Supardi - Integrasi+Numerik PDF
Supardi - Integrasi+Numerik PDF
Si
BAB III
INTEGRASI NUMERIK
Integrasi numerik mengambil peranan penting dalam masalah sains dan teknik.
Hal ini menginat di dalam bidang sains sering ditemukan ungkapan-ungkapam integral
matematis yang tidak mudah atau bahkan tidak dapat diselesaikan secara analitis.
Disamping itu, kadang-kadang fungsi yang integralkan tidak berbentuk analitis
melainkan berupa titik-titik data. Hal ini sering muncul dalam banyak aplikasi teknik.
Oleh sebab itu, kehadiran analisis numerik menjadi penting manakala pendekatan analitis
mengalami kebuntuan.
Dalam bab ini kita akan membahas beberapa teknik integrasi numerik yang sangat
umum digunakan untuk memperoleh pendekatan integral fungsi y ( x ) pada batas
interval [a, b ] . Secara umum, integral fungsi y ( x ) pada interval tersebut dapat
dinyatakan
b
I = ∫ f x dx (3-1)
x=a
dan di setiap titik xi dievaluasi fungsi y ( x ) . Faktor xi ini sering disebut sebagai titik
IntegrasiNumerik 46
Bab 3 Supardi,M.Si
b
Gambar 3.1 Deskripsi bentuk integral I =
∫ y x dx
x=a
kita tinjau sebuah fungsi f ( x ) yang dintegralkan dengan batas bawah x = x0 dan batas
f(x)
0
-2 x=x 0 x x2 x3 . . . x N-1 xN x=x N+1
1
IntegrasiNumerik 47
Bab 3 Supardi,M.Si
Dari gambar 3.2 kita membubuhkan beberapa notasi di bagian absis yaitu x0 , x1 ,
f ( xi ) ≡ f i (3-4)
Selanjutnya, kita akan melakukan integrasi fungsi f ( x ) yang dibatasi oleh batas
bawah x = a dan batas atas x = b . Ungkapan integrasi numerik dengan menggunakan
tertutup. Dalam gambar 3.2, penggunaan metode tertutup dapat dilakukan dengan
titik-titik simpul (node) xi yang berada diantara simpul-simpul batas yaitu xa dan xb .
Dalam gambar 3.2 metode terbuka digunakan untuk mendekati integral fungsi dengan
memilih batas bawah integrasi x = x1 dan batas atas x= x N −1 .
IntegrasiNumerik 48
Bab 3 Supardi,M.Si
Suku pertama pada ruas kanan adalah aturan trapezium yang kita maksudkan, sedangkan
suku kedua yang dinyatakan dengan E adalah kesalahan yang dimiliki oleh metode ini.
Untuk memperoleh ungkapan metode trapesium (3-5) dan untuk mengetahui
seberapa besar kesalahan yang dimiliki oleh metode ini, maka kita perlu melakukan
ekspansi deret Taylor luasan A x yang didefinisikan sebagai
x
A x=∫ f t dt (3-6)
x0
IntegrasiNumerik 49
Bab 3 Supardi,M.Si
Dari ungkapan (3-11) dapat diketahui bahwa pendekatan integrasi dengan aturan
3
trapesium memiliki kesalahan yang sebanding dengan h . Oleh sebab itu, jika kita
membagi dua terhadap h maka kesalahan hasil integrasi akan tereduksi hingga 1/8 nya.
Akan tetapi, ukuran domainnya juga terbagi menjadi dua, sehingga dibutuhkan aturan
trapesium lagi untuk mengevaluasinya, selanjutnya sumbangan hasil integrasi tiap
domain dijumlahkan. Hasil akhirnya memiliki kesalahan 1/4 nya bukan lagi 1/8 nya.
Untuk memperoleh ungkapan yang lebih teliti mengenai kesalahan pada metode
ini, maka marilah kita lakukan perhitungan lebih teliti lagi. Jika kesalahan pendekatan
dinyatakan sebagai E, maka
x 0h
h
E = ∫ f x dx− [ f x 0 f x 0h]
x0
2
[
= h f x 0
h2
2
h3
]
f ' x 0 f ' ' x 0 ... −
6 (3-13)
[ ]
2 3
h h h
f x 0 f x 0 h f ' x 0 f ' ' x 0 f ' ' ' x 0 ...
2 2 6
1
≈− h 3 f ' ' x 0
12
Secara grafis ungkapan (3-12) dapat digambarkan seperti pada gambar (3-3)
IntegrasiNumerik 50
Bab 3 Supardi,M.Si
Ungkapan (3-12) adalah aturan trapezium untuk satu segmen. Untuk daerah yang
dibagi atas n segmen, maka ungkapan (3-12) dapat dinyatakan sebagai
x0 Nh
h
∫ f x dx=
2
[ f 0 f 1 f 1 f 2 ... f N −2 f N −1 f N −1 f N ] (3-14a)
x0
[ ]
N −1
h
∫ f x dx= f f N 2 ∑ f n
2 0
(3-14c)
x0 n =1
Algoritma program untuk aturan trapesium ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
• Mendefinisikan fungsi yang akan diintegrasikan
• Menentukan batas bawah b dan batas atas a integrasi
b−a
• Menghitung lebar segmen yaitu h=
N
• Inisialisasi (memberikan harga awal) fungsi yang diintegrasikan yaitu
I=f(a)+f(b)
• Menghitung I untuk n=1 hingga n=N-1
• Mencetak hasil perhitungan
Contoh soal 3-1.
Gunakan aturan trapesium satu segmen, dua segmen dan empat segmen untuk
ungkapan integral
1
∫ 4x−x 2 dx
0
IntegrasiNumerik 51
Bab 3 Supardi,M.Si
[
x 1=1 , f 1 = 4(1) − (1) 2 = 3 ]
h
Ungkapan (3-12) selanjutnya menjadi I = [ f 0 + f1 ]
2
h
Jadi I = [ f 0 + f1 ] ≡ 1 [ 0 + 3] = 1.5
2 2
1.6667 − 1.5000
Kesalahan hasil pendekatan integrasinya : × 100% = 10.002%
1.6667
IntegrasiNumerik 52
Bab 3 Supardi,M.Si
Kalau kita perhatikan dari ketiga hasil yang telah diperoleh di atas, maka kita
dapat menyimpulkan bahwa dengan memperbanyak jumlah langkah maka akan diperoleh
hasil yang semakin dekat dengan hasil eksaknya. Namun, yang perlu disadari juga bahwa
dengan memperbanyak jumlah langkah, maka proses perhitungannyapun akan semakin
membutuhkan waktu lebih lama. Gambar 3.4 ditunjukkan bagan alir program komputer
untuk metode trapesium.
IntegrasiNumerik 53
Bab 3 Supardi,M.Si
Mulai
Mendefinisikan fungsi
f(x)
Masukkan a, b dan N
h=(b-a)/N;
fak=2
Inisialisasi
sum=f(a)+f(b)
for n=1:N-1
x=a+nh
sum=sum+fak*f(x);
Tampilkan hasil
Hasil=h/2*(sum)
Selesai
IntegrasiNumerik 54
Bab 3 Supardi,M.Si
x=a+i*h;
sum=sum+2*f(x)
end
hasil_numerik=sum*h/2.;
selisih=hasil_eksak-hasil_numerik;
kesalahan=abs(selisih/hasil_eksak);
fprintf('%f %f',hasil_numerik,kesalahan);
Kita dapat mereduksi kesalahan dari metode ini dengan cara membagi interval x0
hingga x1 menjadi n segmen yang lebih kecil. Aturan titik tengah banyak segmen ini
selanjutnya dapat dinyatakan menjadi
x0 Nh N −1
1
∫ f x dx≈h ∑ f x 0n h
2
(3-15)
x0 n=0
IntegrasiNumerik 55
Bab 3 Supardi,M.Si
Gambar (3-7) memberikan interpretasi secara grafis terhadap metode titik tengah dengan
banyak segmen.
Algoritma program untuk aturan titik tengah dapat dinyatakan sebagai berikut:
• Mendefinisikan fungsi yang akan diintegrasikan
• Menentukan batas bawah b dan batas atas a
b− a
• Menghitung lebar segmen yaitu h =
n
• Inisialisasi (memberikan harga awal) fungsi yang diintegrasikan yaitu
sum=0
• Menghitung jumlahan dari i=0 hingga i=n-1
sum = sum + f ( a + ( i + 1 / 2 ) h )
IntegrasiNumerik 56
Bab 3 Supardi,M.Si
Mulai
Mendefinisikan fungsi
f(x)
Masukkan a, b dan N
h=(b-a)/N;
Inisialisasi
sum=0
for n=0:N-1
x=a+(n+1/2)h
sum=sum+h*f(x);
Tampilkan hasil
Hasil=sum
Selesai
x0 −h x0 h
IntegrasiNumerik 57
Bab 3 Supardi,M.Si
x0 −h
h2 h3
∫ f x dx =−hf ' x 0
2
f ' ' x 0 − f ' ' ' x 0 ...
6
(3-16a)
x0
x0 h
h2 h3
∫ f x dx =hf ' x0
2
f ' ' x 0 f ' ' ' x 0 ...
6
(3-16b)
x0
1
dengan mengambil x mk = x0 x 0h/2≡x 0 , maka
2
x0 h
2 h3 2 h5 iv
∫ f x dx −hf x mk = 3
f ' ' x 0
5!
f x 0 ... (3-17c)
x0 3! 2
atau kesalahan untuk metode integrasi titik tengah
h3
E≈ f ' ' x mk (3-18)
24
∫ 4x−x 2 dx
0
IntegrasiNumerik 58
Bab 3 Supardi,M.Si
b−a 1−0
lebar segmen h= = =1
N 1
Ungkapan (3-14) selanjutnya menjadi ∫ f x dx≈hf a+0 . 5h . Kemudian kita
akan mengevaluasi fungsi untuk tiap simpul (dalam kasus ini hanya ada satu
simpul)
2
f 0 ≡ f 0 . 5 =4 0 . 5 − 0 . 5 =1 . 75 , sehingga diperoleh
1
1.6667 − 1.75
× 100% = 4.9979%
1.6667
1.6667 − 1.6875
yang diberikan oleh pendekatan ini adalah × 100% = 1.248%
1.6667
IntegrasiNumerik 59
Bab 3 Supardi,M.Si
1.6667 − 1.6875
× 100% = 0.312%
1.6667
Contoh program komputer untuk metode titik tengah dapat dilihat pada contoh program
dibawah ini
%Program Titik_Tengah
f=inline('4*x-x^2','x');
hasil_eksak=1.6667;
a=input('masukkan batas atas integrasi a:');
b=input('masukkan batas bawah integrasi b:');
N=input('masukkan jumlah segmen N:');
h=(b-a)/N;
sum=0.0;
for i=0:N-1
x=a+(i+0.5)*h;
sum=sum+f(x);
end
hasil_num=h*sum;
selisih=abs(hasil_eksak-hasil_numerik);
fprintf('hasil_numerik =%f,error=%f',hasil_num,selisih)
IntegrasiNumerik 60
Bab 3 Supardi,M.Si
diharapkan meskipun lebar segmen h pada integrasi diambil cukup lebar, namun
diharapkan akan diperoleh ketelitian yang lebih tinggi dari metode sebelumya. Dengan
mengintegralkan deret Taylor sepanjang interval 2 h dan mengurangkannya dengan
x 02 h (3-19)
4 2
∫ f x dx=2 f x 0 h2 f ' x 0 h f ' ' x 0 h 3 f ' ' ' x 0 h4
2
3 3
x0
4 iv
f x 0 h 5...
15
=
h
3 [ 1 1
f x 0 4 f x 0 f ' x 0 h f ' ' x 0 h 2 f ' ' ' x 0
2 6
h31 iv
24
f x 0 h 4...
f x 0 2 f ' x 0 h2 f ' ' x 0 h 2
4
3
2
f ' ' ' x 0 h3 f iv x 0 h4 ...
3
−
17 iv
30
f x 0 h4 ... ]
h
=
3
[ f x 0 4 f x 0h f x 02 h ]O h5
Dari ungkapan (3-15) terlihat bahwa kesalahan pendekatan integrasi Simpson 1/3
adalah O(h5), sedangkan kesalahan pada aturan trapezium dan titik tengah adalah O(h3),
ini berarti bahwa aturan Simpson 1/3 memiliki ketelitian dua orde lebih tinggi
dibandingkan metode trapesium dan titik tengah.
Tetapi, kita akan menghitung lebih teliti lagi seberapa kesalahan yang dialami
metode Simpson 1/3 ini. Untuk tujuan ini, kita harus melakukan ekspansi deret Taylor
untuk ungkapan pendekatan integrasi Simpson 2 segmen
h
3
[ f x k−14 f x k f x k1 ]=
h
3 [f x k 4 f x k f x k
2 h2
2
f ' ' x k
2 h 4 iv
4!
f x k ... ] (3-20)
h3 h5 iv
=2 h f x k f ' ' x k f x k ...
3 36
IntegrasiNumerik 61
Bab 3 Supardi,M.Si
x k1
2 h3 2 h5 iv
∫ f x dx=2 hf x k
3!
f ' ' x k
5!
f x k ... (3-21)
x k−1
Dengan mengurangkan (3-21) dari (3-20) diperoleh kesalahan untuk metode Simpson 1/3
sebesar
h5 iv
E≈ f x k (3-22)
60
x0 Nh
h
∫ f x dx≈
3
[ f x 0 4 f x 0h2 f x 02 h4 f x 03 h... (3-16)
x0
2 f x 0 N −2 h4 f x0 N −1h f x 0N h ]
[ ]
b N /2−1 N / 2−1
h
∫ f x dx≈
3
f a 4 ∑ f x 2i 1 ∑ f x 2 i f b (3-17)
a i=0 i =genap
IntegrasiNumerik 62
Bab 3 Supardi,M.Si
∫ 4x−x 2 dx
0
Kemudian kita akan mengevaluasi fungsi untuk tiap simpul (ada tiga simpul)
f 0 ≡ f ( 0 ) = 4( 0 ) − ( 0 ) = 0
2
x 0=0 ,
1. 6667−1 . 6667
∣ ∣×100=0
1 .6667
Contoh Soal 3.4
IntegrasiNumerik 63
Bab 3 Supardi,M.Si
IntegrasiNumerik 64
Bab 3 Supardi,M.Si
akan memberikan hasil yang eksak apabila digunakan untuk mendekati integral fungsi
kuadrat.
Misalnya ditinjau sebuah polinomial orde dua yang diasumsikan x 0 = a ,
b− a
x1 = x 0 + h , x 2 = x 0 + 2h , panjang segmen h = . Selanjutnya dilakukan integrasi
2
terhadap polinomial Lagrange orde dua, yaitu
( x − x1 )( x − x 2 ) ( x − x 0 )( x − x 2 )
x2
f 2 ( x ) dx = ∫x ( x0 − x1 )( x0 − x2 ) f ( x0 ) dx + f ( x1 ) dx
x2 x2
∫ x0 ∫ ( x
x0
1 − x 0 )( x1 − x 2 )
0
(3-18)
( x − x0 )( x − x1 )
f ( x 2 ) dx
x2
+∫
x0 ( x − x )( x − x )
2 0 2 1
Dari ungkapan integral tersebut, dengan mudah akan diperoleh
h
f 2 ( x ) dx = [ f ( x0 ) + 4 f ( x1 ) + f ( x 2 ) ]
x2
∫ x0 3
(3-19)
Ungkapan (3-19) sebenarnya juga dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.
Dimisalkan x = x 0 + nh , dalam kasus demikian oleh karena x1 − x0 = h , maka
x − x1 = ( n − 1) h . Dengan cara yang sama diperoleh x − x 2 = ( n − 2) h .
( x − x1 )( x − x 2 )
x2
∫ ( x0 − x1 )( x0 − x2 )
f ( x 0 ) dx (3-20a)
x0
dapat disederhanakan menjadi
2
h h n 3 3n 2 h
f ( x 0 ) ∫ ( n − 1)( n − 2 ) dn = f ( x0 ) f ( x0 )
2
− + 2n = (3-20b)
2 0 2 3 2 0 3
• Untuk suku kedua integral, yaitu
( x − x0 )( x − x 2 )
f ( x1 ) dx
x2
∫ ( x
x0
1 − x 0 )( x1 − x 2 )
(3-21a)
0
1
3 0
4
−h f x 1∫ n n−2 dn=−h f x1 n3−n2 = h f x 1
3 [ ] (3-21b)
IntegrasiNumerik 65
Bab 3 Supardi,M.Si
∫
x0
[ x−x 0 x− x 1
x 2−x 0 x 2− x 1
f x 2
] (3-22a)
disederhanakan menjadi
2 2
h
2
h 1 1 4
[ ]1
f x 2∫ n n−1 dn= f x 2 n3 − n 2 = h f x 2= h f x 2
0 2 3 2 0 3 3
(3-22b)
Dari (3-18) diperoleh pendekatan integral dengan metode Simpson dua segmen
berbentuk
x2
Kesalahan Pembulatan
Sumber kesalahan pembulatan yang dialami oleh metode Simpson pada dasarnya
sama dengan kesalahan pembulatan yang dialami pada metode trapesium maupun metode
titik tengah. Secara umum, kita berharap bahwa kesalahan relatif terhadap pembulatan
yang dialami oleh beberapa integrasi numerik adalah orde dari h. Untuk tahu kenapa
demikian, sekarang kita kembali ke bentuk pendekatan dari ungkapan integral yaitu,
N
∫ f x dx≈∑ wi f x i (3-24)
i=1
Dari ungkapan pendekatan integral tersebut, secara garis besar dapat diperinci
sumber-sumber kesalahan pembulatan yang muncul yaitu,
• Kesalahan yang muncul karena perkalian antara faktor bobot wi dengan evaluasi
fungsi-fungsi f ( xi ) .
• Kesalahan yang muncul akibat penambahan antar suku-suku.
• Kesalahan akibat evaluasi fungsi-fungsi f ( xi ) .
Gambar 3.8 ditunjukkan bagan alir dari program komputer untuk metode Simpson
1/3. Contoh implementasi program Simpson 1/3 disajikan untuk contoh fungsi exp x
dengan batas bawah integrasi 1 dan batas atas integrasi 3.
IntegrasiNumerik 66
Bab 3 Supardi,M.Si
Mulai
Mendefinisikan fungsi
f(x)
Masukkan a, b dan N
h=(b-a)/N;
fak=2
Inisialisasi
sum=f(a)+f(b)
for n=1:N-1
x=a+nh
Apakah TIDAK
fak=2
?
YA
fak=2
fak=4
sum=sum+fak*f(x);
Tampilkan hasil
Hasil=h/2*(sum)
Selesai
IntegrasiNumerik 67
Bab 3 Supardi,M.Si
Untuk meningkatkan ketelitian yang telah diberikan oleh metode Simpson 1/3,
maka diperkenalkan metode Simpson yang lain yaitu metode Simpson 3/8. Metode
Simpson 1/3 memerlukan jumlah langkah yang genap untuk menerapkan metodenya.
Dengan kata lain, jumlah langkah untuk metode Simpson 1/3 harus dapat dibagi dengan
2. Lain halnya dengan metode Simpson 3/8, metode ini tidak mensyaratkan jumlah
langkah genap ataupun ganjil melainkan jumlah langkah yang dapat dibagi dengan 3.
Ungkapan metode Simpson 3/8 untuk 3 segmen dinyatakan oleh
IntegrasiNumerik 68
Bab 3 Supardi,M.Si
x3
[
b N / 3−1 N /3−1
3h
∫ f x dx=
8
f a3 ∑ f x 3 N1 3 ∑ f x3 N 2
a n=0 n=0
(3-26b)
]
N /3−1
2 ∑ f x 3 N f b
n=1
IntegrasiNumerik 69
Bab 3 Supardi,M.Si
IntegrasiNumerik 70
Bab 3 Supardi,M.Si
Mulai
Mendefinisikan fungsi
f(x)
Masukkan a, b dan N
Apakah
N kelipatan 3
?
h=(b-a)/N;
Inisialisasi
sum=f(a)+f(b)
for n=1:N-1
x=a+nh
Apakah TIDAK
mod(n,3)=1 atau
mod(n,3)=2
?
YA
fak=2
fak=3
sum=sum+fak*f(x);
Tampilkan hasil
Hasil=3h/8*(sum)
Selesai
IntegrasiNumerik 71
Bab 3 Supardi,M.Si
Dimana x i merupakan titik-titik evaluasi dan wi adalh faktor bobot yang bersesuaian
dengan titik ke-i.
Untuk menerapkan ungkapan (3-27) dalam pendekatannya terhadap sebuah
integral, maka perlu ditentukan titik evaluasi dan faktor bobot yang bersesuaian tersebut.
Untuk maksud tersebut, maka kita mempersyaratkan bahwa persamaan (3-27) harus
memenuhi integral fungsi-fungsi antara lain
f ( x) = 1
f ( x) = x
(3-28)
f ( x) = x 2
⋮
Dengan mensubstitusi fungsi-fungsi pada (3-28) ke persamaan (3-27) akan
memberikan beberapa persamaan simultan dalam wi yang dapat kita pecahkan untuk
beberapa faktor bobot.
Contoh
Penyelesaian paling sederhana untuk persamaan (3-27) diperoleh jika jumlah titik
yang digunakan hanya dua buah. Jadi, diperoleh empat persamaan simultan yaitu
Untuk f ( x ) = 1 ,
1
w1 f ( x1 ) + w2 f ( x 2 ) = ∫ 1 dx = 2 = w1 + w2
−1
Untuk f ( x ) = x ,
IntegrasiNumerik 72
Bab 3 Supardi,M.Si
1
w1 f ( x1 ) + w2 f ( x 2 ) = ∫ x dx = 0 = w1 x1 + w2 x 2
−1
Untuk f ( x ) = x 2 ,
1
2
w1 f ( x1 ) + w2 f ( x 2 ) = ∫x
2
dx = = w1 x12 + w2 x 22
−1
3
Untuk f ( x ) = x 3
1
w1 f ( x1 ) + w2 f ( x 2 ) = ∫x
3
dx = 0 = w1 x13 + w2 x 23
−1
Jika empat persamaan simultan tersebut diselesaiakan maka akan diperoleh harga-harga
w1 = w2 = 1
1
x1 = − = − 0,5773503
3
1
x2 = = 0,5773503
3
Dengan mensubstitusi titik-titik yang diperoleh serta faktor bobotnya, maka ungkapan
(3-27) menjadi
1 1
I ≈ f − + f
3 3
Selanjutnya, kita akan mencari titik-titik dan faktor bobot yang bersesuaian untuk
pendekatan integrasi Gauss tiga titik. Seperti halnya pada pencarian titik-titik dan faktor
bobot pada integrasi Gauss dua titik, maka persamaan (3-27) harus memenuhi hubungan
sebagai berikut
Untuk f ( x ) = 1 ,
1
w1 f ( x1 ) + w2 f ( x 2 ) + w3 f ( x3 ) = ∫ 1 dx = 2 = w1 + w2 + w3
−1
IntegrasiNumerik 73
Bab 3 Supardi,M.Si
Untuk f ( x ) = x ,
1
w1 f ( x1 ) + w2 f ( x 2 ) + w3 f ( x3 ) = ∫ x dx = 0 = w1 x1 + w2 x 2 + w3 x3
−1
Untuk f ( x ) = x 2 ,
1
2
w1 f ( x1 ) + w2 f ( x 2 ) + w3 f ( x3 ) = ∫x
2
dx = = w1 x12 + w2 x 22 + w3 x32
−1
3
Untuk f ( x ) = x 3
1
w1 f ( x1 ) + w2 f ( x 2 ) + w3 f ( x3 ) = ∫x
3
dx = 0 = w1 x13 + w2 x 23 + w3 x33
−1
Untuk f ( x ) = x 4 ,
1
2
w1 f ( x1 ) + w2 f ( x 2 ) + w3 f ( x3 ) = ∫x
4
dx = = w1 x14 + w2 x 24 + w3 x34
−1
5
Untuk f ( x ) = x 5
1
w1 f ( x1 ) + w2 f ( x 2 ) + w3 f ( x3 ) = ∫x
5
dx = 0 = w1 x15 + w2 x 25 + w3 x35
−1
Dari enam ungkapan di atas, maka kita telah memperoleh enam persamaan
simultan linier yaitu
w1 + w2 + w3 = 2
w1 x1 + w2 x 2 + + w3 x3 = 0
2
w1 x12 + w2 x 22 + + w3 x 32 =
3
w1 x13 + w2 x 23 + w3 x33 = 0
2
w1 x14 + w2 x 24 + + w3 x 34 =
5
w1 x15 + w2 x 25 + w3 x 35 = 0
Dengan menyelesaikan enam persamaan simultan linier di atas, maka akan diperoleh
harga untuk titik-titik dan faktor bobot yang bersesuaian yaitu
x1 = − 0,774596669 w1 = 0,555555556
x2 = 0 w2 = 0,888888889
x3 = + 0,774596669 w3 = 0,555555556
IntegrasiNumerik 74
Bab 3 Supardi,M.Si
Tabel 3.1 diberikan harga titik-titik Gauss dan faktor bobot yang bersesuaian
untuk beberapa jumlah titik.
Tabel 3.1 Daftar titik-titik Gauss dan faktor bobot yang bersesuaian
Jumlah Titik ± xi wi
N=2 0,577350269 1,000000000
N=3 0 0,888888889
0,774596669 0,555555556
N=5 0 0,568888889
0,538469310 0,478628670
0,906179846 0,236926885
N = 10 0,148874339 0,295524225
0,433395394 0,269266719
0,679409568 0,219086363
0,865063367 0,149451349
0,973906528 0,066671344
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa batas-batas integrasi yang terpenuhi untuk
metode kuadratur ini adalah -1 hingga +1. Hal ini tentunya menjadikan penylesaiaan
dengan metode ini kurang luwes. Oleh sebab itu, perlu dilakukan transformasi terhadap
batas bawah dan batas atas integrasi tersebut, misalnya a dan b masing-masing untuk
batas bawah dan batas atas integrasi. Untuk itu, kita menganggap bahwa terdapat
hubungan antara x t dengan x melalui hubungan
IntegrasiNumerik 75
Bab 3 Supardi,M.Si
2 xt − a − b
x= (3-29)
b− a
dimana x t merupakan kooordinat origin yang berada dalam interval [a , b] atau
a xt b , sedangkan x adalah koordinat ternormalisasi yang berada dalam rentang
xt =
(b − a) x + a+ b
(3-30)
2
Dengan menggunakan ungkapan transformasi (3-30), maka integral dapat dinyatakan
sebagai
b 1
∫ f ( x t ) dx t = ∫ f ( x )( dx
t t dx ) dx ≈
b− a N
( )
∑ wi f xti
2 i= 1
(3-31)
a −1
dimana
dx t / dx= b−a /2 (3-32)
Harga-harga dari xt diperoleh dengan cara mensubstitusi x dalam persamaan (3-30)
i
1
xt1 = [ (10 − 1)( - 0,577350269 ) + 1 + 10] = 2,901925
2
1
xt2 = [ (10 − 1)( 0,577350269 ) + 1 + 10] = 8,098075
2
∫ f ( xt ) dxt = ∫ f ( x )( dx
t t dx ) dx ≈ ( 4,5){ (1) f ( 2,901925) + (1) f ( 8,098075)}
1 −1
IntegrasiNumerik 76
Bab 3 Supardi,M.Si
IntegrasiNumerik 77
Bab 3 Supardi,M.Si
1. Hitunglah dengan metode trapesium integral berikut ini dengan menggunakan 2,4dan
6 segmen.
1 1
arctan x
a) ∫ 1 x 2
dx d) ∫ x
dx
0 0
/2 1
3
2
b) 5 ∫ 1 cos 2 x dx e) ∫ e x dx
0 4 0
1
∫
c) cos sin x dx
0
a) ∫ x sin x dx d) ∫ x lnsin x dx
0 0
1 1
b)
0
1
1
∫ x 1−ln x2
dx e) ∫
0 ln
1
x
dx
1
c) ∫ x 1 x
dx
0
5. Ulangilah pertanyaan nomor 2) dengan metode Simpson 3/8 dengan 3,6,9 dan 12
segmen. Bandingkan hasilnya dengan hasil sebelumnya.
6. Dengan menggunakan hubungan
m
1 1 1
2sin x ∑ sin j x−cos x −cos m x ,
2 j=1 2 2
m
1 1 1
2 sin x ∑ cos j x−sin m x −sin x
2 j=1 2 2
IntegrasiNumerik 78
Bab 3 Supardi,M.Si
dengan m adalah bilangan integer positf, maka tunjukkan bahwa untuk metode
trapesium banyak segmen dengan jumlah m subinterval akan memberikan harga
eksak pada setiap integral berikut ini
∫ cos r x dx , ∫ sin r x dx
− −
untuk setiap bilangan integer r yang bukan merupakann multipel dari m. Harga
berapakah yang diberikan oleh metode trapesium untuk integral-integral tersebut
jika r =mk dan k adalah bilangan positf integer.
7. Hitunglah integral berikut ini dengan menggunakan metode kuadratur Gauss 2 titik.
Kemudian bandingkanlah dengan dengan hasil eksaknya.
1.5 1.6
x
a) ∫x 2
ln x dx d) ∫ 2 x 2−4 dx
1 1
/4 1
b) ∫ x 2 sin x dx e) ∫ x 2 e− x dx
0 0
3.5 /4
c) ∫ x2 dx f) ∫ e 3 x sin 2 x dx
3 x −4 0
IntegrasiNumerik 79