Anda di halaman 1dari 20

EFEKTIFITAS INTELIJEN KEIMIGRASIAN TERHADAP

PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN


DI KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI PALEMBANG:
STUDI KASUS TAHUN 2019

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Sidang Proposal Skripsi

Disusun oleh
Muhammad Aidil Al Apip
2016.1006.1.02

PROGRAM STUDI D-IV HUKUM KEIMIGRASIAN


POLITEKNIK IMIGRASI
TAHUN 2020
PERSETUJUAN PROPOSAL
TUGAS AKHIR

NAMA : MUHAMMAD AIDIL AL APIP

NRT : 2016.1006.1.02

PROGRAM STUDI : D-IV HUKUM KEIMIGRASIAN

JUDUL PROPOSAL TUGAS AKHIR:

EFEKTIFITAS INTELIJEN KEIMIGRASIAN TERHADAP PENURUNAN


PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN TAHUN 2019 DI
KANTOR IMIGRASI KELAS I PALEMBANG

Pembimbing I, Pembimbing II,

M. ALVI SYAHRIN Rr.SUSANA ANDI MEYRINA


NIP. 19900324 201212 1 001 NIP.19670518 198903 2 001

Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Program Studi Direktur Politeknik Imigrasi,
D-IV Hukum Keimigrasian,

MAIDAH PURWANTI ANGGIAT NAPITUPULU


NIP. 19800525 200501 2 001 NIP. 19720203 199903 1 001

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah. ........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..................................... 5

D. Sistematika Penulisan ................................................................... 6

E. Metode Penelitian ......................................................................... 6

F. Tinjauan Literatur ......................................................................... 1

Referensi ............................................................................................................. 3

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian ditegaskan bahwa terhadap orang asing, pelayanan dan pengawasan
di bidang keimigrasian dilaksanakan berdasarkan prinsip yang bersifat selektif
(selective policy). Secara umum, kebijakan selektif berada dalam dua pendekatan
besar, yaitu pendekatan keamanan (security Approach) dan pendekatan
kesejahteraan (prosperity approach)(Syahrin, 2018), kedua pendekatan tersebut
merupakan satu kesatuan dalam kebijakan selective policy.

Proseperity approach berkaitan dengan lalulintas keimigrasian, dapat dilihat


dalam sudut pandang pembangunan ekonomi, salah satunya berkaitan dengan
pariwisata., untuk melihat bagaimana lalu lintas manusia dan pariwisata
berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia, dapat dilihat dari
penjelasan Winarto (2016) sebagai berikut:

“…sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total


perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan
angka ini dua kali lipat menjadi 8% dari PDB, s…..yang mengimplikasikan
bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah pengunjung perlu ditingkatkan
dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target ini,
…Pemerintah juga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015. Kebijakan
ini, apabila dikaitkan dengan pembangunan nasional, merupakan dampak dari
kemajuan ilmu dan tekhnologi serta berkembangnya kerjasama regional
maupun internasional yang mendorong meningkatnya arus orang asing yang
masuk dan keluar wilayah Indonesia akibat globalisasi di segala aspek
kehidupan” (Winarto, 2006:12).

Namun berkaitan dengan lalulintas manusia juga penting untuk melihatnya dari
sisi security Approach, Menurut Santoso saat menjelaskan sifat multidimensional
dari keimigrasian, salah satunya adalah aspek keamanan fungsi keimigrasian yang
mengatur serta mengawasi keberadaan orang asing di suatu negara akan memiliki
peran yang signifikan...sebagai contoh kebijakan keimigrasian untuk mengatasi
kejahatan...fungsi imigrasi harus dapat menjangkau juga bidang lain...kebijakan

1
keimigrasian akan mempunyai keterkaitan substansial dan berdampak
runtun(Santoso, 2014:21).

Dalam mewujudkan prinsip selektif, diperlukan kegiatan pengawasan terhadap


orang asing, pengawasan ini tidak hanya pada saat orang asing masuk kewilayah
Indonesia, tetapi juga selama orang asing berada di wilayah Indonesia termasuk
kegiatan-kegiatannya sebab terdapat orang asing yang keberadaannya di Indonesia
merugikan kepentingan bangsa seperti kasus-kasus penyalahgunaan ijin tinggal
keimigrasian, overstay, imigran gelap dan lain sebagainya merupakan suatu bentuk
pelanggaran keimigrasian yang bersifat transnasional.
Menilik persoalan pengawasan keimigrasian di Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2011 tentang Keimigrasian, pada Pasal 74 intelejen keimigrasian yang
merupakan bagian kedua dari Pengawasan keimigrasian, menunjukkan bahwa
intelejen keimigrasian sebagai bagian yang tidak terlepas dari pengawasan
keimigrasian. Intelejen keimigrasian merupakan kegiatan penyelidikan
keimigrasian dan pengamanan keimigrasian. Dari segi pengawasan keimigrasian,
pelaksanaan intelijen keimigrasian merupakan tonggak awal untuk menemukan dan
mencegah pelanggaran penyalahgunaan izin tinggal.
Salah satu jenis izin tinggal adalah Izin Tinggal Kunjungan yang merupakan
izin yang diberikan kepada WNA untuk tinggal dan berada di Wilayah Indonesia
untuk waktu singkat dalam rangka kunjungan1,. Izin Tinggal Kunjungan sendiri
diberikan kepada WNAyang masuk ke wilayah Indonesia dengan Visa kunjungan2.
Untuk WNA yang dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa atau pemegang Visa
kunjungan, maka dokumen Tanda Masuk yang dibawanya berlaku sebagai Izin
Tinggal kunjungan3, sehingga Penerima Bebas Visa Kunjungan juga diberikan
diberikan izin tinggal kunjungan4. Izin tinggal kunjungan sendiri terdapat beberapa

1
Pasal 1 Angka 18 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nmor 27 Tahun 2014 Tentang Prosedur
Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan,
Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap Serta Pengecualian Dari Kewajiban Memiliki Izin
Tinggal
2
Pasal 50 Ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.
3
Pasal 45 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian
4
Pasal 4 ayat (1) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Bebas
Visa Kunjungan

2
jenis sesuai dengan visa masuk yang digunakan. Untuk izin tinggal yang berasal
dari bebas visa kunjungan yang diberikan oleh pejabat imigrasi di tempat
pemeriksaan imigrasi, diberikan jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal tanda masuk diberikan dan tidak bisa diperpanjang 5. Sedang Izin Tinggal
Kunjungan yang diberikan kepada WNA yang masuk menggunakan Visa
kunjungan67, diberikan untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari
terhitung sejak diberikannya tanda masuk diterangkan, dan dapat diperpanjang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.8
Dari hasil penelitian awal penulis, terdapat beberapa jenis pelanggaran yang
terjadi selama tahun 2017 sampai dengan 2019 di wilayah Kantor Imigrasi Kelas I
Palembang, yang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 1 : Daftar Penindakan Keimigrasian Berdasarkan Pasal Yang Dikenakan


di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Palembang, Tahun 2017 dan 2019
Tahun
No Pasal Yang dikenakan
2017 2018 2019

1 Pasal 75 UU No. 6 Tahun 19 -


2011
2 Pasal 75 ayat (1) UU No. 6 25 8 3
Tahun 2011

5
Pasal 4 Ayat (1) & (2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang
Bebas Visa Kunjungan. Dan Pasal 6 Ayat (2) Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nmor 27 Tahun
2014 Tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan Pembatalan dan Berakhirnya
Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap Serta Pengecualian Dari
Kewajiban Memiliki Izin Tinggal.
6
Pasal 3 Ayat (1) Huruf (a) Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nmor 27 Tahun 2014 Tentang
Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal
Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap Serta Pengecualian Dari Kewajiban
Memiliki Izin Tinggal
7
Pada peraturan yang sama di pasal (2) Huruf (a), (b), (c), dan (d) dijelaskan bahwa izin tinggal
kunjungan juga diberikan kepada WNA dari negara bebas visa kunjungan sesuai peraturan-
perundangundangan, WNA yang bertugas segagai awak alat angkut yang sedang berada diwilayah
Indonesia, WNA yang masuk atas alasan kedaruratan dan WNA dengan Visa kunjungan saat
kedatangan.
8
Pasal 3 Ayat (1) Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nmor 27 Tahun 2014 Tentang Prosedur
Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan,
Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap Serta Pengecualian Dari Kewajiban Memiliki Izin
Tinggal

3
Pasal 78 ayat (1) Jo Pasal 75 4
ayat 1 UU No.6 Tahun 2011
3 Pasal 78 ayat (3) Jo Pasal 75 2 5 5
ayat 1 UU No.6 Tahun 2011
4 Pasal 119 ayat (2) UU No.6 1 -
Tahun 2011
5 Pasal 122 Huruf a UU No. 6 7 -
Tahun 2011
6 Pasal 122 Huruf b UU No. 6 5 - 20
Tahun 2011
7 Pasal 126 huruf c UU No.6 2 -
Tahun 2011
8 Pasal 50 angka (5) huruf (d) 1 -
Permenkumham No.27
Tahun 2014.
Total 62 14 32
Sumber : Data Kualitatif Tindakan Administrasi Keimigrasian Di Kantor Imigrasi
Kelas I Palembang, tahun 2017-2019.

Dari data tersebut terdapat signifikansi penurunan yang tinggi dari angka
pelanggaran keimigrasian yang ditindak dari tahun 2017 sampai 2018 sekitar
77,41%, namun terjadi kenaikan di tahun 2019 sekitar 56,25%.. dari angka tersebut
terdapat perubahan dari tahun ke tahun pada angka penurunan dan peningkatan
jumlah kasus yang signifikan. Penurunan dan kenaikan tersebut, apabila ditinjau
dari sudut evektifitas hukum, dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu penegakan
hukum, sarana dan fasilitas, budaya, masyarakat dan bahkan hukumnya itu sendiri.
Tentu angka kasus tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Untuk
melihat evektifitas hukum yang terjadi berkaitan dengan kasus yang terjadi di
wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Palembang, penulis kemudian mengfokuskan
tulisan ini untuk memberi gambaran melalui penelitian lapangan, dari pelaksanaan
tugas intelejen keimigrasian dan pengaruhnya dalam menurunkan angka

4
pelanggaran keimigrasian terkhusus pada pelanggaran penyalah gunaan izin tinggal
diwilayah Kantor Imigrasi Kelas I palembang.
Oleh karenanya penulis kemudian mengambil hipotesis awal bahwa jika
Pelaksanaan Intelijen Keimigrasian Efektif maka akan berpengaruh pada
penurunan Penyalahgunaan Izin tinggal di wilayah Kantor Imigrasi Kelas I
Palembang. Dari asumsi-asumsi yang dibangun oleh penulis kemudian hipotesis
awal, penulis kemudian tertarik untuk menguji hipotesis dan asumsi yang ada
melalui obserfasi lapangan, lewat tulisan akhir dengan judul “Efektifitas Intelijen
Keimigrasian Terhadap Penurunan Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan Ke
Imigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Palembang: Studi Kasus Tahun 2019”

B. Rumusan Masalah.
Dari latar belakang diatas, dapat dilihat beberapa pertanyaan yang akan
menjadi rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana efektifitas intelijen keimigrasian terhadap penyalahgunaan izin
tinggal kunjungan di Kantor Imigrasi Kelas I Palembang?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas intelijen keimigrasian
terhadap penyalahgunaan izin tinggal kunjungan di Kantor Imigrasi Kelas I
Palembang?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan
bertujuan untuk:
1. Untuk menjelaskan bagaimana efektifitas intelijen keimigrasian terhadap
penyalahgunaan izin tinggal kunjungan di Kantor Imigrasi Kelas I
Palembang?
2. Untuk menjelaskan Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas
intelijen keimigrasian terhadap penyalahgunaan izin tinggal kunjungan di
Kantor Imigrasi Kelas I Palembang?

5
Hasil penelitian tersebut dapat diharapkan mampu memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Sebagai upaya pengembangan wawasan pemahaman terhadap ilmu hukum,
khususnya yang terkait dengan hukum imigrasi.
2. Sebagai referensi terhadap penelitian selanjutnya dalam menyusun karya
tulis ilmiah yang lebih mendalam sehubungan dengan efektifitas intelijen
keimigrasian

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dari skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang;
B. Rumusan Masalah;
C. Tujuan dan Manfaat Penelitan;
D. Sistematika Penulisan;
E. Metode Penelitian;
F. Tinjauan Literatur Singkat;dan
G. Referensi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. PEMBAHASAN
BAB IV. KESIMPULAN

E. Metode Penelitian.
1. Jenis Penelitian.
Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah metode
penelitian normatif-empiris. Metode yang pertama adalah kajian normatif,
Penelitian Normatif mencakup penelitian terhadap asas-asas; penelitian
terhadap sistematika hukum; penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum;
penelitan sejarah hukum; penelitian perbandingan hokum (Tripa, 2019:73).
Sedang metode penelitian hukum empiris atau sosiologi, adalah hukum
meninjau atau menilik dirinya dari unsur-unsur di luar dirinya (hukum)
(Qamar et al., 2017:5). Metode penelitian hukum empiris dipinjam dari ilmu
sosiologi hukum untuk menjelaskansuatu kenyataan factual dari pola

6
tingkah laku yang tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh norma
(an Ought) dari suatu aturan hukum(Diantha, 2016:12).
2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi penelitian di Kantor
Imigrasi Kelas I Palembang.
3. Sumber Data Penelitian
a) Data Primer
Data primer ini peneliti dapatkan dari sumber langsung yaitu data
penanganan dan penindakan pelanggaran keimigrasian terhadap WNA
tahun 2019 dan wawancara. dalam hal ini wawancara akan dilakukan
dengan pihak yang berkompeten terkait permasalahan tersebut seperti
Pejabat Imigrasi dan PPNS Keimigrasian pada Subseksi Intelejen:
Sehingga data yang didapatkan merupakan data yang didapatkan
merupakan hasil interaksi verbal yang diharapkan dapat menjawab
permasalahan dalam penelitian ini. Selanjutnya adalah Observasi yang
merupakan kegiatan peneliti dalam pengamatan langsung terhadap fakta-
fakta yang ada di lapangan.
b) Data Sekunder
1) Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mengikat
digunakan dalam penelitian ini , antara lain Undang-undang Nomor 6
Tahun 2011 tentang Keimigrasian, dan Peraturan perundang-
undangan lainya.
2) Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan
penjelasan terhadap bahan hukum primer. Dalam penelitian ini antara
lain Literatur tentang keamanan nasional dan intelejen.
3) Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan lebih lanjut terhadap bahan hukum
primer maupun bahan hukum skunder yang berkaitan dengan

7
penelitian ini antara lain seperti internet, surat kabar ataupun kamus
hukum atau kamus Bahasa Indonesia.
4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a) Library Research/Penelitin Kepustakaan, dengan metode ini peneliti
mengumpulkan data berupa refrensi-refrensi yang berkaitan dengan
permasalahan dan dengan didukung dengan data-data lapangan yang
didapatkan saat peneliti melakukan penelitian di lapangan.
b) Field Observation/Pengamatan Lapangan, yaitu dengan melakukan
pengamatan lapangan secara langsung yang dalam hal ini pengamatan
lapangan dilakukan selama pelaksanaan On Job Training (OJT).
c) Interview/Wawancara , adalah salah satu metode pengumpulan data
dengan cara menggali keterangan dan informasi dari seorang narasumber
yang dalam hal ini adalah Pejbat Imigrasi/PPNS Keimigrasian ataupun
Pegawai yang memiliki kompetensi dan berkaitan langsung dengan
permasalahan yang akan di teliti.
5. Teknik Pengolahan/Analisis Data
a) Teknik Pengolahan Data Penelitian
Dalam metode ini peneliti menggunakan metode. kajian hukum positif
ini meliputi (1) Metode survey, yaitu usaha koleksi data atau usaha
inventarisasi yang menyeluruh atas data yang terdiri dari peraturan
perundang-undangan positif yang berlaku ...(2) Metode induksi, yang
digunakan untuk melengkapi system normatif yang telah disusun dan
ditata melalui usaha koleksi dan inventarisasi, proses pelengkapan itu
untuk menutup apa yang tidak bisa dijawab melalui data hukum melalui
asas-asas umum dari data aturan yang ada melalui proses induksi…(3)
Metode Induksi, dikerjakan untuk menyimpulkan pengetahuan-
pengetahuan kongkret mengenai kaidah yang benar dan tepat untuk
diterapkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan tertentu(Suggono,
2001:73-74). Sedang metode empiris yang digunakan adalah metode

8
“Socio Legal Reaserch”(Suggono, 2001:81) dengan metode deskriptif
analisis, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang
berdasarkan fakta- fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Ciri-ciri
metode deskriptif adalah metode penelitian yang memusatkan diri pada
upaya pemecahan masalah- masalah yang terjadi sekarang,
mengumpulkan data, mengelompokkan data tersebut dan sekaligus
menganalisanya(Rukajat, 2018:141).
b) Teknik Analisis Data Penelitian.
Teknik Analisis Data Data primer dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif. Pertama, seluruh
temuan...dideskripsikan. Kemudian dilakukan analisis yang bersifat
kualitatif atas temuan tersebut guna menarik kesimpulan dan
rekomendasi yang penting...Dengan demikian analisis data dilakukan
secara induktif berdasarkan tema-tema yang relevan yang dikembangkan
dari hasil wawancara dengan responden penelitian. Pengambangan
kategori dan pengklasifikasian sedapatnya mencerminkan perpektif
(word-view) dari para informan dalam mengkonstruksikan data.
Perbandingan kategori yang diperoleh dari lapangan terhadap konsep-
konsep yang lebih umum sebagaimana tersedia dalam berbagai
kepustakaan dilakukan sebagai usaha untuk menempatkan hasil
penelitian tentang ihwal dalam percakapan yang lebih
teoretis(Koeswahyono, 2009: 308-309).

9
F. Tinjauan Literatur

1. Tinjauan Penelitian Dahulu


Tinjauan penelitian terdahulu mengemukakan penelitian lain yang relevan dalam pendekatan permasalahan penelitian
sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu berguna sebagai referensi pembelajaran penulis serta memudahkan penulis dalam
menyusun penelitian ini.
Tabel 2. Penelitian Dahulu
No Nama Judul Latar belakang Rumusan masalah Metode Ringkasan pembahasan Perbedaan
Penelitian penelitian
Trisapto Peran 1.Perkembangan informasi Bagaimana peran Kualitatif Hasil kajian menunjukkan bahwa peran intelijen keimigrasian melakukan Jurnal Badan
Wahyudi Intelijen dan teknologi inteligen keimigrasian deskriptif deteksi dini terhadap setiap gangguan (potensi kerawanan) yang mungkin Penelitian dan
Agung Keimigras yang begitu cepat telah di dalam pengawasan ditimbulkan oleh orang asing, baik yang akan masuk maupun orang asing Pengembangan
Nugroho ian Dalam berpengaruh orang asing? yang berada dan berkegiatan di wilayah Indonesia serta mengancam Hukum dan Hak
Pusat Rangka terhadap perubahan global 2. Langkah-langkah stabilitas negara. Proses deteksi dini melalui berbagai tahap yaitu Asasi Manusia
Pengkajian Antisipasi yang mempunyai apa yang dilakukan pengolahan data orang asing (visa dan paspor) dan menganalisis secara
Dan Terhadap konsekuensi di segala aspek inteligen keimigrasian mendalam sehingga menghasilkan informasi yang akurat dan terintegrasi Perbedaan dengan
Pengembanga Potensi kehidupan dalam dalam sistem manajemen informasi keimigrasian (SIMKIM). Informasi penelitian penulis
n Kebijakan Kerawana berbangsa dan bernegara mengantisipasi yang ada dibuat dalam bentuk produk intelijen yan gberasal dari adalah terletak pada
Badan nYang 2.Ditetapkannya kebijakan potensi kerawanan keterangan masyarakat, instansi pemerintah, mendatangi tempat atau fokus permasalahan
Penelitian Ditimbulk pemerintah yang bangunan yan gdapat ditemukan bahan keterangan mengenai keberadaan yang di teliti penulis
Dan an Oleh terkait Bebas Visa ditimbulkan orang dan kegiatan orang asing serta melakukan operasi intelijen. Langkah berfokus terhadap
Pengembanga Orang Kunjungan untuk asing? antisipasi yang dilakukan yaitu: pertama: membangun sistem pelaporan efektifitas intelijen
n Hukum Dan Asing Di masuk ke wilayah Indonesia orang asing (APOA) dengan melibatkan semua unsur masyarakat dan keimigrasian terhadap
Hak Asasi Wilayah terhadap 169 asosiasi hiburan, hotel, restoran untuk melaporkan keberadaan dan penyalahgunaan izin
Manusia Indonesia negara kegiatan orang asing. Kedua: Membentuk komunitas inteligen yaitu tinggal kunjungan.
Kementerian Badan Intelijen Negara, TNI, Polri, dan kementerian/lembaga yang Sedangkan pada
Hukum Dan menyelenggarakan inteligen negara baik pusat dan daerah (Kominpus penelitian ini berfokus
Hak Asasi dan Kominda) sebagai wadah tukar menukar informasi terkait kepada pengawasan
Manusia keberadaan orang asing. Ketiga: Bekerjasama dengan Interpol (Imigrasi yang dilakukan oleh
akan memilik /tersambung dengan data interpol sehingga data-data dari intelijen keimigrasian
seluruh negara). Inteligen Kemigrasian (Imigrasi) juga bekerjasama dalam mengantisipasi

1
dengan POLRI dengan menandatangani penggunaan aplikasi I-24/7 potensi kerawanan
berfungsi mendeteksi data-data pemegang paspor yang hilang atau dicuri yang ditimbulkan
maupun buron yang dicari suatu negara orang asing
2 Nelwansyah Pelaksana Dalam melaksanakan pengaturan Yuridis Pengaturan hukum intelijen keimigrasian dalam memberikan keamanan Jenis publikasi Tesis
an Fungsi tugas pokok Direktorat hukum intelijen normatif bagi negara Republik Indonesia adalah untuk memperoleh bahan
Intelijen Jenderal Imigrasi maka keimigrasian dalam pendekata keterangan tentang segala hal dari pada objek sasaran intelijen, yang Perbedaan dengan
Keimigras perlu dilakukan suatu upaya memberikan n diperlukan untuk menunjang perencanaan, pelaksanaan dan administrasi penelitian penulis
ian Guna penciptaan kondisi clan keamanan bagi negara sosiologis intelijen keimigrasian. Bahan keterangan hasil pekerjaan intelijen adalah terletak pada
Penga situasi yang baik dan aman Republik empiris keimigrasian yang diperoleh dalam penyelidikan intelijen keimigrasian fokus permasalahan
Wasan serta kondusif agar tujuan Indonesia? Dan yang bersifat strategis maupun taktis dipergunakan secara timbal balik yang di teliti penulis
Warga dari Bagaimana fungsi untuk kegiatan: Operasi intelijen keimigrasian itu sendiri, Pengungkapan berfokus terhadap
Negara tugas pokok tersebut dapat intelijen keimigrasian suatu jaringan yang berhubungan dengan pelanggaran ketentuan perihal efektifitas intelijen
Asing dicapai. Untuk hal yang dalam hal keimigrasian di Indonesia, Pengambilan keputusan bagi pimpinan dan keimigrasian terhadap
Bagi demikian maka diperlukan pengawasan orang Sebagai pendukung kegiatan pokok Direktorat Jenderal lmigrasi. penyalahgunaan izin
Keamanan peranan Intelejen asing? Fungsi intelijen keimigrasian dalam hal pengawasan orang asing pada tinggal kunjungan
Negara Keimigrasian sebagai upaya pokoknya adalah memberikan informasi dalam hubungannya dengan sedangkan pada
Republik penciptaan kondisi dan tindakan keimigrasian yang akan dilakukan terhadap pelanggaran dan penelitian ini berfokus
Indonesi situasi yang kejahatan keimigrasian. Selain itu fungsi intelijen keimigrasian juga pada fungsi intelijen
baik clan kondusif tersebut. memberikan informasi kepada pengambil kebijakan di lingkungan pada pengawasan
Direktorat Jenderal imigrasi perihal tindakan dan perencanaan orang asing dalam
pengawasan orang asing di kemudian hari sehingga orang asing yang memberikan
berada di Indonesia dapat difungsikan secara tepat guna dan hasil guna. keamanan bagi negara
Republik Indonesia

Sumber : Wahyudi Agung Nugroho,Trisapto. 2018. “Peran Intelijen Keimigrasian Dalam Rangka Antisipasi Terhadap Potensi Kerawanan Yang Ditimbulkan Oleh Orang Asing Di
Wilayah Indonesia“,.Diakses dari http://dx.doi.org?10.30641/kebijakan.2018.V12.275-293 dan Nelwansyah, 2010 “Pelaksanaan Fungsi Intelijen Keimigrasian Guna Penga Wasan
Warga Negara Asing Bagi Keamanan Negara Republik Indonesia” di akses dari http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/10190/1/071803064 _Nelwansyah.pdf pada tanggal
10 April 2020 pukul 20:00 wib

2
2. Landasan Teori

a). Teori Efektifitas Hukum.

Menurut Soerjono Soekanto, apabila sesorang mengatakan bahwa


suatu kaidah hukum berhasil atau gagal mencapai tujuan, maka hal itu
biasanya diukur apakah pengaruhnya berhasil mangatur sikap tindak atau
perilaku tertentu, sehingga sesuai dengan tujuannya atau tidak.
Pernyataan tersebut pada dasarnya memperlihatkan bahwa hal
berlakunya hukum ialah mewujudkan hukum itu sebagai perilaku atau
tingkah laku. Dan dalam efektifitas hukum, pernyataan kaidah hukum
dapat mengacu pada hukum substansi (hukum materil), dan hukum acara
(hukum formal). Demikian halnya ketika berbicara tentang efektifitas
hukum dalam Masyarakat Indonesia berarti membahas daya kerja hukum
dalam mengatur dan atau memaksa warga Masyarakat untuk taat
terhadap hukum. Efektifitas hukum berarti mengkaji kaidah hukum yang
harus memenuhi syarat, yaitu berlaku secara yuridis, sosiologis dan
filosofis(Winarwati & Ichwan, 2019:32).

Efektivikasi hukum merupakan proses yang bertujuan agar supaya


hukum berlaku efektif. Keadaan tersebut dapat ditinjau atas dasar
beberapa tolok ukur efektivitas. Menurut Soerjono Soekanto bahwa
faktor tersebut ada lima, yaitu :
1) Hukumnya sendiri
2) Penegak hukum
3) Sarana dan fasilitas
4) Masyarakat
5) Kebudayaan
Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya, karena
menjadi hal pokok dalam penegakan hukum, serta sebagai tolok ukur dari
efektifitas penegakan hukum. Kelima faktor yang dikemukakan Soerjono
Soekanto tersebut, tidak ada faktor mana yang sangat dominan
berpengaruh, semua faktor tersebut harus saling mendukung untuk

1
membentuk efektifitas hukum. Lebih baik lagi jika ada sistematika dari
kelima faktor ini, sehingga hukum dinilai dapat efektif. Sistematika
tersebut artinya untuk membangun efektifitas hukum harus diawali untuk
mempertanyakan bagaimana hukumnya, kemudian disusul bagaimana
penegak hukumnya, lalu bagaimana sarana dan fasilitas yang menunjang,
kemudian bagaimana masyarakat merespon serta kebudayaan yang
terbangun(Baso Madiong, 2014).
Pencapaian sasaran tersebut dapat dikatakan efektif apabila adanya
keharmonisan. Setiap pekerjaan pegawai dalam organisasi sangat sangat
menentukan bagi pencapaian hasil kegiatan seperti yang telah
direncanakan terlebih dahulu. Untuk itu faktor keefektifannya banyak
mempengaruhi kepada kemampuan aparatur dan organisasi dalam
melaksanakan tugas dan kewenangannya. Tingkat pencapaian tujuan
aparatur dalam suatu organisasi dikatakan efektif apabila pencapaian itu
sesuai dengan tujuan organisasi dan memberikan hasil yang
bermanfaat(Triwibowo, 2014:42).
b). Teori Keamanan Negara
Keimigrasian sebagaimana dalam Pendahuluan Undang-Undang
Keimigrasian bahwa fungsinya salah satunya adalah bagian dari urusan
pemerintahan dalam rangka kemanan negara9. Keamanan (security)
sendiri berarti Secara etimologis berasal dari bahasa latin "securus" (se
+ cura) yang bermakna terbebas dari bahaya, terbebas dari ketakutan
(free from danger, free from fear). Kata ini juga bisa bermakna dari
gabungan kata se (yang berarti tanpa/without) dan curus (yang berarti
'uneasiness). Sehingga bila digabungkan kata ini bermakna 'liberation
from uneasiness, or a peaceful situation without any risks or
threats'(Widjajanto, Perwita, Rezasyah, & Hersutanto, 2013:29).
Keamanan nasional juga bisa dilihat dari perspektif interest-based
national security Hal ini terkait dengan kepentingan yang harus dipenuhi

9
Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

2
untuk mencapai tujuan nasional tersebut, misalnya mempertahankan
integritas wilayah dan kedaulatan Indonesia, melindungi demokrasi dan
pluralisme, dan Iain sebagainya(Widjajanto et al., 2013:54).
Salah satu yang bertugas untuk melaksanakan fungsi keamanan negara
adalah intelijen yang dibentuk untuk mencegah terjadinya ancaman
mendadak dan melakukan pendekatan yang strategis...dengan cara
mengumpulkan dan menganalisis informasi guna pembuatan
kebijakan(Nefo, 2013:24). Fokus kerja intelijen adalah pengumpulan
data analisis setiap informasi yang berhubungan dengan keamanan
nasional...Dalam melaksanakan fungsi tersebut, negara memberikan
kewenangan atau diskresi tertentu kepada intelijen(Bhakti, Samego,
Siregar, Haripin, & Mengko, 2017:20-21).

REFERENSI

Buku
Baso Madiong. (2014). Sosiologi Hukum, Suatu Pengantar (1st Editio). Makassar:
CV. Sah Media.

Bhakti, I. N., Samego, I., Siregar, S. N., Haripin, M., & Mengko, D. M. (2017).
Intelejen dalam Pusaran Demokrasi di Indonesia Pasca Orde Baru.
Yogyakarta: ANDI.

Diantha, I. M. P. (2016). Metodologi Penelitian Hukum Normatif dalam Justifikasi


Teori Hukum. Jakarta: Prenada Media.

Efendi, J., & Ibrahim, J. (2018). Metode Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris.
Depok: Prenada Media.

Koeswahyono, I. (2009). Sumber Daya Alam Dalam Konstelasi Politik Nasional


dan Globalisasi Hukum: Persoalan Sistem Pertanian Berkelanjutan. In Hukum
yang Bergerak: Tinjauan Antropologi Hukum (p. 289). Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.

3
Nefo, S. (2013). Komunikasi dalam Kinerja Intelijen Keamanan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

Qamar, N., Syarif, M., Busthami, D. S., Hidjaz, K., Djanggih, H., & Rezah, F. S.
(2017). Metode Penelitian Hukum (Legal Research Methods). Makassar: CV.
Social Politic Genius (SIGn).

Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research


Approach. Sleman: Deepublish.

Santoso, I. (2014). Peerspektif Imigrasi Dalam Migrasi Manusia. Bandung:


Pustaka Reka Cipta.

Setianto, B. (2016). Analisa Seluruh Industri Sektor dan Semua Sub Sektor Saham
di BEI 2015. Jakarta: BSK Capital.

Suggono, B. (2001). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Rajagrafindo


Persada.

Tripa, S. (2019). Diskursus Metode dalam Penelitian Hukum. Banda Aceh: Bandar
Publishing.

Widjajanto, A., Perwita, A. A. B., Rezasyah, T., & Hersutanto, B. (2013). Penataan
Kebijakan Keamanan Nasional. Bandung: Pusat Studi Politik & Keamanan
Universitas Padjadjaran.

Winarwati, I., & Ichwan, M. (2019). buku ajar filsafat hukum. Surabaya: Scopindo
Media.

Skripsi & Tesis.

Febmi Ririn Cikpratiwi. (2017). Kewenangan penyidik pegawai negeri sipil (ppns)
imigrasi dalam melakukan penyidikan terhadap penyalahgunaan visa sebagai
upaya pelaksanaan fungsi keamanan dan penegakan hukum keimigrasian.
Universitas Islam Indonesia.

Indriani, S. (2018). Manajemen pelaksanaan pengawasan keimigrasian orang

4
asing pemegang izin tinggal kunjugan oleh kantor imigrasi kelas 1
palembang. Universitas Sriwijaya.
Triwibowo, C. (2014). Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor dengan
Menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Serang.

.Winarto, L. A. (2006). Pelaksanaan Penyidikan Oleh Penyidik Pegawai Negeri


Sipil Direktorat Jenderal Imigrasi Dalam Rangka Penegakan Hukum
Terhadap Pelanggaran Undang-Undang Keimigrasian. Universitas
Diponegoro Semarang.
Jurnal.

Kastro, E. (2018). Kendala-Kendala Dalam Penegakan Hukum Terhadap


Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Di Wilayah Hukum Kantor Imigrasi
Palembang. Varia Hukum, XXXIX(XXX), 42.

Putra, R. (2019). Asas Ultimum In Remedium Dalam Tindak Pidana Keimigrasian.


Jurnal Ilmu Hukum “THE JURIS,” III(No. 1), 38–54.

Syahrin, M. A. (2018a). Menakar Kedaulatan Negara dalam Perspektif


Keimigrasian. Jurnal Penelitian Hukum De Jure.
https://doi.org/10.30641/dejure.2018.v18.43-57

Halaman Web.

Syahrin, M. A. (2018). TEORI KEBIJAKAN SELEKTIF KEIMIGRASIAN.


Retrieved April 28, 2020, from PETAK NORMA website:
http://muhammadalvisyahrin.blogspot.com/2018/09/teori-kebijakan-selektif-
keimigrasian.html, Diakses, Jumat (17/042020) Pukul 15.00.

http://sonny-tobelo.blogspot.com/2011/01/teori-kewenangan.html. Diakses,Sabtu
(11/04/2020) Pukul 21.00.

5
https://manado.antaranews.com/berita/68052/kantor-imigrasi-palembang-data-
sebaran-tenaga-kerja-asing Diakses,Sabtu (11/04/2020) Pukul 19.00

https://intens.news/imigrasi-palembang-deportasi-26-warga-asing-selama-2019/
Diakses, Minggu (19/04/2020) Pukul 21.00.

ttps://www.imigrasi.go.id/berita/detail/10-wna-dideportasi-dari-palembang.-satu-
sempat-dipenjarakan-dulu. Diakses,Minggu (11/04/2020) Pukul 19.00.

https://sumselupdate.com/di-sumsel-palembang-paling-banyak-tka/,
Diakses,Minggu(19/04/2020) Pukul 21.30.

Anda mungkin juga menyukai