Erisipelas
Oleh:
Sri Ayu Rihana 1840312012
Preseptor :
Dr. dr. Sri Lestari, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV
Dr. dr. Qaira Anum, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV
Erisipelas merupakan suatu kelainan kulit akut yang termasuk dalam tipe
inflamatorik dari selulitis superfisial. Erisipelas melibatkan sistem limfatik dermal
yang prominen. Pada penyakit ini, terjadi peninggian kulit pada bagian yang
terjadinya inflamasi dan terdapat area berbatas tegas yang membedakan antara kulit
normal dan kulit yang terjadinya erisipelas. Bagian tubuh yang sering terlibat adalah
kedua tungkai bawah, wajah, dan telinga.1
Batasan masalah bed site teaching ini yaitu definisi, etiologi, gejala klinik,
diagnosis, diagnosis banding, dan tatalaksana dari Erisipelas.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Erisipelas merupakan suatu kelainan kulit akut yang termasuk dalam tipe
inflamatorik dari selulitis superfisial. Erisipelas melibatkan sistem limfatik dermal
yang prominen. Pada penyakit ini, terjadi peninggian kulit pada bagian yang
terjadinya inflamasi dan terdapat area berbatas tegas yang membedakan antara kulit
normal dan kulit yang terjadinya erisispelas. Bagian tubuh yang sering terlibat adalah
kedua tungkai bawah, wajah, dan telinga.1
2.2 Etiologi
Erisipelas adalah infeksi primer pada dermis dengan penglibatan system
limfatik yang signifikan serta mempunyai gejala klinis yang khas. Penyebab utama
yang paling sering adalah β-hemolitik streptokokus grup A.2,3
2
menyebarnya plak eritema tadi.Pada erisipelas, vesikel adalah gejala yang biasa
timbul dan bisa terjadi hemoragik dalam vesikel tersebut. Biasanya sering terjadi
pada orang yang lanjut usia.3,5
Lesi pada erisipelas berupa panas, tegang, keras, dan mempunyai batas yang
tegas dengan bagian yang kulit yang sehat disertai dengan edema non-pitting. Area
yang terjejas akan terasa nyeri apabila dipalpasi disertai sensasi nyeri. Komplikasi
erisipelas jarang terjadi dan biasanya terjadi pada pasien yang mempunyai penyakit
lain yang mendasari sebelumnya. Apabila lesi sudah sembuh, maka akan timbul
deskuamasi dan perubahan pigmentasi pasca inflamatorik.2
Gambar 1. Tampak lesi erisipelas yang berbatas tegas dan eritema pada bokong anak
ini.2
Gambar 2. Tampak lesi erisipelas yang eritema pada kaki (gambar kiri dan kanan)
dan pada wajah penderita (gambar tengah).3,4
3
2.4 Diagnosis
Diagnosa biasanya ditentukan berdasarkan temuan klinis pada penderita. Tes
darah rutin memberikan hasil peningkatan kadar leukosit. Spesimen yang diambil
untuk dilakukan tes bakteriologis adalah dari cairan vesikel atau erosi atau dari
permukaan yang ulserasi. Pada tes kultur darah, hanya 5% dari kasus memberikan
hasil yang positif. Kerokan dari tempat masuk bakteri, pustule atau bula,
tenggorokan, dan hidung turut membantu, namun pada kasus infeksi di wajah,
patogen tersebut sering didapatkan pada hidung, tenggorokan, konjunktiva dan
sinus.2,5
2.6. Penatalaksanaan
Terapi dengan penisilin selama 10 hingga 14 hari merupakan pengobatan
pilihan dalam mengobati erisipelas. Pada kasus yang severitasnya sedang, dilakukan
perawatan rawat jalan dengan terapi injeksi intramuscular penisilin procaine (600 000
unit 2 kali sehari) atau penisilin oral V, 500 mg setiap 6 jam sekali Obat seperti
dicloaxacillin (500 mg sebanyak 4 kali sehari) dan cephalosporin oral juga efektif
4
dalam mengobati erisipelas.Golongan makrolida seperti eritromisin diberikan pada
pasien yang alergi dengan penisilin. Namun begitu telah terjadi peningkatan kasus
strain Str. Pyogenes yang resisten terhadap obat golongan ini. Pasien yang mengidap
infeksi streptokokus yang ekstensif serta mempunyai penyakit lain yang mendasari
seperti diabetes mellitus harus di opname dan dirawat dengan penisilin G aqua secara
intravena (1 sampai 2 miliun unit setiap 4 atau 6 jam sehari). Pada pasien yang
mempunyai infeksi streptokokus yang berta (eg: erisipelas ekstensif, selulitis, atau
gangrene streotokokal) diberikan penisilin G secara parenteral dengan dosis yang
lebih tinggi.2,3
5
BAB 3
LAPORAN KASUS
Keluhan Utama :
Bercak merah yang terasa nyeri pada betis kiri yang meluas sejak 1 hari yang lalu.
3 hari yang lalu timbul bintik merah pada betis kiri yang terasa gatal, sehingga
pasien sering menggaruknya yang kemudian bintik merah tersebut pecah. 2
hari kemudian muncul bercak merah terasa nyeri bila disentuh, teraba hangat
yang semakin lama semakin meluas disertai timbulnnya gelembung diatas
bercak tersebut.
6
Sejak 1 minggu ini pasien demam dan semakin meningkat sejak 1 hari yang
lalu.
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum minum obat untuk keluhannya saat ini.
Sebelumnya pasien pernah berobat ke dokter untuk keluhan bintik-bintik
merah gatal yang didiagnosa sebagai dermatitis atopi, pasien diberikan
Prednisone, CTM dan Desonide gel 1 bulan yang lalu.
7
Riwayat Kebiasaan, Sosial, Ekonomi, dan Pekerjaan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Status Gizi : Baik
Frekuensi Nadi : 90 x/menit
Frekuensi Nafas : 21 x/menit
Tekanan Darah : dalam batas normal
Suhu : febris
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada deformitas
KGB : tidak teraba pembesaran KGB
Rambut : tidak mudah rontok, botak setempat tidak ada
Pemeriksaan thorak : dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
8
Status Dermatologikus :
Lokasi : tungkai bawah kiri
Distribusi : terlokalisir
Bentuk : tidak khas
Susunan : tidak khas
Batas : tegas
Ukuran : plakat
Efloresensi : plak eritem, infiltrat dibagian pinggir bula (+), krusta
kehitaman
9
Resume
Seorang pasien perempuan usia 1 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUP dr. M. Djamil Padang pada tanggal 5 Oktober 2018, dengan keluhan utama
Bercak merah yang terasa nyeri pada betis kiri yang meluas sejak 1 hari yang lalu.
Awalnya timbul bintik merah pada betis kiri yang terasa gatal, sehingga pasien sering
menggaruknya yang kemudian bintik merah tersebut pecah. 2 hari kemudian muncul
bercak merah terasa nyeri bila disentuh, teraba hangat yang semakin lama semakin
meluas disertai timbulnnya gelembung diatas bercak tersebut. Pasien demam yang
semakin meningkat sejak 1 hari yang lalu. Sebulan yang lalu, pasien mengeluhkan
bintik-bintik merah pada perut, wajah, tangan dan tungkai bawah yang terasa gatal,
pasien menggaruknya sampai luka dan kulit terkelupas. Kemudian pasien berobat ke
poliklinik kulit dan kelamin RSUP M. Djamil Padang, pasien didiagnosis dermatitis
atopi, diberikan obat Prednisone, CTM dan Desonide gel. Keluhan berkurang. Pasien
memiliki riwayat alergi telur dan susu. Pada pemeriksaan fisik status dermatologikus
didapatkan lokasi di tungkai bawah kiri. Distribusi terlokalisir dengan bentuk tidak
khas dan susunan tidak khas. Berbatas tegas dan ukuran plakat dengan efloresensi
plak eritem dengan infiltrat dipinggir bula dan krusta kehitaman.
Kultur
Pemeriksaan sensitivitas antibiotik
10
DIAGNOSIS
Erisipelas
PENATALAKSANAAN
Umum
- Menjelaskan kepada pasien bahwa erysipelas merupakan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri.
- Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dan menggunakan sabun atau
shampo yang mengandung antiseptik, agar kuman patogen secepatnya hilang
dari kulit.
- Mengatasi faktor predisposisi. Mengusahakan tidak terjadinya kerusakan kulit
atau bila telah terjadi kerusakan kulit berupa luka kecil maka segera dirawat
atau diobati.
- Menganjurkan pada pasien untuk istirahat, dan untuk tungkai yang terkena
ditinggikan.
- Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perjalanan penyakit (tujuan
pengobatan, hasil yang diharapkan, lama dan cara penggunaan obat).
- Menjelaskan kepada pasien untuk selalu kontrol kerumah sakit.
Khusus
Topikal: kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.
Sistemik: Koamoksiklav syrup 3 x 0,75 mg
PCT syrup 3 x cth 1
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : bonam
Quo Ad Sanationam : dubia ad bonam
Quo Ad Functionam : bonam
Quo Ad Kosmetikum : bonam
11
Resep
Praktek Umum
Telp: 075122233
Umur : 1 tahun
12
BAB 4
DISKUSI
13
Gejala dan Tanda Erisipelas Selulitis
Daerah Predileksi Ekstrimitas atas dan bawah, Ekstrimitas atas dan bawah,
wajah, badan dan genitalia wajah, badan dan genitalia
Fluktuasi - Fluktuasi
14
yang lemah, serta penderita yang sementara mendapat pengobatan dengan
kortikosteroid, erisipelas dapat progresif bahkan bisa terjadi kematian (mortalitas
pada bayi bisa mencapai 50%).
Erisipelas cenderung rekuren pada lokasi yang sama, mungkin disebabkan
oleh kelainan imunologis, tetapi faktor predisposisi yang berperan pada serangan
pertama harus dipertimbangkan sebagai penyebab misalnya obstruksi limfatik akibat
mastektomi radikal (merupakan faktor predisposisi erisipelas rekuren).
Pasien diberikan obat berupa koamoksiklav syrup 3 x0,75 mg dan PCT syrup
3 cth x 1. Koamoksiklav terdiri dari amoksisilin yang merupakan golongan penisilin
spectrum luas dan asam klavulanat. Pada teori, pasien erisipelas dapat diberikan
Procaine Penicilline G 600.000-1200000 IU IM atau dengan pengobatan secara oral
dengan penisilin V 500mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari. Pada anak-anak Penisilin
G prokain untuk berat badan <30 kg: 300,000 U/d, sedangkan >30kg: dosis seperti
pada orang dewasa. Perbaikan secara umum terjadi dalam 24-48 jam tetapi
penyembuhan lesi kulit memerlukan beberapa hari. Pengobatan yang adekuat
minimal selama 10 hari. Pada penderita yang alergi terhadap penisilin diberikan
eritomisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/ hari tiap 6
jam) selama 10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hr PO;
anak-anak 16-20 mg/kgbb/hari setiap 6-8jam).
Penderita dianjurkan istirahat (masuk rumah sakit) atau bed rest total dirumah.
Bila lokasi lesi pada tungkai bawah dan kaki, maka bagian yang terserang ini
ditinggikan. Secara lokal, dapat diberikan kompres terbuka yaitu kompres dingin
untuk mengurangi rasa sakit. Bila terdapat vesikula atau bula dapat dikompres dulu
dengan rivanol 1%, setelah cairan mengering dilanjutkan dengan pemberian topikal
antibiotika seperti kombinasi basitrasin dan polimiksin B atau framisetin sulfat.
15
DAFTAR PUSTAKA
16