Anda di halaman 1dari 34

PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID SEMARANG

KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN

Kelompok 4
MKP Perumahan Berkelanjutan
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

HASBI KURNIAWAN
21040117120020

AZIZAH DEWI S
21040117140050

RAYHAN CHANSA C
21040117130089

M BAGUS PAMUNGKAS
21040117130097
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan dan Sasaran 3
Manfaat 3

METODE PELAKSANAAN 4
1. Proses Kajian Program Kampun Siaga CoVID-19 4
2. Kebutuhan Data 6
3. Metode Pengumpulan Data 7
4. Teknik Analisis Data 7

PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID 8


1. Kondisi Fisik-Lingkungan 8
2. Kondisi Demografi-Ekonomi 10
3. Kondisi Sarana dan Prasarana 13
4. Kondisi Sosial 14
5. Latar Belakang Pelaksanaan Kampung Siaga CoVID-19 Candi Hebat 15
6. Pelaksanaan Programm Kampung Siaga CoVID-19 di Kelurahan Polaman 16
7. Rencana Tindak Lanjut oleh Pemerintah Kelurahan Polaman 18

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 19


Analisis Karakteristik Program Terhadap Penerapan Aspek Perumahan 19
Berkelanjutan
Analisis Keterkaitan dalam Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 27
(Sustainable Development)

KESIMPULAN 30

REKOMENDASI 30
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Perumahan merupakan salah satu aspek terpenting dan memiliki
pengaruh besar dalam pembangunan kota. Adanya penggunaan lahan,
kepadatan bangunan, konstruksi, desain, serta konsumsi sumber daya dan
energi menjadi aspek potensial yang berkaitan dengan upaya mewujudkan
keberlanjutan pembangunan (Winston, 2008). Hubungan antara masyarakat
dan lingkungan dalam perumahan, baik pada proses konstruksi maupun
operasional, tentunya akan mengonsumsi sumber daya alam dalam jumlah
besar, seperti tanah, energi, air, dan bahan bangunan. Selain itu, aktivitasnya
akan menghasilkan limbah dan polusi (UN Habitat, 2016). Dalam konteks yang
lebih luas, yaitu sebagai kawasan permukiman, maka interaksi yang
terbentuk antar masyarakat juga menciptakan kegiatan perekonomian serta
membentuk lingkungan hidup yang baik. Akibat peran strategis dari
perumahan dan kawasan permukiman terhadap pembangunan kota, maka
salah satu perhatian Sustainable Development Goals (SDG’s) merujuk tujuan
nomor 11, yaitu “Sustainable Cities and Communities” mendorong adanya
penciptaan kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan. Sudarwanto, dkk. (2014) menyatakan bahwa untuk
mewujudkan keberlanjutan tersebut, terdapat tiga aspek utama sebagai
indikator, diantaranya layak secara ekonomi, dapat diterima secara sosial,
dan layak secara teknis dengan lingkungan, serta adanya dukungan dari
pemerintah (Choguill, 2007).
Konsep permukiman berkelanjutan sebagai ruang untuk membangun
budaya maju dengan meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas
lingkungan melalui sinergitas pemerintah serta masyarakatnya kemudian
mendorong terbentuknya Kampung Siaga CoVID-19 Semarang pada awal
tahun 2020. Salah satunya adalah Kampung Siaga CoVID-19 Candi Hebat di
Kelurahan Polaman, Kecamatan Mijen. Penerapan protokol kesehatan
melalui penyediaan pos kesehatan, tempat isolasi , serta pengadaan berbagai

1
peralatan penunjang PHBS, seperti tempat cuci tangan dan cairan desinfektan
merupakan tujuan awal dari pembentukan kampung tersebut. Akan tetapi,
dalam pengembangannya, masyarakat bersama pemerintah di Kelurahan
Polaman mampu memanfaatkan modal sosial untuk melakukan terobosan
dalam mengatasi dan meminimalkan dampak pandemi CoVID-19 terhadap
kondisi perekonomian masyarakat yang membatasi ruang gerak dan
memutus rantai pendapatan. Namun demikian, dalam pelaksanaannya belum
mencakup keikutsertaan seluruh masyarakat dan pembangunan dilakukan
secara parsial, sehingga terdapat sebuah tanda tanya besar terkait
keberlanjutan kampung yang berdiri akibat desakan pandemi tersebut. Oleh
karenanya, perencanaan permukiman berbasis masyarakat yang telah
dilakukan perlu diselaraskan kembali dengan tujuan permukiman
berkelanjutan agar tercipta pengembangan yang berkesinambungan dan
terintegrasi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam laporan ini akan
dilakukan penyusunan profil serta analisis keberlanjutan Kampung Siaga
CoVID di Kelurahan Polaman yang ditinjau dari empat aspek utama, yaitu
ekonomi, sosial, lingkungan, dan tata kelola. Pengumpulan data dilakukan
melalui observasi dan wawancara serta telaah dokumen. Adapun metode
analisis deskriptif komparatif digunakan untuk meninjau kondisi eksisting dari
Kelurahan Polaman terhadap aspek permukiman berkelanjutan serta
indikator tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development
goals), khususnya pada tujuan ke sebelas terkait dengan upaya mewujudkan
kota yang inklusif, aman, berketahanan, dan berkelanjutan.. Hasil yang
didapatkan berupa deskripsi analisis yang memunculkan indikator baru
terkait peningkatan kualitas hidup berdasarkan empat aspek utama. Dengan
demikian, laporan ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih
pengetahuan untuk mendorong perencanaan program Kampung Siaga CoVID
Kelurahan Polaman yang berkelanjutan.

2
TUJUAN DAN SASARAN
A. Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah menganalisis sejauh mana
penerapan aspek permukiman keberlanjutan pada Program Kampung
Siaga CoVID-19 Candi Hebat di Kelurahan Polaman, Kecamatan Mijen yang
meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan, serta tata kelola.
B. Sasaran
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka beberapa sasaran dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi profil Program Kampung Siaga CoVID-19 Candi Hebat
di Kelurahan Polaman.
2. Menganalisis karakteristik program terhadap penerapan aspek
permukiman berkelanjutan.
3. Menganalisis keterkaitan implementasi program di Kelurahan Polaman
terhadap indikator tujuan pembangunan berkelanjutan.

MANFAAT KAJIAN
Kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, masyarakat, maupun pemerintah setempat dalam
menindaklanjuti Program Kampung Siaga CoVID-19 Candi Hebat.
1. Bagi penulis : kajian ini dapat memberikan wawasan, pemahaman, dan
pengembangan ilmu pengetahuan terkait aspek perumahan berkelanjutan.
2. Bagi pemerintah : kajian ini dapat digunakan sebagai bahan tindak lanjut
dan pengembangan Program Kampung Siaga CoVID-19 Candi Hebat.
3. Bagi masyarakat : kajian ini menjadi masukkan dalam perbaikan
pelaksanaan program.
4. Bagi akademisi : kajian berguna sebagai bahan rujuan terkait penerapan
aspek perumahan berkelanjutan terhadap program penanganan CoVID-19
melalui pemberdayaan masyarakat.

3
METODE PELAKSANAAN
Pembuatan “Profil Kampung Siaga CoVID Semarang – Kelurahan
Polaman, Kecamatan Mijen” berisikan kajian fenomena baru yang terjadi
sebagai upaya mewujudkan permukiman berkelanjutan di sebuah kampung
kota. Kajian dilakukan dengan pendalaman pemahaman pada data-data
terkumpul yang mana lebih bersifat non-angka. Adapun informasi diperoleh
melalui sumber primer maupun sekunder yang mana digunakan sebagai
masukan(input) dalam analisis.
Pelaksanaan kajian ini dibagi ke dalam dua tahap, yaitu tahapan
pertama yang dilakukan dengan pengumpulan data sekunder, seperti produk
perencanaan Kota Semarang, jurnal atau artikel ilmiah terkait permukiman
berkelanjutan dan indikator pembangunan berkelanjutan, serta sumber
literatur lain yang relevan terhadap substansi. Tahapan kedua merupakan
pengumpulan data primer melalui wawancara tidak terstruktur kepada
pemangku kebijakan yang berperan dalam penyelenggaraan program di
Kelurahan Polaman. Selain itu, dilakukan pula pengamatan langsung
terhadap implementasi kegiatan. Setelah seluruh informasi terkumpul,
kemudian dilakukan analisis untuk membangun kesimpulan. Teknik analisis
deskriptif komparatif digunakan guna mengetahui relevansi karakteristik
program terhadap aspek perumahan dan pembangunan berkelanjutan.
1. Proses Kajian Program Kampung Siaga CoVID-19
Dalam kajian ini, dilakukan proses eksplanatoris dengan diawali
pemahaman mengenai subyek dan obyek yang dibahas serta membangun
hipotesis melalui studi pustaka. Pada gambar 1 disajikan diagram proses
kajian yang terdiri dari kegiatan sebelum dan sesudah adanya analisis
beserta penjabaran tahapannya. Kegiatan pencarian literatur, konseptualisasi
ide, justifikasi masalah, dan pengumpulan data dilakukan sebagai langkah
awal untuk membangun kerangka. Mengumpulkan dan mengkaji berbagai
literatur akan menghasilkan pandangan yang berguna dalam tahapan kajian

4
selanjutnya. Selain itu, observasi digunakan untuk mengetahui permasalahan
fisik dan non fisik di lapangan. Setelahnya, dilakukan upaya diskusi informasi
yang telah diperoleh untuk kemudian dituangkan dalam analisis dan
pembahasan.

kajian pendahuluan
dan identifikasi gap
Sebelum Sesudah
• Survey literatur • Gap antar literatur dan
membangun asumsi
• Konseptualisasi ide
Penentuan masalah • Perumusan pertanyaan kajian
• Konsultasi dengan
dan tujuan kajian • Membangun tujuan
yang ahli
• Formulasi pernyataan masalah
• Justifikasi masalah • Peramalan hasil

• Literatur review
• Konseptualisasi alasan
• Penjelasan konsep
pemilihan indikator perumahan
• Posisi Kampung Siaga
Literatur review permukiman berkelanjutan
CoVID dalam
• Identifikasi indikator
perumahan
berdasarkan SGD’s
berkelanjutan

• Desain kajian dan


proses pengembangan • Memulai pengumpulan data
Desain kajian dan
kajian • Proses pengumpulan data
metode
• Pengumpulan data dan • Penggunaan alat proses data
alat analisis

• Menjabarkan data
• Pengumpulan data
yang dibutuhkan
Pengumpulan data • Analisis kondisi eksisting
• Organisasi sumber
(sekunder dan berdasarkan indikator
data perumahan berkelanjutan serta
primer), analisis, dan
• Penentuan mengkaitkan dengan SGD’s
pemaparan
stakeholder dan • Hasil dan paparan
wilayah studi

• Hasl diskusi
• Mengintegrasikan Diskusi dan sintesis • Penemuan secara substansi
dengan studi hasil • Identfikasi keseluruhan aspek
sebelumnya

• Membangun
kesimpulan Kesimpulan dan • Rekomendasi
• Menyatukan seluruh Rekomendasi • Arahan kajian selanjutnya
hasil kajian

Gambar 1. Proses Kajian Profil Kampung Siaga CoVID-19 Kelurahan Polaman


Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4, 2020

5
METODE PELAKSANAAN
2. Kebutuhan Data
1. Data Primer
Data ini diambil berasal dari informasi originalnya. Data primer lebih
sesuai dan lebih cocok dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan
dengan analisis yang tepat. Data primer yang digunakan pada penyusunan
Profil Kampung Siaga CoVID di Kota Semarang ini diambil melalui observasi
lapangan melalui dokumentasi gambar dan video serta wawancara tidak
terstruktur bersama dengan pemangku kepentingan terkait pelaksanaan
program di Kelurahan Polaman.
Tabel 1. Kebutuhan Data Primer
Kebutuhan Teknik
Sasaran Aspek Bentuk Data Sumber
Data Pengumpulan
Masyarakat,
Jenis aktivitas
tokoh
Aktifitas ekonomi dan Observasi,
Deskripsi masyarakat,
Ekonomi industri rumah wawncara
Teridentifikasinya pemerintah
tangga
kondisi sosial kelurahan
ekonomi Masyarakat,
masyarakat Kegiatan Jenis aktivitas tokoh
Observasi,
Lokal lokal Deskripsi masyarakat,
wawncara
Kelurahan kelurahan pemerintah
kelurahan
Masyarakat,
Aktifitas
Intensitas tokoh
Ekonomi Observasi,
aktivitas Deskripsi masyarakat,
setelah wawncara
ekonomi pemerintah
CoVID-19
kelurahan
Teridentifikasinya
Jenis kegiatan
dampak CoVID-19
yang Masyarakat,
bagi masyarakat
Aktivitas dilakukan di tokoh
Observasi,
lokal masa Deskripsi masyarakat,
wawncara
kelurahan pandemi, pemerintah
strategi kelurahan
penanganan
Batas
Kelurahan Masyarakat,
tokoh
Teridentifikasinya Administrasi Batas RW SHP Observasi,
masyarakat,
kondisi lingkungan wilayah (Shapefile) wawancara
pemerintah
Batas RT kelurahan

Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4, 2020

6
METODE PELAKSANAAN
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari telaah literatur dan dokumen terkait yang
tersedia bagi penulis.
Tabel 2. Kebutuhan Data Sekunder

Teknik
Aspek Aspek Kebutuhan Data Bentuk Data Sumber
Pengumpulan

Mata
Teridentifikasinya pencaharian
kondisi sosial Deskripsi, Telaah Monografi
Demografi Kemiskinan
ekonomi angka dokumen kelurahan
masyarakat Tingkat
pendidikan
Air bersih
Teridentifikasinya Infrastruktur Sanitasi Telaah Monografi
Angka
kondisi lingkungan dasar dokumen kelurahan
Listrik, dll

Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4, 2020


3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui survei lapangan dan studi
pustaka. Survei lapangan mencakup observasi dan wawancara. Adapun
wawancara dilakukan secara tidak terstruktur. Selain itu, dilakukan pula
upaya untuk mengumpulkan informasi yang berasal dari hasil studi, laporan
kelurahan seperti monografi, literatur, dan dokumen RTRW Kota Semarang.

4. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam kajian Program Kampung Siaga CoVID di
Kelurahan Polaman ini dilakukan secara deskriptif. Analisis deskriptif
menurut Sugiyono (2017), merupakan statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul
tanpa bermaksud membuat kesimpulan. Selain itu, dilakukan pula analisis
perbadingan atau komparasi untuk mengetahui relevansi karakteristik
program terhadap aspek perumahan berkelanjutan serta keterkaitannya
terhadap indikator tujuan pembangunan berkelanjutan.

7
HASIL PENGUMPULAN DATA

PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID


KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN
1. Kondisi Fisik Lingkungan
Kelurahan Polaman merupakan salah satu kelurahan yang terletak di
Kecamatan Mijen dan terdiri dari 3 RW dan 9 RT yang berbatasan dengan
Kelurahan Karang Malang sebelah Selatan, Kelurahan Purwosari di sebelah
Utara, Kelurahan Bubakan disebelah Barat, Kecamatan Gunung Pati di
sebelah Timur. Penggunaan lahan di Kelurahan Mijen meliputi lahan
permukiman, sawah, dan tegalan dengan lahan yang paling mendominasi di
Kelurahan Polaman adalah sawah yaitu seluas 88,508 Ha.

Gambar 2. Peta Tata Guna Lahan Kelurahan Polaman


Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2020

Luas lahan sawah di Kelurahan Polaman adalah seluas 88,508 Ha


dengan pembagian lahan sawah setengah teknis 39,988 Ha dan lahan sawah

8
PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID
KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN
sederhana 48,520 dari keseluruhan lahan sawah di Kecamatan Mijen Polaman
merupakan Kelurahan nomor 3 dengan lahan sawah setengah teknis yang
terluas dibandingkan Keluarahan lainnya. Menurut data BPS, sawah yang
berada di Kelurahan Polaman hanya terdiri dari dua sistem pengairan irigasi
setengah teknis dan sawah sederhana & Non-PU.

Gambar 3. Peta Kelerengan Kelurahan Polaman


Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2020

Penggunaan lahan di Kelurahan Polaman juga berkaitan dengan kondisi


kelerengan di Kelurahan Polaman. Dapat dilihat bahwa tingkat kelerengan
yang mendominasi di Kelurahan Polaman merupakan tingkat kelerengan 2-
15%, yang merupakan lahan dengan penggunaan sebagai tegalan dan sawah.
Sedangkan kelerengan 15-25% terdapat di Sebagian RW 3 Keluarahan
Polaman. Pada gambar 5 berikut ini, terlihat kondisi fisik Kelurahan Polaman.

9
PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID
KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN

Gambar 4. Infografis Kondisi Fisik Kelurahan Polaman


Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2020
Kondisi fisik – lingkungan di Kelurahan Polaman dapat dikatakan
memiliki iklim yang tidak terlalu panas seperti wilayah Kota Semarang
lainnya, ini dikarenakan letak Kelurahan Polaman yang berada di dataran
tinggi. Kondisi lingkungan yang masih asri dan jauh dari polusi udara.
2. Kondisi Demografi - Ekonomi
Berdasarkan rekapitulasi data kependudukan yang diperoleh dari data
monografi Kelurahan Polaman per Bulan januari – Juli 2020 tercatat bahwa
Keluarahan Polaman memiliki jumlah penduduk laki-laki 1092 jiwa,
perempuan 1026 jiwa dengan jumlah keseluruhan penduduk Kelurahan
Polaman 2118 jiwa dengan 745KK, dengan kepadatan penduduk 13,16 jiwa/km².
Jumlah penduduk tersebut mengambil proporsi sebesar 2,88% dari total
jumlah penduduk Kecamatan Mijen sejumlah 74.864 jiwa pada tahun 2019.

10
PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID
KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kelurahan Polaman
No Menurut Usia Jumlah Persentase
(%)
1 0–6 158 7,4
2 7 – 12 143 6,7
3 13 – 18 206 9,7
4 19 – 24 247 11,66
5 25 – 55 929 43,86
6 56 – 79 328 15,48
7 80 110 5,1
Jumlah 2118 100
Sumber : Data Monografi Kelurahan Polaman, 2020
Data demografi berikutnya yaitu data penduduk Keluarahan Polaman
berdasarkan mata pencaharian. Terdapat beberapa aata pencaharian yang
mendominasi di Kelurahan Polaman, diantarnya yaitu peternak, buruh tani,
buruh tambang, dan lainnya.
PENDUDUK MENURUT MATA PENCARIAN
Petani Penggarap, 105,
5% Buruh Tani, 270,
13% Buruh Industri,
150, 7%

Buruh
Bangunan, 82,
4%

lain-lainnya, Pedagang, 27,


1095, 52% 1%
Buruh Tambang,
27, 1%
Pengangkutan,
19, 1%
Pesiunan PNS/ABRI, 23,
PNS/ABRI, 15, 1%
Peternak, 305,
14% 1%

Gambar 5. Diagram Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kelurahan Polaman


Sumber : Data Monografi Kelurahan Polaman, 2020

11
PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID
KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN
Dapat dilihat dari diagram diatas bahwa persentase pekerjaan
masyarakat tertinggi di Kelurahan Polaman pada saat ini adalah pekerjaan
lain-lainnya, yaitu sebanyak 52% atau sejumlah 1095 jiwa. Dengan asumsi
terdapat 573 atau sekitar 27% merupakan anak-anak yang belum sekolah dan
sekitar 522 atau sekitar 24% belum memiliki pekerjaan. Mata pencarian
dengan persentase terbanyak berikutnya yaitu peternak (14,40%), buruh tani
(12,74%), buruh industri (7,08%), petani penggaran (4,95%), Buruh bangunan
(4%), Pedagang, Buruh Tambang, Pengangkut, pensiunan, PNS/ABRI masing-
masing (1%).
PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
Tamat Perguruan
Tamat Tinggi/Sederajat
Akademi/Sederjat 3%
1%
Belum Sekolah
Tamat 28%
SLTA/Sederajat
17%

Tamat
SLTP/Sederajat
16%

Tamat
SD/Sederajat Tidak Tamat SD
11% 24%
Gambar 6. Diagram Penduduk Menurut Pendidikan Terakhir
Sumber : Data Monografi Kelurahan Polaman, 2020.
Data demografi berikutnya yaitu penduduk berdasarkan pendidikan
terakhir. Dapat dilihat dari diagram diatas bahwa persentase mayoritas
penduduk Kelurahan Polaman belum sekolah dengan jumlah sebanyak 573
jiwa atau sebesar 28%. Hal ini harus menjadi perhatian karena tingkat

12
PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID
KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN
pendidikan yang rendah ini dapat menjadi faktor yang menyebabkan banyak
penduduk Kelurahan Polaman yang tidak bekerja. Persentase pendidikan
terakhir terbanyak berikutnya yaitu belum tamat SD (24%), tamat SMA (17%),
tamat SMP (16%), tamat SD (11%), perguruan tinggi (3%), dan akademi (1%).
Kondisi Demografi kelurahan Polaman didominasi oleh usia produktif,
dilihat dari tabel 3 bahwa usia 19-55 tahun memiliki persentase sebesar
55,52%, belum termasuk usia produktif 15-18 dan 56-64 tahun. Hal ini menjadi
hal yang potensial dikemudian hari yang harus dimanfaatkan oleh Kelurahan
Polaman dengan sebaiknya untuk mempersiapkan angkatan kerja usia
produktif saat ini. Sementara itu, untuk sektor ekonomi yang ada saat
sebelum adanya pandemi CoVID-19 dilihat dari gambar 6 bahwa masih
terdapat hampir seperempat warga Kelurahan Polaman belum meiliki
pekerjaan. Asumsi dari penulis persentase yang kehilangan pekerjaan
menjadi bertambah jika tidak ada stimulus pekerjaan yang diberikan kepada
warga yang kehilangan mata pencarian dikala CoVID-19 masih ada.
3. Kondisi Sarana dan Prasarana
Seperti kelurahan-kelurahan lainnya di Kecamatan Mijen, Kelurahan
Polaman memiliki beberapa sarana/fasilitas dasar seperti fasilitas kesehatan,
peribadatan, pendidikan, dsb. Untuk fasilitas pendidikan, Kelurahan Polaman
memiliki 2 Paud, 1 TK, 1 SD, 1 Madrasah Ibtidaiyah, 1 Madrasah Tsanawiyah,
dan 1 SLTP Islam . Kemudian untuk sarana peribadatan, Kelurahan Polaman
memiliki 5 masjid dan 7 musholla karena memang mayoritas penduduk
Polaman beragama islam. Untuk penduduk Kelurahan Polaman yang
beragama katolik/protestan, sarana peribadatan yang terdekat berada di
Keluruhan terdekat dengan Kelurahan Polaman dan Kecamatan Gunung Pati.
Fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan Pomanan saat ini hanya
berupa Klinik KB, belum memiliki rumah sakit, poliklinik ataupun Puskesmas,

13
PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID
KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN
sehingga penduduk Kelurahan Polaman juga sering menggunakan fasiltias
kesehatan seperti puskesmas kelurahan sekitarnya seperti Puskesmas di
Kelurahan Karangmalang, dan lainnya. Untuk fasilitas perekonomian,
Kelurahan polaman tidak memiliki pasar, hanya terdapat beberapa toko dan
warung miliki warga sekitar Keluarahan Polaman, sehingga untuk memenuhi
kebutuhannya, masyarakat pergi ke pasar terdekat di keluarahan lainnya.
Sarana dan prasarana di Kelurahan Polaman bisa dikatakan tidak
selengkap kelurahan lainnya, karena kelurahan ini tidak memiliki layanan
Kesehatan dan pasar sendiri, tetapi ini bukan halangan yang besar karena
daerah sekitar Kelurahan Polaman yang berdekatan memiliki kedua hal ini
yang bisa digunkan juga oleh masyarakat kelurahan Polaman. Saat ini di
Kelurahan Polaman sendiri memiliki layanan baru khusus penanganan
pandemi berupa posko siaga CoVID dan rumah khusus untuk melakukan
isolasi bagi warga atau pendatang yang terpapar CoVID-19.

4. Kondisi Sosial
Dikala pandemi CoVID-19 saat ini memantik masyarakat Kelurahan
Polaman menjadi memiliki tingkat kepedulian yang tinggi antara satu warga
dengan warga lainnya. Hal ini dapat dilihat dari program-program yang ada di
Kampung Siaga CoVID-19 Kelurahan Polaman. Digram venn kelembagaan
digunakan sebagai gambaran kelembagaan yang terlibat dalam penanganan
untuk memutuskan mata rantai penyebaran CoVID-19 di Kelurahan Polaman.
Pada gambar 8 terlihat bahwa banyak lembaga yang berperan dalam
penanganan CoVID-19 di Kelurahan Polaman. Peran serta masyarakat
menjadi kunci keberhasilan penanganan pemutusan mata rantai penyebaran
Virus Corona. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan warga peran
donatorial dalam memberikan bantuan stimulus kepada warga juga sangat
dirasakan, baik secara material maupun secara non-material.

14
PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID
KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN

Gambar 7. Diagram Venn Kelembagaan Penanganan CoVID-19 di


Kelurahan Polaman
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4, 2020
5. Latar Belakang Pelaksanaan Kampung Siaga CoVID-19 Candi Hebat
Kampung Siaga CoVID-19 Candi Hebat merupakan program yang digagas oleh
Walikota Semarang bersama Polrestabes dan Kodim yang bertujuan untuk
menanggulangi, mencegah, dan memutus mata rantai penyebaran virus
CoVID-19. Kelurahan Polaman merupakan salah satu dari sekian banyak
kelurahan di Semarang yang ikut menjadi Kampung Siaga CoVID di
Kecamatan Mijen. Berikut alasan yang dikemukakan oleh Lurah dan Ketua
Penggerak PKK di Kelurahan Polaman sebagai berikut:
a) Mendorong kesadaran dan menjadikan masyarakat agar tetap aman dan
nyaman selama pandemi.
b) Mengurangi beban ekonomi yang menurun akibat pandemik terutama pada
masyarakat yang bekerja di sektor informal.
c) Membuka lapangan kerja baru bagi masyrakat yang kehilangan pekerjaan.
d) Menjadi kestabilan pangan masyrakat ditengah situasi pandemi CoVID-19

15
PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID
KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN
6. Pelaksanaan Program Kampung Siaga CoVID-19 di Kelurahan Polaman
Pelaksanaan program Kampung Siaga CoVID-19 di Kelurahan Polaman
dilakukan oleh masyarakat Keluarahan Polaman yang dibantu oleh tim
penggerak PKK Kelurahan Polaman. Terdapat beberapa program yang
digagas oleh Kelurahan Polaman Bersama masyarakat dalam pelaksanaan
program Kampung Siaga CoVID-19 di Kelurahan Polaman sebagai berikut:
a) Program Ketahan Pangan Dan Kesehatan
Kegiatan ini sudah digalakan sejak awal bulan Maret sampai dengan
awal bulan puasa Ramadhan, kurang lebih selama dua bulan dijalankan
dengan bentuk pembagian nasi bungkus dalam lima kali seminggu untuk
masyarakat Kelurahan Polaman kegiatan sempat mengalami kendala
sumber daya manusia serta biaya, hingga akhirnya dilaksanakan tiga hari
dalam seminggu dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
 Hari Senin sebagai hari susu dan buah yang dikelola oleh Tim PKK dan
dananya berasal dari donaturial.
 Hari Rabu sebagai hari sayur dan lauk pauk (mentah) yang dijalankan
oleh pengurus dari RT dan RW masing-masing.
 Hari Jum’at sebagai hari wedang jahe dan kacang kedelai yang
dilaksanakan oleh kelurahan, bentuk dari akibat dihentikannya kegiatan
PMT dan Posyandu.
b) Pembuatan Posko Siaga CoVID-19
Posko siaga CoVID-19 dibuat bentuk upaya masyarakat menanggulai
masalah bagi masyarakat yang terpapar CoVID-19 untuk dilakukannya
isolasi di posko tersebut, bukan hanya masyarakat tetapi pendatang yang
memasuki Kelurahan Polaman juga diisolasi di tempat ini. Selain itu,
tempat ini juga sebagai tempat pengecekan suhu untuk masyarakat yang
akan masuk ke wilayah Kelurahan Polaman.

16
PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID
KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN
c) Pembentukan Kelompok Wanita Tani
Program ini sebagai upaya memberdayakan lahan-lahan perkarangan
rumah atau lahan kosong yang ada di sekitar rumah untuk bisa
dimanfaatkan sebagai tempat penanaman sayur dan buah-buahan yang
dapat dimanfaatkan hasilnya oleh masyarakat sekitar serta dapat dijual.
Saat ini, kegiatan Kelompok Wanita Tani hanya dilakukan oleh RT01/RW02
sebagai percontohan untuk RT dan RW lainnya. Setiap hari terdapat
pengecekan dan pengkontrolan tanaman yang dibudidayakan. Adapun
pembiayaan perawatan lahan perkebunan menggunakan kas warga
setempat. Aktivitas rutin ini dilakukan setiap hari Minggu.
d) Pembuatan Lumbung Pangan Masyarakat
Program ini merupakan upaya masyarakat Kelurahan Polaman untuk
tetap sustainable dalam menjalankan roda perekonomian terutama terkait
ketahanan pangan keluarga, melalui lumbung pangan yang dikelola oleh
masyarakat sebagai tempat menghimpun dan menyimpan bahan pangan.
Adapun bahan pangan yang dikumpulkan dan disimpan akan diolah
maupun dibagikan kepada masyarakat sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Hingga saat ini, pembiayaan masih bersumber dari donaturial.
e) Penciptaan Lapangan Kerja Baru Melalui Perikanan dan Perternakan
Program ini dilakukan sebagai upaya menanggulangi masyarakat
yang kehilangan pekerjaan selama masa pandemi CoVID-19 dan sebagai
bentuk keprihatinan terhadap penurunan ekonomi masyarakat, baik
karena PHK ataupun berkurangnya pendapatan. Oleh karenanya,
dilakukan dua kegiatan yaitu penangkaran ikan dan peternakan.
Pembuatan kolam perikanan dan kandang peternakan ini dilakukan sejak
bulan April dan dijalankan melalui pembentukan Paguyuban Banyu
Panguriban.

17
PROFIL KAMPUNG SIAGA CoVID
KELURAHAN POLAMAN, KECAMATAN MIJEN
Berikut ini merupakan potret dan persebaran lokasi penyelenggaraan
program Kampung Siaga CoVID-19 Kelurahan Polaman.

Gambar 8. Lokasi pelaksanaan Program Kampung Siaga CoVID-19


Kelurahan Polaman
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2020
7. Rencana Tindak Lanjut oleh Pemerintah Kelurahan Polaman
Guna mempertahankan keberjalanan program dan memberikan
manfaat menyeluruh di Kelurahan Polaman, rencana tindak lanjut yang
diupayakan antaralain: mereplikasi konsep Kelompok Wanita Tani
(sebelumnya hanya percontohan di RT01/RW02), memberikan fasilitasi lahan
milik kelurahan dan membangun kerjasama antar pemerintah maupun
swasta untuk pengembangan budidaya lele, serta menjadikan Kelurahan
Polaman sebagai destinasi wisata pedesaan melalui pengembangan UMKM
dan kuliner.

18
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Karakteristik Program Terhadap Penerapan Aspek Sosial, Ekonomi,
Lingkungan, dan Tata Kelola sebagai Indikator Perumahan Berkelanjutan
Choguill (2007) menyebutkan bahwa untuk mewujudkan keberlanjutan
sebuah perumahan harus layak secara ekonomi, dapat diterima secara sosial,
dan layak secara teknis dan kompatibel dengan lingkungan serta didukung
oleh kebijakan pemerintah.
1. Aspek Keberlanjutan Fisik dan Lingkungan
Aspek fisik menjadi kriteria utama dalam menentukan keberlanjutan
permukiman di Kelurahan Polaman.
Tabel 4. Analisis Permukiman Berkelanjutan – Aspek Keberlanjutan Fisik dan Lingkungan
Deskripsi
Aspek Variabel Sub Variabel Indikator Dokumentasi Keterangan
Kondisi
Belum
tersedianya
Ketersediaan Tersedia/
sarana Tidak
sarana Tidak -
kesehatan di tersedia
kesehatan Tersedia
Keluruhan
Polaman

Sudah
Ketersediaan tersedianya
Tersedia/
sarana perdagangan
Keberlanjutan Tidak Tersedia
perdagangan retail seperti
Fisik dan Tersedia
retail toko dan
Lingkungan Ketersediaan warung
Perumahan sarana dan
prasarana Ketersediaan Sudah ada
permukiman ruang publik Tersedia/
satu lapangan
penunjang untuk sepak pola
Tidak Tersedia
ketahanan menunjang untuk aktivitas
Tersedia
saat pandemi kegiatan olahraga
masyarakat masyarakat

Sudah
tersedianya
jaringan pra Sudah
Kondisi jaringan Sumber, bayar dan menjangkau
telekomunikasi kondisi, pasca bayar seluruh
-
dan jaringan jangkauan dan sudah wilayah
internet pelayanan menjangkau Kelurahan
seluruh wilayah Polaman
kelurahan
Polaman

19
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Deskripsi
Aspek Variabel Sub Variabel Indikator Dokumentasi Keterangan
Kondisi

Terhitung
jarak rata-
rata dari
pusat
Rata-rata
<1 km / 1-5 km permukiman
jarak terhadap 1-5 Km -
/ >5 km ke sawah,
tempat kerja
kantor
pemerintahan,
dan kawasan
perdagangan
Jarak
Kemudahan terhadap Terhitung dari
<1 km / 1-5 km
akses sarana sarana < 1 Km - puskesmas
/ >5 km
dan prasarana kesehatan terdekat
permukiman terdekat
saat pandemi Jarak
terhadap
Terhitung dari
sarana <1 km / 1-5 km
< 1 Km - tempat
perdagangan / >5 km
terdekat
dan jasa
terdekat
Jarak
Keberlanjutan terhadap
Fisik dan Jauh dari
sarana <1 km / 1-5 km
Lingkungan > 5 Km - sarana
rekreasi atau / >5 km
Perumahan rekreasi
ruang publik
terdekat
Pemanfaatan
lahan berupa
tegalan milik
perorang
Kondisi masyarakat
pemanfaatan Kelurahan Inovasi
Jenis
lahan non Polaman yang program saat
pemanfaatan,
Pengalokasian produktif digunakan pandemi
kondisi
sumber daya menjadi untuk tanam CoVID-19
produktif sayur dan
buah-buhan,
kolam ikan,
dan ternak
bebek

20
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Deskripsi
Aspek Variabel Sub Variabel Indikator Dokumentasi Keterangan
Kondisi

Lumbung
pangan berupa
penanaman
Kondisi
sayur-sayuran
aktivitas Inovasi
Jenis dan buah-
produksi program saat
aktivitas, buahan,
penunjang pandemi
kondisi aktivitas
ketahanan CoVID-19
dilakukan oleh
pangan
ibu-ibu wanita
Pengalokasian
tani setiap hari
sumber daya
sabtu

Penerapan
prinsip 3R
(reduce, Terdapat bank
Keberlanjutan reuse, dan sampah yang
Kondisi Ada
Fisik dan recycle) kondisinya
Lingkungan dalam terawat
Perumahan pengelolaan
sampah

Jaraknya
Kondisi, Kondisinya baik
Kondisi pos cukup jauh
jangkauan dan terpusat di
siaga CoVID19 dari RW 1 dan
pelayanan RW 2
RW 3

Pemenuhan
kebutuhan Pada saat
pelayanan pandemi ini
Kondisi
dasar posyandu tidak
pemenuhan
Sumber, di fungsikan dan
kebutuhan Terdapat
kondisi, kegiatannya
layanan ibu layanan dalam
jangkauan diganti menjadi
hamil dan kondisi baik
pelayanan program
balita
pembagian susu
(posyandu)
(pengganti
posyandu).

21
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Deskripsi
Aspek Variabel Sub Variabel Indikator Dokumentasi Keterangan
Kondisi
Terdapat layanan
untuk lansia
berupa
pembagian
makanan untuk
menggantikan
kegiatan
Kondisi pengecekan
Pemenuhan Sumber,
pemenuhan kesehatan di Terdapat
kebutuhan kondisi,
kebutuhan posyandu. layanan dalam
pelayanan jangkauan Makanan
layanan lanjut kondisi baik
dasar pelayanan didapatkan dari
usia (lansia)
donaturial dan
digerakkan oleh
PKK. Kegiatan
menjangkau
lansia di seluruh
wilayah
Keberlanjutan kelurahan.
Fisik dan
Lingkungan Terdapat tempat
cuci tangan
Perumahan
hampir pada
setiap setiap
pertigaan atau
Persebaran perempatan gang
terutama di Sudah ada, tapi
tempat cuci Jumlah,
sepanjang jalan belum setiap
tangan pada persebaran utama kelurahan,
rumah
spot strategis di depan masjid/
mushola, dan
Kesehatan beberapa rumah
lingkungan warga yang
permukiman menyediakan
secara mandiri
• 1 kali
per
bulan
Frekuensi • 2-4 kali
Sudah
penyemprotan per 2-4 kali per
memenuhi
desinfektan bulan bulan
• lebih standar
berkala
dari 4
kali per
bulan

22
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Deskripsi
Aspek Variabel Sub Variabel Indikator Dokumentasi Keterangan
Kondisi
Cukup tertib
saat diluar Masih terdapat
rumah, tetapi beberapa
Ketertiban
Tertib/ masih ada warga yang
penggunaan
tidak tertib masyarakat tidak
masker
yang tidak menggunakan
menggunakan masker
masker
Keberlanjutan Kesehatan
Fisik dan lingkungan
Lingkungan permukiman
Ketertiban Tertib/
Perumahan Tertib Baik
berjaga jarak tidak tertib

Jumlah
penduduk Jumlah, Kurang dari 10 Per Oktober
-
terjangkit persebaran orang (0,4%) 2020
virus CoVID19

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2020


2. Aspek Keberlanjutan Ekonomi
Selain memastikan kualitas lingkungan terjaga, aspek ekonomi
menjadi indikator penting dalam menentukan keberlanjutan permukiman
berkenaan dengan tingkat penghidupan (livelihood) dari masyarakat.

Tabel 5. Analisis Permukiman Berkelanjutan – Keberlanjutan Aspek Ekonomi

Deskripsi
Aspek Variabel Sub Variabel Indikator Dokumentasi Keterangan
Kondisi

Saat ini
masyarakat
Penguatan Mata
menganggur
Keberlanjutan ekonomi pencaharian Jenis, Perdagangan
tergabung
Ekonomi terdampak terdampak kondisi dan wiraswasta
dalam
pandemi CoVID-19
Paguban
Banyuripan

23
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Deskripsi
Aspek Variabel Sub Variabel Indikator Dokumentasi Keterangan
Kondisi

Tingkat
> 2.500.000 untuk Tingkat
pendapatan • <2.500.000
• 2.500.000- masyarakat yang pendapatan
rata-rata saat 5.000.000 -
wiraswasta dan masyarakat
pandemi • >5.000.000
pedagang menurun
CoVID19

Terdapat 10 kolam
ikan dan 1 tempat Saat ini sudah
ternak bebek terdapat 15
kondisi saat ini orang yang
masih menumpang berkecimpung
Potensi
kepada salah satu di usaha
penciptaan Jenis,
warga yang peternakan
lapangan kondisi
memiliki tanah dan perikanan
kerja baru yang cukup luas melalui
untuk tempat Paguyuban
pembuatan kolam Banyu
ikan dan tempat Panguripan
ternak bebek
Penguatan
Keberlanjutan ekonomi UMKM telur Asin,
Ekonomi terdampak saat ini telor yang
pandemi dihasilkan hanya di
tampung di
koperasi
kedepannya telur
yang ada dapat
diolah menjadi
Potensi
Jenis, telur asin atau Sangat
pembangunan
kondisi olahan makanan potensi
UMKM yang lainnya.
Selain itu juga
terdapat UMKM
Batik yang dapat
diangkat
keberadaannya
pada masa yang
akan datang
Ketersediaan
akses Tersedia/ Tersedia dalam
terhadap Tidak bentuk bantuan Tersedia
pembiayaan Tersedia bibit ikan
usaha
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2020

24
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3. Aspek Keberlanjutan Sosial
Dalam keberjalanannya, nilai kemasyarakatan sangat mempengaruhi
tingkat keberlanjutan permukiman. Hal tersebut sangat melekat, khususnya
dalam penerapan program Kampung Siaga CoVID-19 di Kelurahan Polaman.

Tabel 6. Analisis Permukiman Berkelanjutan – Aspek Keberlanjutan Sosial

Deskripsi
Aspek Variabel Sub Variabel Indikator Dokumentasi Keterangan
Kondisi

Pembagian
Bentuk ada yang
Kegiatan
kegiatan setiap hari dan
pembagian nasi
masyarakat Jenis, ada yang
bungkus, susu,
dalam program kondisi seminggu tiga
kedelai, lumbung
Kampung Siaga kali (Senin,
pangan
CoVID-19 Rabu, dan
Jum’at)

Tingkat
Tidak semua
partisipasi
masyarakat
masyarakat
• Rendah terlibat dalam
terhadap
Keberlanjutan Interaksi kegiatan dalam • Sedang Sedang Program
Sosial sosial • Tinggi Kampung
program
Siaga Candi
Kampung Siaga
Hebat
CoVID-19

Kerja bakti
bersama
membersihkan
Bentuk gotong
• Buruk pekarangan
royong dan
• Baik disekitar
kerukunan Baik
• Sangat rumah serta
antar
baik semua
masyarakat
program yang
ada dijalankan
bersama

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2020

25
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4. Aspek Tata Pemerintahan
Dalam penerapan program Kampung Siaga CoVID-19, peran
pemerintah di Kelurahan Polaman sebagai penanggungjawab teknis dan
pelaksanaan menjadi yang utama untuk mendukung keberlanjutannya.
Tabel 7. Analisis Permukiman Berkelanjutan – Aspek Tata Pemerintahan
Deskripsi
Aspek Variabel Sub Variabel Indikator Dokumentasi Keterangan
Kondisi
Terdapat ketua
Kepemimpinan • RT, RW, PKK,
Buruk
dalam dan Lurah yang
• Baik
mengoordinir dan Baik pro aktif dalam
• Sangat
menggerakkan merangkul
masyarakat baik warga Kel.
Polaman
Aturan yang
mengikat belum
Kebijakan dan ada, tetapi sudah
aturan pasti Tersedia/ ada peraturan
dalam Tidak untuk masyarakat Tersedia
penanggulangan Tersedia diluar Polaman
Kapasitas CoVID19 wajib melakukan
pemerintah karantina terlebih
setempat dahulu
dalam
Tata Dana dari
pelaksanaan Ketersediaan
Pemerintahan Tersedia/ donaturial
program sumber
Kampung Tidak masyarakat Tersedia
pembiayaan
Tersedia Kelurahan
Siaga program
Polaman
CoVID19
Bentuk
kerjasama antar
tingkatan Jenis,
Belum ada -
pemerintah, kondisi
lembaga, dan
swasta
Bantuan sembako
Bentuk
dan pembagian
penyaluran Diutamakan
Jenis, nasi bungkus
bantuan kepada kepada
kondisi, untuk masyarakat
masyarakat masyarakat
jangkauan menengah
terdampak kurang mampu
kebawah yang
CoVID19
diutamakan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2020

26
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Keterkaitan dalam Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development)
Setelah mengetahui karakteristik program Kampung Siaga CoVID-19
Candi Hebat Kelurahan Polaman beserta kondisinya menurut indikator
perumahan berkelanjutan, maka berikut ini dilakukan analisis keterkaitan
karakteristik program terhadap indikator pembangunan berjelanjutan
(sustainable development goals) yang menjadi tujuan global pada tahun 2030.
Adapun kajian ini akan berfokus pada tujuan ke sebelas, yaitu “Make Cities
Inclusive, Safe, Resilient, and Sustainable”.
Sustainable Development Goals 2030 Provide
Accsess to
Protect The
World’s
Green
Sustainable Cultural and Public
Aspek Perumahan Urbanization Rates Natural Spaces
Berkelanjutan Heritage

Urban Planning Inclusive and


Tata Pemerintahan Sustainable SDG’s
Management
Urbanization
11
Ditentukan oleh
Kapasitas Pemerintah

Affordable
and
Sustainable
Transport
System Make Cities Inclusive, Safe,
Merupakan Bagian dari Resilient, and Sustainable
Aspek Sosial Reduce The
Death and Injuries Adverse
Sosial Effects of
from Natural Disaster
Natural
Disaster Reduce The
Safe and
Economic Losses from Environment
Ekonomi Affordable
Natural Disaster Impacts of
Housing
Cities
Indikator Aspek
Ekonomi Saat Pandemi

Urban Air Pollution

Fisik dan Indikator dalam Aspek Solid Waste


Lingkungan Lingkungan Management

Gambar 9. Keterkaitan Karakteristik Program Kampung Siaga


Candi Hebat dengan Pembangunan Berkelanjutan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4 (berdasarkan indikator SDGs), 2020

27
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan grafik pada gambar 10, dapat diketahui bahwa keempat
aspek perumahan berkelanjutan yang telah dibahas pada analisis
sebelumnya memiliki keterkaitan langsung terhadap tiga indikator utama
pada tujuan pembangunan berkelanjutan terkait inklusivitas, keamanan,
ketahanan, dan keberlanjutan kota. Berikut ini merupakan penjabaran dari
keterkaitan tersebut,
 Indikator 1 : Urbanisasi yang Inklusif dan Berkelanjutan
Pada indikator ini, terdapat parameter utama yang dapat didukung oleh
keberadaan Program Kampung Siaga CoVID terkait dengan manajemen
perencanaan kota. Parameter tersebut mengacu pada struktur partisipasi
langsung masyarakat sipil dalam perencanaan dan pengelolaan secara
teratur dan demokratis. Hal tersebut dapat tercermin pada pelaksanaan
program di Kelurahan Polaman yang mendorong kemandirian dan
pemberdayaan masyarakat. Adapun partisipasi aktif yang telah dilakukan
menunjukkan adanya kekuatan masyarakat sipil dalam setiap proses
perencanaan hingga pelaksanaan yang tidak terlepas dari peranan
pemerintah setempat, diantaranya Pemerintah Kota Semarang sebagai
inisiator program dan Pemerintah Kelurahan sebagai penanggungjawab
sekaligus pendamping masyarakat.
 Indikator 2 : Pengurangan Dampak Buruk Bencana
Parameter utama dalam indikator tersebtu adalah jumlah orang
meninggal dan terluka serta kerugian ekonomi akibat bencana. Dalam hal
ini, pandemi juga merupakan sebuah bencana non-alam yang bersifat
global. Adapun tercatat sejak wabah menyebar dan Kota Semarang menjadi
zona merah pada Bulan April 2020, tidak didapati masyarakat di Kelurahan
Polaman positif terjangkit. Namun demikian, pada awal Bulan September
2020 lalu, terdapat lima penduduk pertama positif terpapar virus CoVID19.

28
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Apabila diperbandingkan secara proporsi, Kelurahan Polaman masih
termasuk wilayah yang tergolong aman. Terlebih lagi, protokol kesehatan
masih diterapkan oleh masyarakat. Selain adanya dampak terhadap
kesehatan, terjadi pula penurunan kondisi ekonomi akibat hilangnya
pekerjaan masyarakat pada sektor informal, seperti pedagang kaki lima,
pegawai restoran, dan pegawai pondok pesantren yan berada di Kelurahan
Polaman. Namun demikian, hal tersebut dapat diatasi dengan adanya
penciptaan lapangan kerja baru secara swadaya dan gotong royong oleh
masyarakat, yaitu peternakan, pertanian, dan perikanan melalui paguyuban.
Hal tersebut menunjukkan adanya ketahanan ekonomi dan inklusivitas dari
program yang dilaksanakan serta keamanan yang cukup terjamin.
 Indikator 3 : Pengurangan Dampak Buruk Lingkungan Perkotaan
Pengelolaan sampah padat juga dilaksanakan oleh masyarakat di
Kelurahan Polaman melalui bank sampah. Meskipun telah berlangsung
jauh sebelum corona mewabah, tetapi pada masa pandemi ini, kegiatan
tersebut menjadi salah satu kesempatan bagi masyarakat untuk menggali
nilai ekonomi, seperti menjual plastik dan kertas bekas serta mengolah
sampah organik menjadi pupuk. Dalam prosesnya, masyarakat secara
swadaya memilah sampah serta menjualnya ke bank sampah hingga dapat
ditukarkan dengan barang kebutuhan sehari-hari. Pupuk yang diproduksi
pun menjadi subsidi serta diperjual belikan dengan harga murah untuk
program ketahanan pangan. Dalam hal ini, kegiatan tersebut mendorong
pembangunan berkelanjutan sekaligus memiliki keterkaitan erat terhadap
aspek lingkungan dalam perumahan berkelanjutan.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik
Program Kampung Siaga CoVID Kelurahan Polaman dapat mendukung
keberjalanan pembangunan berkelanjutan, khususnya di Kota Semarang.

29
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa aspek keberlanjutan sosial berupa gotong royong dan partisipasi aktif
masyarakat merupakan tonggak dalam keberjalanan Kampung Siaga CoVID-19
di Kelurahan Polaman. Penguatan aktivitas perekomonian dan ketahanan
pangan menjadi program utama yang dilaksanakan dengan didukung oleh peran
serta pemerintah kelurahan sebagai penanggungjawab pelaksana dan
pemerintah kota sebagai penanggungjawab program pada tingkat daerah, serta
ketersediaan sarana prasarana yang cukup memadai. Keempat aspek
permukiman berkelanjutan dapat tergambar dalam implementasinya, sehingga
menjadikan Program Kampung Siaga CoVID-19 di Kelurahan Polaman,
khususnya terkait peningkatan ekonomi masyarakat, dinilai dapat berkelanjutan
untuk dilaksanakan hingga masa pandemi berlalu. Adapun upaya
penyelenggaraan tersebut juga memiliki keterkaitan positif guna mendukung
tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals), khususnya
pada tujuan ke sebelas, yaitu mewujudkan kota yang inklusif, aman,
berketahanan, dan berkelanjutan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa selain
kesehatan, pendapatan dan ketahanan pangan merupakan aspek penting dalam
peningkatan kualitas hidup (quality of life) masyarakat Kelurahan Polaman
selama pandemi berlangsung dan dapat diupayakan melalui serangkaian
program yang telah diselenggarakan. Dengan demikian, keberadaan Program
Kampugn Siaga CoVID ini memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui
penerapan protokol kesehatan, ketahanan pangan, dan peningkatan aktivitas
ekonomi berbasis pemberdayaan masyarakat.

REKOMENDASI
Profil Kampung Siaga CoVID-19 Kelurahan Polaman ini merupakan kajian
awal yang tentunya memiliki banyak kekurangan. Namun, kajian lanjutan terkait
skema pembiayaan dan proses pengelolaan program yang saat ini sudah
berjalan baik tetap perlu diupayakan guna memastikan keberjalanannya dapat
lebih berkelanjutan hingga pasca pandemi mewabah.

30
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Semarang (2019). Kecamatan Mijen Dalam


Angkatan Tahun 2019. Semarang : Badan Pusat Statistik

B. Sudarwanto, E. Pandelaki, and S. Soetomo. (2014) "Pencapaian Perumahan


Berkelanjutan ‘Pemilihan Indikator Dalam Penyusunan Kerangka Kerja
Berkelanjutan.

Choguill, C.L. (2007). The Search for Policies to Support Sustainable Housing.
Habitat International, 31(1), pp.143–149. dalam www.elsevier.com

Jilcha Sileyew, K. (2020). Research Design and Methodology. Cyberspace.


dalam www.intechopen.com

Pemerintah Kelurahan Polaman (2019). Monografi Kelurahan Polaman Tahun


2019. Semarang : Pemerintah Kelurahan Polaman

UN Habitat. (2016). Sustainable Housing For Sustainable Cities: A Policy


Framework For Developing Countries. Nairobi: UN-Habitat. Dalam
www.unhabitat.org

Winston, D., & Eastaway, M.P. (2008). Sustainable Housing in the Urban
Context: International Sustainable Development Indicator Sets and
Housing, Soc Indic Res.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


CV.Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai