Konsep dx'(a,, merupakan Konsep yang sangat penting di dalam Teologi Kristen
dan Sebagai Apologet Seorang Kristen. Ehad Secara Umum Artinya adalah Satu, Esa, dan
Tunggal. Konsep Ehad dalam Ke Kristenan secara tidak langsung bersinggungan dengan
beberapa Agama Lain Seperti Agama Yahudi dan Islam yang juga mengakui Konsep
dx'(a, sebagai Konsep Ke Tuhannan. Dalam Istilah Lain dx'(a, adalah sebuah Konsep
yang merujuk kepada Monoteisme Secara etimologi monoteisme berasal dari bahasa Yunani
monos (satu, tunggal) dan theos (Tuhan), jika digabungkan berarti Tuhan yang tunggal (Yang
Esa)1. Artinya apabila ia ditarik kepada pemahaman beragama, monoteisme adalah suatu
paham yang mengajarkan bahwa Tuhan itu satu, sempurna, tak berubah, Pencipta seluruh
Bangsa Israel sejak sedari dulu sudah sangat menekankan Ke Esaan Tuhan 2 Terlebih
setelah mereka menyadari pertolongan Tuhan dalam kitab keluaran 12:50-51, yang bagi
mereka sejak awal Tuhan telah memimpin, melindungi umat-Nya untuk menghadapi
persitiwa besar dan telah membentuk mereka sebagai suatu bangsa. Dalam pemhaman Israel
Kuno, terdapat penamaan Tuhan yang Transenden (En Soph) bagi Tuhan yang Mutlak 3.
Sejak zaman yang sangat kuno, bahkan mungkin sejak saat paling awal dari pencatatan ayat-
ayat kitab suci, kaum Yahudi adalah penganut monoteisme, yang percaya secara mutlak
kepada keesaan Tuhan. Tidak heran apabila seorang Charles R. Monroe dalam bukunya
world religions menyebutkan Yahudi sebagai induk dari agama-agama yang menekankan
1
J. Sudarminta, et.al, Dunia Manusia dan Tuhan, (Yogyakarta: Kanisius, Cet. V, 2008), hal 70.
2
5 Huston Smith, Agama-Agama Manusia, terj. Saafroedin Bahar, The Religions of Mans, (Jakarta: Yayasan
Obor In
menunjukan Israel yang menekankan Konsep Esa dalam Ke Tuhanan Pertama, pernyataan “I,
even I, am the Lord and beside me there is no savior” (Isaiah, 43: 1). Kedua, “I am lord, and
there is none else. There is no God besides me” (Isaiah, 45:5). Ketiga, dalam Mazmur,
berbunyi “Kamu adalah Allah, dan anak-anak yang Maha Tinggi, kamu sekalian” (Maz
82:6). Selanjutnya, “I am God, and there is none else, I am God, and there is none like me”
(Isaiah 46:9). Dan kata-kata Terakhir “Hear, O Israel: The Lord our God Is one Lord” (Bible
Deut 6:4) Khususnya dalam Ulangan 6:4 Allah benar-benar menekankan Konsep Ke-Esaan
Allah ini kepada setiap orang Israel dengan mengatakan [m;Þv. (Syema) yang artinya
dengar dan lakukan, ini menyatakan bahwa Allah itu memang benar-benar satu dan Esa
Nats Alkitab yang tercatat Karena Yesus sendiri Secara Eksplisit menjelaskan Bahwa
Pemahaman Allah yang beanr itu adalah Sebagai Allah yang Esa dx'(a, “Inilah hidup yang
kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal
Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17: 3). Penjelasan mengenai pernyataan
eksplisit dari sikap monoteisme pada ayat tersebut bersandar pada kata-kata “satu-satunya
Allah yang benar.” Karena jika merujuk artian monoteisme, mono artinya satusatunya,
sendiri, dan theos memiliki arti sebgai Tuhan. Maka katakata dalam Yohanes tersebut
Kembali ke dalam Perjanjian Lama Jika kita melihat bahwa Allah Israel itu adalah Allah
yang cemburu ini bisa di lihat di dalam Beberapa nats di dalam Alkitab, seperti Ulangan 6:15
sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan
4
Judaism can be called the mother of monotheism because no other earlier religion so boldly proclaimed that
one God only” lihat Charles R. Monroe, World Religions an Introduction, (New York: Prometheus Books, 1995),
hal 135.
bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka
bumi.
Artinya Karena Allah itu Tunggal maka Allah tidak mau Dirinya di duakan. Dengan
hal apapun, bentuk apapun dan media apapun. Karena memang sudah begitu prinsip dan
kedaulatan Allah dari semula dan sampai selamanya ada beberapa nats di Alkitab yang
menggambarkan bagaimana Allah sungguh tidak berkenan ketika Keberadaan Dia di Duakan
atau di gabungkan dengan alirang-aliran lain yang menggabungkan hal-hal dunawi kepada
sepert ketika mereka memasuki taah kanaan dan bertemu dengan orang-orang asli suku
kanaan Di dalam pertemuan mereka dengan suku-suku penyembah Baal tersebut banyak dari
antara orang Israel yang terpengaruh dan ikut menyembah dewa mereka Baal, disamping
penyembahan mereka kepada YHWH dan banyak lagi. Orang Israel secara nyata dan real
Namun jika kita melihat sekarang orang-orang Kristen dewasa ini juga terlibat di
dalam bentuk dan jenis Sinkritisme modern orang-orang Kristen dewasa ini semakin tidak
memahmi kodrat dan keberadaan Allah sebagai Allah yang Tunggal dan Esa, orang-orang
pada masa kini merasa bahwa keberadaan Allah adalah keberadaan sebatas Tuhan saja yang
secara Ritualis di sembah dan di puja, Selebihnya Manusia bisa memilih memfokuskan
Namun ini bukanlah Sebuah Prinsip Ber-Tuhan, karena Allah sejak dari zaman Israel
kuno sampai saat ini merupakan Allah yang bukan hanya di sembah dan di puja namun
adalah Allah yang menguasai kehidupan manusia dan harus menjadi fokus manusi tidak
Kristen dewasa ini semakin terbawa arus dalam bentuk dan jenis Sinkritisme modern karena
disisi Allah sangat membenci sinkritisme itu karena dia adalah Allah yang Tunggal dan Esa
Fakta dan Isu Sinkritisme modern tentang Pengertian, jenis dan bentuk dan segala
jenis prakteknya dan dihadapkan dengan kaitan kepada Allah yang esa dan Tunggal ini
menjadi sebuah hal yang penting dan menarik dan mendorong penulis untuk membuat sebuah
“Hubungan Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 dan Relevansinya terhadap Sinkritisme
Modern”
2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas muncul berbagai Macam Premis mengenai Konsep
dan Paham Ehad yang benar dan bagaimana Konsep Ehad ini di perhadapkan dengan
Masalah Sinkritisme yang ada pada masa Alkitab (Perjanjian Lama dan Baru) dan
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dianalisa
dalam penulisan ini adalah : “Hubungan Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 dan
3. Batasan Masalah
“Hubungan Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 dan Relevansinya terhadap Sinkritisme
Modern” Konsep Ehad merupakan sebuah Pokok Teologi yang sangat Luas, namun
penulis akan lebih memfokuskan kepada Pengertian dan pandangan Alkitab yang
sesungguhnya tentang Ehad dan bagaiamana Konsep Ehad ini dilihat dari jendela
Sinkritisme yang ada dari zaman Alkitab dan zaman dewasa ini
4. Hipotesa
dapat diangkat dugaan sementara, mengenai hubungan Ehad dan Sinkritisme memang
ada namun bentuknya adalah bentuk yang ceremonial (penyembahan berhala secara
nyata) dan sulit untuk menemukan bentuk Sinkritisme yang ada pada dewasa ini
HA : Namun jika kita menggali lebih dalam lagi mengai Skripsi “Hubungan Konsep
Ehad dalam Ulangan 6:4 dan Relevansinya terhadap Sinkritisme Modern” maka kita
akan menemukan bahwa Bentuk Sinkritisme itu bukanlah sebatas menyembah berhala
secara terang-terangan (ceremonial) seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel namun
Perilaku orang-orang dewasa kini menunjukkan sebuah bentuk Sinkritisme yang baru
dan modern
5. Metode Penelitian
a. Variabel
Dalam Skripsi “Hubungan Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 dan Relevansinya
terhadap Sinkritisme Modern” Terdapat dua Variabel yang akan mendekati sebuah
1. Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 dx'(a Skripsi ini akan menggali secara
melihat kedalam beberapa terjemahan teks Alkitab, dan juga Konsep dx'(a
akan di lihat dari beberapa teks di Alkitab Baik Perjanjian Lama dan
konsep dx'(a
membantu kita mengerti bagaimana dan apa jenis dan bentuk Sinkritisme yang
b. Destriktif Kolerasional
bentukk dan jenis Sinkritisme yang ada karena akan sedikit sulit jika melihat
Sinkritisme yang dulu secara gamblang dan nyata (penyembahan berhala) dengan
Sinkritisme modern ini yang tidak secara gamblang dan nyata untuk mendalami
dan mengggali hal ini yang dilakukan adalah mencari sumber data. Sumber data
yang digunakan adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh
yang digunakan adalah kritik teks. Kritik teks adalah menggali makna kata yang
sebenarnya dari teks tersebut. Sehingga kita akan menemukan bentuk Sinktitisme
modern ini dan di hubungkan dengan konsep Ketunggalan dan Ke Esaan Allah
(Ehad)
A. SISTEMATIKA PENULISAN
Secara menyeluruh dari awal sampai akhir penulisan, skripsi ini ditulis dengan
batasan masalah; tujuan dan manfaat penulisan; hipotesa penulisan; metodologi penulisan,
pendekatan dan jenis penulisan, sumber data, teknik pengumpulan data, analisa teks;
sistematika penulisan.
Prerjanjian Baru
Bab III Makna dx'(a dalam Ulangan 6 :4 , memaparkan tentang, yang pertama,
latar belakang Kitab Ulangan 6:4. Uraiannya; penulis dan waktu penulisan kitab Ulangan,
situasi kehidupan, ajaran pokok. Bagian kedua adalah, kekerasan hati dalam Ulangan 6:4
Uraiannya; analisa teks : Kritik teks dan terjemahan, tafsiran Ulangan 6:4, makna teologi
Ulangan 6:4. Yang ketiga adalah, Bagaiamana kita melihat konsep dx'(a Dengan makna
yang sesunggugnya
Bab IV Bentuk relevansi “Hubungan Konsep Ehad dalam Ulangan 6:4 di tinjau dari
Relevansi Sinkritisme Modern” Skripsi ini akan menjelaskan secara jelas apa dan bagaiman
Sinkritisme itu berikut jenis dan bentuk yang ada dan dihubugkan dengan Sinkritisme modern
yang ada dan di perhadapkan dengan Konsep Ehad yang sesungguhnya Tujuan mengerti
Konsep dx'(a ini sebagai sarana orang Kristen memahami dengan jelas bahwa terdapat
banyak Sinkiritisme yang ada di masa kini
”Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran. Bagian akhir, daftar pustaka; riwayat
hidup.