TETANUS BUDI
1840312410
DEFINISI TETANUS
Cephalic tetanus
Cephalic tetanus adalah bentuk yang jarang dari tetanus.
Bentuknya seperti tetanus lokal dengan masa inkubasi
berkisar 1 –2 hari, yang berasal dari otitis media kronik, luka
pada daerah muka dan kepala, termasuk adanya benda
asing dalam rongga hidung.
KLASIFIKASI TETANUS
Generalized Tetanus
Trismus merupakan gejala utama yang sering dijumpai (
50 %), yang disebabkan oleh kekakuan otot-otot
masseter, bersamaan dengan kekakuan otot leher
yang menyebabkan terjadinya kaku kuduk dan
kesulitan menelan. Gejala lain berupa Risus Sardonicus
(Sardonic grin) yakni spasme otot-otot muka,
opistotonus ( kekakuan otot punggung), kejang dinding
perut.
KLASIFIKASI TETANUS
Neotal tetanus
Biasanya disebabkan infeksi C. tetani, yang masuk
melalui tali pusat sewaktu proses pertolongan
persalinan.
ANAMNESIS
• Riwayat luka
• Riwayat kesulitan menelan
• Riwayat kesulitan membuka mulut
• Riwayat kejang
• Riwayat demam
• Riwayat imunisasi
PEMERIKSAAN FISIK
Dapat ditemukan: kekakuan otot setempat, trismus
sampai kejang yang hebat.
• Pada tetanus lokal ditemukan kekakuan dan
spasme yang menetap.
• Pada tetanus sefalik dapat ditemukan trismus,
rhisus sardonikus, dan disfungsi nervus cranial
• Pada tetanus umum/generalisata dapat ditemukan
trismus, kekakuan leher, kekakuan dada dan perut
(optisthotonus), fleksi-abduksi lengan serta
ekstensi tungkai, kejang umum yang dapat terjadi
dengan rangsangan sinar, suara, dan sentuhan.
Kesadaran tetap baik
PEMERIKSAAN FISIK
• Pada tetanus neonatorum manifestasi klinis mirip
seperti dengan tetanus generalisata. Ditandai
dengan ketidakmampuan untuk menyusu,
kelemahan, iritabilitas dan kekakuan serta spasme
dan kejang
MANIFESTASI KLINIS
Tetanus sefalik
Paralisis nervus fasialis
kiri dengan luka pada
regio superior orbita
lateral kiri
DIAGNOSIS
Kriteria Pattel Joag
•Kriteria 1: rahang kaku, spasme terbatas ,disfagia dan
kekakuan otot tulang belakang.
•Kriteria 2: Spasme, tanpa mempertimbangkan
frekuensi maupun derajat keparahan.
•Kriteria 3: Masa inkubasi ≤ 7hari.
•Kriteria 4: waktu onset ≤48 jam.
•Kriteria 5: Peningkatan temperatur; rektal > 40,0˚C,
atau aksila 37,6 ˚C.
GRADING
•Derajat 1 (kasus ringan), terdapat satu kriteria, biasanya
Kriteria 1 atau 2 (tidak ada kematian).
•Derajat 2 (kasus sedang), terdapat 2 kriteria, biasanya
Kriteria 1 dan 2. Biasanya masa inkubasi lebih dari 7
hari dan onset lebih dari 48 jam (kematian 10%).
•Derajat 3 (kasus berat), terdapat 3 kriteria, biasanya
masa inkubasi kurang dari 7 hari atau onset kurang dari
48 jam (kematian 32%).
•Derajat 4 (kasus sangat berat), terdapat minimal 4
Kriteria (kematian 60%).
•Derajat 5, bila terdapat 5 Kriteria termasuk puerpurium
dan tetanus neonatorum (kematian 84%).
KOMPLIKASI
Saluran pernapasan
Dapat terjadi asfiksia, aspirasi pneumonia, atelektasis akibat
obstruksi oleh sekret, pneumotoraks dan mediastinal emfisema
biasanya terjadi akibat dilakukannya trakeostomi
Kardiovaskuler
Komplikasi berupa aktivitas simpatis yang meningkat antara lain
berupa takiardia, hipertensi, vasokonstriksi perifer dan rangsangan
miokardium.
•Metrodinazole
• 4 x 500mg IV selama 7 – 14 hari
•Pennisilin G
• 100.000 – 200.000 IU selama 7 – 14 hari.
•Paracetamol
• 3 – 4 x 1gram/hari seperlunya
TATALAKSANA KHUSUS
•Muscle Relaxant
• Ringan : Diazepam 3 x 5 – 20mg PO
• Sedang : Diazepam 5 – 10mg IV, maximal 120mg
• Berat : Diazepam 50 – 100mg dalam 500cc D5%, V: 10 –
15mg/jam.
• Baclofen : 500 - 2000µg/hari IV
• MgSO4 : 70mg/KgBB dalam D5% selama 30menit dilanjutkan
2gr/jam dalam D5% selama 6 jam
GRADING TRISMUS
GRADING SPASME OTOT
Modified Ashworth
Scale
PENCEGAHAN
1. Imunisasi tetanus
a) DPT vaksin pada bayi dan anak-anak
b) Td vaksin digunakan pada booster untuk remaja dan dewasa.