Anda di halaman 1dari 23

ARISTYA RAHADIYAN

TETANUS BUDI
1840312410
DEFINISI TETANUS

Tetanus adalah penyakit pada


sistem saraf yang disebabkan oleh
tetanospasmin.
Tetanospasmin adalah neurotoksin
yang dihasilkan oleh Clostridum
tetani ditandai dengan spasme
tonik presisten disertai dengan
gejala yang jelas dan keras.
DEFINISI TETANUS

Spasme hampir selalu terjadi


pada otot leher dan rahang
yang menyebabkan penutupan
rahang (trismus, lockjaw) serta
melibatkan tidak hanya otot
ekstrimitas tetapi juga otot –
otot batang tubuh.
KLASIFIKASI TETANUS

Tetanus lokal (lokalited Tetanus) 


Pada lokal tetanus dijumpai adanya kontraksi otot yang
persisten, pada daerah dimana luka terjadi. Kontraksi otot
tersebut biasanya ringan, bisa bertahan dalam beberapa
bulan tanpa progresif dan biasanya menghilang secara
bertahap. 

Cephalic tetanus
Cephalic tetanus adalah bentuk yang jarang dari tetanus.
Bentuknya seperti tetanus lokal dengan masa inkubasi
berkisar 1 –2 hari, yang berasal dari otitis media kronik, luka
pada daerah muka dan kepala, termasuk adanya benda
asing dalam rongga hidung.
KLASIFIKASI TETANUS

Generalized Tetanus
Trismus merupakan gejala utama yang sering dijumpai (
50 %), yang disebabkan oleh kekakuan otot-otot
masseter, bersamaan dengan kekakuan otot leher
yang menyebabkan terjadinya kaku kuduk dan
kesulitan menelan. Gejala lain berupa Risus Sardonicus
(Sardonic grin) yakni spasme otot-otot muka,
opistotonus ( kekakuan otot punggung), kejang dinding
perut.
KLASIFIKASI TETANUS

Neotal tetanus
Biasanya disebabkan infeksi C. tetani, yang masuk
melalui tali pusat sewaktu proses pertolongan
persalinan.
ANAMNESIS
• Riwayat luka
• Riwayat kesulitan menelan
• Riwayat kesulitan membuka mulut
• Riwayat kejang
• Riwayat demam
• Riwayat imunisasi
PEMERIKSAAN FISIK
Dapat ditemukan: kekakuan otot setempat, trismus
sampai kejang yang hebat.
• Pada tetanus lokal ditemukan kekakuan dan
spasme yang menetap.
• Pada tetanus sefalik dapat ditemukan trismus,
rhisus sardonikus, dan disfungsi nervus cranial
• Pada tetanus umum/generalisata dapat ditemukan
trismus, kekakuan leher, kekakuan dada dan perut
(optisthotonus), fleksi-abduksi lengan serta
ekstensi tungkai, kejang umum yang dapat terjadi
dengan rangsangan sinar, suara, dan sentuhan.
Kesadaran tetap baik
PEMERIKSAAN FISIK
• Pada tetanus neonatorum manifestasi klinis mirip
seperti dengan tetanus generalisata. Ditandai
dengan ketidakmampuan untuk menyusu,
kelemahan, iritabilitas dan kekakuan serta spasme
dan kejang
MANIFESTASI KLINIS

Rhisus sardonicus Ophistotonus


MANIFESTASI KLINIS

Tetanus Lokalisata Tetanus Generalisata


Adanya luka di dorsal manus Posisi ophistotonus dengan fleksi
dextra dengan fleksi dari digital pada lengan dan kaki serta abduksi
2-5 pada pergelangan kedua tangan.
MANIFESTASI KLINIS

Tetanus sefalik
Paralisis nervus fasialis
kiri dengan luka pada
regio superior orbita
lateral kiri
DIAGNOSIS
Kriteria Pattel Joag
•Kriteria 1: rahang kaku, spasme terbatas ,disfagia dan
kekakuan otot tulang belakang.
•Kriteria 2: Spasme, tanpa mempertimbangkan
frekuensi maupun derajat keparahan.
•Kriteria 3: Masa inkubasi ≤ 7hari.
•Kriteria 4: waktu onset ≤48 jam.
•Kriteria 5: Peningkatan temperatur; rektal > 40,0˚C,
atau aksila 37,6 ˚C.
GRADING
•Derajat 1 (kasus ringan), terdapat satu kriteria, biasanya
Kriteria 1 atau 2 (tidak ada kematian).
•Derajat 2 (kasus sedang), terdapat 2 kriteria, biasanya
Kriteria 1 dan 2. Biasanya masa inkubasi lebih dari 7
hari dan onset lebih dari 48 jam (kematian 10%).
•Derajat 3 (kasus berat), terdapat 3 kriteria, biasanya
masa inkubasi kurang dari 7 hari atau onset kurang dari
48 jam (kematian 32%).
•Derajat 4 (kasus sangat berat), terdapat minimal 4
Kriteria (kematian 60%).
•Derajat 5, bila terdapat 5 Kriteria termasuk puerpurium
dan tetanus neonatorum (kematian 84%).
KOMPLIKASI
Saluran pernapasan
 Dapat terjadi asfiksia, aspirasi pneumonia, atelektasis akibat
obstruksi oleh sekret, pneumotoraks dan mediastinal emfisema
biasanya terjadi akibat dilakukannya trakeostomi

Kardiovaskuler
 Komplikasi berupa aktivitas simpatis yang meningkat antara lain
berupa takiardia, hipertensi, vasokonstriksi perifer dan rangsangan
miokardium.

Tulang dan otot


 Pada otot karena spasme yang berkepanjangan bisa terjadi
perdarahan dalam otot. Pada tulang dapat terjadi fraktura kolumna
vertebralis akibat kejang yang terus-menerus terutama pada anak
dan orang dewasa.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada kasus tetanus tidak spesifik,
diangosis pada tetanus ditegakan berdasarkan dengan
manifestasi klinis yang didapat dari pemeriksaan fisik
• Lab: DPL (Hb/Leu/Ht/Plt), GDA, SGOT, SGPT, Alb, Cl/Na/K, Ur/Cr,
analisa cairan serebro spinal, faal hemostasis, kultur +
resistensi (aerob & anaerob).
• Pada kasus tetanus dapat memberikan presentasi leukosistosis perifer dengan
peningkatan creatinin kinase.
• Kultur pada kasus tetanus dapat dilakukan dengan mengambil preparat dari
daerah luka.

•EKG & Thorax PA/AP


•Pungsi lumbal.
• Diperiksa saat awal untuk memastikan diagnosis banding meningitis.
• Temuan pada CSF biasanya normal dengan variasi peningkatan tekanan
intracerebral khususnya pada saat spasme
TATALAKSANA UMUM
•Manajemen luka (debridement, non closure).
•Monitoring dalam ruangan isolasi (gelap dan tenang).
•Oksigenasi (pemasangan ventilator apabila perlu).
•Diet cukup kalori dan protein 3500 – 4000 kalori/hari
dengan 100 – 150 gram protein.
•Balance cairan.
TATALAKSANA KHUSUS
•Tetanus Toxoid (TT)
• Apabila belum pernah diberikan imunisasi atau tidak mendapat imunisasi dalam 10
tahun terakhir/lebih diberikan injeksi TT IM 0,5cc.
• Apabila telah mendapat injeksi TT dalam kurun waktu 10 tahun tidak perlu diberikan.

•Human Tetanus Immunoglobulin (HTIG)


• 3000 – 5000 IU IM

•Anti Tetanus Serum (ATS)


• 100.000 – 200.000 IU IM, dilakukan skin test terlebih dahulu

•Metrodinazole
• 4 x 500mg IV selama 7 – 14 hari

•Pennisilin G
• 100.000 – 200.000 IU selama 7 – 14 hari.

•Paracetamol
• 3 – 4 x 1gram/hari seperlunya
TATALAKSANA KHUSUS
•Muscle Relaxant
• Ringan : Diazepam 3 x 5 – 20mg PO
• Sedang : Diazepam 5 – 10mg IV, maximal 120mg
• Berat : Diazepam 50 – 100mg dalam 500cc D5%, V: 10 –
15mg/jam.
• Baclofen : 500 - 2000µg/hari IV
• MgSO4 : 70mg/KgBB dalam D5% selama 30menit dilanjutkan
2gr/jam dalam D5% selama 6 jam
GRADING TRISMUS
GRADING SPASME OTOT

Modified Ashworth
Scale
PENCEGAHAN
1. Imunisasi tetanus
a) DPT vaksin pada bayi dan anak-anak
b) Td vaksin digunakan pada booster untuk remaja dan dewasa.

2. Membersihkan semua jenis luka


3. Melahirkan di tempat yang terjaga kebersihannya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai