Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN 

ANEMIA PADA REMAJA

DOSEN PENGAMPU

Ibu Tina Mawardika, S.Kep., Ns., M. Kep., Sp. Kep. M.

Disusun Oleh:
Nur Fitriani (011191042)

KELAS PSIK 2B

JURUSAN FAKULTAS STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


Pokok bahasan            : Covid 19/Virus Corona
Sub pokok bahasan     : Pencegahan Infeksi Covid 19
Hari/Tanggal               : 9 Mei 2020
Waktu                          : 35 menit
Tempat                        : Aula Balai Desa
Sasaran                        : Masyarakat
Penyuluh : Nur Fitriani

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan masyarakat Desa Blotongan
memahami tentang Virus Corona
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, remaja mampu menjelaskan:
a. Pengertian virus corona
b. Penyebab infeksi virus corona
c. Tanda dan gejala orang yang terpapar virus corona
d. Diagnosis virus corona
e. Orang yang beresiko terkena virus corona
f. Pencegahan virus corona
g. Pengobatan virus corona
h. Bahaya virus corona

C.  Satuan acara pembelajaran


1. Pokok bahasan
Covid 19/Virus Corona
2. Sub pokok bahasan
a) Pengertian virus corona
b) Penyebab infeksi virus corona
c) Tanda dan gejala orang yang terpapar virus corona
d) Diagnosis virus corona
e) Orang yang beresiko terkena virus corona
f) Pencegahan virus corona
g) Pengobatan virus corona
h) Bahaya virus corona

3.   Sasaran dan target


a. Sasaran : (masyarakat sekitar)
b. Target   : warga
a. Jabatan / peran
Nur Fitriani (011191042) : Penyaji dan Penjawab
D. Metode
Ceramah dan tanya jawab
E. Media dan Alat
 Laptop
 PPT
 Leaflet
F. Strategi Pelaksanaan
 Pembukaan : 3 menit
 Pelaksanaan : 25 menit
 Evaluasi : 20 menit
 Terminasi : 2 menit
G. Kegiatan penyuluhan

No. Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan


Sasaran
1. Pembukaan : 6 Pembukaan : Menjawab salam
menit
a.     Memberi salam
Mendengarkan
b.     Memperkenalkan diri           
Memperhatikan
c.      Menjelaskan tujuan penyuluhaan

d.     Menyebut materi/pokok bahasan


yang ingin disampaikan 
2. Pelaksanaan : Pelaksanaan : Menyimak dan
25 menit Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
materi yang
secara berurutan dan teratur
disampaikan
a.     

b.     

No. Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan


Sasaran
Materi :

i. Pengertian virus corona


j. Penyebab infeksi virus
corona
k. Tanda dan gejala orang
yang terpapar virus corona
l. Diagnosis virus corona
m. Orang yang beresiko
terkena virus corona
n. Pencegahan virus corona
o. Pengobatan virus corona
p. Bahaya virus corona

3. Evaluasi  : 15 Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab


menit materi yang telah diberikan. pertanyaan
4. Terminasi : Mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan
2 menit serta dan menjawab
salam
Mengucapkan salam penutup

H. Evaluasi
1. Sebutkan penyebab dari penularan Virus Corona?
2. Apa saja tanda-tanda dari orang yang terkena Virus Corona?
3. Bagaiman cara pencegahn dari Virus Corona?
4. Apa saja bahaya Virus Corona?
Contoh Evaluasi :
100% responden mengikuti penyuluhan dan saat pemateri menyampaikan
pendidikan kesehatan
80% responden memperhatikan pemateri pada saat menyampaikan
pendidikan kesehatan
90 % responden mengerti tentang materi atau penyuluhan yang
disampaikan

I. Hasil
Dari hasil penyuluhan yang dilakukan 90% masyarakat di Desa Blotongan memahami
mengenai bahaya Virus Corona,bagaiman cara pencegahannya , bagaimana cara
menganali orang yang terpapar Virus Corona

J. Setting Tempat

LCD

AUDIENCE AUDIENCE
PENYAJI

AUDIENCE
Lampiran
 Materi Penyuluhan
 Daftar Hadir
 Dokumentasi
MATERI PENYULUHAN COVID-19 ATAU VIRUS CORONA

1. Pengertian Virus Corona


Dikutip dari European Centre for Disease Prevention and Control
(ECDC), pada akhir Desember 2019, otoritas kesehatan masyarakat China
melaporkan sejumlah kasus sindrom pernafasan akut di Kota Wuhan,
provinsi Hubei, China. Ilmuwan China segera mengidentifikasi virus Corona
baru sebagai agen penyebab utama. Penyakit ini sekarang disebut sebagai
Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19. Penyebab COVID-19 disebut
sindrom pernafasan akut parah Corona Virus 2 (SARS CoV-2).
Ini adalah jenis baru virus corona yang belum diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Wabah awal di Wuhan menyebar dengan cepat,
memengaruhi wilayah lain di China. Kasus-kasus serupa segera terdeteksi di
beberapa negara lain. Hampir di setiap benua terdapat negara yang terjangkit
virus Corona seperti Asia, Eropa, Australia, Afrika dan Amerika.
Mengutip World Health Organization (WHO), COVID-19 adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan.
Sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami
penyakit pernafasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan
memerlukan perawatan khusus. Orang lanjut usia (lansia) yang berusia di
atas 60 tahun dan yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, penyakit pernafasan kronis, dan kanker, memiliki
risiko lebih tinggi terkena penyakit parah hingga kematian.
Cara terbaik untuk mencegah dan memperlambat penularan COVID-
19 adalah mempunyai wawasan memadai mengenai penyakit tersebut dan
cara penyebarannya. WHO menyarankan pada masyarakat untuk melindungi
diri dan orang lain dari infeksi COVID-19 dengan mencuci tangan,
menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol dan tidak menyentuh
wajah.
Virus COVID-19 menyebar terutama melalui tetesan air liur, cairan
hidung saat bersin, dan batuk. WHO menginformasikan bahwa saat ini
belum ada vaksin atau perawatan khusus untuk COVID-19. Namun telah
banyak dilakukan uji klinis untuk mengevaluasi perawatan potensial.
WHO maupun Pemerintah sendiri telah menyampaikan berbagai
imbauan sebagai antisipasi penyebaran virus corona Covid-19 tersebut.
Imbauan disampaikan karena banyaknya faktor penyebab masifnya
penularan corona Covid-19 dari manusia ke manusia yang sering dengan
tidak sengaja dilakukan.

2. Penyebab Infeksi Virus Corona


Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri.
Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya,
seperti: 
 Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).
 Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang
barangyang terkena percikan air liur pengidap virus corona. 
 Tinja atau feses (jarang terjadi)
Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara
pasti. Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus
pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping itu, metode transmisi COVID-
19 juga belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona jenis
COVID-19 diduga bersumber dari hewan. Virus corona COVID-19
merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta,
kucing, dan kelelawar. 

Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi


manusia dan menyebar ke individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini
menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia.
Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia. 

3. Tanda Dan Gejala Orang yang Terpapar Virus Corona

Satu di antara edukasi yang perlu dipahami ialah mengenai gejala,


penyebab dan tanda-tanda seseorang mulai terinfeksi virus corona SARS-
CoV-2. Organisai Kesehatan Dunia, WHO, menyebut secara umum gejala
corona COVID-19, yakni demam, batuk, sesak napas, hingga dada terasa
sakit.

Pemerintah Indonesia mengimbau masyarakat Indonesia supaya


melakukan aktivitas di rumah selama 14 hari. Kenapa masyarakat perlu
mengikuti anjuran pemerintah untuk diam di rumah selama 14 hari?

Jadi, selama kurang lebih dua Minggu waktu yag dibutuhkan


COVID-19 untuk menunjukkan tanda-tanda seseorang terpapar virus
tersebut.

Apa saja gejala seseorang terkena virus corona covid-19 dari hari ke


hari? Berikut redaksi Bola.com merangkumnya dari berbagai sumber,
bagaimana gejala virus corona berkembang dari hari ke hari:

 Hari Ke-1 Hingga Ke-4

Hari ke 1-3

1. Gejalanya mirip masuk angin


2. Sakit tenggorokan ringan, sedikit sakit

3. Tidak demam, tidak lelah, dan masih makan-minum secara normal

Hari ke-4

1. Sakit tenggorokan sedikit, merasa mabuk

2. Suara mulai serak

3. Suhu tubuh berkisar antara 36,5 derajat celcius (setiap orang

berbeda-beda)

4. Mulai anoreksia

5. Sakit kepala ringan

6. Diare ringan

 Hari Ke-5

1. Sakit tenggorokan, suara serak

2. Tubuh demam ringan, suhu berkisar 36,5-36,7 derajat Celsius

3. Tubuh lelah, merasa nyeri pada persendian

 Hari Ke-6

1. Demam meningkat jadi 37 derajat celcius

2. Batuk kering atau berdahak

3. Sakit tenggorokan saat makan, berbicara atau menelan

4. Kelelahan, mual

5. Sesekali sulit bernapas

6. Jari sakit
7. Diare, bisa muntah

 Hari Ke-7 Hingga Ke-9

Hari ke-7

1. Demam lebih tinggi dari 37,4-37,8 derajat Celsius

2. Batuk lebih banyak, begitupun dahaknya.

3. Nyeri badan, kepala terasa berat

4. Frekuensi napas pendek sesekali

5. Diare makin sering

6. Muntah

Hari ke-8

1. Demam tinggi, minimal 37,9 derajat celcius

2. Napas sulit, setiap kali bernapas terasa berat

3. Batuk terus-menerus

4. Sakit kepala, nyeri sendi, sakit punggung

 Hari Ke-9

1. Gejala bertambah buruk

2. Demam semakin tinggi

3. Batuk tidak mereda, lebih buruk dari sebelumnya

4. Meski sudah berusaha, masih kesulitan bernapas

 Hari Ke-14 untuk Memantau


Jadi, 14 hari berfungsi untuk saling pantau agar orang yang
menunjukkan gejala terinfeksi COVID-19 dapat segera ditangani.

Penularan dapat dihentikan karena tidak ada kontak dengan orang


lain dalam 14 hari tersebut.

4. Diagnosis Virus Corona

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan


menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja
bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona
sebelum gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada
kontak dengan orang yang menderita atau diduga menderita COVID-19.

Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan


beberapa pemeriksaan berikut:

Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi


oleh tubuh untuk melawan virus Corona
Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi
virus Corona di dalam dahak
CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di
paru-paru

Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan


bahwa Anda memang sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga berarti
Anda terinfeksi kuman atau virus yang lain. Sebaliknya, hasil rapid test
COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa Anda mutlak terbebas
dari virus Corona.

5. Orang yang Beresiko Terkena Virus Corona

Jumlah penderita dan kasus kematian akibat terinfeksi virus corona


terus meningkat setiap harinya. Sejauh ini, coronavirus memang lebih sering
menyebabkan gejala berat, bahkan kematian, pada kelompok orang tertentu
yang rentan terinfeksi virus corona.
 Siapa saja orang yang rentan terinfeksi virus corona?

Sebagian penderita virus corona baru atau Covid-19 ada yang hanya
mengalami gejala ringan. Bahkan, tak sedikit pula yang justru tidak
mengalami gejala sama sekali walaupun sudah positif terinfeksi virus
corona.

Akan tetapi, pada beberapa orang, Covid-19 cenderung dapat


menimbulkan gejala dan komplikasi penyakit yang lebih berat. Kelompok
tersebut diketahui lebih rentan terinfeksi virus corona. Lantas, siapa sajakah
mereka?

1. Orang lanjut usia (lansia)

Salah satu kelompok yang paling rentan terinfeksi virus corona adalah
orang lanjut usia (lansia) berusia 60 tahun ke atas. Mengapa lansia lebih
rentan terhadap paparan virus corona?

Seiring bertambahnya usia seseorang, tubuh akan mengalami berbagai


penurunan akibat proses penuaan. Mulai dari menurunnya produksi hormon,
kekenyalan kulit, massa otot, kepadatan tulang, hingga kekuatan dan fungsi
organ-organ tubuh.

Kemudian, sistem imun sebagai pelindung tubuh pada lansia pun tidak
dapat bekerja dengan maksimal layaknya saat masih muda. Akibatnya, sulit
bagi orang lansia untuk melawan berbagai macam bakteri atau virus
penyebab penyakit, termasuk terinfeksi virus corona COVID-19.

2. Orang dengan riwayat penyakit tertentu

Gejala berat dan komplikasi serius akibat Covid-19 juga dialami oleh
orang dengan riwayat penyakit tertentu, seperti orang-orang yang menderita
penyakit tidak menular kronis. Risiko penyakit kronis dapat meningkat
secara bertahap mulai dari usia 40 tahun.

Beberapa jenis penyakit tidak menular kronis yang mungkin diderita


adalah diabetes, infeksi pernapasan akut, asma, penyakit jantung, hipertensi,
kanker, serta kondisi medis lainnya yang menyerang sistem kekebalan
tubuh.
Penyakit tidak menular sebagian besar bersifat kronis, artinya terjadi
secara perlahan dan dapat menetap dalam jangka waktu yang lama. Tidak
hanya berlangsung lama, penyakit kronis juga menyebabkan kondisi
kesehatan penderitanya menurun secara bertahap sehingga rentan terinfeksi
penyakit, termasuk virus corona.

Orang yang rentan terinfeksi Covid-19 dan memiliki penyakit penyerta


kronis berisiko lebih tinggi untuk mengalami gejala berat, misalnya pada
lansia.

Hal ini karena penyakit kronis menyebabkan sistem kekebalan tubuh


penderitanya melemah dan lebih sulit melawan infeksi. Akibatnya, tubuh
penderita penyakit kronis akan lebih mudah terserang penyakit, termasuk
virus corona Covid-19.

Selain itu, perokok, penderita HIV atau AIDS, orang yang melakukan
transplantasi organ atau sumsum tulang, serta orang yang mengonsumsi obat
kortikosteroid dosis tinggi atau obat penekan kekebalan lainnya juga rentan
terinfeksi virus corona.

3. Tenaga medis di rumah sakit

Kelompok orang yang rentan terinfeksi virus corona berikutnya adalah


tenaga medis di rumah sakit, termasuk dokter dan perawat. Bagaimana tidak,
mereka diharuskan untuk bersinggungan langsung dengan pasien yang
terinfeksi virus corona.

Mengingat risikonya sangat tinggi, para tenaga medis perlu menerapkan


prosedur, protokol, dan penggunaan alat pelindung diri tertentu guna
mencegah penularan virus corona. 

4. Anak-anak

Orang lansia di atas usia 60 tahun dan orang-orang dengan riwayat


penyakit penyerta memang tergolong rentan terinfeksi virus corona. Namun,
di beberapa negara orang-orang berusia muda ada juga yang meninggal
dunia akibat terinfeksi Covid-19.

Meski kondisi mereka mungkin tidak terlalu parah seperti pada pasien
orang dewasa, tetapi risiko anak-anak, terutama bayi, terinfeksi virus corona
tetap tidak boleh disepelekan. Terlebih jika anak-anak tersebut sebelumnya
mengidap pneumonia yang berisiko memperburuk infeksi Covid-19. 

Di Indonesia sendiri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak (KemenPPA) mengungkapkan data anak-anak yang
terkena Covid-19 di beberapa provinsi di Indonesia yang masuk dalam zona
merah penyebaran virus corona.

Untuk data anak, sebanyak 6.744 Orang Dalam Pemantauan (ODP),


991 Pasien dalam Pengawasan (PDP), 26 orang positif terinfeksi Covid-19, 9
orang sembuh, dan 6 orang anak meninggal dunia.

Covid-19 seringkali dikaitkan sebagai penyakit dengan sistem imun


rendah sehingga anak-anak lebih rentan terkena wabah ini. Anak-anak yang
terinfeksi positif COVID-19 biasanya mengalami gejala yang lebih ringan
dibanding orang dewasa.

Para ahli kesehatan sendiri belum bisa menemukan efek tidak terlalu
parahnya dampak penularan virus corona pada anak-anak. Akan tetapi,
kemungkinan ada dua teori yang melandasi hal ini, yaitu:

Anak-anak yang masih negatif COVID-19 memang belum terekspos


oleh virus ini, atau
Ada perbedaan sistem kerja antibodi dalam diri anak yang berbeda
dengan orang dewasa.

Hingga kini, yang jelas, para dokter belum dapat mengambil


kesimpulan mengenai dampak virus corona terhadap anak-anak. Maka dari
itu, para orangtua tetap disarankan untuk mengambil tindakan pencegahan
agar anak-anak mereka terhindar dari infeksi virus ini.

6. Pencegahan virus corona

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona
atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah
dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi
virus ini, yaitu:
Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter
dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan
mendesak.
Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian,
termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.
Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di
luar rumah atau di tempat umum.
Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai
positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam,
batuk, atau pilek.
Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian
buang tisu ke tempat sampah.
Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan
lingkungan, termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori


ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan),
ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular
ke orang lain, yaitu:

Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain


untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar
tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang
lain.
Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya
hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk
Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang
sedang sedang sakit.
Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum
atau sedang bersama orang lain.
Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin,
lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di


rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak,
perlu ditangani secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama
pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan virus
Corona selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter
mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.

7. Pengobatan virus corona

Tidak ada obat khusus untuk mencegah atau mengobati penyakit


coronavirus (COVID-19). Beberapa orang mungkin memerlukan perawatan
suportif atau paliatif untuk membantu pernapasan mereka. Perawatan diri
jika Anda memiliki gejala ringan, beristirahatlah di rumah hingga benar-
benar pulih. Anda dapat mengurangi gejala penyakit jika:
1. Beristirahat atau tidur
2. Menjaga badan tetap hangat
3. Minum yang banyak
4. Menjaga ruangan cukup lembab atau mandi dengan air hangat untuk
membantu meringankan sakit tenggorokan dan batuk.
Hanya untuk tujuan informasi. Konsultasikan ke otoritas medis lokal
Anda untuk saran yaitu terapi medis. Jika Anda mengalami demam, batuk,
dan sesak nafas, segera cari bantuan medis. Hubungi tenaga medis atau
hotline terlebih dahulu, lalu jelaskan kepada tenaga medis terkait riwayat
bepergian atau interaksi anda dengan orang lain akhir-akhir ini.

Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya
dan mencegah penyebaran virus, yaitu:

Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan


dan karatina di rumah sakit rujukan
Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan
sesuai kondisi penderita
Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi
mandiri dan istirahat yang cukup
Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih
untuk menjaga kadar cairan tubuh

8. Bahaya virus corona

Bahaya virus corona atau Covid-19 yaitu transmisi yang cepat dan lebih
mudah dibandingkan wabah SARS yang pernah melanda dunia pada tahun
2003, dikutip dari Financial Times. Penyebaran yang cepat ini membuat
kasus positif corona di dunia mencapai 935.957 per Kamis (2/4/2020) atau
dalam kurun waktu 5 bulan atau sejak kasus pertama ditemukan pada
November 2019. Virus corona menyerang saluran pernapasan manusia.
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita Covid-19.
Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung
atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada
benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang
sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh
mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi
Covid-19. Bisa juga seseorang terinfeksi Covid-19 ketika tanpa sengaja
menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting
untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit.
Virus baru ini memiliki gejala awal seperti demam, batuk, pilek, gangguan
pernapasan, sakit tenggorokan, letih, dan lesu.
Dikutip dari BBC, pemeriksaan data oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) dari 56.000 pasien menunjukkan 6 persen memiliki gejala kritis
seperti gangguan pada paru, septic shock hingga risiko kematian. Sebanyak
14 persen mengalami gejala berat yaitu kesulitan bernapas dan sesak napas.
Sementara 80 persen lainnya memiliki gejala ringan seperti demam, batuk
dan beberapa memiliki pneumonia.
Meski pasien yang memiliki risiko meninggal hanya sekitar 6 persen,
proporsi ini tak dapat disepelehkan. Kasus meninggal karena Covid-19 di
seluruh dunia mencapai 47.245 dengan jumlah tertinggi berasal dari Italia
yakni 13.155. Kasus meninggal terbanyak kedua terdapat di Spanyol dengan
jumlah 9.387. Cina, sebagai negara pertama yang mendeteksi virus baru uni
mencapat kasus meninggal sebanyak 3.312. Sementara di Indonesia, kasus
meninggal mencapai 157, menurut data Worldometers. Lansia disebut
menjadi salah satu kelompok yang sangat rentan dengan virus baru ini,
termasuk mereka yang menderita penyakit lain misalnya asma, diabetes,
penyakit jantung hingga tekanan darah tinggi.
Kelompok ini berpotensi memiliki gejala berat hingga kritis jika
terinfeksi Covid-19. Data dari Cina juga menunjukkan bahwa pria berisiko
sedikit lebih tinggi meninggal akibat virus daripada wanita. Baca juga:
Update Kasus Positif Corona, ODP dan PDP di Jabar 2 April 2020 Negara-
Negara G20 Diprediksi Bakal Masuk Resesi Gara-gara Corona Yang
membuat virus ini lebih berbahaya karena tak semua yang terinfeksi
menunjukkan gejala serius. Bahkan ada yang mengalami gejala ringan
bahkan tanpa gejala atau silent carrier. Silent carrier ini sulit dideteksi sebab
hanya bisa diketahui hanya melalui pemeriksaan.
Sementara mereka yang tidak menunjukkan gejala, bisa saja berpikir
bahwa dirinya sehat dan beraktivitas seperti biasa. Padahal ia dapat
menularkan virus corona ini pada orang lain, baik di rumahnya maupun
masyarakat umum lainnya, sehingga penyebaran makin meluas. Sebanyak
enam dari sepuluh kasus coronavirus mungkin disebabkan oleh orang yang
mengalami gejala ringan atau tidak samasekali.
DAFTAR PUSTAKA

Fadli, Rizal.2020.Coronavirus.https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus (diakses tanggal


14 Mei 2020)

Tri, Faozan Nugroho.Kenali Tanda –Tanda Terinfeksi Virus Corona Covid-19 Dari Hari ke Hari.
https://www.liputan6.com/bola/read/4220087/kenali-tanda-tanda-terinfeksi-virus-corona-covid-19-
dari-hari-ke-hari (diakses tanggal 5 April 2020)

Debora, Yantina.Bahaya Virus Corona Covid-19 Dan Cara Mencegahnya. https://tirto.id/bahaya-


virus-corona-covid-19-dan-cara-mencegahnya-eKdF (diakses tanggal 2 April 2020)

Pane, Merry Dama Cristy.virus Corona covid-19. https://www.alodokter.com/virus-corona diakses


tanggal 15 Mei 2020)

WHO: Q&A On coronaviruses (COVID-19). https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-


coronavirus-2019/question-and-answers-hub/q-a-detail/q-a-coronaviruses#:~:text=treatment (diakses
tanggal 17 April 2020)
LEAFLET VIRUS CORONA

Anda mungkin juga menyukai