PENDATAAN PENYEBARAN
PENYAKIT COVID – 19 DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PAUH KOTA PADANG
OLEH
DOKTER MUDA PUSKESMAS PAUH
PEMBIMBING :
Abdiana, SKM, M. Epid
Pendahuluan
Penyakit virus korona 2019 (COVID – 19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang merupakan jenis
virus korona baru yang sebelumnya belum pernah diidentifikasi. Penyakit ini menyebabkan
gejala infeksi pernafasan akut seperti demam, batuk, sesak nafas dan dapat berdampak lebih
parah lagi pada individu dengan penyakit bawaan kronis. Penularan COVID – 19 terjadi via
transmisi droplet berisi virus di udara terhadap individu lain, menyebabkan penyebaran dari
penyakit ini sangatlah cepat.
Di Indonesia, COVID – 19 telah dinyatakan sebagai Pandemi Nasional sejak bulan Maret
2020 dan telah berdampak banyak di kehidupan masyarakat Indonesia baik dari segi
kesehatan maupun segi ekonomi. Terhitung bulan November 2020 total kasus COVID – 19
telah mencapai 463.000 jumlah kasus positif di Indonesia
Rumusan Masalah
Apa masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja puskesmas Pauh?
INDONESIA
L
COVID – 19
• Genus betacoronavirus
• Ukuran 120 – 160nm
• Subgenus sama seperti virus
penyebab SARS tahun 2002 –
2004 silam. Struktur genom virus COVID - 19.
VIROLOGI
Analisis filogenetik
SARS-CoV-2
dibandingkan SARS-
CoV, MERS-CoV, dan
coronavirus pada
kelelawar
TRANSMISI
Sebaran kasus
Laki-laki 51,4 2,8 38,5 1,39 57,9 10,3 dan case fatality
Perempuan 48,6 1,7 61,5 0,75 42,1 6,2 rate COVID-19
berdasarkan
usia dan jenis
0-9 0,9 0 1,0 0 0,6 0 kelamin
10-19 1,2 0,2 5,2 0 0,8 0
20-29 8,1 0,2 27,8 0 3,8 0
30-39 17,0 0,2 10,3 0,1 7,1 0,4
40-49 19,2 0,4 14,0 0,1 12,3 0,6
50-59 22,4 1,3 19,2 0,4 19,1 1,2
60-69 19,2 3,6 12,6 1,5 17,7 4,9
70-79 8,8 8 6,4 5,3 19,9 15,3
>79 3,2 14,8 3,4 10,8 18,1 23,6
Persistensi berbagai jenis coronavirus pada berbagai permukaan benda mati
Riwayat
kontak/berada di
Penyakit hepar Riwayat penyakit
HIV daerah individu
kronik autoimun dengan COVID –
19.
MANIFESTASI KLINIS
Orang Tanpa Orang tanpa gejala (OTG) adalah orang yang tidak memiliki gejala tetapi
memiliki risiko tertular atau ada kontak erat dengan pasien COVID-19.
Gejala
3. Perjalanan ke Ya - - Ya Ya
area/negara terjangkit
(14 hari terakhir)
4. Kontak dengan kasus - Ya Ya - Ya
konfirmasi COVID-19
5. Pneumonia / ISPA - - - Ya
berat tanpa sebab lain
TATALAKSANA
Peneliti Desain Partisipan Obat Dosis Hasil penelitian
Cao, dkk. Uji klinis tanpa 199 kasus dewasa LPV/r 400 mg/100 mg, 2 kali, Tidak terdapat hubungan antara LPV/r
acak terbuka kondisi berat (saturasi selama 14 hari dengan waktu perbaikan klinis, durasi rawat
≤94) inap, lama rawat ICU, mortalitas dan
perubahan jumlah virus.
Yao, dkk. In vitro -. HCQ vs klorokuin -. HCQ llebih poten dibandingkan klorokuin
dalam inhibisi SARS-CoV-2 (EC50 0.72 µM vs
5.47 µM)
Rekomendasi dosis: HCQ 2 x 400 mg
(hari 1), 2 x 200 mg (hari 2-5)
Gautret, dkk. Uji klinis tanpa 42 kasus, usia HCQ 200 mg, 3 kali Enam orang drop-out.
acak terbuka mulai 12 tahun selama 10 hari
Terdapat perbedaan bermakna pada
Sebagian dengan kelompok HCQ dibandingkan kontrol dalam
Azitromisin 500 mg, lalu penyembuhan secara virologi pada hari ke-6
250 mg sampai 5 hari (p=0,001). Hasil yang sama didapatkan ketika
membandingkan HCQ dan HCQ dengan
azitromisin (p<0,001)
TATALAKSANA
Cai, dkk. Uji klinis tanpa 80 kasus dewasa, Favipiravir vs LPV/r Favipiravir: 1200 Favipiravir lebih poten dibandingkan LPV/r
acak terbuka gejala ringan (tanpa mg, 2 kali (hari 1) dalam bersihan virus (4 hari vs. 11 hari) dan
ARDS) perbaikan CT-scan (91,4% vs 62,2%)
600 mg, 2 kali
(2-14)
LPV/r:
400mg/ 100 mg,
2 kali
Bian, dkk Uji klinis tanpa 28 kasus dewasa Meplazumab 10 mg, hari ke-1, 2, Kelompok meplazumab memiliki median
acak terbuka dan 5 waktu bersihan virus, waktu discharge, dan
+terapi standar vs terapi standar waktu perbaikan yang lebih baik.
Xu, dkk. retrospektif 21 kasus dewasa, berat Tocilizumab+ terapi standar 400 mg iv satu kali Perbaikan demam, kebutuhan oksigen,
atau kritis (LPV/r dan metilprednisolon) penurunan CRP, dan gambaran radiologis
cepat
Cao, dkk. Serial kasus 3 kasus dewasa, berat IVIg+ terapi standar 0,3-0,5 g/kgBB 5 Pada 3 kasus, terdapat percepatan perbaikan
hari klinis
KOMPLIKASI
U LAMBUNG BUKIT
KAB. SOLOK
KEC. KURANJI
LIMAU MANIS
KAPALO KOTO
CUPAK
TANGAH
BINUANG KP.
DALAM
LIMAU MANIS SELATAN
KEC. PADANG
TIMUR
PISANG KOTO LUAR
KEC. LUBUK KILANGAN
PIAI TANGAH
KEC. LUBUK
BEGALUNG
Keadaan Demografi
No Kelurahan Luas (km2) Penduduk Kepadatan Laju pertumbuhan
penduduk (%)
Ekonomi
yang mulai • Pekerjaan variative
Budaya
Sosial
2. K4 82,2 100
2.Kunjungan bayi 90 95
3. UKS - - -
Dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi dan wawancara dengan penanggung jawab
program di Puskesmas Pauh.
• Puskesmas Pauh memiliki program Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
• Penilaian 4 masalah prioritas tersebut ditentukan berdasarkan data laporan tahunan puskesmas, wawancara dengan pemegang
program dan pimpinan puskesmas.
• Tidak hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga dilihat dari urgensi, intervensi, ketersediaan
biaya yang dapat diupayakan, dan dampak yang dihasilkan terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
UKM terdapat 5 program esensial yang dijalankan, yaitu promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan ibu, anak, keluarga berencana, layanan gizi, serta pencegahan dan
pengendalian penyakit.
• UKP terdiri dari rawat jalan, pelayanan darurat, pelayanan satu hari (one day care), home care dan/atau rawat inap berdasarkan
kebutuhan pelayanan kesehatan.
• Program yang belum mencapai target, maka dipilih 4 masalah yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas.
Uraian 4 permasalahan kesehatan yang dipilih tersebut
yaitu:
Urgensi 3 3 4 5
Intervensi 4 3 4 4
Biaya 4 3 3 3
Mutu 3 3 5
3
Total 14 12 17
14
Ranking II IV I
III
Penentuan Prioritas Masalah
No. Masalah Metode Sko Alasan
r
Masih terdapat 23,6% ibu Urgensi 3 Penyebab kematian ibu paling banyak adalah perdarahan yang biasanya terjadi selama masa
nifas yang 1 tidak Nifas. Masa nifas adalah masa pemulihan organ reproduksi paska persalinan dan merupakan
melakukan kunjungan
. masa penting baggi 6-8 minggu. Kunjungan ibu nifas dilakukan setidaknya 3 kali selama masa
nifas nifas ibu. Program ini bertujuan untuk menilai ada atau tidaknya komplikasi selama masa nifas
ibu. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Pauh, kunjungan pada nifas pertama (KF 1)
terendah di kelurahan Limau Manis Selatan (69, 14%), KF 2 terendah di kelurahan Limau
Manis Selatan (67,14%), dan KF 3 di Limau Manis Selatan (64, 32%). Masih terdapat 23,6 %
ibu nifas yang tidak melakukan kunjungan di wilayah Puskesmas Pauh.
Intervensi 4 Melakukan penyuluhan ibu hamil yang datang berkunjung ke puskesmas.
Biaya 4 Biaya yang dibutuhkan murah karena hanya diperlukan untuk penyuluhan kepada ibu hamil
yang datang ke puskesmas.
Mutu 3 Dengan diadakan penyuluhan dengan ibu hamil, diharapkan ibu hamil mempunyai keinginan
untuk lebih sering memeriksakan diri ke Puskesmas, terutama setelah melahirkan.
Penentuan Prioritas Masalah
Terdapat
2 413 Urgensi 3 Diare adalah buang air besar lembek sampai encer yang lebih dari 3 kali dalam satu hari. Diare dapat
kasus diare
. disebabkan oleh bakteri atau virus, ataupun intoleransi makanan, gangguan psikis dan lainnya. Diare
pada tahun karena bakteri Escherichia coli (E.coli) disebabkan oleh adanya kontaminasi makanan/ minuman
2019 dengan bakteri E.coli yang dibawah oleh lalat yang sebelumnya telah hinggap pada tinja yang
dibuang sembarangan, ataupun melalui minuman yang tidak dimasaksampai mendidih, tangan yang
terkontaminasi 9 bakteri E.coli karena setelah buang air besartidak mencuci tangan dengan sabun.
Kejadian Diare yang ditemukan di puskesmas Pauh pada tahun tahun 2019 sebesar 22,2 % (413
kasus). Kelurahan yang paling tinggi kasus diare adalah Cupak Tangah 42 kasus.
Interven 3 Intervensi untuk Diare dilakukan dengan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat terutama
si yang mempunyai anak balita.
Biaya 3 Biaya yang dibutuhkan murah karena menggunakan pendekatan ke masyarakat untuk mengubah
kebiasaan melalui penyuluhan.
Mutu 3 Dengan adanya penyuluhan dan edukasi diharapkan adanya perubahan tindakan dari masyarakat
untuk hidup sehat.
Penentuan Prioritas Masalah
Masih terdapat
3 23,7% Urgensi 4 Tuberkulosis (TB) paru masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penanggulan TB paru meliputi penemuan
orang terduga TB yang
. pasien dan pengobatan yang dikelola menggunakan strategi DOTS. Untuk menilai keberhasilan penanggulangan TB
tidak mendapatkan paru digunakan beberapa indikator salah satunya yaitu angka penemuan pasien baru TB BTA+. Di wilayah
pelayanan Puskesmas Pauh yang terduga tuberkulosis dan mendapatakan pelayanan 663 orang dan CNR ( Case Notification
Rate) semua kasus tuberkulosis per 100.000 penduduk Puskesmas Pauh Tahun 2019 adalah 103. CNR Tahun 2019
lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu 42. Hal ini dapat meningkatkan resiko penularan TB paru ke
lingkungan sekitar, semakin tinggi jika suspek dengan BTA+ tidak ditemukan dan diberikan tatalaksana segera.
Masih terdapat 23, 7% orang terduga TB tidak mendapatkan pelayanan kesehatan
Intervensi 4 Intervensi secara aktif dapat dilakukan melalui penyuluhan mengenai gejala penyakit TB paru dan penemuan suspek
penderita TB langsung di lapangan. Sedangkan untuk penjaringan dilakukan secara pasif artinya penjaringan
tersangka penderita TB dilaksanakan pada mereka
yang datang berkunjung berobat ke Puskesmas.
Biaya 3 Pemeriksaan sputum jika ada warga yang dicurigai menderita TB tidak dipungut biaya.
Mutu 3 Dengan ditemukannya penderita TB paru maka diharapkan mereka dapat segera diobati dan dapat menurunkan
penularan sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Penentuan Prioritas Masalah
Terdapat 480 kasus Urgensi 5 Pandemi Covid-19 merupakan suatu masalah kesehatan yang tengah terjadi di lingkungan masyarakat saat ini. Hal ini
Covid-19 pada tahun
. menuntut masyarakat untuk menetapkan protokol kesehatan, berupa mencuci tangan dengan air dan sabun, penggunaan
2020 masker serta menjaga jarak dengan orang-orang disekitar untuk mencegah terjadinya terjangkitnya virus dan terjadinya
penularan. Selain masyarakat yang merasa memiliki gejala seperti demam, batuk, sesak nafas atau kehilangan indra
penciuman untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan yang terdekat. Puskesmas Pauh berusaha untuk
mengurangi angka kejadian infeksi covid-19, melakukan kegiatan swab secara rutin tiap minggunya selama hari kerja.
Puskesmas Pauh didapatkan pada bulan Juni sebanyak 33 orang yang positif terinfeksi COVID-19, namun data yang
didapatkan terjadi peningkatan kasus positif COVID-19 diwilayah kerja Puskesmas Pauh, yaitu terdapatnya 47 orang
yang dinyatakan positif. Dengan adanya peningkatan kasus positif COVID-19, menandakan bahwa puskesmas Pauh
lebih meningkatkan dalam upaya menerapkan protokol kesehatan pada masyarakat.
Intervensi 4 Intervensi untuk Covid-19 dilakukan dengan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat.
Biaya 3 Biaya yang dibutuhkan murah karena menggunakan pendekatan ke masyarakat untuk mengubah kebiasaan melalui
penyuluhan.
Mutu 5 Dengan adanya penyuluhan dan edukasi diharapkan adanya perubahan tindakan dari masyarakat untuk hidup sehat.
Analisis Sebab Akibat
Tidak semua masyarakat mengetahui gejala Covid-19 karena 4 kelurahan yang ditemukan
kasus positif Covid-19.
Belum ada kemuan dari masyarakat untuk mengubah perilaku memakai masker dan
menjaga hygienitas pribadi dalam bentuk mencuci tangan