PADANG
2020
Pembimbing I Penguji I
Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
1.3.1 Tujuan Umum 3
1.3.2 Tujuan Khusus 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
DAFTAR PUSTAKA 83
DAFTAR GAMBAR
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Penurunan penyebaran Covid-19 di wilayah kerja puskesmas Pauh dengan
edukasi 3M.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja
Puskesmas Pauh.
2. Mengetahui prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja
Puskesmas Pauh.
3. Mengetahui penyebab masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Pauh.
4. Mencari alternatif penyelesaian prioritas masalah kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Pauh.
1.4 Manfaat
Makalah POA ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk
membantu dalam penekanan kasus COVID-19 dengan melakukan langkah-
langkah 3M sebagai upaya pencegahan sekaligus diharapkan dapat memutus
rantai penularan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Covid-19
Pada Desember 2019, kasus pneumonia
misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi
2.2 Epidemiologi
Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi
peningkatan kasus COVID-19 di China setiap hari
2.3 Virologi
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran
partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi
Gambar 2.1. Struktur genom virus. ORF: open reading frame, E: envelope,
M: membrane, N: nucleocapsid20
Struktur genom virus ini memiliki pola seperti
coronavirus pada umumnya (Gambar 1). Sekuens
SARS- CoV-2 memiliki kemiripan dengan
coronavirus yang diisolasi pada kelelawar, sehingga
muncul hipotesis bahwa SARS-CoV-2 berasal dari
kelelawar yang kemudian bermutasi dan menginfeksi
manusia.20 Mamalia dan burung diduga sebagai
reservoir perantara.4
Pada kasus COVID-19, trenggiling diduga
2.4 Transmisi
Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2
0 dari manusia ke manusia
menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih
agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui
droplet yang keluar saat batuk atau bersin .25 Selain itu, telah diteliti
bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol (dihasilkan melalui
Tabel 2.1. Sebaran kasus dan case fatality rate COVID-19 berdasarkan
usia dan jenis kelamin7,12,13
kelamin (n=8.413)
Kasus (%) CFR (%) Kasus (%) CFR (%) Kasus (%) CFR (%)
Laki-laki 51,4 10,3
Perempuan 48,6 6,2
0-9 0,9 0 0
10-19 1,2 0
20-29 8,1 0
30-39 17,0 0,4
40-49 19,2 0,6
50-59 22,4 1,2
60-69 19,2 4,9
70-79 8,8 8 15,3
>79 3,2 23,6
2.5 Patogenesis
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 10
Patogenesis SARS-CoV-2 masih belum
banyak diketahui, tetapi diduga tidak jauh berbeda
dengan SARS- CoV yang sudah lebih banyak
jaringan.38
benda mati29
8-24 jam
30OC
HCoV 103 5 hari
21OC
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 12
Alumunium HCoV 5 x 103 21OC 2-8 jam
Metal SARS-CoV 105 Suhu ruangan 5 hari
Kayu SARS-CoV 105 Suhu ruangan 4 hari
Kertas SARS-CoV 105 Suhu ruangan 4-5 hari
(Strain P9) Suhu ruangan 24 jam
106
SARS-CoV 3 hari
105
(Strain GVU6109)
< 5 menit
104
Kaca SARS-CoV 105 Suhu ruangan 4 hari
SARS-CoV
105
(Strain P9) Suhu ruangan
SARS-CoV
(Strain FFM1) 107 Suhu ruangan
HCoV (Strain
107
229E) Suhu ruangan
PVC HCoV 103 21OC 5 hari
Karet silicon HCoV 103 21OC 5 hari
Sarung HCoV 5 x 103 21OC <8 jam
tangan
bedah
(lateks)
Gaun bedah SARS-CoV 106 Suhu ruangan 2 hari
24 jam
105
1 jam
104
Keramik HCoV 103 21OC 5 hari
Teflon HCoV 103 21OC 5 hari
Keterangan: HCOV: Human Coronavirus; SARS: Severe Acute Respiratory
Syndrome; MERS: Middle East Respiratory Syndrome
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 13
Gambar 2.3. Skema replikasi dan patogenesis virus, diadaptasi dari
fungsional.43
ACE2.44, 45
atipikal.60
Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-
dkk74 IgG
126 GICA 82,4%
638 N, dkk
Xia ELISA Total Antibodi Tidak 94,8%
dijelaskan
IgM saja 86,9%
341 GICA Total Antibodi 96,2%
IgM saja 87,9%
583 Chemilumi- Total Antibodi 86,9%
nescence
IgM saja 74,3%
perjalanan klinis:74
1. Pasien asimtomatis: cenderung unilateral, multifokal, predominan
gambaran ground-glass. Penebalan septum interlobularis, efusi
pleura, dan limfadenopati jarang ditemukan.
2. Satu minggu sejak onset gejala: lesi bilateral dan difus,
predominan gambaran ground-glass. Efusi pleura 5%,
limfadenopati 10%.
3. Dua minggu sejak onset gejala: masih predominan gambaran
ground-glass, namun mulai terdeteksi konsolidasi
4. Tiga minggu sejak onset gejala: predominan gambaran ground-
glass dan pola retikular. Dapat ditemukan bronkiektasis,
penebalan pleura, efusi pleura, dan limfadenopati.
Pemeriksaan Virologi
Pengambilan Spesimen
WHO merekomendasikan pengambilan
spesimen pada dua lokasi, yaitu dari saluran napas
atas (swab nasofaring atau orofaring) atau saluran
napas bawah [sputum, bronchoalveolar lavage
(BAL), atau aspirat endotrakeal.79 Sampel diambil
selama 2 hari berturut turut untuk PDP dan ODP,
boleh diambil sampel tambahan bila ada
2.9 Diagnosis
Definisi operasional pada kasus COVID-19 di
4)82
4. Favipiravir (FAVI)
Favipiravir merupakan obat baru golongan inhibitor RNA-
dependent RNA polymerase (RdRp) yang dapat menghambat
aktivitas polimerasi RNA. Hasil penelitian sementara di China
menunjukkan bahwa favipiravir lebih poten dibandingkan LPV/r
dan tidak terdapat perbedaan signifikan reaksi efek samping.66
Studi uji klinis tanpa acak tak tersamar menunjukkan favipiravir
lebih baik dalam median waktu bersihan virus dibandingkan
LPV/r (4 hari vs 11 hari). Selain itu, favipiravir juga lebih baik
dalam perbaikan gambaran CT scan dan kejadian lebih sedikit
efek samping.82
5. Umifenovir (Arbidol®)
Obat antivirus ini merupakan terapi rutin pada kasus influenza
yang telah diketahui kemampuan inhibisinya pada SARS-CoV-2
berdasarkan penelitian in vitro65 Chen, dkk.69 telah melakukan
komparasi LPV/r dan umifenovir pada tatalaksana COVID-19,
dan menemukan tidak terdapat perbedaan bermakna pada
perbaikan gejala atau kadar virus.
6. Oseltamivir
7. Interferon-α (IFN-α)
9. Meplazumab/antibodi anti-CD147
Antibodi anti-CD147 diketahui mampu menghambat kemotaksis
sel T yang diinduksi CyPA dan berdampak berkurang inflamasi.
Selain itu, antibodi ini juga dapat menghambat replikasi SARS-
CoV-2 berdasarkan studi in vitro yang membuat pengetahuan
baru, ada kemungkinan virus masuk melalui reseptor CD147.
Bian, dkk.23 menunjukkan penambahan meplazumab
mempercepat waktu rawat, perbaikan klinis dan bersihan virus.
10. Nitazoxanide
Wang, dkk. melakukan uji in vitro guna mengetahui efektivitas
nitazoxanide. Obat antiprotoza ini diketahui memiliki potensi
antivirus karena dapat menghambat SARS-CoV-2 (EC50=2.12
2.Antibiotik
Pemberian antibiotik hanya dibenarkan pada pasien yang dicurigai
infeksi bakteri dan bersifat sedini mungkin. Pada kondisi sepsis,
antibiotik harus diberikan dalam waktu 1 jam. Antibiotik yang dipilih
adalah antibiotik empirik berdasarkan dengan profil mikroba lokal.57
3.Kortikosteroid
Shang, dkk.45 merekomendasikan pemberian kortiksteroid.
Landasannya adalah studi Chen, dkk. 47 pada 401 penderita SARS
yang diberikan kortiksteroid, 152 di antaranya termasuk kategori
kritis. Hasil studi menunjukkan kortikosteroid menurunkan mortalitas
dan waktu perawatan pada SARS kritis. Dosis yang diberikan adalah
dosis rendah-sedang (≤0.5-1 mg/kgBB metilprednisolon atau
Rekomendasi dosis:
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 39
HCQ 2 x 400 mg
(hari 1), 2 x 200 mg (hari
2-5)
Gautret, Uji klinis42 kasus, HCQ 200
Enammg,
orang
3 drop-out.
dkk. tanpa usia kali
acak mulai 12 selama
Terdapat
10perbedaan
terbuka tahun hari
bermakna pada kelompok
HCQ dibandingkan
Sebagian
kontrol dalam
dengan
penyembuhan secara
Azitromisin
virologi pada hari ke-6
500
(p=0,001).
mg, Hasil yang
lalu
sama250
didapatkan
mg ketika
sampai
membandingkan
5 HCQ
hari
dan HCQ dengan
azitromisin (p<0,001)
Cai, dkk.Uji klinis80 kasus Favipiravir vs Favipiravir:
Favipiravir lebih poten
tanpa dewasa, LPV/r 1200
dibandingkan LPV/r
acak gejala ringan mg, 2 kali
dalam bersihan virus (4
terbuka (tanpa (hari 1) 11 hari) dan
hari vs.
ARDS) perbaikan CT-scan
600 mg,vs
(91,4% 2 62,2%)
kali
(2-14)
LPV/r:
400mg/ 100
mg,
2 kali
Bian, Uji klinis28 kasus Meplazumab 10 mg, harimeplazumab
Kelompok
dkk tanpa dewasa ke-1, 2, median waktu
memiliki
acak +terapi standar vs dan 5
bersihan virus, waktu
terbuka terapi standar discharge, dan waktu
4. Plasma Konvalesen
Plasma dari pasien yang telah sembuh
COVID-19 diduga memiliki efek terapeutik karena
memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2. Shen C,
dkk. melaporkan lima serial kasus pasien COVID-
19 kritis yang mendapatkan terapi plasma ini.
Seluruh pasien mengalami perbaikan klinis, tiga
5. Imunoterapi
2.11 Komplikasi
1. Miokarditis
Miokarditis fulminan telah dilaporkan sebagai
komplikasi COVID-19. Temuan terkait ini adalah
peningkatan troponin jantung, myoglobin, dan n-
terminal brain natriuretic peptide. Pada
pemeriksaan lain, dapat ditemukan hipertrofi
ventrikel kiri, penurunan fraksi ejeksi, dan
hipertensi pulmonal. Miokarditis diduga terkait
melalui mekanisme badai sitokin atau ekspresi
ACE2 di miokardium.
2. Kerusakan Hati
Peningkatan transaminase dan biliriubin sering
ditemukan, tetapi kerusakan liver signifikan jarang
ditemukan dan pada hasil observasi jarang yang
berkembang menjadi hal yang serius. Keadaan ini
lebih sering ditemukan pada kasus COVID-19
berat. Elevasi ini umumnya maksimal berkisar 1,5 -
2 kali lipat dari nilai normal. Terdapat beberapa
faktor penyebab abnormalitas ini, antara lain
kerusakan langsung akibat virus SARS- CoV-2,
2.12 Prognosis
Prognosis COVID-19 dipengaruhi banyak
faktor. Studi Yang X, dkk.37 melaporkan tingkat
mortalitas pasien COVID-19 berat mencapai 38%
dengan median lama perawatan ICU hingga
meninggal sebanyak 7 hari. Peningkatan kasus
yang cepat dapat membuat rumah sakit kewalahan
dengan beban pasien yang tinggi. Hal ini
meningkatkan laju mortalitas di fasilitas tersebut.
Laporan lain menyatakan perbaikan eosinofil pada
pasien yang awalnya eosinofil rendah diduga dapat
menjadi prediktor kesembuhan.
Reinfeksi pasien yang sudah sembuh masih kontroversial. Studi pada
hewan menyatakan kera yang sembuh tidak dapat terkena COVID-19, tetapi
telah ada laporan yang menemukan pasien kembali positif rRT-PCR dalam
5-13 hari setelah negatif dua kali berturut-turut dan dipulangkan dari rumah
sakit. Hal ini kemungkinan karena reinfeksi atau hasil negatif palsu pada
rRT-PCR saat dipulangkan. Peneliti lain juga melaporkan deteksi SARS-
CoV-2 di feses pada pasien yang sudah negatif berdasarkan swab orofaring.37
2.13 Kesimpulan
COVID-19 adalah penyakit baru yang telah
menjadi pandemi. Penyakit ini harus diwaspadai
karena penularan yang relatif cepat, memiliki
tingkat mortalitas yang tidak dapat diabaikan, dan
belum adanya terapi definitif. Masih banyak
knowledge gap dalam bidang ini sehingga
diperlukan studi-studi lebih lanjut.
202.17 162.83
1 Oktober 3.388 2.465 190 3.198 7,71%
8 6
204.80 164.56
2 Oktober 2.626 1.728 213 1.515 12,33%
4 4
208.42 167.15
3 Oktober 3.619 2.590 194 2.396 7,49%
3 4
213.70 170.77
5 Oktober 2.582 1.871 216 1.655 11,55%
6 6
215.45 171.78
6 Oktober 1.753 1.005 90 915 8,96%
9 1
217.29 172.85
7 Oktober 1.831 1.077 197 880 18,29%
0 8
220.19 174.72
8 Oktober 2.900 1.869 176 1.693 9,42%
0 7
223.83 177.37
9 Oktober 3.647 2.644 292 2.352 11,04%
7 1
10 226.67 179.15
2.839 1.781 245 1.536 13,76%
Oktober 6 2
11 229.18 180.98
2.505 1.837 341 1.496 18,56%
Oktober 1 9
12 231.05 182.22
1.869 1.238 178 1.060 14,38%
Oktober 0 7
13 232.35 182.94
1.300 716 176 540 24,58%
Oktober 0 3
15 238.06 186.61
2.653 1.609 340 1.269 21,13%
Oktober 8 5
16 241.50 188.93
3.437 2.320 547 1.773 23,58%
Oktober 5 5
17 245.16 191.14
3.656 2.206 386 1.820 17,5%
Oktober 1 1
18 248.84 193.61
3.684 2.473 277 2.196 11,2%
Oktober 5 4
19 251.80 195.59
2.963 1.985 243 1.742 12,24%
Oktober 8 9
20 253.18 196.40
1.374 810 170 640 20,99%
Oktober 2 9
21 255.53 197.93
2.351 1.522 282 1.240 18,53%
Oktober 3 1
22 257.25 199.08
1.726 1.155 222 933 19,22%
Oktober 9 6
23 260.16 200.90
2.906 1.806 259 1.547 14,34%
Oktober 5 2
25 266.29 204.58
3.782 2.360 358 2.002 15,17%
Oktober 3 6
26 270.47 207.37
4.180 2.784 273 2.511 9,81%
Oktober 3 0
27 273.38 209.15
2.913 1.788 316 1.472 17,67%
Oktober 6 8
28 276.38 210.67
3.003 1.521 260 1.261 17,09%
Oktober 9 9
29 279.33 212.21
2.949 1.532 346 1.186 22,59%
Oktober 8 1
30 282.90 214.24
3.565 2.038 302 1.736 14,82%
Oktober 3 9
31 285.83 215.92
2.931 1.674 255 1.736 15,23%
Oktober 4 3
1
288.61 217.41
Novembe 2.781 1.487 224 1.263 15,06%
5 0
r
2
290.88 218.28
Novembe 2.273 873 175 698 20,05%
8 3
r
4
295.54 220.46
Novembe 3.026 1.393 176 1.217 12,64%
9 9
r
5
299.15 222.45
Novembe 3.601 1.981 242 1.739 12,22%
0 0
r
6
302.60 224.40
Novembe 3.457 1.958 220 1.738 11,24%
7 8
r
7
305.41 225.74
Novembe 2.806 1.332 173 1.159 12,99%
3 0
r
8
309.12 227.95
Novembe 3.711 2.218 199 2.019 8,97%
4 8
r
9
310.77 228.86
Novembe 1.653 907 118 789 13,01%
7 5
r
10
313.10 230.20
Novembe 2.332 1.339 117 1.222 8,74%
9 4
r
U LAMBUNG BUKIT
KAB. SOLOK
KEC. KURANJI
LIMAU MANIS
KAPALO KOTO
CUPAK TANGAH
BINUANG KP.
DALAM
LIMAU MANIS SELATAN
KEC. PADANG
TIMUR
PISANG KOTO LUAR
KEC. LUBUK KILANGAN
PIAI TANGAH
KEC. LUBUK
BEGALUNG
No Kelurahan RW RT
1 Pisang 23
2 Binuang Kampung Dalam 18
3 Piai Tangah 12
4 Cupak Tangah 21
5 Kapalo Koto 15
6 Koto Luar 25
7 Lambung Bukit 13
8 Limau Manis Selatan 31
9 Limau Manis 18
Jumlah 176
3.2.2 Budaya
Tersedianya berbagai jenis Pendidikan mulai dari tingkat Pendidikan
kanak – kanak dasar samapi dengan perguruan tinggi pada wilayah kerja
puskesmas Pauh menyebabkan semakin banyak penduduk yang mengenyam
Pendidikan dan diharapkan semakin kritis dengan berbagai dampak
pembangunan. Sistem kekerabatan masih dijalankan oleh penduduk setempat
masih dipakai sebagain besar penduduk dan merupakan kekuatan yang dapat
digarap apabila caranya diketahui. Pendekatan kultural sangat dibutuhkan dalma
rangka menjalin kerjasama peran serta masyarakat.83
Berikut ini adalah tabel tenaga kesehatan yang berada di puskesmas Pauh
per 31 Desember 2019:83
Tabel 3.5 Tenaga kesehatan di puskesmas Pauh per 31 Desember 2019
Berikut ini adalah tabel jumlah dan kondisi prasaran di puskesmas pauh tahun
2019:83
Tabel 3.6 Jumlah dan kondisi prasarana di puskesmas Pauh tahun 2019
1 Sistem Sanitasi
⚫ Sarana Air Bersih 2
⚫ IPAL 1
⚫ TPS 1
⚫ Incenerator
2 Sistem Kelistrikan
1
⚫ PLN
⚫ Genset 1
3 Sistem Komunikasi
⚫ Telepon 1
⚫ Wifi 2
4 Sistem Transportasi
⚫ Ambulance 1
⚫ Motor 5 2
Tabel 3.9 Pemeriksaan Swab Covid-19 di Puskesmas Pauh pada bulan Juni 2020
Tanggal Total swab PDP OTG Pool test Staf Puskesmas Hasil Positif
02-Jun-20 16 1 15 0 0 2
03-Jun-20 8 1 7 0 0 0
05-Jun-20 6 1 5 0 0 1
06-Jun-20 26 0 26 0 0 20
08-Jun-20 3 2 1 0 0 0
10-Jun-20 12 0 12 0 0 0
11-Jun-20 7 1 6 0 0 0
23-Jun-20 6 4 2 0 2 3
24-Jun-20 3 3 0 0 0 3
26-Jun-20 24 3 0 0 21 0
27-Jun-20 12 0 12 0 0 0
29-Jun-20 16 4 4 3 5 4
30-Jun-20 2 0 0 2 0 0
Total 141 20 90 5 28 33
Tabel 3.10 Pemeriksaan Swab Covid-19 di Puskesmas Pauh pada bulan Juli 2020
Tanggal Total Swab PDP OTG Pool Test Staf Puskesmas Kader Hasil Positif
01-Jul-20 10 5 0 5 0 0 0
02-Jul-20 10 1 6 1 2 0 10
03-Jul-20 5 0 5 0 0 0 5
06-Jul-20 13 3 2 5 2 1 13
07-Jul-20 6 0 0 0 0 6 0
08-Jul-20 5 1 3 1 0 0 0
10-Jul-20 8 1 0 7 0 0 0
11-Jul-20 5 0 1 3 1 0 1
14-Jul-20 12 4 0 4 4 0 0
15-Jul-20 5 1 0 3 0 0 1
16-Jul-20 3 1 0 2 0 0 3
18-Jul-20 6 3 0 3 0 0 0
20-Jul-20 3 0 0 3 0 0 3
23-Jul-20 12 0 4 8 0 0 9
24-Jul-20 4 0 0 4 0 0 0
25-Jul-20 8 0 4 4 0 0 0
27-Jul-20 7 0 0 4 0 0 0
28-Jul-20 13 0 0 7 6 0 0
29-Jul-20 26 0 6 10 10 0 2
30-Jul-20 15 0 4 9 0 0 0
Total 176 20 35 83 25 7 47
2. Kemungkinan Intervensi
Nilai 1 : tidak mudah
Nilai 2 : kurang mudah
Nilai 3 : cukup mudah
Nilai 4 : mudah
Nilai 5 : sangat mudah
3. Biaya
Nilai 1 : sangat mahal
Nilai 2 : mahal
Nilai 3 : cukup mahal
Nilai 4 : murah
Nilai 5 : sangat murah
4. Kemungkinan meningkatkan mutu
Nilai 1 : sangat rendah
Nilai 2 : rendah
Nilai 3 : sedang
Nilai 4 : tinggi
Nilai 5 : sangat tinggi
Masih3 4 4 3 14 2
terdap
at
23,6%
ibu
nifas
yang
tidak
melaku
kan
kunjun
gan
nifas
Terdapat 413 3 3 3 3 12 4
kasus diare pada
tahun 2019
Masih4 4 3 3 14 3
terdap
at
Intervensi : 4 (Mudah)
Intervensi yang dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran
COVID -19 dapatdilakukan dengan penyuluhan dan edukasi masyarakat tentang
kebiasaan 3M dan bahaya dari COVID – 19 ke masyarakat via penyuluhan,
media sosial, dan media informasi kesehatan.
Intervensi : 4 (Mudah)
Penyuluhan terhadap ibu hamil dapat dilakukan saat ibu tersebut
berkunjung ke puskesmas. Pada saat ibu hamil berkunjung dapat dilakukan
penyuluhan tentang pentingnya melakukan kunjungan nifas untuk memonitor
kesehatan bayi dan ibu hamil tersebut pasca melahirkan.
Biaya : 4 (Murah)
Biaya yang dibutuhkan diperkirakan murah dikarenakan intervensi hanya
dibutuhkan penyuluhan terhadap ibu hamil yang datang ke puskesmas.
Pengeluaran dapat diperkirakan dalam bentuk pembuatan media informasi
kesehatan.
Mutu : 3 (Sedang)
Dengan diadakannya penyuluhan terhadap ibu hamil, diharapkan ibu
hamil mempunyai pemahaman terhadap pentingnya kunjungan nifas dan
keinginan untuk memeriksakan dirinya ke puskesmas pasca melahirkan.
Urgensi : 4 (Penting)
Tuberkulosis (TB) paru merupakan masalah salah satu dari penyakit
menular yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penanggulangan TB paru
meliputi penemuan pasien, pemeriksaan pasien, dan pengobatan pasien yang
dikelola melalui program DOTS TB. Untuk menilai keberhasilan dari
Intervensi : 4 ( Mudah)
Intervensi secara aktif dapat dilakukan melalui penyuluhan kepada
masyarakat mengenai gejala – gejala dan bahaya dari penyakit TB serta upaya
penanganannya, upaya lain dapat berupa penemuan suspek penderita TB
langsung di lapangan. Penjaringan dilakukan secara pasif juga dapat dilakukan
dengan menunggu pasien TB yang berobat ke puskesmas.
Mutu : 3 (Sedang
Dengan ditemukannya penderita TB paru maka diharapkan mereka dapat
segera diobati dan dapat menurunkan penularan sehingga meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Mutu : 3 (Sedang)
Dengan adanya penyuluhan berupa edukasi tentang bahaya diare dan
orang tua mengerti bagaimana tata cara pengobatan pertama pada bayi atau
anaknya seperti penggunaan oralit dan pembuatan oralit tersebut.
4.4.3 Lingkungan
1. Masih banyak tempat umum non-esensial yang buka dan tidak
mematuhi peraturan social distancing maupun new normal di
wilayah kerja puskesmas pauh.
2. Masih banyak tempat-tempat umum indoor non-esensial yang
tidak memiliki ventilasi yang adekuat, menyebabkan sirkulasi
dari virus terhambat didalam ruangan.
3. Masih banyak tempat umum non-esensial di wilayah kerja
puskesmas pauh tidak didesinfeksi dengan baik.
Pimpin
Pertem Pimpinan
an
uan Puskesma
Puskes
dengan s,
mas,
kepala representa
pemega
Puskes tif dinas Surat
ng
mas kesehatan Undang
Puske prorgra 21- Kepala
1 Pauh Kota an, Rp150.0
smas m, dan Nov- Puskesmas -
. dan Padang, infocus, 00,00.
Pauh represe 20 DM Arya
perwaki perangkat dan
ntatif
lan dari wilayah laptop
dinas
dinas pauh,
kesehat
kesehat pemuda/p
an
an kota etinggi
Kota
Padang warga.
Padang
Pengam
bilan
Puske Dokter 23-
2 data Data hasil DM
smas muda - Nov- - -
. hasil Swab Test Berlian
Pauh IKM 20
Swab
Test
Analsisi
s data
Pemet
hasil
aan
Swab Gedun
25 - pasien
Test g IKM Dokter Kepala Rp. Kepala
3 30 Swab
dan FK muda Puskesma Laptop 500.000, Puskesmas,
. Nov Test di
pembua UNA IKM s Pauh 00. DM Arya
2020 Keca
tan ND
matan
media
Pauh
informa
si
Pember
ian
edukasi Eduka
3M, si 3M,
Pember Billbo
ian ard
Dokter
hasil inform
muda
pendata asi
Puske IKM, Pimpinan Kepala
4 an dan Infocus, 2 Des jumlah
smas Pimpin Puskesma - Puskesmas
. pemeta Laptop 2020 kasus
Pauh an s DM Arya
an covid
Puskes
pasiend – 19
mas
an perbul
penyera an
han
media
informa
si
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil laporan tahunan puskesmas
pauh dan analisa kejadian terbaru dari puskesmas
pauh maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Masalah kesehatan yang ada di Puskesmas Pauh adalah terdapatnya 80
kasus covid-19, masih sedikitnya ibu nifas yang tidak melakukan
kunjungan nifas, masih tingginya kasus diare, serta masih adanya orang
yang terduga TB tidak mendapatkan pelayanan TB.
2. Prioritas masalah tertinggi yang didapatkan adalah terdapatnya 80 kasus
covid-19 pada bulan Juni - Juli tahun 2020.
3. Penyebab terdapatnya kasus Covid-19 yang tinggi diakibatkan
masyarakat yang masih belum mengetahui dampak dan akibat dari
penyakit ini sehingga banyak yang tidak melakukan protokol kesehatan
dalam kegitan kesehatiannya.
4. Penyelesaian yang dapat dilakukan dengan segera adalah mengetahui
luas penyebaran serta daerah terjangkit agar tidak menyebar lebih lanjut
kembali.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
didapatkan maka dapat diberikan saran, yakni sebagai
berikut:
1. Diperlukan adanya tracing untuk menilai dan mengatasi penyebaran dari
Covid-19.
78. Puskesmas Pauh. Laporan tahunan puskesmas pauh 2019. Padang: 2019.