Anda di halaman 1dari 15

Bed Side Teaching

SKABIES

Oleh :
Aristya Rahadiyan Budi 1840312410

Preseptor :
dr. Tutty Ariani, Sp. DV

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS


BAGIAN ILMU DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI
RSUP DR. M DJAMIL PADANG
2020
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. SMP
Nomer RM : 01.02.86.42
Umur/tanggal lahir : 17 tahun/20 Maret 2003
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Pasar Gedung Pasar, Muko – Muko, Bengkulu
Status Perkawinan : Belum Menikah
Negeri Asal : Indonesia
Agama : Islam
Suku : Minang
Tanggal Pemeriksaan : 19 November 2020

II. ANAMNESIS
Seorang pasien wanita, Nn. SMP berusia 17 tahun datang ke Poliklinik Dermatologi dan
Venereologi RSUP.Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 19 November 2020, dengan:
Keluhan Utama
Bintik – bintik kemerahan yang terasa gatal pada sela -sela jari kedua tangan, dada, perut,
punggung, dan sela sela jari kaki sejak 2 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
• Awalnya bintik – bintik kemerahan muncul di sela – sela jari kedua tangan kurang lebih
2 bulan yang lalu, lalu seiring berjalannya waktu bintik – bintik merah bertambah
banyak dan menyebar ke dada, perut, punggung, dan sela – sela jari kaki.
• Bintik – bintik dan rasa gatal meningkat saat malam hari.
• OS telah mencoba mengobati gangguannya dengan berobat ke RS Muko – Muko 2
bulan yang lalu, os dinyatakan mengidap scabies dan diberikan obat oles Scabimite dan
loratadine.
• Pasien diinstruksikan pemakaian scabimite dioleskan ke seluruh tubuh setelah mandi
dan dibiarkan selama 8 jam. Pemakaian loratadine 1 tablet per hari. Pasien telah
menggunakan scabimite 2x namun masih terasa gatal hingga saat ini
• Pasien mengaku mandi 2x sehari dengan menggunakan sumur gantung. Pasien
mengaku sering menggunakan sabun bersama adik pasien.
• Riwayat sering bertukar pakaian dengan anggota keluarga ada
• Riwayat tidak berganti baju setelah berkeringat tidak ada
• Riwayat pergi ke tempat yang lembab tidak ada.
• Riwayat digigit serangga sebelumnya tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit bintik – bitnik merah yang terasa gatal sebelumnya tidak ada
• Pasien dikenal dengan SLE sejak 2 tahun yang lalu, rutin kontrol dan memakan obat
prednisone 1x per harinya
Riwayat Atopi
- Riwayat asma tidak ada
- Riwayat bersin-bersin di pagi hari tidak ada
- Riwayat alergi makanan tidak ada
- Riwayat alergi obat tidak ada
- Riwayat kaligato tidak ada
- Riwayat mata merah, gatal, dan berair tidak ada
- Riwayat alergi serbuk sari tidak ada
- Riwayat bercak kemerahan yang gatal pada daerah lutut atau siku ada
- Riwayat bercak merah gatal pada kedua pipi pasien saat pasien masih bayi tidak ada
- Riwayat kulit kering pada pasien tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
• Adik pasien mengeluhkan keluhan bintik – bitnik merah yang terasa gatal seperti OS
sejak 2 bulan yang lalu.
• Riwayat bengkak/gatal – gatal pasca makan – makanan tertentu di keluarga tidak ada
• Riwayat bengkak/gatal – gatal pasca makan obat di keluarga tidak ada
• Riwayat sesak nafas mengi di keluarga tidak ada
• Riwayat bersin – bersin di tempat dingin atau pagi hari di keluarga tidak ada
• Riwayat kaligato di keluarga tidak ada
• Riwayat alergi serbuk sari di keluarga tidak ada
• Riwayat mata merah, gatal, berair di keluarga tidak ada
Riwayat Pekerjaan, Sosial, dan Kebiasaan
- Pasien merupakan seorang pelajar SMA
- Pasien tinggal di rumah keluarganya bersama 3 orang yaitu adik kandung pasien dan
kakak sepupu pasien
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Tidak tampak sakit
Kesadaran Umum : Komposmentis Kooperatif
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,40C
Berat badan : 48 kg
Tinggi badan : 171 cm
IMT : 16.4 kg/m2
Status Gizi : Underweight

Pemeriksaan Thoraks : Dalam batas normal

Pemeriksaan Abdomen : Dalam batas normal

Status Dermatologikus I
Lokasi : Punggung tangan, telapak tangan, lengan bawah kiri, dada, perut,
punggung, paha, jari – jari kaki
Distribusi : Regional.
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Tidak khas
Batas : Tegas
Ukuran : Milier - lentikuler
Efloresensi : Papul – papul eritem, macula hiperpigmentasi
Status Dermatologikus II
Lokasi : Tungkai bawah bagian posterior, paha
Distribusi : Regional.
Bentuk : Simetris bilateral
Susunan : Tidak khas
Batas : Tegas
Ukuran : Numular - plakat
Efloresensi : Striae hiperpigmentasi

Gambar Status Dermatologikus I


Punggung Tangan
Telapak Tangan

Lengan Bawah Kiri Dada & Perut


Punggung

Paha
Jari – jari kaki
Gambar Status Dermatologikus II
Diagnosa Kerja
• Skabies
• Striae Rubra
Diagnosa Banding
• -
Pemeriksaan Rutin
- Pemeriksaan mikologis kerokan kulit
o Ditemukan tungau pada pemeriksaan kerokan kulit

o
Pemeriksaan Laboratorium/Anjuran
Tidak perlu dilakukan
Resume
Seorang wanita datang ke Poliklinik Dermatologi & Venereologi RSUP M. Djamil
padang dengan keluhan bintik – bintik merah yang terasa gatal di kedua sela – sela jari tangan
dada, perut, punggung, dan sela – sela jari kaki sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya bintik – bintik
kemerahan muncul di sela – sela jari kedua tangan, lalu seiring berjalannya waktu bintik –
bintik merah menyebar ke dada, perut, punggung, dan sela – sela jari kaki. Gatal – gatal
dirasakan meningkat saat malam hari. Pasien telah berobat ke RS Muko – Muko 2 bulan yll
dan dinyatakan mengidap scabies dan telah diberikan obat oles scabimite dan obat minum
loratadine. Pasien telah memakai Scabimite 2x namun rasa gatal masih ada. Adik pasien
mengeluhkan keluhan yang serupa dengan pasien. Pasien sudah dikenal dengan SLE sejak 2
tahun yll, pasien rutin kontrol dan meminum prednisone 1 tablet perhari.
Diagnosis
• Skabies
• Striae rubra
Penatalaksanaan
Umum
• Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit gatal – gatal yang dirasakan oleh pasien
disebabkan akibat infeksi tungau. Sedangkan garis – garis yang berada di paha dan
bagian kaki belakang pasien disebabkan akibat efek dari obat yang diminum pasien
setiap harinya
• Menjelaskan kepada pasien bahwa hal yang paling utama dalam mengobati penyakit
gatal – gatal pasien adalah menjaga jarak pasien dengan orang yang tinggal di rumah
pasien yang belum terkena rasa gatal, menyarankan agar adik pasien berobat juga, dan
mencuci serta menjemur pakaian, handuk, penyelimut kasur, dan kasur yang pernah
dipakai oleh pasien dan adik pasien sebelumnya.
• Menjelaskan kepada pasien cara pemakaian obat oles yang benar.
• Menjelaskan kepada pasien untuk kontrol dan berobat sampai sembuh.
Khusus
• Topikal :
• Permethrine 5% 2 x 1
• Sistemik :
• Cetirizine 1x 10mg PO
Resep
dr. Aristya Rahadiyan Budi
Praktek Umum
SIP.1840312410
Alamat: Jl. Perintis Kemerdekaan No. 7 Padang
Hari Praktek : Senin – Jumat, 18.00 – 21.00
No. Telp. 085924854742

Padang, 19 November 2020

R/ Permethrine 5% cream 30 g tube No. II


S.u.c
R/ Cetirizine tab 10 mg No. VII
S.i.d.d tab 1

Pro : Nn. SMP


Umur : 17 tahun
Alamat: Muko – Muko, Bengkulu

Prognosis
Quo Ad Sanam : Bonam
Quo Ad Vitam : Bonam
Quo Ad Kosmetikum : Bonam
Quo Ad Functionam : Bonam
BAB III

DISKUSI

Telah diperiksa seorang pasien laki-laki umur 20 tahun di Poliklinik Kulit dan Kelamin

pada tanggal 15 Oktober 2018 keluhan plak merah kehitaman yang disertai dengan keropeng

dan gatal pada punggung kaki yang sejak 4 hari yang lalu. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan

fisik dan penunjang.

Dari anamnesis pasien mengeluhkan plak merah kehitaman yang disertai dengan

keropeng dan gatal pada punggung kaki yang sejak 4 hari yang lalu. Bercak merah yang disertai

gatal ini sesuai dengan manifestasi dari peradangan kulit (dermatitis).1 Kurang lebih 3 minggu

yang lalu muncul bintik – bintik merah yang disertai gatal pada punggung kaki kanan, lama

kelamaan semakin bertambah banyak, dan 2 minggu yang lalu setelah lesi pertama muncul,

muncul juga plak kehitaman yang disertai sisik putih kasar dan gatal pada sikut kanan dan

tendon achiles kiri. Pasien menggaruk lesi pada pungung kaki kanan sehingga terjadinya luka

lecet dan keropeng. Pasien mengaku merasakan sensasi gatal terus menerus, gatal dirasakan

ketika saat tidak sibuk. Gatal tidak dipengaruhi oleh makanan, tidak dipengaruhi aktifitas, dan

tidak dipengaruhi oleh keringat. Keluhan berkurang saat pasien menggaruk lesi tersebut. Pasien

juga mengatakan tidak ada penyakit kulit lain seperti biang keringat, dan kemerahan bentol-

bentol.

Gejala klinis muncul kurang lebih 3 minggu yang lalu ketika pasien sedang merasa

terbebani oleh permasalahan kuliah pasien. Pada kasus neurodermatitis, faktor tekanan

psikologis seperti stress dapat mencetuskan penimbulan lesi pada pasien.1

Pasien telah mencoba mengobati keluhan dengan menggunakan salep trifamisetin, obat

cetirizin dan metilprednison sejak 1 minggu yang lalu. Setelah pemakaian salep dan obat pasien

tidak merasakan adanya perubahan pada lesi dan sensasi gatal yang dirasakan pasien.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan lesi plak hiperpigmentasi, plak eritem, skuama putih

kasar di punggung kaki kanan, sikut kanan, tendon achiles kiri dengan, distribusi terlokalisir,

memiliki bentuk dan sususnan yang tidak khas, berbatas tegas dengan ukuran plakat. Pasien

menyakatakan lesi pertama kali muncul disaat pasien sedang memiliki beban pikiran. Hal ini

merupakan ciri khas dari neurodermatitis yaitu munculnya lesi akibat adanya gangguan psikis

pada pasien. Selain itu, pasien juga menyatakan bahwa pasien pernah mengalami lesi yang

sama dengan bercak merah pada kedua sikut dan lipatan sikut pasien kurang lebih 1 tahun yang

lalu, keluhan muncul bersamaaan saat hari – hari menjelang pasien mengadapi ujian SBMPTN.

Pasien neurodermatitis diberikan penatalaksanaan umum dan khusus. Penatalaksanaan

umum bertujuan untuk menghentikan kebiasaan pasien menggaruk lesi dan menjelaskan

kepada pasien bahwa lesi yang muncul dapat dikarenakan adanya gangguan emosional pada

pasien. Pasien disarankan untuk menghindari stress dengan mencoba mengurangi kegiatan

berorganisasi pasien. Mengurangi menggaruk daerah gatal tersebut karena akan menimbulkan

perlukaan dan lesi baru berupa ekskoriasi yang dapat terjadinya proses likenifikasi, sehingga

proses penyembuhan terjadi semakin lama. Penatalaksanaan khusus bertujuan untuk

mengurangi proses inflamasi dan rasa gatal. Pemberian obat topikal berupa mometason furoat

cream, dan tupepe cream dapat membantu untuk mengurangi keparahan dari lesi sementara

obat sistemik cetirizine sebanyak 10mg per hari dapat berfungsi sebagai antipruiritik.

Prognosis pada pasien ini adalah quo ad vitam bonam, quo ad sanam dubia ad bonam,

quo ad functionam bonam, dan quo ad kosmetikum bonam.


DAFTAR PUSTAKA

1. Sularsito SA (2015). Neurodermatitis sirkumskripta. Dalam: Menaldi SL, Bramono K,


Indriatmi W (eds). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
2. Charifa A, Badri T. Lichen (2018). Simplex Chronicus. In: StatPearls. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2018.
3. Buckhard CG, Buckhard CN (1998). Acne keloidalis is lichen simplex chronicus with
fibrotic keloidal scaring. J Am Acad Dermatol 1998. 39(4):661
4. Gerritsen MJ, Gruintjes FW, Andreissen MA, van der Valk PG, Van de Kerkhof PC
(1998). Lichen simplex chroncus as a complication of herpes zoster. Br J. Dermatol.
138(5):921-2.
5. Laio YH, Lin CC, Tsai PP, Shen WC, Sung FC, Kao CH (2014). Increased risk of lichen
simplex chronicus in people with anxiety disorder: a nationwide population-based
retrospective cohort study. Br J Dermatol. 180(4): 890-4.
6. Juan CK, Chen HJ, Shen JL, Kao CH (2015). Lichen simplex chronicus associated with
erectile dysfunction: a population-based retrospective cohort study. PloS One. 10(6).
7. Lotti T, Buggiani G, Prignao F (2008). Prurigo nodularis and lichen simplex crhonicus.
Dermatol Ther Jan 2008. 21(1):42-6.
8. Medscape (2016). Lichen simplex chronicus workup.
https://emedicine.medspace.com/article/1123423-workup#c5. Diakses Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai