Manusia bisa memilih memfokuskan

kehidupan dirinya dengan hal-hal dan media-media yang ada.

Namun ini bukanlah Sebuah Prinsip Ber-Tuhan, karena Allah sejak dari zaman Israel

kuno sampai saat ini merupakan Allah yang bukan hanya di sembah dan di puja namun

adalah Allah yang menguasai kehidupan manusia dan harus menjadi fokus manusi tidak

boleh yang lain.


Ini menjadi sebuah masalah yang serius karena jika di terus dan biarkan orang-orang

Kristen dewasa ini semakin terbawa arus dalam bentuk dan jenis Sinkritisme modern karena

disisi Allah sangat membenci sinkritisme itu karena dia adalah Allah yang Tunggal dan Esa

Fakta dan Isu Sinkritisme modern tentang Pengertian, jenis dan bentuk dan segala

jenis prakteknya dan dihadapkan dengan kaitan kepada Allah yang esa dan Tunggal ini

menjadi sebuah hal yang penting dan menarik dan mendorong penulis untuk membuat sebuah

karya Ilmiah yang berjudul

“Hubungan Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 dan Relevansinya terhadap Sinkritisme

Modern”
2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas muncul berbagai Macam Premis mengenai Konsep

dan Paham Ehad yang benar dan bagaimana Konsep Ehad ini di perhadapkan dengan

Masalah Sinkritisme yang ada pada masa Alkitab (Perjanjian Lama dan Baru) dan

bagaimana Di perhadapkan dengan Sinkritisme dewasa ini.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dianalisa

dalam penulisan ini adalah : “Hubungan Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 dan

Relevansinya terhadap Sinkritisme Modern”

3. Batasan Masalah

“Hubungan Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 dan Relevansinya terhadap Sinkritisme

Modern” Konsep Ehad merupakan sebuah Pokok Teologi yang sangat Luas, namun

penulis akan lebih memfokuskan kepada Pengertian dan pandangan Alkitab yang

sesungguhnya tentang Ehad dan bagaiamana Konsep Ehad ini dilihat dari jendela

Sinkritisme yang ada dari zaman Alkitab dan zaman dewasa ini

4. Hipotesa

HO : Sesuai dengan latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya. Sehingga

dapat diangkat dugaan sementara, mengenai hubungan Ehad dan Sinkritisme memang

ada namun bentuknya adalah bentuk yang ceremonial (penyembahan berhala secara

nyata) dan sulit untuk menemukan bentuk Sinkritisme yang ada pada dewasa ini

HA : Namun jika kita menggali lebih dalam lagi mengai Skripsi “Hubungan Konsep

Ehad dalam Ulangan 6:4 dan Relevansinya terhadap Sinkritisme Modern” maka kita

akan menemukan bahwa Bentuk Sinkritisme itu bukanlah sebatas menyembah berhala

secara terang-terangan (ceremonial) seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel namun
Perilaku orang-orang dewasa kini menunjukkan sebuah bentuk Sinkritisme yang baru

dan modern

5. Metode Penelitian

a. Variabel

Dalam Skripsi “Hubungan Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 dan Relevansinya

terhadap Sinkritisme Modern” Terdapat dua Variabel yang akan mendekati sebuah

Tujuan Yaitu Peginjilan

1. Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 dx'(a Skripsi ini akan menggali secara

mendalam konsep dx'(a dengan cara melihat kedalam bahasa Aslinya,

melihat kedalam beberapa terjemahan teks Alkitab, dan juga Konsep dx'(a
akan di lihat dari beberapa teks di Alkitab Baik Perjanjian Lama dan

Perjanjian Baru agar semakin mendapatkan Arti yang mendalam tentang

konsep dx'(a

2. Pengertian Sinkritisme, Skripsi ini akan memaparkan sebuah pengertian yang

dalam dan luas mengenai pengertian Sinktitisme, bentuk Sinkritisme pada

zaman orang-orang Israel pemaparan secara jelas dan mendalam akan

membantu kita mengerti bagaimana dan apa jenis dan bentuk Sinkritisme yang

terjadi sekarang ini

b. Destriktif Kolerasional

Penelitian ini akan melihat bagaimana konsep dx'(a Diperhadapkan dengan

bentukk dan jenis Sinkritisme yang ada karena akan sedikit sulit jika melihat

Sinkritisme yang dulu secara gamblang dan nyata (penyembahan berhala) dengan
Sinkritisme modern ini yang tidak secara gamblang dan nyata untuk mendalami

dan mengggali hal ini yang dilakukan adalah mencari sumber data. Sumber data

yang digunakan adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh

seorang penulis, yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau

berpartisipasi dalam kenyataan yang telah dituliskan. Dan kemudian. Analisis

yang digunakan adalah kritik teks. Kritik teks adalah menggali makna kata yang

sebenarnya dalam bahasa aslinya untuk menjelaskan kata, kalimat, paragraf,

perikop, dan keseluruhan seluruh kitab untuk menemukan pemikiran yang

sebenarnya dari teks tersebut. Sehingga kita akan menemukan bentuk Sinktitisme

modern ini dan di hubungkan dengan konsep Ketunggalan dan Ke Esaan Allah

(Ehad)

A. SISTEMATIKA PENULISAN

Secara menyeluruh dari awal sampai akhir penulisan, skripsi ini ditulis dengan

sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan memaparkan tentang: latar belakang masalah; rumusan masalah;

batasan masalah; tujuan dan manfaat penulisan; hipotesa penulisan; metodologi penulisan,

pendekatan dan jenis penulisan, sumber data, teknik pengumpulan data, analisa teks;

sistematika penulisan.

Bab II Makna Konsep dx'(a , mendeskripsikan tentang: pengertian dx'(a secara


umum dan melihat dari beberapa kitab dalam Perjanjian Lama (Kitab nabi) dan Pandangan

Prerjanjian Baru

Bab III Makna dx'(a dalam Ulangan 6 :4 , memaparkan tentang, yang pertama,
latar belakang Kitab Ulangan 6:4. Uraiannya; penulis dan waktu penulisan kitab Ulangan,
situasi kehidupan, ajaran pokok. Bagian kedua adalah, kekerasan hati dalam Ulangan 6:4

Uraiannya; analisa teks : Kritik teks dan terjemahan, tafsiran Ulangan 6:4, makna teologi

Ulangan 6:4. Yang ketiga adalah, Bagaiamana kita melihat konsep dx'(a Dengan makna
yang sesunggugnya

Bab IV Bentuk relevansi “Hubungan Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 di tinjau dari

Relevansi Sinkritisme Modern” Skripsi ini akan menjelaskan secara jelas apa dan bagaiman

Sinkritisme itu berikut jenis dan bentuk yang ada dan dihubugkan dengan Sinkritisme modern

yang ada dan di perhadapkan dengan Konsep Ehad yang sesungguhnya Tujuan mengerti

Konsep dx'(a ini sebagai sarana orang Kristen memahami dengan jelas bahwa terdapat
banyak Sinkiritisme yang ada di masa kini

”Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran. Bagian akhir, daftar pustaka; riwayat

hidup.

Anda mungkin juga menyukai