Anda di halaman 1dari 49

Meningitis Tuberkulosa

Oleh: Aristya Rahadiyan Budi


Preseptor:
Dr.dr Yuliarni Syafrita, Sp. S (K)
BAB I

PENDAHULUAN
Meningitis merupakan suatu penyakit
peradangan yang terjadi pada lapisan selaput
yang membungkus jaringan otak dan sumsum
tulang belakang

Meningitis merupakan suatu kondisi penyakit yang


mengancam jiwa

Pada daerah asia tenggara jenis meningitis yang


paling sering ditemukan ialah meningitis
tuberkulosa
• Tujuan Penulisan
– Tujuan penulisan dari laporan kasus ini adalah
untuk menambahkan ilmu pengetahuan bagi
penulis dan pembaca mengenai diagnosa dan
tatalaksana dari meningitis tuberkulosa
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
• Definisi
– Meningitis tuberkulosa merupakan sebuah infeksi
pada selaput otak oleh bakteri mycobacterium
tuberkulosa yang terjadi akibat komplikasi dari
fokus tuberkulosis dari tempat lain

• Etiologi
– Disebabkan oleh infeksi dari kuman
mycobacterium tuberkulosan varian hominis
• Epidemiologi
– WHO 2009: meningitis tuberkulosa terjadi pada
3,2 persen kasus komplikasi infeksi tuberkulosa
primer, dan sebanyak 83 persen disebabkan oleh
komplikasi dari Tuberkulosis paru
Patofisiologi
Infeksi TB di Kuman TB
Masuk ke aliran
paru/ ekstraparu membentuk
darah
tuberkel

Masuk ke Masukke ruang


Tuberkel pecah
korteks serebri subarachnoid

Terjadi
peradangan dan
terbentuk
eksudat
Gejala Klinis
1. Stadium awal
• Terdiri dari gejala prodormal yang berlangsung sekitar 2 sampai
3 minggu yaitu berupa kenaikan suhu yang ringan, tidak nafsu
makan, nyeri kepala, foto fobia, atau nyeri punggung maupun
perut.

2. Stadium intermediet
• Terdapat tanda tanda yang lebih berat seperti nyeri kepala yang
semakin berat, kaku pada kuduk, dan dan bisa terdapat tanda
peningkatan intra kranial, juga bisa didapati gangguan nervus
kranialis.

3. Stadium lanjut
• Terjadi penurunan kesaradan menjadi stupor atau koma disertai
kejang dan dapat pula ditemukan hemiparese
Diagnosis
• Anamnesis
– Gejala TB paru: demam tinggi, pada malam hari
disertai dengan keringat, muntah muntah dan juga
nyeri pada kuduk
– Riwayat Kontak dengan pasien TB
– keadaan sosio ekonomi, serta riwayat imunisasi
• Pemeriksaan Fisik
– tanda tanda rangsangan meningeal seperti kaku
kuduk, tanda kernig, dan tanda brudzinsky
– Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan Penunjang
• CT Scan, MRI
• Lumbal Pungsi
– Makroskopik
• Peningkatan tekanan TIK, jernih/santokrom/ gambaran
seperti berkabut (ground glass appearance) dan jika
didiamkan akan terdapat gambaran pengendapan fibrin yang
berbentuk seperti sarang laba laba
– Mikroskopik
• peningkatan protein antara 100- 500 mg/ dL serta
penurunan glukosa pada cairan serebro spinal biasa nya
dibawah 45. Serta peningkatan lekosit dengan sel
mononuklear yang dominan
Tatalaksana
• Pengobatan dengan menggunakan antibiotika
secara tepat waktu dapat menghasilkan
perbaikan yang lebih baik
• Sebaiknya segera dilakukan pemberian terapi
antibiotika empirik apabila terdapat
kecurigaan untuk meningitis TB
OAT
• INH
– dewasa: 10-15mg/kgbb/hari
– anak anak: 20 mg/kgbb/hari
– diberikan sekali sehari peroral dan ditambahkan piridoksin
50 mg/hari. Minimum pemberian 9 bulan
• Rifampisin
– dosis dewasa 600 mg/hari
– anak anak 10-20mg/hari minimum pemberian 9 bulan
• Etambutol: 25 mg/kgbb/hari per oral selama 2 bulan
awal, dan dlanjutkan dengan 15 mg/kgbb/hari2
• Pirazinamid : 25-30 mg/kg bb/hari dengan dosis
maksimal per hari 1500mg pada berat badan <50 kg dan
2000 mg per haripada berat badan diatas 50 kg.
Minimum pemberian selama 2 bulan. 9
• Streptomisin: dosis 20 mg /kg bb/ hari diberikan IM
selama 3 bulan.2
Prognosis
• Prognosa dari meningitis tuberkulosa
bergantung terhadap status neurologis pasien
dan waktu memulai pengobatan.
• Penundaan pemberian terapi dapat
memperburuk prognosa.
• Tingkat mortalitas meningitis tuberkulosa
pada negara berkembang antara 7-65 persen
• Sekitar 50 persennya terjadi gejala sisa dari
meningitis tuberkulosa.
BAB 3

Ilustrasi Kasus
Identitas Pasien
• Nama Pasien : Tn. JK
• Alamat : Batang Arau
• Pekerjaan : Pedangang
• Agama : Islam
• Jenis Kelamin : Laki - Laki
• Umur : 55 tahun
Anamnesis
• Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
• Riwayat Penyakit Sekarang
– Penurunan kesadaran sejak ±10 hari yang lalu, secara
perlahan, awalnya pasien sering nampak mengantuk lalu
sekarang sulit dibangunkan
– Nyeri kepala sejak 2 minggu yang lalu, nyeri terasa seperti
tertekan, kadang disertai mual. Muntah tidak ada
– Demam sejak 2 minggu yang lalu, tinggi, tidak menggigil, tidak
kejang
– Sesak nafas sejak 3 minggu yang lalu, tidak dipengaruhi oleh
makanan dan cuaca.
– Batuk sejak 1 bulan yang lalu, bedahak, warna putih
kekuningan, batuk berdahak tidak ada
– Penurunan nafsu makan ada, penurunan BB signifikan
disangkal
– Pasien merupakan rujukan dari RS BMC Padang dengan
diagnosis penurunan kesadaran e.c meningitis TB
• Riwayat Penyakit Dahulu :
– Riwayat Penyakit TB (+), konsumsi OAT sudah 7
bulan,
– Riwayat penyakit hipertensi, DM, jantung,
kolesterol tinggi tidak ada.
– Riwayat konsumsi obat-obatan terakhir tidak ada
• Riwayat Penyakit Keluarga :
– Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan sama
• Riwayat Pribadi dan Sosial :
– Pasien adalah seorang pedagang
– Riwayat merokok disangkal
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
– Keadaan Umum : Buruk
– Kesadaran : Somnolen (E2M4V2)
– Tekanan Darah : 130/90 mmHg
– Nadi : 78 x/menit, reguler, kuat angkat
– Pernapasan : 18x menit
– Suhu : 38,20C
– Keadaan Gizi : Baik
– Tinggi Badan : 160 cm
– Berat Badan : 55 kg
• Status Lokalis
– Turgor Kulit : Hangat
– Kulit dan Kuku : CRT < 2 detik, tidak ada sianosis
– Rambut : Hitam tidak mudah dicabut
– Kelenjer Getah Bening
• Leher : Tidak ada pembesaran
• Aksila : Tidak ada pembesaran
• Inguinal : Tidak ada pembesaran
– Torak
• Paru
– Inspeksi : Normochest, simetris kiri dan kanan
– Palpasi : Sulit dinilai
– Perkusi : Sonor
– Auskultasi : Bronchovesikular, Rh +/+, Wheezing -/-
Jantung
o Inspeksi : Iktus kordis sulit dinilai
o Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari LMCS RIC V
o Perkusi : Batas jantung normal
o Auskultasi : Bunyi jantung regular,bising tidak ada
Abdomen
o Inspeksi : Tidak ada distensi
o Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba
o Auskultasi : Bising Usus +
o Perkusi : Timpani
Korpus Vertebrae
o Inspeksi : Lurus, tidak ada lordosis, kifosis, skloliosis
o Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
Status Neurologikus
• Tanda Rangsang Meningeal
– Kaku Kuduk : (+)
– Brudzinki I : (-)
– Brudzinki II : (-)
– Kernig : (+)
• Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial
Pupil : Bulat, ditengah, Isokhor, diameter 3
mm/3mm Reflek cahaya (+/+), reflek kornea
(+/+)
Pemeriksaan Nervus Kranialis
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah rutin:
• HB : 10,9 g/dL
• Leukosit : 3670 /mm3
• Thrombosit : 307.000 /mm3
• GDS : 93 mg/dL
• Ureum : 13 mg/dL
• Creatinine : 0,7 mg/dL
• Na/K/CL : 130/4,0/102 mMol/L
• Rencana Pemeriksaan Tambahan
– Rontgen Thorax
– Brain CT
– Lumbal Puncture
• Diagnosis
– Diagnosis Klinis : Penurunan Kesadaran e.c susp.
Meningitis TB
– Diagnosis Topik : Leptomeningen
– Diagnosis etiologi : Susp. Mycobacterium Tuberkulosis
– Diagnosis Sekunder : CAP + TB Paru dalam OAT
kategori II 7 bulan fase lanjutan
• Diagnosis Banding
– Meningitis Viral
Terapi
• Umum • Khusus
– Elevasi kepala 30 – Ceftriaxone 2x1 gr (iv)
derajat – Levofloxacin 1x750 mg
– O2 4L/menit (iv)
– IVFD NaCl 0,9% 8 – Paracetamol 1x1 gr (iv),
jam/kolf lanjut ke 3x 500mg (po)
– Pasang NGT, – N-Acetylsistein 3x1
– MC TKTP 6x 200cc per (nebu)
hari – isoniazid 1x300mg (PO)
– Pasang kateter, monitor – etambutol 1x 500 mg
volum urin (PO)
– Vit. B6 1x1 PO
BAB 4

DISKUSI
• Telah dirawat seorang pasien laki - laki usia 55
tahun di RSUP DR M Djamil Padang dengan
diagnosa suspek meningitis TB, diagnosis
ditegakan berdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik, dimana di dapatkan pada
anamnesis berupa penurunan kesadaran sejak
±10 hari sebelum masuk RS, penurunan
kesadaran terjadi secara berangsur angsur, dan
didahului oleh pasien yang sering merasa
mengantuk dan lama kelamaan pasien sulit
terbangun.
• pasien juga mengeluhkan nyeri kepala yang
terkadang menyebabkan mual sejak 2 minggu
yang lalu, di tambah ada riwayat sakit TB paru
yang sedang dalam masa pengobatan OAT
masuk 7 bulan, hal ini sesuai dengan apa yang
disebutkan dalam literatur bahwa gejala
meningitis tb yang ter sering adalah nyeri
kepala dan mual muntah
• Perjalanan penyakit pasien yang didahului
oleh demam lama dan ada riwayat sakit TB,
sesuai dengan yang dijelaskan pada literatur
bahwa perjalanan penyakit TB adalah sub
akut, dan biasanya ada riwayat kontak atau
terdapat infeksi TB primer seperti di paru.
Terjadi nya penurunan kesadaran pada pasien
ini, menandakan bahwa stadium meningitis TB
yang di derita sudah mencapai stadium
intermediet.
• Dari pemeriksaan fisik dan penunjang,
didapatkan tanda rangsang meningeal pada
pasien ini positif, dan disertai demam se tinggi
38,2 derajat, dan juga tidak ada tanda
peningkatan intra kranial. Untuk terapi pada
pasien meningitis TB diberikan obat anti
tuberkulosa, hal ini sesuai dengan yang ada
pada literatur, dimana tatalaksana pada
meningitis tb adalah dengan memberikan
kombinasi obat anti tuberkulosa.
BAB 5

KESIMPULAN
• Meningitis TB merupakan suatu peradangan pada selaput
otak oleh mycobacterium tuberkulosa
• Meningitis tb merupakan meningitis dengan angka
kematian yang tinggi
• Gejala klinis dari meningitis tb adalah demam disertai
dengan sakit kepala dan kaku kuduk, dan dapat
menyebabkan penurunan kesadaran dan defisit neurologis
tergantung dari stadium penyakit nya
• Diagnosa dari meningitis TB di tegakkan melalui anamnesa
dan pemeriksaan fisik, disertai pemeriksaan penunjang
yaitu lumbal pungsi.
• Tatalaksana pada meningitis dengan OAT

Anda mungkin juga menyukai