Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama : Siti Muflihah


Nama : 021723304
Nama Mata Kuliah : Pajak
Kode Mata Kuliah : EKSI4206
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : -
Nama Penelaah : -
Status : Baru/Revisi*
Pengembangan
Tahun : 2019/ 2020
Pengembangan
Edisi Ke- : Edisi ke-1

Sumber
Skor
No Tugas Tutorial Tugas
Maksimal
Tutorial
1. Jelaskan definisi Belanja Perpajakan! 25 poin Tax
Expenditure
Report
2018
2. Jelaskan Metode yang digunakan dalam menghitung 25 poin Tax
belanja perpajakan! Expenditure
Report
2018
3. Apakah jenis pajak dengan belanja perpajakan yang 25 poin Tax
paling besar? Jelaskan! Expenditure
Report
2018
4. Mengapa mengestimasi belanja perpajakan dari 25 poin Tax
fasilitas PPN dan PPnBM dianggap lebih mudah! Expenditure
Report
2018
Jawab :

1. Belanja perpajakan merupakan bentuk dukungan Pemerintah kepada masyarakat dan


dunia usaha, di antaranya bagi iklim investasi dan sektor perekonomian di Indonesia.

2. perhitungan besaran belanja perpajakan dilakukan menggunakan revenue forgone


method. Idealnya perhitungan dilakukan menggunakan data mikro yang berasal dari
sistem informasi perpajakan, baik di DJP maupun DJBC. Namun demikian, karena
keterbatasan data, perhitungan dilakukan bukan hanya menggunakan data mikro, tetapi
juga data makro yang berasal dari BPS dan sumber lain yang kredibel.

3. Belanja perpajakan yang terbesar adalah dari fasilitas PPN dan PPnBM yang mencapai
lebih dari 60 persen dari total estimasi belanja perpajakan. Salah satu penyebabnya
karena PPN merupakan pajak objektif yang dikenakan atas konsumsi sebagian besar
barang dan jasa, tanpa memandang siapa yang mengonsumsinya. Fasilitas PPN dinikmati
oleh lebih banyak Wajib Pajak, berbeda dengan PPh yang merupakan pajak subjektif
sehingga penikmat fasilitasnya hanya kepada Wajib Pajak tertentu. Selain itu, belanja
perpajakan PPN dan PPnBM paling banyak dapat diestimasi dengan data-data makro,
berbeda dengan PPh yang estimasinya lebih sulit untuk dilakukan karena membutuhkan
data mikro yang sering kali belum tersedia. Ke depannya dengan semakin baiknya sistem
informasi dan administrasi di instansi terkait, diharapkan akan lebih banyak pos
kebijakan yang dapat diestimasi besaran belanja perpajakannya

4. Besarnya proporsi belanja perpajakan PPN dan PPnBM, dikarenakan jenis pajak ini
paling banyak dapat diestimasi dengan data-data makro. Sementara, jenis pajak lainnya
hanya mengandalkan data mikro.

Anda mungkin juga menyukai