808 785 1 PB PDF
808 785 1 PB PDF
Abstract
143
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157
Pandangan ini ditentang oleh pen- dan Schipper, 1999; Mayangsari dan
dapat sejumlah profesional yang memberi Wilopo, 2001; Aboody dan Baruch Lev,
kritik terhadap sistem pelaporan keuangan 1998). Kalau konservatisme merupakan
tradisional. Kritik tersebut antara lain salah satu prinsip yang digunakan dalam
menyatakan bahwa sistem pelaporan ke- akuntansi, sementara angka akuntansi dapat
uangan tradisional melaporkan informasi digunakan untuk penilaian perusahaan,
yang tidak relevan dalam era ekonomi ber- maka meningkatnya konservatisme akan
basis pengetahuan seperti saat ini. Model meningkatkan selisih antara nilai perusahaan
pelaporan discreation membuat hasil yang dengan nilai buku.
tidak reliable. Akrual dapat menyajikan Akhir-akhir ini ada kecenderungan
laporan penciptaan kemakmuran atau konservatisme yang semakin meningkat
deplesi dengan cara yang lebih tepat waktu, (Givoly dan Hayn, 2000). Di Indonesia
namun memperbolehkan penyalahgunaan penelitian tentang konservatisme akuntansi,
estimasi yang secara sengaja didistorsikan. relevansi nilai dan discretionary accruals
Adanya penyalahgunaan fleksibilitas sistem pernah dilakukan oleh Mayangsari dan
akuntansi dan manajemen earning telah Wilopo (2001) dengan menggunakan model
mengikis kualitas proses pelaporan ke- Feltham-Ohlson. Hasil penelitian ini
uangan. Model pelaporan historical telah menunjukkan bahwa prinsip konservatif
bekerja secara baik dalam ekonomi indus- mempunyai relevansi nilai, artinya laporan
trial, tetapi gagal mencakup penciptaan nilai keuangan yang disajikan dengan prinsip ini
(value creation) secara tepat waktu dalam dapat menunjukkan nilai perusahaan. Hasil
ekonomi berbasis informasi (Lundholm, lain menunjukkan semakin konservatif pene-
1999). rapan prinsip akuntansi semakin tinggi per-
Riset saat ini terarah pada sedikitnya tumbuhan perusahaan, semakin kecil
empat faktor yang mempunyai kontribusi kemungkinan perusahaan melakukan mana-
dalam perubahan relevansi-nilai laba dan jemen laba. Secara intuitif prinsip konser-
nilai buku ekuitas. Faktor-faktor tersebut vatif memang bukan pilihan yang tepat bagi
adalah peningkatan yang signifikan dari manajemen untuk melakukan manajemen
perusahaan-perusahaan yang berbasis jasa laba, karena akan menghasilkan laba yang
dan teknologi yang mempunyai investasi lebih kecil dibanding perusahaan yang non-
besar dalam aktiva tidak berwujud, frekuensi konservatif. Prinsip konservatif dapat
dan besarnya item non-recurring, kejadian mengurangi sikap oportunistik pihak mana-
dari laba negatip dan pertumbuhan dari jemen. Bagaimana perubahan konservatisme
perusahaan kecil dalam COMPUSTAT dalam penyajian laporan keuangan di
(Collins, Maydew dan Weiss (1997). Indonesia? Penelitian ini berusaha men-
Terlepas dari pendapat yang pro dan jawabnya dengan meneliti pola perubahan
kontra mengenai historical costing dan angka akuntansi yang meliputi earning, arus
konservatisme, beberapa hasil penelitian kas dan akrual selama 9 (sembilan) tahun.
saat ini menunjukkan bahwa laporan
keuangan saat ini masih bermanfaat. Ohlson KAJIAN TEORI DAN
dan Jun-Zhang (1998), Burgstahler dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dichev (1997) dan Ohlson (2001) Pandangan Tentang Konservatisme
menemukan bahwa angka akuntansi dapat Ada pendapat umum bahwa ketika
digunakan untuk penilaian perusahaan. overstatement dari aktiva atau laba meru-
Prinsip konservatisme masih mempunyai pakan kesalahan besar, bukan berarti under-
relevansi nilai (Jun-Zhang, 2000; Francis statement dapat dibenarkan. Misstatement
144
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)
yang disengaja dapat membuat informasi tansi harus dioffset dengan penekanan di sisi
yang menyesatkan, tetapi ketika hal tersebut yang lain. Tetapi ketika kecenderungan
sering terjadi, maka yang terpenting adalah mengarah kesisi yang berlawanan, akuntan
membuat “statement yang akurat”. State- seharusnya menekankan aspek yang lebih
ment yang akurat dapat disajikan dengan optimistis. Ketiga, beberapa bankir, praktisi
membuat kebijakan akuntansi yang reason- hukum dan pebisnis ternama merasa bahwa
able terhadap item-item yang ada dalam ketaatan yang terlalu besar pada keakuratan
laporan keuangan (Sanders, TH dkk., 1938). matematika dalam statement akuntansi
Konservatisme merupakan kualitas judge- mungkin cenderung menyesatkan. Kekuatan
ment dalam mengevaluasi ketidakpastian politik, sosial dan ekonomi mungkin
dan risiko entitas bisnis untuk meyakinkan menyebabkan kerugian yang secara spesifik
bahwa perusahaan telah membuat cadangan tidak dapat diramalkan dan akuntan
yang layak untuk mengantisipasi kerugian diharapkan dapat menunjukkan kemung-
potensial dalam merealisasi aktiva yang kinan-kemungkinan yang tidak meng-
dicatat dan menyelesaikan kewajiban baik untungkan tersebut (Sanders, TH dkk,
aktual maupun kontinjensi. Dari sudut 1938).
pandang prinsip akuntansi berterima umum Basu (1997) mengatakan bahwa
ada dua ide konsep konservatisme. Pertama konservatisme adalah praktek mengurangi
penjualan, pendapatan dan penghasilan tidak earning. X-Zhang (2000) menunjukkan
diantisipasikan. Pengakuan penjualan, pen- bahwa di bawah kondisi umum ada beberapa
dapatan dan penghasilan terjadi setelah ada karakteristik dari akuntansi konservatif.
transaksi dan pengiriman barang atau pem- Pertama, nilai buku rata-rata lebih kecil dari
berian jasa. Kedua, semua kewajiban atau nilai pasar. Kedua, earning rata-rata kurang
kerugian yang diketahui seharusnya dicatat dari atau sama dengan income ekonomi
tanpa memperhatikan apakah jumlah yang ketika pertumbuhan jangka panjang
pasti dapat ditentukan atau tidak (Grady, melebihi atau sama dengan nol. Ketiga, book
1965). Pandangan ini juga didukung oleh rate of return rata-rata lebih besar dari
pendapat Accounting Principle Board (1970) tingkat diskonto.
yang mengatakan bahwa ketidakpastian
yang melingkupi penyiapan laporan Pengukuran Konservatisme
keuangan direfleksikan dalam kecen- Ada beberapa cara untuk mengukur
derungan umum untuk mengakui lebih awal konservatisme. Seperti dikutip dari Givoly
kejadian-kejadian yang tidak meng- dan Hayn (2000) ukuran empiris pertama
untungkan dan meminimasi jumlah aktiva yang dapat digunakan untuk mengetahui
bersih dan net income. tingkat konservatisme akuntansi adalah
Ada beberapa faktor yang mendorong tanda dan besarnya akrual yang di akumulasi
statement yang konservatif. Pertama, under- sepanjang waktu. Akrual cenderung untuk
statement menyebabkan kerugian yang lebih me-reverse: periode yang mana net income
kecil dibanding overstatement. Tetapi jika melebihi (jatuh di bawah) arus kas operasi
pembuat laporan keuangan adalah orang diharapkan diikuti oleh periode dengan
yang tidak jujur, maka understatement mau- akrual negatif (positif). Ukuran kedua ber-
pun overstatement akan menghasilkan dasarkan hubungan earning-return. Konser-
kerugian yang sama. Kedua, dengan vatisme mempengaruhi asimetri dalam kete-
beberapa pengecualian adanya kecen- patan pelaporan kejadian ekonomi dalam
derungan umum untuk berbuat salah di sisi earning. Bad news akan direfleksikan dalam
optimisme dalam membuat judgment akun- earning lebih cepat dari good news. Earning
145
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157
146
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)
147
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157
dengan pengungkapan sukarela secara awal, periode sebelum krisis moneter (1995-
pengungkapan seperti ini hanya dapat 1996), saat krisis moneter (1997-1998) dan
optimal jika sistem akuntansi perusahaan setelah krisis moneter (1999-2003).
tidak terlalu konservatif. Implikasi temuan
ini adalah walaupun tingkat konservatif Variabel penelitian
dalam sebuah rezim pelaporan keuangan Variabel dalam penelitian ini adalah:
memberikan kontribusi terhadap temuan Profitabilitas = ROA = NI/TA
kurangnya hubungan antara return positip Earning = NI = Net Income = angka
dan earning daripada hubungan return bottom-line dalam Laporan L/R.
negatip dan earning, hubungan ini mungkin Kinerja ekonomi perusahaan = Arus
tetap ada tanpa (absent) konservatisme. Kas Operasi = AKO = diperoleh
Givoly dan Hayn (2000) mem- langsung dari Laporan Arus Kas.
buktikan bahwa perubahan dalam sifat-sifat Total akrual (sebelum depresiasi) = (NI
time-series dari earning, arus kas dan akrual + Depresiasi) – AKO.
menunjukkan adanya hubungan antara Akrual Operasi = Piutang Usaha +
earning akuntansi dan kinerja ekonomi Persediaan + Biaya Dibayar Dimuka -
perusahaan yang tidak stabil sepanjang Hutang Usaha - Hutang Pajak.
waktu. Hasil serangkaian pengujian konsis- Akrual non operasi = Total Akrual –
ten dengan temuan adanya tren peningkatan Akrual Operasi
dalam konservatisme pelaporan.
Berdasarkan tinjauan literatur seperti HASIL DAN PEMBAHASAN
diuraikan di atas, penulis merumuskan Frekuensi Pelaporan Rugi Bersih Dan
hipotesis sebagai berikut: Profitabilitas.
H1: ada peningkatan konservatisme sepan- Frekuensi pelaporan rugi bersih dan
jang periode penelitian. profitabilitas yang diukur dengan ROA =
NI/TA disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan
METODE PENELITIAN Tabel tersebut dapat diketahui adanya
Populasi dan Sampel peningkatan frekuensi pelaporan rugi bersih
Populasi dalam penelitian ini adalah yang cukup besar dari 7,14% pada tahun
seluruh perusahaan manufaktur yang 1996 sampai 64,29% pada tahun 1998.
terdaftar di pasar modal Indonesia. Sampel Tetapi setelah tahun 1998 terjadi penurunan
terdiri dari 14 perusahaan manufaktur. sebesar 50,00%. Hal ini karena Indonesia
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengalami krisis moneter pada tahun 1997
metode stratifikasi. Data berupa laporan dan mencapai puncaknya pada tahun 1998.
keuangan mulai tahun 1995-2003 (9 tahun) Setelah tahun 1998 perekonomian mulai
diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal. membaik lagi, yang berpengaruh juga
terhadap pelaporan laba rugi perusahaan.
Pengukuran konservatisme Tetapi tahun 2000 mengalami peningkatan
Konservatisme dalam penelitian ini lagi sebesar 14,28%, kemudian menurun
diukur dengan: sampai angka 7,14% pada tahun 2002.
1. Perubahan akumulasi akrual non Tahun 2003 mengalami peningkatan lagi
operasi (kenaikan akumulasi akrual non dan mencapai angka sama seperti tahun
operasi negatif. 2001 yaitu sebesar 21,43%. Jadi kalau
2. Perubahan deviasi standar dari earning. dilihat dari tahun demi tahun tidak ada pola
Analisis dilakukan baik per tahun kenaikan atau penurunan frekuensi
maupun sub periode yang meliputi sub pelaporan rugi bersih yang sistematis.
148
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)
Analisis data dalam penelitian ini constant sample ada tren kenaikan
juga dilakukan dengan membagi periode persentase pelaporan rugi bersih dari sub
penelitian menjadi sub periode. Sub periode periode 1950-1955 (awal periode penelitian)
yang dipakai mengacu pada periode sampai subperiode 1991-1998 (akhir periode
terjadinya krisis moneter. Krisis moneter di penelitian).
Indonesia terjadi pada tahun 1997-1998 Frekuensi atau persentase pelaporan
(Backman, 2001). Jadi sub periode yang rugi bersih yang meningkat menunjukkan
dipakai adalah 1995-1996 (sebelum krisis profitabilitas yang semakin rendah,
moneter), 1997-1998 (saat krisis moneter), sebaliknya frekuensi atau persentase
1999-2003 (setelah krisis moneter). Ber- pelaporan rugi bersih yang menurun menun-
dasarkan hasil analisis terlihat adanya jukkan profitabilitas yang semakin tinggi.
kenaikan yang cukup tajam dalam Salah satu ukuran profitabilitas adalah
persentase pelaporan rugi bersih dari Return On Asset (ROA). ROA merupakan
sebelum krisis moneter ke saat krisis perbandingan antara Net Income (NI) dan
moneter. Krisis moneter merupakan Total Aktiva (TA). Berdasarkan Tabel 1
kejadian di luar kendali manajemen. Krisis dapat dilihat bahwa perubahan mean ROA
moneter Dengan mengeluarkan saat tahun demi tahun tidak mempunyai pola
terjadinya krisis moneter dari analisis dapat yang sistematis seperti juga frekuensi atau
diketahui adanya kenaikan persentase persentase pelaporan rugi bersih. ROA
pelaporan rugi bersih dari sub periode menurun mulai tahun 1995 sampai tahun
sebelum krisis moneter ke setelah krisis 1998. Penurunan yang paling tajam terjadi
moneter. pada tahun 1997 sebesar 13,40%. Tahun
Hasil ini seiring dengan temuan 1999 menunjukkan peningkatan yang besar
Givoly dan Hayn (2000), [Hayn (1995), Jan yaitu 17,32%. Kenaikan ini merupakan
dan OU (1995), Collins dkk (1997) seperti kenaikan yang terbesar selama periode
dikutip dari Givoly dan Hayn (2000)]. penelitian. Kenaikan ini Tahun 2000 – 2002
Mereka menemukan ada tren kenaikan per- mengalami penurunan dan kenaikan. Tahun
sentase pelaporan rugi bersih dari sub periode 2003 mengalami penurunan dan mencapai
1950-1955 (awal periode penelitian) sampai angka 0,0272.
subperiode 1986-1990 untuk full sample. Hasil analisis mean ROA berdasar-
Subperiode berikutnya yaitu 1991-1998 kan sub periode saat krisis moneter (1997-
mengalami penurunan. Sementara untuk 1998) mempunyai tingkat profitabilitas
149
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157
terendah yaitu sebesar –0,1184. Setelah menunjukkan bahwa tidak satupun sampel
krisis moneter profitabilitas mengalami perusahaan yang pernah mengalami rugi
kenaikan. Apabila saat terjadinya krisis operasional. Adanya pelaporan rugi bersih
moneter dikeluarkan dari analisis, profita- disebabkan karena faktor non operasional,
bilitas mengalami penurunan. misalnya timbulnya beban dan pendapatan
Penurunan atau kenaikan dalam ROA lain-lain. Beban dan pendapatan lain-lain
dapat disebabkan karena penurunan atau dapat berupa keuntungan atau kerugian
kenaikan yang terjadi dalam Net Income selisih kurs, pendapatan dan beban bunga,
(NI) maupun penurunan atau kenaikan dari kerugian atau keuntungan penjualan aktiva
Total Aktiva (TA). Penurunan atau kenaikan tetap, item-item luar biasa dan sebagainya.
NI dapat terjadi karena penurunan atau Konsisten dengan ROA, NOI/TA berfluk-
kenaikan yang bersifat operasional atau non tuasi sepanjang periode penelitian dan tidak
operasional. Net Operating Income (NOI) mempunyai pola tertentu.
merupakan ukuran yang dapat menunjukkan Mean EBIT/TA mempunyai tanda
profitabilitas perusahaan yang bersifat yang agak berbeda dari mean ROA. Mean
operasional. Net profit margin yang ROA pada tahun 1999 mempunyai tanda
merupakan rasio dari NI dan penjualan negatip sementara EBIT/TA bertanda
(sales) merupakan ukuran yang dapat positip. Perbedaan ini menunjukkan besar-
menunjukkan profitabilitas perusahaan yang nya bunga yang dibayar perusahaan
bersifat operasional dan non operasional. melebihi besarnya rugi bersih yang diderita.
Penurunan dan kenaikan TA dapat berasal Apabila leverage sama dengan nol maka
dari penurunan atau kenaikan ekuitas mau- perusahaan masih bisa memperoleh profit
pun kewajiban. Penurunan atau kenaikan (net income bertanda positip). Selama
kewajiban akan menyebabkan kenaikan atau periode penelitian angka mean EBIT/TA
penurunan bunga yang harus dibayar oleh lebih besar dari mean mean ROA. Artinya
perusahaan. Earning Before Interest and Tax perusahaan akan mempunyai profitabilitas
(EBIT) dapat menetralkan pengaruh dari yang lebih tinggi jika beroperasi tanpa
meningkatnya leverage dalam profitabilitas. leverage. Konsisten dengan ROA dan
Alternatif pengukuran profitabilitas tersebut NOI/TA, EBIT/TA berfluktuasi sepanjang
dapat dilihat pada Tabel 2. periode penelitian dan tidak mempunyai
Mean NOI/TA selama periode pola tertentu. Hasil dari ukuran profitabilitas
penelitian mempunyai tanda positip semua, dengan menggunakan NI/Sales menunjuk-
tidak seperti Mean ROA. Hal ini kan pola yang sama dengan ukuran ROA.
150
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)
151
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157
Akumulasi Akrual
Gambar 1: Akumulasi Akrual
12,000,000,000
Akumulasi Total
10,000,000,000
Akrual (1)
8,000,000,000
6,000,000,000
dalam Rp ribuan
152
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)
operasi mempunyai tanda negatif dan 3% atau kenaikan akumulasi akrual non
cenderung menurun terus menerus sepan- operasi negatif signifikan pada tingkat 6%.
jang pengamatan. Penurunan ini menunjuk- Perbedaan rata-rata akumulasi akrual non
kan penurunan dalam konservatisme. Hasil operasi sub periode 1997-1998 (saat krisis
pengujian rata-rata akumulasi non akrual moneter) dengan 1999-2003 (sesudah krisis
dengan uji t disajikan dalam Tabel 4. moneter) signifikan pada tingkat 0,09% atau
Hasil uji beda rata-rata tahun demi kenaikan akumulasi akrual non operasi
tahun menunjukkan perbedaan rata-rata negatif signifikan pada tingkat 0,18%.
akumulasi akrual non operasi yang Perbedaan rata-rata akumulasi akrual non
signifikan hanya untuk perbedaan tahun operasi sub periode sebelum krisis moneter
1997 dengan 1998 dengan tingkat dengan sesudah krisis moneter signifikan
signifikansi 0,021 (2,1%) dan tahun 1998 pada tingkat 1,1% atau kenaikan akumulasi
dengan 1999 dengan tingkat signifikansi akrual non operasi negatif signifikan pada
0,044 (4,4%). Akumulasi akrual non operasi tingkat 2,2%. Berdasarkan uraian hasil di
mengalami penurunan terus menerus atas maka dapat disimpulkan: ada penurunan
sepanjang tahun 1995-2003 tetapi yang yang signifikan rata-rata akumulasi akrual
signifikan hanya tahun 1997-1999. non operasi. Penurunan akumulasi akrual
Apabila analisis dibagi dalam sub non operasi menunjukkan peningkatan
periode, perbedaan rata-rata akumulasi dalam konservatisme. Hasil ini konsisten
akrual non operasi sub periode 1995-1996 dengan temuan adanya peningkatan konser-
(sebelum krisis moneter) dan 1997-1998 vatisme dalam pelaporan keuangan dalam
(saat krisis moneter) signifikan pada tingkat beberapa dekade terakhir.
153
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157
154
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)
0,25
0,2
ROA
0,15
0,1 AKO/TA
Varian
0,05
Total Akrual
0
-0,05 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
2 Cov
(AKO/TA,
-0,1 Total
-0,15 Akrual/TA)
Seperti dikutip dari Givoly dan Hayn frekuensi pelaporan rugi bersih
(2000), sebab-sebab dari variabilitas earning meningkat dari sebelum krisis moneter
diidentifikasi dengan memecah varian ROA ke sesudah krisis moneter, profitabilitas
menjadi sebuah persamaan seperti berikut menurun dari sebelum krisis moneter ke
ini: sesudah krisis moneter.
Varian ROA = Varian AKO/TA + Varian 2. Kinerja ekonomi yang diukur dengan
Total Acrual/TA + 2 Covarian (AKO/TA, AKO/TA dan frekuensi dari pelaporan
Total Akrual/TA). Hasilnya dapat dilihat AKO/TA negatif tidak mempunyai pola
dari gambar 3. yang sistematis. Fluktuasinya berbeda
Berdasarkan gambar di atas terlihat dengan fluktuasi ROA dan frekuensi
bahwa garis yang mempunyai pola yang pelaporan rugi bersih negatif. Penu-
paling mirip dengan garis ROA adalah garis runan profitabilitas bukan merupakan
Total Akrual. Total akrual mempunyai hasil dari perubahan dalam distribusi
kontribusi terbesar terhadap fluktuasi dari arus kas, tetapi lebih merupakan hasil
earning. dari akrual. Penurunan profitabilitas
menunjukkan pelaporan keuangan yang
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN semakin konservatif, konsisten dengan
SARAN hasil pengujian yang dilakukan. Dengan
Simpulan penemuan ini fakta bahwa prinsip
Berdasarkan analisis data yang telah akuntansi yang berterima umum
diuraikan di atas, maka kesimpulan mempunyai bias konservatif secara luas
penelitian ini adalah: diakui.
1. Analisis tahun demi tahun menunjukkan 3. Akumulasi akrual non operasi
frekuensi pelaporan rugi bersih dan mengalami penurunan terus menerus
tingkat profitabilitas yang diukur sepanjang tahun 1995-2003 dengan
dengan ROA tidak mempunyai pola yang signifikan tahun 1997-1999 pada
yang sistematis. Analisis yang dibagi tingkat 5%. Analisis sub periode
dalam sub periode menunjukkan menunjukkan penurunan akumulasi
155
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157
akrual non operasi sebelum, saat dan kan menggunakan rentang waktu yang
sesudah krisis moneter. Penurunan lebih panjang.
akumulasi akrual non operasi menun- 3. Ukuran konservatisme lainnya seperti
jukkan peningkatan konservatisme. market to book ratio dan hubungan
4. Berdasarkan uji t ada kenaikan deviasi antara earning dan return dalam periode
standar ROA dari sub periode sebelum good news dan bad news tidak
krisis moneter sampai sesudah krisis digunakan. Penelitian selanjutnya di-
moneter yang signifikan pada tingkat harapkan menganalisis konservatisme
6%. Fluktuasi deviasi standar ROA ber- dengan ukuran-ukuran ini.
beda dengan AKO/TA. Kenaikan 4. Perbedaan ukuran perusahaan tidak
deviasi standar ROA menunjukkan ada dianalisis. Penelitian selanjutnya
kenaikan konservatisme. diharapkan membuat pengelompokan
5. Kenaikan konservatisme menunjukkan ukuran perusahaan.
kegagalan akuntansi konvensional
dalam menyajikan angka akuntansi REFERENSI
yang mempunyai relevansi nilai tinggi. Aboody, D. and Baruch Lev. (1998). “The
Agar laporan keuangan tidak ditinggal Value Relevance of Intangibles:
oleh pemakainya, maka laporan ke- The Case of Software Capitaliza-
uangan harus dilengkapi dengan peng- tion”. Journal of Accounting
ungkapan sukarela mengenai informasi Research. Vol. 36, pp. 161-191.
off-balance-sheet yang bernilai bagi
Accounting Principle Board. (1970).
investor. Informasi tersebut misalnya
Statement of The Accounting
tentang riset dan pengembangan, sum-
Principle Board. New York:
ber daya manusia, teknologi informasi,
AICPA Inc.
strategi perusahaan dan sebagainya.
Selain itu Dewan Standar Akuntansi Backman, Michael. (2001). Asian Eclipse:
Keuangan juga harus berusaha terus Exposing the Dark Side of Business
menerus untuk membuat standar akun- in Asia. Edisi Revisi, John Wiley &
tansi yang dapat mengurangi bias kon- Sons (Asia) Pte Ltd.
servatisme. Penelitian lebih lanjut
mengenai item-item yang memberikan Burgstahler, D.C. and Lia D.Dichev. (1997).
“Earning Adaptation and Equity
kontribusi terhadap penurunan akumu-
Value”. The Accounting Review.
lasi akrual non operasi perlu dilakukan.
Vol. 72 No. 2, pp. 187-215.
Keterbatasan Penelitian dan Saran Collins, D.W. et al. (1997). “Changes in The
Penelitian Selanjutnya Value Relevance of Earning and
Ada beberapa keterbatasan dalam Book Values Over The Past Forty
penelitian ini: Years”. Journal of Accounting and
1. Sampel yang digunakan hanya Economics. 24, pp. 39-67.
perusahaan manufaktur. Industri lainya
belum tercakup. Penelitian selanjutnya Francis, J. and Katharine Schipper. (1999).
diharapkan memasukkan industri “Have Financial Statements Lost
lainnya dan melakukan perbandingan Their Relevance”. Journal of
antar industri. Accounting Research. Vol. 37, No.
2. Periode penelitian hanya 9 (sembilan) 2, pp. 319-351.
tahun. Penelitian selanjutnya diharap-
156
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)
Gigler, F. and Thomas Hemmer. (2000). Mayangsari, Sekar dan Wilopo. (2001).
“Conservatism, Optimal Disclo- “Konservatisme Akuntansi, Value
sure, and Timelines of Financial Relevance dan Discretionary
Reports”. Working Paper. Accrual: Implikasi Empiris Model
Feltham-Ohlson”. Simposium
Givoly, D. and Hayn Carla. (2000). “The
Nasional Akuntansi IV. pp. 685-
Changing time-series properties of
705.
earning, cash flows and accrual:
Has financial reporting become Ohlson, James A. (2001). “Earning, Book
more conservative?”. Journal of Values and Dividends in Equity
Accounting and Economics. 29, pp. Valuation: An Empirical Perspec-
287-320. tive”. Contemporary Accounting
Research. Vol. 18 No. 1, pp. 107-
Grady, Paul. (1965). Inventory of Generally
120.
Accepted Accounting Principles for
Business Enterprises. New York: Ohlson, J.A and Jun-Zhang, Xiao. (1998).
AICPA Inc. “Accrual Accounting and Equity
Valuation”. Journal of Accounting
Jun-Zhang, Xiao. (2000). “Conservative
Research, Vol. 36, pp. 85-111.
Accounting and Equity Valuation”.
Journal of Accounting and American Institute of Accountant. (1938).
Economics. 29, pp. 125-149. Statement of Accounting Principles.
Sanders, T.H dkk: AAA.
Lev, Baruch and Paul Zarowin. (1999). “The
Boundaries of Financial Reporting Wolk, H.I. and Michael G. Tearney. (1997).
and How to Extend Them”. Journal Accounting Theory. Fourth Edition,
of Accounting Research. Vol. 37, South Western College Publishing.
No. 2, pp. 353-385.
157