Anda di halaman 1dari 26

Buku Petunjuk Praktikum

MODUL DIGITAL

2019
2

1. Pendahuluan
1.1. Tujuan Praktikum
1. Mengenal dan memahami rangkaian digital
2. Dapat membuat rangkaian digital sederhana
3. Memahami fungsi dan prinsip kerja rangkaian digital sederhana
4. Memahami gerbang logika dasar (AND, NAND, OR, NOR, XOR, NOT)
5. Memahami serta membuat tabel kebenaran dan persamaan suatu rangkaian
digital
6. Dapat membandingkan hasil percobaan dengan teori yang ada
7. Memahami fungsi dan prinsip kerja FLIP-FLOP
8. Memahami RS Flip-Flop, D Flip-Flop, JK Flip-Flop, T Flip-Flop
9. Memahami fungsi dan prinsip kerja Register
10. Memahami rangkaian Serial Input Paralel Output (SIPO), Paralel Input Serial
Output (PISO)
11. Memahami fungsi dan prinsip kerja Demultiplexer
12. Memahami rangkaian Adder sederhana
13. Memahami fungsi dan prinsip kerja Adder sederhana

1.2. Bagian-bagian Alat Praktikum Modul Digital


Pada alat praktikum modul digital terdapat beberapa bagian utama yaitu Input, Gerbang
Logika, Flip-Flop, Clock Source, Output, Register, Demultiplexer, dan Adder.
1.2.1. Input

Toggle switch sebagai input logika digital terdiri dari 8 buah switch. 8 buah
switch tersebut terhubung dengan banana jack female yang akan digunakan
sebagai connector dengan rangkaian yang akan dibuat. Ketika toggle switch
posisi up maka banana jack female akan berlogika 1 yang bernilai 5VDC. Ketika
toggle switch posisi down maka banana jack female akan berlogika 0 yang
bernilai 0VDC. Maksud dari logika 0 adalah, komponen tidak mengalirkan listrik
atau terhubung dengan GROUND. Sedangkan maksud dari logika 1 adalah,
komponen mengalirkan listrik, atau terhubung dengan VCC.

1.2.2. Gerbang Logika


3

Papan Percobaan Modul Digital memiliki 6 gerbang logika dasar, yakni gerbang logika
AND dengan IC 7408, gerbang logika NAND dengan IC 7400, gerbang logika OR dengan
IC 7432, gerbang logika NOR dengan IC 7402, gerbang logika XOR dengan IC 7486,
gerbang logika NOT dengan IC 7404.
a. Gerbang Logika AND
Gerbang Logika AND memiliki nilai output berlogika 1 jika semua inputnya
berlogika 1. Salah satu atau kedua inputnya berlogika 0 pada outputnya akan
berlogika 0.

b. Gerbang Logika NAND


Gerbang Logika NAND dibentuk dari hasil kombinasi gerbang logika AND dan NOT.
Output akan berlogika 0 pada saat semua inputnya berlogika 1. Untuk kondisi yang
lain (salah satu input berlogika 1 atau 0) pada output akan berlogika 1.

c. Gerbang Logika OR
Gerbang Logika OR memiliki Output berlogika 0 pada saat semua inputnya
berlogika 0, untuk kondisi yang lain (salah satu atau kedua inputnya berlogika 1)
pada output akan berlogika 1.

d. Gerbang Logika NOR


Gerbang Logika NOR dibentuk dari hasil kombinasi gerbang logika OR dan NOT.
Output akan berlogika 1 pada saat semua inputnya berlogika 0, untuk kondisi yang
lain (salah satu atau kedua inputnya berlogika 1) pada output akan berlogika 0.
4

e. Gerbang Logika XOR


X-OR adalah singkatan dari Exclusive OR. Gerbang logika ini memiliki dua input dan
satu Output. Keluaran Gerbang logika X-OR akan memiliki nilai berlogika 1 pada
saat semua input mempunyai nilai logika yang berbeda. Saat kedua input memiliki
nilai yang sama, pada output akan memberikan nilai logika 0

f. Gerbang Logika NOT


Gerbang Logika NOT disebut juga dengan Inverter. Nilai logika pada output
rangkaian selalu berlawanan dengan nilai logika inputnya. Saat nilai inputnya
berlogika 0, pada output akan berlogika 1. Sebaliknya saat nilai inputny berlogika
1, pada outputnya akan berlogika 0.

1.2.3. Flip-Flop
Gerbang logika hanya mampu mengubah sinyal keluaran sejalan dengan sinyal masukan.
Bagaimana bentuk ragam gelombang dari perubahan sinyal tersebut tergantung pada
gerbang logikanya. Prinsip dasar dari gerbang logika dan kombinasional adalah
perubahan keadaan level keluaran tergantung dari keadaan masukan, untuk setiap saat
dari waktu ke waktu. Jika setiap keadaan masukan berubah maka gerbang logika akan
berubah pula kaluarannya saat itu juga. Jadi rangkaian gerbang logika hanya berfungsi
menyiapkan suatu operasi logika kemudian hasil dinyatakan pada keluaran. Dengan
membuat gerbang logika kombinasional kita dapat membuat rangkaian yang dapat
menyimpan data. Rangkaian inilah yang disebut rangkaian Flip Flop. Fliop Flop merupakan
piranti yang dapat menyimpan 1 bit data yaitu 1 atau 0.

Pada modul praktikum digital terdapat bagian untuk pembelajaran flip-flop, pada bagian
ini terdiri dari 4 jenis flip-flop yaitu : RS Flip-Flop dengan menggunakan IC NAND 7400, D
5

Flip-Flop dengan IC 7474, JK Flip-Flop menggunakan IC 7473, dan T Flip-Flop yang juga
menggunakan IC 7473.

a. RS Flip-Flop
Rangkaian RS Flip-Flop dapat disusun dari dua buah NAND gate atau NOR gate. RS
Flip-Flop pada modul praktikum ini dibuat dengan gerbang logika NAND. Dua buah
NAND gate disilangkan antara output NAND gate-1 dihubungkan dengan salah satu
input NAND gate-2, dan sebaliknya. Output gate (output latch) diberi nama Q dan Q’.
Pada kondisi normal kedua output tersebut saling berlawanan. Input latch diberi
nama SET dan RESET.

o SET = 0, RESET = 1 selalu menghasilkan Q = 1, tanpa mempedulikan keadaan output


FF sebelumnya. Ini disebut mengeset atau setting FF pada keadaan 1 atau keadaan
tinggi.
o SET = 1, RESET = 0 selalu menghasilkan Q = 0, tanpa mempedulikan keadaan output
FF sebelumnya. Ini disebut mereset FF pada keadaan 0 atau keadaan rendah.
o SET = 1, RESET = 1 tidak mempengaruhi keadaan FF. FF tetap berada pada keadaan
sebelumnya.
o SET = 0 , RESET = 0 adalah keadaan tak menentu dan tidak seharusnya digunakan.
b. D Flip-Flop
Pada D Flip-Flop hanya membutuhkan sebuah masukan data. Pada dasarnya D Flip-
flop merupakan multivibrator bistabil yang masukan D-nya di transfer ke keluaran Q
saat rangkaian aktif.
6

Pada papan percobaan modul digital D Flip-Flop menggunakan IC 7474 yang berisi 2
buah Positive Edge Triggered D Flip Flop. Positive Edge Triggered artinya nilai pada
masukan kaki D akan diterima oleh Flip Flop saat terjadi perubahan clock (CP) dari 0
ke 1 atau yang sering disebut rising edge. Perubahan pada masukan kaki D tidak akan
berpengaruh pada keluaran Q bila tidak terjadi perubahan clock dari 0 ke 1, walaupun
misalnya Clock bernilai 1

Pada IC 7474, juga terdapat kaki preset (SD) dan clear (CD). Kaki preset berfungsi
untuk memaksa output menjadi Q=1 dam Q’=0, tanpa mempedulikan input D. Kaki
clear berfungsi memaksa output menjadi Q=0 dan Q’=1, tanpa mempedulikan input
D. Perlu diperhatikan bahwa IC 7474 kaki preset dan clear bersifat active-low, yang
artinya kaki tersebut akan aktif justru saat mendapat masukan 0 (low).

c. JK Flip-Flop

JK Flip-Flop yang terdapat pada IC 7473 disebut Negative edge triggered. Dalam satu
IC terdapat dua JK Flip-Flop dengan konfigurasi kaki : Clock (CP), Clear (CD), K, J,Q dan
Q’.
at Praktikum Modul Digital
7
7400 NAND IC 7432 OR IC 7402 NOR IC 7486 XOR IC 7404 NOT OUTPUT
Vcc Vcc Vcc Vcc Vcc

Operasi sekuensial JK flip-flop sama dengan SR flip-flop dengan input “Set” dan
“Reset” yang sama. Perbedaan kedua rangkaian tersebut adalah JK flip flop tidak
memiliki status input tidak valid atau terlarang dari Pemicu SR bahkan ketika S dan R
nd Gnd
keduanya padaGndlogika "1" Gnd Gnd

IC 7474 D-FF IC 7473 JK-FF IC 7473 T-FF Clock


CD Vcc CP J CP J Source
D CD CD Q' CD Q'
CP D K Q K Q
SD CP Vcc Gnd Vcc Gnd
Q SD CP K CP K
Q' Q CD Q CD Q
Gnd Q' J Q' J Q'

d. T Flip-Flop
DEMULTIPLEXER ADDER
165 PISO IC 74138
A IC 7486 XOR IC 7408 AND
Vcc A0 Vcc Vcc
B Vcc
CP2 A1 Y0

P3 A2 Y1

P2 E1 Y2
S C
P1 E2 Y3

um Modul Digital
DS
P0 E3
Y7
Y4
Y5
Gnd Gnd
Q7
T FF dapat dibentuk
Gnd Y6 dari modifikasi Cloked SR FF, D FF, maupun JK FF. Pada modul ini
OR IC 7402 NOR IC 7486 XOR IC 7404 NOT OUTPUT
c Vcc
T FF dibuat dariVccmodifikasi JK FF dengan
Vcc
IC 7473.
Pada dasarnya, T Flip-flop merupakan rangkaian flip-flop yang telah di buat dengan
menggunakan flip-flop JK yang kedua inputnya dihubungkan menjadi satu.
Karena kedua input rangkaian disatukan, maka rangkaian flip-flop yang terjadi akan
memiliki sifat membalik output sebelumnya jika input yang diberikan tinggi dan
Gnd
outputnyaGnd
akan tetap jika inputGnd yang diberikan rendah.

IC 7473 JK-FF IC 7473 T-FF Clock


CP J CP J Source
CD Q' CD Q'
K Q K Q
Vcc Gnd Vcc Gnd
CP K CP K
CD Q CD Q
J Q' J Q'

DEMULTIPLEXER ADDER
IC 74138
1.2.4. Clock Source A IC 7486 XOR IC 7408 AND
A0 Vcc Vcc
B Vcc
A1 Y0
A2 Y1
E1 Y2
S C
E2 Y3
E3 Y4
Y7 Y5
Gnd Gnd
8

Clock Source atau biasa disebut Pulse Generator merupakan pembangkit gelombang 50%
square wave yang dapat diatur frekuensi outputnya dengan memutar potentiometer
yang ada. Putaran CW untuk mengecilkan frekuensi dan CCW untuk meningkatkan
frekuensi gelombang. Frequensi yang dibangkitkan dari 3.7 Hz hingga 1.3kHz
menggunakan IC NE555.
1.2.5. Output

Output sering juga disebut sebagai Logic Monitor. Bagian ini digunakan untuk melihat
output atau hasil dari rangkaian yang dibuat.
1.2.6. Register

Register merupakan suatu piranti yang digunakan untuk menyimpan (sementara) data
digit. Data di dalam register itu dapat digeser, dibaca ataupun dihapus. Register dapat
disusun secara langsung dengan flip-flop. Sebuah flip-flop (FF) dapat menyimpan (store)
atau mengingat (memory) atau mencatat (register) data 1 bit. Jika ada n buah FF tentu
9

saja dapat menyimpan data n bit. Dengan kata lain sederet FF dalam konfigurasi tertentu
merupakan register yang kepadanya dapat dituliskan (write) suatu data atau dari register
itu dapat dibaca (read) data yang tersimpan sebelumnya. Pekerjaan menulis, mengingat,
dan menggeser data dapat dipikirkan pada kalkulator. Untuk memasukkan bilangan 45,
pertama menekan tombol (tut) 4 dan segera dilepaskan. Angka 4 muncul pada tampilan
kalkulator. Berikutnya menekan tombol 5 dan segera dilepaskan. Tampak bahwa angka 4
tidak hilang (memory) tetapi tergeser ke kiri satu posisi dan bilangan 45 segera muncul
pada tampilan. Dalam proses operasi bilangan yang angka-angkanya dimasukkan
menurut urutan tertentu, maka sebelum dioperasikan angka itu harus dicatat (disimpan)
Alat Praktikum Modu
lebih dahulu. Misalnya dilakukan operasi penjumlahan 2 dan 7. Mula-mula dimasukkan 2,
kemudian tekan tombol operasi penjumlahan (+). Angka 2 ini harus disimpan (dicatat)
GERBANG LOGIKA IC 7400 NAND IC 7432 OR IC 7402
agar INPUT
nantinya dapat diproses bersama angka 7 yang dimasukkan kemudian. Kedua
IC 7408 AND Vcc Vcc V
ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa register memiliki ingatan (angka atau angka-angka
Vcc
muncul meskipun penekanan tombol dilepaskan), dapat dikenakan pergeseran (shift),
dan dapat mencatat atau menyimpan data. Data tersebut ditampung atau disimpan
dalam sekelompok flip-flop yang disebut register.

Jenis register dapat pula diklasifikasikan berdasarkan Gndcara data masuk keGnd dalam suatu Gnd

register untuk disimpan dan cara data dikeluarkan dari register tersebut. Untuk
Gnd
IC 7474 D-FF IC 7473 JK
memasukkan dan mengeluarkan data masing-masing dapat dilakukan secara serial atau
IC 7400 RS-FF CD Vcc
FLIP - FLOP
paralel. Cara serial berarti data dimasukkan atau dikeluarkan ke atau dari register secara CP J
R Vcc D CD CD Q'
beruntun bit demi bit. Sedangkan cara paralel berarti data yang terdiri dari beberapa bit
CP D K Q
dimasukkan atau dikeluarkan Q ke atau dari register secara serempak. SD Berdasarkan
CP hal itu Vcc Gnd
maka dikenal 4 jenis register, yaitu (1) Serial In Serial Out (SISO), (2) Serial
Q SD In Paralel Out CP K
(SIPO), (3) Paralel In Serial Out (PISO),
S dan (4) Paralel In Paralel Q'OutQ (PIPO). Dalam CD Q
praktikum ini akan dipelajariQ'menggunakan jenis register SIPO dan PISO. Gnd Q' J Q'
Gnd

Vcc
a. SIPO Source
(Serial In Paralel Out) REGISTER DEMULTIPLEXE
IC 74164 SIPO IC 74165 PISO IC 74138

A Vcc PL Vcc A0 Vcc

B Q7 CP1 CP2 A1 Y0

Q0 Q6 P4 P3 A2 Y1

Q1 Q5 P5 P2 E1 Y2

Q2 Q4 P6 P1 E2 Y3

Q3 MR P7 P0 E3 Y4

Gnd CP Q7' DS Y7 Y5

Gnd Q7 Gnd Y6
Praktikum SIPO akan menggunakan IC 74164. IC 74LS164 merupakan register geser
8-bit serial-in, parallel out. IC ini mempunyai 2 masukan seri yaitu A dan B yang secara
UT GERBANG LOGIKA IC 7400 NAND IC 7432 OR IC 7402 NOR IC 7486 XOR
IC 7408 AND Vcc Vcc Vcc Vcc
10
Vcc

sinkron dibaca oleh clock yang dipicu pada Positive Edge Triggered. Sedangkan kaki
MR (Master Reset) akan mereset kedelapan flip-flop ketika diberi logika low (0).
Gnd Gnd Gnd Gnd
Gnd
IC 7474 D-FF IC 7473 JK-FF IC 7473 T-FF
IC 7400 RS-FF CD Vcc
FLIP - FLOP CP J CP J
R Vcc D CD CD Q' CD Q'
CP D K Q K Q
Q SD CP Vcc Gnd Vcc Gnd
SD
Q menggeser CP K CP K
Setiap Positive Edge Triggered akan bit data 1 posisi ke kanan sehingga bit
S Q' Q CD Q CD Q
data pertama yang dimasukkan akan dikeluarkan pada Q7 setelah delapan kali
Q' Gnd Q' J Q' J Q'
Positive
GndEdge Triggered.

Vcc b.REGISTER
PISO (Paralel In Serial Out) DEMULTIPLEXER
Source
IC 74164 SIPO IC 74165 PISO IC 74138
A IC 7
A Vcc PL Vcc A0 Vcc
B
B Q7 CP1 CP2 A1 Y0

Q0 Q6 P4 P3 A2 Y1

Q1 Q5 P5 P2 E1 Y2
S
Q2 Q4 P6 P1 E2 Y3

Q3 MR P7 P0 E3 Y4

Gnd CP Q7' DS Y7 Y5
Gn
Gnd Q7 Gnd Y6

Praktikum PISO menggunakan IC 74165. IC 74165 merupakan register geser 8-bit


serial/parallel-in, serial-out. IC ini mempunyai kaki masukan seri SER dan 8 masukan
paralel yaitu P0 – P7 serta 2 luaran serial Q7 dan komplemennya Q7’. Untuk
memasukkan 8 bit masukan secara paralel, kaki PL harus berlogika LOW.

Selain itu terdapat 2 masukan clock, yaitu CLK1 yang dipicu pada Positive Edge
Triggered untuk menggeser bit data 1 posisi ke kanan dan CLK2 yang merupakan clock
11

enable aktif-LOW untuk memulai/menghentikan operasi geser dengan meng-enable


atau men-disable clock.
1.2.7. Multiplexer
Multiplexer adalah rangkaian logika kombinasional yang dirancang khusus untuk
mengalihkan salah satu dari beberapa jalur INPUT (masukan) ke satu jalur OUTPUT
(keluaran).
Jalur Input yang terpilih menentukan input mana yang akan terhubung ke output.
Multiplexer yang juga sering disingkat menjadi MUX atau MPX ini pada dasarnya berupa
rangkaian digital yang dibuat dari gerbang logika berkecepatan tinggi yang digunakan
untuk beralih data digital atau biner atau dapat berupa tipe analog yang menggunakan
komponen transistor, MOSFET atau relay untuk mengalihkan salah satu input ke output.

Gambar Multiplexer (Sumber: teknikelektronika.com)

Cara kerja Multiplexer dicontohkan dengan sebuah Sakelar Rotari atau Sakelar Single-Pole
Multi-Position seperti yang ditunjukan pada gambar tersebut. Sakelar Rotari tersebut
memiliki 5 Input yaitu D0, D1, D2, D3 dan D4, namun hanya memiliki 1 Output. Pengendali
pada Sakelar berfungsi memilih salah satu Input diantara 4 input tersebut dan
menghubungkannya ke jalur Output. Dengan demikian, pengguna dapat memilih satu
satu sinyal yang diperlukannya saja. Ini merupakan contoh Multiplexer secara mekanis.

Terdapat tiga syarat minimum yang harus terdapat pada sebuah Multiplexer, yaitu
terminal Input, terminal Output dan terminal Sinyal Pengendali.
1. Terminal Input adalah jalur sinyal yang tersedia yang harus dipilih (biasanya lebih dari
satu Input). Sinyal-sinyal ini dapat berupa sinyal digital atau sinyal analog.
2. Terminal Output adalah terminal tempat menampilkan hasil dari Multiplexer.
Terminal ini hanya memiliki satu jalur output. Sinyal input yang dipilih akan
dihubungkan ke jalur output.
3. Terminal Pengendali adalah terminal yang digunakan untuk memilih sinyal jalur
input. Jumlah jalur pengendali pada Multiplexer tergantung pada jumlah jalur input
12

yang dimiliki. Misalnya pada multiplexer yang memiliki 4 input, maka akan memiliki
2 terminal sinyal pengendali sedangkan Multiplexer yang memiliki 2 Input hanya
memiliki 1 terminal sinyal pengendali.

1.2.8. Demultiplexer

Demultiplekser adalah suatu rangkaian yang mendistribusikan satu masukan ke lebih dari
satu luaran. Demultiplekser disebut juga data distributor. Pemilihan saluran luaran
dilakukan oleh sinyal kontrol. Sinyal kontrol merupakan masukan yang berfingsi untuk
mengarahkan setiap sinyal masukan pada saluran luaran yang dipilih. Suatu
demultiplekser dengan n sinyal kontrol akan memiliki 2n saluran luaran.

IC 74LS138 merupakan demultiplekser yang digunakan untuk menyalurkan satu data ke 8


jalur luaran. Komponen ini mempunyai 3 masukan data yang bisa dipilih salah satu, yaitu
E1dan E2 (aktif-LOW) serta E3 (aktif-HIGH). Untuk memilih luaran mana yang akan
mengeluarkan data, diperlukan 3 buah masukan pemilih, yaitu A, B dan C. Selain itu
terdapat 8 luaran aktif-LOW, yaitu Y0 − Y7 .

1.2.9. Adder

Dalam sistem bilangan desimal, jika dua bilangan yang masing-masing terdiri dari 1 digit
dijumlahkan, maka akan muncul 2 kemungkinan, yaitu :  Jumlahnya ≤ 9  Jumlahnya >
13

9 Jika kemungkinan pertama yang terjadi, maka hasil penjumlahan akan secara mudah
diperoleh.
Jika kemungkian yang kedua yang terjadi, maka hasil tidak bisa diperoleh dalam satu digit,
tetapi harus meletakkan carry ke kolom berikutnya yang lebih tinggi. Dengan
menggunakan argumen yang sama, maka untuk penjumlahan 2 bilangan binner dapat
menggunakan rangkaian half adder dengan gerbang logika XOR dan AND.
1.2.10. Analog to Digital Converter
Analog to Digital Converter atau ADC yang artinya pengubah dari analog ke digital. Fungsi
dari ADC adalah untuk mengubah data analog menjadi data digital yang nantinya akan
masuk ke suatu komponen digital yaitu mikrokontroller AT89S51. Inputan dari ADC ini
ada 2 yaitu input positif (+) dan input negatif (-). ADC 0804 ini terdiri dari 8 bit
microprocessor Analog to Digital Converter.

V (+) dan V (-) adalah inputan tegangan analog differensial sehingga data tegangan yang
akan diproses oleh ADC adalah selisih antara Vi (+) dan Vi (-). Vref adalah tegangan
referensi ADC yang digunakan untuk mengatur tegangan input pada Vi+ dan Vi-. Besarnya
tegangan referensi ini adalah setengah dari tegangan input maksimal. Hal ini bertujuan
agar pada saat inputan maksimal data digital juga akan maksimal.

Gambar Analog to Digital Converter

Deskripsi Fungsi Pin ADC 0804 :


• WR, pulsa transisi high to low pada input input write maka ADC akan melakukan
konversi data, tegangan analog menjadi data digital. Kode 8 bit data akan ditransfer
ke output lacht flip – flop.
• INT, bila konversi data analog menjadi digital telah selesai maka pin INT akan
mengeluarkan pulsa transisi high to low. Perangkat ADC dapat diopersikan dalam
mode free running dengan menghubungkan pin INT ke input WR.
14

• CS, agar ADC dapat aktif , melakukan konversi data maka input chip select harus diberi
logika low. Data output akan berada pada kondisi three state apabila CS mendapat
logika high.
• RD, agar data ADC data dapat dibaca oleh sistem mikroprosessor maka pin RD harus
diberi logika low.
• Tegangan analog input deferensial, input Vin (+) dan Vin (-) merupakan input
tegangan deferensial yang akan mengambil nilai selisih dari kedua input. Dengan
memanfaatkaninput Vin maka dapat dilakukan offset tegangan nol pada ADC.
• Vref, tegangan referensi dapat diatur sesuai dengan input tegangn pada Vin (+) dan
Vin (-), Vref = Vin / 2.

1.2.11. Digital to Analog Converter


Digital to Analog Converter adalah suatu alat atau komponen yang berguna untuk
mengkonversi sinyal atau data digital menjadi sinyal atau tegangan analog.
Penggunaan komponen tersebut dilakukan dengan menggunakan komponen DAC0808
yang menggunakan konverter 8 Bit. DAC0808 mempunyai jangkauan tegangan power
supply: ±4,5V sampai ±18V dengan konsumsi daya berkisar 33 mW pada tegangan ±5V.
Untuk penggunaan interface ADC0808 dapat dihubungkan langsung ke level logika CMOS,
TTL dan DTL.

Gambar DAC0808
Penjelasan:
1. A1-A8 berupa input digital 8 bit, data input kemudian dikonversikan ke besaran tegangan
analog.
2. VREF(-), VREF(+) adalah input tegangan referensi pengatur tingkatan ouput yang
dihasilkan di tegangan analog.
3. Compensation (comp) dihubungkan dengan menggunakan kapasitor ke VEE atau
grounding untuk mempertahankan batas fase yang bersesuaian dan menstabilkan
rangkaian.
15

Gambar Koneksi Rangkaian DAC dan Konverter Arus ke Tegangan


Pengubahan besaran analog ke digital ditentukan oleh besar tegangan input maksimum yang
diukur dalam Volt, sedang nilai konversi digitalnya ditentukan berdasarkan penentuan berapa bit
yang digunakan untuk mengkonversi tegangan tersebut.
Sebagai contoh, jika tegangan tertinggi untuk konversi didapat sebesar 15 volt, maka setiap
kenaikan nilai konversi adalah 1 volt.
Bila didapat nilai digital 0100, hasil konversi ke dalam analog adalah 4x1volt = 4 volt. Seandainya
nilai tertinggi dibuat 4,5 volt, maka setiap kenaikan dalam sistem konversi adalah 0,3 volt,
sehingga bila didapat nilai digital 0100, hasil konversinya adalah 4×0,3volt = 1,2 volt.

2. Percobaan Praktikum
2.1. Gerbang Logika Dasar dan Kombinasi
2.1.1. Gerbang Logika AND
Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian AND dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT bernilai 0, maka sakelar tidak
disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
16

f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.

No INPUT 1 INPUT 2 OUTPUT


1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1

2.1.2. Gerbang Logika NAND


Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian NAND dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT bernilai 0, maka sakelar tidak
disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.

No INPUT 1 INPUT 2 OUTPUT


1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1

2.1.3. Gerbang Logika OR


Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian OR dengan format wiring seperti gambar berikut.
17

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT bernilai 0, maka sakelar tidak
disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.

No INPUT 1 INPUT 2 OUTPUT


1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1

2.1.4. Gerbang Logika NOR


Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian NOR dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT bernilai 0, maka sakelar tidak
disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.
18

No INPUT 2 INPUT 3 OUTPUT


1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1

2.1.5. Gerbang Logika XOR


Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian XOR dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT bernilai 0, maka sakelar tidak
disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.

No INPUT 1 INPUT 2 OUTPUT


1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1

2.1.6. Gerbang Logika NOT


Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian NOT dengan format wiring seperti gambar berikut.
19

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT bernilai 0, maka sakelar tidak
disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.

No INPUT OUTPUT
1 0
2 1

2.1.7. Gerbang Kombinatorial 1


Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT bernilai 0, maka sakelar tidak
disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.
20

Gate Gate Q dari Gate


A B C 1 2 3
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1

2.1.8. Gerbang Kombinatorial 2


Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT bernilai 0, maka sakelar tidak
disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.
21

Gate Gate
A B C D 1 2 Q dari Gate 3
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 0 1
0 1 1 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 0 1
1 1 1 0
1 1 1 1

2.2. Flip-Flop
2.2.1. RS Flip Flop
Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian RS Flip Flop dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT R dan S bernilai 0, maka
sakelar tidak disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan kedua LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT
bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.
22

No R S Q Q’
1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1

2.2.2. D Flip Flop


Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian D dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT D bernilai 0, maka sakelar
tidak disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.

OUTPUT
No INPUT D
Q Q’
1 0
2 1

2.2.3. JK Flip Flop


Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian JK dengan format wiring seperti gambar berikut.
23

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT J dan K bernilai 0, maka
sakelar tidak disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.

INPUT OUTPUT
No
J K Clock Q Q’

1 0 0 0

2 0 1 Naik

3 1 0 Naik

4 1 1 Naik

2.2.4. T Flip Flop


Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian T dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT T bernilai 0, maka sakelar
tidak disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
24

e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.

INPUT OUTPUT
No
T Clock Q Q’

1 0 0

2 0 Naik

3 1 Naik

2.3. Adder
Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian adder dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT bernilai 0, maka sakelar tidak
disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.

INPUT OUTPUT
No
A B S C
1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1
25

2.4. SIPO
Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT bernilai 0, maka sakelar tidak
disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.

INPUT OUTPUT
No
A B MR CP Q0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7
1 1 0 1 1
2 1 0 0 1
3 1 0 1 1
4 1 0 1 ↑
5 1 0 1 ↑
6 0 1 1 ↑
7 0 1 1 ↑
8 1 1 1 ↑
9 1 1 1 ↑
10 0 1 1 ↑
11 1 1 1 ↑
12 0 1 1 ↑
13 0 1 1 ↑
14 0 1 1 ↑
15 0 1 1 ↑
16 0 1 0 0
17 0 1 1 ↑
18 0 1 1 ↑
19 0 1 1 ↑
26

2.5. PISO
Langkah Kerja :
a. Buka lembar kerja lab proteus yang sudah disediakan.
b. Sambungkan rangkaian dengan format wiring seperti gambar berikut.

c. Kemudian klik sakelar sesuai table di bawah, jika INPUT bernilai 0, maka sakelar tidak
disambungkan, begitu pula sebaliknya.
d. Perhatikan LED yang ada pada rangkaian, jika LED menyala, maka OUTPUT bernilai 1
e. Hasil pengamatan kemudian diisikan pada table yang ada dalam lembar pengamatan
f. Setelah selesai merangkai, screen shot lembar kerja proteus dan masukkan hasil
screenshot ke dalam tempat yang disediakan dalam lembar pengamatan.

INPUT OUTPUT
No
P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 PL CP2 CP1 Q7 Q7’
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 ↑
2 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 ↑
4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 ↑
5 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 ↑
6 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 ↑
7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 ↑
8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 ↑
9 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 ↑
10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 ↑
11 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 ↑
12 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 ↑
13 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 ↑
14 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 ↑
15 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 ↑
16 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 ↑
17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 ↑

Anda mungkin juga menyukai