Anda di halaman 1dari 15

SIFAT-SIFAT TIME-SERIES DARI ANGKA AKUNTANSI

DAN KONSERVATISME INDUSTRI MANUFAKTUR


Nur Sayidah
Fakultas Ekonomi Universitas Dr. Soetomo Surabaya
E-mail: nur_sayidah@telkom.net

Abstract

This research examines the changing time-series properties of accounting


numbers and conservatism over 1995-2003. Accounting numbers which is studied
are profitability, cash flow and accrual. We use accumulation of non operating
accrual and variability of earning distribution as measures of conservatism. The
result of every year analysis show that percentage of reporting losses and
profitability have not specific pattern over research periods. The sub period analysis
result the different finding. Percentage of reporting losses have increased from
before monetary crisis to after monetary crisis. Profitability have decreased from
before monetary crisis to after monetary crisis. Profitability fluctuation is not a
result of change in the distribution of cash flow. T-test of non operating accrual
accumulation and variability of earning distribution have evidenced an increasing of
reporting conservatism.

Keywords: conservatism, earning, cash flow, accrual

PENDAHULUAN Ada dua pendapat yang saling


Sampai saat ini historical costing bertentangan mengenai prinsip konser-
masih digunakan dalam sistem pelaporan vatisme. Pendapat yang mendukung
keuangan. Penggunaan historical costing mengatakan bahwa prinsip konservatisme
melibatkan beberapa postulat dan prinsip. akan menghasilkan laporan keuangan yang
Salah satunya adalah prinsip konservatisme. pesimis. Sikap ini perlu untuk menetralkan
Konservatisme adalah usaha untuk memilih sikap optimistis yang berlebihan yang ada
metode akuntansi berterima umum yang pada para manajer dan pemilik. Sikap opti-
akan menghasilkan pengakuan pendapatan mis menyebabkan overstatement yang
selambat mungkin, pengakuan beban se- dianggap akan lebih berbahaya daripada
cepat mungkin, penilaian aktiva yang lebih understatement. Konsekuensi yang timbul
rendah dan penilaian kewajiban yang lebih dari kerugian atau kebangkrutan akan lebih
tinggi (Work dan Tearney, 1997). Padahal berbahaya daripada keuntungan. Pendapat
laporan keuangan yang dihasilkan dipakai yang menentang mengatakan bahwa peng-
sebagai media komunikasi antara insider gunaan prinsip konservatisme telah mengha-
dan outsider dan diharapkan dapat mem- silkan laporan keuangan yang under-
berikan gambaran tentang kinerja dan posisi statement dan bias. Seharusnya perusahaan
keuangan perusahaan yang sesungguhnya, menyajikan laporan keuangan yang obyektif
sehingga dapat meminimumkan asimetri sehingga dapat bermanfaat menentukan dan
informasi. menilai risiko perusahaan (Tuanakota,
1984).

143
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157

Pandangan ini ditentang oleh pen- dan Schipper, 1999; Mayangsari dan
dapat sejumlah profesional yang memberi Wilopo, 2001; Aboody dan Baruch Lev,
kritik terhadap sistem pelaporan keuangan 1998). Kalau konservatisme merupakan
tradisional. Kritik tersebut antara lain salah satu prinsip yang digunakan dalam
menyatakan bahwa sistem pelaporan ke- akuntansi, sementara angka akuntansi dapat
uangan tradisional melaporkan informasi digunakan untuk penilaian perusahaan,
yang tidak relevan dalam era ekonomi ber- maka meningkatnya konservatisme akan
basis pengetahuan seperti saat ini. Model meningkatkan selisih antara nilai perusahaan
pelaporan discreation membuat hasil yang dengan nilai buku.
tidak reliable. Akrual dapat menyajikan Akhir-akhir ini ada kecenderungan
laporan penciptaan kemakmuran atau konservatisme yang semakin meningkat
deplesi dengan cara yang lebih tepat waktu, (Givoly dan Hayn, 2000). Di Indonesia
namun memperbolehkan penyalahgunaan penelitian tentang konservatisme akuntansi,
estimasi yang secara sengaja didistorsikan. relevansi nilai dan discretionary accruals
Adanya penyalahgunaan fleksibilitas sistem pernah dilakukan oleh Mayangsari dan
akuntansi dan manajemen earning telah Wilopo (2001) dengan menggunakan model
mengikis kualitas proses pelaporan ke- Feltham-Ohlson. Hasil penelitian ini
uangan. Model pelaporan historical telah menunjukkan bahwa prinsip konservatif
bekerja secara baik dalam ekonomi indus- mempunyai relevansi nilai, artinya laporan
trial, tetapi gagal mencakup penciptaan nilai keuangan yang disajikan dengan prinsip ini
(value creation) secara tepat waktu dalam dapat menunjukkan nilai perusahaan. Hasil
ekonomi berbasis informasi (Lundholm, lain menunjukkan semakin konservatif pene-
1999). rapan prinsip akuntansi semakin tinggi per-
Riset saat ini terarah pada sedikitnya tumbuhan perusahaan, semakin kecil
empat faktor yang mempunyai kontribusi kemungkinan perusahaan melakukan mana-
dalam perubahan relevansi-nilai laba dan jemen laba. Secara intuitif prinsip konser-
nilai buku ekuitas. Faktor-faktor tersebut vatif memang bukan pilihan yang tepat bagi
adalah peningkatan yang signifikan dari manajemen untuk melakukan manajemen
perusahaan-perusahaan yang berbasis jasa laba, karena akan menghasilkan laba yang
dan teknologi yang mempunyai investasi lebih kecil dibanding perusahaan yang non-
besar dalam aktiva tidak berwujud, frekuensi konservatif. Prinsip konservatif dapat
dan besarnya item non-recurring, kejadian mengurangi sikap oportunistik pihak mana-
dari laba negatip dan pertumbuhan dari jemen. Bagaimana perubahan konservatisme
perusahaan kecil dalam COMPUSTAT dalam penyajian laporan keuangan di
(Collins, Maydew dan Weiss (1997). Indonesia? Penelitian ini berusaha men-
Terlepas dari pendapat yang pro dan jawabnya dengan meneliti pola perubahan
kontra mengenai historical costing dan angka akuntansi yang meliputi earning, arus
konservatisme, beberapa hasil penelitian kas dan akrual selama 9 (sembilan) tahun.
saat ini menunjukkan bahwa laporan
keuangan saat ini masih bermanfaat. Ohlson KAJIAN TEORI DAN
dan Jun-Zhang (1998), Burgstahler dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dichev (1997) dan Ohlson (2001) Pandangan Tentang Konservatisme
menemukan bahwa angka akuntansi dapat Ada pendapat umum bahwa ketika
digunakan untuk penilaian perusahaan. overstatement dari aktiva atau laba meru-
Prinsip konservatisme masih mempunyai pakan kesalahan besar, bukan berarti under-
relevansi nilai (Jun-Zhang, 2000; Francis statement dapat dibenarkan. Misstatement

144
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)

yang disengaja dapat membuat informasi tansi harus dioffset dengan penekanan di sisi
yang menyesatkan, tetapi ketika hal tersebut yang lain. Tetapi ketika kecenderungan
sering terjadi, maka yang terpenting adalah mengarah kesisi yang berlawanan, akuntan
membuat “statement yang akurat”. State- seharusnya menekankan aspek yang lebih
ment yang akurat dapat disajikan dengan optimistis. Ketiga, beberapa bankir, praktisi
membuat kebijakan akuntansi yang reason- hukum dan pebisnis ternama merasa bahwa
able terhadap item-item yang ada dalam ketaatan yang terlalu besar pada keakuratan
laporan keuangan (Sanders, TH dkk., 1938). matematika dalam statement akuntansi
Konservatisme merupakan kualitas judge- mungkin cenderung menyesatkan. Kekuatan
ment dalam mengevaluasi ketidakpastian politik, sosial dan ekonomi mungkin
dan risiko entitas bisnis untuk meyakinkan menyebabkan kerugian yang secara spesifik
bahwa perusahaan telah membuat cadangan tidak dapat diramalkan dan akuntan
yang layak untuk mengantisipasi kerugian diharapkan dapat menunjukkan kemung-
potensial dalam merealisasi aktiva yang kinan-kemungkinan yang tidak meng-
dicatat dan menyelesaikan kewajiban baik untungkan tersebut (Sanders, TH dkk,
aktual maupun kontinjensi. Dari sudut 1938).
pandang prinsip akuntansi berterima umum Basu (1997) mengatakan bahwa
ada dua ide konsep konservatisme. Pertama konservatisme adalah praktek mengurangi
penjualan, pendapatan dan penghasilan tidak earning. X-Zhang (2000) menunjukkan
diantisipasikan. Pengakuan penjualan, pen- bahwa di bawah kondisi umum ada beberapa
dapatan dan penghasilan terjadi setelah ada karakteristik dari akuntansi konservatif.
transaksi dan pengiriman barang atau pem- Pertama, nilai buku rata-rata lebih kecil dari
berian jasa. Kedua, semua kewajiban atau nilai pasar. Kedua, earning rata-rata kurang
kerugian yang diketahui seharusnya dicatat dari atau sama dengan income ekonomi
tanpa memperhatikan apakah jumlah yang ketika pertumbuhan jangka panjang
pasti dapat ditentukan atau tidak (Grady, melebihi atau sama dengan nol. Ketiga, book
1965). Pandangan ini juga didukung oleh rate of return rata-rata lebih besar dari
pendapat Accounting Principle Board (1970) tingkat diskonto.
yang mengatakan bahwa ketidakpastian
yang melingkupi penyiapan laporan Pengukuran Konservatisme
keuangan direfleksikan dalam kecen- Ada beberapa cara untuk mengukur
derungan umum untuk mengakui lebih awal konservatisme. Seperti dikutip dari Givoly
kejadian-kejadian yang tidak meng- dan Hayn (2000) ukuran empiris pertama
untungkan dan meminimasi jumlah aktiva yang dapat digunakan untuk mengetahui
bersih dan net income. tingkat konservatisme akuntansi adalah
Ada beberapa faktor yang mendorong tanda dan besarnya akrual yang di akumulasi
statement yang konservatif. Pertama, under- sepanjang waktu. Akrual cenderung untuk
statement menyebabkan kerugian yang lebih me-reverse: periode yang mana net income
kecil dibanding overstatement. Tetapi jika melebihi (jatuh di bawah) arus kas operasi
pembuat laporan keuangan adalah orang diharapkan diikuti oleh periode dengan
yang tidak jujur, maka understatement mau- akrual negatif (positif). Ukuran kedua ber-
pun overstatement akan menghasilkan dasarkan hubungan earning-return. Konser-
kerugian yang sama. Kedua, dengan vatisme mempengaruhi asimetri dalam kete-
beberapa pengecualian adanya kecen- patan pelaporan kejadian ekonomi dalam
derungan umum untuk berbuat salah di sisi earning. Bad news akan direfleksikan dalam
optimisme dalam membuat judgment akun- earning lebih cepat dari good news. Earning

145
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157

diharapkan lebih berkorelasi dengan per- Kusuma (2000). Hasilnya menunjukkan


gerakan harga saham dalam periode bad bahwa penggunaan metode akuntansi yang
news daripada good news. Jadi ukuran kon- lebih konservatif dalam hal penilaian
servatisme adalah kelebihan hubungan sediaan dan tax-credit menyebabkan
antara pergerakan harga saham dengan perbedaan rasio harga saham-laba. Kualitas
sinyal earning dalam periode bad news dan laba mempunyai hubungan positif dengan
good news. Ketiga, diukur berdasarkan sifat- metode akuntansi yang konservatif (Bricker
sifat time-series dari earning dan arus kas dkk, 1995 dalam Kusuma, 2000).
(kecondongan dari distribusi earning relatif Secara internasional ada variasi
terhadap distribusi arus kas, dan variabilitas konservatisme akuntansi tergantung pada
earning terhadap arus kas). Keempat, peng- konteks institusionalnya. Ball, Kothari dan
ukuran menurut Feltham dan Ohlson (1995). Robin (2000) menunjukkan bahwa Income
Proksi konservatif didasarkan pada definisi akuntansi di negara-negara common-law
akuntansi konservatif berorientasi neraca. secara signifikan lebih tepat waktu dan lebih
Tingkat konservatisme diproksi dengan rasio cepat mengakui kerugian ekonomik
market to book. Rasio lebih dari satu (konservatisme income) daripada di negara-
menunjukkan akuntansi yang konservatif. negara code-law. Meningkatnya standar
Peningkatan dalam rasio sepanjang waktu pengungkapan di negara-negara common-
menunjukkan peningkatan dalam tingkat law mengurangi biaya keagenan dalam
konservatisme. Selain itu juga dapat memonitor manager, berlawanan dengan
menunjukkan selisih yang semakin besar keuntungan dari kontak yang lebih dekat
antara angka akuntansi dan nilai pasar antara manager dan pemegang saham di
perusahaan. negara-negara code law.
Menghubungkan angka-angka akun- Angka akuntansi di bawah prinsip
tansi dengan nilai pasar perusahaan meru- akuntansi dibuktikan masih mempunyai
pakan konsep relevansi nilai. Relevansi nilai relevansi nilai. Aboody dan Lev (1998)
merupakan cara untuk menguji kegunaan meneliti informasi mengenai kapitalisasi
data akuntansi. Model yang biasa digunakan biaya pengembangan perangkat lunak,
untuk menunjukkan relevansi nilai dari sisi sesuai dengan Financial Accounting Stan-
konservatisme adalah Model Feltham dan dards Board’s Statement no. 86. Relevansi
Ohlson. Model ini dapat menunjukkan informasi diteliti dengan menganalisis baik
bahwa dengan akuntansi konservatif seperti hubungan antara data keuangan dengan
yang diacu oleh standar akuntansi keuangan, variabel pasar modal maupun dengan
earning tidak cukup untuk menilai suatu keakuratan peramalan laba. Sampel terdiri
perusahaan, karena itu dibutuhkan nilai buku dari 163 perusahaan selama periode 1987-
dari aktiva operasi. 1995. Hasil analisis menunjukkan bahwa
variabel yang berhubungan dengan kapi-
Hasil Penelitian Sebelumnya talisasi secara signifikan berhubungan
Konservatisme merupakan salah satu dengan variabel pasar modal dan laba masa
prinsip yang digunakan dalam akuntansi. depan. Kapitalisasi perangkat lunak meru-
Penerapan tingkat konservatisme yang pakan informasi yang relevan bagi investor.
berbeda dapat menghasilkan angka Temuan ini tidak mendukung pendapat yang
akuntansi yang ada dalam laporan keuangan mengatakan bahwa kapitalisasi perangkat
juga berbeda. Pengujian tentang perbedaan lunak menurunkan kualitas laba yang
penggunaan konservatisme telah dilakukan dilaporkan.
oleh Craig dkk. (1987) seperti dikutip oleh

146
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)

Perubahan relevansi nilai angka Lev dan Zarowin (1999) meneliti


akuntansi juga berarti perubahan penerapan manfaat (usefulness) dari informasi laba,
tingkat konservatisme. Relevansi nilai yang arus kas dan nilai buku ekuitas bagi investor
semakin menurun menunjukkan penerapan dalam perbandingannya dengan total infor-
tingkat konservatisme yang semakin masi yang ada di pasar. Manfaat dari laba,
meningkat. Hasil penelitian mengenai arus kas dan nilai buku ekuitas yang
perubahan relevansi nilai dan perubahan dilaporkan diteliti masing-masing dengan
penerapan konservatisme dari waktu ke meregres antara return saham dengan tingkat
waktu masih belum konsisten. Collins, dan perubahan laba, return saham dengan
Maydew dan Weiss (1997) meneliti besarnya dan perubahan arus kas operasi,
perubahan sistematis dalam relevansi nilai harga saham dengan laba per lembar saham
dari laba dan nilai buku selama 1953-1993. plus nilai buku ekuitas per lembar saham.
Bukti yang ditemukan berlawanan dengan Bukti menunjukkan adanya hubungan yang
klaim bahwa laporan keuangan historical lemah antara nilai pasar modal dengan laba,
cost konvensional kurang mempunyai arus kas dan nilai buku ekuitas. Pelaporan
relevansi nilai sepanjang waktu. Kombinasi laba, arus kas dan nilai buku ekuitas meng-
relevansi nilai dari laba dan nilai buku alami penurunan manfaat yang sistemastis
ekuitas tidak menurun selama periode selama periode 1977-1996 (20 tahun).
sampel 40 tahun, bahkan meningkat secara Alasan utama terhadap penurunan manfaat
perlahan. Penurunan relevansi nilai ini adalah, pertama meningkatnya tingkat
inkremental dari laba bottom-line diganti pengembalian dan pengaruh dari perubahan
dengan peningkatan relevansi nilai dari nilai bisnis. Kedua, ketidakcukupan perlakuan
buku ekuitas. Pergerakan dalam relevansi akuntansi terhadap perubahan dan konse-
nilai dari laba ke nilai buku ekuitas dapat kuensi-konsekuensinya. Ketiga, perubahan-
dijelaskan dengan peningkatan signifikan perubahan ini secara empiris dihubungkan
dari item one-times dan frekuensi laba dengan kehilangan informativeness dari data
negatip serta perubahan dalam rata-rata akuntansi. Sistem pelaporan keuangan saat
ukuran perusahaan dan intensitas aktiva ini tidak secara cukup merefleksikan
tidak berwujud perubahan operasi perusahaan dan kondisi
Francis dan Schipper (1999) menguji ekonomi akibat inovasi, persaingan atau
implikasi empiris dari klaim bahwa laporan deregulasi. Investasi dalam jumlah besar
keuangan telah kehilangan relevansinya. yang secara umum mendorong perubahan
Kehilangan relevansi diukur sebagai seperti biaya restrukturisasi dan pengeluaran
penurunan sepanjang waktu dalam return riset dan pengembangan dibebankan segera,
yang dapat diperoleh dari informasi laporan sementara manfaatnya dicatat kemudian.
keuangan atau dalam explanatory power Proses pengukuran akuntansi fundamental
dari informasi akuntansi. Sample terdiri dari yang secara periodik mematchkan biaya dan
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pendapatan secara serius terdistorsi.
pasar modal NASDAQ sepanjang 1952- Gigler dan Hemmer (2000) meng-
1994. Hasilnya menunjukkan sebuah analisis hubungan antara besarnya bias
penurunan dalam relevansi dari informasi dalam sebuah sistem pelaporan keuangan
earning, dan peningkatan dari relevansi dan insentif manager untuk memberikan
informasi neraca dan nilai buku. Hasil ini informasi privat secara sukarela lebih awal
secara luas konsisten dengan riset yang atau menunggu sampai laporan keuangan
meneliti nilai relevansi dari informasi dipublikasikan. Hasilnya menunjukkan
keuangan (Collins, Maydew dan Weiss, 1997) bahwa ketika ada biaya yang dihubungkan

147
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157

dengan pengungkapan sukarela secara awal, periode sebelum krisis moneter (1995-
pengungkapan seperti ini hanya dapat 1996), saat krisis moneter (1997-1998) dan
optimal jika sistem akuntansi perusahaan setelah krisis moneter (1999-2003).
tidak terlalu konservatif. Implikasi temuan
ini adalah walaupun tingkat konservatif Variabel penelitian
dalam sebuah rezim pelaporan keuangan Variabel dalam penelitian ini adalah:
memberikan kontribusi terhadap temuan  Profitabilitas = ROA = NI/TA
kurangnya hubungan antara return positip  Earning = NI = Net Income = angka
dan earning daripada hubungan return bottom-line dalam Laporan L/R.
negatip dan earning, hubungan ini mungkin  Kinerja ekonomi perusahaan = Arus
tetap ada tanpa (absent) konservatisme. Kas Operasi = AKO = diperoleh
Givoly dan Hayn (2000) mem- langsung dari Laporan Arus Kas.
buktikan bahwa perubahan dalam sifat-sifat  Total akrual (sebelum depresiasi) = (NI
time-series dari earning, arus kas dan akrual + Depresiasi) – AKO.
menunjukkan adanya hubungan antara  Akrual Operasi =  Piutang Usaha + 
earning akuntansi dan kinerja ekonomi Persediaan +  Biaya Dibayar Dimuka -
perusahaan yang tidak stabil sepanjang  Hutang Usaha -  Hutang Pajak.
waktu. Hasil serangkaian pengujian konsis-  Akrual non operasi = Total Akrual –
ten dengan temuan adanya tren peningkatan Akrual Operasi
dalam konservatisme pelaporan.
Berdasarkan tinjauan literatur seperti HASIL DAN PEMBAHASAN
diuraikan di atas, penulis merumuskan Frekuensi Pelaporan Rugi Bersih Dan
hipotesis sebagai berikut: Profitabilitas.
H1: ada peningkatan konservatisme sepan- Frekuensi pelaporan rugi bersih dan
jang periode penelitian. profitabilitas yang diukur dengan ROA =
NI/TA disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan
METODE PENELITIAN Tabel tersebut dapat diketahui adanya
Populasi dan Sampel peningkatan frekuensi pelaporan rugi bersih
Populasi dalam penelitian ini adalah yang cukup besar dari 7,14% pada tahun
seluruh perusahaan manufaktur yang 1996 sampai 64,29% pada tahun 1998.
terdaftar di pasar modal Indonesia. Sampel Tetapi setelah tahun 1998 terjadi penurunan
terdiri dari 14 perusahaan manufaktur. sebesar 50,00%. Hal ini karena Indonesia
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengalami krisis moneter pada tahun 1997
metode stratifikasi. Data berupa laporan dan mencapai puncaknya pada tahun 1998.
keuangan mulai tahun 1995-2003 (9 tahun) Setelah tahun 1998 perekonomian mulai
diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal. membaik lagi, yang berpengaruh juga
terhadap pelaporan laba rugi perusahaan.
Pengukuran konservatisme Tetapi tahun 2000 mengalami peningkatan
Konservatisme dalam penelitian ini lagi sebesar 14,28%, kemudian menurun
diukur dengan: sampai angka 7,14% pada tahun 2002.
1. Perubahan akumulasi akrual non Tahun 2003 mengalami peningkatan lagi
operasi (kenaikan akumulasi akrual non dan mencapai angka sama seperti tahun
operasi negatif. 2001 yaitu sebesar 21,43%. Jadi kalau
2. Perubahan deviasi standar dari earning. dilihat dari tahun demi tahun tidak ada pola
Analisis dilakukan baik per tahun kenaikan atau penurunan frekuensi
maupun sub periode yang meliputi sub pelaporan rugi bersih yang sistematis.

148
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)

Tabel 1: Frekuensi Pelaporan Rugi Bersih dan ROA


Frekuensi
Sub Frek.PelapR
Tahun Pelaporan ROA ROA
Periode ugi Bersih
Rugi Bersih
Jlh % Med Mean % Median Mean
1995 1 7,14 0,0552 0,0729
1996 1 7,14 0,0443 0,0575 1995-1996 7,14 0,0497 0,0652
1997 8 57,14 -0,0133 -0,0765
1998 9 64,29 -0,0488 -0,1603 1997-1998 60,71 -0,0311 -0,1184
1999 2 14,29 0,0234 0,0536
2000 5 35,71 0,0327 -0,0506
2001 3 21,43 0,0526 0,1217 1999-2003 20,00 0,0505 0,0480
2002 1 7,14 0,0824 0,0881
2003 3 21,43 0,0611 0,0272

Analisis data dalam penelitian ini constant sample ada tren kenaikan
juga dilakukan dengan membagi periode persentase pelaporan rugi bersih dari sub
penelitian menjadi sub periode. Sub periode periode 1950-1955 (awal periode penelitian)
yang dipakai mengacu pada periode sampai subperiode 1991-1998 (akhir periode
terjadinya krisis moneter. Krisis moneter di penelitian).
Indonesia terjadi pada tahun 1997-1998 Frekuensi atau persentase pelaporan
(Backman, 2001). Jadi sub periode yang rugi bersih yang meningkat menunjukkan
dipakai adalah 1995-1996 (sebelum krisis profitabilitas yang semakin rendah,
moneter), 1997-1998 (saat krisis moneter), sebaliknya frekuensi atau persentase
1999-2003 (setelah krisis moneter). Ber- pelaporan rugi bersih yang menurun menun-
dasarkan hasil analisis terlihat adanya jukkan profitabilitas yang semakin tinggi.
kenaikan yang cukup tajam dalam Salah satu ukuran profitabilitas adalah
persentase pelaporan rugi bersih dari Return On Asset (ROA). ROA merupakan
sebelum krisis moneter ke saat krisis perbandingan antara Net Income (NI) dan
moneter. Krisis moneter merupakan Total Aktiva (TA). Berdasarkan Tabel 1
kejadian di luar kendali manajemen. Krisis dapat dilihat bahwa perubahan mean ROA
moneter Dengan mengeluarkan saat tahun demi tahun tidak mempunyai pola
terjadinya krisis moneter dari analisis dapat yang sistematis seperti juga frekuensi atau
diketahui adanya kenaikan persentase persentase pelaporan rugi bersih. ROA
pelaporan rugi bersih dari sub periode menurun mulai tahun 1995 sampai tahun
sebelum krisis moneter ke setelah krisis 1998. Penurunan yang paling tajam terjadi
moneter. pada tahun 1997 sebesar 13,40%. Tahun
Hasil ini seiring dengan temuan 1999 menunjukkan peningkatan yang besar
Givoly dan Hayn (2000), [Hayn (1995), Jan yaitu 17,32%. Kenaikan ini merupakan
dan OU (1995), Collins dkk (1997) seperti kenaikan yang terbesar selama periode
dikutip dari Givoly dan Hayn (2000)]. penelitian. Kenaikan ini Tahun 2000 – 2002
Mereka menemukan ada tren kenaikan per- mengalami penurunan dan kenaikan. Tahun
sentase pelaporan rugi bersih dari sub periode 2003 mengalami penurunan dan mencapai
1950-1955 (awal periode penelitian) sampai angka 0,0272.
subperiode 1986-1990 untuk full sample. Hasil analisis mean ROA berdasar-
Subperiode berikutnya yaitu 1991-1998 kan sub periode saat krisis moneter (1997-
mengalami penurunan. Sementara untuk 1998) mempunyai tingkat profitabilitas

149
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157

terendah yaitu sebesar –0,1184. Setelah menunjukkan bahwa tidak satupun sampel
krisis moneter profitabilitas mengalami perusahaan yang pernah mengalami rugi
kenaikan. Apabila saat terjadinya krisis operasional. Adanya pelaporan rugi bersih
moneter dikeluarkan dari analisis, profita- disebabkan karena faktor non operasional,
bilitas mengalami penurunan. misalnya timbulnya beban dan pendapatan
Penurunan atau kenaikan dalam ROA lain-lain. Beban dan pendapatan lain-lain
dapat disebabkan karena penurunan atau dapat berupa keuntungan atau kerugian
kenaikan yang terjadi dalam Net Income selisih kurs, pendapatan dan beban bunga,
(NI) maupun penurunan atau kenaikan dari kerugian atau keuntungan penjualan aktiva
Total Aktiva (TA). Penurunan atau kenaikan tetap, item-item luar biasa dan sebagainya.
NI dapat terjadi karena penurunan atau Konsisten dengan ROA, NOI/TA berfluk-
kenaikan yang bersifat operasional atau non tuasi sepanjang periode penelitian dan tidak
operasional. Net Operating Income (NOI) mempunyai pola tertentu.
merupakan ukuran yang dapat menunjukkan Mean EBIT/TA mempunyai tanda
profitabilitas perusahaan yang bersifat yang agak berbeda dari mean ROA. Mean
operasional. Net profit margin yang ROA pada tahun 1999 mempunyai tanda
merupakan rasio dari NI dan penjualan negatip sementara EBIT/TA bertanda
(sales) merupakan ukuran yang dapat positip. Perbedaan ini menunjukkan besar-
menunjukkan profitabilitas perusahaan yang nya bunga yang dibayar perusahaan
bersifat operasional dan non operasional. melebihi besarnya rugi bersih yang diderita.
Penurunan dan kenaikan TA dapat berasal Apabila leverage sama dengan nol maka
dari penurunan atau kenaikan ekuitas mau- perusahaan masih bisa memperoleh profit
pun kewajiban. Penurunan atau kenaikan (net income bertanda positip). Selama
kewajiban akan menyebabkan kenaikan atau periode penelitian angka mean EBIT/TA
penurunan bunga yang harus dibayar oleh lebih besar dari mean mean ROA. Artinya
perusahaan. Earning Before Interest and Tax perusahaan akan mempunyai profitabilitas
(EBIT) dapat menetralkan pengaruh dari yang lebih tinggi jika beroperasi tanpa
meningkatnya leverage dalam profitabilitas. leverage. Konsisten dengan ROA dan
Alternatif pengukuran profitabilitas tersebut NOI/TA, EBIT/TA berfluktuasi sepanjang
dapat dilihat pada Tabel 2. periode penelitian dan tidak mempunyai
Mean NOI/TA selama periode pola tertentu. Hasil dari ukuran profitabilitas
penelitian mempunyai tanda positip semua, dengan menggunakan NI/Sales menunjuk-
tidak seperti Mean ROA. Hal ini kan pola yang sama dengan ukuran ROA.

Tabel 2: Alternatif pengukuran profitabilitas


Tahun NOI /TA EBIT / TA NI / SALES
Mean Median Mean Median Mean Median
1995 0,1240 0,1009 0,1287 0,1062 0,1210 0,0877
1996 0,1049 0,0693 0,1116 0,0980 0,0948 0,0976
1997 0,0753 0,0557 -0,0446 -0,0068 -0,1576 -0,0148
1998 0,1440 0,1450 -0,0688 -0,0046 -0,2132 -0,0554
1999 0,1086 0,0959 -0,1618 0,1322 0,0531 0,0307
2000 0,1214 0,1090 0,0520 0,0545 -0,0505 0,0329
2001 0,1158 0,1142 0,0265 0,1055 0,1463 0,0571
2002 0,1036 0,1036 0,1560 0,1574 0,0822 0,0637
2003 0,0820 0,0820 0,0820 0,1108 0,0375 0,0674

150
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)

Arus Kas dan Akrual sebanyak 42,86% perusahaan sampel yang


Meningkatnya frekuensi rugi bersih melaporkan AKO negatif sementara
dalam laporan laba rugi belum tentu frekuensi pelaporan rugi bersih sebesar
merefleksikan menurunnya kinerja ekonomi 64,29%. Selama tahun 1995-2003 mean
dalam suatu perusahaan, karena perhitungan AKO/TA tidak ada yang bertanda negatif.
laba rugi akuntansi dipengaruhi oleh adanya Walaupun tahun 1997 dan 1998 terjadi krisis
akrual. Salah satu ukuran kinerja moneter, perusahaan masih dapat
perusahaaan yang tidak dipengaruhi akrual mempertahankan arus kas operasinya untuk
adalah arus kas operasi (AKO). Penelitian tidak jatuh di bawah angka nol. Setelah
ini menggunakan AKO yang dideflasi tahun 1999 mean AKO/TA relatif konstan.
dengan total aktiva untuk menilai kinerja Pola AKO/TA tidak mempunyai tren
ekonomi. tertentu. Hasil ini sama seperti Givoly dan
Frekuensi pelaporan AKO negatif Hayn (2000) yang menunjukkan tidak ada
berbeda dengan frekuensi pelaporan rugi peningkatan frekuensi pelaporan AKO
bersih. Hal ini menunjukan bahwa negatif dan tidak ada pula penurunan rasio
menurunnya kinerja keuangan perusahaan AKO/TA sepanjang periode penelitian. Jadi
bukan karena memburuknya kinerja perubahan profitabilitas bukan merupakan
ekonomi. Selama tahun 1995-1998 memang hasil dari perubahan distribusi arus kas.
terjadi peningkatan AKO negatif dan Perubahan profitabilitas merupakan hasil
mencapai angka tertinggi pada tahun 1998 perubahan dalam hubungan antara earning
sama seperti frekuensi pelaporan rugi bersih. dan arus kas atau dengan kata lain
Perbedaannya pada tahun 1998 tersebut perubahan dalam akrual akuntansi.

Tabel 3: Frekuensi Arus Kas Operasi Negatif dan AKO/TA


Frek. AKO AKO
Tahun AKO / TA Sub Periode AKO/TA
Negatif Negatif
Jlh % Mean Median % Mean Median
1995 3 21,43 0,0469 0,0286
1996 3 21,43 0,0727 0,06760 1995-1996 21,43 0,0598 0,0382
1997 3 21,43 0,0066 0,0749
1998 6 42,86 0,0152 0,0180 1997-1998 32,14 0,0109 0,0303
1999 0 0,00 0,2131 0,1729
2000 2 14,29 0,1003 0,0833
2001 2 14,29 0,1056 0,0756 1999-2003 12,86 0,1203 0,1113
2002 2 14,29 0,1069 0,1163
2003 3 21,43 0,0757 0,0732

151
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157

Akumulasi Akrual
Gambar 1: Akumulasi Akrual

12,000,000,000
Akumulasi Total
10,000,000,000
Akrual (1)
8,000,000,000
6,000,000,000
dalam Rp ribuan

4,000,000,000 Akumulasi Akrual


Operasi (2)
2,000,000,000
-
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
(2,000,000,000)
Akumulasi
(4,000,000,000) Akrual Operasi
(6,000,000,000)

Tingkat konservatisme akuntansi Komponen Akrual


dapat diukur dengan tanda dan besarnya Garis 2 dan 3 dalam Gambar 1
akrual yang terakumulasi sepanjang waktu. menggambarkan sifat dari akumulasi akrual.
Akrual cenderung untuk mereverse periode Garis 2 memperlihatkan perilaku komponen
yang mana net income melebihi (jatuh di total akrual selain depresiasi yaitu akrual
bawah) arus kas operasi diharapkan diikuti operasi sepanjang periode penelitian
oleh periode dengan akrual negatif (positif). sementara garis 3 adalah akrual nonoperasi.
Dalam jangka panjang jumlah akumulasi Garis 2 dan 3 menunjukkan pola yang
dari net income sebelum depresiasi diharap- berbeda dengan garis 1. Garis 2
kan bertemu dengan AKO. Gambar di atas menunjukkan pola yang naik terus mulai
menunjukkan pola akumulasi akrual. awal periode penelitian sampai akhir periode
Garis (1) pada Gambar 1 menunjukkan penelitian yang mencapai angka akumulasi
pembalikan dari akrual. Pada setiap akhir lebih dari 5 trilyun. Hasil ini konsisten
tahun selama periode penelitian perbedaan dengan pertumbuhan perusahaan sampel.
antara akumulasi net income sebelum Kenaikan akumulasi ini terjadi dengan cepat
depresiasi dan akumulasi AKO dijumlahkan pada awal periode sampai tahun 2001.
kemudian digrafikkan di garis 1. Pola di Setelah tahun 2001 relatif lambat.
garis 1 dapat dibagi menjadi dua subperiode Garis 3 menggambarkan pola dari
yaitu 1995-1998 dan 1999-2003. Pada sub- akumulasi dari akrual non operasi. Akrual
periode awal pola cenderung berimpit dan di non operasi terdiri dari item-item seperti
bawah angka nol. Sub periode berikutnya kerugian (keuntungan) selisih kurs dan
pola diatas angka nol (bertanda positif) dan cadangan piutang tak tertagih, pengaruh dari
cenderung naik terus. Artinya setelah tahun perubahan estimasi, kerugian atau keun-
1998 akumulasi net income sebelum tungan penjualan atau aktiva, penghapusan
depresiasi melebihi akumulasi AKO. Hasil aktiva, dan item-item lain selain depresiasi
ini hampir sama dengan Givoly dan Hayn dan komponen-komponen akrual operasi.
(2000) yang menemukan adanya akrual Besar dan saat pengakuan item-item ini
positif selama subperiode pertama (1966- merupakan subyek dari diskresi manajemen.
1982) dan akrual negatif selama superiode Akumulasi akrual non operasi dapat meng-
berikutnya (1983-1998). ukur konservatisme. Akumulasi akrual non

152
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)

operasi mempunyai tanda negatif dan 3% atau kenaikan akumulasi akrual non
cenderung menurun terus menerus sepan- operasi negatif signifikan pada tingkat 6%.
jang pengamatan. Penurunan ini menunjuk- Perbedaan rata-rata akumulasi akrual non
kan penurunan dalam konservatisme. Hasil operasi sub periode 1997-1998 (saat krisis
pengujian rata-rata akumulasi non akrual moneter) dengan 1999-2003 (sesudah krisis
dengan uji t disajikan dalam Tabel 4. moneter) signifikan pada tingkat 0,09% atau
Hasil uji beda rata-rata tahun demi kenaikan akumulasi akrual non operasi
tahun menunjukkan perbedaan rata-rata negatif signifikan pada tingkat 0,18%.
akumulasi akrual non operasi yang Perbedaan rata-rata akumulasi akrual non
signifikan hanya untuk perbedaan tahun operasi sub periode sebelum krisis moneter
1997 dengan 1998 dengan tingkat dengan sesudah krisis moneter signifikan
signifikansi 0,021 (2,1%) dan tahun 1998 pada tingkat 1,1% atau kenaikan akumulasi
dengan 1999 dengan tingkat signifikansi akrual non operasi negatif signifikan pada
0,044 (4,4%). Akumulasi akrual non operasi tingkat 2,2%. Berdasarkan uraian hasil di
mengalami penurunan terus menerus atas maka dapat disimpulkan: ada penurunan
sepanjang tahun 1995-2003 tetapi yang yang signifikan rata-rata akumulasi akrual
signifikan hanya tahun 1997-1999. non operasi. Penurunan akumulasi akrual
Apabila analisis dibagi dalam sub non operasi menunjukkan peningkatan
periode, perbedaan rata-rata akumulasi dalam konservatisme. Hasil ini konsisten
akrual non operasi sub periode 1995-1996 dengan temuan adanya peningkatan konser-
(sebelum krisis moneter) dan 1997-1998 vatisme dalam pelaporan keuangan dalam
(saat krisis moneter) signifikan pada tingkat beberapa dekade terakhir.

Tabel 4: Uji Beda Rata-Rata (Mean) Akumulasi Akrual Non Operasi


Signifikansi-2
Periode Mean Beda Mean T statistik
sisi
1995 -2,3.109
1996 -3,3.1010 3,1.1010 1,539 0,148
1997 -7,1.1010 3,8.1010 1,530 0,150
1998 -2,0.1011 1,3.1011 2,629 0,021
1999 -2,4.1011 3,7.1010 2,235 0,044
2000 -2,4.1011 3,6.1009 0,092 0,928
2001 -2,6.1011 2,2.1010 0,312 0,760
2002 -2,9.1011 2,5.1010 0,765 0,458
2003 -3,1.1011 2,1.1010 0,864 0,403
1995-1996 -1,8.1010
1997-1998 -1,3.1011 1,2.1011 2,436 0,030
1999-2003 -2,5.1011 1,2.1011 3,050 0,009
95-96 vs 99-03 2,4.1011 2,960 0,011

153
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157

Variabilitas dari Distribusi Earning

Tabel 5: Deviasi standar dari ROA dan AKO/TA


D.S Range D.S
Periode D.S ROA Range ROA Sub Periode
AKO/TA AKO/TA ROA
1995 0,0556 0,1963 0,0790 0,2711
1996 0,0704 0,2821 0,1148 0,4463 1995-1996 0,0630
1997 0,2288 0,800 0,2153 0,8648
1998 0,2615 0,8447 0,1513 0,4777 1997-1998 0,2451
1999 0,0965 0,3763 0,2369 0,9710
2000 0,3008 1,1943 0,1358 0,5874
2001 0,4410 2,0981 0,0887 0,3084 1999-2003 0,2131
2002 0,1032 0,4488 0,0777 0,2818
2003 0,1242 0,4911 0,0858 0,3084

Variabilitas dari distribusi earning sebelum dan sesudah krisis moneter.


merupakan ukuran lain dari konservatisme. Dispersi earning antara sesudah dan pada
Dispersi earning yang semakin meningkat masa krisis moneter mempunyai angka yang
menunjukkan peningkatan dalam konser- hampir sama, hanya terpaut 0,032. Rasio
vatisme. Variabilitas dari distribusi earning deviasi standar sebelum krisis moneter
dapat diukur dengan deviasi standar, varian dengan sesudah krisis cukup tinggi, yaitu
atau range. Tabel berikut ini menunjukkan sebesar 3,3832. Hal ini berarti earning
deviasi standar dan range dari earning dan terdispersi 3,3832 kali lebih besar sesudah
arus kas operasi yang dideflasi dengan total krisis moneter dibandingkan sebelum krisis
aktiva. moneter. Kolom 4 dan 5 dalam tabel di atas
Deviasi standar dari ROA meningkat merupakan deviasi standar dan range dari
dari tahun 1995 sebesar 0,0556 sampai AKO/TA. Deviasi standar dan range dari
tahun 1998 sebesar 0,2615. tahun 1999 AKO/TA mulai tahun 1995-2000
mengalami penurunan kemudian tahun 2000 berfluktuasi kemudian relatif stabil selama 3
dan 2001 meningkat mencapai angka 0,4410 tahun terakhir dalam period penelitian.
yang merupakan deviasi standar ROA Fluktuasi dari deviasi standar dan range dari
terbesar selama periode penelitian. Tahun AKO/TA berbeda dengan ROA.
2002 mengalami penurunan lagi diikuti Berdasarkan uji t kenaikan deviasi
dengan kenaikan di tahun 2003. Jadi standar dari sub periode sebelum krisis
perubahan dari deviasi standar dari ROA moneter ke sub periode pada saat krisis
bila dianalisis tahun demi tahun tidak moneter signifikan pada tingkat 0,06 (6%).
mempunyai pola tertentu. Hasil yang sama Penurunan deviasi standar sesudah krisis
ditemukan dalam ukuran variabilitas earning moneter tidak signifikan. Kenaikan deviasi
yang lain, yaitu range. Apabila periode standar sesudah krisis moneter dibandingkan
penelitian dibagi menjadi sub periode yaitu sebelum krisis moneter signifikan pada
1995-1996 (sebelum krisis moneter), 1997- tingkat 0,04 (4%). Jadi ada kenaikan
1998 (krisis moneter) dan 1999-2003 konservatisme yang signifikan sebelum
(setelah krisis moneter) terlihat ada kenaikan krisis moneter sampai sesudah krisis
yang cukup besar dalam dispersi earning moneter.
sebelum dan pada saat krisis moneter serta

154
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)

Sebab-Sebab Variabilitas Earning

0,25
0,2
ROA
0,15
0,1 AKO/TA
Varian

0,05
Total Akrual
0
-0,05 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
2 Cov
(AKO/TA,
-0,1 Total
-0,15 Akrual/TA)

Gambar 3: Varian ROA, AKO dan Total Akrual

Seperti dikutip dari Givoly dan Hayn frekuensi pelaporan rugi bersih
(2000), sebab-sebab dari variabilitas earning meningkat dari sebelum krisis moneter
diidentifikasi dengan memecah varian ROA ke sesudah krisis moneter, profitabilitas
menjadi sebuah persamaan seperti berikut menurun dari sebelum krisis moneter ke
ini: sesudah krisis moneter.
Varian ROA = Varian AKO/TA + Varian 2. Kinerja ekonomi yang diukur dengan
Total Acrual/TA + 2 Covarian (AKO/TA, AKO/TA dan frekuensi dari pelaporan
Total Akrual/TA). Hasilnya dapat dilihat AKO/TA negatif tidak mempunyai pola
dari gambar 3. yang sistematis. Fluktuasinya berbeda
Berdasarkan gambar di atas terlihat dengan fluktuasi ROA dan frekuensi
bahwa garis yang mempunyai pola yang pelaporan rugi bersih negatif. Penu-
paling mirip dengan garis ROA adalah garis runan profitabilitas bukan merupakan
Total Akrual. Total akrual mempunyai hasil dari perubahan dalam distribusi
kontribusi terbesar terhadap fluktuasi dari arus kas, tetapi lebih merupakan hasil
earning. dari akrual. Penurunan profitabilitas
menunjukkan pelaporan keuangan yang
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN semakin konservatif, konsisten dengan
SARAN hasil pengujian yang dilakukan. Dengan
Simpulan penemuan ini fakta bahwa prinsip
Berdasarkan analisis data yang telah akuntansi yang berterima umum
diuraikan di atas, maka kesimpulan mempunyai bias konservatif secara luas
penelitian ini adalah: diakui.
1. Analisis tahun demi tahun menunjukkan 3. Akumulasi akrual non operasi
frekuensi pelaporan rugi bersih dan mengalami penurunan terus menerus
tingkat profitabilitas yang diukur sepanjang tahun 1995-2003 dengan
dengan ROA tidak mempunyai pola yang signifikan tahun 1997-1999 pada
yang sistematis. Analisis yang dibagi tingkat 5%. Analisis sub periode
dalam sub periode menunjukkan menunjukkan penurunan akumulasi

155
JAAI VOLUME 9 NO. 2, DESEMBER 2005: 143 – 157

akrual non operasi sebelum, saat dan kan menggunakan rentang waktu yang
sesudah krisis moneter. Penurunan lebih panjang.
akumulasi akrual non operasi menun- 3. Ukuran konservatisme lainnya seperti
jukkan peningkatan konservatisme. market to book ratio dan hubungan
4. Berdasarkan uji t ada kenaikan deviasi antara earning dan return dalam periode
standar ROA dari sub periode sebelum good news dan bad news tidak
krisis moneter sampai sesudah krisis digunakan. Penelitian selanjutnya di-
moneter yang signifikan pada tingkat harapkan menganalisis konservatisme
6%. Fluktuasi deviasi standar ROA ber- dengan ukuran-ukuran ini.
beda dengan AKO/TA. Kenaikan 4. Perbedaan ukuran perusahaan tidak
deviasi standar ROA menunjukkan ada dianalisis. Penelitian selanjutnya
kenaikan konservatisme. diharapkan membuat pengelompokan
5. Kenaikan konservatisme menunjukkan ukuran perusahaan.
kegagalan akuntansi konvensional
dalam menyajikan angka akuntansi REFERENSI
yang mempunyai relevansi nilai tinggi. Aboody, D. and Baruch Lev. (1998). “The
Agar laporan keuangan tidak ditinggal Value Relevance of Intangibles:
oleh pemakainya, maka laporan ke- The Case of Software Capitaliza-
uangan harus dilengkapi dengan peng- tion”. Journal of Accounting
ungkapan sukarela mengenai informasi Research. Vol. 36, pp. 161-191.
off-balance-sheet yang bernilai bagi
Accounting Principle Board. (1970).
investor. Informasi tersebut misalnya
Statement of The Accounting
tentang riset dan pengembangan, sum-
Principle Board. New York:
ber daya manusia, teknologi informasi,
AICPA Inc.
strategi perusahaan dan sebagainya.
Selain itu Dewan Standar Akuntansi Backman, Michael. (2001). Asian Eclipse:
Keuangan juga harus berusaha terus Exposing the Dark Side of Business
menerus untuk membuat standar akun- in Asia. Edisi Revisi, John Wiley &
tansi yang dapat mengurangi bias kon- Sons (Asia) Pte Ltd.
servatisme. Penelitian lebih lanjut
mengenai item-item yang memberikan Burgstahler, D.C. and Lia D.Dichev. (1997).
“Earning Adaptation and Equity
kontribusi terhadap penurunan akumu-
Value”. The Accounting Review.
lasi akrual non operasi perlu dilakukan.
Vol. 72 No. 2, pp. 187-215.
Keterbatasan Penelitian dan Saran Collins, D.W. et al. (1997). “Changes in The
Penelitian Selanjutnya Value Relevance of Earning and
Ada beberapa keterbatasan dalam Book Values Over The Past Forty
penelitian ini: Years”. Journal of Accounting and
1. Sampel yang digunakan hanya Economics. 24, pp. 39-67.
perusahaan manufaktur. Industri lainya
belum tercakup. Penelitian selanjutnya Francis, J. and Katharine Schipper. (1999).
diharapkan memasukkan industri “Have Financial Statements Lost
lainnya dan melakukan perbandingan Their Relevance”. Journal of
antar industri. Accounting Research. Vol. 37, No.
2. Periode penelitian hanya 9 (sembilan) 2, pp. 319-351.
tahun. Penelitian selanjutnya diharap-

156
Sifat-sifat Series dari Angka Akuntansi dan Konservatisme Industri Manufaktur (Nur Sayidah)

Gigler, F. and Thomas Hemmer. (2000). Mayangsari, Sekar dan Wilopo. (2001).
“Conservatism, Optimal Disclo- “Konservatisme Akuntansi, Value
sure, and Timelines of Financial Relevance dan Discretionary
Reports”. Working Paper. Accrual: Implikasi Empiris Model
Feltham-Ohlson”. Simposium
Givoly, D. and Hayn Carla. (2000). “The
Nasional Akuntansi IV. pp. 685-
Changing time-series properties of
705.
earning, cash flows and accrual:
Has financial reporting become Ohlson, James A. (2001). “Earning, Book
more conservative?”. Journal of Values and Dividends in Equity
Accounting and Economics. 29, pp. Valuation: An Empirical Perspec-
287-320. tive”. Contemporary Accounting
Research. Vol. 18 No. 1, pp. 107-
Grady, Paul. (1965). Inventory of Generally
120.
Accepted Accounting Principles for
Business Enterprises. New York: Ohlson, J.A and Jun-Zhang, Xiao. (1998).
AICPA Inc. “Accrual Accounting and Equity
Valuation”. Journal of Accounting
Jun-Zhang, Xiao. (2000). “Conservative
Research, Vol. 36, pp. 85-111.
Accounting and Equity Valuation”.
Journal of Accounting and American Institute of Accountant. (1938).
Economics. 29, pp. 125-149. Statement of Accounting Principles.
Sanders, T.H dkk: AAA.
Lev, Baruch and Paul Zarowin. (1999). “The
Boundaries of Financial Reporting Wolk, H.I. and Michael G. Tearney. (1997).
and How to Extend Them”. Journal Accounting Theory. Fourth Edition,
of Accounting Research. Vol. 37, South Western College Publishing.
No. 2, pp. 353-385.

157

Anda mungkin juga menyukai