Anda di halaman 1dari 14

Analisis Pengaruh Densitas Batuan Karbonat Terhadap Kecepatan

Seismik Berdasarkan Data Sumur


Kinanti Eisya PS., Adellia Putri N., Muhammad Hauzan N., M. Reyhan N., Mikael
Mario Putra P
Departemen Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Sipil Perencanaan dan Kebumian, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

ABSTRAK

Densitas merupakan suatu nilai yang menyatakan rupa dari suatu materi. Paper ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh densitas batuan terhadap kecepatan seismik. Prinsip dari
paper ini adalah dengan menggunakan persamaan Gassmann yang memberikan model
sederhana untuk memperkirakan efek dari porositas batuan terhadap modulus bulk, dimana
pada akhir didapatkan kesimpulan bahwa modulus geser tidak berubah apapun fluida dalam
yang berada pada pori batuan. Pada paper ini menggunakan data yang memiliki 5 kondisi
dengan modulus bulk material dan modulus geser yang bervariasi pada limestone. Data terdiri
dari beberapa interval kedalaman antara lain 2849-1882; 2882-2914; 2914-2947; 2947-2979;
29479-3015; 3015-3050. Terdapat juga data densitas dan porositas berturut-turut antara lain
2.489; 2.532; 2.502; 2.497; 2.402; 2.432 dan 10.59; 8.17; 9.84; 9.95; 15.01; 13.77. Data lain
seperti 𝐾𝑚𝑖𝑛 , µ, 𝐾𝑑𝑟𝑦 , 𝐾𝑓𝑙 yang bervariasi tiap kondisi dan level atau interval kedalaman nya.
Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan nilai antara lain pada level satu 21.3649;
22.2165; 22.5706; 23.4007; 23.8218, level dua 26.0462; 27.1677; 27.6405; 28.7324; 29.1472,
level tiga 22.6163; 23.6921; 23.8735; 24.8009; 25.2342, level empat 22.8159; 23.7715;
24.1424; 25.0753; 25.4460, level lima 16.9676; 17.5697; 17.8104; 18.4700; 18.7101, level
enam 18.6115; 19.3206; 19.5772; 20.2694; 20.5245. Dari variasi nilai tersebut berpengaruh
terhadap perhitungan kecepatan gelombang P dan kecepatan gelombang S pada setiap level
dan kondisi. Nilai rata-rata kecepatan gelombang P antara lain 5.03538; 5.06298; 5.10422;
5.088; 4.92826; 4.97094 dan kecepatan gelombang S 3.4904; 3.4843; 3.4843; 3.4848; 3.55304;
3.53106. Mengingat banyaknya data yang diolah dalam paper ini, maka dibutuh ketelitian
dalam perhitungan, sehingga dibutuhkan aplikasi MATLAB.

Kata kunci: Densitas, Gassman, Kecepatan Seismik.

1. Pendahuluan memiliki sifat fisis yang variatif jika


Kehidupan di alam semesta memiliki dihubungkan dengan kecepatan seismik.
batasan atas ruang dan waktu. Untuk batasan Salah satu sifat fisis tersebut adalah sifat
ruang, memiliki besaran yang akan mengisi elastisitas dan tingkat kekerasan batuan
ruangan tersebut yaitu volume dalam yang mana tingkat kekerasan batuan atau
dimensi tiga dimensi. Selain terisi akan fracture strength dipengaruhi oleh densitas
volume, alam semesta juga memiliki massa batuan.
yang penyusun berbagai materi didalamnya.
Sifat sifat fisik batuan terkait dengan
Lapisan batuan bawah permukaan bumi
kecepatan gelombang seismik dapat
ditelusuri dengan metode seismik. Metode dapat dengan membagi massa dengan
ini umum digunakan untuk mengetahui volume benda.
cepat rambat gelombang seismik dalam
Porositas adalah nilai kemampatan
lapisan batuan. Besarnya sendiri
dari suatu benda. Semakin mampat benda
dipengaruhi oleh elastisitas dan densitas
tersebut, maka akan memiliki nilai porositas
batuan, sehingga dengan mengetahui cepat
yang kecil. Porositas adalah ukuran dari
rambat gelombang seismik pada lapisan
ruang kosong di antara material dan
batuan maka akan diketahui tingkat
merupakan fraksi dari volume ruang kosong
kekerasan batuan atau densitas batuan
terhadap total volume. Rentang nilai
tersebut. Sehingga, akan dicapai tujuan yaitu
porositas ada pada nilai antara 0 dan 1 atau
mengetahui pengaruh densitas batuan
sebagai persentase antara 0-100%.
terhadap kecepatan seismic.
Porositas bergantung pada jenis bahan,
Densitas atau massa jenis memiliki ukuran bahan, distribusi pori, sementasi,
makna sebagai hubungan dari massa dengan riwayat diagenetik, dan komposisinya.
volume. Benda yang memiliki densitas yang Densitas dan porositas merupakan
besar akan memiliki kerapatan massa yang besaran yang identik. Dimana kedua
besar. Dengan begitu semakin mampat besaran tersebut saling berbandig terbalik.
antar partikel penyusun benda, maka nilai Apabila kita memiliki benda yang memiliki
densitasnya semakin besar untuk benda densitas besar, maka benda tersebut dapat
yang sama. Massa jenis adalah pengukuran dikatakan juga memiliki porositas yang
massa setiap satuan volume benda. Semakin kecil. Hal ini tentunya berkaitan dengan
tinggi massa jenis suatu benda, maka kemampatan suatu benda. Apabila kita
semakin besar pula massa setiap volumenya. memiliki benda yang sangat mampat, maka
Massa jenis rata-rata setiap benda densitasnya dapat dikatakan besar dengan
merupakan total massa dibagi dengan total kemampuan akan hal prositasnya lebih
volumenya. Sebuah benda yang memiliki kecil. Hal itu tentunya akan berkebalikan
massa jenis lebih tinggi akan memiliki Ketika kita memiliki benda yang kurang
volume yang lebih rendah daripada benda mampat.
bermassa sama yang memiliki massa jenis 2. Dasar Teori
lebih rendah. Nilai densitas banyak a. Konsep Data Log Sumur
digunakan untuk menenttukan jenis suatu Data log sumur adalah grafik
materi. Dalam mengetahui nilai densitas, kedalaman (atau waktu), dari satu set
data yang menunjukkan parameter yang
diukur secara berkesinambungan di terhadap volume bulk seluruh batuan,
dalam sebuah sumur (Adi Harsono, termasuk dalam padat dan kosong
1997). Log sumur merupakan data yang dinyatakan dalam persen. Suatu
informasi mengenai batuan / kerak bahan dikatakan memiliki porositas
bumi yang diakuisisi secara insitu (di efektif apabila bagian rongga rongga
tempat, pada kondisi mendekati kendisi dalam batuan saling berhubungan dan
alami). biasanya lebih kecil dari rongga pori
Data yang kami pakai yaitu data pori total. Porositas juga disebut
pada paper yang didapatkan dari data sebaagai kemampatan dari suatu
suatu sumur. Data sumur yang diambil batuan. Semakin mampat batuan,
terdapat pada kedalaman dari 2850 porositas akan semakin kecil. Po
meter sampai 2050 meter. Data tersebut rositas bergantung pada jenis dan
terdiri dari Densitas (𝑝), kecepatan (V), ukuran material, distribusi pori,
Porositas (Ф), danNilai Saturasi air sementasi, dan komposisinya. Besar-
(Sw). kecilnya porositas suatu batuan akan
b. Sifat Fisis Batuan menetukan kapasitas penyimpanan
• Densitas fluida reservoir. Secara matematis
porositas dapat dinyatakan sebagai :
Densitas adalah ukuran kerapatan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑜𝑟𝑖
suatu benda. Secara matematis, Ф= x 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
densitas merupakan hasil bagi antara
dalam batuan karbonat, porositas
massa per satuan volume. Secara
terbagi menjadi dua jenis yaitu
teoritis, densitas adalah ukuran massa
porositas primer dan porositas
benda dari tiap-tiap satuan volume.
sekunder. Porositas primer yaitu
Hal ini berlaku baik zat padat, cair,
porositas antar butir dan sangat
dan gas. Secara urutan, besarnya
bergantung pada bentuk dan ukuran
densitas padatan > densitas cairan >
zat padat serta sortasinya. Porositas
densitas gas.
primer terbentuk bersamaan dengan
𝑚
𝑝= pengendapan batuan. Sedangkan,
𝑣
porositas sekunder yaitu porositas
• Porositas yang terbentuk dari proses disolusi
Porositas suatu batuan adalah yang membentuk rekahan yang
perbandingan volume rongga pori pori terbentuk oleh proses mekanik.
Porositas sekunder dipengaruhi oleh ditemukan hubungan yang sesuai
proses biokimia. Porositas sekunder dengan tema yang akan dibahas, yaitu
terbentuk pada batuan karbonat seperti densitas terhadap kecepatan gelombang
batu gamping dan dolomit setelah seismik. Setelah itu, dicari data dan
pengendapan batuan. referensi tambahan yang sesuai dengan
c. Modulus elastis apa yang akan dibahas. Pendahuluan,
• Young Modulus (E) menjelaskan dasar teori, dan metodologi disusun
kecenderungan suatu benda untuk terlebih dahulu untuk memperoleh garis
berubah bentuk sepanjang sumbu besar paper. Perhitungan dilakukan
ketika stress berlawanan diaplikasikan terhadap data yang dimiliki,
sepanjang sumbu tersebut. menggunakan persamaan Gassmann,
yang sudah dibahas dalam bab
𝑠𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 𝜎
𝐸 = = sebelumnya. Perhitungan yang sudah
𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 ∈
diperoleh, dilakukan plotting untuk
• Shear Modulus menjelaskan
kecepatan gelombang seismik terhadap
kecenderungan sebuah objek untuk
densitas. Analisis data dilakukan untuk
bergeser Ketika diberi kekuatan yang
mengetahui hasil bahasan dari paper
berlawanan.
b. Flowchart
𝐹
𝜎=
𝐴

• Bulk Modulus menjelaskan


kecenderungan suatu benda untuk
berubah bentuk ke segala arah Ketika
diberi tegangan seragam ke segala
arah.

∆𝑃
𝐾 = −𝑉
∆𝑉

3. Metodologi
a. Langkah Kerja
Pertama-tama, kami memahami
referensi yang sudah dimiliki untuk
menemukan tema paper yang akan
dibahas. Berdasarkan referensi,
4. Data, Pembahasan dan Diskusi 4
𝐾𝑠𝑎𝑡 + 3 µ
𝑣𝑝 = √
Persamaan Gassmann memberikan 𝜌
model sederhana untuk memperkirakan efek
Persamaan untuk kecepatan gelombang S
dari porositas batuan terhadap modulus
dituliskan sebagai berikut:
bulk. Persamaan ini menghubungkan
saturasi bulk modulus (𝐾𝑠𝑎𝑡 ) dengan
µ
modulus bulk batuan kering (𝐾𝑑𝑟𝑦 ) sesuai 𝑣𝑠 = √
𝜌
persamaan berikut (Jaya et al, 2009):
Data yang digunakan memiliki 5 kondisi
𝐾𝑠𝑎𝑡 = 𝐾𝑑𝑟𝑦 + 𝛼 2 𝑀
dengan modulus bulk material dan modulus
𝐾𝑚𝑖𝑛 geser yang bervariasi pada limestone
𝑀=
𝐾𝑑𝑟𝑦 𝐾 (Castagna et al, 1993). Data memiliki enam
1−𝐾 − ∅ ( 1 − 𝐾𝑚𝑖𝑛 )
𝑚𝑖𝑛 𝑓𝑙
level kedalaman berdasarkan data VSP

dengan 𝛼 adalah koefisien Biot-Wilis. dengan masing masing modulus bulk batuan
kering, modulus bulk fluida, densitas, dan
Persamaan ditunjukkan sebagai berikut
𝐾𝑑𝑟𝑦 porositas yang sudah diketahui. (Alimoradi
𝛼 =1−
𝐾𝑚𝑖𝑛 et al, 2014).

M adalah modulus ruang pori, ∅ adalah Tabel 1.1. Data pada level 1
porositas, 𝐾𝑚𝑖𝑛 adalah modulus bulk
mineral batian, dan 𝐾𝑓𝑙 adalah modulus bulk Level 1 (2849-1882 m)

fluida dalam pori batuan. Pada persamaan 𝐾𝑚𝑖𝑛 µ


𝐾𝑑𝑟𝑦 𝐾𝑓𝑙 𝜌 𝜑
Gassmann, modulus geser dari batuan
kering maupun yang tersaturasi adalah
63.7 31.7 10.1
sama.

68.3 28.4 10.8


µ𝑑𝑟𝑦 = µ𝑠𝑎𝑡

70.2 29 11.1 2.0641 2.489 10.59


Apapun fluida dalam pori batuan, modulus
geser tidak akan berpengaruh terhadap
74.8 30.6 11.8
kecepatan gelombang seismic pada batuan
yang tersaturasi. Untuk persamaan 76.8 32 12.2
kecepatan gelombang P, secara matematis
dituliskan sebagai berikut:
Tabel 1.2. Data pada level 2 Tabel 1.4. Data pada level 4

Level 2 (2882-2914 m) Level 4 (2947-2979 m)


𝐾𝑚𝑖𝑛 µ 𝐾𝑚𝑖𝑛 µ
𝐾𝑑𝑟𝑦 𝐾𝑓𝑙 𝜌 𝜑 𝐾𝑑𝑟𝑦 𝐾𝑓𝑙 𝜌 𝜑

63.7 31.7 12.5 63.7 31.7 10.6

68.3 28.4 13.4 68.3 28.4 11.4

70.2 29 13.8 2.2472 2.532 8.17 70.2 29 11.7 2.1936 2.497 9.95

74.8 30.6 14.7 74.8 30.6 12.5

76.8 32 15 76.8 32 12.8

Tabel 1.3. Data pada level 3 Tabel 1.5. Data pada level 5

Level 3 (2914-2947 m) Level 5 (2979-3015 m)


𝐾𝑚𝑖𝑛 µ 𝐾𝑚𝑖𝑛 µ
𝐾𝑑𝑟𝑦 𝐾𝑓𝑙 𝜌 𝜑 𝐾𝑑𝑟𝑦 𝐾𝑓𝑙 𝜌 𝜑

63.7 31.7 10.8 63.7 31.7 7.5

68.3 28.4 11.5 68.3 28.4 8

70.2 29 11.8 2.0993 2.502 9.84 70.2 29 8.2 2.1224 2.402 15.01

74.8 30.6 12.6 74.8 30.6 8.8

76.8 32 13 76.8 32 9
Tabel 1.6. Data pada level 6

63.7
Level 6 (3015-3050) 𝑀=
10.1 63.7
1 − 63.7 − 0.1059 ( 1 − 2.0641 )
𝐾𝑚𝑖𝑛 µ
𝐾𝑑𝑟𝑦 𝐾𝑓𝑙 𝜌 𝜑
𝑀 = 15.91

63.7 31.7 𝐾𝑑𝑟𝑦


Sehingga dapat diperoleh nilai 𝐾𝑠𝑎𝑡 adalah:

68.3 28.4 8.1 𝐾𝑠𝑎𝑡 = 10.1 + (0.841)2 (15.91)

70.2 29 8.7 2.2597 2.432 13.77 𝐾𝑠𝑎𝑡 = 21.3649

74.8 30.6 8.9 Nilai 𝐾𝑠𝑎𝑡 yang sudah dihitung, digunakan


untuk menghitung kecepatan gelombang P
76.8 32 9.5 yang melewati batuan yang sudah tersaturasi
oleh fluida.
Berikut adalah contoh perhitungan
untuk menentukkan 𝐾𝑠𝑎𝑡 , 𝑣𝑝 , dan 𝑣𝑠 4
√21.3649 + 3 31.7
bedasarkan data diatas, menggunakan 𝑣𝑝 =
2.489
persamaan yang sudah dibahas pada bagian
sebelumnya: 𝑣𝑝 = 5.0562

𝐾𝑠𝑎𝑡 = 𝐾𝑑𝑟𝑦 + 𝛼 2 𝑀 𝑣𝑠 dapat dihitung sebagai berikut:

Nilai 𝛼 adalah: 31.7


𝑣𝑠 = √
2.489
𝐾𝑑𝑟𝑦
𝛼 =1−
𝐾𝑚𝑖𝑛
𝑣𝑠 = 3.5688
10.1
𝛼 =1− Berdasarkan perhitungan, berikut adalah
63.7
nilai 𝐾𝑠𝑎𝑡 , 𝑣𝑝 , dan 𝑣𝑠 dari masing masing
𝛼 = 0.841 level dan kondisi.

Nilai 𝑀 adalah:

𝐾𝑚𝑖𝑛
𝑀=
𝐾𝑑𝑟𝑦 𝐾
1−𝐾 − ∅ ( 1 − 𝐾𝑚𝑖𝑛 )
𝑚𝑖𝑛 𝑓𝑙
Tabel 2. 1. 𝐾𝑠𝑎𝑡 , 𝑣𝑝 , dan 𝑣𝑠 pada level 1 Tabel 2. 3. 𝐾𝑠𝑎𝑡 , 𝑣𝑝 , dan 𝑣𝑠 pada level 3

Level 1 Level 3
State State
𝐾𝑠𝑎𝑡 𝑣𝑝 𝑣𝑠 𝐾𝑠𝑎𝑡 𝑣𝑝 𝑣𝑠

1 21.3649 5.0562 3.5688 1 22.6163 5.0924 3.5595

2 22.2165 4.9132 3.3779 2 23.6921 4.9602 3.3691

3 22.5706 4.9602 3.4134 3 23.8735 4.9996 3.4045

4 23.4007 5.0788 3.5063 4 24.8009 5.1205 3.4972

5 23.8218 5.1685 3.5856 5 25.2342 5.2095 3.5763

Tabel 2. 2. 𝐾𝑠𝑎𝑡 , 𝑣𝑝 , dan 𝑣𝑠 pada level 2 Tabel 2. 4. 𝐾𝑠𝑎𝑡 , 𝑣𝑝 , dan 𝑣𝑠 pada level 4

Level 2 Level 4
State State
𝐾𝑠𝑎𝑡 𝑣𝑝 𝑣𝑠 𝐾𝑠𝑎𝑡 𝑣𝑝 𝑣𝑠

1 26.0462 5.1942 3.5383 1 22.8159 5.1053 3.5630

2 27.1677 5.0991 3.3843 2 23.7715 4.9684 3.3725

3 27.6405 5.1174 3.3843 3 24.1424 5.0154 3.4079

4 28.7324 5.2404 3.4764 4 25.0753 5.1363 3.5007

5 29.1472 5.3256 3.5550 5 25.4460 5.2228 3.5799


Tabel 2. 5. 𝐾𝑠𝑎𝑡 , 𝑣𝑝 , dan 𝑣𝑠 pada level 5
Kecepatan Seismik terhadap
Densitas pada Kondisi 1
Level 5 5,5

Velocity (Km/s)
State 5 y = -0,0268x + 5,1632
4,5
𝐾𝑠𝑎𝑡 𝑣𝑝 𝑣𝑠
4
3,5 y = 0,0141x + 3,5293
1 16.9676 4.9659 3.6328 3
2,489 2,532 2,502 2,497 2,402 2,432
Densitas (kg/m3)
2 17.5697 4.8041 3.4385

Vp Vs
3 17.8104 4.8490 3.4747 Linear (Vp) Linear (Vs)

4 18.4700 4.9674 3.5692 Gambar 1. Grafik kecepatan seismik


terhadap densitas pada kondisi 1.
5 18.7101 5.0549 3.6500

Tabel 2. 6. 𝐾𝑠𝑎𝑡 , 𝑣𝑝 , dan 𝑣𝑠 pada level 6 Kecepatan Seismik terhadap


Densitas pada Kondisi 2
5,5
Velocity (Km/s)

Level 6 5
y = -0,0342x + 5,052
State 4,5

𝑣𝑝 4
𝐾𝑠𝑎𝑡 𝑣𝑠
3,5 y = 0,0104x + 3,357
3
1 18.6115 5.0032 3.6103 2,489 2,532 2,502 2,497 2,402 2,432
Densitas (kg/m3)

2 19.3206 4.8492 3.4173 Vp Vs


Linear (Vp) Linear (Vs)
3 19.5772 4.8938 3.4532
Gambar 1. Grafik kecepatan seismik
terhadap densitas pada kondisi 2.
4 20.2694 5.0111 3.5471

5 20.5245 5.0974 3.6274


Kecepatan Seismik terhadap Kecepatan Seismik terhadap
Densitas pada Kondisi 3 Densitas pada Kondisi 5
6 6
Velocity (Km/s)

Velocity (Km/s)
5 y = -0,032x + 5,0847 5 y = -0,033x + 5,2952
4 4
y = 0,0135x + 3,3756 y = 0,0142x + 3,5459
3
3
2,489 2,532 2,502 2,497 2,402 2,432 2,489 2,532 2,502 2,497 2,402 2,432
Densitas (kg/m3) Densitas (kg/m3)

Vp Vs
Vp Vs
Linear (Vp) Linear (Vs)
Linear (Vp) Linear (Vs)

Gambar 3. Grafik kecepatan seismik Gambar 5. Grafik kecepatan seismik


terhadap densitas pada kondisi 3 terhadap densitas pada kondisi 5

Kecepatan Seismik terhadap Perbandingan Densitas dan


Densitas pada Kondisi 4 Porositas terhadap Rentang
5,5 Kedalaman
Velocity (Km/s)

5 y = -0,0326x + 5,2066
2,55 16
4,5
Densitas (kg/m3)

y = 1,0437x + 7,5687 14
2,5

Porosity (%)
4 12
y = 0,0139x + 3,4676 2,45 10
3,5 y = -0,0194x + 2,5437 8
3 2,4 6
2,489 2,532 2,502 2,497 2,402 2,432 2,35 4
2
Densitas (kg/m3) 2,3 0
2849 2882 2914 2947 2979 3015
Vp Vs – – – – – –
2882 2914 2947 2979 3015 3050
Linear (Vp) Linear (Vs)
Depth Range

Densitas Porositas
Gambar 4. Grafik kecepatan seismik
Linear (Densitas) Linear (Porositas)
terhadap densitas pada kondisi 4

Gambar 6. Grafik perbandingan densitas


dan porositas terhadap rentang kedalaman
Pada paper ini menggunakan data
yang memiliki 5 kondisi dengan modulus
bulk material dan modulus geser yang
bervariasi pada limestone (Castagna et al,
1993). Data tersebut didapat melalui
reservoir karbonat di selatan Iran dan batuan
terdiri dari ruang pori yang heterogen atau
terdistribusi tidak seragam dengan ukuran
pori mikroskopis kurang dari 1 mm hingga
mkroskopis 1 cm). Selain itu, data yang
Gambar 7. Grafik perbandingan kecepatan digunakan dalam paper ini merupakan data
seismik dengan densitas sumur nomor 1.

Paper ini berjudul “analisis pengaruh Data terdiri dari beberapa interval
densitas batuan karbonat terhadap kecepatan kedalaman antara lain 2849-1882; 2882-
seismik berdasarkan data sumur” dengan 2914; 2914-2947; 2947-2979; 29479-3015;
tujuan antara lain untuk mengetahui 3015-3050. Terdapat juga data densitas dan
pengaruh densitas batuan karbonat terhadap porositas berturut-turut antara lain 2.489;
kecepatan seismik. Perhitungan 2.532; 2.502; 2.497; 2.402; 2.432 dan 10.59;
menggunakan Persamaan Gassmann yang 8.17; 9.84; 9.95; 15.01; 13.77. Data lain
memberikan model sederhana untuk seperti 𝐾𝑚𝑖𝑛 , µ, 𝐾𝑑𝑟𝑦 , 𝐾𝑓𝑙 yang bervariasi tiap
memperkirakan efek dari porositas batuan kondisi dan level atau interval kedalaman
terhadap modulus bulk. Persamaan ini nya.
menghubungkan saturasi bulk modulus
Setelah dilakukan perhitungan
(𝐾𝑠𝑎𝑡 ) dengan modulus bulk batuan kering
menggunakan persamaan gassmann untuk
(𝐾𝑑𝑟𝑦 ) (Jaya et al, 2009). Nilai 𝐾𝑠𝑎𝑡 ,
menentukan nilai modulus bulk batuan
porositas, modulus geser, dan densitas
tersaturasi (𝐾𝑠𝑎𝑡 ) maka didapatkan nilai
batuan tersaturasi yang sudah dihitung
antara lain pada level satu 21.3649; 22.2165;
nantinya akan digunakan untuk menghitung
22.5706; 23.4007; 23.8218, level dua
kecepatan gelombang P yang melewati
26.0462; 27.1677; 27.6405; 28.7324;
batuan yang sudah tersaturasi oleh fluida.
29.1472, level tiga 22.6163; 23.6921;
Selain itu, gelombang S dihitung
23.8735; 24.8009; 25.2342, level empat
berdasarkan nilai modulus geser dan
22.8159; 23.7715; 24.1424; 25.0753;
densitas batuan terseturasi oleh fluida.
25.4460, level lima 16.9676; 17.5697; langsung dari densitas atau kedalaman
17.8104; 18.4700; 18.7101, level enam melainkan banyak faktor lain seperti nilai
18.6115; 19.3206; 19.5772; 20.2694; 𝐾𝑠𝑎𝑡 dan µ.
20.5245. Dari variasi nilai tersebut
5. KESIMPULAN
berpengaruh terhadap perhitungan
• Perhitungan menggunakan Persamaan
kecepatan gelombang P dan kecepatan
Gassmann yang memberikan model
gelombang S pada setiap level dan kondisi.
sederhana untuk memperkirakan efek
Nilai rata-rata kecepatan gelombang P
dari porositas batuan terhadap modulus
antara lain 5.03538; 5.06298; 5.10422;
bulk.
5.088; 4.92826; 4.97094 dan kecepatan
• Nilai 𝐾𝑠𝑎𝑡 , porositas, modulus geser, dan
gelombang S 3.4904; 3.4843; 3.4843;
densitas batuan tersaturasi digunakan
3.4848; 3.55304; 3.53106.
untuk menghitung kecepatan gelombang
Nilai dari setiap data yang diketahui P yang melewati batuan yang sudah
dapat dijadikan grafik seperti grafik tersaturasi oleh fluida. Selain itu,
kecepatan seismik terhadap densitas pada gelombang S dihitung berdasarkan nilai
kondisi yang bervariasi, grafik modulus geser dan densitas batuan
perbandingan densitas dan porositas, dan tersaturasi oleh fluida.
grafik perbandingan rata-rata kecepatan • Pada paper ini menggunakan data yang
seismik dengan densitas. Grafik kecepatan memiliki 5 kondisi dengan modulus bulk
seismik terhadap densitas pada kondisi yang material dan modulus geser yang
bervariasi menunjukkan bahwa pada setiap bervariasi pada limestone (Castagna et al,
densitas berdasarkan kedalaman, kecepatan 1993).
seismik cenderung horizontal apabila dilihat • Perhitungan dilakukan menggunakan
dari grafik dengan interval 0.5 hingga 1. persamaan gassmann untuk menentukan
Grafik perbandingan densitas dan porositas nilai modulus bulk batuan tersaturasi
menunjukkan bahwa kedalaman tidak (𝐾𝑠𝑎𝑡 ) pada berbagai variasi.
berpengaruh langsung terhadap nilai • Nilai rata-rata kecepatan gelombang P
porositas dan densitas tetapi pada setiap untuk masing-masing variasi antara lain
interval, nilai densitas berbanding terbalik 5.03538; 5.06298; 5.10422; 5.088;
dengan porositas. Grafik perbandingan rata- 4.92826; 4.97094 dan kecepatan
rata kecepatan seismik dengan densitas gelombang S 3.4904; 3.4843; 3.4843;
menunjukkan bahwa kecepatan seismik baik 3.4848; 3.55304; 3.53106. (dalam km/s)
gelombang S atau P tidak terpengaruh
• Nilai dari setiap data yang diketahui di Characterization. Universal Journal of
plot dalam grafik kecepatan seismik Geosciences. Iran.
terhadap densitas pada kondisi yang
Astuti, Irnin. Sumarni, Ria. Bhakti. Yoga.
bervariasi, grafik perbandingan densitas
2018. Penggunaan Video Based
dan porositas, dan grafik perbandingan
Laboratory (VBL) dalam Menentukan
rata-rata kecepatan seismik dengan
Nilai Elastisitas Penggaris
densitas.
Aluminium. Journal Unnes. Semarang.
• Grafik kecepatan seismik terhadap
Borrero, F J. 2012. Glencoe Earth Science.
densitas pada kondisi yang bervariasi
New York: McGraw-Hill Company
menunjukkan bahwa pada setiap densitas
Giancoli, D C. 2004, Physics Principles with
berdasarkan kedalaman, kecepatan
Applications. New York: Prentice
seismik cenderung horizontal
Hall Publisher
• Grafik perbandingan densitas dan
Lubis, A.M., (2005). Analisa Kecepatan
porositas menunjukkan bahwa
gelombang Seismik Bawah Permukaan
kedalaman tidak berpengaruh langsung
Di Daerah Yang Terkena Dampak
terhadap nilai porositas dan densitas
Gempa Bumi 4 Juni 2000 (Studi Kasus:
tetapi pada setiap interval, nilai densitas
Kampus Universitas Bengkulu). Jurnal
berbanding terbalik dengan porositas.
Gradien Vol. 1 No. 2 Juli 2005: 69-73.
• Grafik perbandingan rata-rata kecepatan
Nurdiyanto, B. Drajat, N. Sunardi, B. dan
seismik dengan densitas menunjukkan
Susilanto, P. (2011), Penentuan
bahwa kecepatan seismik baik
Tingkat Kekerasan Batuan
gelombang S atau P tidak terpengaruh
Menggunakan Metode Seismik
langsung dari densitas atau kedalaman
Refraksi, Jurnal Meteorologi Dan
melainkan banyak faktor lain seperti nilai
Geofisika Vol. 12 No. 3, Desember
𝐾𝑠𝑎𝑡 dan µ.
2011:211-220.

Daftar Pustaka Rossari, Andi. Muris. Arsyad, Muhammad.


Alimoradil, Andisheh. Moradzadeh, Ali. 2017. Analisis Sifat Fisis dan Sifat
Bakhtiari, Mohammad. 2014. Mekanik Batuan Karst Maros. Jurnal
Improved Gassmad Velocity Equation Sains dan Pendidikan Fisika.
to Determine the Effect of Pores Sizes Makassar.
in Carbonate Reservoirs
Smith, F W. 2001. The Physics and
Chemistry of Materials. New York:
John Wiley & Sons
S. Jaya, Makky. Bruhn, David. Milsch,
Harald, dkk. 2010. Temperature
Dependence of Seismic Properties in
Geothermal Rocks at Reservoir
Conditions. Elsevier. Islandia.

Purwanto, Edy. 2010. Nilai Modulus Geser


Tanah Berdasarkan Rumus HARDIN
dan DRNEVICH (1972) dan
MENARD (1965) Dari Uji
Laboratorium. Universitas
Diponegoro Repository. Semarang.

Lampiran

Berikut adalah script matlab yang


digunakan untuk perhitungan:

clear all;
clc;

Kdry= input('masukkan Kdry:')


Kmin=input('masukkan Kmin:')
Kfl=input('masukkan Kfl:')
P=input('masukkan nilai porositas:')
S=input('masuskkan shear modulus bulk:')
D=input('masukkan nilai densitas:')

a=1-Kdry/Kmin;
M=Kmin/(1-Kdry/Kmin-P*(1-Kmin/Kfl));
Ksat=Kdry+a^2*M
Vp=((Ksat+4/3*S)/D)^0.5
Vs=(S/D)^0.5

Anda mungkin juga menyukai