Anda di halaman 1dari 4

Lifting & Moving

Oleh Fitria Ramadhanti, 1706978042, Mahasiswa S1 Reguler FIK UI 2017

Bencana dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Untuk mengatasi
terjadinya bencana membutuhkan teknik khusus untuk menolong korban. Oleh
karena itu diperlukan sebuah mekanisme pemindahan yang berupa pengangkatan
dan perpindahan korban. Dalam melakukan mekanisme tersebut penting bagi
penolong untuk memastikan keamanannya terlebih dahulu, dengan memakai alat
pelindung diri yang lengkap serta posisi tubuh yang tepat saat memberikan
pertolongan. Posisi tubuh yang benar adalah dengan memberikan tumpuan pada
kaki penolong yang bertujuan untuk menjaga berat objek atau korban yang ingin
dipindahkan agar tetap dekat dengan tubuh penolong, dan mengurangi jarak yang
dibutuhkan sesuai dengan keinginan untuk memindahan korban tersebut.

Teknik transportasi dari lifting dan moving terbagi menjadi dua macam
yang dikelompokan berdasarkan situasi yang dihadapi. Situasi yang dihadapi
adalah berupa situasi gawat darurat dan juga non gawat darurat (Susilowati,
2015). Berikut penjelasan lebih lanjut terkait situasi gawat darurat dan non gawat
darurat:

1. Gawat darurat diindikasikan pada orang dengan bahaya yang mendesak


seperti pada kasus kebakaran, peledakan, ketidakmampuan untuk
melindungi orang pada gedung yang tidak stabil, mobil terbalik, bensin
bocor, orang yang membutuhkan tindakan penyelamatan nyawa tidak
diberikan karena posisi atau lokasi seseorang. Contoh: menarik korban
dengan menarik bajunya (shirt drag), menarik pundak dan lengan atas
korban (shoulder and fore arm drag) dan meletakkan selimut di bawah
korban kemudian menariknya (blanket drag), dll (Tscheshlog & Jauch,
2015).
2. Non-gawat darurat diindikasikan pada keadaan yang tidak mendesak
sehingga penolong dapat mempersiapkan dengan matang strategi
pengangkatan dan pemindahan korban. Kelompok ini terdiri dari
pengangkatan korban langsung dari tanah (direct ground lift) dan
pengangkatan ekstremitas (extremity lift). Yang dapat dilakukan dengan
cara (1) The fore and aft method, (2) Two-handed seat carry, (3) Human
Crutch, (4) Chair carry, (5) Three man lift, (6) Four man lift and carry.

Menurut Hilmy (2014) Peralatan yang dibutuhkan untuk menolong korban adalah
sebagai berikut:

1. Standard strectcher

2. Pole strectcher
3. Basket stretcher

4. Scoop stretcher

5. Backboards

Dasar-dasar untuk menolong korban adalah dengan menegakan prinsip


selamat penolong, tidak merugikan, dan dalam satu perintah. Hal tersebut
bertujuan untuk menjelaskan bahwa penting untuk memiliki pengetahuan dasar
dan paham tindakan untuk melakukan serta menolong pasien dalam suatu keadaan
(Modul Bencana RIK, 2016). Prinsip tersebut penting dilakukan karena supaya
pasien tidak mengalami cedera. Terdapat beberapa dasar-dasar yang harus
dilakukan saat moving yaitu, rencanakan setiap gerakan, pertahankan sikap tegak
saat berdiri, berlutut, maupun duduk, gunakan otot fleksor bukan otot ekstensor,
jarak kedua kaki selebar bahu konsentrasikan beban pada otot paha bukan
punggung, dan saat mengangkat dekatkan tubuh penderita ke penolong (Pro
Emergency, 2015).

Mengingat prinsip diawal yaitu aman bagi penolong, maka dari itu
terdapat beberapa alat pelindung diri yang dapat kenakan oleh penolong.
Beberapa alat pelindung diri seperti google, penutup rambut, masker,
jubah khusus, apron plastik, sarung tangan tebal, dan sepatu boot tahan air
(Modul Bencana RIK, 2016).

Daftar Pustaka

Hilmy, F. (2014). Memindahkan korban jangan sampai memperparah


cedera. Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pro Emergency. (2015). Basic trauma life support. Cibinong: Pro


Emergency.

RIK. (2016). Buku Panduan Praktikum Modul Bencana. Depok: RIK UI

Susilowati, R. (2015). Jurus rahasia menguasai P3K: Pertolongan


pertama pada kecelakaan. Jakarta: Lembar Langit Indonesia.

Tscheschlog, B.A & Jauch, A. (2015). Emergency nursing made


incredibly easy! 2nd ed. Philadelphia: Wolters Kluwer

Anda mungkin juga menyukai