Anda di halaman 1dari 19

Riset Dosen dan Mahasiswa

“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Ketahanan Ekonomi Keluarga Nelayan Pasca Program Kampung Bahari


Tambaklorok sebagai Upaya Penanganan Permukiman Kumuh Kota Semarang
Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan daratan dan lautan yang memiliki
potensi besar bagi pengembangan sektor kemaritiman dan pariwisata. Oleh karena
potensinya sebagai salah satu sumber mata pencaharian masyarakat, kawasan pesisir
mulai bertransformasi menjadi permukiman yang mana dihuni oleh mayoritas nelayan.
Namun demikian, paradigma kemiskinan pada wilayah pesisir masih tinggi. Akibatnya,
kampung nelayan berkembang semakin padat dan tidak tertib, sehingga membentuk
kantung-kantung permukiman kumuh. Menurut Brahtz (1972), wilayah pesisir yang
berkembang menjadi kawasan permukiman memiliki kompleksitas yang tinggi, dimana
tidak hanya meliputi aspek sosial, ekonomi, tetapi juga menyangkut aspek budaya dan
politik(1).
Tambaklorok merupakan kampung nelayan terbesar di Kota Semarang yang
berlokasi di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Kemiskinan dan kondisi
permukiman kumuh tidak lepas dari masyarakat nelayan yang bertempat tinggal disana (2).
Fenomena tersebut disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia, minimnya
kepemilikan modal usaha dan teknologi, serta gaya hidup masyarakat setempat yang
konsumtif(3). Selain itu, lokasinya yang berada di pesisir utara mengakibatkan kawasan ini
sangat rentan terhadap banjir rob (2). Berbagai program pengentasan kemiskinan dan
penanganan permukiman kumuh telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun melalui
kerjasama dengan pihak swasta. Salah satu program tersebut adalah pembangunan
Kampung Bahari Tambaklorok yang mulai dilaksanakan pada tahun 2015. Namun,
program ini dinilai masih kurang efektif karena perencanaannya kurang melibatkan
masyarakat, sehingga pada awal pengerjaan masyarakat sempat memberikan penolakan.
Penanganan permukiman kumuh yang dilakukan melalui program Kampung Bahari juga
hanya dilakukan pada beberapa aspek, dimana hanya fokus pada aspek yang mendukung
pengembangan wisata bahari. Oleh sebab itu, bentuk penanganan yang parsial tersebut
dapat menyebabkan kembalinya permukiman kumuh ke kondisi semula (4). Selain itu,
masalah terkait kapabilitas nelayan dimana mememiliki keterbatasan penguasaan aset,
modal usaha, dan teknologi juga belum menjadi fokus penanganan (5). Suhartono, dkk.
(2018) menyatakan bahwa jika program ini tetap dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
awal, maka akan menimbulkan perkiraan dampak negatif dimana terkait biaya

1
Brahtz, J.F.P. 1972. Coastal Zone Management: Multiple Use with Conservation. New York: John Wiley and Sons.
2
Mussadun. Putri Nurprastiwi. 2015. Kajian Penyebab Kemiskinan Masyarakat Nelayan di Kampung Tambak Lorok.
Semarang: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol.27. No.1. PP 49-67.
3
Natalia, Mita. Mukti Alie. 2014. Kajian Kemiskinan Psisir di Kota Semarang (Studi Kasus: Kampung Nelayan
Tambak Lorok). Semarang: Jurnal Teknik PWK. Vol.3. No.1.
4
Sunarti. M.Rahdriawan. AP Dewi. JR Widiarta. 2017. Hierarchy model of Tambak Lorok Slum Area Transformation
to Support Marine Tourism Kampong.
5
Purnamasari. M.Baiquni. 2019. Strategi Penghidupan Masyarakat Nelayan di Kampung Nelayan Tambak Lorok,
Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Yogyakarta: E-Jurnal UGM.
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

pemeliharaan yang tentunya akan meningkat dan kemudian akan menjadi beban bagi
masyarakat. Oleh karenanya, program yang seharusnya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat tersebut diindikasi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luar (6).
Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
serta memprediksikan tingkat ketahanan ekonomi masyarakat nelayan sebelum dan
sesudah pelaksanaan program Kampung Bahari Tambaklorok. Ketahanan ekonomi dinilai
dari kepemilikan tempat tinggal (aset), pendapatan keluarga, pembiayaan pendidikan
anak, dan jaminan keuangan sesuai dengan Permen PPA Nomor 6 Tahun 2013. Aspek lain
yang ditambahkan dalam analisis adalah biaya pengeluaran dan hutang. Selain itu, akan
dikaji pula konsep pengembangan Kampung Bahari Tambaklorok yang mana menentukan
tingkat partisipasi dan peran masyarakat pada saat pelaksanaan program. Aspek yang akan
diperdalam terkait jumlah ketersediaan lapangan kerja, keselarasan peluang kerja dengan
kapasitas masyarakat, dan skema peningkatan ekonomi masyarakat melalui program
tersebut. Metode yang akan digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Adapun teknik pengambilan data terkait ketahanan ekonomi masyarakat akan dilakukan
dengan kuisioner dan wawancara secara purposive sampling. Sedangkan kajian konsep
pengembangan program Kampung Bahari Tambaklorok akan dilakukan melalui telaah
dokumen dan wawancara mendalam dengan pemerintah terkait. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan analisis mendalam mengenai kondisi masyarakat pesisir
Tambaklorok yang nantinya akan menjadi subyek utama program pengentasan kemiskinan
dan penanganan permukiman kumuh. Dengan mengetahui prediksi ketahanan ekonomi
masyarakat, maka dapat dibentuk skema pencegahan agar kampung Tambak Lorok tidak
kembali ke dalam kondisi kumuh akibat ketidakmampuan masyarakat mengimbangi
pembangunan fisik yang dilakukan.

6
Suhartono. Diana Kristina. 2018. Kajian Perencanaan Program Kampung Nelayan Tambaklorok Kota Semarang.
Semarang: E-Journal Undip.
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Ketertarikan atas Tema RDM


Topik terkait permukiman menjadi salah satu perihal penting yang perlu dikaji secara
mendalam. Sesuai dengan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman dimana tertulis jelas pada pasal 13 terkait tugas pemerintah diantaranya adalah
memberikan fasilitasi terhadap penyediaan perumahan dan permukiman bagi masyarakat,
terutama MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Namun demikian, pada kenyataannya,
masih banyak permasalahan terkait penyediaan rumah bagi masyarakat yang ditandai
dengan adanya backlog kepemilikan rumah di Indonesia. Apabila dikaji lebih mendalam lagi,
kegagalan pemerintah atau sektor publik dalam menyediakan hunian khususnya untuk MBR
ini menyebabkan terbentuknya permukiman informal atau illegal. Ketidakteraturan
bangunan, kepadatan yang tinggi, dan rendahnya kualitas lingkungan menjadi penanda utama
dari fenomena permukiman informal tersebut atau yang sering kali disebut dengan
permukiman kumuh.
Ketertarikan saya pada topik permukiman bermula sejak pertama kali berpindah ke
Kota Semarang dan menyambangi kawasan pesisir Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa.
Fenomena yang tampak disana adalah kehadiran kampung-kampung nelayan yang
memanfaatkan potensi teritorial, yaitu kekuatan maritim, sebagai tumpuan perekonomian
dan aktivitas utama masyarakat. Akan tetapi, fakta yang terjadi adalah sebagian besar
kampung nelayan tersebut merupakan permukiman kumuh. Permasalahan utama yang
dihadapi adalah lemahnya sumber daya manusia dan kurangnya kepedulian masyarakat
terhadap peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Akhirnya, mulailah saya terdorong
melakukan berbagai kegiatan sosial berupa Program Edukasi Pesisir dengan mendirikan
Coastal Area Protection and Restoration Community. Kampung Tambaklorok, Tambakrejo,
Bandarharjo, dan Mangkang Wetan menjadi target edukasi yang kami lakukan dengan
sasaran adalah remaja dan anak-anak. Berdasarkan pengalaman tersebut, saya semakin
tertarik untuk mendalami topik permukiman terlebih untuk mendorong partisipasi
masyarakat.
Kajian permukiman yang multidimensi tertutama dalam pencegahan, penanganan, dan
pengendalian permukiman informal menjadi menarik untuk dikaji secara mendalam.
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai program penanganan permukiman kumuh, tetapi
belum sepenuhnya efektif meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat. Oleh karena
itu, pada penelitian ini saya ingin mengangkat terkait penanganan dan pengendalian
permukiman kumuh dimana berfokus pada kawasan Kampung Tambaklorok, Tanjung Mas,
Semarang Utara. Setelah menimbang dari berbagai kajian yang ada, tujuan penelitian ini akan
diarahkan pada pembahasan terikait proyeksi ketahanan ekonomi masyarakat nelayan
terhadap program pembangunan Kampung Bahari Tambaklorok yang sudah terlaksana sejak
tahun 2015. Luaran dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan skema yang sesuai
untuk pengendalian permukiman kumuh pasca program berlangsung ditinjau dari aspek
ekonomi masyarakat.
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

KAJIAN LITERATUR

Teknik
Tahun Judul Nama Pengambila
No Variabel Penelitian Kesimpulan Rekomendasi
Penelitian Penelitian Peneliti n Data
Penelitian
Perlu adanya peningkatan
terhadap kondisi prasarana di
kawasan Tambak Lorok,
Kemiskinan yang terjadi di terutama pada layanan dasar
Karakteristik kawasan
kampung nelayan tambak lorok masyarakat seperti
(kepadatan bangunan,
disebabkan oleh faktor persampahan, drainase, dan
klasifikasi kumuh, jarak
rendahnya kualitas sumber daya air bersih dikarenakan
antar rumah, kualitas
manusia, minimnya kepemilikan lokasinya yang dekat dengan
Kajian bangunan, kondisi
modal usaha dan teknologi, dan laut mengakibatkan kawasan
Kemiskinan Observasi, sarpras)
gaya hidup masyarakat. ini
Pesisir di Kota Natalia, kuisioner,
sering terendam rob yang
Semarang Mita. dan
1 2014 merugikan
(Studi Kasus: Muhammad wawancara
warga.
Kampung Mukti Alie (purposive
Nelayan sampling) Perlu adanya perhatian
Tambak Lorok) terhadap prasarana
Karakteristik Masyarkat
pendukung agar masyarakat
(pendapatan, mata Bentuk kemiskinan yang terjadi
diluar Tambak Lorok semakin
pencaharian, kelompok di kawasan Tambak Lorok
tertarik dan nyaman untuk
usia, tingkat pendidikan, merupakan bentuk kemiskinan
datang ke Tambak Lorok,
jumlah tanggungan per natural.
dimana kondisi tersebut dapat
KK, kepemilikan rumah)
meningkatkan perekonomian
masyarakat sekitarnya
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Perlu adanya perhatian


terhadap kebijakan
penangkapan hasil laut bagi
masyarakat, agar tidak
Faktor kemiskinan
merusak ekosistem laut yang
(kerusakan sumber daya
merupakan mata pencaharian
pesisir, rendahnya
mereka. Selain itu, pengenalan
infrastruktur, kualitas  
terhadap teknologi
SDM, kepemilikan
penangkapan yang lebih
modal usaha, gaya
modern dan teknologi
hidup)
pengolahan pasca panen
sehingga para nelayan dapat
meningkatkan
produktivitasnya.

Perlu adanya perhatian khusus


untuk membangun kualitas
sumber daya manusia di
kawasan pesisir seperti
    pelaksanaan pelatihan
ketrampilan, karena sumber
daya manusia yang berkualitas
dapat meningkatkan nilai jual
masyarakat.
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Teknik
Tahun Judul Nama Pengambila
No Variabel Penelitian Kesimpulan Rekomendasi
Penelitian Penelitian Peneliti n Data
Penelitian

Karaktertistik kawasan
Faktor penyebab kemiskinan
(jumlah kerusakan Bagi Pemerintah :
nelayan di Kampung Tambak
sumber daya perikanan Memberikan pelatihan khusus
Lorok yang disebabkan oleh
di Kota Semarang, bagi ibu rumah tangga untuk
faktor natural merupakan
sistem persampahan, dapat membantu
rusaknya sumberdaya pesisir
penggunaan alat perekonomian keluarga.
dan musim yang tidak menentu.
tangkap, rob dan banjir)
Kondisi ekonomi
Faktor penyebab kemiskinan
(permodalan, kegiatan
nelayan di Kampung Tambak Bagi Nelayan : Memperluas
nelayan pada musim
Lorok yang disebabkan oleh usaha, terutama ketika masa
tertentu, peran dalam
Kajian faktor struktural merupakan paceklik dengan usaha lain
Observasi, usaha nelayan, jumlah
Penyebab sulitnya mengakses modal seperti usaha pengolahan hasil
wawancara pendapatan dan
Kemiskinan Mussadun. perbankan dan tidak adanya perikanan sehingga dapat
(snowball pengeluaran, jumlah
2 2015 Masyarakat Putri kekuasaan dalam menentukan meningkatkan nilai jual.
sampling), tangkapan dan sistem
Nelayan di Nurpratiwi harga tangkapan
telaah bagi hasil)
Kampung Faktor penyebab kemiskinan
dokumen Bagi Nelayan : Perlunya
Tambak Lorok nelayan di Kampung Tambak perubahan pola pikir serta
Lorok yang disebabkan oleh kultur masyarakat dalam
  faktor kultural merupakan hidup melalui pendekatan
kebisaaan hidup yang konsumtif kepada tokoh masyarakat
serta tidak mudah dalam setempat yang dirasa memiliki
menabung. pengaruh besar bagi para
Rob dan banjir semakin nelayan. Seperti mengurangi
memperparah kemiskinan hidup konsumtif seperti
  masyarakat nelayan Kampung membelanjakan barang-
Tambak Lorok karena barang serta mentraktir
menimbulkan kerugian berupa kerabat ketika masa panen,
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

terendamnya rumah nelayan


yang kemudian membuat
nelayan mengalami kerusakan
harta benda serta memunculkan
ancaman baru berupa namun terpaksa berhutang
kemungkinan terjangkit oleh ketika masa paceklik.
penyakit, hilangnya harta benda
dan hilangnya pekerjaan.
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Teknik
Tahun Judul Nama Pengambila
No Variabel Penelitian Kesimpulan Rekomendasi
Penelitian Penelitian Peneliti n Data
Penelitian

Upaya adaptasi yang dilakukan


masyarakat Tambak Lorok dari dulu
Tingkat kerawanan hingga sekarang masih bersifat
bencana rob (ketinggian incremental/sementara seperti
muka air, persebaran peninggian lantai, rumah, dan  
kondisi rumah yang atapnya; penimbunan rumah atau
Upaya tergenang rob) pekarangan dengan sampah dan
Adaptasi pasir, peninggian jalan, dan pompa
Masyarakat air.
Berpenghasilan Upaya adaptasi dari pemerintah
Rendah (MBR) Observasi, terintegrasi ke dalam program
Mussadun.
dalam wawancara Kampung Bahari Tambak Lorok.
Pandu
Menghadapi (snowball Program Kampung Bahari merupakan
3 2016 Farchan
Bencana Banjir sampling), respon pemerintah terhadap
Jannata.
Rob (Studi telaah Dampak rob bagi MBR keadaan sosial ekonomi dan
Fera Wahyu.
Kasus: dokumen (dampak lingkungan, permasalahan lingkungan yang
Kampung dampak ekonomi, dampak terjadi di Kampung Tambak Lorok
Tambak Lorok, sosial) yang diperkuat dengan visi dalam  
Kota RTBL Kampung Bahari yaitu
Semarang) terwujudnya Kampung Tambak Lorok
sebagai Kampung Bahari yang
Berbasis pada Lingkungan Ekonomi
Lokal yang Maju, Asri, dan Sejahtera.
Kebijakan penanganan rob
Upaya adaptasi masyarakat  
pesisir terhadap rob
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Teknik
Tahun Judul Nama Pengambila
No Variabel Penelitian Kesimpulan Rekomendasi
Penelitian Penelitian Peneliti n Data
Penelitian

Pengeluaran dan hutang dapat Bagi masyarakat :


menunjukkan karakteristik perilaku saran untuk tidak
konsumtif masyarakat Tambak Lorok, terjebak hutang pada
yaitu konsumtif impulsif, membeli rentenir karena bunga
Pelapisan sosial masyarakat
barang atau jasa tanpa perencanaan. yang harus dibayarkan
Pembelian produk tersebut untuk sangat tinggi dan lebih
Budaya Pesisir: menunjang penampilan dan gengsi, dapat menekan
Perilaku serta karena hadiahnya. perilaku konsumtif.
Konsumtif Bagi pemerintah :
Masyarakat saran agar lebih
Wawancara
Tambaklorok, memperhatikan
4 2016 Rini Susiana (purposive
Kelurahan penduduk dan
sampling)
Tanjung Mas, Pendapatan penduduk menyediakan
Kecamatan pinjaman untuk usaha
Semarang dengan persyaratan
 
Utara yang mudah serta
bunga rendah.
Pengeluaran
Hutang
 
Karakteristik perilaku
konsumtif
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Teknik
Tahun Judul Nama Pengambila
No Variabel Penelitian Kesimpulan Rekomendasi
Penelitian Penelitian Peneliti n Data
Penelitian

Berdasarkanhasil penelitian,menemukan
6 faktor dengan nilai kinerja sedang dan 7
faktordengan nilai kinerja rendah.
Ketujuhfaktor yang mempunyai pengaruh
kinerjarendahadalah: [i] Faktor pelayanan
pengelolaan sampah, [ii] Faktor jaringan
jalan (akses) menujukawasan, [iii] Faktor
Jalan (akses) masuk kawasan  
pelayanan dan penyediaan air bersih,
[iv] Faktor kondisi dan sistem pelayanan
dermaga tambat perahu, [v] Faktor
Faktor-faktor karakter visual permukiman nelayan,
Pengaruh [vi] Faktor kondisi fasilitas perdagangan,
Kinerja Purwanto, [vii] Faktor sistem drainase dan
Permukiman Edi. pembuangan limbah.
Observasi,
5 2016 sebagai Bambang
kuisioner Jalan di dalam kawasan
Antisipasi Setioko. Berdasarkan variabel
Sistem Drainase dan Pembuangan
Perwujudan Desay Olivia dukungan/responwarga, lebih dari 90
Kampung Limbah
responden menyebut dukungan
Wisata Bahari Penyediaan Air Bersih terhadap kampung ini sebagai kampung
Pengellolaan Sampah wisata bahari. Bentuk dukungan tersebut
Fasilitas peribadatan akan memberikan harapan:[i] dapat
Fasilitas kesehatan meningkatkan ekonomi, [ii] dapat  
Fasilitas Perdagangan menciptakan kegiatan/lapangan
Ruang Publik pekerjaanbaru, [iii] dapat meningkatkan
RTH kualitas lingkungan, [iv] kesediaan
menjadi pemandu bagi
Dermaga Tambat Perahu
wisatawan/pendatang
Tanggul Penahan Ombak
 
Visual perumahan
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Teknik
Tahun Judul Nama Pengambila
No Variabel Penelitian Kesimpulan Rekomendasi
Penelitian Penelitian Peneliti n Data
Penelitian

Persepsi tentang konsep zonasi


pengembangan sangat baik karena ada
Karakteristik responden (usia, jenis perbaikan TPI yang kumuh menjadi yang
kelamin, pendidikan, penghasilan, bersih dan nyaman, sedangkan
lama pekerjaan, lama tinggal) pedagang karena lapak pada zona
perdagangan dan jasa untuk berjualan
ingin diperbaiki lebih baik dan nyaman.  
Persepsi terhadap program
Persepsi dan pengembangan kampung bahari baik
Aspirasi Wirasatrio, pendapatan meningkatkan tingkat
Masyarakat Fauzima ekonomi serta kesehatan masyarakat
Observasi, Persepsi tentang Potensi Tambak Tambak Lorok, pedagang memiliki
terhadap Dwi.
kuisioner, Lorok (Kondisi fisik, sarpas, aspirasi pada program pengembangan
6 2017 Implementasi Sutrisno
dan aksesibilitas) baik karena pemerintah memiliki
Pengembangan Anggoro.
wawancara program pemberdayaan masyarakat
Kampung Frida
Bahari Tambak Purwanti. dimana dari program tersebut akan
Lorok menghasilkan kerajinan tangan yang
dapat memiliki nilai jual.
Persepsi tentang Sarana dan
Prasarana (Tempat Parkir,WC,
Tempat Sampah, Tempat Ibadah)
Persepsi tentang Konsep Zonasi
Kampung Bahari Tambak Lorok
(Permukiman, perdagangan dan
jasa, kuliner, pelabuhan rakyat,
konservasi)    
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Teknik
Tahun Judul Nama Pengambila
No Variabel Penelitian Kesimpulan Rekomendasi
Penelitian Penelitian Peneliti n Data
Penelitian
Meskipun telah mendapatkan program
Karakteristik penduduk (jumlah, penataan, hingga saat ini Tambak Lorok
proporsi, mata pencaharian) masih saja kumuh karena banyak aspek
yang belum tertangani.  
Keberadaan
Permukiman Permukiman Tambak Lorok yang
Kumuh menjadi rangkaian tujuan kunjungan
Observasi,
Tambak Lorok kampung wisata bahari masih
Dewi, AP. kuisioner, Pengembangan Tambak Lorok
7 2017 Kota Semarang membutuhkan pembenahan dari
Sunarti telaah (zonasi, aksesibilitas)
terhadap berbagai aspek, seperti hunian, jalan,
dokumen
Pengembangan drainase, persampahan, sanitasi, air
Kampung minum, dan juga sarana perdagangan.
Wisata Bahari  
Persepsi masyarakat (Hunian,
kondisi jalan, pengelolaan
 
persampahan, jaringan air bersih,
drainase, kondisi sanitasi)  
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Teknik
Tahun Judul Nama Pengambila
No Variabel Penelitian Kesimpulan Rekomendasi
Penelitian Penelitian Peneliti n Data
Penelitian

Bentuk transformasi permukiman


kumuh di Tambak Lorok adalah
Karakteristik fisik kawasan (kondisi transformasi parsial, karena
jalan, drainase, kebersihan penanganan permukiman kumuh
 
lingkungan, kondisi permukiman, hanya dilakukan pada beberapa aspek
dan sarpras) dan hanya sebagian yang mendukung
Hierarchy
pengembangan Kampung Wisata
model of
Observasi, Bahari.
Tambak Lorok Sunarti. M.
kuisioner, Bentuk penanganan yang tidak
slum area Rahdriawan. Karakteristik non fisik (jumlah
8 2017 wawancara, dilakukan secara menyeluruh untuk
transformation A.P Dewi. JR penduduk, mata pencaharian,  
telaah semua aspek, maka dengan cepat bisa
to support Widiarta. aktivitas utama penduduk)
dokumen menjadi kumuh lagi.
marine tourism
kampong Penanganan yang bisa membuat
Kampung lebih mudah dijangkau
Jenis program pemerintah dalam
adalah nyaman penanganan perbaikan
penyelesaian kampung kumuh  
jalan dan drainase, sementara untuk
Tambak Lorok
rumah dan aspek fisik lainnya masih
tidak layak huni dan belum memadai.
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Teknik
Tahun Judul Nama Pengambila Variabel
No Kesimpulan Rekomendasi
Penelitian Penelitian Peneliti n Data Penelitian
Penelitian

Jika program ini tetap


Bagi pemerintah : untuk mendesain
dilaksanakan sesuai dengan
ulang kawasan yang disesuaikan
Aspek sosial perencanaan awal, maka akan
dengan kebutuhan masyarakat dan
(paritispasi menimbulkan perkiraan
karakteristik lokal. Perencanaan desain
masyarakat dan dampak negatif baik secara
ulang, dilakukan dengan pelibatan
sosialisasi) fisik, ekonomi, maupun sosial
masyarakat pada beberapa tahapan
terutama terjadi pada zona
proses perencanaan.
yang membutuhkan reklamasi.
Observasi,
Kajian
kuisioner Keberlanjutan program dari sisi
Perencanaan
(simple fisik sangat bergantung pada
Program Suhartono,
random ketersediaan anggaran dan
9 2018 Kampung Diana
sampling, biaya pemeliharaan. Disatu sisi
Nelayan Kristina.
purposive Aspek ekonomi biaya pemeliharaan di kawasan  
Tambaklorok
random pesisir sangat mahal dan sangat
Kota Semarang
sampling) tidak adil jika hanya
dibebankan pada masyarakat
Tambaklorok.
Dari sisi ekonomi, program ini
seharusnya bertujuan untuk
Aspek fisik
peningkatan kesejahteraan
kawasan
masyarakat, namun program  
(pembagian ke
ini diindikasi akan
dalam 6 zona)
dimanfaatkan oleh masyarakat
diluar kawasan
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Teknik
Tahun Judul Nama Pengambila Variabel
No Kesimpulan Rekomendasi
Penelitian Penelitian Peneliti n Data Penelitian
Penelitian
Jumlah nelayan yang berstatus
Kondisi aset
sebagai nelayan mandiri
nelayan mandiri
memiliki proporsi lebih banyak
dan nelayan
dibandingkan dengan nelayan
juragan
Strategi yang berstatus juragan  
Penghidupan Nelayan mandiri masih
Masyarakat memiliki keterbatasan pada
Nelayan di Strategi penguasaan aset dibandingkan
observasi
Kampung penghidupan dengan nelayan juragan.
Purnamasari dan
Nelayan nelayan mandiri Nelayan mandiri memiliki
10 2019 , Septi. M. wawancara
Tambak Lorok, dan nelayan penguasaan aset rendah hingga
Baiquni. (purposive
Kelurahan juragan di musim sedang, sementara nelayan
sampling)
Tanjung Mas, paceklik juragan memiliki penguasaan
Kecamatan aset antara sedang hingga
Semarang tinggi.  
Utara Nelayan mandiri menggunakan
strategi survival dan
  konsolidasi, sementara nelayan
juragan menggunakan strategi
akumulasi.  
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

Teknik
Tahun Judul Nama Pengambila
No Variabel Penelitian Kesimpulan Rekomendasi
Penelitian Penelitian Peneliti n Data
Penelitian

Pengembangan kemandirian
masyarakat dalam menyambut
Kondisi sosial masyarakat (jumlah program Kampung Bahari menunjukkan
nelayan, kepemilikan perahu, masih kurang optimal dukungan dari
program pemberdayaan masyarakat) stakeholder terkait program secara
khusus dalam menyambut mega
proyek Kampung Bahari.  
Sinergi pemerintah, institusi
pendidikan, LSM (hubungan antar
Efektivitas
stakeholder dalam program,
Program
blueprint, peran pemerintah dalam
Kampung
membangun infrastruktur kampung pembangunan sosial dapat menjadi
Bahari dalam Observasi,
bahari dan mengadakan forum lebih efektif apabila pelatihan dan
Menjaga Ihkamuddin, wawancara
komunikasi, peran stakeholder dalam pemberian materi disesuaikan dengan
Kondisi Sosial Zihni. A (purposive
11 2019 mendnukung program, tujuan dan kebutuhan yang ada pada lingkup
Masyarakat Octavian. I sampling),
harapan dari stakeholde untuk masyarakat, kemudian perlunya
Pesisir di Negah Putra studi
program) pengawasan dan mentoring
Semarang dari pustaka  
oleh pemberi pelatihan secara
Perspektif Efektivitas pemerintah, institusi
berkelanjutan, dan terakhir adalah
Sosiologi pendidikan, dan LSM (tujuan
koordinasi antara instrumen daerah
Maritim pembangunan aspek sosial dalam
dan
Program Kampung Bahari, peran
nasional dalam rangka mewujudkan
program dalam pembangunan
pembangunan sosial yang
kemandirian sosial masyarakat, upaya
berkelanjutan.
stakeholder dalam mendukung
 
kemandirian masyarakat, hambatan
program kemandirian masyarakat,
peluang program kemandirian
masyarakat, pendapat stakeholder
tentang program kampung bahari)  
Riset Dosen dan Mahasiswa
“Permukiman Kumuh: Pencegahan, Penanganan, Pengendalian”

BIODATA PELAMAR RDM


Nama : Azizah Dewi Suryaningsih
NIM : 21040117140050
Kelas :A
E-mail : dewisazizah@gmail.com
Nomor telefon : 085876063808

Keterangan :
Lampiran 1. Curriculum Vitae (CV)
Lampiran 2. Transkrip Lengkap

Anda mungkin juga menyukai