Anda di halaman 1dari 50

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat serta karunia-Nya, kami tim penulis dari kelompok 2 dapat menyelesaikan
Laporan Visitasi tepat pada waktunya. Laporan ini disusun sebagai bagian dari kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Analis Keimigrasian Ahli Pertama
Angkatan LV yang merupakan bentuk pelaksanaan dari Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 47 Tahun 2018
tentang Jabatan Fungsional Analis Keimigrasian.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan visitasi ini dilaksanakan secara virtual karena
dilaksanakan di masa pandemi COVID-19 yang masih belum usai. Walaupun dilakukan
secara virtual, akan tetapi tidak menyurutkan esensi dan tujuan dari pelatihan dan
pendidikan ini sendiri. Semangat kami untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan terkait
keimigrasian tetap tinggi walaupun harus melakukan pendidikan dan pelatihan secara
virtual. Kegiatan visitasi dilaksanakan pada tanggal 5 November 2021 dan 8 November
2021 berlokasi di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang dan Rumah Detensi Imigrasi
Semarang. Kegiatan ini difasilitasi oleh penyelenggara yaitu Balai Pendidikan dan
Pelatihan Hukum dan HAM Jateng.
Pada kesempatan ini juga tim penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan
serta kerjasama dari berbagai pihak, seperti:
1. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan HAM Jateng;
2. Segenap Widyaiswara dan Pejabat di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia yang telah memberikan upaya maksimal agar kegiatan pelatihan
dapat berjalan dengan baik;
3. Seluruh Panitia Penyelenggara Pelatihan Fungsional Analis Keimigrasian Ahli
Pertama Angkatan LV Tahun 2021 di Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan
HAM Jateng;
4. Seluruh rekan-rekan peserta Pelatihan Fungsional Analis Keimigrasian Ahli
Pertama Angkatan LV Tahun 2021.

i
Kami selaku tim penyusun menyadari bahwa Laporan Visitasi secara virtual ini tak
lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran sehingga
Laporan Visitasi ini nantinya dapat memberikan manfaat dalam ilmu pengetahuan di
bidang keimigrasian dan implementasinnya serta mampu dikembangkan lebih lanjut.

Tim Penyusun,

Kelompok II
AKAP ANGKATAN LV

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... iv

DAFTAR BAGAN ............................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1


1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN......................................................................................... 3
1.3 DASAR HUKUM ..................................................................................................... 3
1.4 RUANG LINGKUP .................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6


2.1 PROFIL LOKUS VISITASI ....................................................................................... 6
2.1.1 KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI SEMARANG ............................................ 6
2.1.2 RUMAH DETENSI IMIGRASI SEMARANG ................................................. 13
2.2 PELAKSANAAN KEGIATAN VISITASI ................................................................. 18
2.2.1 KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI SEMARANG .......................................... 18
2.2.2 RUMAH DENTENSI IMIGRASI SEMARANG ............................................... 22
2.3 PEMELAJARAN DARI KEGIATAN VISITASI........................................................ 26
2.3.1 KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI SEMARANG .......................................... 26
2.3.2 RUMAH DETENSI IMIGRASI SEMARANG ................................................. 35

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 40


3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 40
3.2 SARAN ................................................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 43

iii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1.2.1 Rumah Detensi Imigrasi Semarang .......................................... 15


2. Gambar 2.2.1.1 Bapak Bramantyo Andhika Putra, S.H., M.H. ........................... 18
3. Gambar 2.2.1.2 Clearance Awak Alat Angkut .................................................... 19
4. Gambar 2.2.1.1 Bapak Anandityo Pradiksatwiko, Amd. Im.,S.H. ...................... 20
5. Gambar 2.2.1.1 Ibu Retno Mumpuni, S.H., MH ................................................... 22
6. Gambar 2.2.1.1 Bapak Didiet Santoso, S.AP ..................................................... 22
7. Gambar 2.3.1.1 Indeks Visa Kunjungan ............................................................. 28
8. Gambar 2.3.1.2 Indeks Visa tinggal terbatas ..................................................... 29
9. Gambar 2.3.1.3 Alur Pemeriksaan Keimigrasian pada TPI Laut ....................... 30
10. Gambar 2.3.1.4 Contoh RKSP ............................................................................. 31
11. Gambar 2.3.1.5 Potongan Layar APOA .............................................................. 34

iv
GAMBAR BAGAN

1. Bagan 2.1.1.1 Struktur Organisasi Kanim Semarang ...................................... 8


2. Bagan 2.1.2.1 Rudenim Semarang ................................................................. 18

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia di era globalisasi saat ini terus mengalami dinamika yang
menuntut seluruh pihak untuk dapat beradaptasi supaya dapat mengikuti dan
menguasai arah perkembangannya. Era globalisasi didukung dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang makin memudahkan pekerjaan manusia sehari-hari
dan mengeliminasi hal yang menghalanginya, antara lain rintangan jarak dan waktu.
Berkat teknologi yang ada, jarak dan waktu dapat dipangkas sehingga makin
mendekatkan hubungan antar personal dan menciptakan dunia yang tanpa batas
(borderless) dengan pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya yang
menjadi lebih mudah.
Manfaat dan kemudahan yang timbul dari perkembangan di era globalisasi
bukannya tanpa akibat. Pergerakan manusia yang menjadi lebih mudah berpotensi
menyebabkan timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban yang arahnya dapat
mengganggu kedaulatan negara. Lalu lintas orang yang keluar dan masuk negara
sering menimbulkan kejahatan internasional atau tindak pidana transnasional yang
banyak dilakukan oleh sindikat kejahatan internasional yang terorganisasi. Perihal lalu
lintas pergerakan masuk dan keluarnya orang di suatu negara, khususnya di
Indonesia, berkaitan erat dengan keimigrasian seperti yang termuat di dalam Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Fungsi keimigrasian meliputi
memberikan pelayanan keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara, dan
fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat, dan pelaksanaan fungsi
keimigrasian adalah sepanjang garis perbatasan Wilayah Indonesia yang
pelaksanaannya meliputi Tempat Pemeriksaan Imigrasi dan pos lintas batas.
Untuk menghadapi tantangan era globalisasi dalam kaitannya melaksanakan
fungsi keimigrasian, Direktorat Jenderal Imigrasi beserta seluruh jajaran
melaksanakan kebijakan selective policy untuk dapat memilah Orang Asing yang
diperbolehkan masuk ke wilayah Indonesia yang mana Orang Asing yang

1
diperbolehkan masuk hanyalah yang dapat memberikan manfaat. Terhadap Orang
Asing yang berada di wilayah Indonesia yang melakukan perbuatan melawan hukum
atau yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, terdapat penindakan
yang dilakukan oleh Imigrasi terhadap Orang Asing yang dimaksud. Selain itu, Imigrasi
juga dituntut prima dalam memberikan pelayanan keimigrasian kepada masyarakat,
baik terhadap WNI yang terkait pengajuan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
maupun Orang Asing mengenai pengurusan visa dan izin tinggal di Indonesia.
Dalam rangka untuk menciptakan insan imigrasi yang memiliki kompetensi yang
memadai untuk menjawab tantangan tersebut, maka diperlukan adanya pendidikan
dan pelatihan (DIKLAT) untuk pemenuhan kompetensi insan imigrasi. Untuk
menjalankan tugas dan fungsi Keimigrasian dalam hal ini kaitannya dengan tugas dan
fungsi seorang Analis Kemigrasian maka sudah selayaknya seorang Analis
Keimigrasian mampu memiliki kompetensi dan kemampuan di bidang keimigrasian.
Hal ini meliputi pemahaman terkait tugas dan fungsi dari Unit Pengelola Teknis (UPT)
di bawah Direktorat Jenderal Imigrasi, yaitu Kantor Imigrasi dan Rumah Detensi
Imigrasi sebagai tempat dilaksanakannya fungsi keimigrasian.
Selaras dengan pemaparan di atas, dalam Pendidikan Dan Pelatihan Fungsional
Analis Keimigrasian Ahli Pertama yang dilakukan secara virtual/daring (online)
Angkatan LV Tahun 2021 oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Badiklat Hukum dan HAM) Jawa Tengah; dilaksanakan pula kegiatan visitasi
virtual pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang dan Rumah Detensi Imigrasi
(Rudenim) Semarang. Visitasi atau kunjungan secara virtual tersebut diselenggarakan
dalam rangka meningkatkan kualifikasi SDM (Sumber Daya Manusia) ASN Imigrasi
(khususnya peserta diklat Analis Keimigrasian Ahli Pertama) agar pemahaman serta
menambah kompetensi yang telah diterima melalui classical online semakin
komprehensif dan actual dengan cara pengenalan pelaksanaan tugas dan fungsi
keimigrasian secara langsung di lapangan. Sehingga di dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi sehari-hari pada unit kerja masing-masing sebagai Analis Keimigrasian Ahli
Pertama tidak hanya memiliki pemahaman konseptual tetapi juga memiliki kemapuan
serta kecakapan dalam mengimplementasikan secara bertanggung jawab dengan
penuh dedikasi serta integritas yang diperlukan untuk memajukan organisasi.

2
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan kunjungan lapangan virtual ini
adalah sebagai berikut:
1. Memantapkan kualifikasi kompetensi yang dimiliki oleh Analis Keimigrasian
Ahli Pertama dalam melaksanakan tugas dan fungsi pada Unit Pelaksana
Teknis (UPT) masing-masing melalui pemahaman lapangan pada Kantor
Imigrasi Kelas I TPI Semarang dan Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim)
Semarang;
2. Memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan terkait pelaksanaan
tugas dan fungsi keimigrasian yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Semarang dan Rumah Detensi Imigrasi Semarang;
3. Untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan keimigrasian yang akan
menjadi modal dasar untuk menjalankan tugas dan fungsi sebagai Analis
Keimigrasian Pertama yang diharapkan dapat memiliki kinerja yang baik dan
mampu berkontribusi lebih pada institusi.

1.3 DASAR HUKUM

Dasar hukum penyusunan laporan visitasi secara virtual via Zoom yang
dilaksanakan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang dan Rumah Detensi Imigrasi
Semarang adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang- undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
3. Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor M.01.PR.07.04 tahun 2004
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Detensi Imigrasi;
4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2015 tentang Cara Pemeriksaan Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 24

3
Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Permohonan dan Pemberian Visa
Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas;
7. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
M.HH-02.GR.02.02 Tahun 2020 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2016 tentang Intelijen Keimigrasian;
9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 26 Tahun 2020 tentang
Visa dan Izin Tinggal Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru;
10. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2021 Tentang Pemberian Visa Dan Izin Tinggal Keimigrasian Dalam Masa
Penanganan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Dan Pemulihan Ekonomi
Nasional;
11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Analis
Keimigrasian;
12. Surat Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan HAM Jawa Tengah
Nomor W13.SDM.1.SM.02.03-382 tanggal 10 Oktober 2021 Hal Pemanggilan
Mengikuti Pelatihan Fungsional Analis Keimigrasian Ahli Pertama Angkatan LV
Tahun Anggaran 2021.

1.4 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan Visitasi Virtual di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang
dan Rumah Detensi Imigrasi Semarang dibatasi pada:
1. Kegiatan visitasi dilaksanakan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang dan
Rumah Detensi Imigrasi Semarang secara virtual melalui media Zoom;
2. Kegiatan visitasi di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang dan Rumah Detensi
Imigrasi Semarang diikuti oleh seluruh peserta Pelatihan Fungsional Analis
Keimigrasian Ahli Pertama Angkatan LV Tahun Anggaran 2021 berjumlah 40
(empat puluh) orang;
3. Kegiatan visitasi dilaksanakan selama 2 (dua) hari, dengan jadwal sebagai
berikut:

4
a) Hari Jumat tanggal 5 November 2021, kegiatan visitasi dilaksanakan di Kantor
Imigrasi Kelas I TPI Semarang dengan materi sebagai berikut:
- Pemeriksaan Penerbitan Persetujuan Visa Republik Indonesia;
- Intelijen Keimigrasian
b) Hari Senin tanggal 8 November 2021, kegiatan visitasi dilaksanakan di Rumah
Detensi Imigrasi Semarang dengan materi Pengelolaan Rumah dan Ruang
Detensi Imigrasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PROFIL LOKUS VISITASI

2.1.1 KANTOR IMIGRASI KELAS I SEMARANG

Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang mulai berdiri sejak tahun 1981 dan berada
langsung dibawah Direktorat Jenderal Imigrasi. Keberadaan Kantor Imigrasi Kelas I
TPI Semarang memiliki peran yang sangat penting dalam hal fungsi keimigrasian yaitu
pelayanan keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara, dan sebagai fasilitator
pembangunan. Fungsi keimigrasian tersebut diimplementasikan dalam bentuk
kegiatan diantaranya meliputi penerbitan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
(DPRI), Perpanjangan Izin Tinggal dan Status Keimigrasian bagi Warga Negara Asing,
pengawasan terhadap pemberian DPRI Warga Negara Indonesia, pengawasan
terhadap lalu lintas orang yang masuk ke wilayah Indonesia, serta pengawasan
terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah Indonesia. Sejalan dengan
terbitnya Keputusan Menteri Kehakiman R.I nomor 04.PR.07.10 tahun 1982 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Kehakiman maka Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi berubah status menjadi Kantor Imigrasi
Semarang yang merupakan Unit Pelaksanaan Teknis dari Kantor Wilayah
Departemen Kehakiman Jawa Tengah. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman
R.I nomor M.02 PR.07.04 tahun 1983 tentang Organisasi Tata Kerja Kantor Imigrasi
di lingkungan Kanwil Departemen Kehakiman R.I dan telah diperbaharui dengan SK.
Nomor : M.03 PR.07.04 tahun 1991, saat itu Kantor Imigrasi Semarang yang berlokasi
di Jalan Siliwangi Nomor 514, Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Semarang Barat,
Kota Semarang mempunyai wilayah kerja 18 (delapan belas) Kabupaten dan 5 (lima)
Kotamadya. Pada akhir tahun 2002 terbit SK Menteri Kehakiman dan HAM R.I Nomor
M.05.PR.07.04 tahun 2002 tentang pembentukan Kantor Imigrasi Pemalang,
Wonosobo, dan Pati. Sejak akhir tahun 2002 dengan sendirinya terjadi perubahan
wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang menjadi 7 (tujuh) wilayah kerja
Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah pada akhir Desember 2002 yaitu Kota
Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten

6
Demak, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Grobogan.
Peta geografis wilayah Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang terletak di Ibu Kota
Provinsi Jawa Tengah menjadikan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang mempunyai
nilai strategis keimigrasian (Immigratoir Strategic) yang tinggi karena hampir seluruh
daerah di Jawa Tengah memiliki beragam potensi unggulan yang mampu memberi
keuntungan dalam kegiatan perdagangangan, pariwisata dan investasi, potensi
unggulan ekonomi tersebut didukung dengan adanya jalur perlintasan internasional
baik udara maupun laut yaitu Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang dan
Pelabuhan Internasional Tanjung Emas Semarang sehingga menjadikan Jawa
Tengah sebagai destinasi perdagangan, pariwisata dan investasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia nomor 19 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi,
Kantor Imigrasi adalah Unit Pelaksana Teknis yang menjalankan fungsi Direktorat
Jenderal Imigrasi pada suatu daerah atau kota tertentu di wilayah kerjanya antara lain:
1. Penyusunan rencana dan program di bidang keimigrasian;
2. Pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang pelayanan dokumen perjalanan;
3. Pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang pemeriksaan keimigrasian;
4. Pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang pelayanan izin tinggal dan status
keimigrasian;
5. Pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang pengawasan dan intelijen
keimigrasian;
6. Pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang penindakan keimigrasian;
7. Pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang sistem dan teknologi informasi
keimigrasian;
8. Pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang informasi dan komunikasi publik
keimigrasian;
9. Pelaksanaan administrasi kepegawaian, keuangan, persuratan, barang milik
negara, dan rumah tangga;
10. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan tugas keimigrasian.

7
A. STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

Bagan 2.1.1.1 Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang

Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang terdiri dari 4 (empat) Seksi, 1 (satu) Sub
Bagian Tata Usaha, sebagai berikut:
1) Sub Bagian Tata Usaha
Sub bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
program dan anggaran, pengelolaan keuangan, barang milik negara, sumber daya
manusia, administrasi umum, pengawasan dan pengendalian internal serta
evaluasi dan pelaporan, di bidang administrasi kepegawaian, keuangan,
persuratan, barang milik negara, dan rumah tangga. Sub Bagian Tata Usaha
menyelenggarakan fungsi:
- Penyusunan rencana program, anggaran, evaluasi dan pelaporan;
- Pelaksanaan dan pengendalian internal;
- Pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara; dan
- Pengelolaan sumber daya manusia, tata usaha, dan rumah tangga

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Tata Usaha Dibantu oleh 3 (tiga)
Sub Bagian:

8
1. Urusan Kepegawaian
2. Urusan Umum
3. Urusan Keuangan

2) Seksi Teknologi, Informasi dan Komunikasi Keimigrasian


Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melakukan
pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengamanan sistem teknologi informasi dan
komunikasi keimigrasian. Dalam melakukan tugas, Seksi Teknologi Informasi dan
Komunikasi Keimigrasian menyelenggarakan fungsi:
- Penyusunan rencana dan pelaporan di bidang pemanfaatan, pemeliharaan,
dan pengamanan sistem teknologi dan informasi keimigrasian;
- Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data keimigrasian;
- Pemeliharaan dan pengamanan sistem teknologi dan informasi
keimigrasian;
- Penyiapan dan pengelolaan informasi dan komunikasi publik keimigrasian;
- Pelaksanaan hubungan masyarakatdan kerjasama antar instansi.

Dalam melaksanankan tugasnya Kepala Seksi Lalulintas Keimigrasian dibantu


oleh:
1. Kepala Sub Seksi Teknologi Informasi Keimigrasian
2. Kepala Sub Seksi Komunikasi Keimigrasian Seksi Lalu Lintas Keimigrasian

Seksi Lalu Lintas Keimigrasian mempunyai tugas melakukan pelayanan


dokumen perjalanan dan perlintasan keimigrasian. Dalam melakukan tugasnya,
Seksi Lalu Lintas Keimigrasian memiliki Fungsi:
1. Penyusunan rencana, evaluasi, dan pelaporan di bidang lalu lintas
keimigrasian;
2. Pelayanan paspor;
3. Pelayanan surat perjalanan laksana paspor bagi orang asing;
4. Pelayanan pas lintas batas;
5. Pemeriksaan dokumen keimigrasian;
6. Pemberian tanda masuk dan tanda keluar;

9
7. Penolakan pemberian tanda masuk dan tanda keluar.

Kepala Seksi Lalulintas Keimigrasian dibantu oleh 2 Sub Bagian:


1. Kepala Sub Seksi Pelayanan Dokumen Perjalanan Keimigrasian
2. Kepala Sub Seksi Pemeriksaan Keimigrasian

3) Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian


Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian mempunyai tugas melakukan
penyiapan pelaksanaan, pengawasan, intelijen dan penindakan keimigrasian.
Dalam melakukan tugas, Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, evaluasi, dan pelaporan di bidang intelijen,
pengawasan, dan penindakan keimigrasian.
2. Pelaksanaan kerja sama intelijen dan pengawasan keimigrasian.
3. Pelaksanaan dan pengoordinasian penyelidikan inteijen Keimigrasian.
4. Penyajian informasi produk intelijen.
5. Pengamanan personil, dokumen keimigrasian, perizinan, kantor, dan
instalasi vital keimigrasian.
6. Penyidikan tindak pidana keimigrasian.
7. Pelaksanaan tindakan administratif keimigrasian.
8. Pelaksanaan pemulangan orang asing.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan


Keimigrasian dibantu oleh:
1. Kepala Sub Seksi Intelijen Keimigrasian
2. Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian
3. Unit Layanan Pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang

Sebagai salah satu kantor imigrasi dengan wilayah kerja yang sangat luas,
maka berdampak juga pada peningkatan jumlah pelayanan keimigrasian yang
diinginkan oleh pengguna jasa layanan keimigrasian. Untuk dapat memenuhi
kebutuhan tersebut, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang memiliki beberapa unit
layananan, yaitu:

10
1. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang
Penerapan E-government pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang
terlihat pada proses pembuatan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
(DPRI) dan pelayanan Orang Asing yang menggunakan sistem e-office atau
yang biasa disebut Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM)
adalah sistem informasi dan komunikasi yang digunakan untuk
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi guna mendukung
operasional, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam melaksanakan
fungsi keimigrasian. Pelayanan keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Semarang saat ini difasilitasi dengan sarana dan prasarana yang sangat ideal
dengan layout yang sangat baik antara lain :
1. Pelayanan paspor biasa bagi Warga Negara Indonesia
2. Pelayanan e-Paspor bagi Warga Negara Indonesia
3. Pelayanan Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
4. Pelayanan Izin Tinggal Terbatas
5. Pelayanan Izin Tinggal Tetap
6. Pelayanan Izin Tinggal Perairan
7. Pelayanan Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda
8. Pelayanan Surat Keterangan Imigrasi (SKIM)
9. Pelayanan Perubahan dan Pelaporan Alamat Orang Asing

2. Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandar Udara Internasional Ahmad Yani

Sejak di resmikan Presiden Indonesia pada tanggal 07 Juni 2018 bandara


Ahmad Yani Semarang melayani penerbangan baik domestik maupun
internasional. Sebagai satu-satunya bandara Internasional di ibu kota provinsi
Jawa Tengah yang saat ini menjadi tujuan investasi bagi para investor
khususnya orang asing akan menjadi daya tarik sendiri karena kekhususan
bandara ahmad yani dengan tempat pelayanan yang sangat nyaman bagi
para pendatang khususnya di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Ahmad
Yani Semarang.

11
3. Tempat Pemeriksaan Imigrasi Pelabuhan Laut Tanjung Emas
Tanjung Emas adalah suatu kawasan pelabuhan yang berada di daerah
pesisir utara jawa, dan berada disebelah utara kawasan kota Semarang.
Pelabuhan yang letaknya langsung menghadap ke laut jawa ini merupakan
jantung utama pusat perekonomian dan pengiriman barang via ekspedisi laut
di Semarang khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.
Pelabuhan Tanjung Emas mempunyai sejarah panjang yang berhubungan
dengan urutan sejarah panjang Kota Semarang. Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang termasuk dalam kategori pelabuhan C, yaitu pelabuhan yang dapat
melayani bongkar muat dan keluar masuk kapal selama 24 jam jika diperlukan.
Oleh karena itu, Pelabuhan Tanjung Emas bisa dikatakan merupakan pintu
gerbang ekspor dan impor untuk berhubungan dengan pelabuhan
internasional.
Selain itu pelabuhan Tanjung Emas juga merupakan pelabuhan embarkasi
bagi kapal pesiar, transmigrasi asal Jawa Tengah, dan pintu gerbang wisata
luar negeri. Pelayanan Keimigrasian di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Tanjung
Emas Semarang antara lain:
a) Pelayanan Penumpang Kapal Wisata atau Pesiar
b) Pelayanan Crew / ABK Kapal Pesiar
c) Pelayanan Crew / ABK Kapal Cargo

4. Unit Layanan Paspor ( ULP ) Manunggal Jati


Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang membuka Unit Layanan Paspor
(ULP) di Kompleks Gedung Manunggal Jati, Pedurungan. Penggunaan
gedung di Kompleks GOR Manunggal Jati merupakan hasil sinergi antara
Kemenkumham Jateng dan Pemerintah Kota Semarang.
Pembentukan ULP berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia Nomor M.HH.01.OT.01.01 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Unit Layanan Paspor disertai dengan petunjuk lebih lanjut yang
dituangkan dalam Surat Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1-UM.01.03 –
1112 tanggal 23 Maret 2015 tentang Petunjuk Lanjutan Operasional Unit
Layanan Paspor. Keberadaan ULP ini untuk mengatasi permasalahan

12
tingginya volume permohonan paspor dengan terbatasnya area publik di
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang.

5. Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) Kendal


Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) merupakan satu dari sekian substansi
penting di dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan
Pekerja Migran Indonesia. Undang-Undang tersebut mengatur pelayanan
penempatan dan pelindungan PMI dilakukan oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah secara terkoordinasi, terintegrasi, dan memberikan
mandat kepada pemerintah daerah untuk membentuk LTSA.
Untuk meningkatkan pelayanan dan perlindungan bagi Pekerja Migran
Indonesia (PMI) pemerintah meresmikan LTSA Kabupaten Kendal, Provinsi
Jawa Tengah. Hal ini menjadi bukti konkret hadirnya pemerintah di tengah
masyarakat dalam melindungi hak setiap warga Negara.

2.1.2 RUMAH DETENSI IMIGRASI SEMARANG

Rumah Detensi Imigrasi Semarang (Rudenim Semarang) yang beralamat di


Jalan Hanoman Raya Nomor 10, Krapyak, Semarang Barat, Semarang, ini merupakan
salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah. Rudenim Semarang memiliki
bangunan dua lantai seluas 800 m2 dan total luas tanah sebesar 4086 m 2. Dalam
pelaksanaan tugas serta fungsi dalam hal pendetensian dan pendeportasian Warga
Negara Asing yang melakukan pelanggaran keimigrasian, Rudenim Semarang
memiliki cakupan wilayah kerja meliputi Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Kalimantan Tengah.
Berdasarkan surat Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-UM.01.01-2817 tanggal
30 Juli 2018 hal Pengembalian Fungsi Rumah Detensi Imigrasi dan surat Direktur
Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Nomor IMI.5.GR.02.07-4.944 tanggal 30
November 2018 hal Implementasi Pengembalian Fungsi Rudenim, diinformasikan
bahwa Rudenim Semarang telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengosongkan Rudenim dari Pencari Suaka dan Pengungsi, kecuali terhadap
mereka yang dikenakan pengisolasian atau dalam proses pemulangan atau dalam

13
proses penempatan ke negara ketiga;
2. Pengungsi dan Pencari Suaka telah berada di tempat penampungan (Wisma
Husada) yang dilakukan secara bertahap sampai dengan tanggal 15 Desember
2018;
3. Melaporkan data terkini terkait dengan jumlah pencari suaka dan pengungsi
berjumlah 104 (seratus empat) deteni berdasarkan Surat Kepala Rumah Detensi
Imigrasi Semarang Nomor W13.IMI.IMI.7-GR.02.03-1177 tanggal 17 Desember
2018 yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Imigrasi (data deteni terlampir);
4. Melaporkan pendataan ulang kondisi Rudenim yang rusak saat menjadi tempat
penampungan sementara bagi para pengungsi dan pencari suaka;
5. Melaporkan perkembangan dan kendala terkait implementasi dari kegiatan
pengembalian fungsi Rudenim secara tertulis kepada Direktur Pengawasan dan
Penindakan Keimigrasian melalui Surat Nomor W13.IMI.IMI.7-GR.02.07-1114
tanggal 04 Desember 2018.

Setelah 15 tahun menanti, akhirnya pada tahun 2020 Rudenim Semarang


berhasil meraih penghargaan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).
Kerja keras telah dilakukan oleh jajaran Rudenim Semarang dalam merespon standar
pelayanan sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Penilaian ini terdiri dari survei
secara langsung dari masyarakat, evaluasi oleh tim Kemenpan RB terhadap tim
internal, serta penilai nasional. Selain itu, penilaian juga dilakukan terhadap sarana
prasarana yang ada di Rudenim Semarang seperti ruang video call, toilet berbasis Hak
Asasi Manusia serta ruang laktasi. Tim penilai Zona Integritas ini juga melihat media
sosial Rudenim, seperti Facebook maupun Instagram. Pada tahun 2021 ini, Rudenim
Semarang siap dalam mewujudkan Zona Integritas sebagai predikat yang diberikan
kepada Instansi yang berkomitmen untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan
melayani masyarakat.

14
Gambar 2.1.2.1 Gedung Rumah Detensi Imigrasi Semarang

A. VISI DAN MISI

Visi
Memperoleh kepastian hukum
Misi
Melindungi Hak Asasi Manusia
Motto
Rumah Detensi Imigrasi Semarang melayani dengan ramah dan penuh kasih sayang
Slogan
KAMI BISA (Kreatif, Akuntabel, Melayani, Integritas, Bersih, Ideal, Sinergi, Amanah)
Janji Layanan
Seluruh layanan yang kami berikan tidak dipungut biaya apapun

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI


Tugas:
Kantor Rumah Detensi Imigrasi Semarang mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM di bidang
Keimigrasian khususnya di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang.

15
Fungsi:

a. Melaksanakan tugas penindakan


b. Melaksanakan tugas pengisolasian
c. Melaksanakan tugas pemulangan dan pengusiran/deportasi

C. STRUKTUR ORGANISASI

Susunan organisasi Rumah Detensi Imigrasi sesuai dengan Keputusan Menteri


Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.01.PR.07.04
Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Detensi Imigrasi
digambarkan sebagai berikut:
Seorang Kepala Rumah Detensi Imigrasi yang merupakan pejabat struktural
eselon IIIb yang dibantu oleh:
a. Para Kepala Seksi dan seorang Kepala Subbagian yang merupakan pejabat
struktural eselon IV b;
b. Masing-masing pejabat struktural eselon IV b dibantu oleh para Kepala Sub
Seksi/Kepala Urusan yang merupakan pejabat struktural eselon V;
c. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut :
1. Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan urusan Tata Usaha,
dan rumah tangga Rumah Detensi Imigrasi. Untuk menyelenggarakan
tugas tersebut, Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi melakukan
urusan kepegawaian, melakukan urusan keuangan, dan melakukan urusan
umum, seperti surat menyurat, perlengkapan, dan rumah tangga.
2. Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan
Seksi Registrasi, Administrasi, dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan
pencatatan pada saat masuk dan keluar, membuat dokumentasi sidik jari,
foto, dan menyimpan benda - benda milik pribadi, serta melaksanakan
pemulangan terdetensi dan pelaporannya. Seksi Registrasi, Administrasi
dan Pelaporan terdiri dari :

16
a) Sub Seksi Registrasi mempunyai tugas melakukan pencatatan,
registrasi, membuat dokumentasi sidik jari, foto dan menyimpan serta
mengamankan benda-benda pribadi terdetensi;
b) Sub Seksi Administrasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan
pemulangan terdetensi, dan pelaporannya.
3. Seksi Perawatan dan Kesehatan
Seksi Perawatan dan Kesehatan Melakukan penyiapan kebutuhan makan
sehari-hari, kebutuhan perawatan kesehatan, dan kegiatan olah raga, serta
memfasilitasi kegiatan ibadah terdetensi Seksi Perawatan dan Kesehatan
terdiri dari:
a) Sub Seksi Perawatan mempunyai tugas melakukan penyiapan
kebutuhan makan terdetensi;
b) Sub Seksi Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan
kebutuhan perawatan kesehatan, kegiatan olah raga dan memfasilitasi
kegiatan ibadah terdetensi.
4. Seksi Keamanan dan Ketertiban
Seksi Keamanan dan Ketertiban mempunyai tugas dan bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pengamanan, melakukan pengisolasian dan
pemindahan terdetensi antar Rumah Detensi Imigrasi serta pengeluaran
terdetensi dalam rangka pengusiran dan pemulangannya. Seksi Keamanan
dan Ketertiban terdiri dari :
a) Sub Seksi Keamanan mempunyai tugas mengatur jadwal pembagian
tugas pengamanan, melaksanakan tugas penjagaan dan keamanan di
lingkungan Rumah Detensi Imigrasi;
b) Sub Seksi Ketertiban Mempunyai tugas melakukan pengaturan
penempatan, pengisolasian, pelaksanaan pemindahan terdetensi,
serta menjaga ketertiban dan pengeluaran terdetensi dalam rangka
pengusiran dan pemulangannya. Selain itu terdapat pejabat fungsional
tertentu dan pemangku jabatan fungsional umum yang merupakan
unsur pelaksana penunjang organisasi Rumah Detensi Imigrasi Pusat.

17
Bagan 2.1.2.1 Struktur Organisasi Rumah Detensi Imigrasi

2.2 PELAKSANAAN KEGIATAN VISITASI

2.2.1 KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI SEMARANG

Gambar 2.2.1.1 Bapak Bramantyo Andhika Putra, S.H., M.H.

Pada hari Jumat tanggal 5 November 2021, peserta pelatihan Fungsional Analis
Keimigrasian Ahli Pertama Angkatan LV melaksanakan kegiatan visitasi ke Kantor

18
Imigrasi Kelas I TPI Semarang. Visitasi yang dilakukan ini menggunakan metode
pembelajaran jarak jauh atau dilakukan secara virtual. Peserta didampingi oleh Bapak
Mohamad Sungeb, S.H selaku Kepala Sub Bidang Perizinan Keimigrasian
Kanwilkumham Jawa Tengah. Dalam sesi pertama kegiatan visitasi tersebut, peserta
diberikan materi pembelajaran dan visitasi mengenai “Visitasi TPI Laut (Pelabuhan) :
Pemeriksaan Penerbitan Visa Republik Indonesia”, yang disampaikan oleh Bapak
Bramantyo Andhika Putra, S.H., M.H. selaku Kepala Subseksi Pemeriksaan
Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang. Beliau memulai kegiatan visitasi
tersebut dengan menjelaskan terkait profil kantor, tugas dan fungsi, cakupan wilayah
kerja, Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) serta Unit Layanan di bawah Kantor Imigrasi
Kelas I TPI Semarang. Beliau juga memaparkan mengani dasar hukum yang berkaitan
dengan materi yang disampaikan, dasar hukum tersebut antara lain UU no.6 tahun
2011 tentang Keimigrasian, PP no.31 tahun 2013, Permenkumham no.44 tahun 2015,
Permenkumham no.28 tahun 2018, dan Permenkumham no.26 tahun 2020. Adanya
dasar hukum yang disampaikan tersebut, mempermudah peserta untuk memahami
materi yang disampaikan oleh Bapak Bram.

Gambar 2.2.1.2 Clearance Awak Alat Angkut

Sebelum masuk ke dalam materi inti, Bapak Bram membagi peserta kedalam 4
kelompok diskusi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta mengenai topik
yang akan dibahas. Tiap-tiap kelompok diminta untuk membuat presentasi dan

19
memaparkan hasil diskusi yang telah dilaksanakan. Selaku pemateri, Bapak Bram
memberikan masukan dan koreksi mengenai hasil diskusi yang telah dilaksanakan
oleh peserta. Setelah diskusi kelompok selesai dilaksanakan, Bapak Bram mengisi
materi inti dan pada akhir pemaparan beliau membuka sesi tanya jawab. Sebelum
mengakhiri sesi pertama visitasi, beliau juga menampilkan video mengenai
pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas Imigrasi di Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Semarang yang dilakukan di atas kapal. Kegiatan tersebut dimulai dari perjalanan
menuju kapal hingga prosedur-prosedur apa saja yang dilaksanakan. Melalui video
yang dipaparkan oleh Bapak Bram, peserta dapat mengetahui bagaimana kegiatan
pemeriksaan dokumen keimigrasian yang dilakukan di atas kapal terutama bagi
peserta yang sebelumnya tidak pernah bertugas dibagian pemeriksaan di TPI laut.

Gambar 2.2.1.3 Bapak Anandityo Pradiksatwiko, Amd. Im.,S.H.

Pada sesi kedua, peserta didampingi oleh Bapak Anandityo Pradiksatwiko, Amd.
Im.,S.H. selaku Kepala Sub Seksi Intelijen Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Semarang. Beliau membuka sesi kedua ini dengan perkenalan, baik yang dilakukan
oleh beliau selaku pemateri maupun peserta. Pada sesi kedua visitasi ini, peserta
diberikan materi mengenai Intelijen Keimigrasian. Intelijen berasal dari bahasa Inggris
“Intelligence” (kata benda) yang secara harfiah berarti kecerdasan, sedangkan
menurut Oxford Dictionary, intelijen adalah informasi yang dihargai atas ketepatan
waktu dan relevansinya, bukan detail dan keakuratannya, berbeda dengan “data” yang

20
berupa informasi yang akurat, atau “fakta” yang merupakan informasi yang telah
diverifikasi. Kemudian menurut Undang Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang
Intelijen Negara, definisi Intelijen adalah pengetahuan, organisasi, dan kegiatan yang
terkait dengan perumusan kebijakan, strategi nasional, dan pengambilan keputusan
berdasarkan analisis dari informasi dan fakta yang terkumpul melalui metode kerja
untuk pendeteksian dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan
penanggulangan setiap ancaman terhadap keamanan nasional.
Beliau memberikan paparan materi berupa peraturan, kegiatan-kegiatan intelijen,
dan contoh kasus yang pernah dihadapi oleh beliau selama bertugas di seksi intelijen
keimigrasian. Beliau memberikan penjelasan terkait tujuan dari proses intelijen adalah
untuk mengumpulkan bahan keterangan sehingga petugas Imigrasi dapat melakukan
tindakan pencegahan untuk meminimalisir hal-hal yang merugikan sebelum hal
tersebut terjadi.
Pada sesi kedua ini, kegiatan visitasi dan pembelajaran lebih banyak dilakukan
dengan metode diskusi dan sharing pengalaman mengenai kegiatan intelijen yang
pernah dialami, baik oleh Bapak Anan maupun oleh peserta yang bertugas di seksi
intelijen. Bapak Anan juga menyampaikan pengalaman beliau selama bertugas tidak
hanya di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang saja, beliau juga berbagi pengalaman
saat bertugas di tempat lain seperti Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai.
Beberapa peserta juga ikut dalam berbagi pengalaman mengenai tugas intelijen yang
pernah mereka lakukan. Penggunaan metode ini memudahkan peserta untuk lebih
memahami dan mengenal mengenai tugas-tugas intelijen keimigrasian terutama bagi
peserta yang belum pernah bertugas di seksi intelijen. Sebelum menutup kegiatan
visitasi, beliau juga membuka sesi tanya jawab sehingga peserta dapat lebih
memahami mengenai materi yang disampaikan.

21
2.2.2 RUMAH DETENSI IMIGRASI SEMARANG

Gambar 2.2.2.1 Ibu Retno Mumpuni, S.H., MH

Gambar 2.2.2.2 Bapak Didiet Santoso, S.AP

Kegiatan visitasi Rumah Detensi Imigrasi Semarang yang dilaksanakan dengan


Metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui aplikasi zoom pada hari Senin, 8
November 2021. Kegiatan ini dimoderatori oleh Ibu Titatri Handayawati, S.Pd., selaku
Pembimbing III Laporan Visitasi dan narasumber kegiatan ini adalah Ibu Retno
Mumpuni, S.H., MH selaku Kepala Rumah Detensi Imigrasi Semarang, Bapak Didiet
Santoso, S.AP selaku Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban.
Rudenim Semarang merupakan salah satu UPT yang sangat progresif, karena

22
bisa menyesuaikan dengan kemajuan zaman, serta mengkonversi hambatan menjadi
inovasi-inovasi yang positif. Inovasi pada Rumah Detensi Semarang yang
dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok inovasi, yaitu:
A. Inovasi yang berkaitan dengan pengungsi
1. E-KIP adalah elektronik kartu identitas pengungsi, beberapa dampak
positif diantaranya:
a. tidak ada kerumunan
b. pengungsi tidak perlu ke Rudenim
c. proses kartu dari 3 hari menjadi 10 menit
d. memangkas birokrasi
e. tidak mengeluarkan biaya.
2. Survey IKM diterjemahkan kedalam berbagai bahasa seperti bahasa
Arab, Inggris, Persia, Vietnam, Myanmar, Italia, dan China. Bertujuan
untuk memudahkan para deteni mengisi survei kepuasaan terhadap
layanan yang diberikan oleh rudenim.
B. Inovasi yang berkaitan dengan deteni
1. Layanan Video Call
Dilatarbelakangi oleh berbagai macam kewarganegaraan penghuni
Rumah Detensi Imigrasi Semarang untuk menghadirkan inovasi ini.
Deteni diberikan keleluasaan memilih menu makanan sesuai keinginan
dari daftar yang telah disediakan.
2. LARAS TENAR (Layanan Cita Rasa Deteni Semarang)
Dilatarbelakangi oleh berbagai macam kewarganegaraan penghuni
Rumah Detensi Imigrasi Semarang untuk menghadirkan inovasi ini.
Deteni diberikan keleluasaan memilih menu makanan sesuai keinginan
dari daftar yang telah disediakan.
3. ACT TENAR (Activity Deteni Semarang)
Berisi daftar kegiatan harian yang dilakukan oleh seluruh deteni mulai
dari berdoa hingga melakukan kegiatan kebersihan secara bersama -
sama.

23
4. GO DOC TENAR (Go Doctor Deteni Semarang)
Merupakan inovasi yang dibuat Rumah Detensi Imigrasi Semarang agar
memudahkan dalam pemeriksaan rutin atas deteni setiap 2 minggu
sekali.
5. REBUS TENAR (Ruang Berkebutuhan Khusus Deteni Semarang)
Memfasilitasi Deteni berkebutuhan khusus maupun deteni yang sakit dan
memerlukan ruangan dengan standar berkebutuhan khusus.
6. KADO TENAR (Kamis Doa Deteni Semarang)
Kegiatan ini memfasilitasi deteni beribadah secara bersama-sama
dengan mendatangkan rohaniawan untuk memberikan penguatan
keimanan kepada deteni sesuai dengan kepercayaan yang dianut.
7. JOKO TENAR (Pojok Psikologi Deteni Semarang)
Layanan konsultasi psikologi bagi deteni yang bertujuan untuk menjaga
kesehatan kejiwaan, bekerja sama dengan Psikolog profesional setiap
dua minggu sekali.
8. IDAMAN TENAR (Pengiriman Uang Dengan Aman untuk Deteni
Semarang)
Membantu deteni melakukan pengiriman uang sebagai persiapan
akomodasi deportasi ke negara asal.
C. Inovasi yang berkaitan dengan perkantoran
1. SI TENAR (Sistem Informasi Deteni Semarang)
SITENAR atau Informasi Deteni Semarang adalah Inovasi yang dibuat
dalam rangka mempemudah mengakses data dan informasi tentang
Deteni yang ada di Rumah Detensi Semarang secara online. Pada
perkembangannya SITENAR V2 kini dibuat aplikasi berbasis web
sehingga dapat menjangkau masyarakat atau lembaga terkait dengan
akses informasi yang cepat dan tepat. Dalam SITENAR terdapat histori
deteni meliputi data tentang surat pertama kali deteni masuk Rudenim,
apa yang sudah diberikan oleh Rudenim terhadap Deteni, riwayat
kesehatan Deteni, hasil komunikasi antara Rudenim dengan Kedutaan
Besar Negara Deteni.

24
2. RESE TENAN (Reminder Service Tiap Event Kepada Teman-teman)
Merupakan informasi manajemen SDM di Rudenim Semarang yang
berisi pesan pengingat kegiatan yang dikirimkan keseluruh pegawai
melalui aplikasi Whatsapp.
3. INTIP TENAR (Informasi Terpadu Pada Rudenim Semarang)
Memudahkan penyajian informasi fasilitatif secara cepat dan akurat
sebagai dasar pimpinan dalam mengambil keputusan.
D. Inovasi yang berkaitan dengan masyarakat
1. Rudenim Studio
Sebagai usaha dari Rudenim Semarang membaur dengan masyarakat
serta memperluas informasi tentang Rudenim Semarang maka salah
satu inovasinya adalah membuat studio penyiaran yang berguna
menarik perhatian masyarakat dalam fungsinya menyebarluaskan
informasi.
2. Layanan Kunjungan Deteni
Layanan ini dilakukan dalam rangka menjalankan arahan dari Direktorat
Jenderal Imigrasi untuk mencegah penyebaran Covid-19, sehingga
setiap orang yang akan berkunjung atau datang ke Rumah Detensi
Semarang wajib mendaftar secara online sehingga mobilitas setiap
orang yang keluar masuk dari Rudenim Semarang dapat terpantau.
Pengunjung melakukan registrasi terlebih dahulu untuk pengunjung
dengan memberikan formulir untuk diisi biodata pengunjung, kemudian
dilakukan pengambilan foto pengunjung. Selanjutnya saat pengunjung
akan meninggalkan Rudenim Semarang dilakukan pengambilan foto
kembali dan pengembalian formulir serta identitas diri.
3. RUDI MARANG GO GREEN
Rudenim Semarang menjalin kerjasama dengan Dinas Lingkungan
Hidup Kota Semarang sebagai bentuk kepedulian lingkungan.

25
2.3 PEMBELAJARAN DARI KEGIATAN VISITASI

2.3.1 KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI SEMARANG

Kegiatan Visitasi pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang melalui metode
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menggunakan aplikasi Zoom Meeting. Peserta
didampingi oleh pembimbing Bapak Mohamad Sungeb selaku Kepala Sub Bidang
Perizinan Keimigrasian Kanwil Kumham Jawa Tengah. Kegiatan Visitasi dibagi
menjadi dua sesi, sesi pertama pada Seksi Lalu Lintas Keimigrasian yaitu proses
Pemeriksaan Kemigrasian pada TPI Laut Tanjung Emas dan Penerbitan Persetujuan
Visa Republik Indonesia, serta sesi kedua yaitu kegiatan pada Seksi Intelijen dan
Penindakan Keimigrasian.
A. Visitasi Seksi Lalu Lintas Keimigrasian (Pemeriksaan Penerbitan
Persetujuan Visa Republik Indonesia dan Proses Pemeriksaan pada TPI Laut
Tanjung Emas pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang)
Sesi pertama yaitu Pemeriksaan Penerbitan Persetujuan Visa Republik
Indonesia dan Proses Pemeriksaan pada TPI Laut Tanjung Emas pada Kantor
Imigrasi Kelas I TPI Semarang yang dipaparkan oleh Bapak Bramantyo Andhika
Putra selaku Kepala Subseksi Pemeriksaan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I
TPI Semarang. Pemaparan diawali dengan Penyampaian Profil Kantor Imigrasi
Kelas I TPI Semarang dilanjutkan dasar hukum yang selalu menjadi pedoman bagi
seluruh petugas imigrasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Setiap Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia diwajibkan memiliki Visa
yang sah dan masih berlaku, kecuali jika dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa
berdasarkan peraturan atau perjanjian internasional. Menurut Undang Undang
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian Pasal 1 angka 18, Visa Republik
Indonesia yang selanjutnya disebut Visa adalah keterangan tertulis yang diberikan
oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan menjadi dasar untuk
pemberian Izin Tinggal. Dasar-dasar hukum tentang Visa terdapat pada:
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksana

26
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
c. Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-02.GR.01.06 tahun 2013
tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-
03.GR.01.06 tahun 2013 tentang negara Calling Visa;
d. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.02- IZ.01.10
Tahun 1995 Tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas,
Izin Masuk, Dan Izin Keimigrasian beserta perubahannya;
e. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010
tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan.

Jenis Visa terdapat dalam Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian Pasal 35 sampai dengan Pasal 39. Jenis Visa terdiri dari:
a. Visa diplomatik, diberikan kepada Orang Asing pemegang Paspor diplomatik
dan paspor lain untuk masuk Wilayah Indonesia guna melaksanakan tugas
yang bersifat diplomatik;
b. Visa dinas, diberikan kepada Orang Asing pemegang Paspor dinas dan
Paspor lain yang akan melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dalam
rangka melaksanakan tugas resmi yang tidak bersifat diplomatik dari
pemerintah asing yang bersangkutan atau organisasi internasional.
c. Visa Kunjungan, diberikan kepada Orang Asing yang akan melakukan
perjalanan ke Wilayah Indonesia dalam rangka kunjungan tugas
pemerintahan, pendidikan, sosial budaya, pariwisata, bisnis, keluarga,
jurnalistik, atau singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain.
d. Visa Tinggal terbatas, diberikan kepada Orang Asing sebagai rohaniawan,
tenaga ahli, pekerja, peneliti, investor, lanjut usia, dan keluarganya, serta
Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia, yang
akan melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia untuk bertempat tinggal
dalam jangka waktu yang terbatas, atau dalam rangka bergabung untuk
bekerja di atas kapal, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah
perairan nusantara, laut teritorial, landas kontinen, dan/atau Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia.
Pemberian Visa diplomatik dan Visa dinas merupakan kewenangan Menteri

27
Luar Negeri dan dalam pelaksanaannya dikeluarkan oleh pejabat dinas luar negeri
di Perwakilan Republik Indonesia. Sementara itu, untuk pemberian Visa Izin
Tinggal Terbatas dan Visa Izin Tinggal Kunjungan menjadi kewenangan
Kementerian Hukum dan HAM dalam hal ini pada perwakilan RI di luar negeri,
Direktorat Jenderal Imigrasi dan Tempat Pemeriksaan Imigrasi.

Gambar 2.3.1.1 Indeks Visa Kunjungan

Dalam hal pemberian Visa terhadap orang asing Pemerintah Republik


Indonesiamenganut kebijakan selective policy, yaitu dimana hanya Orang Asing
yang memberikan manfaat serta tidak membahayakan keamanan dan ketertiban
umum yang berhak diberikan visa untuk dapat masuk dan berada di wilayah
Indonesia.

28
Gambar 2.3.1.2 Indeks Visa tinggal terbatas

Selanjutnya, Visa juga digunakan sebagai dasar pemberian izin tinggal, bagi
beberapa jenis visa yang izin tinggal yang bisa diperpanjang. Visa Kunjungan dan
Visa Tinggal Terbatas dapat diberikan berdasarkan permohonan yang dapat
diajukan secara manual atau elektronik. Permohonan Visa secara elektronik dapat
dilakukan melalui SIMKIM. Sebagai penutup beliau menjelaskan bahwa
pemberian Visa RI merupakan bagian dari pengawasan Keimigrasian yang
dilakukan terhadap pelayanan keimigrasian bagi orang asing sebagaimana
tertuang dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 4 Tahun 2011
tentang Tata Cara Pengawasan Keimigrasian. Pengawasan administratif tersebut
meliputi memeriksa kelengkapan, keabsahan dan verifikasi berkas permohonan
dengan manfaatkan interkoneksi dengan instansi terkait, melakukan wawancara
terhadap kelayakan pemohon untuk dapat diberikan visa dengan memaksimalkan
kemampuan petugas mengolah data dan informasi dari berbagai sumber
mendukung kebijakan selective policy dan memeriksa daftar pencegahan dan
penangkalan.
Kemudian penjelasan tentang prosedur pemeriksaan pada TPI Laut Tanjung
Emas Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang. Pada TPI Laut khususnya TPI Laut

29
Tanjung Emas terdapat alur pemeriksaan keimigrasian terhadap alat angkut yang
akan masuk/keluar melalui TPI dengan tahapan sebagai berikut :
a. Penanggung jawab alat angkut memberitahukan rencana
kedatangan/keberangkatan alat angkut kepada pejabat imigrasi (RKSP dan
Crew List);
b. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap penumpang dan awak alat
angkut meliputi kelengkapan dokumen perjalanan, kesesuaian antara
dokumen yang telah disampaikan terhadap jumlah maupun keadaan
penumpang maupun awak pada alat angkut, bila perlu dilakukan
penggeledahan apabila terdapat hal yang mencurigakan;
c. Diberikan tanda masuk apabila memenuhi syarat dan disetujui, serta
dikembalikan untuk keluar wilayah Indonesia apabila ditolak untuk masuk.
Dalam hal ini apabila pemeriksaan dilakukan pada alat angkut di luar
Pelabuhan cap tanda masuk diberikan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Semarang melalui petugas pemeriksaan.

Gambar 2.3.1.3 Alur Pemeriksaan Keimigrasian pada TPI Laut Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang

30
Gambar 2.3.1.4 Contoh Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP)

Pada masa pandemi Covid-19 ini, TPI Laut Tanjung Mas hanya melaksanakan
kegiatan pemeriksaan Keimigrasian terhadap Awak Alat Angkut berupa kapal laut
yang membawa barang. Jika dalam keadaan normal, dapat juga melaksanakan
pemeriksaan Keimigrasian terhadap penumpang dan awak kapal pesiar. Terdapat
pula TPI wisata, Namun bertujuan hanya untuk pemisahan pengunjung internasional
dengan lokal saja sebagai bentuk pelayanan dari Pemerintah Daerah setempat.
Dalam pelaksanaan fungsi Keimigrasian, peranan Tempat Pemeriksaan
Imigrasi sangat penting sebagai salah satu tempat perlintasan masuk dan keluar
wilayah Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Keimigrasian, Pejabat
Imigrasi dan/atau Petugas Pemeriksa Pendaratan di TPI Laut Tanjung Emas
melaksanakan Pelayanan Keimigrasian sekaligus Pemeriksaan Keimigrasian
terhadap lalu lintas orangyang masuk dan keluar wilayah Indonesia melalui TPI
Laut Tanjung Emas serta pengawasannya dalam rangka menjaga kedaulatan
negara.

31
B. Visitasi Seksi Intelijen Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Semarang
Sesi kedua yaitu pada Seksi Intelijen Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Semarang yang dipaparkan oleh Bapak Anandityo Pradiksatwiko selaku Kepala
Subseksi Intelijen Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh narasumber serta penjelasan
terkait Kata Intelijen berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” (kata benda) yang
secara harfiahberarti kecerdasan, sedangkan menurut Oxford Dictionary, intelijen
adalah informasi yang dihargai atas ketepatan waktu dan relevansinya, bukan
detail dan keakuratannya, berbeda dengan “data” yang berupa informasi yang
akurat, atau “fakta” yang merupakan informasi yang telah diverifikasi. Kemudian
menurut Undang Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara, definisi
Intelijen adalah pengetahuan, organisasi, dan kegiatan yang terkait dengan
perumusan kebijakan, strategi nasional, dan pengambilan keputusan berdasarkan
analisis dari informasi dan fakta yang terkumpul melalui metode kerja untuk
pendeteksian dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan
penanggulangan setiap ancaman terhadap keamanan nasional.
Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dengan Intelijen Keimigrasian,
berdasarkan Pasal 1 ayat 30 Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian menyebutkan bahwa Intelijen Keimigrasian adalah kegiatan
penyelidikan Keimigrasian dan pengamanan Keimigrasian dalam rangka proses
penyajian informasi melalui analisis guna menetapkan perkiraan keadaan
Keimigrasian yang dihadapi atau yang akan dihadapi. Dengan demikian, Intelijen
Keimigrasian memiliki peranan yang strategis dalammenyajikan informasi dan data
baik itu WNI maupun Orang Asing dalam mengantisipasi timbulnya pelanggaran
Keimigrasian serta kejahatan lintas negara dari lalu lintas keluarmasuknya orang
ke wilayah Indonesia.
Berdasarkan sifatnya, tugas intelijen dibagi menjadi :
- Klandestin yaitu kegiatan yang dilakukan secara rahasia dengan tujuan
tertentu;
- Anonim yaitu seorang anggota Intelijen dapat menyembunyikan
Identitasnya dengan baik; dan

32
- Mengutamakan keberhasilan dimana setiap kegiatan intelijen diupayakan
untuk selalu berhasil.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, peran intelijen pada Kantor Imigrasi
Kelas I TPI Semarang sangatlah penting dalam hal melakukan kegiatan
penyelidikan keimigrasian dalam rangka penyajian informasi melalui analisis guna
menetapkan perkiraan keadaan keimigrasian yang dihadapi atau yang akan
dihadapi. Tentu karena adanya dinamika global yang berubah semakin cepat
memerlukan Early Warning dan Early Detection yang tajam dan akurat guna
mengetahui dan memahami keadaan melaluipenguasaan teori, keterampilan dan
pengalaman serta pemanfaatan teknologi modern.
Selain memberikan informasi berdasarkan literatur peraturan, pada proses
pemberian materi juga diberikan contoh-contoh kasus yang terjadi di Kantor
Imigrasi Kelas I TPI Semarang, contoh kasus yang dibahas diantaranya adalah
kasus Cybercrime. Kasus Cybercrime banyak dipusatkan di Indonesia karena
security atau keamanan terhadap penerapan cyber tidak optimal dan demand bisa
dimanipulasi.
Pada tataran pengawasan di masa pandemi, melakukan pengawasan kepada
WNA bisa dilakukan dengan koordinasi bersama Satgas Covid-19.Pengawasan
WNA juga bisa dilakukan pada penerbangan domestik yang ada WNA nyadengan
cara koordinasi dengan pihak Angkasa Pura mengenai identifikasi WNA tersebut.
Salah satu produk pengawasan yang dapat dimanfaatkan adalah APOA
(Aplikasi Pelaporan Orang Asing), sosialisasi APOA di Kanim Semarang sendiri
baru dijalankan kepada pihak perhotelan, dikarenakan masa pandemi untuk
melakukan sosialisi terhadap pihak lain akan dilakukan dengan cara media sosial
Kanim Semarang dan Radio. Apabila ada tamu hotel WNA yang tidak mau
memberikan data ke pihak manajemen perhotelan bisa dilakukan dengan cara
persuasif dan dalam peraturan keimigrasian, pihak hotel wajib memberikan
identitas penginap WNA kepada Imigrasi.

33
Gambar 2.3.1.5 Potongan Layar APOA

Kekurangan APOA QR adalah beberapa stiker visa tidak seragam sehingga


beberapa visa danizin tinggal tersebut tidak terbaca oleh sistem aplikasi. Pada
tahap penindakan, tindakanpembatalan izin tinggal keimigrasian jarangdilakukan
di Indonesia sehingga tidak ada efek jera kepada WNA.
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang dari paparan yang disampaikan sudah
melaksanakan fungsi Intelijen Keimigrasian secara konsisten dan terukur.
Dimana pruduk hasil intelijen tersaji secara baik dalam bentu Laporan Harian
Intelijen (LHI) dan Perkiraan Keadaan (Kirka) Intelijen.
Dalam pembuatan Laporan Harian Intelijen (LHI) di Kanim Semarang selain
kuantitas juga mementingkan kualitas dari LHI tersebut. Konsep pembuatan LHI
ini dahulunya adalah untuk meningkatkan minat serta kesadaran menulis,
merekam, mendokumentasikan dari petugas imigrasi dalam hal yang
berhubungan dengan keimigrasian. Konsep awalnya adalah untuk meningkatkan
kuantitas laporan namun untuk kedepannya diharapkan dapat meningkatkan
kualitas dari LHI tersebut. Jika LHI tersebut terqualified maka selanjutnya
dibuatkan KIRKA nya agar potensi-potensi gangguan yang akan terjadi dapat
diminimalisir sesuai dengan tujuan dari pembuatan LHI tersebut.

34
2.3.2 RUMAH DETENSI IMIGRASI SEMARANG

Berdasarkan pemaparan materi serta proses tanya jawab dan diskusi antar
Peserta Diklat dengan Narasumber dari Rudenim Semarang, dapat diperoleh
pembelajaran sebagai berikut:
A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Keamanan yang diterapkan di
Rudenim Semarang antara lain:
1. Memetakan terlebih dahulu titik-titik rawan yang bisa menjadi celah
deteni melarikan diri, terutama di pintu-pintu yang rawan seperti pintu
masuk dan keluar Rudenim. Selain itu memasang CCTV di beberapa
titik khususnya di area Ruang Deteni;
2. Secara reguler memeriksa kondisi Ruang Deteni mulai dari pintu,
engsel, gembok, dan lain-lain apakah masih baik atau perlu diperbaiki;
3. Petugas pengantar makanan untuk deteni minimal 2 atau lebih, hal ini
mengantisipasi perlawanan atau serangan yang dilakukan deteni
terhadap petugas;
4. Memaksimalkan fungsi CCTV. Kamera CCTV harus senantiasa
diperiksa secara regular, masih baik kondisinya atau harus diperbaiki.
Ruang monitor CCTV harus senantiasa dipantau.
B. Keamanan terhadap deteni dimulai sejak deteni tersebut masuk. Dalam
menerima deteni baru, hal yang harus dilakukan adalah:
1. Petugas melakukan pemetaan tentang informasi awal dugaan kasus
deteni 
tersebut. Pelanggaran apa yang dilakukan, skill apa yang
dimiliki deteni tersebut, sehingga petugas dapat mengantisipasi
kerawanan apa yg akan muncul. Terutama jika deteni tersebut adalah
buronan Interpol, petugas harus lebih waspada lagi. Hal tersebut
dilakukan pada saat Deteni pertama kali datang, mereka diwajibkan
mengisi formulir dan Surat Pernyataan yang menyatakan bersedia
mengikuti segala peraturan yang berlaku di Rudenim Semarang;
2. Dilakukan penggeledahan badan, pengambilan foto dan sidik jari dari
deteni tersebut;

35
3. Melakukan profiling terhadap deteni, untuk mendapat dugaan-dugaan
di awal, potensi-potensi melakukan hal-hal buruk.
Wawancarajugadiperlukan untuk menilai tingkat kerawanan deteni
serta memberikan efek disiplin agar deteni tidak melakukan hal-hal
yang mel anggar tata tertib;
4. Membaca bahasa tubuh deteni saat awal datang ke kantor untuk
dilakukan pemetaan, apakah deteni tersebut respect terhadap
petugas, apakah defensive (bertahan) atau sikapnya tenang.
C. Pengaman berlapis diperlukan saat dilakukan pemanggilan deteni untuk
proses Registrasi, Administrasi dan Pelaporan (RAP). Selain petugas
yang melakukan RAP, harus ada petugas lain sebagai back up
dibelakang. Pintu keluar harus diawasi dari kemungkinan deteni
mencoba kabur.
D. Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk Kunjungan Deteni antara
lain:
1. Melakukan pemeriksaan terhadap pengunjung deteni secara fisik dan
barang-barang bawaannya. Pengunjung tidak boleh membawa
telepon genggam dan benda mencurigakan lainnya. Tas dan barang
bawaan pengunjung selanjutnya disimpan di loker khusus untuk
selanjutnya kunci loker diserahkan kepada pengunjung tersebut;
2. Memeriksa identitas pengunjung, mengambil foto, mencatat waktu
kedatangan dan kembalinya pengunjung;
3. Setelah pemeriksaan dengan petugas, pengunjung dipersilahkan
melakukan kontak dengan deteni, yang dalam prakteknya harus
dalam pengawasan dari petugas.
E. Dalam masa pandemi, Rudenim Semarang tidak menerima kunjungan
deteni, tetapi masih menerima kiriman makanan untuk deteni, misalnya
lewat layanan pesan-antar Ojek Online. Untuk kiriman yang masuk,
dilakukan pemeriksaan terhadap data pembeliannya, identitas
pengirimnya, dan pengecekan fisik kirimannya.
F. Barang-barang yang diperbolehkan dibawa oleh deteni masuk ke

36
Rudenim adalah pakaian secukupnya. Sedang barang -barang yang
tidak diperbolehkan dibawa oleh deteni adalah benda tajam, telepon
genggam, uang, dan benda lain yang dianggap rawan oleh petugas.
G. Selama ini, biaya deteni berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Rudenim Semarang. Untuk biaya kebutuhan pengungsi berasal
dari International Organization for Migration (IOM) Indonesia. Sedangkan
untuk pengaturan status pengungsi diatur oleh United Nations High
Commissioner for Refugees (UNHCR).
H. Untuk pengawasan pengungsi yang berada di Community House
dilakukan secara administratif dengan E-KIP untuk memastikan
pengungsi yang bersangkutan tetap berada di Community House di
wilayah Semarang. Kemudian 3 kali dalam satu minggu yaitu pada hari
senin, rabu dan jumat dilakukan piket malam untuk pengawasan di
Wisma Husada dan memastikan bahwa di atas jam 10 malam sudah
tidak ada pengungsi yang berada di luar Community House.
I. Penanganan permasalahan deteni anak-anak yang tidak memiliki
kewarganegaraan (stateless) bernama Faizal di Rudenim Semarang
yang lahir diluar perkawinan resmi dari ibu warga negara Taiwan dan
ayah warga negara Indonesia. Secara asas ius sanguinis Faizal
berkewarganegaraan Indonesia, karena ayahnya adalah seorang WNI.
Namun karena Faizal merupakan anak diluar perkawinan resmi, maka
secara hukum Faizal merupakan anak dari ibunya yan g mer upakan
warga Negara Taiwan. Rudenim Semarang telah berupaya keras
membantu Faizal dalam mendapatkan kewarganegaraanya tapi
terkendala berbagai faktor. Rudenim Semarang sudah berkoordinasi
dengan pihak kedutaan Taiwan untuk mendapatkan kewarganegaraan
Faizal, tetapi pihak kedutaan mensyaratkan harus ada nama marga
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan kewarganegaraan
Taiwan, sedangkan Faizal sendiri tidak memiliki marga karena ayahnya
merupakan warga negara Indonesia. Sampai saat ini Faizal masih dalam
pengawasan Rudenim Semarang.

37
J. Berkaitan dengan salah satu permasalahan di Rudenim Semarang
bahwa deteni tidak memiliki uang untuk membeli tiket dalam rangka
pendeportasian, pihak rudenim hanya memfasilitasi untuk menghubungi
keluarga atau kerabatnya baik di Indonesia maupun di luar negeri. Selain
itu Rudenim Semarang memfasilitasi Deteni dalam menjalin komunikasi
dengan Pihak Kedutaan terkait kepulangannya ke negara asalnya
melalui inovasi Layanan Video Call. Hal ini disebabkan karena pembelian
tiket untuk deportasi menggunakan uang dari deteni itu sendiri.
K. Target kinerja dari Rudenim Semarang berasal dari jumlah
pendeportasian deteni ke Negara asalnya, serta keterlibatan Rudenim
Semarang dalam Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA).
L. Berdasarkan keterangan dari pihak Rudenim Semarang, dikarenakan
sebagian besar Deteni merupakan ex-Nusa Kambangan dimana
background kasusnya merupakan kasus Narkoba dengan hukuman
berat, bahkan ada Deteni yang telah menjalani masa hukuman pidana
hingga 10 dan 12 tahun sebelum akhirnya berada di Rudenim Semarang
untuk menunggu proses pemulangannya. Oleh karena itu, hal ini menjadi
tantangan tersendiri untuk Rudenim Semarang dalam hal pengawasan
terhadap Deteni tersebut agar tidak ada akses bagi Deteni untuk
berkomunikasi dengan jaringan Narkobanya kembali secara diam-diam.
Serta hal ini menjadi bentuk kerawanan dalam pengawasan terhadap
Deteni tersebut. Rudenim Semarang sendiri telah melakukan beragam
upaya pencegahan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diin gink an.
Contoh nya s eperti meny ita handphone De teni dan hanya
memberikannya apabila Deteni ingin berkomunikasi dengan
keluarganya, itu pun tidak lepas dari pengawasan petugas yang terus
mengawasi Deteni selama berkomunikasi dengan pihak luar. Dalam hal
kunjungan pun pihak Rudenim Semarang akan memperketat
pengawasan terhadap pengunjung yang akan mengunjungi Deteni kasus
Narkoba ini, seperti pengecekkan menyeluruh atas barang bawaan yang
dibawa oleh pengunjung, termasuk mengecek makanan (bila ada) untuk

38
menghindari adanya sesuatu hal yang disembunyikan di dalamnya.
M. Beberapa Inovasi yang diterapkan di Rudenim Semarang adalah hal
yang sangat bermanfaat dan menginspirasi bagi kita sebagai Insan
Imagrasi. Hal yang menarik adalah bagaimana Rudenim Semarang
dapat menjalin komunikasi dan kerja sama dengan beberapa pihak
eksternal. Sebagai contoh terkait Pendampingan Psikolog yang
diadakan oleh Rudenim Semarang guna menjaga kesehatan mental dan
Psikis para deteni atau yang dikenal sebagai inovasi JOKO TENAR
(Pojok Psikologi Deteni Semarang). Rudenim Semarang menjalin kerja
sama dengan Universitas Kristen Soegiyo Pranoto Semarang untuk
mendatangkan ahli Psikolog untuk membantu pendampingan psikis bagi
para deteni. Dari kerja sama tersebut para deteni diharapkan
mendapatkan pencerahan agar dapat menjalani kehidupan yang lebih
baik saat keluar dari Rudenim dan kembali ke negaranya. Hal tersebut
memberikan kita pembelajaran bagaimana cara agar komunikasi dan
kerja sama yang terjalin dengan pihak eksternal dapat memberikan
manfaat serta menunjang dan tugas fungsi kita dalam menjalankan
Tugas dan Fungsi Keimigrasian di UPT masing-masing.

39
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam Pelatihan Fungsional Analis


Keimigrasian Ahli Pertama Angkatan LV Tahun Anggaran 2021 adalah kegiatan
visitasi ke Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang dan Rumah Detensi Imigrasi
Semarang. Dikarenakan pada waktu pelaksanaan pelatihan masih dalam masa
pandemi Covid19 maka kegiatan visitasi juga dilaksanakan dengan metode virtual
menggunakan Aplikasi Zoom. Pada kegiatan visitasi ini peserta mendapatkan
pengetahuan secara langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan yang
dilaksanakan oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang dan Rumah Detensi
Imigrasi Semarang melalui foto-foto kegiatan di lapangan dan penjelasan lainnya
yang dipaparkan oleh Para Narasumber.
Pada visitasi pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang dipaparkan oleh
Bapak Bramantyo Andhika Putra yang menjabat sebagai Kepala Sub Seksi
Pemeriksaan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang mengenai profil
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang, materi mengenai visa, proses pemeriksaan
keimigrasian di TPI Bandara Ahmad Yani Semarang, dan di TPI Pelabuhan
Tanjung Mas Semarang, yang meliputi pemeriksaan keimigrasian bagi awak alat
angkut dan penumpangnya, dalam proses pemeriksaan keimigrasian juga telah
dilaksanakan dengan berpedoman pada Permenkumham Nomor 34 Tahun 2021
tentang Pemberian Visa dan Izin Tinggal Keimigrasian Dalam Masa Penanganan
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Petugas Imigrasi yang bertugas pada TPI Bandara Ahmad Yani Semarang dan TPI
Pelabuhan Tanjung Mas Semarang melaksanakan tugas pelaksanaan fungsi
keimigrasian yang berpedoman pada peraturan-peraturan dan sesuai SOP yang
berlaku dalam pemeriksaan dan pengawasan keimigrasian terhadap lalu lintas
orang yang masuk maupun keluar Wilayah Indonesia melalui TPI Bandara Ahmad
Yani Semarang dan TPI Pelabuhan Tanjung Mas Semarang dalam rangka
menjaga tegaknya kedaulatan negara.

40
Visitasi juga dilakukan pada Subseksi Intelijen Keimigrasian yang dipaparkan
oleh Bapak Anandityo Pradiksatwiko yang menjabat sebagai Kepala Subseksi
Intelijen Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang mengenai materi-
materi tentang Intelijen Keimigrasian dan kegiatan-kegiatan lapangan Intelijen
Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang disamping itu juga
dilakukan sharing-sharing mengenai Intelijen Keimigrasian oleh peserta dan
narasumber.
Dan yang terakhir visitasi pada Rumah Detensi Imigrasi Semarang yang
dipaparkan oleh Ibu Retno Mumpuni yang menjabat sebagai Kepala Rumah
Detensi Imigrasi Semarang dan Bapak Didiet Santosa yang menjabat sebagai
Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Rumah Detensi Imigrasi Semarang pada
visitasi tersebut dipaparkan tentang profil dan kegiatan-kegiatan lapangan Rumah
Detensi Imigrasi Semarang beserta inovasi-inovasi yang diciptakan oleh Rumah
Detensi Imigrasi Semarang.
Seluruh kegiatan visitasi tersebut dirasa mampu menambah khazanah dan
wawasan Peserta Pelatihan Fungsional Analis Keimigrasian Ahli Pertama
Angkatan LV Tahun Anggaran 2021 dalam hal pelaksanaan fungsi-fungsi
Keimigrasian yang dilaksanakan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang dan
Rumah Detensi Imigrasi Semarang sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan
baru bagi peserta dalam melaksanakan tugas sebagai Analis Keimigrasian Ahli
Pertama.

3.2 SARAN
Setelah dilaksanakannya kegiatan visitasi ke Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang
dan Rumah Detensi Imigrasi Semarang, saran-saran yang dapat diberikan oleh
kelompok kami adalah sebagai berikut:
1. Dikarenakan masih dalam suasana pandemi maka kegiatan visitasi
dilaksanakan secara virtual menggunakan Aplikasi Zoom, oleh sebab itu para
peserta visitasi tidak dapat melihat secara keseluruhan suasana Kantor
Imigrasi Kelas I TPI Semarang dan Rumah Detensi Imigrasi Semarang, maka
untuk kedepannya jika dilakukan visitasi secara virtual lagi, mungkin dapat
dilakukan semacam "Room Tour" dimana narasumber dapat membawa

41
kamera sambil meliput kegiatan-kegiatan yang dilakukan petugas di lapangan;
2. Sebaiknya sarana dan prasarana dalam pemeriksaan keimigrasian di TPI
Pelabuhan Tanjung Mas Semarang ditingkatkan guna untuk mempermudah
petugas dalam proses pemeriksaan keimigrasian
3. Sebaiknya sarana dan prasarana untuk keamanan petugas Imigrasi yang
bertugas di Intelijen Keimigrasian perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi dari
hal-hal yang tidak diinginkan saat petugas bekerja di lapangan;
4. Rumah Detensi Imigrasi Semarang perlu meningkatkan sinergitas dengan
lembaga-lembaga Internasional ataupun perwakilan negara deteni guna untuk
percepatan proses pendeportasian deteni.

42
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Undang- Undang


Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

Detensi Imigrasi Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PR.07.04 Tahun 2004


Tentang Orta Rumah Detensi Imigrasi.

Peraturan Menteri Hukum dan Ham RI No. M.05.IL.02.01 Tahun 2006 tentang Rumah
Detensi Imigrasi.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Prosedur Teknis Permohonan dan Pemberian Visa Kunjungan dan Visa
TinggalTerbatas.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun 2016 Tentang
Intelijen Keimigrasian.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 51 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24
Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Permohonan dan Pemberian VisaKunjungan
dan Visa Tinggal Terbatas.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.26 Tahun 2020 Tentang Visa dan
Izin Tinggal Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH-
11.OT.01.01 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Detensi
Imigrasi.

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi No. F-1002.PR.02.10 Tahun 2006 Tentang Tata
Cara Pendetensian Orang Asing.

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1917-OT.02.01 Tahun 2013 tentang


Standar Operasional dan Prosedur Rumah Detensi Imigrasi.

Detensi Imigrasi Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PR.07.04 Tahun 2004


Tentang Orta Rumah Detensi Imigrasi

https://migrasi.go.id/

https://rudenimsemarang.kemenkumham.go.id/

43

Anda mungkin juga menyukai