Anda di halaman 1dari 26

1

IMPLEMENTASI TAX PLANNING PPh BADAN PADA


PERUSAHAAN JASA CLEANING SERVICE PT.”X” DI
SURABAYA

RANGKUMAN SKRIPSI

Oleh :

RINDI PUSPITA SARI

2007 310 137

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2011
2

PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI

Nama : Rindi Puspita Sari

Tempat, Tanggal Lahir : Gresik, 30 Juli 1989

N.I.M : 2007 310 137

Jurusan : Akuntansi

Program Pendidikan : Strata 1

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

Judul : Implementasi Tax Planning PPh Badan Pada


Perusahaan Jasa

Cleaning Service PT.”X” di Surabaya.

Disetujui dan diterima baik oleh :

Dosen Pembimbing,

Tanggal : 17 Februari 2011

(Kautsar Riza Salman S.E.M.S.A.AK.BKP)

Ketua Jurusan Akuntansi,

Tanggal : 17 Februari 2011

(Supriyati, S.E. M. Si. AK)


3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. “X” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa,

sehingga melayani konsumen dalam bentuk jasa, terutama jasa cleaning service.

Tetapi PT.”X” dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya banyak memiliki

keterbatasan salah satunya adalah karena ketidak tersediannya seorang konsultan

pajak ataupun menyewa seorang konsultan pajak untuk melakukan koreksi fiskal

dan tax planning PPh badan yang baik dan benar menurut peraturan yang berlaku.

Dalam hal ini peneliti berusaha memberi masukan dalam

mengimplementasikan Tax planning dalam meminimalkan biaya pajak, terutama

biaya PPh Pasal 21 dalam laporan laba rugi. Sehingga akan berakibat mengurangi

jumlah PPh terutang Badan PT.”X” yang ditransfer kepada negara. Dengan

adanya tax planning PT.”X” akan dapat menghemat pengeluaran untuk pajak.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah Implementasi Tax Planning PPh badan khususnya pada

Biaya PPh Pasal 21 dalam Upaya Tax Saving Pada Perusahaan Jasa

Cleaning Service PT. “X” di Surabaya?


4

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menerapkan tax planning PPh Badan khususnya pada biaya PPh

Pasal 21 da;lam upaya tax saving pada perusahaan jasa cleaning service PT “X”

di Surabaya.

1.4 Manfaat penelitian

1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan, pemahaman serta menguji kemampuan

dalam penguasaan materi perpajakan khususnya pada PPh Terutang

Badan.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan dari hasil penelitian dapat memberikan masukan yang berguna

berupa pandangan dan pengertian bagi perusahaan tentang peraturan-

peraturan perpajakan yang berlaku dan bagaimana penerapannya dalam

menghitung PPh Badan Terutang serta dapat melaksanakan tax planning

dengan baik yang telah disesuaikan dengan peraturan pepajakan.

3. Bagi Masyarakat Wajib Pajak

Diharapkan dapat memberikan acuan dalam penerapan tax planning PPh

Badan yang baik dan benar sesuai dengan peraturan yang terbaru.

4. Bagi Pembaca

Sebagai referensi dan perbandingan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut tentang tax planning PPh Badan.


5
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

1) Penelitian yang dilakukan oleh Erfin Yosef (2007). Yaitu “Penerapan

Tax Planning PPh Badan PT.”X” .

2) Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2008) adalah “Aspek perpajakan

pada perusahaan jasa transportasi darat(studi kasus pada perusahaan

otobis”X”)”.

2.2 Langkah- langkah dalam melaksanakan tax planning PPh Badan

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai

berikut:

a. Memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan.

b. Memaksimalkan biaya fiskal dan meminimalkan biaya yang tidak

dapat dikurangkan.

c. Pemilihan metode- metode akuntansi.

d. Pemilihan bentuk- bentuk kesejahteraan karyawan.

Salah satunya yang peneliti cobe terapkan dalam hal ini adalah pemilihan bentuk

kesejahteraan karyawan.
7

1.2.10 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Laporan Laba Rugi PT. “X”

Menerapkan Tax Planning PPh Badan


( UU PPh No. 36 Tahun 2008)

Memaksimalkan B. Fiskal& Pemilihan Bentuk- Pemilihan-Pemilihan


Meminimalkan Biaya yang Bentuk Kesejahteraan Metode Akuntansi
Tidak Dapat Dikurangkan. Karyawan

Biaya PPh Pasal 21 Biaya Perawatan Makanan & Natura


Kendaraan Lainnya
1.Nett Basis
1. Diberikan Fasilitas 1.Diberikan Tunjangan
2.Gross Up makan
2. Tidak Diberikan
3.Sebagian ditanggung Fasilitas 2.Diberikan Makan &
perusahaan sebagian Minum Karyawan
ditanggung karyawan

Sebelum Tax Planning Sesudah Tax Planning

Dibandingkan

Tax Saving
8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian.

Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif Studi

Perbandingan, karena membandingkan dua atau lebih situasi atau program

kegiatan dalam rangka menemukan persamaan atau perbedaan.

3.2 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

yang terdiri dari:

a. Data mengenai peraturan terbaru Pajak Penghasilan.

b. SPT PPh Badan.

c. Laporan Laba-Rugi Perusahaan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian deskriptif

ini adalah:

1. Survey

2. Dokumentasi

3. Wawancara
9

BAB IV

GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Deskripsi Data

PT. “X” sebagai perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang

penyedia jasa cleaning service yang mempunyai kegiatan utama yaitu

menyediakan tenaga pelayanan cleaning service bagi lembaga- lembaga ataupun

perusahaan- perusahaan yang membutuhkan jasa cleaning service dalam kontrak

perjanjian tertentu. Dari hasil kegiatan utama tersebut maka didapatkan laba dari

pendapatan cleaning service tersebut yang akan dikenakan pajak. Bagi perusahaan

pajak merupakan pengurang laba atau dianggap sebagai beban perusahaan yang

akan berpengaruh pada after tax profit, rate of return dan cash flow.

Berikut ini adalah penjelasan pos- pos laporan laba/rugi PT.”X”

a. Biaya Pegawai

Biaya Pegawai terdiri dari:

1. Biaya Gaji : Rp 3.016.714.007

Biaya Gaji Cleaning Service : Rp. 2. 513.145.199

Biaya Gaji Pegawai Kantor : Rp 503.526.201

2. Biaya Gaji Training : Rp 56.002.669

Jumlah Biaya Pegawai : Rp 3.072.736.676


10

Jumlah ini telah sesuai dengan data karyawan PT.”X”. jumlah karyawan

tetap adalah 24 orang, seluruhnya adalah pegawai tetap. Dimana yang

memiliki NPWP hanya 4 orang, karena penghasilan nettonya melebihi

PTKP. Sedangkan 20 orang lainnya penghasilan nettonya tidak melebihi

PTKP. Gaji training diberikan untuk pekerja cleaning service yang masih

dalam pelatihan.

a. Biaya Perawatan

Biaya Perawatan terdiri dari:

1. Biaya pemeliharaan peralatan/ perbaikan peralatan: Rp 20.916.100

2. Biaya pemeliharaan inv kendaraan : Rp 2.154.300

Jumlah Biaya Perawatan :Rp 23.070.400

b. Biaya Penyusutan

Biaya Penyusutan Inventaris terdiri dari:

1. Biaya Penyusutan Inventaris Kantor : Rp 29.180.914,68

2. Biaya Penyusutan Kendaraan : Rp 823.184,25

Jumlah Biaya Penyusutan : Rp 30.004.098,93

Kemudian laporan laba- rugi tersebut disesuaikan dan kemudian dilakukan

koreksi fiskal yang telah diberikan sesuai dengan kondisi di Perusahaan PT.”X”

terhadap pos- pos yang ada dalam laporan laba- rugi sehingga dapat menjadi dasar

perhitungan PPh Terutang PT. “X”. Berikut akan dijabarkan koreksi fiskal

PT.”X” yang telah disesuaikan dengan informasi yang didapatkan dari bagian

keuangan
11

Tabel 4.2

LAPORAN LABA RUGI FISKAL


PT. "X" (Sebelum Tax Planning)
Bulan Desember 2009
Komersial Koreksi Fiskal Ket
Pendapatan
Pendapatan Cleaning Service 4.097.616.465,00 4.097.616.465,00
Jumlah Pendapatan 4.097.616.465,00 4.097.616.465,00
Biaya Operasi
Biaya Pegawai 3.072.736.676 3.072.736.676
Biaya Entertainment 37.456.920,00 (1.575.000) 35.881.920 a
Biaya Konsumsi 39.410.593,00 39.410.593
Biaya Perjalanan Dinas 39.447.090,00 39.447.090
Biaya Sewa 34.985.000,00 34.985.000
Biaya Kantor 49.229.002,00 (4.103.859) 45.125.143 b
Biaya Bank 78.303.851,61 78.303.852
Biaya Perawatan 23.070.400,00 (1.077.150) 21.993.250 c
Biaya Asuransi 17.678.095,00 17.678.095
Biaya PPh Pasal 21 11.516.200,00 (11.516.200) 0 d
Biaya Pengobatan Karyawan 2.635.150,00 2.635.150
Biaya Iklan 219.755,00 219.755
Biaya Tanaman 4.277.060,00 4.277.060
Biaya Legalitas 450.000,00 450.000
Biaya Sumbangan 2.796.000,00 (2.796.000) 0 e
Jumlah Biaya Operasi 3.414.211.792,61 3.393.143.583,61
Biaya Administrasi
Biaya Pemakaian Bahan/ Obat 190.328.805,15 190.328.805,15
Biaya Bahan/ Obat 6.491.623,00 6.491.623,00
Biaya Pemakaian Bahan Pembantu 89.700.571,56 89.700.571,56
Biaya Pemakaian Peralatan 46.928.713,87 46.928.713,87
Biaya Pemakaian Kaos Kerja 85.000,00 85.000,00
Biaya Pemakaian Baju seragam 2.319.500,00 2.319.500,00
Biaya Pemakaian Tissue 3.525.972,44 3.525.972,44
Biaya Pemakaian ID Card 820.000,00 820.000,00
Biaya Penyusutan Inventaris 30.004.098,93 (411.592) 29.592.506,93 f
Amortisasi BDD & Sewa kantor 40.709.830,17 40.709.830,17
Biaya Pembebanan Tunjangan 168.301.232,00 168.301.232,00
Biaya Pemakaian Inventaris 435.000,00 435.000,00
Biaya Penghapusan Piutang 2.027.000,00 2.027.000,00
Biaya Pembentukan Titipan 225.000,00 225.000,00
Jumlah Biaya Administrasi 581.902.347,12 581.490.755,12
Jumlah Biaya (Operasi & Administrasi) 3.996.114.139,73 3.974.634.338,73
Laba/( Rugi) Operasi 101.502.325,27 122.982.126,27
Pendapatan/( Biaya) Lain- Lain
Pendapatan Bunga Tabungan 1.283.299,72 1.283.299,72 0 g
Pendapatan Lain- lain 141.742.510,86 141.742.510,86
Biaya Lain- lain -36.322.361,45 -36.322.361,45
Jumlah Pendapatan/ (Biaya) Lain- lain 106.703.449,13 105.420.149,41
Laba/ (Rugi) Usaha 208.205.774,40 228.402.275,68
Sumber: Data Intern Perusahaan
12

Penjelasan Tabel 4.2

PPh Badan Terutang Sebelum Tax Planning : (28%x 50%) x 228. 402. 275,18

: Rp. 31.976.319,-

1.3 Analisa Data dan Pembahasan

1.3.1 Implementasi Tax Planning PPh Badan PT.”X”.

I. Pemilihan Kesejahteraan Karyawan

1. Biaya Perawatan

Dalam hal ini adalah biaya perawatan kendaraan. Terdapat dua

alternatif yang dapat dipilih oleh PT.”X” yaitu:

a. Memberikan Fasilitas Kendaraan.(sebelum tax planning)

b. Tidak Memberikan Fasilitas Kendaraan (kendaraan hanya

digunakan untuk kepentingan perusahaan saja).(Sesudah tax

planning). Berikut ini adalah perbandingan perhitungannya:

Tabel 4.3

Perhitungan Biaya Perawatan Sebelum dan Sesudah Tax Planning

Sesudah Tax
Keterangan Sebelum Tax Planning Planning Selisih
Biaya perawatan Kendaraan Rp 1.077.150 Rp 2.154.300 Rp 1.077.150

Biaya Penyusutan Kendaraan Rp 411.592 Rp. 823.184 Rp 411.592


Laba Fiskal Rp 228.402.276 Rp 226.913.534 Rp 1.488.742
PPh Terutang Badan Rp 31.976.319 Rp 31.767.895 Rp 208.424
Sumber: Data yang Telah Diolah Penulis

Tax Saving
13

2. Makanan dan Natura Lainnya

Terdapat dua alternatif yang dapat dipakai yaitu :

a. Pemberian Tunjangan Makan.

b. Pemberian Makanan dan Minuman Bersama.

Tabel 4.4

Perhitungan Biaya Makan dan Minum Karyawan dan Tunjangan

Makan Sebelum dan Sesudah Tax Planning

Sebelum Tax Sesudah Tax


Keterangan Planning Planning Selisih

Biaya Pegawai Rp. 3.072.736.676 Rp. 3.025.216.676 Rp. 47.520.000

Biaya Makan&Minum Karyawan Rp. 0 Rp. 47.520.000 Rp. 47.520.000

Laba Fiskal Rp. 228.402.276 Rp. 228.402.276 Rp. 0

PPh Terutang Badan Rp. 31.976.319 Rp. 31.976.316 Rp. 0

Sumber: Data Yang Telah Diolah Penulis

Tax Saving

Tabel 4.5

Perbandingan Besarnya PPh Pasal 21 Sebelum dan Sesudah Tax Planning

Keterangan Sebelum Tax Planning Setelah Tax Planning


Taxable Income Rp 47.520.000 Rp -
Non Taxable Income Rp - Rp 47.520.000
PPh Pasal 21 Terutang Rp 2.376.000 Rp -
Sumber: Data yang Telah Diolah Penulis

3. Biaya PPh pasal 21


14

I. PPh Pasal 21 Karyawan dengan Metode Nett Basis

Dalam hal ini PT.”X” telah menerapkan metode nett basis

sehingga telah diketahui jumlah PPh Terutangnya dalam laporan laba

rugi fiskal dan laporan laba rugi komersial PT.”X” yang telah di

perlihatkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.6

Perhitungan PPh Terutang PT.”X” Metode Nett Basis

Penghasilan PTKP PKP PPh Terutang Total


5%
x PPh
NPWP Netto 5% 20% 15% Terutang
A Xxx TK 84.054.100 15.840 68.214.100 2.500.000 2.732.115 5.232.115
B Xxx K/2 31.105.340 19.800 11.305.340 565.267 565.267
C Xxx K/3 83.278.900 21.120 62.158.900 2.500.000 1.823.835 4.323.835
D K/2 21.601.226 19.800 1.801.226 90.061 108.074
E K/2 18.778.428 19.800 -
F K/0 18.111.092 17.160 951.092 47.555 57.066
G TK 16.051.818 15.840 211.818 10.591 12.709
H K/0 16.211.798 17.160 -
I TK 15.906.610 15.840 66.610 3.331 3.997
J K/3 13.344.175 21.120 -
K TK 9.864.515 15.840 -
L Xxx K/2 20.334.441 19.800 534.441 26.722 26.722
M K/2 7.588.600 19.800 -
N TK 35.613.600 15.840 19.773.600 988.680 1.186.416
O K/2 15.868.278 19.800
P K/3 13.303.040 21.120
Q K/2 16.785.360 19.800
R K/1 7.306.165 18.480
S TK 4.946.707 15.840
T TK 3.941.740 15.840
U K/1 5.965.050 18.480
V TK 13.552.605 15.840
W TK 11.862.474 15.840
X K/2 18.150.139 19.800
Total 503.526.201 435.600 165.017.127 11.516.200
Sumber: Data Intern Perusahaan
15

Jurnal untuk Metode Nett Basis:

 Pada Saat Penggajian:

Biaya Gaji Rp. 503.526.201

Kas Rp. 492.010.001

Utang PPh Pasal 21 Rp. 11. 516.200

 Pada Saat Penyetoran PPh Pasal 21:

Utang PPh Pasal 21 Rp. 11.516.200

Kas Rp. 11.516.200

II. Tunjangan PPh dengan Metode Gross Up

Berikut adalah perhitungan tunjangan PPh sebesar PPh terutang

karyawan tetap PT.”X”:


16

Tabel 4.7

Perhitungan Tunjangan PPh sebesar PPh 21 Terutang

No Status Bruto/thn T. PPh 21 Netto PKP PTKP PPH 21


1 A TK 88.478.000 5.232.115 84.054.100 68.214.100 15.840.000 5.232.115
2 B K/2 25.684.265 565.267 31.105.340 11.305.340 19.800.000 565.267
3 C K/3 87.662.000 4.323.835 83.278.900 62.158.900 21.120.000 4.323.835
4 D K/2 23.021.685 108.074 21.601.226 1.801.226 19.800.000 108.074
5 E K/2 20.060.845 - 18.778.428 19.800.000 -
6 F K/0 19.360.360 57.066 18.111.092 951.092 17.160.000 57.066
7 G TK 16.896.650 12.709 16.051.818 211.818 15.840.000 12.709
8 H K/0 17.065.050 - 16.211.798 17.160.000 -
9 I TK 16.743.800 3.997 15.906.610 66.610 15.840.000 3.997
10 J K/3 14.046.500 - 13.344.175 21.120.000 -
11 K TK 10.383.700 - 9.864.515 15.840.000 -
12 L K/2 21.646.780 26.722 20.334.441 534.441 19.800.000 26.722
13 M K/2 7.988.000 - 7.588.600 19.800.000 -
14 N TK 37.488.000 1.186.416 35.613.600 19.773.600 15.840.000 1.186.416
15 O K/2 16.703.450 15.868.278 19.800.000
16 P K/3 14.003.200 13.303.040 21.120.000
17 Q K/2 17.668.800 16.785.360 19.800.000
18 R K/1 7.690.700 7.306.165 18.480.000
19 S TK 5.207.060 4.946.707 15.840.000
20 T TK 4.149.200 3.941.740 15.840.000
21 U K/1 6.279.000 5.965.050 18.480.000
22 V TK 14.265.900 13.552.605 15.840.000
23 W TK 12.486.815 11.862.474 15.840.000
24 X K/2 19.335.015 18.150.139 19.800.000
Total 524.314.775 11.516.200 503.526.201 165.017.127 435.600.000 11.516.200
Sumber: Data Intern Perusahaan yang Telah Diolah

Jurnal Untuk Metode Gross Up :

 Pada Saat Penggajian:

Biaya Gaji Rp. 503.526.201

Kas Rp. 503.526.201

 Pada Saat penyetoran PPh Pasal 21:

Biaya Tunjangan PPh Pasal 21 Rp. 11. 516.200

Kas Rp. 11.516.200


17

III. Sebagian ditunjang oleh perusahaan sebagian ditanggung oleh karyawan.

Tabel 4.9

Tabel Perhitungan Penghasilan Netto Setelah Perusahaan

Memberikan Tunjangan Sebagian/ Setengah Dari Jumlah PPh

Terutang Pasal 21 Karyawan

Penghasilan Tunjangan Penghasilan


Nama Netto PPh Netto akhir
A 82.074.100 2.616.057 84.541.657
B 29.125.340 282.634 29.358.474
C 81.298.900 2.161.918 83.312.318
D 19.621.226 54037 19.621.226
E 16.798.428 16.798.428
F 16.131.092 28533 16.131.092
G 14.071.818 6354,5 14.071.818
H 14.231.798 14.231.798
I 13.926.610 1998,5 13.926.610
J 11.364.175 11.364.175
K 7.884.515 7.884.515
L 18.354.441 13361 18.354.441
M 5.608.600 5.608.600
N 33.633.600 593.208 34.078.100
O 13.888.278 13.888.278
P 11.323.040 11.323.040
Q 14.805.360 14.805.360
R 5.326.165 5.326.165
S 2.966.707 2.966.707
T 1.961.740 1.961.740
U 3.985.050 3.985.050
V 11.572.605 11.572.605
W 9.882.474 9.882.474
X 16.170.139 16.170.139
Total 456.006.201 5.758.100 461.164.810
Sumber: Data Intern Perusahaan Yang Diolah
18

Jurnal Untuk Metode Sebagian Ditunjang Oleh Perusahaan Sebagian Ditanggung

Oleh Karywan:

 Pada Saat Penggajian:

Biaya Gaji Rp. 456.006.201

Kas Rp. 456.006.201

 Pada Saat Penyetoran PPh Pasal 21:

Biaya Tunjangan PPh Pasal 21 Rp. 5.758.100

Kas Rp. 5.758.100

Tabel 4.10

Perbandingan Metode Ditunjang Sebagian Antara Sebelum dan Sesudah Tax


Planning

Sebelum Tax Sesudah Tax


Keterangan Planning Planning Selisih
Biaya PPh Pasal 21 (Fiskal) Rp - Rp - Rp -
Biaya Tunjangan Pajak Rp - Rp 5.758.100 Rp 5.758.100
Penghasilan Kena Pajak(Laba Fiskal) Rp 228.402.276 Rp 222.644.176 Rp 5.758.100
PPh Badan Rp 31.976.319 Rp 31.170.185 Rp 806.134
Sumber: Data Intern Perusahaan yang Diolah
Tax Saving

1.3.2 Perbandingan Jumlah PPh Badan Terutang Antara Sebelum Tax

Planning(Metode Nett Basis) dengan Metode Gross Up dan Metode

Sebagian Ditunjang Oleh Perusahaan Sebagian Ditanggung Oleh

Karyawan.

Tabel 4.11

Perhitungan Jumlah Tax Saving yang Didapat


19

Nett Sebagian ditunjang


Basis(Sebelum Perusahaan
Keterangan Tax Planning) Gross Up
PPh Badan
Terutang Rp.31.976.319 Rp.30.364.051 Rp. 31.170.185
Tax Saving 0 Rp.1.612.268 Rp. 806.134
Sumber: Data yang Telah Diolah
20

Tabel 4.12

LAPORAN LABA RUGI FISKAL


PT. "X" Sesudah Tax Planning
Bulan Desember 2009
Komersial Koreksi Fiskal Ket
Pendapatan
Pendapatan Cleaning Service 4.097.616.465,00 4.097.616.465,00
Jumlah Pendapatan 4.097.616.465,00 4.097.616.465,00
Biaya Operasi
Biaya Pegawai 3.025.216.676 3.025.216.676,00 D
Biaya Entertainment 37.456.920,00 (1.575.000) 35.881.920,00
Biaya Konsumsi 39.410.593,00 39.410.593,00
Biaya Perjalanan Dinas 39.447.090,00 39.447.090,00
Biaya Sewa 34.985.000,00 34.985.000,00
Biaya Kantor 49.229.002,00 (4.103.859) 45.125.143,00
Biaya Bank 78.303.851,61 78.303.851,61
Biaya Perawatan 23.070.400,00 23.070.400,00 A
Biaya Asuransi 17.678.095,00 17.678.095,00
Biaya Makan dan Minum Karyawan 47.520.000,00 47.520.000,00 C
Biaya Pengobatan Karyawan 2.635.150,00 2.635.150,00
Biaya Iklan 219.755,00 219.755,00
Biaya Tanaman 4.277.060,00 4.277.060,00
Biaya Tunjangan PPh 11.516.200,00 11.516.200,00 E
Biaya Legalitas 450.000,00 450.000,00
Biaya Sumbangan 2.796.000,00 (2.796.000) 0,00
Jumlah Biaya Operasi 3.414.211.792,61 3.405.736.933,61
Biaya Administrasi
Biaya Pemakaian Bahan/ Obat 190.328.805,15 190.328.805,15
Biaya Bahan/ Obat 6.491.623,00 6.491.623,00
Biaya Pemakaian Bahan Pembantu 89.700.571,56 89.700.571,56
Biaya Pemakaian Peralatan 46.928.713,87 46.928.713,87
Biaya Pemakaian Kaos Kerja 85.000,00 85.000,00
Biaya Pemakaian Baju seragam 2.319.500,00 2.319.500,00
Biaya Pemakaian Tissue 3.525.972,44 3.525.972,44
Biaya Pemakaian ID Card 820.000,00 820.000,00
Biaya Penyusutan Inventaris 30.004.098,93 30.004.098,93 B
Amortisasi BDD & Sewa kantor 40.709.830,17 40.709.830,17
Biaya Pembebanan Tunjangan 168.301.232,00 168.301.232,00
Biaya Pemakaian Inventaris 435.000,00 435.000,00
Biaya Penghapusan Piutang 2.027.000,00 2.027.000,00
Biaya Pembentukan Titipan 225.000,00 225.000,00
Jumlah Biaya Administrasi 581.902.347,12 581.902.347,12
Jumlah Biaya (Operasi & Admin) 3.996.114.139,73 3.987.639.280,73
Laba/( Rugi) Operasi 101.502.325,27 109.977.184,27
Pendapatan/( Biaya) Lain- Lain 0
Pendapatan Bunga Tabungan 1.283.299,72 1.283.299,72 0
Pendapatan Lain- lain 141.742.510,86 141.742.510,86
Biaya Lain- lain -36.322.361,45 -36.322.361,45
Jumlah Pendapatan/ (Biaya) Lain- lain 106.703.449,13 105.420.149,41
Laba/ (Rugi) Usaha 208.205.774,40 215.397.333,68
Sumber: Data Intern Perusahaan yang diolah
21

Penjelasan Tabel 4.12

Berikut ini adalah penjelasan komponen laba rugi fiskal yang berubah setelah tax

planning akhir:

a. Biaya Perawatan yang terdiri dari:

Biaya perawatan kendaraan : Rp. 2.154.300

Biaya perwatan mesin & Peralatan kantor : Rp. 20.916.100

Total : Rp. 23.070.400

Sebelum Tax Planning biaya Perawatan kendaraan dikoreksi sebesar Rp.

1.077.150 (50% x Rp 2.154.300) dikarenakan perusahaan memberikan

fasilitas kendaraan kepada bagian operasional, sehingga perusahaan hanya

dapat membiayakannya sebesar 50% saja sesuai dengan KEP-

220/PJ/2002, akan tetapi setelah adanya tax planning dengan tidak lagi

memberikan fasilitas kendaraan maka perusahaan dapat membiayakan

sepenuhnya biaya perawatan kendaraan sehingga tidak perlu adanya

koreksi.

b. Biaya Penyusutan

Sebelum Tax Planning seperti halnya biaya perawatan kendaraan, biaya

penyusutan kendaraan juga tidak boleh dibiayakan sepenuhnya, hanya

dapat dibiayakan sebesar 50% dari jumlah biaya penyusutan sebesar Rp.

823.184 sehingga harus dikoreksi sebesar Rp 411.592. Setelah Tax

Planning dengan tidak memberikan fasilitas kendaraan lagi kepada bagian

operasional maka dapat dibiayakan seluruhnya dan tidak perlu lagi


22

diadakan koreksi. Kendaraan hanya boleh digunakan untung kepentingan

perusahaan saja.

c. Biaya Makan dan Minum Karyawan

Sebelum tax planning jumlah tunjangan makan karyawan tetap yang

terdapat pada komponen gaji didalam biaya pegawai adalah sebesar Rp.

47.520.000 yang didapat dari jumlah 24 karyawan dikalikan 264 hari kerja

selama satu tahun dikalikan besarnya tunjangan makan Rp. 7.500/hari.

Setelah tax planning dengan menghapuskan tunjangan makan dan diganti

dengan biaya makan dan minum karyawan maka terjadi perpindahan pos

dari biaya pegawai tetap ke biaya makan dan minum karyawan.

d. Biaya Pegawai

Sebelum Tax Planning jumlah biaya pegawai adalah sebesar Rp. 3.072.

736.676, karena adanya tax planning dengan cara memberikan makan dan

minum karyawan yang dijadikan pos baru di laporan laba rugi fiskal, maka

setelah tax planning jumlah biaya pegawai berkurang menjadi Rp

3.025.216.676 (Rp 3.072.736.676 – Rp 47.520.000) dan Rp 47.520.000

berpindah menjadi biaya makan dan minum karyawan.

e. Biaya Tunjangan PPh

Sebelum tax planning biaya PPh pasal 21 tidak dapat dikurangkan dalam

laporan laba rugi fiskal, karena sesuai dengan pasal 9 ayat (1) huruf h UU

PPh No. 36 Tahun 2008 Pajak penghasilan merupakan non-deductible

expense. Akaan tetapi setelah tax planning dengan menggunakan metode


23

gross up biaya PPh pasal 21 dapat dibiyakan dan dikurangkan sebagai

biaya tunjangan pajak, sehingga tidak perlu adanya koreksi.

PPh Badan Yang Harus dibayar oleh PT.”X” setelah adanya Tax Planning adalah

sebesar Rp. 30.115.627 yang didapatkan dari : (28% x 50%) x Rp 215.397.334.

Berikut juga akan disajikan perbandingan antara sebelum dan setelah tax planning

sehingga diperoleh besarnya tax saving.

Tabel 4.13

Perbandingan Antara Sebelum dan Sesudah Tax Planning

Keterangan Sebelum Tax Planning Sesudah Tax Planning Selisih


Laba Fiskal Rp. 228.402.276 Rp. 215.397.334 Rp -
PPh Badan Rp. 31.976.319 Rp. 30.155.627 Rp 1.820.392
Sumber: Data Intern Perusahaan yang Telah Diolah

Tax Saving

Dari penelitian hasil penelitian juga didapatkan dampak positif terhadap

aspek perusahaan dan karyawan kerena penerapan kebijkan diatas antara lain

sebagai berikut:
24

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Tax Planning yang dipakai dalam penelitian ini difokuskan pada:

a. Biaya Perawatan Kendaraan

b. Makanan dan Natura Lainnya

c. Biaya PPh pasal 21

2. Dari hasil Tax Planning, biaya perawatan setelah tax planning

menghasilkan tax saving sebesar Rp 208.424

3. Setelah tax planning tunjangan makan yang sebelumnya diterapkan pada

PT.”X” dihapuskan menjadi biaya makan dan minum karyawan, karena

dari sisi perpajakan karyawan akan lebih menguntungkan.

4. PT.”X” sebelum menerapkan tax planning menggunakan metode nett

basis dalam perhitungan biaya PPh pasal 21, akan tetapi setelah tax

planning dengan menggunakan metode gross up dan menghasilkan tax

saving sebesar Rp 1.612.268.

5. Dengan menyatukan 3 komponen tax planning diatas maka jumlah PPh

Badan yang semula besarnya adalah Rp. 31.976.319 dapat diperkecil

menjadi sebesar Rp. 30.155.627, sehingga setelah penerapan tax planning

PPh Badan tersebut PT.”X” dapat menghemat pengeluaran pajak sebesar

Rp. 1.820.392.
25

DAFTAR RUJUKAN

Achmad Tjahjono dan Muhammad Fakhri Husein, Perpajakan, Edisi Revisi


II,YKPN, Yogyakarta,2000.

Asriah Asnah. 2006.”Implementasi tax planning atas PPh pasal 21 pada karyawan
tetap di PT. PAL Indonesia guna tax saving terhadap PPh Badan”, STIE
Perbanas Surabaya

Artikel dan Peraturan-peraturan Pajak,http://klikpajak.com

Devano dan Rahayu. 2006. Perpajakan. Konsep, Teori dan Isu : Kencana.

Erly Suwandy,2006, Perencanaan Pajak. Edisi Keempat, Jakarta: Salemba Empat

Dirjen Pajak Republik Indonesia, http://www.pajak.go.id

Fiore, Nicholas. 2002. From The Tax Adviser: Determining the Form of Doing
Business in Canada. Journal Accountancy, August 2002

Pangaribuan, Freddy. 2008. (http://manajemen-pajak-tax-management.html,


diakses 06 Desember 2010)

Intan Tri Agustina. 2010. Tax Planning PPH Badan Pada PDAM Surabaya. STIE
Perbanas Surabaya.

Lynch, Michael. 2002.Tax Matters. Journal of Accountancy, Agustus 2002.

M. Zain. 2007. Manajemen Perpajakan. Edisi ketiga. Jakarta. Salemba Empat.

Putra. 2009. Gaji. Artikel PPh 21. (http://gaji.html, diakses 10 Oktober 2010)

Sholihah. 2006. “Penerapan Perencanaan Pajak Pada Pemilihan Metode Penilaian


Persediaan WPOP dalam Rangka Pencapaian Penghematan Pajak Secara
Legal Pada UD “X” ”, STIE Perbanas Surabaya.
26

Sigit Hutomo. 2008. Pajak Penghasilan. Konsep Dan Aplikasi. Berdasarkan


Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Beserta Peraturan
Pelaksanaannya.Edisi Revisi.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentan Perubahan


Keempat atas undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Penghasilan.

Anda mungkin juga menyukai