Anda di halaman 1dari 82

UPAYA MENINGKATKAN

PENDATAAN PENYEBARAN
PENYAKIT COVID – 19 DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PAUH KOTA PADANG
OLEH
DOKTER MUDA PUSKESMAS PAUH

PEMBIMBING :
Abdiana, SKM, M. Epid
Pendahuluan
Penyakit virus korona 2019 (COVID – 19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang merupakan jenis
virus korona baru yang sebelumnya belum pernah diidentifikasi. Penyakit ini menyebabkan
gejala infeksi pernafasan akut seperti demam, batuk, sesak nafas dan dapat berdampak lebih
parah lagi pada individu dengan penyakit bawaan kronis. Penularan COVID – 19 terjadi via
transmisi droplet berisi virus di udara terhadap individu lain, menyebabkan penyebaran dari
penyakit ini sangatlah cepat.

Di Indonesia, COVID – 19 telah dinyatakan sebagai Pandemi Nasional sejak bulan Maret
2020 dan telah berdampak banyak di kehidupan masyarakat Indonesia baik dari segi
kesehatan maupun segi ekonomi. Terhitung bulan November 2020 total kasus COVID – 19
telah mencapai 463.000 jumlah kasus positif di Indonesia
Rumusan Masalah
Apa masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja puskesmas Pauh?

Bagaimana mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan yang di wilayah kerja


puskesmas pauh?
Apa penyebab masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas Pauh?

Apa alternative penyelesaian prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah


kerja Puskesmas Pauh
Tujuan

Tujuan Melihat sebaran dan jumlah


Umum kasus COVID – 19 di wilayah
kerja Puskesmas Pauh.
Tujuan
Mengetahui masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja puskesmas Pauh.
Tujuan
Khusus Mengetahui prioritas masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas Pauh.

Mengetahui peyebab masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas Pauh.

Mencari alternatif penyelesaian prioritas masalah kesehatan untuk pencegahan


dan pengendalian kasus COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Manfaat

Makalah POA ini diharapkan dapat menjadi


suatu upaya untuk membantu melihat
penyebaran kasus COVID – 19 sehingga proses
tracing dari penduduk yang beresiko dapat
dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
Tinjauan Pustaka
COVID - 19
Desember 2019 kasus
pneumonia misterius Perjalanan COVID - 19
dilaporkan di Wuhan, • 12 Maret 2020 WHO mengumumkan
Provinsi Hyubei, China. COVID – 19 sebagai pandemi global
• November 2020 total kasus di dunia
mencapai 54 juta kasus.
11 Februari 2020 • Di Indonesia sebanyak 463.000 orang
3 Januari 2020
WHO menetapkan
kasus yang sama
penyakit koronavirus
telah dinyatakan positif mengidap
dilaporkan di China, COVID - 19
2019 (COVID - 19)
Thailand, Jepang,
disebabkan oleh
dan Korea Selatan
virus SARS-CoV-2
EPIDEMIOLOGI

• Tanggal 30 Januari 2020 total kasus 7736 di • Diketahu pertama masuk di


INTERNASIONA

INDONESIA
L

China, 86 kasus di Thailand, Nepal, Indonesia pada 2 Maret 2020


Vietnam, Malaysia, Sri Lanka, Kamboja,
Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea
• Per 31 Maret 2020 total kasus
Selatan, Filipina, India, Australia. positif 1528 kasus dan 136
• Per November 2020 total kasus di seluuh kematian
dunia mencapai 54 juta kasus positf dengan • Per November 2020 total kasus
1,31 juta pasien telah meninggal
positif 463.000 kasus dan 15.148
kasus kematian.
VIROLOGI

COVID – 19
• Genus betacoronavirus
• Ukuran 120 – 160nm
• Subgenus sama seperti virus
penyebab SARS tahun 2002 –
2004 silam. Struktur genom virus COVID - 19.
VIROLOGI

Analisis filogenetik
SARS-CoV-2
dibandingkan SARS-
CoV, MERS-CoV, dan
coronavirus pada
kelelawar
TRANSMISI

• Penyebaran COVID – 19 antar manusia • SARS-CoV-2 telah terbukti menginfeksi


merupakan sumber transmisi utama. salurna cerna via konfirmasi dari epitel sel
• Penularan dapat terjadi akibat transmisi gaster, duodenum, dan rectum.
droplet berisi virus antar individu baik dari • Van Doremalen et all menunjukkan bahwa
individu yang asimptomatis atau yang SARS-CoV-2 lebih stabil pada bahan plastic
menunjukkan gejala dengan riwayat kontak. dan stainless stell dibandingkan tembaga
dan kardus.
Usia/jenis China (n=72.314) Korea Selatan Italia (n=35.731)
kelamin (n=8.413)
Kasus (%) CFR (%) Kasus (%) CFR (%) Kasus (%) CFR (%)

Sebaran kasus
Laki-laki 51,4 2,8 38,5 1,39 57,9 10,3 dan case fatality
Perempuan 48,6 1,7 61,5 0,75 42,1 6,2 rate COVID-19
berdasarkan
usia dan jenis
0-9 0,9 0 1,0 0 0,6 0 kelamin
10-19 1,2 0,2 5,2 0 0,8 0
20-29 8,1 0,2 27,8 0 3,8 0
30-39 17,0 0,2 10,3 0,1 7,1 0,4
40-49 19,2 0,4 14,0 0,1 12,3 0,6
50-59 22,4 1,3 19,2 0,4 19,1 1,2
60-69 19,2 3,6 12,6 1,5 17,7 4,9
70-79 8,8 8 6,4 5,3 19,9 15,3
>79 3,2 14,8 3,4 10,8 18,1 23,6
Persistensi berbagai jenis coronavirus pada berbagai permukaan benda mati

Permukaan Virus Titer virus Temperatur Persistensi


Besi MERS-CoV 105 20OC 48 jam
    30OC 8-24 jam
HCoV 103 21OC 5 hari

Alumunium HCoV 5 x 103 21OC 2-8 jam


Metal SARS-CoV 105 Suhu ruangan 5 hari
Kayu SARS-CoV 105 Suhu ruangan 4 hari
Kertas SARS-CoV (Strain P9) 105 Suhu ruangan Suhu ruangan 4-5 hari
SARS-CoV (Strain GVU6109) 106 24 jam
105 3 hari
104 < 5 menit

Kaca SARS-CoV 105 Suhu ruangan 4 hari


HCoV 103 21OC 5 hari
Plastik SARS-CoV (Strain HKU39849) 105 22-25OC <5 hari
MERS-CoV   20OC 48 jam
  105 30OC 8-24 jam
SARS-CoV (Strain P9)
   
SARS-CoV (Strain FFM1)
 
HCoV (Strain 229E) 105
Suhu ruangan
 
 
107 Suhu ruangan
107  
Suhu ruangan
PVC HCoV 103 21OC 5 hari
Karet silicon HCoV 103 21OC 5 hari
Sarung tangan bedah HCoV 5 x 103 21OC <8 jam
(lateks)
Gaun bedah SARS-CoV 106 Suhu ruangan 2 hari
105 24 jam
104 1 jam
Keramik HCoV 103 21OC 5 hari
Teflon HCoV 103 21OC 5 hari
PATOGENESIS

Skema replikasi dan patogenesis virus


FAKTOR RESIKO

Hipertensi Diabetes Melitus Perokok aktif Kanker

Riwayat
kontak/berada di
Penyakit hepar Riwayat penyakit
HIV daerah individu
kronik autoimun dengan COVID –
19.
MANIFESTASI KLINIS

Skema perjalanan penyakit COVID-19


MANIFESTASI KLINIS

Perjalanan penyakit pada COVID-19 berat


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Profil studi-studi serologi untuk deteksi SARS-CoV-2
Studi Subjek Metode Parameter Kontrol Sensitivitas Spesifisitas
Zhengtu, 525 PDP LFIA Deteksi IgM dan/atau IgG rRT-PCR 88,6% 90,63%
dkk72
Pan Y, dkk73 27 Colloidal gold-based ICG Deteksi IgM dan/atau IgG onset 1- rRT-PCR 11,1% 55%
7 hari
  28   8-14 hari   92,9% 16,6%
  31   > 14 hari   96,8% 28,5%
Xiang J, dkk74 98 ELISA Deteksi IgM dan/atau IgG rRT-PCR 87,3% 100%
  126 GICA     82,4% 100%
             
Xia N, dkk75 638 ELISA Total Antibodi Tidak dijelaskan 94,8% 100%
      IgM saja   86,9% 100%
  341 GICA Total Antibodi   96,2% 95,2%
      IgM saja   87,9% 98,1%
  583 Chemilumi-nescence Total Antibodi   86,9% 99,2%
      IgM saja   74,3% 99,2%
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rontgen Pasien Covid-19 CT-Scan Thoraks pada Pasien Covid-19


DIAGNOSIS
Kasus Sebagai PDP yang diperiksa untuk COVID-19 tetapi hasil inkonklusif atau
seseorang dengan dengan hasil konfirmasi positif pancoronavirus atau
Probable betacoronavirus.

Orang Tanpa Orang tanpa gejala (OTG) adalah orang yang tidak memiliki gejala tetapi
memiliki risiko tertular atau ada kontak erat dengan pasien COVID-19.
Gejala

Kasus Bila hasil pemeriksaan laboratorium positif COVID-19, apapun temuan


klinisnya.
terkonfirmasi
DIAGNOSIS
Temuan Pasien dalam Pengawasan/PDP (suspek) Orang dalam Pemantauan (ODP)
Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4
1. Demam / riwayat Ya Ya Ya - Salah satu dari  
demam kedua poin ini, tidak
2. Batuk / pilek / nyeri Ya - Ya - ada sebab lain yang Ya
tenggorok / sesak (salah jelas
satu)

3. Perjalanan ke Ya - - Ya Ya  
area/negara terjangkit
(14 hari terakhir)
4. Kontak dengan kasus - Ya Ya -   Ya
konfirmasi COVID-19

5. Pneumonia / ISPA - - - Ya    
berat tanpa sebab lain
TATALAKSANA
Peneliti Desain Partisipan Obat Dosis Hasil penelitian
Cao, dkk. Uji klinis tanpa 199 kasus dewasa LPV/r 400 mg/100 mg, 2 kali, Tidak terdapat hubungan antara LPV/r
acak terbuka kondisi berat (saturasi selama 14 hari dengan waktu perbaikan klinis, durasi rawat
≤94) inap, lama rawat ICU, mortalitas dan
perubahan jumlah virus.
Yao, dkk. In vitro -. HCQ vs klorokuin -. HCQ llebih poten dibandingkan klorokuin
dalam inhibisi SARS-CoV-2 (EC50 0.72 µM vs
5.47 µM)
 
Rekomendasi dosis: HCQ 2 x 400 mg
(hari 1), 2 x 200 mg (hari 2-5)
Gautret, dkk. Uji klinis tanpa 42 kasus, usia HCQ 200 mg, 3 kali Enam orang drop-out.
acak terbuka mulai 12 tahun selama 10 hari  
  Terdapat perbedaan bermakna pada
Sebagian dengan kelompok HCQ dibandingkan kontrol dalam
Azitromisin 500 mg, lalu penyembuhan secara virologi pada hari ke-6
250 mg sampai 5 hari (p=0,001). Hasil yang sama didapatkan ketika
membandingkan HCQ dan HCQ dengan
azitromisin (p<0,001)
TATALAKSANA
Cai, dkk. Uji klinis tanpa 80 kasus dewasa, Favipiravir vs LPV/r Favipiravir: 1200 Favipiravir lebih poten dibandingkan LPV/r
acak terbuka gejala ringan (tanpa mg, 2 kali (hari 1) dalam bersihan virus (4 hari vs. 11 hari) dan
ARDS)   perbaikan CT-scan (91,4% vs 62,2%)
600 mg, 2 kali
(2-14)
 
LPV/r:
400mg/ 100 mg,
2 kali
Bian, dkk Uji klinis tanpa 28 kasus dewasa Meplazumab 10 mg, hari ke-1, 2, Kelompok meplazumab memiliki median
acak terbuka   dan 5 waktu bersihan virus, waktu discharge, dan
+terapi standar vs terapi standar waktu perbaikan yang lebih baik.
Xu, dkk. retrospektif 21 kasus dewasa, berat Tocilizumab+ terapi standar 400 mg iv satu kali Perbaikan demam, kebutuhan oksigen,
atau kritis (LPV/r dan metilprednisolon) penurunan CRP, dan gambaran radiologis
cepat
           
           
Cao, dkk. Serial kasus 3 kasus dewasa, berat IVIg+ terapi standar 0,3-0,5 g/kgBB 5 Pada 3 kasus, terdapat percepatan perbaikan
hari klinis
KOMPLIKASI

Miokarditis Keruskan Hepar


• Miokarditis fulminan telah dilaporkan • Peningkatan transaminase dan biliriubin
sebagai komplikasi COVID-19. Pada sering ditemukan, tetapi kerusakan liver
pemeriksaan lain, dapat ditemukan signifikan jarang ditemukan dan pada hasil
hipertrofi ventrikel kiri, penurunan fraksi observasi jarang yang berkembang menjadi
ejeksi, dan hipertensi pulmonal. hal yang serius
• Miokarditis diduga terkait melalui • Elevasi ini umumnya maksimal berkisar 1,5 -
mekanisme badai sitokin atau ekspresi ACE2 2 kali lipat dari nilai normal.
di miokardium
KOMPLIKASI

COVID-19 adalah penyakit baru yang telah menjadi


pandemi. Penyakit ini harus diwaspadai karena
penularan yang relatif cepat, memiliki tingkat mortalitas
yang tidak dapat diabaikan, dan belum adanya terapi
definitif. Masih banyak knowledge gap dalam bidang ini
sehingga diperlukan studi-studi lebih lanjut.
Analisis Situasi
Gambaran Umum
Keadaan Geografis

KEC. KOTO TANGAH

U LAMBUNG BUKIT
KAB. SOLOK

KEC. KURANJI

LIMAU MANIS
KAPALO KOTO

CUPAK
TANGAH
BINUANG KP.
DALAM
LIMAU MANIS SELATAN

KEC. PADANG
TIMUR
PISANG KOTO LUAR
KEC. LUBUK KILANGAN
PIAI TANGAH
KEC. LUBUK
BEGALUNG
Keadaan Demografi
No Kelurahan Luas (km2) Penduduk Kepadatan Laju pertumbuhan
penduduk (%)

1 Pisang 3,99 9.125 2.453 2,60


2 Binuang Kp. Dalam 2,97 6.294 2.254 1,79
3 Piai Tangah 4,97 4.037 860 1,37
4 Cupak Tangah 2,99 9.931 3.569 2,77
5 Kapalo Koto 35,83 9.081 274 3,46
6 Koto Luar 18,92 8.260 467 2,26
7 Lambung Bukit 38.80 3.562 98 1,96
8 Limau Manis Selatan 12,96 10.805 900 3,17

9 Limau Manis 24,86 7.945 346 3,39


  Jumlah 146,29 69.040 507 2,69
Gambaran Umum
Keadaan Demografi
No. Kelurahan Penduduk RW RT
1 Pisang 9.125 7 23
2 Binuang Kampung Dalam 6.294 5 18
3 Piai Tangah 4.037 4 12
4 Cupak Tangah 9.931 6 21
5 Kapalo Koto 9.081 4 15
6 Koto Luar 8.260 6 25
7 Lambung Bukit 3.562 4 13
8 Limau Manis Selatan 10.805 8 31
9 Limau Manis 7.945 8 18
  Jumlah 69.040 52 176
Keadaan Demografi
Kelompok Umur (Th) Jenis Kelamin Jumlah Total
Lk Pr
0 613 608 1.221
0-1 1.212 1.190 2.402
0-2 1.807 1.761 3.568
0–4 2.996 2.897 5.893
1–4 2.383 2.289 4.672
7 604 583 1.187
8 601 581 1.182
9 595 570 1.165
7 – 12 3.525 3.382 6.907
18+ 23.607 23.854 47.461
0 – 14 8.937 8.620 17.557
15 – 64 24.283 24.330 48.613
65+ 1.316 1.554 2.870
69+ 2.339 2.635 4.974
70+ 646 885 1.531
Jumlah 151.203
Keadaan Sosial, Ekonomi, Budaya

• Strata rasial • Banyak penduduk


omogen

Ekonomi
yang mulai • Pekerjaan variative

Budaya
Sosial

• Tradisi daerah ke- masuk ke strata (35% petani, 25%


ninik-mamakan Pendidikan swasta, 17% PNS,
masih kuat 5%, TNI, 18%
tinggi.
informal
• Agama 99% • Sistem keakraban • 18% penduduk
Islam, 1% masih dijalankan masih berada di
Katolik, tingkat pendapatan
Protestant, riendah/tidak
Buddha, dll menentu
Sarana Prasarana
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit Pemerintah 2
2 Rumah Sakit Swasta 1
3 Klinik Bersalin 2
4 Klinik Umum 2
5 Puskesmas Rawat Inap 1
6 Puskesmas Keliling 1
7 Puskesmas Pembantu 5
8 Praktek Dokter/Spesialis 3
9 Praktek Dokter Gigi 3
10 Praktek Bidan 5
11 Apotek 7
12 Toko Obat 2
Sarana Prasarana
No Jenis Prasarana Jml Kondisi
Baik Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat
1 Sistem Sanitasi          
 Sarana Air Bersih 2 2    
 IPAL 1 1    
 TPS 1 1    
 Incenerator -  
 
2 Sistem Kelistrikan          
 PLN 1 1  
 Genset 1 1
3 Sistem Komunikasi          
 Telepon 1   1
 Wifi 2 2  
4 Sistem Transportasi          
 Ambulance 1 1    
 Motor 7 5   2
Tenaga Kesehatan
No. Jenis Petugas Jumlah
1 Dokter Umum (S1) 4
2 Dokter Gigi (S1) 3
3 Perawat (S1) 1
4 Perawat (D3) 10
5 Perawat Gigi (D3) 2
6 Bidan (D4) 7
7 Bidan (D3) 18
8 Nutrisionis (S1) 2
9 Nutrisionis (D3) 1
10 Sanitarian (D3) 2
11 Analis Kesehatan SAKMA 1
12 Asisten Apoteker SMF 1
13 Perekam Medis (D3) 3
Total 55
Capaian Kinerja Puskesmas Pauh
NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN
1 Pelayanan kesehatan Ibu hamil 100 82,21%
2 Pelayanan kesehatan Ibu Bersalin 100 83,19%
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 100 85,58%
4 Pelayanan kesehatan balita 100 50,47%
5 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 100 87.5%
6 Pelayanan kesehatan usia produktif 100 36%
7 Pelayanan kesehatan usia lanjut 100 39,60%
8 Pelayanan kesehatan Hipertensi 100 51%
9 Pelayanan kesehatan Diabetes Melitus 100 63%
10 Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa 100 81,30%
(ODGJ) berat
11 Pelyanan kesehatan orang dengan Tuberkulosis (TB) 100 98,05%
12 Pelyanan kesehatan orang dengan terinfeksi HIV 100 96,50%
Capaian Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Pauh Tahun 2019
Pencapaian Program Kerja Puskesmas Pauh
Tahun 2019
Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
Tuberculosis
1. Pelayanan kesehatan orang terduga TB 46,3 100
2. Pasien BTA positif 13,9 100
HIV
1. Ibu hamil yang dirapid HIV 100 100
2. Pasien TB yang dirapid HIV 52 100
Malaria & Rabies
1. Rabies - -
2. Malaria - -
Diare
1. Pengendalian dan pemberantasan penyakit
1. Diare 413 kasus
menular
Filiariasis
1. Pemberian obat cacing di SD 98 100
2. Pemberian obat cacing di TK/PAUD 63,1 100
ISPA
1. Penemuan kasus ISPA - -
2. Penemuan kasus ISPA ILI - -
3. Penemuan kasus ISPA Pneumonia 95 90
Demam Berdarah Dengue
- - -
Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
1. Kontak pertama
HB0 85,4 95
BCG 93,1 95
Polio 1 93,1 95
DPT - HB - HiB 1 92,2 95
2. Kontak Lengkap
DPT - HB - HiB 3 90,2 95
2. Imunisasi
Polio 4 90,3 95
MR 90,1 95
3. IDL 90,1 95
4. Imunisasi Booster
DPT - HB - HiB 27,4 75
MR 25,9 75
5. Imunisasi TT Ibu Hamil 69.9 95
Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

1. Skrining Usia Produktif 36 100

2. Skrining penyakit Hipertensi 51 100


3. Penyakit Tidak Menular
3. Skrining penyakit DM 63 100

4. Skrining IVA 9 100


Program Kesehatan Keluarga
1. K1 90,8 100

2. K4 82,2 100

3.Persalinan Tenaga Kesehatan 83,2 100


1. KIA Ibu
4. Ibu Hamil Resiko Tinggi 141,1 100

5. KF3 76,4 100

6. Jumlah Akseptor KB 106 75


Program Kesehatan Keluarga
1. KN Lengkap 85,6 95

2.Kunjungan bayi 90 95

2. KIA Anak 3. Kunjungan Balita 50,5 92,5

4. Kunjungan apras 59,1 92,5

5. Neonatus Komplikasi (ResikoTinggi) 63,9 80

3. UKS - - -

4. Lansia 1. Skrining Lama 39,6 100


Program Gizi
1. Presentasi kasus balita gizi buruk untuk mendapatkan
100 100
perawatan
2. Persentasi kasus balita yang ditimbang berat badannya 83,1 80
3. Persentasi bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat
66,5 80
ASI eksklusif

4. Persentasi rumah tangga mengkonsumsi garam beriodium 95,7 95

5. Persentasi balita 6 - 59 bulan yang mendapat kapsul


96,7 90
Program Gizi vitamin A
6. Persentasi ibu hamil yang mendpatkan tablet tambah
90,8 95
darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan
7. Persentasi ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT 95 100
8. Persentasi balita kurus yang mendapatkan PMT 90 100
9. Perentasi remaja putri yang mendapatkan dan
90 100
mengkonsumsi TTD
10. Persentasi ibu nifas yang mendapatkan vitamin A 83,2 95
11. Persentasi bayi baru lahir yang mendapatkan IMD 83,7 41
Program Gizi
12. Persentasi bayi dengan berat badan lahir
1,1 7,3
rendah
13 persentasi balita yang mempunyai buku
97 100
KIA dan KMS
14. Persentasi balita yang ditimbang naik berat
84,8 80
badannya
15. Persentasi balita yang ditimbang naik
6,4 8
baerat badannya (T)
16. Persentasi balita yang ditimbang tidak naik
0,4 2,2
berat badannya dua kali berturut - turut (TT)
17. Persentasi balita di bawah garis merah
0,8 5
(BGM)
18. Persentasi ibu hamil dengan anemia 16 24
19. Persentasi balita underweight 2,3 15
20. Persentasi balita Stunting 4,3 28
21. Persentasi balita Wasting 2,1 5
Program Kesehatan Lingkungan
1. Persentasi penduduk
64 85
menggunkan jamban sehat

2. Penduuk dengan akses


80 75
berkelanjutan terhadap air minum

Kesehatan Lingkungan   3. Persentasi TTU yang


76,2 95
memenuhi syarat kesehatan
4. Persentasi TPM yang
76,2 95
memenuhi syarat kesehatan

5. Persentasi rumah sehat 82,6 95


Program Promosi Kesehatan
1. Cakupan rumah tangga ber-
31,1 100
PHBS
2. Persentasi balita yang
80,6 85
berkunjung dan ditimbang
3. Persentasi penyuluhan di
98 96
dalam gedung
4. Persentasi penyuluhan di luar
Promosi Kesehatan   90 80
gedung
5. Pembinaah SBH 2 1

6. Pembinaan TOGA 73,9 80

7. Cakupan keluarga siaga 75 100


Situasi Covid-19 di Wilayah Kerja
Puskesmas Pauh
Pemeriksaan Swab COVID-19 Pada Bulan Juni 2020
Tanggal Total swab PDP OTG Pool test Staf Puskesmas Hasil Positif
02-Jun-20 16 1 15 0 0 2
03-Jun-20 8 1 7 0 0 0
05-Jun-20 6 1 5 0 0 1
06-Jun-20 26 0 26 0 0 20
08-Jun-20 3 2 1 0 0 0
10-Jun-20 12 0 12 0 0 0
11-Jun-20 7 1 6 0 0 0
23-Jun-20 6 4 2 0 2 3
24-Jun-20 3 3 0 0 0 3
26-Jun-20 24 3 0 0 21 0
27-Jun-20 12 0 12 0 0 0
29-Jun-20 16 4 4 3 5 4
30-Jun-20 2 0 0 2 0 0
Total 141 20 90 5 28 33
Pemeriksaan Swab COVID-19 Pada Bulan Juni 2020
Tanggal Total Swab PDP OTG Pool Test Staf Puskesmas Kader Hasil Positif
01-Jul-20 10 5 0 5 0 0 0
02-Jul-20 10 1 6 1 2 0 10
03-Jul-20 5 0 5 0 0 0 5
06-Jul-20 13 3 2 5 2 1 13
07-Jul-20 6 0 0 0 0 6 0
08-Jul-20 5 1 3 1 0 0 0
10-Jul-20 8 1 0 7 0 0 0
11-Jul-20 5 0 1 3 1 0 1
14-Jul-20 12 4 0 4 4 0 0
15-Jul-20 5 1 0 3 0 0 1
16-Jul-20 3 1 0 2 0 0 3
18-Jul-20 6 3 0 3 0 0 0
20-Jul-20 3 0 0 3 0 0 3
23-Jul-20 12 0 4 8 0 0 9
24-Jul-20 4 0 0 4 0 0 0
25-Jul-20 8 0 4 4 0 0 0
27-Jul-20 7 0 0 4 0 0 0
28-Jul-20 13 0 0 7 6 0 0
29-Jul-20 26 0 6 10 10 0 2
30-Jul-20 15 0 4 9 0 0 0
Total 176 20 35 83 25 7 47
Distribusi Kasus Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh
Hasil Positif Hasil positif Bulan
Kelurahan Bulan Juni Juli
Pisang 0 6
Binuang kp. Dalam 0 4
Piai Tangah 22 1
Cupak Tangah 1 10
Kapalo Koto 0 5
Koto Lua 0 2
Lambung bukit 2 0
Limau manis Selatan 4 13
Limau manis 4 2
Luar Wilayah Puskesmas 0 4
Total 33 47
Pembahasan
Identifikasi Masalah Kesehatan Puskesmas Pauh

Dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi dan wawancara dengan penanggung jawab
program di Puskesmas Pauh.
• Puskesmas Pauh memiliki program Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
• Penilaian 4 masalah prioritas tersebut ditentukan berdasarkan data laporan tahunan puskesmas, wawancara dengan pemegang
program dan pimpinan puskesmas.
• Tidak hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga dilihat dari urgensi, intervensi, ketersediaan
biaya yang dapat diupayakan, dan dampak yang dihasilkan terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

UKM terdapat 5 program esensial yang dijalankan, yaitu promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan ibu, anak, keluarga berencana, layanan gizi, serta pencegahan dan
pengendalian penyakit.
• UKP terdiri dari rawat jalan, pelayanan darurat, pelayanan satu hari (one day care), home care dan/atau rawat inap berdasarkan
kebutuhan pelayanan kesehatan.
• Program yang belum mencapai target, maka dipilih 4 masalah yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas.
Uraian 4 permasalahan kesehatan yang dipilih tersebut
yaitu:

Masih terdapat 23,6% ibu nifas yang tidak melakukan kunjungan


nifas.
Terdapat 413 kasus diare pada tahun 2019.

Masih terdapat 23,7% orang terduga TB yang tidak


mendapatkan pelayanan tuberkulosis (TB) paru masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia.
Terdapat 80 kasus Covid-19 pada tahun 2020.
Penentuan Prioritas Masalah

Kemungkinan Intervensi Biaya Kemungkinan meningkatkan


Urgensi
• Nilai 1 : sangat mahal mutu
• Nilai 1 : tidak penting • Nilai 1 : tidak mudah
• Nilai 2 : kurang mudah • Nilai 2 : mahal • Nilai 1 : sangat rendah
• Nilai 2 : kurang penting
• Nilai 3 : cukup mudah • Nilai 3 : cukup mahal • Nilai 2 : rendah
• Nilai 3 : cukup penting
• Nilai 4 : mudah • Nilai 4 : murah • Nilai 3 : sedang
• Nilai 4 : penting
• Nilai 5 : sangat mudah • Nilai 5 : sangat murah • Nilai 4 : tinggi
• Nilai 5 : sangat penting
• Nilai 5 : sangat tinggi
Penilaian Prioritas Masalah di Puskesmas
Pauh
  Masih terdapat 23,6% ibu Terdapat 413 kasus diare Masih terdapat 23,7% orang Terdapat 80 kasus Covid-19 pada
nifas yang tidak melakukan pada tahun 2019 terduga TB yang tidak tahun 2020
kunjungan nifas   mendapatkan pelayanan

Urgensi 3 3 4 5

Intervensi 4 3 4 4

Biaya 4 3 3 3

Mutu 3 3 5
3

Total 14 12 17
14

Ranking II IV I
III
Penentuan Prioritas Masalah
No. Masalah Metode Sko Alasan
r
Masih terdapat 23,6% ibu Urgensi 3 Penyebab kematian ibu paling banyak adalah perdarahan yang biasanya terjadi selama masa
nifas yang 1 tidak     Nifas. Masa nifas adalah masa pemulihan organ reproduksi paska persalinan dan merupakan
melakukan kunjungan
.     masa penting baggi 6-8 minggu. Kunjungan ibu nifas dilakukan setidaknya 3 kali selama masa
nifas     nifas ibu. Program ini bertujuan untuk menilai ada atau tidaknya komplikasi selama masa nifas
    ibu. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Pauh, kunjungan pada nifas pertama (KF 1)
  terendah di kelurahan Limau Manis Selatan (69, 14%), KF 2 terendah di kelurahan Limau
Manis Selatan (67,14%), dan KF 3 di Limau Manis Selatan (64, 32%). Masih terdapat 23,6 %
ibu nifas yang tidak melakukan kunjungan di wilayah Puskesmas Pauh.
  Intervensi 4 Melakukan penyuluhan ibu hamil yang datang berkunjung ke puskesmas.
 
Biaya 4 Biaya yang dibutuhkan murah karena hanya diperlukan untuk penyuluhan kepada ibu hamil
    yang datang ke puskesmas.
Mutu 3 Dengan diadakan penyuluhan dengan ibu hamil, diharapkan ibu hamil mempunyai keinginan
    untuk lebih sering memeriksakan diri ke Puskesmas, terutama setelah melahirkan.
Penentuan Prioritas Masalah
Terdapat
2 413 Urgensi 3 Diare adalah buang air besar lembek sampai encer yang lebih dari 3 kali dalam satu hari. Diare dapat
kasus diare
.     disebabkan oleh bakteri atau virus, ataupun intoleransi makanan, gangguan psikis dan lainnya. Diare
pada tahun     karena bakteri Escherichia coli (E.coli) disebabkan oleh adanya kontaminasi makanan/ minuman
2019     dengan bakteri E.coli yang dibawah oleh lalat yang sebelumnya telah hinggap pada tinja yang
    dibuang sembarangan, ataupun melalui minuman yang tidak dimasaksampai mendidih, tangan yang
    terkontaminasi 9 bakteri E.coli karena setelah buang air besartidak mencuci tangan dengan sabun.
Kejadian Diare yang ditemukan di puskesmas Pauh pada tahun tahun 2019 sebesar 22,2 % (413
kasus). Kelurahan yang paling tinggi kasus diare adalah Cupak Tangah 42 kasus.
Interven 3 Intervensi untuk Diare dilakukan dengan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat terutama
si    yang mempunyai anak balita.
Biaya 3 Biaya yang dibutuhkan murah karena menggunakan pendekatan ke masyarakat untuk mengubah
    kebiasaan melalui penyuluhan.
Mutu 3 Dengan adanya penyuluhan dan edukasi diharapkan adanya perubahan tindakan dari masyarakat
untuk hidup sehat.
Penentuan Prioritas Masalah
Masih terdapat
3 23,7% Urgensi 4 Tuberkulosis (TB) paru masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penanggulan TB paru meliputi penemuan
orang terduga TB yang
.     pasien dan pengobatan yang dikelola menggunakan strategi DOTS. Untuk menilai keberhasilan penanggulangan TB
tidak mendapatkan     paru digunakan beberapa indikator salah satunya yaitu angka penemuan pasien baru TB BTA+. Di wilayah
pelayanan     Puskesmas Pauh yang terduga tuberkulosis dan mendapatakan pelayanan 663 orang dan CNR ( Case Notification
    Rate) semua kasus tuberkulosis per 100.000 penduduk Puskesmas Pauh Tahun 2019 adalah 103. CNR Tahun 2019
  lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu 42. Hal ini dapat meningkatkan resiko penularan TB paru ke
    lingkungan sekitar, semakin tinggi jika suspek dengan BTA+ tidak ditemukan dan diberikan tatalaksana segera.
  Masih terdapat 23, 7% orang terduga TB tidak mendapatkan pelayanan kesehatan
Intervensi 4 Intervensi secara aktif dapat dilakukan melalui penyuluhan mengenai gejala penyakit TB paru dan penemuan suspek
    penderita TB langsung di lapangan. Sedangkan untuk penjaringan dilakukan secara pasif artinya penjaringan
    tersangka penderita TB dilaksanakan pada mereka
    yang datang berkunjung berobat ke Puskesmas.
Biaya 3 Pemeriksaan sputum jika ada warga yang dicurigai menderita TB tidak dipungut biaya.
 
Mutu 3 Dengan ditemukannya penderita TB paru maka diharapkan mereka dapat segera diobati dan dapat menurunkan
  penularan sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Penentuan Prioritas Masalah
Terdapat 480 kasus Urgensi 5 Pandemi Covid-19 merupakan suatu masalah kesehatan yang tengah terjadi di lingkungan masyarakat saat ini. Hal ini
Covid-19 pada tahun
.   menuntut masyarakat untuk menetapkan protokol kesehatan, berupa mencuci tangan dengan air dan sabun, penggunaan
2020   masker serta menjaga jarak dengan orang-orang disekitar untuk mencegah terjadinya terjangkitnya virus dan terjadinya
  penularan. Selain masyarakat yang merasa memiliki gejala seperti demam, batuk, sesak nafas atau kehilangan indra
  penciuman untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan yang terdekat. Puskesmas Pauh berusaha untuk
  mengurangi angka kejadian infeksi covid-19, melakukan kegiatan swab secara rutin tiap minggunya selama hari kerja.
  Puskesmas Pauh didapatkan pada bulan Juni sebanyak 33 orang yang positif terinfeksi COVID-19, namun data yang
  didapatkan terjadi peningkatan kasus positif COVID-19 diwilayah kerja Puskesmas Pauh, yaitu terdapatnya 47 orang
  yang dinyatakan positif. Dengan adanya peningkatan kasus positif COVID-19, menandakan bahwa puskesmas Pauh
  lebih meningkatkan dalam upaya menerapkan protokol kesehatan pada masyarakat.
Intervensi 4 Intervensi untuk Covid-19 dilakukan dengan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat.
Biaya 3 Biaya yang dibutuhkan murah karena menggunakan pendekatan ke masyarakat untuk mengubah kebiasaan melalui
  penyuluhan.
Mutu 5 Dengan adanya penyuluhan dan edukasi diharapkan adanya perubahan tindakan dari masyarakat untuk hidup sehat.
Analisis Sebab Akibat

Skala prioritas menganggap


Penyuluhan COVID 19 harus Wabah COVID 19 di
perlunya upaya peningkatan
meningkatkan di kelurahan puskesmas Pauh tercatatat
penyuluhan tentang wabah
Limau Manis Selamatn di kelurahan Piai Tangah
COVID 19 di wilayah kerja
tercatat 13 Kasus sebanyak 22 orang
Puskesmas Pauh
Analisis Sebab Akibat
Lingkungan Covid-19 dapat berdampak terhadap peningkatan sampah medis berupa
alat pelindung diri.

Sampah rumah tangga dari keluarga yang diketahui memiliki covid-19


positif dapat menjadi potensial reservoir virus apabila tidak diolah secara
baik.

Tolak ukur: observasi lapangan dan laporan Puskesmas.


Analisis Sebab Akibatt
Kebiasaan tidak memakai masker di masyarakat dan kurangnya pengetahuan mengenai
Manusia Covid-19.

Tidak semua masyarakat mengetahui gejala Covid-19 karena 4 kelurahan yang ditemukan
kasus positif Covid-19.

Kurangnya hygiene mencuci tangan menggunakan sabun setelah beraktifitas di Kecematan


Pauh

Belum ada kemuan dari masyarakat untuk mengubah perilaku memakai masker dan
menjaga hygienitas pribadi dalam bentuk mencuci tangan

Tolak ukur: observasi langsung dan wawancara dengan pemegang program.


Analisis Sebab Akibatt

Money Keterbatasan untuk memeriksa swab


Covid-19.

Tolak Ukur : wawancara dengan pemegang


program dan pimpinan puskesmas.
Analisis Sebab Akibatt

Material Tidak adanya tempat untuk karantina di


puskesmas.

Tolak ukur: wawancara dengan pemegang


program dan pimpinan puskesmas.
Analisis Sebab Akibatt
Edukasi kepada masyarakat mengenai wabah covid-19.
Metode
Metode penyuluhan yang tidak disertai pretest dan post test sehingga petugas
kesehatan tidak mengetahui evaluasi dari penyuluhan yang dilakukan.

Belum ada kader khusus untuk kesehatan lingkungan.

Kerjasama lintas sektor belum berjalan dengan baik.


Diagram Ischikawa
Alternatif Pemecahan Masalah
Manusia
 Kurang pengetahuan wabah covid-19.
 Tidak semua masyarakat mengetahui gejala Covid-19 karena 4 kelurahan yang didapatkan kasus positif Covid-19.
 Kurangnya higene mencuci tangan menggunakan sabun untuk wabah covid-19.
Rencana: Dilakukan penyuluhan dan pra-pemicuan mengenai pentingnya wabah covid-19.
Pelaksana: Pimpinan dan petugas puskesmas.
Sasaran: Semua Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Pauh
Target: Meningkatnya pengetahuan masyarakat pentingnya wabah covid-19.
 Belum ada kemuan dari masyarakat untuk mengubah perilaku open defecation
Rencana: Dilakukan pemicuan mengenai pentingnya wabah covid-19.
Pelaksana: Pimpinan, petugas Puskesmas dan dokter muda IKM
Sasaran: Semua Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Pauh
Target: Meningkatnya pengetahuan masyarakat pentingnya covid-19.
Metode
 Edukasi kepada masyarakat mengenai covid-19.
Rencana: Menambah 4 kelurahan untuk dilakukan penyuluhan terkait covid-19.
Pelaksana: Pimpinan, Petugas Puskesmas dan dokter muda IKM
Sasaran: Semua Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Pauh
Target: Semua kelurahan mendapatkan penyuluhan tentang wabah covid-19.
 Metode penyuluhan yang tidak disertai pretest dan post test sehingga petugas kesehatan tidak
mengetahui evaluasi dari penyuluhan yang dilakukan.
Rencana: Menambahkan sesi Pretest dan postest saat dilakukan penyuluhan
Pelaksana: Pimpinan, Petugas Puskesmas dan dokter muda IKM
Sasaran: Semua Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Pauh
Target: Evaluasi penyuluhan dapat dinilai dan keberhasilan penyuluhan dapat dinilai
 Kerjasama lintas sektor belum berjalan dengan baik.
Rencana: Membangun kerjasama dengan dinas kesehatan supaya di
Melaksanakan swab covid-19 tes.
Pelaksana: Pimpinan, Petugas Puskesmas dan dokter muda IKM
Sasaran: Semua Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Pauh
Target: Melaksanakan swab covid-19 tes kepada semua masyarakat di
puskesmas Pauh.
Money
 Keterbatasan dalam menyediakan uang.
Rencana : Menyampaikan solusi dan kerjasama dengan lintas sektor.
Pelaksana : Pimpinan Puskesmas dan Pemegang Program.
Sasaran : Semua Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Pauh
Target: Masyarakat Pauh memeriksa swab covid-19 tes.
Lingkungan
 Masyarakat memelihara lingkungan dengan baik supaya tidak terjadi wabahnya.
Rencana: Menyampaikan solusi ini kepada Tokoh masyarakat
Pelaksana: Pimpinan Puskesmas dan Pemegang Program.
Sasaran: Semua Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Pauh
Target: Adanya pemanfaatan lain sehingga tidak ada lagi penduduk yang berpotensi terjangkit COVID - 19.
Material
 Tidak adanya tempat untuk qurantin di puskesmas.
Rencana: Membantu kepada masyarakat dari tertular covid-19.
Pelaksana: Masyarakat, petugas puskesmas, dokter muda IKM.
Sasaran: Masyarakat yang terdapat gelaja atau tanpa gejala yang memiliki covid-19
Target: Tidak ada tertular lagi covid-19 kepada masyarakat
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
Plan (Tahap Perencanaan)
Identifikasi Observasi kegiatan kesehatan di Puskesmas Pauh
Masalah
Wawancara kepala program tiap UKM

Peninjauan laporan tahunan kegiatan puskesmas


Pauh 2019
Plan
Analisis Konsultasi kepada kepala puskesmas Pauh, pembimbing
dan akademik, representatif dinkes kota Padang
Penetapan Penetapan prioritas dilakukan pada 14 – 24 Agustus 2020
Prioritas
Masalah
Wabah COVID – 19 dinilai menjadi masalah kesehatan
tertinggi
Rencana Kegiatan
• Identifikasi masalah Puskesmas Pauh dengan pemegang program di setiap UKM dan
kepala Puskesmas Pauh.
• Observasi kegiatan masyarakat dan kegiatan kesehatan masyarakat yang dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Pauh.
• Menentukan prioritas masalah Puskesmas Pauh dengan pemegang program di setiap
UKM dan kepala Puskesmas Pauh.
• Pembuatan proposal perencanaan kegiatan “Pendataan dan Pemetaan Pasien yang
Telah Dilakukan Swab Test di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh”
• Pelaksanaan kegiatan.
Rencana Kegiatan
• Pelaksanaan kegiatan pendataan dan pemetaan terdiri dari beberapa
kegiatan antara lain:
• Diskusi dengan representatif dari dinas kesehatan kota Padang tentang
pembuatan pendataan dan pemetaan.
• Pengambilan data hasil swab test.
• Analisis data hasil swab test dan pengkategorian per-kelurahan.
• Pemberian hasil pendataan dan pemetaan pasien kepada Puskesmas Pauh
dan dinas kesehatan kota Padang.
Tabel 5.1 Plan of Action (PoA)
Alat dan
N
Kegiatan Tempat Pelaksana Sasaran Perlengkapa Output
o
n
Pertemuan Pimpinan
Pimpinan
dengan kepala Puskesma
Puskesmas,
Puskesmas s, Surat
pemegang
Pauh dan Puskesma represent Undangan,
1. prorgram, dan -
representatif s Pauh atif dinas infocus, dan
representatif dinas
dari dinas kesehatan laptop
kesehatan Kota
kesehatan kota Kota
Padang
Padang Padang
Pengambilan Data hasil
Puskesma
2. data hasil Swab Dokter muda IKM Swab - -
s Pauh
Test Test
Pemetaan
pasien
Gedung
Analsisis data Swab Test
3. IKM FK Dokter muda IKM - Laptop
hasil Swab Test di
UNAND
Kecamata
n Pauh
Pemberian hasil
Dokter muda IKM, Pimpinan
pendataan dan Puskesma Infocus,
4. Pimpinan Puskesma -
pemetaan s Pauh Laptop
Puskesmas s
pasien
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
• Berdasarkan hasil laporan tahunan puskesmas pauh dan analisa kejadian terbaru dari
puskesmas pauh maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
• Covid-19 adalah penyakit baru yang telah menjadi pandemi.
• Penyakit Covid-19 harus diwaspadai karena penularannya yang relatif cepat, memiliki tingkat
mortalitas yang tidak dapat diabaikan, dan belum adanya terapi yang definitif.
• Angka kejadian Covid-19 di Sumatera Barat mengalami peningkatan sehingga diperlukannya peta
penyebaran lokasi.
• Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh masih belum menyadari tingkat morbiditas dan
mortalitas dari Covid-19.
• Sudah ada program Puskesmas untuk mengadakan swab setiap 3 hari sekali tetapi belum
terdapatnya master tabel untuk mengelompokkan dan menggambarkan daerah penyebaran.
Saran
• Berdasarkan kesimpulan yang telah didapatkan maka dapat diberikan
saran, yakni sebagai berikut:
• Diperlukan adanya traccing untuk menilai dan mengatasi penyebaran dari
Covid-19.
• Diperlukan adanya master tabel untuk menilai penyebaran penyakit Covid-19
diwilayah kerja Puskesmas Pauh.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai